Anda di halaman 1dari 29

Nama : Adam Pratama Putra

NIM : 1501117061

UAS : Metode Penelitian Komunikasi B

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Bold

1. Jelaskan dengan contoh membuat identifikasi masalah dan tujuan penelitian! Formatted: Style1, Left, Space Before: 0 pt, After: 0 pt,
Line spacing: single

IDENTIFIKASI MASALAH Formatted: Font: (Default) +Body (Calibri), 11 pt

Identifikasi masalah merupakan suatu langkah awal sebelum menentukan rumusan masalah
dalam suatu penelitian. Menurut Suriasumantri , identifikasi masalah adalah tahap permulaan
dari penguasaan masalah di mana objek dalam suatu jalinan tertentu bisa kita kenali sebagai
suatu masalah.

Sedangkan menurut Amien Silalahi, mengartikan identifikasi masalah sebagai usaha mendaftar
sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap suatu masalah yang sekiranya bisa ditemukan
jawabannya.

Identifikasi masalah adalah proses terpenting dalam sebuah penelitian selain latar belakang dan
perumusan masalah. Begitu pentingnya, bahkan suatu kegiatan tidak dikatakan sebagai sebuah
penelitian jika identifikasi masalah yang dibuat asal-asalan.

Identifikasi masalah adalah proses terpenting dalam sebuah penelitian selain latar belakang dan
perumusan masalah. Begitu pentingnya, bahkan suatu kegiatan tidak dikatakan sebagai sebuah
penelitian jika identifikasi masalah yang dibuat asal-asalan.

Sumber Identifikasi Masalah

Banyak sekali literatur yang bisa dijadikan sebagai sumber dalam pembuatan identifikasi
masalah. Namun menurut Ranjit Kumar, setidaknya ada tiga macam sumber, yaitu:

 People and Problem


Yaitu masalah yang tedapat pada diri manusia itu sendiri. Misalnya tidak punya uang, tidak
punya rumah dan lain-lain. Dari situ kita bisa identifikasi masalahnya menjadi misalnya:

– Mendeteksi raut wajah mahasiswa yang tidak punya uang dengan face rocognition system

– Model bisnis di internet yang cocok untuk mahasiswa “bokek”

 Masalah di Cara, Teknik dan Struktur Kerja (Program)

Teknik dan struktur kerja yang tidak bagus juga bisa dijadikan sumber identifikasi masalah
penelitian. Misalkan dalam sebuah toko, cara penghitungan laporan keuangan masih
menggunakan cara manual.

Dari kasus tersebut, kita bisa membuat identifikasi masalah dimana nantinya kita buat sebuah
aplikasi atau sistem dengan melibatkan ahli di dalamnya. Yang mana nantinya aplikasi tersebut
berguna sebagai pencatat otomatis uang masuk dan keluar pada toko tersebut.

Contoh lain sistem parkir di Mall yang tidak bisa mendeteksi area parkir yang masih kosong bisa
juga dijadikan sumber identifikasi masalah dalam penelitian.

 Fenomena yang Terjadi

Keadian-kejadian yang ada disekeliling kita juga bisa dijadikan identifikasi masalah yang
menarik. Misalkan kita punya temen yang mempunyai online shop namun pengunjung per
harinya masih sedikit. Ini merupakan fenomena yang umum terjadi disekeliling kita, untuk
meningkatkat traffic bisa menggunakan teknik SEO (Search Engine Optimizatio). Dari sini kita
bisa memberi judul ” Tips Meningkatkan Pengunjung Online Shop dengan Teknik SEO”
misalnya.

Contoh identifikasi masalah :

1. Latar Belakang Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines


Seperti yang kita tahu sistem pendidikian di Indonesia dari dulu hingga sekarang begitu-begitu
saja. Maksudnya adalah siswa diwajibkan mempelajari semua hal meski itu bukanlah bakat atau
minatnya. Semua ilmu pengetahuan ditumpuk dalam satu otak.

Dari kurikuulum 75,84,94,94 Suplemen, Kurikulum Berbasis Kompetisi (KBK) dan Kurikulum
2006, semuanya sama. Yang beda hanya namanya saja. Efek dari perubahan kurikulum
seharusnya adalah perubahan guru dalam mengajar. Namun pada kenyataannya, sistem mengajar
guru dari kurikulum ’75 hingga 2006 tidak mengalami perubahan.

Perubahan kurikulum yang diharapkan akan mengubah wajah pendidikan di Indonesia menjadi
lebih baik, nyatanya tidak mempunyai pengaruh apa-apa. Lalu dengan kenyataan seperti ini,
masih layakkah pendidikan di indonesia kita ikuti?

Padahal sebenarnya kalau kita mau keluar dari arus, ada banyak sekali model pendidikan yang
lebih baik dari sekedar mengikuti kurikulum pemerintah.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifiksikan beberapa masalah yang akan
dijadikan bahan penelitian selanjutnya.

1. Buruknya sistem pendidikan di Indonesia Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, Outline
numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start
2. Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun sama sekali tidak menjadikan pendidikan di at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25" + Tab after:
0.5" + Indent at: 0.5"
Indonesia semakin baik
3. Ada banyak jalur lain selain mengikuti sisitem pendidikan yang umum dilakukan oleh
banyak masyarakat Indonesia
TUJUAN PENELITIAN Formatted: Font: Bold

Formatted: Font: Bold, English (Indonesia)

Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan penelitian
harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kerah mana, atau data (informasi)
apa yang akan dicapai melalui penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yang konkret dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable). Misal :
a. Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu hamil di kecamatan “X”
selama kehamilan.
b. Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan
BBLR

Tujuan penelitian dapat dibagi menjadi :


a. Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan penelitian secara keseluruhan yang ingin dicapai melalui
penelitian.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus merupakan penjabaran atau pentahapan tujuan umum, sifatnya lebih operasional
dan spesifik. Bila semua tujuan khusus tercapai, maka tujuan umum penelitian juga terpenuhi.
Kata-kata operasional dalam tujuan khusus adalah : mengukur, mengidentifikasi, menganalisa,
membandingkan, menilai, mengetahui, dll.

