Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL INDONESIA

Makalah ditujukan untuk memenuhi tugas pada matakuliah

Ilmu Pendidikan

Dosen Pengampu

Arif Shaifuddin, M. Pd.

Kelompok 6 :

1. AMALIA WAHYU SEPTININGRUM (211317077)


2. LAILATUL MASRUROH (211317091)

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem pendidikan di Indonesia selalu menjadi masalah yang cukup serius. Pemerintah
kerap kali mengubah kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan di Indonesia guna
mempermudah masyarakat untuk memperoleh pendidikan. Namun, masih ada saja
kekurangan yang terjadi, seperti belum meratanya pendidikan di Indonesia, biaya pendidikan
yang cukup mahal serta kualitas pendidikan yang tergolong rendah.
Pemerintah Indonesia harus berbenah dalam menghadapi tantangan global berkaitan
dengan pendidikan guna mewujudkan tujuan bangsa Indonesia yang tertera dalam
Pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pada Pembukaan Undang Undang Dasar 1945
alenia empat disebutkan bahwa salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa, sudah sewajarnya jika pemerintah kembali meningkatkan kualitas dan
pemerataan pendidikan di Indonesia.
Masyarakat perlu mengetahui makna penting sistem pendidikan nasional di Indonesia
agar selaras dengan tujuan pendidikan Indonesia, dan sejalan dengan kebijakan pemerintah.
Oleh karena itu, melalui makalah yang berjudul “Sistem Pendidikan Nasional”, kami
berharap pembaca mengerti dan memahami Sistem Pendidikan Nasional sebagai sistem
pendidikan yang diterapkan di Indonesia

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana makna Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia?
2. Bagaimana undang-undang yang mendasari Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia?
3. Bagaimana analisis Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia?

C. TUJUAN
1. Memahami makna Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia
2. Memahami undang undang yang mendasari Isitem Pendidikan Nasional di Indonesia
3. Memahami analisis Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Maksud sistem pendidikan nasional di sini adalah satu keseluruhan yang terpadu dari
semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan sartu dengan lainya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini, sistem pendidikan
nasional tersebut merupakan suatu suprasistem, yaitu suatu sistem yang besar dan kompleks,
yang di dalamnya tercakup beberapa bagian yang juga merupakan sistem-sistem1.
Terkait dengan kedudukan sistem pendidikan nasional tersebutlah, menurut Munandir
(2009) seluruh kegiatan dan aktivitas pendidikan, setiap unit dan organisasi yang bergerak di
bidang pendidikan dalam menjabarkan seluruh kegiatannya harus mengacu pada tujuan
pendidikan nasional2
Tujuan sistem pendidikan nasional berfungsi untuk memberikan arah pada semua
kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Meskipun setiap satuan
pendidikan tersebut mempunyai tujuan sendiri, namun tidak terlepas darai tujuan pendidikan
nasional.
Dalam sistem pendidikan nasional, peserta didiknya adalah semua warga negara. Artinya,
semua satuan pendidikan yang ada harus memberikan kesempatan menjadi peserta didiknya
kepada semua warga negara yang memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan
kekhususannya, tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, suku bangsa, dan
sebagainya. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) berbunyi:
“Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.
Di dalam UU No.20 Th 2003 Pasal 5 disebutkan ayat (1) setiap warga negara mempunyai
hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; dan ayat (5) setiap warga
negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat3.
Dengan ketentuan dan sampai batas umur tertentu, dalam setiap sistem pendidikan
nasional biasanya ada kewajiban belajar. Hal ini berarti bahwa secara formal, setiap warga
negara harus menjadi peserta didik, paling tidak biasanya pada jenjang pendidikan tingkat

