Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari kita sering melihat adanya gelombang.
Baik air, sungai, air kolam, maupun air laut. Apakah sebenarnya gelombang itu? Manusia
sejatinya di kehidupannya tidak pernah luput dari lingkungan gelombang. Tidak saja
gelombang yang dapat dilihat oleh mata, termasuk juga gelombang elektromagnetik
yang tidak dapat kita lihat kecuali cahaya. Gelombang tersebut misalnya gelombang
radio, gelombang televisi, dan sebagainya.

Selain dari contoh gelombang yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari
gelombang juga terdapat dalam bencana alam misalnya yang paling serng nampak
adalah delombang tsunami , gelombang gunung meletus, gelombang gempa ,dan
gelombang angin tornado .

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang penertian dari gelombang ?
2. Bagaimana sifat – sifat gelombanag ?
3. Apa saja contoh dari gelombnag yang terjadi di alam ?
1.3 Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan para
pembaca tentang gelombnag secara umum dan gombag apa saja yang terjadi di
alam.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Gelombang adalah getaran , dan getaran itu bergerak dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan media tertentu atau bahkan gelombang bisa bergerak
tanpa melalui media seperti di ruang hampa, jadi bisa disimpulkan gelombang itu
adalah getaran yang bisa berulang dan bisa merambat melalui media tertentu atau
bahkan tanpa media sekalipun, dan gelombang juga terdapat pada medium karena
adanya perubahan bentuk yang menimbulkan gaya pegas dimana dapat berjalan
dan juga dapat memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya
tanpa membuat pertikel medium berpindah secara permanen.

Dan suatu medium juga bisa disebut dengan :

Linear apabila gelombang yang berada di semua titik tertentu di medium itu bisa
dijumlahkan
Terbatas apabila gelombang terbatas, dan selain itu disebut sebagai gelombang tak
terbatas
Isotropik apabila ciri-ciri fisiknya “sama” di arah yang berbeda
Seragam apabila ciri fisiknya tidak berupah di titik yang berbeda

2.2. Macam-Macam Gelombang


Gelombang Tranversal

Gelombang tranversal dimana gelombang ini memiliki arah getaran tegak lurus
terhadap arah perrambatan. Ilustrasi dan juga istilah yang ada di gelombang
transversal
1. Puncak Gelombang {gunung }: adalah titik tertinggi di gelombang
2. Dasar Gelombang {lembah}: adalah titik dasar atau yang terendah di suatu
gelombang
3. Bukit Gelombang : adalah bagian dari gelombang yang menyerupai gunung
dengan titik yang tertinggi atau puncak dari gelombang

2
4. Panjang Gelombang : adalah jarak antara dua puncak atau bisa juga dua
lembah gelombang
5. Amplitudo {A} : adalah simpangan yang terjauh dari garis keseimbangan
6. Periode {T} : Waktu yang diperlukan utnuk bisa menempuh jarak dua puncak
atau dua buah lembah yang berurutan, atau lebih gampangnnya anda bisa sebut
kalau waktu yang diperlukan untuk membentuk suatu gelombang

Gelombang Longitudinal

gelombang longitudinal adalah gelombang yang getarannya memiliki arah yang


sama dengan arah perambatannya, dan di gelombang longitudinal ini gerakan dari
medium gelombang searah dengan propagasi gelombang. beberapa istilah dari
gelombang longitudinal
1. Rapatan : adalah daerah di sepanjang gelombang yang memiliki rapatan atau
tekanan molekul yang lebih tinggi
2. Renggangan : adalah daerah di sepanjang gelombang yang memiliki rapatan
molekul lebih rendah
3. Panjang 1 Gelombang : adalah jarak antara dua buah rapatan atau antara dua
buah renggangan yang saling berdekatan

2.3 Sifat – Sifat Gelombang


1. Pemantulan Gelombang
Ketika sebuah gelombang menabrak sebuah penghalang atau sampai di ujung
(batas) suatu medium yang dirambatinya, sebagian gelombang tersebut
dipantulkan. Pada pantulan gelombang bidang, sudut yang dibentuk gelombang
datang terhadap permukaan pantulan sama dengan sudut yang dibuat oleh
gelombang pantulnya hukum pemantulan.