Contoh tujuan penelitian :


Formatted: English (Indonesia)

Tujuan umum :
Mengetahui hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan dengan terjadinya
diare di wilayah pedesaan

Tujuan Khusus :
a) Mengetahui jenis sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat desa
b) Mengetahui kondisi/kualitas fisik sarana air bersih yang digunakan oleh masyarakat desa
c) Mengetahui hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan kualitas air yang
digunakan oleh masyarakat desa
d) Mengetahui hubungan antara kualitas fisik sarana air bersih dengan kejadian diare
masyarakat desa

Apabila tujuan umum suatu penelitian sudah spesifik maka tidak perlu diuraikan kedalam tujuan
khusus, maka tidak perlu adanya tujuan umum dan tujuan khusus, cukup dibuat “tujuan
penelitian” saja.
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

2. Jelaskan apa yang dimaksud kerangka pemikiran dan berikan contoh! Formatted: Style1

Kerangka berpikir adalah model (gambar) berupa konsep tentang hubungan antara variabel satu Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

dengan berbagai faktor lainnya.

Arti dari definisi di atas bahwa kerangka berfikir merukan gambaran tentang konsep bagaimana
suatu variabel memiliki hubungan dengan variabel lainnya. Bagaimana faktor-faktor dalam
penelitian tersebut dapat saling berhubungan.

Kerangka berfikir juga landasan bagi seorang peneliti untuk menentukan hipotesis.
Bagaimana kerangka berfikir bisa menentukan hipotesis?

Dalam kerangka berpikir yang baik, akan dijelaskan pertautan antara variabel yang akan diteliti.
Jadi jika ada dua variabel dalam penelitian misalnya variabel dependen dan independen. maka
kerangka berfikir menjelaskan bagaimana hubungan kedua variabel tersebut disertai teori-teori
yang mendukung.

Contoh : Pengaruh media pembelajaran X terhadap hasil belajar siswa Y pada mata pelajaran
matematika materi S.
Pada contoh tersebut terdapat variabel dependen dan independen. variabel dependen merupakan
variabel yang dipengaruhi dalam hal ini adalah hasil belajar sebagai variabel yang nilainya
dipengaruhi oleh variabel independen yaitu media X.

Pada kerangka berfikir peneliti harus bisa menggambarkan konsep hubungan antara kedua
variabel tersebut. bagaimana bisa peneliti memiliki "fikiran" bahwa hasil belajar siswa akan
meningkat jika diberikan perlakuan penggunaan media X. Konsep tersebut nanti akan didukung
oleh teori-teori yang mendukungnya.

Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Berpikir Formatted: Font: 12 pt

Sebelum kita masuk untuk melihat bagaimana contoh dari kerangka berfikir. Maka akan lebih
baik jika kita terlebih dahulu memahami bagaimana cara membuat kerangka berfikir. Untuk itu
perhatikan terlebih dahulu gambar berikut ini.
Berdasarkan gambar di atas maka, dapat diketahui bahwa langkah-langkah untuk menyusun
sebuah kerangka berfikir yaitu:

1. Menetapkan variabel yang Detail Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0",
Hanging: 0.2", Line spacing: 1.5 lines, Numbered + Level: 2
Langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti untuk membuat kerangka berfikir yaitu + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left
+ Aligned at: 0.75" + Indent at: 1"
menentukan variabel secara detail. Jadi untuk mendapatkan teori apa saja yang nanti akan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Justified, Indent: Left: 0.2", Line spacing: 1.5
lines
dicari guna mendukung terbentuknya kerangka berfikir yang jelas. Peneliti harus menentukan
variabel terlebih dahulu.
Caranya yaitu perhatikan judul yang telah kamu buat, di dalam judul tersebut tentukan
variabel-variabel di dalamnya. Apakah hanya ada satu variabel atau lebih dari satu. Tuliskan
semua variabel yang kamu temukan.

Dari situ maka peneliti akan menemukan jumlah variabel dan nama dari variabelnya. Dari
variabel tersebut menjadi titik tolak dalam pengembangan teori.
2. Bacalah Buku dan Hasil-Hasil Penelitian Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0",
Hanging: 0.2", Line spacing: 1.5 lines, Numbered + Level: 2
Ini adlaah langkah yang umum dalam setiap mempelajari suatu hal. begitupun dalam + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left
+ Aligned at: 0.75" + Indent at: 1"
penelitian kita harus membelaki diri kita dengan berbagai pengetahuan yang relevan dengan Formatted: Justified, Indent: Left: 0.2", Line spacing: 1.5
lines
penelitian kita. Sehingga langkah selanjutnya setelah menentukan variabel yaitu membaca
buku-buku yang relevan dengan penelitian (variabel).

Bacaan-bacaan tersebut dapat kita peroleh dari buku teks, buku online, ensiklopedia, jurnal, Formatted: Font: Times New Roman

dan hasil-hasil penelitian seperti skripsi, tessis, dan disertasi.

3. Memberikan Penjelasan Teori-Teori yang ada pada kerangka berfikir Formatted: Font: Times New Roman
Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0",
Pada tahap satu, kita sudah menentukan variabel-variabel secara detail. Dari variabel tersebut Hanging: 0.2", Line spacing: 1.5 lines, Numbered + Level: 2
+ Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left
ditentukan pula teori-teori yang mendukung varibel tersebut. Berdasarkan hal tersebut pada + Aligned at: 0.75" + Indent at: 1"

tahap ketiga peneliti diminta untuk menjelaskan teori-teori yang ada pada kerangka berfikir.
Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Formatted: Font: Times New Roman

Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu:

1. Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

(mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah
dinyatakan benar).
2. Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-
ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel
dependen).
3. Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang Formatted: Justified, Space Before: Auto, After: Auto, Line
spacing: 1.5 lines, Outline numbered + Level: 1 +
berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +
Aligned at: 0.25" + Tab after: 0.5" + Indent at: 0.5"
4. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Formatted: Font: Times New Roman

Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh Formatted: Font: Times New Roman
Formatted: Justified, Indent: Left: 0.2", Line spacing: 1.5
jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan lines

kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk
atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena
argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil
dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian.
Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara
atas rumusan masalah (hipotesis).
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