1
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo PERSADA), 124.
2
Anwar Hafid, dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, (Bandung: Penerbit ALFABETA), 81.
3
Ibid, 125.
dasar. Lamanya kewajiban menjadi peserta didik secara formal ini bervariasai antara sistem
pendidikan nasional bangsa yang satu dengan yang lainnya.
Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan segala bidang yang
memerlukan berbagai jenis keahlian dan keterampilan, serta sekaligus dapat meningkatkan
produktivitas, mutu dan efisiensi kerja.
B. UNDANG-UNDANG YANG MENDASARI SISTEM PENDIDIKAN
Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 mengamanatkan kepada pemerintah Republik Indonesia untuk
mengusahakan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan
undang-undang. Perumusan undang-undang yang mengatur sistem pendidikan bukanlah
perkara mudah. Sejak tahun 1945, undang-undang yang dikehendaki Pasal 31 ayat 2 UUD
1945 baru dapat direalisasikan pada tahun 1989, yaitu dengan disahkannya Undang-Undang
nomor 2 Tahun 1989 pada 27 Maret 1989 yang kemudian disempurnakan dengan UU No.
20 Tahun 2003.
Pendidikan nasional yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 ini
mengungkapkan prinsip-prinsipnya sebagai satu sistem, yaitu4:
1. Yang berakar pada kebudayaan nasional dan berdasarkan Pancasila dan UUD
1945, serta melanjutkan dan meningkatkan pendidikan P4
2. Merupakan satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha mencapai
tujuan nasional, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila.
3. Mencakup, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.
4. Mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas tiga jenjang utama, yaitu
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi yang masing-
masing terbagi pula dalam jenjang atau tingkatan.
5. Mengatur bahwa kurikulum, peserta didik, dan tenaga kependidikan, terutama
guru, dosen, atau tenaga pengajar merupakan tiga unsur yang tidak dapat
dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar.
6. Mengatur secara terpusat (sentralisasi), namun penyelenggaraan satuan dan
kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusan (desentralisasi).

4
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo PERSADA, 2009), 133-134.
7. Menyelenggarakan satuan dan kegiatan pendidikan sebagai tanggung jawab
bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
8. Mengatur bahwa satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan masyarakat berkedudukan serta diperlakukan dengan penggunaan
ukuran yang sama.
9. Mengatur bahwa satuan dan aktivitas pendidikan yang diselenggarakan
masyarakat memiliki kebebasan untuk menyelenggarakannya sesuai dengan ciri
atau kekhususannya masing-masing sepanjang ciri atau kekhususannya masing-
masing sepanjang ciri itu tidak bertentangan dengan Pancasila sebagai dasar
negara, pandangan hidup bangsa dan ideology bangsa.
10. Memudahkan peserta didik memperoleh pendidikan yang sesuai dengan bakat,
minat, dan tujuan yang hendak dicapai serta memudahkannya menyesuaikan diri
dengan perubahan lingkungan.
Dari prinsip-prinsip diatas, dirumuskanlah UU nomor 2 Tahun 1989 tersebut antara lain
sebagai berikut5:
1. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya pada masa-masa yang akan
datang.
2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3. Sistem Pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari semua
satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk
mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
4. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Oleh karena itu, maka pendidikan nasional pada hakikatnya merupakan kelanjutan dan
sistem pendidikan yang telah ada sebelumnya yang merupakan warisan budaya bangsa

5
Ibid, 134-135.
secara turun-temurun. Pentingnya pendidikan perlu digalakkan sebab pendidikan merupakan
salah satu cita cita bangsa yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Melalui kebijakan
pemerintah diharapkan setiap warga negara memperoleh pendidikan yang layak dan sesuai
dengan yang telah diatur oleh perundang-undangan.
Seperti halnya isi UU No. 21 tahun 2003, dipaparkan dengan ringkas menyatakan bahwa
secara umum pendidikan nasional bertujuan untuk menembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.6
C. ANALISIS SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Dalam sistem pendidikan nasional, guna meningkatkan mutu keterampilan dan keahlian
peserta didik, sangat diperlukan komponen pendidikan yang saling mendukung, baik peserta
didik maupun pendidik.
Pendidik yang secara formal bertanggung jawab dalam sistem pendidikan nasional adalah
guru yang telah diantarkan lewat pendidikan professional. Pendidikan profesional keguruan
ini, pada umumnya meliputi dua aspek utama, yaitu penguasaan pengetahuan atau ilmu yang
diajarkan, dan pengetahuan serta ketrampilan yang mengajarkannya.
Berkenaan dengan pendidikan guru ini, dikenal dua istilah, yaitu TeacherTraining(latihan
guru) seperti KPG dan PGSD, dan Educationforteachers (pendidikan guru). Untuk
Indonesia kita mengenal adanya FKIP, Fakultas Tarbiyah, STIKIP, STIT, dan sebagainya
yang merupakan perguruan tinggi yang khusus mempersiapkan tenaga ahli kependidikan
dan keguruan7.
Tidak hanya pendidik, peserta didik pun perlu menaati tata tertib yang berlaku guna
terciptanya pendidikan yang efektif dan bermutu. Peserta didik bergantung pada pendidik,
dan pendidik bergantung pada peserta didik dalam mengimplementasikan sistem pendidikan
nasional yang sesuai dengan perundang-undangan.