3
2. Pembiasan Gelombang
Jika gelombang datang pada suatu permukaan batas yang memisahkan dua
daerah dengan laju gelombang berbeda, sebagian gelombang akan dipantulkan
dan sebagian yang lain akan ditransmisikan (diteruskan). Pembelokan berkas
gelombang yang diteruskan disebut pembiasan (refraksi).

3. Difraksi Gelombang
Jika sebagian gelombang membentur atau dibatasi oleh suatu penghalang,
penjalaran gelombang menjadi lebih rumit. Bagian muka gelombang yang tidak
terhalang tidak begitu saja menjalar dalam arah berkas lurus seperti yang kita
perkirakan.

4
4. Interferensi Gelombang
Ketika dua gelombang koheren (memiliki frekuensi dan selisih fase tetap)
bertemu, maka akan terjadi interferensi gelombang. Peristiwa interferensi
dapat kita lihat dengan mudah pada tangki riak. Jika dua sumber koheren S 1 dan
S2menghasilkan dua muka gelombang lingkaran, kedua muka gelombang itu
akan bertemu dan membentuk pola interferensi pada permukaan air.

5. Dispersi Gelombang
Dispersi gelombang adalah perubahan bentuk gelombang ketika gelombang
merambat melalui suatu medium. Suatu medium dimana laju gelombang tidak
bergantung pada panjang gelombang atau frekuensinya disebut
medium nondispersif.

6. Polarisasi Gelombang
Jika salah satu ujung tali ke penumpu, kemudian pegang salah satu ujung tali lainnya.
Jika anda menggerakkan tangan ke atas dan ke bawah, sebuah gelombang merambat
sepanjang tali.
Gelombang pertama yang anda peroleh dengan cara menggerakkan tali ke arah atas
dan ke arah bawah disebut polarisasi vertikal dan gelombang kedua yang anda peroleh
dengan cara menggerakkan tali ke arah samping disebut polarisasi horizontal.

5
2.4 Jenis- Jenis Gelombang Yang Terjadi Pada Alam

1. Gelombang Tsunami
1) Defenisi

Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang,


secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan
air yang disebakan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-
tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa
bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah
laut, longsor bawah laut, atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami
dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan
kelajuannya. Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan
kecepatan 500–1000 km per jam.
Karakteristik Tsunami, antara lain :
Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter.
Serentak sampai pantai tinggi gelombang ini dapat mencapai 30 meter.
Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada
gelombang pasang laut (50-150 m). Panjang gelombang tsunami ditentukan
oleh kekuatan gempa, sebagai contoh gempabumi tsunami dengan kekuatan
magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami berkisar 20-50 km dengan tinggi
gelombang 2 m dari permukaan laut.
Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya
berperiode durasi gelombang sekitar 10-60 menit, sedangkan gelombang
pasang bisa berlangsung lebih lama 12-24 jam.
Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut,
bila kedalaman laut berkurang setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga
perempatnya.
Hubungan Kecepatan Tsunami dengan Kedalaman Laut
Apabila sebagian besar laut naik turun secara mendadak, maka air di atasnya
akan mengalami gangguan berupa suatu gelombang yang menyebar ke
segala arah. Kecepatan gelombang ini tergantung dari kedalaman laut dan
percepatan gravitasi bumi.