5. Merumuskan model penelitian. Formatted: Font: Times New Roman


Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0",
Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang Hanging: 0.2", Line spacing: 1.5 lines, Outline numbered +
Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 +
diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Alignment: Left + Aligned at: 0.25" + Tab after: 0.5" +
Indent at: 0.5", Tab stops: 0.39", List tab + Not at 0.5"
Esensinya menyatakan hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, Formatted: Font: Times New Roman
suatu model akan menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi tentang pola Formatted: Justified, Indent: Left: 0.2", Line spacing: 1.5
lines
hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan (d) jumlah parameter
yang diestimasi.
Formatted: Line spacing: 1.5 lines

Contoh kerangka Berfikir Dalam Penelitian : Formatted: Font: 12 pt

Penggunaan media pembelajaran quipper school di SMP Negeri 1 Bukittinggi digunakan untuk
membantu guru dan siswa melakukan pembelajaran dimana saja dan kapan saja. Aplikasi E-
learning ini membantu siswa dalam mengakses materi, soal bahkan ujian sesuai dengan waktu
yang ditetapkan oleh guru, berikut merupakan alur kerangka berfikir dari teori yang ditetapkan
oleh peneliti.
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Gambar Kerangka Berfikir Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Formatted: Line spacing: 1.5 lines

Quipper school adalah media yang memberikan konten-konten pembelajaran dalam mendukung
proses kegiatan belajar-mengajar. Dari skema di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
apakah ada pengaruh serta kendala yang dihadapi siswa dalam penggunaan media pembelajaran
quipper school. Tentunya penggunaan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui
menu yang tersedia.

Media pembelajaran quipper school merupakan salah satu cara untuk melihat hasil belajar siswa
dimana guru dituntut untuk menggunakan media quipper school dalam setiap proses belajar-
mengajar serta memberitahukan kepada siswa manfaat dari penggunaan media tersebut. Selain
teori yang ada dibuku, quipper school menyediakan materi dari berbagai jenjang SMP dan SMA.
Hal ini dapat memudahkan guru maupun siswa, dimana guru bisa memberikan tugas melalui soal
yang ada di aplikasi kemudian jawaban dan hasil akan secara otomatis muncul tanpa dinilai
secara manual. Kegiatan ini mempermudah proses pembelajaran serta melatih siswa mengenal
teknologi baru dan pengetahuan yang didapat untuk meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hal
tersebut mendorong semua pihak khususnya peneliti untuk mengetahui penggunaan media
pembelajaran quipper school untuk meningkatkan hasil belajar.
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

3. Jelaskan apa yang dimaksud validitas dan reliabilitas! Formatted: Style1, Space Before: 0 pt, After: 0 pt
Validitas

Sedangkan validitas menurut Azwar (2013) adalah tentang sejauh mana keakuratan suatu tes. Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Apabila suatu tes dinyatakan memiliki validitas yang tinggi, berarti tes tersebut memiliki
keakuratan yang tinggi pula. Validitas dapat diartikan pula sebagai kemampuan suatu alat tes
dalam mencapai tujuan pengetesan atau pengukuran. Contoh, bilates yang dikehendaki untuk
mengukur atribut X dan hasilnya memang tentang atribut X, maka alat tes tersebut dikatakan
valid. Menurut Cronbach (dalam Azwar, 2013) tujuan dari validitas adalah untuk melakukan
validasi pada interpretasi data yang diperoleh dari prosedur tertentu. Suatu alat tes juga dikatakan
valid apabila merujuk pada tujuan dibuatnya alat tes tersebut saja, tidak dapat digeneralisasikan.
Misal terdapat pernyataan “tes IQ ini valid untuk orang Indonesia remaja” yang artinya alat tes
tersebut dikatakan valid jika untuk mengukur IQ dan dikenakan pada orang Indonesia kategori
remaja.

Reliabilitas

Reliabilitas bisa disebut konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, maupun keajegan


(Azwar, 2013).Reliabilitas menjelaskan sejauh mana suatu proses pengukuran dapat dipercaya.
Suatu pengukuran dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila dalam beberapa kali
pengukuran terhadap kelompok subjek diperoleh hasil yang sama. Hasil yang ditunjukkan relatif
sama walaupun terdapat perbedaan yang kecil. Namun jika perbedaannya cukup besar maka
pengukuran tersebut dikatakan tidak reliable. Sudjana (2004) juga menyatakan bahwa
reliabilitastes adalah ketepatans ebuah alat tes dalam menilai sesuatu apa adanya.

Jenis reliabilitas Formatted: Font: Bold

 Metode tes-ulang Formatted: Justified, Indent: Left: 0.09", Hanging: 0.2",


Line spacing: 1.5 lines, Tab stops: 0.3", List tab + Not at
0.5"

Metode ini menyajikan satu tes pada satu kelompok subjek, dua kali dengan rentang waktu yang Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

cukup diantara kedua penyajian tersebut. Metode ini berasumsi bahwa suatu tes yang reliable
tentu hasilnya akan sama walaupun dilakukan pada dua waktu yang berbeda. Namun jika
terdapat perbedaan yang relative besar, maka semakin kecil kemungkinan reliabilitasnya.

 Metode bentuk parallel Formatted: Justified, Indent: Hanging: 0.4", Line spacing:
1.5 lines, Tab stops: 0.3", List tab + Not at 0.5"

Metode ini menyajikan tes lain yang bertujuan sama dan memiliki aitem yang setara kuantitas Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

dan kualitasnya. Kesulitan dalam metode ini adalah sulitnya menyusun dua tes yang paralel.

 Metode penyajian tunggal Formatted: Justified, Indent: Hanging: 0.4", Line spacing:
1.5 lines, Tab stops: 0.3", List tab + Not at 0.5"

Metode ini menggunakan satu kelompok saja untuk pengujian reliabilitas. Tujuannya adalah Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

untuk melihat konsistensi antara item, sehingga komputasi koefisien reliabilitas dilakukan bukan
pada skor tes tapi pada skor aitem dalam tes. Aitem-aitem dipisahkan menjadi minimal dua
kelompok, atau biasa disebut pembelahan.