6
Anwar Hafid, dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, (Bandung: Penerbit ALFABETA, 2014), 81-82.
7
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta: Penerbit TERAS, 2009), 142.
Menurut UU Nomor 2 Tahun 1989, secara garis besar sistem pendidikan nasional adalah
sistem yang berkaitan secara keseluruhan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik melalui kegiatan bimbingan atau pengajaran yang berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia dan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 guna tercapainya tujuan
pendidikan nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya. Yang dimaksud manusia seutuhnya ialah yang dapat
mengimplementasikan tiap tiap sila pancasila dalam kehidupan sehari- hari.
Begitu pula dalam UU No. 21 tahun 2003, dipaparkan dengan ringkas menyatakan
bahwa secara umum pendidikan nasional bertujuan untuk menembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Dalam hal ini pemerintah telah mengupayakan bagaimana membangun sistem pendidikan
nasional yang sesuai dengan perundang-undangan, oleh karena itu pemerintah telah
membagi kelembagaan pendidikan yang sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan.
Kelembagaan pendidikan dapat dilihat dari segi jalur pendidikan dan program serta
pengelolaan pendidikan. Dalam penyelengaraan sistem pendidikan nasional dilaksanakan
melalui dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah (PLS).
Pendidikan memang identik dengan pengajaran tetapi bukan berarti seluruh pendidikan
dilakukan di lingkungan sekolah, pendidikan juga bisa dilakukan di luar sekolah. Sementara
untuk jenjang pendidikan, pemerintahi membagi menjadi jenjang pendidikan menjadi
pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah dan jenjang pendidikan tinggi.
Pemerintah juga membagi program dan pengelolaan pendidikan meliputi jenis program
pendidikan dan kurikulum program pendidikan. Program pendidikan ini disesuaikan dengan
kondisi dan kemauan peserta didik. Yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas
pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan dan
pendidikan keagamaan.
Pemerintah juga menetapkan konsep sistem pendidikan nasional yang direalisir melalui
kurikulum. Kurikulum memberi bekal pengetahuan, sikap dan ketrampilan kepada peserta
didik. Kurikulum merupakan jembatan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Meskipun pemerintah telah mengupayakan hal tersebut, seluruh lapisan juga harus
sepenuhnya sadar akan pentingnya pendidikan, agar tercapainya tujuan pendidikan nasional
sebagimana yang telah tercantum dalam Undang-Undang.
Dalam implementasinya, sisrem pendidikan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya8:
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa ini seolah menjadi
tantangan tersendiri bagi negara Indonesia sebagai negara berkembang. Dimana
segala sesuatu dapat saja berjalan dengan bebas. Semakin maju teknologi semakin
beraneka ragam metode pembelajaran yang dapat digunakan, serta semakin
mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Semakin maju ilmu pengetahuan,
semakin luas pengetahuan yang dapat diterima masyarakat. Semakin beragam
pula model pendidikan yang ada di Indonesia. Hal ini bisa mempengaruhi
kemajuan kualitas pendidikan, bahkan kemajuan negara Indonesia.
2. Perkembangan penduduk
Pertumbuhan penduduk sangat penting dalam sebuah negara, karena penduduk
yang banyak, dapat menjadi sumber daya dan kekuatan pertahanan tersendiri.
Untuk merealisasikan sistem pendidikan nasional perlu adanya penerangan, dan
penyuluhan mengenai pentingnya pendidikan. Laju pertumbuhan yang sangat
pesat akan berpengaruh terhadap masalah pemerataan serta mutu pendidikan.
Pertumbuhan penduduk ini akan berdampak pada jumlah peserta didik. Semakin
besar jumlah penduduk, maka semakin banyak dibutuhkan sekolah-sekolah untuk
menampungnya.
3. Kepribadian bangsa
Kepribadian bangsa yang selama ini dikenal oleh dunia luar bahwa Indonesia
sebagai bangsa yang santun, sopan, ramah, dan mau beradaptasi dengan dunia luar