6
Rumus sederhana dari kecepatan gelombang tsunami adalah :

Dimana:
v : Kecepatan gelombang tsunami
h : Kedalaman pusat gempa
Ditengah lautan dimana kedalaman laut cukup besar, maka kecepatan
gelombang juga besar, demikian pula periode gelombang, sedangkan
amplitudonya kecil dan panjang gelombangnya bisa mencapai puluhan
kilometer.
Jika gelombang mendekati pantai dimana kedalaman laut berkurang,
kecepatan gelombangnya pun semakin kecil, tetapi diimbangi dengan
berkurangnya periode gelombang dan bertambahnya amplitudo (tinggi
gelombang), sesuai dengan hukum Kekekalan Energi.
Patahan Naik dan Patahan Turun di Dasar Laut
Patahan Naik di Dasar Laut
Apabila Tsunami disebabkan oleh patahan naik maka permukaan air di atas
episenter tiba-tiba terangkat ke atas dan menjalar ke seluruh arah
penjalaran,

Mekanisme terjadinya Tsunami dengan patahan naik


Patahan Turun di Dasar Laut
Apabila penyebab Tsunami adalah patahan normal (turun) maka permukaan
air di atas episenter turun sesuai dengan ketinggian perubahan dasar laut.
Kemudian kembali untuk mencapai keseimbangan. Dari sini maka terjadi
tumbukan partikel air yang menimbulkan energi yang cukup besar untuk

7
mendorong permukaan air ke segala arah dan lebih cepat dari biasanya.

Mekanisme terjadinya Tsunami dengan patahan turun

2) Alat Ulur Tsunami

1. Accelerometer

Saat terjadi gempa bumi, seismometer yang dipasang di seluruh wilayah


Indonesia akan merekam dan mencatat gelombang gempa. Terdapat lebih dari
600 seismometer yang terpasang dimana 500 buah diantaranya adalah jenis
accelerometer sedangkan sisanya adalah broadband seismometer. Keseluruhan
alat tersebut diklasifikasikan ke dalam sepuluh regional. Kesepuluh regional
tersebut meliputi :

 Regional Center 1 di Medan – Sumatera Utara


 Regional Center 2 di Propinsi Banten
 Regional Center 3 di Propinsi Jawa timur
 Regional Center 4 di Propinsi Sulawesi selatan
 Regional Center 5 di Jayapura – Papua
 Regional Center 6 di Propinsi Sumatera barat
 Regional Center 7 di Daerah Istimewa Yogyakarta
 Regional Center 8 di Kupang – Pulau Timor
 Regional Center 9 di Ambon
 Regional Center 10 di Manado – Sulawesi utara

Jarak antara satu alat dengan yang lain dalam sebuah regional yakni sekitar
seratus kilometer. Dengan jarak tersebut, gelombang gempa akan terekam dalam

8
waktu beberapa detik saja. Data yang terekam kemudian dikirim menuju pusat
melalui satelit komunikasi VSAT. Kemudian akan dilakukan analisis terhadap
data sehingga diketahui titik pusat gempa . Ketika gempa yang terjadi memenuhi
kriteria tsunami, maka peringatan bencana tsunami akan diumumkan.

2. GPS dan Tide Gauge

BMKG juga memasang alat berupa GPS geodetik dan tide gauge di seluruh
penjuru Indonesia sehingga membentuk jaringan GPS dan tide gauge. GPS
geodetik difungsikan untuk tujuan mitigasi gempa bumi Sedangkan tide gauge
bertujuan untuk mendeteksi pasang surutnya air laut pasca terjadinya gempa
bumi

Tide gauge memang sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui
perubahan permukaan laut, baik secara mekanik maupun secara otomatis. Alat
ini memiliki komponen pressure, sensor radar dan sensor pelampung. Tide
gauge paling ideal dipasang di dekat titik lempeng di tengah laut yang tenang.
Namun pada kenyataannya, alat ini sering dipasang di zona laut tenang meski
tidak dekat dengan titik lempeng). Hal itu dikarena mahalnya biaya pemasangan.

Setidaknya ada sejumlah 40 GPS dan 80 tide gauge yang rencananya akan
dipasang dan dikontrol oleh Bakosurtanal. Kegunaan kedua alat tersebut adalah
untuk mengamati gerakan lempeng bumi. Data arah gerakan lempeng bumi
diiperlukan untuk memprediksi daerah- daerah yang rawan gempa di masa
selanjutnya. Data yang diperoleh akan dikirim secara langsung ke BMKG pusat
menggunakan VSAT.