Jenis validitas

 Validitas isi (content validity) Formatted: Justified, Indent: Hanging: 0.4", Line spacing:
1.5 lines, Tab stops: 0.3", List tab + Not at 0.5"

Validitas atas kelayakan atau relevansi isi tes. Hal ini berarti apakah suatu aitem layak untuk Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

mengungkap atribut yang diukur dan sesuai dengan indikatornya. Validitas isi ini bersifat expert
judgmental . Validitas isi dibedakan lagi menjadi dua tipe:

1. Face validity

Validitas yang hanya berdasarkan format penampilan antara kesesuaian aitem dengan tujuan
pengukuran dan merupakan taraf validitas yang rendah signifikansinya. Namun face validity
tetap penting untuk meyakinkan subjek yang dikenai pengukuran. Jika suatu tes memiliki face
validity yang tinggi akan memancing dan memotivasi subjek untuk mengerjakan dengan
sungguh-sungguh.

2. Logical validity

Biasa disebut juga dengan sampling validity karena menunjukkan pada sejauh mana aitem tes
merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Untuk memperoleh validitas
logis yang tinggi, suatu tes harus dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar berisi hanya
aitem yang relevan.

 Validitas konstrak (construct validity) Formatted: Justified, Indent: Hanging: 0.4", Line spacing:
1.5 lines, Tab stops: 0.3", List tab + Not at 0.5"

Validitas ini menunjukkan sejauh mana hasil tes mampu menjelaskan atau mengungkapkan trait . Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Validitas konstruk memerlukan teknik analisis yang lebih kompleks dibanding teknik lainnya
yang biasa dipakai untuk menguji validitas empiric lainnya. Suatu tes dikatakan memiliki
validitas konstruk yang baik apabila suatu hasil skor sesuai dengan konsekuensi atas suatu teori
yang melandasi variable.

 Validitas kriteria (criterion-related validity) Formatted: Justified, Indent: Hanging: 0.4", Line spacing:
1.5 lines, Tab stops: 0.3", List tab + Not at 0.5"

Prosedur validitas ini menghendaki adanya kriteria eksternal yang dijadikan dasar pengujian skor Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

suatu tes. Kriteria adalah variable perilaku yang akan diprediksikan oleh skor tes. Proses
validitas kriteria menghasilkan dua validitas, yaitu:

1. Validitas Prediktif

Validitas prediktif bermanfaat jika suatu tes dimaksudkan untuk berfungsi sebagai prediktor.
Sebagai contoh pembentukan predictor untuk seleksi penerimaan mahasiswa baru, rekruitmen
karyawan atau penempatan karyawan. Dalam validasi prediksi ini skor performa yang diprediksi
yang dijadikan dalam kriteria validasi.

2. Validitas Konkuren

Apabila tes tidak difungsikan sebagai predictor performa maka kriteria validasinya adalah
ukuran lain yang relevan dengan tujuan tes. Contohnya ketika kita menyusun skala self-concept
yang baru dan untuk menguji validitasnya kita gunakan skala lain yang telah ada misal
Tennessee Self-Concept Scale. Koefesien korelasi antara skor skala self-concept dengan skor
skala TSCS sebagai kriterianya adalah koefisien validitas konkuren. Validitas ini dirancang jika
tes tidak berfungsi sebagai predictor

Hubungan panjang tes dengan reliabilitas dan validitas Formatted: Font: Bold
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
 Reliabilitas dan panjang tes Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Panjang tes adalah banyaknya aitem dalam sebuah tes. Secara umum tes yang panjang akan lebih
reliable dibanding tes yang pendek atau sedikit apabila kualitasnya setara. Penambahan atau
pengurangan tentu akan mempengaruhi koefisien reliabilitas. Namun perubahan reliabilitas tidak
bersifat linear. Artinya jumlah peningkatan atau tinggi keofisien reliabilitas setelah perubahan
banyak aitem merupakan fungsi dari koefisien reliabilitas semula. Bila dilakukan peningkatan
dua atau tiga akan terlihat lonjakan peningkatannya namun jika lebih dari tiga kali maka tidak
akan menunjukkan perubahan koefisien yang drastic terlebih jika sebelumnya reliabilitasnya
tinggi.

 Validitas dan panjang tes

Tes yang meningkatkan reliabilitasnya maka akan meningkat pula validitasnya. Namun tidak
serta merta peningkatan secara drastic pada jumlah aitem akan menaikkan validitasnya. Bisa
saja hanya reliabilitas yang mengalami kenaikan tinggi tapi validitas hanya sekian persen saja.
Peningkatan koefisien validitas yang agak berarti hanya terjadi apabila tes semula adalah pendek
serta koefisien validitas sebelumnya juga tidak tinggi. Oleh karenanya cara untuk meningkatkan
validitas adalah memperbaiki kualitas aitem bukan hanya sekedar menambah jumlah aitem.

Waktu penggunaan validitas dan reliabilitas Formatted: Font: Bold


Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
Validitas dan reliabilitas digunakan saat mengevaluasi aitem-aitem pernyataan atau pertanyaan Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

(indikator) yang mengukur konstrak atau faktor penelitian dalam suatu kuisioner.
Dimana validitas dan reliabilitas digunakan Formatted: Font: Bold
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
Validitas digunakan di konteks penelitian sosial yang variabelnya tidak dapat diamati secara Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

langsung seperti sikap, minat, persepsi, motivasi dan lain sebagainya. Untuk mengukur variabel
yang demikian sulit, untuk mengembangkan instrument yang memiliki validitas yang tinggi
karena karakteristik yang akan diukur dari variabel yang demikian tidak dapat diobservasi secara
langsung, tetapi hanya melalui indikator (petunjuk tak langsung) tertentu. (Aritonang R, 2007).
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan pada berbagai alat statistik (Feldt & Brennan, 1989).
Misalnya pada kerangka teori tes klasik.

