Mengesahkan :
Pembimbing Kepala Ruang
Radioterapi RSUD Dr.Saiful
Anwar Malang
Mengetahui
Kepala Instalasi Radioterapi
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa, karena
Lapangan (PKL III) di Instalasi Radioterapi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Laporan Kasus ini tidak akan berhasil tanpa dukungan dan bantuan semua pihak,
Anwar Malang yang sudah banyak membantu dan juga berbagi Ilmu
Kami menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun serta memotivasi
dari pembaca demi penyempurnaan laporan kasus ini, semoga laporan ini mampu
ii
Malang, Desember 2019
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3 1 Loket Pendaftaran Radioterapi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang .... 20
Gambar 3 2 Poli Klinik Radioterapi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang ................ 23
Gambar 3 3 Ruang Simulator RSUD Dr. Saiful Anwar Malang .......................... 24
Gambar 3 4 Ruang Moulding RSUD Dr. Saiful Anwar Malang .......................... 26
Gambar 3 5 Individual Blok 90 & 270 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang ............ 27
Gambar 3 6 Masker thermoplastic RSUD Dr. Saiful Anwar Malang .................. 29
Gambar 3 7 Ruang TPS (Treatment Planing System) RSUD Dr. Saiful Anwar
Malang................................................................................................................... 31
Gambar 3 8 Pesawat Cobalt-60 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang ....................... 33
v
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan milik Pemprop Kota Malang yang berwujud RSU, dikelola oleh
Kesehatan ini telah terdaftar mulai 15/01/2015 dengan Nomor Surat ijin
Sakit. RSUD Dr. Saiful Anwar Malang beralamat di Jl. Jaksa Agung
untuk pembuatan alat fiksasi dan pelindung organ sehat yang tidak perlu
1
radiasi pengion dalam pengobatan ini dimulai setelah sinar-X ditemukan
untuk meradiasi tumor atau kanker dengan memberikan dosis radiasi yang
diperlukan secara tepat di daerah target yang akan diradiasi dan bertujuan
menjadi mati dan agar supaya penderita dapat bertahan akan kanker atau
tumor. Banyak sekali kasus kanker atau tumor di RSSA Malang, salah
jenis kelamain yang paling banyak yaitu pria yakni 45 kasus sedangkan
kanker paling tinggi ke-3 diberi terapi setelah kanker payudara dan kanker
serviks. Pada tahun 2012 terjadi sekitar 87.000 kasus kanker nasofaring,
jenis kelamin yang paling banyak menderita kanker nasofaring yaitu pria
sekitar 61.000 kasus, dan 26.000 kasus pada wanita. . Di Indonesia, kanker
2
Malang dengan judul “Penatalaksaan Radioterapi Pada Kasus Kanker
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang tidak beraturan, diameter atas bawah dan kiri kanan masing-
masing sekitar 3 cm, diameter depan belakang 2-3 cm, dapat dibagi
bilateral (Susanti,2014).
4
lebih dikenal dengan sebutan fossa Rossenmuler) dan dinding
superoposterior.
Berr Virus (EBV) yang hidup bebas di udara kemudian masuk ke dalam
tubuh dan tetap tinggal di nasofaring tanpa gejala, jenis kelamin (lebih
sering ditemukan pada laki-laki), faktor ras dan keturunan (Asia dan
ke-4 setelah kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker paru.
Pada tahun 2012 terjadi sekitar 87.000 kasus kanker nasofaring, jenis
sekitar 61.000 kasus, dan 26.000 kasus pada wanita. . Survei yang
5
4,7 per 100.000 penduduk atau diperkirakan 7000 – 8000 kasus per
berdenging.
i) Gejala lanjut
- Limfadenopati servikal
6
2.1.4 Stadium Karsinoma nasofaring (KNF)
perluasannya.
nasofaring
digerakkan
dapat
digerakkan
bilateral,
7
M = Metastase, menggambarkan metastase jauh
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium II : T2 N0 M0
Stadium III : T3 N0 M0
T1,T2,T3 N1 M0
Stadium IV : T4 N0,N1 M0
Tiap T N2,N3 M0
T1 : Tumor yang terdapat pada satu sisi dari nasofaring atau tumor yang
tak dapat dilihat, tetapi hanya dapat diketahui dari hasil biopsi.