9
3. Buoy

Buoy adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penanda yang dipasang di laut.
Pada awalnya buoy dipasang untuk aktivitas bongkar muat kapal laut. Namun,
alat ini kemudian juga difungsikan untuk mengamati tsunami yang mungkin
terjadi di kawasan tersebut Buoy memiliki pemberat yang disebut sinker. Sinker
ini terhubung dengan buoy menggunakan rantai yang panjangnya dua kali
kedalaman laut yang dipasang buoy. Pada umumnya, buoy memiliki warna
terang seperti warna kuning agar mudah dikenali dan tidak tertabrak oleh kapal.

Indonesia melalui BPPT sudah memasang beberapa buoy di SamuderaHindia.


Pemasangan buoy ini merupakan kerjasama antara Indonesia dan Jerman. Akan
tetapi ada saja buoy yang letaknya berubah akibat terbawa arus laut. Buoy
tersebut terbawa arus laut karena terputusnya rantai atau sinker yang
menghubungkan pemberat dengan buoy.

2. Gelombang Gunung Melutus

10
1) Defenisi
Pengertian Gunung Meletus – Gunung merupakan salah satu dari banyak sumber
daya alam yang ada di bumi. Gunung adalah permukaan yang menonjol di atas
permukaan bumi. Pada bagian tonjolan gunung tersebut terdapat saluran lurus
berbentuk garis vertikal semacam pipa alami.
Pipa ini menjadi penghubung antara perut bumi dengan kerak bumi atau
permukaan bumi. Perut bumi berisi banyak jenis cairan panas, seperti batuan cair
dan juga magma. Suatu waktu magma dan material-material yang berada di dalam
perut bumi akan mengalami permasalahan.Hal itu bisa juga disebabkan oleh
getaran bumi yang disebut dengan gempa tektonik, magma yang ada di dalam perut
bumi akan keluar secara berkala ke permukaan bumi. Magma tersebut keluar
melalui pipa alami yang sangat tinggi yang berada di dalam perut bumi.

Tinggi letusan atau plume diketauhi melalauipengukuran sudut vertikal pandangan


dari posko pemantauan terhadap puncak semburan asap / abu (plume ) dengan
clinometer yang kemudian dihitung dengan rumus trigonoetri dan rumus
matimatika sederhana

Berikut ini beberapa variable yang diperlukan untuk mengukur Tinggi Letusan (TL)

1. Jarak datar posko pusat letusan (JD),diketahui memalaui pengukuran


koordinat dengan GPS atau di ukur pada peta (dapat juga memaluai Google
Earth atau Google Map)

2. Elevasi Posko (eLP) , diukur dengan GPS atau altimter.

3. Elevasi Bibir Kawah(eBK), diukur di lapangan dengan GPS atau altimeter


ataupun pada peta maupun Google Earth

4. Sudut pantau terhadap punca letusan , diukur dengan clinometer

Tinggi Letusan atau Plume (TL) = dH2 – dH1


dH1 = eBK – ePosko (merupaka selisih elisih elvesi Bibir Kawah dengan elevasi
Posko)
dH2 = jarak dasar (JD) x tan sudut pantau (SP)
sehingga TL = (JD x tan(SP)) - (eBK – ePosko )
Elevasi Puncak Letusan (ePL)= dH2 + ePosko
Contoh perhitungan
Pematauan letusan Gunung Merapai di di pantau dari posko PUSDALOPS PB .
lokasih Lp pada 0o 27’20,3”Ls dan 100o 35’53,9”BT , elevasi (eLP) 472 m dpl.
Berdasarkan pengukuran di Google Earth diketahui
pusat erupsi atau kawah berlokasi pada 0o 23’29”dan 100o27’17”BT, eBK 2.700 m
dpl , JD pusat erupsi dan posko adalah 17.500m . Saat terjadi letusan diukur denga
clinometer , didapat SP dengan kemiringan 20o . Azimuth pemantauan (arah
kompas) N 294,5o E