8
Baso Tola, Sistem Pendidikan Nasional dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya, Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam Vol. 2 No. 1, Februari 2014, 87- 89.
sepertinya sukar untuk diterima begitu saja. Hal ini terlihat dari perangai
masyarakat yang saat ini nyaris kehilangan kebersamaan. Bangsa ini dilanda krisis
dalam segala aspek kehidupan mulai, dari kemiskinan, kebodohan dan
ketidakadilan serta kemrosotan moral seolah telah menjadi bagian tak terpisahkan
dari kehidupan masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan sistem yang
utama, karena sistemlah yang menjadi pedoman sekaligus mengarahkan
pelaksananya
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

 Sistem pendidikan nasional adalah suatu sistem pendidikan yang berkaitan satu dengan
lainya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
Tujuan sistem pendidikan nasional berfungsi untuk memberikan arah pada semua kegiatan
pendidikan dalam satuan-satuan pendidikan yang ada. Dimana agar tidak melenceng dari
tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Sistem pendidikan nasional merupakan upaya
pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Untuk mewujudkan sistem pendidikan
nasional dibutuhkan komponen pendidikan yang saling menudukung, misalnya pendidik dan
peserta didik. Pendidik yang secara formal bertanggung jawab dalam sistem pendidikan
nasional adalah guru yang telah diantarkan lewat pendidikan professional. Guru tidak
semerta merta dengan mudah menjadi tenaga pendidik. Guru harus memiliki pendidikan
yang mumpuni agar dapat menyampaikan pembelajaran yang tepat sasaran. Sehingga sangat
penting bagi seorang guru memiliki pendidikan yang tinggi dan professional. Sementara itu,
peserta didik adalah semua warga negara. Artinya, semua satuan pendidikan yang ada harus
memberikan kesempatan menjadi peserta didiknya kepada semua warga negara yang
memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan kekhususannya, tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, agama, suku bangsa, dan sebagainya.
 Undang undang yang menjadi dasar sistem pendidikan nasional diantaranya adalah UU
Nomor 2 Tahun 1989 yang akhirnya disempurnakan oleh UU No. 20 Tahun 2003.
Secara garis besar, UU Nomor 2 Tahun 1989 Sistem pendidikan nasional adalah sistem yang
berkaitan secara keseluruhan sebagai usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan atau pengajaran yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 guna tercapainya tujuan pendidikan nasional
yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya.
Dalam UU No. 21 tahun 2003, dipaparkan pula dengan ringkas menyatakan bahwa secara
umum pendidikan nasional bertujuan untuk menembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
 Masyarakat perlu sadar bahwa pendidikan merupakan hal penting untuk memajukan
kesejahteraan bangsa. Pemerintah telah mengupayakan sistem pendidikan nasional dengan
membagi kelembagaan, menentukan program pendidikan dan pengelolaan pendidikan.
Bahkan perundang-undangan pun telah dengan tegas mengatur pendidikan nasional di
Indonesia. Baik tenaga pendidik maupun peserta didik sudah sewajarnya saling mendukung
untuk terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dan efektif. Materi pembelajaran pun
dapat tersampaikan dengan baik, sehingga tujuan pendidikan nasional pun akan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Hafid, Anwar. dkk. 2014. Konsep Dasar Ilmu Pendidika. Bandung: Penerbit ALFABETA

Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit TERAS.

Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo PERSADA.

Tola, Baso. 2014. Sistem Pendidikan Nasional dan Faktor Faktor yang Mempengaruhinya,
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam . TADBIR IAIN Sultan Amai Gorontalo. Volume 2,
Nomor. 1.

Anda mungkin juga menyukai