Gaya Hidup sebagai Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat Pesisir Pantai
Abstrak
Hipertensi adalah penyakit yang ditandai dengan tekanan darah yang tinggi diatas normal dan bersifat menetap.Penyakit ini
menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia maupun di dunia.Hipertensi sering disebut sebagai silent killer
dikarenakan kondisi yang dialami penderita umunya tanpa gejala dan kemudian baru memiliki makna saat sudah mencapai
tingkat kerusakan yang parah. Hipertensi memiliki beberapa faktor yang dapat menjadi risiko untuk terkena hipertensi
seperti riwayat keluarga, kebiasaan merokok, kebiasaan makan makanan berlemak, kurang aktiftas tubuh,dan asupan
natrium yang tinggi. Hipertensi dapat di cegah dengan menjaga gayahidup untuk menghindari fakto risiko dari hipertensi
tersebut. Terdapat kaitan faktor tempat tinggal dengan risiko kejadian hipertensi dimana menurut penelitan terjadi
kecenderungan hipertensi pada daerah pesisir pantai.Penelitianmenunjukkan masyarakat pesisir pantai memiliki gaya hidup
mengkonsumsi Natrium yang tinggi serta konsumsi ikan dan hewan laut yang memiliki kadar kolestrerol lebih tinggi.Hal
tersebut menjadi faktor risiko kejadian hipertensi di daerah pesisir pantai. Simpulan,Gaya hidup masyarakat pesisir pantai
yang mengkonsumsi Natrium dan kolesterol yang tinggi tanpa disadari menjadi faktor risiko kejadian hipertensi di daerah
pesisir pantai.
adanya intake natrium yang mendukung risiko yang penyebabnya tidak diketahui dan
terjadinya hipertensi.3 hipertensi sekunder yang dapat disebabkan
Di Indonesia dan negara berkembang oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin,
lainnya kasus hipertensi diperkirakan akan penyakit jantung gangguan anak ginjal, dll.
meingkat 80% pada tahun 2025, dari sejumlah Hipertensi seringkali tidak menimbulkan
639 juta kasus pada tahun 2000 diperkirakan gejala,sementara darah yang terus-menerus
menjadi 1,15 milyar kasus di tahun tinggi dalam jangka waktu lama dapat
20253.Menurut WHO (World Health menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu,
Government) 2011, sekitar 1 milyar penduduk hipertensi perlu di deteksi dini yaitu dengan
di seluruh dunia menderita hipertensi dimana pemeriksaan tekanan darah secara berkala.6
dua pertiganya terdapat di negara-negara Faktor-faktor yang mempengaruhi
berkembang.1 terjadinya hipertensi dibagi dalam dua
Di Indonesia banyaknya penderita kelompok besar yaitu faktor yang melekat atau
hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi tidak dapat diubah seperti jenis kelamin, umur,
hanya 4% yang merupakan hipertensi genetik dan faktor yang dapat diubah seperti
terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang pola makan, kebiasaan olah raga dan lain-lain.
dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari Untuk terjadinya hipertensi perlu peran faktor
sebagai penderita hipertensi sehingga mereka risiko tersebut secara bersama-sama (common
cenderung untuk menjadi hipertensi berat underlying risk factor), dengan kata lain satu
karena tidak menghindari dan tidak faktor risiko saja belum cukup menyebabkan
mengetahui faktor risikonya, DNA 905 timbulnya hipertensi.7
merupakan hipertensi esensial.4 Hipertensi merupakan penyakit yang
Hipertensi adalah peningkatan tekanan dapat dicegah dengan mengendalikan faktor
darah di dalam arteri. Secara umum hipertensi risiko yang sebagian besar merupakan faktor
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, perilaku dan kebiasaan hidup. Apabila
dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam seseorang mau menerapkan gaya hidup sehat,
arteri menyebabkan meningkatnya risiko maka kemungkinan besar akan terhindar dari
terhadap stroke, aneurisma gagal jantung, hipertensi.7
serangan jantung dan kerusakan ginjal.5
Tekanan darah adalah daya yang Isi
dihasilkan oleh darah terhadap setiap satuan Hipertensi merupakan salah satu
luas dinding pembuluh, dinyatakan dalam penyakit tidak menular yang masih menjadi
milimeter air raksa, diukur melalui alat masalah di bidang kesehatan. Hipertensi
sfignomanometer anaeroid dan digolongkan dikenal juga sebagai tekanan darah tinggi,
dalam kriteria non hipertensi dan hipertensi. dengan tekanan sistolik yang menetap di atas
Sampel yang bertekanan darah tergolong 140 mmHg dan tekanan diastolik yang
8
dalam tingkatan normal menurut Join National menetap di atas 90 mmHg.