11
Dengan data – data diatas dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut :
dH1 = eBK – ePosko dH2 = (JD) x tan (SP)
= 2.700 – 472 = 17.500 x tan 20o
=2.228 m = 17.500 x 0,369
= 6.369, 48 m

TL = dH2 – dH1 ePL= dH2 + ePosko


= 6.369, 48 m - 2.228 m = 6.369, 48 m + 472
= 4.141,48 m = 6 .841,48 m dpl

Dari perhitungn diatas di tarik kesimpulan bahwa petusan menghembuskan awan


/debu setinggi 4.141,48 m atau 4,1 km hingga ketinggian 6.841,48 m dpl atau 6,8
km dpl . Level letusan adalah level 2 (VULCANIAN)

2) Alat Pantau Gunung Berapi


1. Seismometer:

Seismometer adalah alat untuk mengukur gerakan tanah, termasuk gelombang


seismik yang dihasilkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, dan sumber
gempa lainnya.

Rekaman gelombang seismik memungkinkan seismolog untuk memetakan


bagian dalam bumi, serta menemukan dan menentukan ukuran dari sumber
gempa yang berbeda. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.

Pada awalanya alat ini hanya bisa digunakan untuk menentukan dari arah mana
gempa bumi terjadi. Dengan perkembangan teknologi yang semakin
berkembang, maka kemampuan seismometer pun telah ditingkatkan, sehingga
bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat seperti
ini disebut Seismometer Broadband.

12
2. Tiltmeter:

Tiltmeter merupakan alat pengukur deformasi gunung yang berfungsi untuk


mendeteksi pengembungan atau pengempisan tubuh gunung. Perangkat
Tiltmeter sendiri terdiri dari tiga komponen utama, yaitu Pelat Tiltmeter,
Portable Tiltmeter, dan Readout Unit.

Struktur yang dipandang perlu untuk dilakukan pengukuran dengan metode


Tiltmeter adalah struktur yang secara visual telah menunjukkan adanya
perubahan posisi secara horizontal atau vertikal agar dapat diketahui intensitas
gerakannya.

Untuk kasus sebuah gunung berapi, biasanya para ilmuwan akan memasang
Tiltmeter di banyak titik, mulai dari kaki gunung hingga dataran-dataran
tertinggi yang diperkirakan sebagai jalur aliran lava.
3. Gelombang Gempa

Defenisi

Gelombang gempa (seismic wave) adalah rambatan energi yang disebabkan


karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau
adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi melalui
sebuah media (padat atau cair). Efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang
seismik dari gangguan alami (seperti: pergerakan lempeng (tektonik),
bergeraknya patahan, aktivitas gunung api (vulkanik), dsb.
Pada dasarnya, ada tiga macam gelombang gempa,yaitu sebagai berikut:

(1) Gelombang longitudinal atau gelombang primer (P), yaitu gelombang yang
merambat dari hiposentrum ke segala arah dan tercatat pertama kali oleh
seismograf dengan kecepatan antara 7 – 14 km per detik dan periode gelombang
5 – 7 detik.

13
(2) Gelombang transversal atau gelombang sekunder (S), yaitu gelombang yang
merambat dari hiposentrum ke segala arah dan tercatat sebagai gelombang
kedua oleh seismograf dengan kecepatan antara 4 – 7 km per detik dan periode
gelombang 11 – 13 detik.

(3) Gelombang panjang atau gelombang permukaan, yaitu gelombang yang


merambat dari episentrum menyebar ke segala arah di permukaan bumi dengan
kecepatan antara 3,5 – 3,9 km per detik dan periode gelombang relatif lama.