Apakah reliabilitas sama dengan keajegan? Formatted: Font: Bold


Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
Jika dilihat dari asumsi yang mendasari pemikiran reliabilitas, reliable tidak sama dengan ajeg. Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Tapi jika dilihat dalam konteks aplikasinya, reliabilitas tidak selalu sama dengan keajegan,
tergantung dari pendekatan mana yang digunakan untuk mengestimasinya. Akan lebih aman jika
reliabilitas disebut sebagai “tingkat kepercayaan, seberapa jauh error yang dihasilkan dari tes,
dan seberapa jauh hasil tes dapat dipercaya.” (Feldt & Brennan, 1989).

Penyebab dari ketidakandalan (unreliability) Formatted: Font: Bold


Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
Ada beberapa sumber ketidakandalan (unreliability), beberapa di antaranya telah dituangkan. Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Satu sumber ketidakandalan yang terbesar adalah ketidaksahihan (invalidity). Berikut ini adalah
sumber-sumber yang menyebabkannya (Walizer, 1987):

1. Orang atau unit yang diukur mungkin telah berubah sejak pengukuran pertama dan kedua.

2. Aspek situasi tempat pengukuran berlangsung mungkin berubah sejak pengukuran pertama
dan yang kedua. Hal-hal seperti waktu (pagi, siang, sore), tempat berlangsungnya pengukuran,
orang-orang yang berada dekat di sekitar yang mungkin mempengaruhi respon mereka dan
sebagainya mungkin berbeda.

3. Pertanyaan-pertanyaan mungkin mendua artinya, sehingga ditafsirkan secara berbeda pada


saat pengisian kuesioner.
Apakah validitas alat ukur yang sama dapat berlaku untuk semua tujuan ukur? Formatted: Font: Bold
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
Suatu alat ukur menghasilkan ukuran yang valid hanya bagi satu tujuan ukur tertentu saja. Tidak Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

ada alat ukur yang dapat menghasilkan ukuran yang valid bagi berbagai tujuan ukur. Cronbach
(dalam Azwar 1986) menekankan bahwa dalam proses validasi sebenarnya kita tidak bertujuan
untuk melakukan validasi alat ukur, akan tetapi melakukan validasi terhadap interpretasi data
yang diperoleh oleh prosedur tertentu. Dengan demikian, walaupun kita terbiasa melekatkan
predikat valid bagi suatu alat ukur akan tetapi hendaklah selalu kita pahami bahwa sebenarnya
validitas menyangkut masalah hasil ukur bukan masalah alat ukurnya sendiri. Sebutan validitas
alat ukur hendaklah diartikan sebagi validitas hasil pengukuran yang diperoleh oleh alat ukur
tersebut.

Mengapa validitas isi suatu tes tidak memiliki besaran tertentu yang dapat dihitung Formatted: Font: Bold
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
dihitung secara statistika? numbering

Tes sudah dianggap valid dengan menggunakan validitas isi apabila berdasarkan telaah kisi-kisi Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

tes. Wiersma dan Jurs dalam Djaali dan Pudji (2008) menyatakan bahwa validitas isi sebenarnya
mendasarkan pada analisis logika, jadi tidak merupakan suatu koefisien validitas yang dihitung
secara statistika. penentuan proporsi tersebut dapat pula didasarkan pendapat (judgement) para
ahli dalam bidang yang bersangkutan. Jadi situasi tes akan mempunyai validitas isi yang baik
jika tes tersebut terdiri dari item-item yang mewakili semua materi yang hendak diukur. Salah
satu cara yang biasa digunakan untuk memperbaiki validitas isi suatu tes ialah dengan
menggunakan blue-print untuk menentukan kisi-kisi tes.

Cara mengukur validitas dan reliabilitas Formatted: Font: Bold


Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
 Uji Validitas Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Validitas aitem-aitem pada skala penelitian dilihat menggunakan korelasi aitem dengan skor total
angket. Aitem-aitem dalam penelitian dapat dikatakan valid jika memiliki korelasi aitem skor
total ≥ 0,3 (Azwar, 2010). Korelasi aitem dalam penelitian dapat diukur dengan korelasi person
yang dapat dilihat melalui rumus maupun aplikasi SPSS. Rumus korelasi person dapat dilihat
sebagai berikut :

Field Code Changed

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi

x : skor item

y : skor total

n : banyaknya subjek

 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian menggunakan Koefisien Alpha. Koefisien Alpha digunakan
untuk meyakinkan bahwa belahan-belahan tes yang diperoleh dapat memenuhi asumsi paralel.
Aitem-aitem dalam penelitian ini dikatakan memiliki reliabilitas tinggi jika memiliki koefisien
>0,60. Pengkuran reliabilitas bisa menggunakan rumus maupun aplikasi yaitu SPSS. Rumus
untuk menghitung koefisien reliabilitas instrument dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah
sebagai berikut: (Cronbach dalam Azwar, 2010).

Keterangan

CA = Koefisien Cronbach’s Alpha


K = banyaknya pertanyaan dalam butir

Sigma b kuadrat = varians butir

Sigma t kuadrat = varians total

Siapa yang mempelajari validitas dan reliabilitas? Formatted: Font: Bold


Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
Setiap peneliti yang akan melakukan penelitian dengan pedekatan kuantitatif harus mempelajari Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

dan memahami tentang validitas dan reliabilitas.

Langkah-langkah mengukur validitas dan reliabilitas jika menggunakan aplikasi SPSS Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering

 Uji Validitas Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Buat skor total masing-masing variable → Klik Analyze → Correlate → Bivariate → Masukkan
seluruh item variable x ke Variables → Masukkan total skor variable x ke Variables → Ceklis
Pearson ; Two Tailed ; Flag → Klik OK

 Uji Reliabilitas

Analyze → Scale →Reliability Analysis → Masukkan semua skala yang ingin diukur
reliabilitasnya ke kolom item → Klik Statistic → pada Deskriptif For klik Scale if item deleted
→ Continue → OK.

Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or


numbering

Mengapa perlu ada validitas dan reliabilitas? Formatted: Font: Bold

Karena tujuan dari sebuah pengukuran adalah untuk mendapatkan informasi data yang akurat, Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

cermat dan objektif. Dengan hasil pengukuran yang akurat, cermat dan objektif akan
menghasilkan kesimpulan yang dipercaya. Jika alat ukur yang digunakan tidak valid dan reliable,
maka hasilnya akan diragukan tingkat akuratnya. Dan jika data tersebut masih digunakan hingga
menghasilkan kesimpulan, maka kesimpulan tersebut tidak dapat dipercaya karena tidak dapat
dibuktikan validitas dan reliabilitasnya.