Comitte (JNC) 7, yaitu tekanan darah sistolik Meningkatnya tekanan darah di dalam
kurang dari 120 mmHgdan diastolik kurang dari arteri bisa terjadi melalui beberapa cara antara
80 mmHg, dan pre-hipertensi, yaitu tekanan lain jantung memompa lebih kuat sehingga
darah sistolik berkisar 120-139 mmHg dan/atau mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
tekanaan darah diastolik 80-89 mmHg, detiknya.5Dapat pula terjadi kondisi arteri
sedangkan sampel yang yang termasuk dalam besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kriteria hipertensi adalah sampel dengan kaku, sehingga mereka tidak dapat
tekanan darah yang tergolong hipertensi stage mengembang pada saat jantung memompa
1 (tekanan darah sistolik berkisar 140-159 darah melalui arteri tersebut.Karena itu darah
mmHg dan/atau tekanan darah diastolik 90-99 pada setiap denyut jantung dipaksa untuk
mmHg) dan hipertensi stage 2 (tekanan darah melalui pembuluh yang sempit daripada
sistolik lebih dari atau sama dengan 160 mmHg biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
dan/atau tekanan darah diastolik lebih lebih Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana
dari atau sama dengan 100 mmHg) dinding arterinya telah menebal dan kaku
berdasarkan JNC 7.6 karena atherosklerosis. Dengan cara yang
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
2 jenis yaitu hipertensi primer atau esensial terjadi vasokontriksi, yaitu jika arteri kecil
(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut usia 25-34 tahun mempunyai risiko hipertensi
karena perangsangan saraf atau hormon di 1,56 kali dibandingkan usia 18-24 tahun. Risiko
dalam darah.5 hipertensi meningkat bermakna sejalan dengan
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bertambahnya usia dan kelompok usia≥75
juga bisa menyebabkanmeningkatnyatekanan tahun berisiko 11,53 kali.12 Hal ini disebabkan
darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan karena pada usia tersebut arteri besar
fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. karena itu darah pada setiap denyut jantung
Volumedarah dalam tubuh meningkat, dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
sehingga tekanan darah juga meningkat.5 daripada biasanya dan menyebabkan naiknya
Ada beberapa faktor dari kejadian tekanan.11
hipertensi diantaranya asupan tinggi Nikotin berpengaruh dalam peningkatan
natrium.Asupan tinggi natrium berpengaruh darah sebab nikotin dalam tembakau
terhadap timbulnya hipertensi melalui menyebabkan meningkatnya tekanan darah
mekanisme peningkatan volume plasma, curah segera setelah hisapan pertama. Seperti zat-zat
jantung, dan tekanan darah. Kelebihan asupan kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap
akan meningkatkan cairan dari sel, dimana air oleh pembuluh-pembuluh darah amat kecil di
akan bergerak ke arah larutan elektrolit yang dalam paru—paru dan diedarkan ke aliran
mempunya konsentrasi lebih tinggi. Hal ini darah. Hanya dalam beberapa detik, nikotin
mengakibatkan peningkatan volume plasma sudah mencapai otak.Otak bereaksi terhadap
darah dan akan meningkatkan curah jantung, nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar
sehingga tekanan darah meningkat. Selain itu adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin).