Untuk menentukan letak suatu episentrum gempa, diperlukan catatan gempa


bumi dari minimal tiga pencatat gempa bumi. Jarak stasion ke episentrum dapat
dihitung dengan menggunakan Hukum Laska berikut:

Δ = {(S – P) – 1} × 1 megameter

Δ = Delta, menunjukkan jarak ke episentrum


S = Saat tibanya gelombang S pada seismograf
P = Saat tibanya gelombang P pada seismograf
r = 1 menit; 1 megameter = 1.000 km.
Contoh soal:

Gempa Gunung Tangkubanperahu tercatat pada seismograf stasion di Garut


sebagai berikut:

a. Gelombang longitudinal tercatat pada jam 08 25’ 25″

b. Gelombang transversal tercatat pada jam 08 26’ 40″ Berapa jarak Garut dari
episentrum gempa?

Jawab:

Delta = {(08 26’ 40” – 08 25’ 25”) – 1’} × 1.000 km

= ( 01’ 15” – 1’) × 1.000 km

=15/60 × 1.000 km

= 250 km

Jarak dari episentrum ke Garut adalah sekitar 250 km.

14
4. Gelombang Angin Tornado
1) defenisi

Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan
antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan
cumulus dengan permukaan tanah. Tornado muncul dalam banyak ukuran
namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terlihat jelas yang
ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan
yang membawa puing-puing.
Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan
rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum
menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-
480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di
permukaan dengan lebih dari 100 km.
Proses terjadinya tornado

Awan cumulonimbus merupakan awan yang paling ditakuti


penerbang, awan yang paling sering membuat bencana, ditambah lagi awan ini
merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik (mirip
seperti baterai raksasa di langit). Tornado alias puting
beliung, downburst, dan hail dapat terbentuk hanya di dalam awan ini. Di
dalam awan cumulonimbus ada yang disebut dengan downdraft dan updraft
sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. Gesekanpartikel-partikel awan di
dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik. Dari gejala awan ini muncul
lah fenomena cuaca atau yang disebut thunderstorm.

Thunderstorm jenis supercell, merupakan tipe terbesar dari thunderstorm. Di


dalamnya ada updraft yang kuat dan downdraft yang kuat. Di
belakang thunderstormbiasanya updraft dan di
depannya downdraft (presipitasi). Pada saat di bagian updraft ini merupakan
bagian dimana udara terangkat ke atas.

15
2) Alat ukur angin
1. Anemometer,
Anemometer merupakan suatu alat pengukur kecepatan angin dan pengukur
suhu yang sangat cocok bagi Anda yang berprofesi sebagai nelayan dan
sejenisnya untuk menentukan arah mata angin dan badai

2. Wind vane,
Untuk menentukan kecepatan angin kita perhatikan skala dari gerakan keping logam.
Pada alat Wind Force terdapat keping logam yang bisa naik turun saat ada angin dan
terdapat besi yang melengkung dengan ruji-ruji sebanyak 7. Bila kecepatan angin
lemah maka keping logam bergerak naik sedikit, sebaliknya bila angin kuat maka
keping logam dapat naik lebih tinggi.

3. Windsock,
alat untuk mengetahui arah angin dan memperkirakan besar kecepatan angin.
Biasanya ditemukan di bandara – bandara.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gelombang adalah getaran , dan getaran itu bergerak dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan media tertentu atau bahkan gelombang bisa bergerak
tanpa melalui media seperti di ruang hampa, jadi bisa disimpulkan gelombang itu
adalah getaran yang bisa berulang dan bisa merambat melalui media tertentu atau
bahkan tanpa media sekalipun, dan gelombang juga terdapat pada medium karena
adanya perubahan bentuk yang menimbulkan gaya pegas dimana dapat berjalan
dan juga dapat memindahkan energi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya
tanpa membuat pertikel medium berpindah secara permanen.

Gelombang juga terdapat pada alam yaitu


1. Gelombang tsunami
2. Gelombang gunung meletus
3. Gelombang gempa
4. Gelombang angin tornado
3.2 Saran
Setelah membaca, mempelajari dan memahami malahah ini di diharapkan
penulis dan pembaca dapat lagi memahani tentang gelombang terhususnya
pada gelombang yang terjadi dialam

17

Anda mungkin juga menyukai