Cara meningkatkan validitas dan reliabilitas Formatted: Font: Bold


Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
Reliabilitas Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

 Mengkonsep konstruk yang akan diteliti dengan sangat jelas


 Menggunakan level pengukuran yang tepat
 Menggunakan beberapa indicator untuk satu variable
 Menggunakan pilot-test (pretest, pilot studies dan replikasi)

Validitas

 Validias dapat ditingkatkan dengan memperbanyak jumlah sampel yang digunakan atau
diberi pengukuran

Perbedaan validitas dan reliabilitas Formatted: Font: Bold


Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines, No bullets or
numbering
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil dari pengukuran tersebut dapat dipercaya sedangkan Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

validitas adalah keakuratan data menggambarkan variable yang diukur sesuai dengan tujuan dari
tujuan pengukuran.

4. Jelaskan apa yang dimaksud Hipotesis dan berikan contoh! Formatted: Style1, Space Before: 0 pt, After: 0 pt

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Line spacing: 1.5 lines
diajukan oleh peneliti, yang diajabarkan dari landasan teori atau kajian teori dan masih harus
diuji kebenarannya. Karena bersifat sementara, maka dibuktikan kebenarannya melalui data
empirik yang terkumpul atau penelitian ilmiah. Hiptotesis dinyatakan ditolak atau diterima.
Hipotesis harus bersifat analistis. Dalam penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud
men-deskripsikan masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat, oleh karena memang tidak
pada tempatnya.

Hipotesis penelitian harus dirumuskan dalam kalimat positif. Tidak dalam kalimat tanya, Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

menyuruh, menyarankan atau kalimat mengharapkan.

Konsep Hipotesis Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Awalnya, istilah hipotesis berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu “hupo” Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

artinya sementara dan “thesis” berarti pernyataan atau teori. Karena hipotesis adalah pernyataan
sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. Menurut Kerlinger Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

(Riduan, 2010:35) hipotesis ditafsirkan sebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variabel
atau lebih. Sedangkan Sudjana (Riduan, 2010:35) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk
melakukan pengecekannya.

Dari definisi ahli di atas dapat dsimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah.

Hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Normal, Justified, Line spacing: 1.5 lines
menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang relevan dengan masalah
penelitian dan belum berdasarkan fakta dan dukungan data yang nyata di lapangan. Hipotesis
alternatif (Ha) dirumuskan dengan kalimat positif.

Secara statistik, hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (Parameter) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dengan
demikian dalam perhitungan statistik yang diuji adalah hipotesis nol (H0). Jadi, hipotesis nol
adalah pernyataan tidak ada hubungan, pengaruh atau perbedaan antara parameter dengan
statistik dan lawannya adalah Ha yang menyatakan adanya hubungan, pengaruh atau perbedaan
antara parameter dengan statistik. Hipotesis nol (H0) dinyatakan dengan kalimat negatif
(Riduan, 2010:36).

Setiap penelitian tidah harus dirumuskan masalahnya. Agar rumusan masalah dapat terjawan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

dan hipotesis dapat teruji, keduanya harus dirumuskan dengan menggunakan kalimat yang jelas,
tidak menimbulkan banyak penafsiran dan spesifik supaya dapat diukur. Masalah penelitian
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, sedang hipotesis dalam bentuk kalimat pernyataan.

Macam-Macam Hipotesis Penelitian Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Berdasarkan tiga macam masalah penelitian (deskriptif, komparatif dan asosiatif), maka ada tiga Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

macam hipotesis penelitian (Ha), yaitu:

a. Hipotesis Deskriptif yaitu hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0.05",
dengan variabel lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang, Line spacing: 1.5 lines, Numbered + Level: 2 + Numbering
Style: a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at:
hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif). 0.75" + Indent at: 1"

Contoh:

1. Panen udang windu di Tambak Udang Kalinyar-Bangil mencapai 3 ton/ha. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines
2. Motivasi belajar siswa SDN Melayu 5 mencapai 80% dari kriteria rata-rata nilai ideal
yang ditetapkan.
3. Gaya mengajar dosen statistik mencapai 70% dari kriteria rata-rata nilai ideal.

b. Hipotesis Komparatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang Formatted: List Paragraph, Indent: Left: 0.05", Line
spacing: 1.5 lines, Numbered + Level: 2 + Numbering Style:
bersifat membedakan. a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.75"
+ Indent at: 1"

1. Ada perbedaan besarnya motivasi belajar antara mahasiswa prodi Administrasi Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

pendidikan dengan mahasiswa PGSD.


2. Ada perbedaan kesenangan bagi anak-anak SD antara menonton TV dengan membaca
buku, bahwa menonton TV lebih disukai daripada membaca buku.
3. Ada perbedaan kemampuan berbahasa asing antara lulusan pondok pesantren Yapi
Bangil dengan lulusan SMU Darul Ulum Jombang, yaitu lulusan pondok pesantren Yapi
Bangil lebih baik daripada lulusan SMU Darul Ulum Jombang.

c. Hipotesis Asosiatif dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang Formatted: List Paragraph, Indent: Left: 0.05", Line
spacing: 1.5 lines, Numbered + Level: 2 + Numbering Style:
bersifat hubungan. Sedangkan menurut sifat hubungannya hipotesis penelitian (Ha) ada tiga a, b, c, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.75"
+ Indent at: 1"
jenis, yaitu:
1) Hipotesis hubungan simetris ialah hipotesis yang menyatakan hubungan yang Formatted: List Paragraph, Line spacing: 1.5 lines,
Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start
bersifat kebersamaan antara kedua variabel atau lebih, tetapi tidak menunjukan sebab at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.55" + Indent at:
0.8", Tab stops: 0.2", Left + 0.3", Left
akibat.
Contoh:
a) Ada hubungan antara berpakaian mahal dengan penampilan. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

b) Ada hubungan yang positif antara banyaknya penonton sepak bola dengan
tingkat kerusuhan.
2) Hipotesis hubungan sebab akibat (kausal) ialah hipotesis yang menyatakan hubungan Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

yang bersifat mempengaruhi antara dua variabel atau lebih.