asupan tinggi natrium dapat mengecilkan Hormon yang kuat ini akan menyempitkan
diameter arteri, sehingga jantung memompa pembuluh darah dan memaksa jantung untuk
lebih keras untuk mendorong volume darah bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih
yang meningkat melalui ruang sempit.9 tinggi. Dengan menghisap sebatang rokok akan
Keadaan hipertensi juga dipengaruhi memberi pengaruh besar terhadap naiknya
oleh peningkatan usia karena terjadinya tekanan darah. Hal ini sejalan dengan
beberapa perubahan fisiologis seperti penelitian yang di lakukan pada masyarakat
peningkatan usia karena terjadinya beberapa Nagari Bungo Tanjung Sumatera Barat, dia
perubahanfisiologis seperti peningkatan mendapatkan bahwa perilaku merokok
resisitensi perifer dan aktivitas saraf simpatik, merupakan faktor risiko kejadian hipertensi
serta berkurangnya kelenturan pembuluh dengan besar risiko 6,9 kali lebih besar untuk
darah besar sehingga tekanan darah sistolik terjadinya hipertensi dan sebuah penelitian
meningkat sampai dekade kelima dan keenam menemukan bahwa ada hubungan antara
kemudian menetap atau cenderung menurun. jumlah rokok dengan kejadian hipertensi pada
Kejadian hipertensi pada penelitian ini lebih pasien di layanan kesehatan Cuma-Cuma
banyak terjadi pada kategori usia 36-40 tahun Ciputat.3
sesuai dengan hasil Survei Kesehatan Rumah Kurangnya aktifitas fisik dapat
Tangga (SKRT) tahun 1995 yang menyimpulkan meningkatkan risiko menderita hipertensi
bahwa kejadian hipertensi meningkat seiring karena meningkatkan risiko kelebihan berat
dengan pertambahan usia dan cenderung badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung
meningkat mulai usia 35 tahun.10Hal ini sejalan mempunyai frekuensi denyut jantung yang
dengan penelitan yang dilakukan di desa Bocor lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus
Jawa tengah dari hasil distribusi umur bekerja lebih keras pada setiap
didapatkan bahwa responden yang menderita kontraksi.Makin keras dan sering otot jantung
prehipertensi berusia 56-77 tahun (8,82%) harus memompa, makin besar tekanan yang
sementara yang menderita hipertensi grade I dibebankan pada arteri.3
(28,43%) dan yang menderita hipertensi grade Tekanan darah dipengaruhi oleh
II (18,65%).11 aktivitas fisik dan lebih rendah ketika
Selain itu berdasarkan berisitrahat. Aktivitas fisik adalah gerakan yang
penelitian,proporsi kelompok usia 45-54 tahun dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
dan lebih tua selalu lebih tinggi pada kelompok penunjangnya. Selama melakukan aktivitas
hipertensi dibandingkan kontrol. Kelompok fisik, otot membutuhkan energi diluar
tawar pada umumnya lebih rendah daripada kotamobagu selatan kota kotamobagu.
ikan laut.16 Jkesmasfkm. 2015;1(3):155-63.
Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi 2. Kementerian Kesehatan RI. Hipertensi.
garam serta tinggi kolesterol pada masyarakat Jakarta: PUSDATIN KEMENKES RI;2014.
pesisir pantai tanpa disadari telah menjadi 3. Sundari, Aulani'am, Wahono SD, Widodo
faktor risiko kejadian hipertensi. Akibat dari MA. Faktor risiko non genetik
gaya hidup ini menyebabkan terjadinya danpolimorfisme promoter region gen
kecenderungan terjadinya hipertensi pada cyp11b2 varian t(-344)caldosterone
daerah pesisir pantai.15 synthase padapasien hipertensi esensial di
wilayah pantaidan pegunungan.J Ked
Ringkasan Brawijaya. 2013;3(27):169-77.
