Anda di halaman 1dari 5

ANAMNESA

a. Identitas
Nama : Tn. T
Tempat tanggal lahir : -
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 6 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan :
Status :
Agama :
Alamat :
Tanggal MRS :
No. RM :
Diagnosa Medis : Demam Thypoid
b. Keluhan utama : Demam
c. Riwayat kesehatan
 Riwayat penyakit sekarang
Sejak kapan pasien sudah merasa tidak enak badan dan kurang nafsu makan, disertai dengan
sakit kepala, badan panas, mual dan ada muntah. Panas berkurang setelah minum obat
parasetamol, tapi hanya sebentar kemudian panas lagi.
 Riwayat penyakit dahulu
Menanyakan apakah sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit seperti sekarang ini,
apakah pasien pernah dirawat di RS, atau pernah sakit biasa seperti flu, pilek dan batuk, dan
sembuh setelah minum obat biasa yang dijual di pasaran.
 Riwayat penyakit keluarga
Menanyakan apakah ada dalam keluarga pasien yang pernah sakit seperti pasien.
3.1.2 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Mengkaji kesadaran dan keadaan umum pasien. Kesadaran pasien perlu di kaji dari sadar
– tidak sadar (composmentis – coma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit
pasien
 Suhu : 40oc
 Nadi : 90 x/menit
 RR : 23 x/menit
b. Tanda-tanda vital dan pemeriksaan persistem
Suhu : 40oc, Nadi : 90 x/menit, RR : 23 x/menit
1. B1 (breath)
 Bentuk dada : simetris
 Pola nafas : teratur
 Suara nafas : tidak ada bunyi nafas tambahan
 Sesak nafas : tidak ada sesak nafas
 Retraksi otot bantu nafas : tidak ada
 Alat bantu pernafasan : tidak ada alat bantu pernafasan
2. B2 (Blood)
 Irama jantung : teratur
 Nyeri dada : tidak ada
 Bunyi jantung : tidak ada bunyi jantung tambahan
 Akral : Tangan bentuk simetris, tidak ada peradangan sendi dan oedem, dapat bergerak
dengan bebas, akral hangat, tangan kanan terpasang infus. Kaki bentuk simetris, tidak ada
pembatasan gerak dan oedem, akral hangat.
3. B3 (Brain)
 Penglihatan (mata) : Gerakan bola mata dan kelopak mata simetris, konjungtiva tampak
anemis, sklera putih, pupil bereaksi terhadap cahaya, produksi air mata (+), tidak
menggunakan alat bantu penglihatan.
 Pendengaran (telinga) : Bentuk D/S simetris, mukosa lubang hidung merah muda, tidak ada
cairan dan serumen, tidak menggunakan alat bantu, dapat merespon setiap pertanyaan
yang diajukan dengan tepat.
 Penciuman (hidung) : Penciuman dapat membedakan bau -bauan, mukosa hidung merah
muda, sekret tidak ada, tidak ada terlihat pembesaran mukosa atau polip.
 Kesadaran : kompos mentis
4. B4 (Bladder)
 Kebersiahan : bersih
 Bentuk alat kelamin : normal
 Uretra : normal
 Produksi urin : tidak normal (sedikit) 500 cc/jam, buang air kecil tidak menentu, rata -rata 4-
6x sehari, tidak pernah ada keluhan batu atau nyeri.
5. B5 (Bowel)
 Nafsu makan : anoreksia
 Porsi makan : ¼ porsi
 Mulut : Mukosa bibir kering, lidah tampak kotor (keputihan), gigi lengkap, tidak ada
pembengkakan gusi, tidak teerlihat pembesaran tonsil
 Mukosa: pucat
6. B6 (Bone)
 Kemampuan pergerakan sendi : normal
 Kondisi tubuh : kelelahan, malaise, lemah

3.2 Analisa Data


Masalah Diagnosa
Analisa Data Etiologi
Keperawatan Keperawatan
Data Subjektif Kuman Salmonella typhii Kekurangan Berhubungan
1. Demam (panas masuk ke saluran cerna volume cairan dengan asupan
naik turun) cairan yang
2. Mual tidak adekuat.
3. Muntah Sebagian dimusnahkan
Asam lambung
Data Objektif
1. Mukosa bibir kering
2. Turgor kulit jelek
3. Pasien tampak lemah
4. Lidah tampak kotor Peningkatan asam
5. Keluaran urin 500 lambung
cc/24 jam
6. T : 40oc
7. N : 90 x/m
8. RR : 23x/m
9. Berkeringat Mual, Muntah

MK = Kekurangan
Volume Cairan

Data Subjektif Kuman Salmonella typhii Hipertermi Berhubungan


1. Demam (panas masuk ke saluran cerna dengan proses
naik turun) infeksi
Sebagian masuk
Data Objektif Ke usus halus
1. Mukosa bibir kering
2. Turgor kulit jelek
3. Pasien tampak lemah Ileun terminalis
4. Lidah tampak kotor
5. T : 40oc
6. N : 90 x/m Sebagian menembus
7. Berkeringat lamina propia

Masuk aliran limfe

Menembus dan masuk


aliran darah

Hipothalamus

Demam

Peningkatan
Suhu tubuh

MK = Hipertermi

3.3 Diagnosa
1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu tubuh
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

3.4 Prioritas Masalah


1. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake cairan dan peningkatan suhu
tubuh.