Contoh: Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

a) Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar.


b) Disiplin guru yang tinggi berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

3) Hipotesis hubungan interaktif ialah hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

yang bersifat saling mempengaruhi.


Contoh:
a) Terdapat pengaruh timbal balik antara kreativitas siswa dengan hasil belajar. Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

b) Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara status sosial ekonomi Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

dengan terpenuhi gizi keluarga.

Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

Contoh Hipotesis :

- Kita ambil contoh penelitian di Indonesia tentang ”Tingkat keaktifan mahasiswa di luar Formatted: Justified, Indent: Left: 0.14", Line spacing: 1.5
lines, Bulleted + Level: 3 + Aligned at: 1.38" + Indent at:
kelas dan indeks prestasi mahasiswa (IPK)”. 1.63"
Field Code Changed
Formatted: Font color: Auto
Riset seperti itu tentu terdengar luas cakupannya, tapi lumrah dilakukan. Kita akan melihat
apakah mahasiswa yang aktif di luar kelas, misalnya menjadi pengurus organisasi di
jurusan, ikut unit kegiatan mahasiswa, atau ikut kepanitiaan kampus memiliki IPK yang
lebih tinggi dibanding mereka yang tidak aktif atau cuma belajar di kelas saja.

Seperti apa contoh hipotesis yang bisa dirumuskan? Mudah saja. Sebagai peneliti, kita bisa Formatted: Justified, Indent: Left: 0.39", Line spacing: 1.5
lines
merumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Mahasiswa yang aktif berorganisasi di kampusnya
memiliki IPK lebih tinggi ketimbang mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi”.
Perlu digarisbawahi di sini bahwa semua hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti disebut
dengan hipotesis kerja (Hk). Hipotesis di atas adalah hipotesis kerja. Untuk dapat diuji
secara statistik, diperlukan hipotesis pembanding, disebut juga H0 (hipotesis nol).

Apa itu hipotesis pembanding? Hipotesis pembanding adalah hipotesis yang diadakan
secara semena-mena untuk membandingkan hipotesis kerja. Hipotesis pembanding ini
sebenarnya tidak ada, namun dalam proses penelitian sosial diperlukan karena hipotesis
pembanding ini lah yang nantinya diuji.

H0 selalu merupakan formulasi terbalik dari Hk. Melihat kembali Hk yang sudah
dipaparkan di atas, maka H0 yang bisa dirumuskan adalah ”tidak ada perbedaan IPK antara
mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi”.

Setelah H0 dirumuskan, maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini adalah uji hipotesis
nol. Pengujan hipotesis merupakan bagian dari proses analisis data penelitian. Jika hasil
analisis menunjukkan H0 ditolak, maka Hk diterima.

Formatted: Normal (Web), Justified, Line spacing: 1.5 lines

- Beberapa hipotesis yang dipaparkan ini juga sering digunakan dalam penelitian sosial Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0.14",
untuk mencari kausalitas atau sebab terjadinya fenomena sosial tertentu. Misal, kita anggap Line spacing: 1.5 lines, Bulleted + Level: 3 + Aligned at:
1.38" + Indent at: 1.63"
saja hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswa yang aktif berorgaisasi memiliki
IPK lebih tinggi ketimbang mereka yang tidak. Namun dalam penelitian, kita ingin
menjelaskan apa yang menyebabkan mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki IPK
lebih tinggi.

Beberapa hipotesis yang bisa kita rumuskan adalah sebagai berikut: Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines

H1: Terdapat hubungan yang signifikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan minat
menjadi pengurus organisasi tersebut.

H2: Terdapat hubungan yang signifikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan
kepemilikan target IPK minimal yang hendak dicapai.
H3: Terdapat hubungan yang signifikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan
pekerjaan impian yang ingin diperoleh setelah lulus kuliah.

H4: Terdapat hubungan yang signifikan antara mahasiswa yang aktif berorganisasi dengan target
empat tahun kuliah selesai.

5. Apa yang dimaksud kuesioner? Ada tiga jenis kuesioner jelaskan dengan contoh! Formatted: Style1

Kuesioner adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan Formatted: Font: Not Bold

pada responden untuk mendapat jawaban (Depdikbud:1975)

Kuesioner adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara Formatted: Font: Not Bold

tertulis juga ( WS. Winkel, 1987)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan Formatted: Font: Not Bold

komunikasi dengan sumber data ( I. Djumhur, 1985 )

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan Formatted: Font: Not Bold

langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ).

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh Formatted: Font: Not Bold

orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Indent: First line: 0.5", Line spacing: 1.5 lines
dikerjakan oleh responden atau orang tua/ anak yang ingin diselidiki (Bimo Walgito, 2010: 72).
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pertanyaan yang
diajukan. Dengan angket ini responden mudah memberikan jawaban karena alternatif jawaban
sudah disediakan dan membutuhkan waktu singkat dalam menjawabnya.

Formatted: Line spacing: 1.5 lines

A. Jenis Kuesioner / Angket Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner/angket dapat bermacam-macam bentuknya, antar lain : Formatted: Line spacing: 1.5 lines

1. Kuesiner yang tertutup (closed question)

Pertanyaan-pertanyaan yang tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang berbentuk, yang dalam


hal ini responden tinggal memilih jawaban-jawaban yang telah disediakan di dalam kuesioner
itu. Jadi, jawaban telah terkait, responden tidak dapat memberikan jawabannya secara bebas
yang mungkin dikehendaki oleh responden yang bersangkutan. Bentuk kuesioner yang
mengandung pertanyaan demikian disebut kuesioner tertutup (closed questionaire). Biasanya
kalau masalahnya telah jelas, orang menggunakan kuesioner ini.

