Segala Puji dan Syukur penulis Panjatkan pada Hadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas berkat-Nya dapat menyelesaikan laporan kasus mengenai ’’Teknik
Pemeriksaan Shoulder Pada Kasus Post Trauma Di RSU Negara”
Laporan ini dibuat guna untuk menyelesaikan tugas PKL I di RSU Negara,
Penulis mengucapkan Terimakasih kepada :
1. dr. Made Dwipayana, MPPM selaku direkur RSU Negara yang telah
menerima Penulis untuk melaksanakan PKL di Instalasi Radiologi RSU
Negara.
2. dr. Nyoman satya, Sp.Rad selaku Kepala Instalasi Radiologi yang telah
menerima dan membimbing penulis selama melakukan praktek.
3. Bapak I Made Parisada, Amd.Rad selaku pembimbing penulis dalam
pembuatan laporan kasus ini.
4. Seluruh senior Radiografer dan staff di Instalasi Radiologi RSU Negara
yang sudah banyak membantu dan membimbing penulis dalam
melakukan PKL dan Terimakasih atas dukungan serta bantuan yang
diberikan.
5. Serta berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu,
terimakasih atas bantuan yang telah diberikan.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
penyempurnaan laporan ini, serta penulis mohon maaf atas segala kekurangan
dalam penyampaian laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ............................................................................................................ 24
Lampiran 2 ............................................................................................................ 24
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan kasus ini mempunyai beberapa tujuan antara lain :
1.3.1 Untuk mengetahui tata laksana pemeriksaan Shoulder di Instalasi
Radiologi RSU Negara.
1.3.2 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan menggunakan proyeksi
scapula Y lateral-anterior oblique sebagai proyeksi tambahan.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Manfaat teori
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta
memberikan informasi kepada pembaca mengenai pemeriksaan
shoulder.
1.4.2 Manfaat praktek
1.4.2.1 Sebagai bahan pandangan bagi Instalasi Radiologi RSU
Negara untuk meningkatkan mutu dan kualitas dan kualitas
radiograf secara optimal sehingga dapat menegakkan
diagnosa dengan tepat.
1.4.2.2 Mengetahui tata laksana pemeriksaan shoulder
1.5 Metode Penulisan
Dalam pembuatan laporan kasus ini, penulis mengunakan dua metode
penulisan, yaitu:
1.5.1 Metode kepustakaan
Yaitu dengan cara membaca literatur berupa buku penunjang, artikel
serta literatur lainya yang di jadikan acuan dalam pembuatan laporan
ini.
1.5.2 Metode Pengamatan
Yaitu penulis mengamati teknik pemeriksaan radiologi shoulder di
RSU Negara.
2
1.6 Sistematika Penulisan
1.6.1 BAB I
Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan
sistematika penulisan.
1.6.2 BAB II
Merupakan tinjauan pustaka yang berisi tentang landasan teori
menguraikan tentang anatomi shoulder, patologi, teknik radiografi
shoulder, dan kerangka konsep.
1.6.3 BAB III
Merupakan metodologi yang berisi tentang rancangan penelitian,
metode pengumpulan data, dan kelemahan atau keterbatasan selama
penelitian.
1.6.4 BAB IV
Merupakan hasil dan pembahasan yang berisi tentang paparan
kasus, dan tata laksana pemeriksaan shoulder di Instalasi Radiologi
RSU Negara.
1.6.5 BAB V
Merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
tuberkularis, yang memuat tendon dari otot bisep. Tulang menjadi
lebih sempit dari bawah tuberositas dan tempat ini disebut leher
cirurgis.
Gerakan-gerakan yang terjadi di gelang bahu dimungkinkan
oleh sejumlah sendi yang saling berhubungan erat, misalnya sendi
kostovertebral atas, sendi akromioclavicular, sendi sternoclavicular,
permukaan pergeseran skapulotorakal dan sendi glenohumeral atau
shoulder.