3.5 Planning
No. Diagnosa Keperawatan Intervensi Rasional
1. Kekurangan volume cairan 1. Kaji tanda-tanda dehidrasi. Intervensi lebih dini
berhubungan dengan asupan 2. Berikan minum per oral sesuai
cairan yang tidak adekuat. toleransi. Mempertahankan intake
Tujuan : asupan cairan adekuat dalam 3. Atur pemberian cairan infus yang adekuat
jangka waktu 1 x 24 jam sesuai order. Melakukan rehidrasi
Kriteria Hasil: 4. Ukur semua cairan output
- Memiliki keseimbangan asupan (muntah, urine, diare). Ukur Mengatur keseimbangan
dan haluaran yang seimbang semua intake cairan. antara intake dan output
dalam 24 jam.
- Menampilkan hidrasi yang baik
misalnya membran mukosa yang
lembab.
- Memiliki asupan cairan oral dan
atau intravena yang adekuat.
2. Hipertermi berhubungan dengan 1. Monitor tanda-tanda infeksi. Infeksi pada umumnya
proses infeksi. menyebabkan peningkatan
Tujuan : mempertahankan suhu 2. Monitor tanda-tanda vital tiap 2 suhu tubuh
tubuh dalam barts normal pada jam. Deteksi resiko peningkatan
jangka waktu 1x24 jam suhu tubuh yang ekstrem,
 Kriteria Hasil: pola yang dihubungkan
 Suhu antara 36o-37o c dengan patogen tertentu,
 RR dan nadi dalam batas normal menurun dihubungkan
 Membran mukosa lembab dengan resolusi infeksi.
 Kulit dingin dan bebas dari 3. Berikan suhu lingkungan yang Kehilangan panas tubuh
keringat yang berlebih. nyaman bagi pasien. Kenakan melalui konveksi dan
 Pakaian dan tempat tidur pasien pakaian tipis pada pasien. evaporasi
kering
4. Kompres dingin pada daerah
yang tinggi aliran darahnya. Memfasilitasi kehiliangan
5. Berikan cairan iv sesuai order panas lewat konveksi dan
atau anjurkan intake cairan yang konduksi.
adekuat. Menggantikan cairan yang
6. Berikan antipiretik, jangan hilang lewat keringat.
berikan aspirin.
Aspirin bersiko terjadi
7. Monitor komplikasi neurologis perdarahanGI yang menetap.
akibat demam. Febril dan enselopati bisa
terjadi bila suhu tubuh yang
meningkat.

3.6 Implementasi
No Hari / Tanggal Implementasi Paraf
Waktu
1. Senin, 28 1. Mengkaji tanda-tanda dehidrasi.
November 2011 2. Memberikan minum per oral sesuai
Jam 10.00 WIB toleransi.
3. Mengatur pemberian cairan infus
sesuai order.
4. Mengukur semua cairan output
(muntah,urine, diare), dan mengukur
semua intake.

2. Senin, 28 November 1. Memonitor tanda-tanda infeksi.


2011 2. Memonitor tanda-tanda vital setiap 2
Jam 11.00 WIB jam.
3. Memberikan suhu lingkungan yang
nyaman pada pasien serta memakaikan
pakaian tipis.
4. Mengkompres dingin pada daerah yang
tinggi aliran darahnya.
5. Memberikan cairan iv sesuai order atau
memnganjurkan intake cairan yang
adekuat.
6. Memberikan antipiretik.
7. Memonitor komplikasi neurologis.

3.7 Evaluasi
Diagnosa 1:
S : Pasien menunjukkan hidrasi yang baik
O : TTV normal, intake dan output cairan seimbang.
A : Masalah teratasi
P : Pasien pulang

Diagnosa 2:
S : Pasien mengatakan tidak demam lagi
O : TTV normal, membran mukosa lembab, kulit dingin dan bebas dari keringan yang berlebih,
pakaian dan tempat tidur pasien kering.
A : Masalah teratasi
P : Pasien pulang

Anda mungkin juga menyukai