8
T4 : Tumor yang menjalar ke tengkorak kepala atau menyerang saraf
2.2 Radioterapi
2.2.1 Pengertian Radioterapi
kanker dengan stadium lanjut (stadium III dan IV) yang ditujukan
pada pasien dimana tidak ada lagi harapan hidup dalam jangka
9
dituju atau berada di luar tubuh. Sumber radiasi yang dipakai
teknik SSD
10
- After loading Suatu aplikator kosong dimasukkan ke dalam
2.2.2 Cobalt-60
11
d. Distance indicator: adalah suatu penunjuk jarak secara optik
dapat menimbulkan ionisasi air dan elektrolit dari cairan tubuh baik
intra maupun ekstra seluler, sehingga timbul ion H+ dan OH- yang
sangat reaktif. Ion itu dapat bereaksi dengan molekul DNA dalam
12
Perencanaan Radioterapi merupakan langkah yang terpenting
yaitu :
dari :
dengan dosis 150-250 rad per kali, dalam 2-3 seri. Diantara
13
penderita berdekatan dengan tumor, bisa dengan aplikator
adalahsebagai berikut :
lapangan radiasi.
yang teraba.
14
leher, yaitu 1 cm lebih rendah dari kelenjar yang teraba.
Rasyid, 2000).
2.2.3.3 Simulasi
15
pengukuran pasien sangat spesifik perlu diperoleh. Alat
(Susanti,2014)
dan akurat.
16
Meliputi sekumpulan instruksi dari prosedur radioterapi dan
sekitarnya (Susanti,2014)
a. Komplikasi dini
seperti:
- Xerostomia
- Mual-muntah
- Mukositis
17
- Anoreksi
- Dermatitis
- Eritema
b. Komplikasi lanjut
- Kontraktur
18
BAB III
PEMBAHASAN
a. Nama : B
c. Umur : 63 tahun
Kromengan, Malang
g. Agama : Islam
benjolan di leher bagian bawah kanan kurang lebih 1 tahun lalu, lalu
radioterapi terhadap Tn B.
19
3.1.3 Tata Laksana Radioterapi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
20
A. Pembuatan
Identitas pasien
CT-Scan, MRI)
Fotokopi KTP
B. Pendistribusian
untuk konsultasi.
21
c) Buat perjanjian tindakan simulator/CT simulator dan
fisika medis.
memerlukan konsultasi.
C. Penyinaran
22
telah ditentukan maksimal 5 tahun sesuai dengan kondisi
bawah ini:
23
untuk berbaring di tempat tidur, bantu pasien untuk
digunakan.
3.1.3.3 Simulator
24
memperoleh parameter-parameter yang nantinya akan digunakan
dilakukan.
diperlukan.
sudah selesai.
25
K. Apabila seluruh lapangan sudah selesai, cetak dan
N. Buat rincian tindakan untuk proses billing dan buat janji kapan
3.1.3.4 Moulding
26
paparan radiasi yang berlebih, adapun tahapan pembuatan masker
Cutting.
27
g) Buatlah cetakan penggencer alloy dengan bahan utama
Cutting.
cair.
28
B. Pembuatan Masker thermoplastic
dengan pasien.
29
h) Masukkan bahan Thermoplamemastkedalam air yang sudah
di fiksasi.
30
3.1.3.5 TPS (Treatment Planing System)
E. Klik import.
31
F. Pilih irisan yang akan diimport dan hasil CT Scan.
G. Isi data pasien pada format “new patien” dan identitas pasien
H. Klik Close.
J. Kontur kulit pasien dan kontur juga daerah GTV,CTV dan PTV
radiasi.
penggambaran.
32
3.1.3.6 Penyinaran Cobalt-60
33
C. Petugas mempersiapkan alat dan bahan serta alat fiksasi
head-first
pasien diatur dan set up posisi pasien agar true AP sesuai apa
a) Opposing Dextra/Sinistra
34
arah gantry ke posisi 90o atau 270o, area, serta luas
a) Supraclavicular
35
penyinaran pada hari tersebut tidak lupa pasien di edukasi
36
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Radioterapi merupakan tindakan medis yang dilakukan pada pasien
yang mengalami kanker atau tumor dimana radiasi pengion digunakan untuk
Nashopharing.
radioterapi di RSUD Dr. Saiful Anwar pada kasus kanker nasofaring dimulai
menandai bagaian yang akan disinari, kemudian pembuatan blok setekah itu
37
4.2 Saran
Dengan laporan PKL ini penulis berharap agar pelaksanaan
prinsip radioterapi dan proteksi radiasi. Semoga laporan PKL ini dapat
38
DAFTAR PUSTAKA
Asroel, Harry A. 2002. Penatalaksanaan Radioterapi pada Karsinoma
dalam Majalah Kedokteran Nusantara. Vol. XXXIII No.1, Medan, FK USU, hal
52-8.
39