Gangguan gerakan di dalam shoulder sering mempunyai
konsekuensi untuk shoulder yang lain di gelang bahu dan sebaliknya.
shoulder dibentuk oleh kepala tulang humerus dan mangkok sendi,
disebut cavitas glenoid. Sendi ini menghasilkan gerakan fungsional
sehari-hari seperti menyisir, menggaruk kepala, mengambil dompet
dan sebagainya atas kerja sama yang harmonis dengan sendi-sendi
lainnya.
Cavitas glenoid sebagai mangkok sendi, bentuknya agak cekung
tempat melekatnya kepala tulang humerus dengan diameter cavitas
glenoid yang pendek kira-kira hanya mencakup sepertiga bagian dan
kepala tulang sendinya yang agak besar, keadaan ini otomatis
membuat sendi tersebut tidak stabil namun paling luas gerakannya.
Beberapa karakteristik daripada sendi shoulder, yaitu: antara
permukaan mangkok sendinya dengan kepala sendinya tidak
sebanding. Kapsul sendinya relatif lemah. Otot-otot pembungkus
sendinya relatif lemah, seperti otot supraspinatus, infrapinatus, teres
minor dan subscapularis. Gerakannya paling luas. Stabilitas
sendinya relatif kurang stabil. Dengan melihat keadaan sendi
tersebut, maka sendii bahu lebih mudah mengalami gangguan fungsi
dibandingkan dengan sendi lainnya.
5
Gambar 1 Anatomi Shoulder
2.1.2 Patologi
2.1.2.1 Lesi Bankart
Lesi bankart adalah cedera pada labru glenoid anterior
(inferior) bahu karena dislokasi bahu anterior
2.1.2.2 Bursitis
Bursitis adalah penekanan kecil yang berulang dan
berlebihan yang menyebabkan bursa membengkak dan terirtasi
2.1.2.3 Lesi Hill-Such
Biasa disebut fraktur hill-sachs adalah trauma kortikal pada
kepala humerus bagian posterolateral
2.1.2.4 Frozen Shoulder
Frozen Shoulder adalah gangguan berupa rasa nyeri dan
kaku di area bahu yang menyebabkan terbatasnya pergerakkan
bahu hingga terkadang tidak dapat digerakkan sama sekali
2.1.2.5 Sindrom Shoulder Impigment
Sindrom Shoulder Impigment adalah suatu kumpulan gejala
nyeri bahu yang timbul akibat adanya jepitan atau penekanan
pada tendon atau bursa di sendi bahu bagian atas.
6
2.1.2.6 Osteoartritis
Osteoartritis adalah kondisi di mana sendi terasa nyeri
akibat inflamasi ringan yang timbul karena gesekan ujung-
ujung tulang penyusun sendi.
2.1.2.7 Osteoporosis
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-
sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro
arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang
dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
2.1.2.8 Artritis Reumatoid
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun yang
mengakibatkan peradangan dalam waktu lama pada sendi
2.1.2.9 Dislokasi Bahu
Dislokasi Bahu adalah kondisi di mana tulang lengan
bagian atas keluar dari mangkok pelindungnya.
2.1.2.10 Tendonsitis
Tendositis adalah kondisi peradangan atau iritasi pada
tendon.
2.3.1 Teknik Radiografi Shoulder
2.1.3.1 Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus, hanya melepaskan benda
logam (radiopaque) dari objek yang akan diperiksa.
2.1.3.2 Persiapan Alat dan Bahan
a. Pesawat Sinar-X
b. Kaset dan Film Ukuran 24x30 cm
c. Marker R/L (sesuai objek)
d. Alat Proteksi/Shielding ,tiroid shield, , Gonad Shield
2.1.3.3 Teknik Pemeriksaan
a. Proyeksi AP-Neutral Rotation
1. Posisi Pasien : Posisikan Pasien Berdiri (Erect) atau
Tiduran (Supine).