Hipertensi adalah kondisi dimana 4. Mannan H,Wahiduddin,Rismayanti. Faktor
tekanan darah tubuh yang berada diatas risiko kejadian hipertensi di wilayah kerja
normal diamana tekanan sistolik diatas 140 puskesmas bangkala kabupaten jeneponto
mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg, tahun 2012.MKMI. 2012; 1:1-13.
berdasarkan darata dari Riskesdas terdapat 5. Balai Informasi Teknologi LIPI. Hipertensi.
kecenderungan persebaran hipertensi di Jakarta: LIPI;2009.
daerah pesisir pantai yakni di Kepulauan 6. Masengi S, Palar S, Rotty L. Pengaruh
Natuna sebanyak 53,3% sedangkan prevalensi konsumsi makanan laut terhadap kejadian
hipertensi teendah di pegunungan jayawijaya hipertensi di desa malalayang dua.J e-
sebanyak 6,8%. Hipertensi jarang memiliki biomedik[internet]. 2013 [diakses tanggal
gejala sehingga sering disebut sebagai silent 11 April 2016];1(1):726-732. Tersedia dari:
killer.Hipertensi disebabkan oleh beberapa www.ejournal.unsrat.ac.id
faktor risiko seperti kebiasaan merokok, intake 7. Arif D, Rusnoto, Hartinah D. Faktor-faktor
natrium yang tinggi, konsumsi makanan yang berhubungan dengan kejadian
berlemak, kurangnya aktifitas tubuh, serta hipertensi pada lansia di pusling desa
keturunan. klumpit upt puskesmas gribig kabupaten
Pada masyarakat pesisir pantai terdapat kudus. JIKK. 2013;2(4):18-34.
gaya hidup yang tidak disadari menjadi faktor 8. Sapitri N, Suyanto, Ristua W. Analisis
risiko hipertensi. Hal ini dikaitkan dengan faktor risiko kejadian hipertensi pada
kecenderungan masyarakat pesisir pantai masyarakat di pesisir sungai siak
mengonsumsi natrium yang tinggi pada.Serta kecamatan rumbai kota pekanbaru. Jom
kebiasaan masyarakat pesisir pantai untuk FK. 2016;1(3):1-15.
mengawetkan kelebihan hasil laut dengan cara 9. Lestari D. Hubungan asupan kalium,
diasinkan. Selain itu konsumsi hewan laut yang kalsium, magnesium, natrium, indeks
memiliki kadar kolesterollebih tinggi menjadi massa tubuh, serta aktifitas fisikdengan
salah satu faktor risiko dari hipertensi. Tanpa kejadian hipertesi pada wanita usia 30-40
disadari gaya hidup masyarakat pesisir pantai tahun[skripsi]. Jawa Tengah: Fakultas
menjadi faktor risiko kejadian hipertensi. Kedokteran Universitas Diponegoro; 2010.
10. Sutangi H, Winantri. Faktor yang
Simpulan berhubungan dengan kejadian hipertensi
Gaya masyarakat pesisir pantai menjadi pada lansia di pobindu desa sukaurip
faktor risiko kejadian hipertensi seperti kecamatan balongan indramayu. Jurnal
konsumsi natrium yang tinggi serta konsumsi UNWIR. 2013; 1:1-8.
kolesterol yang tinggi dari hewan laut.Hal ini 11. Sigarlaki HJO. Karakteristik dan faktor
menyebabkan kecenderungan kejadian berhubungan dengan hipertensi di desa
hipertensi pada masyarakat pesisir pantai. bocor kecamatan bulus pesantren
kabupaten kebumen jawa tengah tahun
Daftar Pustaka 2016. MAKARA. 2016;2(10):78-88.
1. Dedullah RF,Malonda NS, Joseph 12. Rahajeng R, Sulistyowati T. Prevalensi
WBS.Hubungan hipertensi dandeterminannya di
antarafaktorrisikohipertensidengan indonesia. Majalah Kesehatan Indonesia.
kejadian hipertensi pada masyarakat di 2009;21(59):581-7.
kelurahan motoboi kecil kecamatan