2. Kuesioner yang terbuka (open question)

Pertanyaan-pertanyaan yang terbuka adalah pertanyaan-pertanyaan yang masih memberikan


kesempatan seluas-luasnya bagi responden untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi
responden untuk memberikan jawaban atau tanggapannya terhadap kuesioner terbuka (open
questionaire). Biasanya, bila orang ingin mendapatkan opini maka akan memakai kuesioner ini.

3. Kuesioner yang terbuka dan tertutup (open and closed question) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Pertanyaan-pertanyaan model ini merupakan percampuran dari kedua macam pertanyaan
sebelumnya. Dalam kuesioner ini, di samping adanya pertanyaan terbuka juga terdapat
pertanyaan yang tertutup. Kuesioner macam ini disebut kuesioner terbuka-tertutup (open and
closed questionaire)

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner tertutup, artinya
kuesioner diberikan langsung kepada responden kemudian responden tinggal memilih alternatif
jawaban yang sudah disediakan di dalam kuesioner itu. Jadi jawaban telah terikat, responden
tidak dapat memberikan jawabannya secara bebas yang mungkin dikehendaki oleh responden
yang bersangkutan, (Bimo Walgito, 2010: 72-73)

B. Tujuan Kuesioner / Angket

Adapun beberapa tujuan pokok dalam pembuatan kuesioner/angket, antara lain :

1. Memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian.


2. Memperoleh data dengan reliabilitas dan validitas yang setinggi mungkin.

C. Fungsi Kuesioner / Angket

1. Untuk mengumpulkan informasi sebagai bahan dasar dalam rangka penyusunan catatan
permanen.
2. Untuk menjamin validitas informasi yang diperoleh dengan metode lain.
3. Pembuatan evaluasi progam bimbingan
4. Untuk mengambil sampling sikap/pendapat dari responden Formatted: Space Before: Auto, After: Auto, Line spacing:
1.5 lines, Outline numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1,
2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.25" +
Tab after: 0.5" + Indent at: 0.5"
D. Penyelenggaraan Kuesioner / Angket
Formatted: Line spacing: 1.5 lines

1. Kuesioner/angket di uji cobakan dahulu


2. Melakukan perbaikan jika kuesioner/angket belum mencapai kriteria yang diinginkan
3. Membagikan kuesioner/angket, kemudian menjelaskan pengertian, tujuan dan aturan/cara
mengisi kuesioner/angket
Langkah-langkah penyusunan angket yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : a. Menentukan tujuan penggunaan angket atau skala psikologis. Skala psikologis yang
penulis buat bertujuan untuk mengungkapkan variabel pengaruh bimbingan karir terhadap
kemandirian siswa dalam memilih karir, b. Membuat kisi-kisi angket, yang meliputi indikator
dan jumlah item pertanyaan atau pernyataan, c. Menentukan bentuk angket atau skala psikologis,
adapun bentuk angket yang digunakan penulis adalah angket terstruktur, d. Membuat item
pertanyaan skala psikologis dalam bentuk pilihan ganda dengan option dan skor.

Contoh : Kisi -kisi angket kemandirian siswa dalam memilih karir (Kuantitatif) Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines
Adapun alternatif jawaban responden terdiri dari empat ketegori. Angket kemandirian siswa Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

dalam memilih karir berkategori (SS, S, Rr, Ts) dengan pemberian skor sebagai berikut: Formatted ...
Formatted: Line spacing: 1.5 lines
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Skor Penilaian Soal
KETERANGAN Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Positif (+) Negatif (-) Formatted: Line spacing: 1.5 lines


Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Sangat Setuju (SS) 4 1 Formatted ...
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Setuju (S) 3 2
Formatted: Line spacing: 1.5 lines
Ragu – ragu (Rr) 2 3 Formatted Table
Tidak Setuju (Ts) 1 4 Formatted: Font: (Default) Times New Roman
Formatted ...
Formatted ...
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
6. Buatlah identifikasi masalah, tujuan penelitian dan hipotesis dari judul : “Pengaruh
Formatted: Line spacing: 1.5 lines
komunikasi pemimpin dan budaya perusahaan terhadap kinerja karyawan pada PT. X di Formatted: Font: (Default) Times New Roman

Pekanbaru”! Formatted ...


Formatted ...
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Identifikasi masalah :
Formatted: Line spacing: 1.5 lines
Formatted: Font: (Default) Times New Roman
1. Bagaimana komunikasi pemimpin dalam PT. X?
Formatted ...
2. Bagaimana budaya di dalam PT. X? Formatted ...
3. Bagaimana kinerja karyawan PT. X? Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Line spacing: 1.5 lines

Tujuan penelitian : Formatted: Font: (Default) Times New Roman


Formatted ...

1. Mengetahui komunikasi pemimpin di PT. X Formatted ...


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
2. Mengetahui budaya di dalam PT. X
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines
3. Mengetahui hubungan pemimpin dan karyawan PT. X Formatted: Style1
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines
Hipotesis : Formatted: List Paragraph, Justified, Indent: Left: 0.24",
Line spacing: 1.5 lines, Numbered + Level: 2 + Numbering
Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at:
Kajian teori dan empiris menjelaskan bahwa penelitian ini akan mengkaji dua variabel yang 0.55" + Indent at: 0.8"
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
mempengaruhi kepuasan kerja dan kinerja karyawan yaitu budaya perusahaan dan gaya
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
kepemimpinan. Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines
Formatted ...
Formatted: Justified, Line spacing: 1.5 lines
Formatted ...
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt
Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Sumber :

http://noorfuadi.blogspot.co.id/2011/12/cara-membuat-tujuan-manfaat-penelitian.html Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

https://www.bagi-in.com/contoh-identifikasi-masalah/ Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt


Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Sugiyono. 2007. metode Penelitian dan Pengembangan Research and Development. Bandung:
Alfabeta

Walizer, Michael H., dan Paul L. Wienir. (1978). Metode dan Analisis Penelitian Mencari
Hubungan, Jilid 1. alih bahasa: Aris Sadiman. Jakarta: Erlangga.

Azwar, Saifuddin. (2010). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Riduan. 2010. Metode dan Tenik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta. Halaman 35-39.

http://www.maribelajarbk.web.id/2014/12/pengertian-dan-contoh-angket-atau-kuesioner.html Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt

Anda mungkin juga menyukai