7
2. Posisi Objek : Pusatkan shoulder berada pada
pertengahan kaset Perintahkan pasien manempatkan
telapak tangan pada pangkal paha. Posisi dari
humerus yang sedikit posisi internal dan neutral
menempatkan epicondylus pada sudut kira-kira 45°
terhadap bidang kaset.
8
2. Posisi Obyek : Angkat lengan pasien yang tidak di-
periksa letakkan lengan bawah diatas kepala dan
angkat shoulder sebisa mungkin. Angkat shoulder
yang tidak diperiksa dan turunkan sisi shoulder yang
diperiksa, memisahkan shoulder agar tidak terjadi
superposisi. Pastikan mid coronal plane tegak lurus
kaset. Pusatkan kaset pada daerah colum surgical
humerus. dapat mengangkat shoulder yang tidak
diperiksa, sudutkan arah sinar chepalad 10o -15o
9
Gambar.4 Posisi Scapula Y Lateral-Anterior Oblique
3. CR : Arah sinar tegak lurus
4. FFD : 100 cm.
5. CP : Pada Scapulohumeral Joint
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
3.2 Persiapan Alat
Alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan shoulder meliputi :
3.2.1 Pesawat sinar – X
12
3.3.3 CR ( Computer Radiografi ) Fuji
13
3.3.5 Kaset dengan ukuran 24 x 30 cm
14
3.3.7 Marker
Gambar.11 Marker
15
3.3.3 Proteksi radiasi bagi masyarakat umum :
3.3.3.1 Selama pemeriksaan berlangsung, pintu kamar pemeriksaan
ditutup.
3.3.3.2 Selama pemeriksaan berlangsung tidak diperbolehkan ada
orang lain atau pasien lain berada dalam kamar
pemeriksaan.
3.3.3.3 Apabila diperlukan seseorang untuk membantu pasien,
maka harus memakai apron
16
(Scapulohumeral Joint).
3.4.1.6 Faktor Eksposi : A. kV : 70
B. mA : 110
C. S : 100
3.4.1.7 Kriteria Evaluasi :
A. Clavicula
B. Cavitas Glenoid
C. Scapula
D. Processus Coracoideus
E. Head Of Humerus
F. Acromionclavicula Joint
17
glenoid. raba scapula dan tempatkan sisi rata agar tegak
lurus kaset
18
3.4.2.7 Kriteria Evaluasi :
A. Clavicula
B. Processus Coracoideus
C. Scapula
D. Angulus Scapula Inferior
E. Humerus
F. Acromion
G. Tampak fraktur pada scapula
19
AP-Eksternal Rotation tidak direkomendasikan karena dapat
memperparah keadaan bahu pasien
3.5.2 Kelebihan dan kekurangan dalam pemeriksaan proyeksi Scapula Y
lateral-anterior oblique
Pada proyeksi Scapula Y lateral-anterior oblique dapat
menampilkan anatomi berupa clavicula, processus coracoideus,
humerus yang superimposisi dengan lateral scapula, dan juga
acromion terlihat. Proyeksi ini bagus sebagai proyeksi tambahan
karena dapat menampilkan tulang penyusun shoulder.
Sementara kekurangan proyeksi scapula Y lateral-anterior
oblique yaitu tidak bisa menampilkan scapula secara keseluruhan dan
proyeksi ini tidak bisa dilakukan pada pasien yang tidak kooperatif,
karena disarankan untuk berdiri, karena itu proyeksi ini tidak
disarankan.
20
BAB IV
PENUTUP
21
DAFTAR PUSTAKA
22
https://en.wikipedia.org/wiki/Bankart_lesion
https://en.wikipedia.org/wiki/Hill–Sachs_lesion
https://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis
https://id.wikipedia.org/wiki/Osteoartritis
https://id.wikipedia.org/wiki/Artritis_reumatoid
https://www.alodokter.com/frozen-shoulder
https://www.alodokter.com/tendinitis
https://www.alodokter.com/dislokasi-bahu
https://en.wikipedia.org/wiki/Impingement_syndrome
https://id.wikipedia.org/wiki/Bursitis
23
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
24