Anda di halaman 1dari 27

BAB III

TINJAUAN PELAKSANAAN

3.1 Tinjauan Umum


3.1.1 Data Umum Proyek
Ada pun data-data umum proyek adalah sebagai berikut:
Kegiatan : Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi
Pekerjaan : Pembangunan/Peningkatan Jaringan Irigasi D.I
Fatuba’a
Lokasi : Desa Fatuba’a Kecamatan Tasifeto Timur
Sumber Dana : DAU
Tahun Anggaran : 2016
Nilai Kontrak : Rp. 639.490.000
Waktu Pelaksanaan : 120 Hari Kelender
Mulai : 01 Agustus 2016
Selesai : 28 November 2016
Waktu Pemeliharaan : 180 Hari Kelender
Mulai :29 November 2016
Selesai : 27 April 2017
3.1.2 Ruang Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan Persiapan
a. Mobilisasi dan demobilisasi
b. Pengukuran dan Pematokan
c. Los Kerja
d. Papan nama proyek
2. Pekerjaan Intake
3. Pekerjaan Saluran Sekunder Tipe I
4. Pekerjaan Saluran Sekunder Tpe II
5. Pekerjaan Bangunan Bagi Tipe I
6. Pekerjaan Bangunan Bagi Tipe II

24
3.2 Manajemen Proyek
Menyatakan bahwa manajemen proyek adalah konsep suatu pengelolaan
yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan dimaksud, yakni
merencanakan, mengorganisir, memimpin dan mengendalikan sumber daya
agar penggunaan sumber daya menjadi efisien dan efektif (I. Soeharto,
1995:III-32).
Proyek adalah suatu rangkaian kegiatan aktifitas yang melibatkan
beberapa orang dimulai dari ide, sampai tercapainya sasaran yang ditentukan
dan dilaksanakan dalam waktu tertentu dengan biaya yang ditetapkan (I.
Soeharto, 1995:III-32).
Sisi manajemen, terkhususnya untuk Proyek Peningkatan Jaringan Irigasi
D.I Fatuba’a. Proyek tersebut merupakan salah satu proyek yang diadakan
oleh Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Belu. Sumber dana berasal dari
DAU Tahun Anggaran 2016 sebesar Rp. 639.490.000,- . Dalam proyek ini
yang bertindak sebagai kontraktor adalah CV. Mitra Karya Pratama
3.2.1 Struktur Organisasi Proyek
Organisasi proyek merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan.
Pembentukannya harus memperhatikan berbagai faktor dan persyaratan
yang berkaitan dengan upaya mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya
organisasi tersebut maka konsep manajemen dapat diterapkan dan di
jalankan.
3.2.2 Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Saluran Primer dan Sekunder
Saluran primer adalah saluran yang berfungsi membawa air dari
sumbernya dan membagikan ke saluran sekunder. Saluran sekunder adalah
suatu konstruksi yang menyalurkan air ke areal persawahan. Konstruksi ini
digunakan antara lain agar dapat menyalurkan air dari permukaan yang
tinggi ke permukaan yang lebih rendah dengan lancing juga digunakan bila
satu jalan dibangun pembatasan dengan sungai, danau atau tanah rawa.
Tanah urugan ini biasanya dipilih dari bahan lolos air atau tanah berbutir
seperti pasir, kerikil, atau batu pecah. Konstruksi yang digunakan dalam
proyek pembangunan saluran irigasi Pailelang yang menjadi saluran utama
penyaluran air ke sawah-sawah. Karna bentuknya yang sederhana dan

25
pelaksanaannya yang mudah, jenis ini sangat dibutukan konstruksi yang
tidak terlalu tinggi.
1. Alat Dan Bahan
Peralatan yang digunakan untuk galian tanah adalah:
a. Excavator berfungsi untuk menggali dan mengeruk
b. Linggis berfungsi untuk menggali tanah.
c. Pacul berfungsi untuk menggali tanah dan menggaruk tanah.
d. Skop berfungsi untuk mengangkat tanah hasil galian dan
menyekop pasir dan campuran yang telah diolah oleh pekerja
untuk dibawah ke tempat pemasangan.
Peralatan pendukung yang digunakan pada pekerjaan ini antara lain :
a. Ember, digunakan untuk mengangkut campuran dan air.
b. Sendok spesi, digunakan untuk pemasangan campuran.
c. Rol meter, dipakai pelaksana atau pegawas untuk mengukur
pekerjaan dan juga mengesek hasil pekerjaan para tukang apakah
sesuai dengan gambar kerja atau tidak.
d. Gergaji dan hamar, digunakan untuk pekerjaan profil.
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini antara
lain:
a. Semen Portland
Tipe semen Portland yang digunakan dalam pekerjaan
pembangunan saluran irigasi Fatuba’a ini adalah tipe 4.
b. Agregat Kasar Dan Halus
Jenis agregat yang dipakai pada pelaksanaan proyek ini
diambil di sekitar lokasi proyek setelah disetujui oleh direksi.
c. Air
Syarat air yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah bersih,
tidak berwarna dan tidak berbau. Dengan melihat syarat-syarat
tersebut maka air sungai di sekitar lokasi proyek memenuhi
syarat, sehingga digunakan dalam pekerjaan tersebut.

26
d. Kayu jati bulat
Untuk membuat profil batu perancah sebelum memulai
pekerjaan pemasangan batu gunung.
e. Paku
Paku yang digunakan adalah paku dengan ukuran 5 cm, 7 cm,
10 cm, dan 12 cm.
2. Prosedur Pelaksanaan
a. Pekerjaan Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, dilaksanakan pengukuran
terhadap permukaan tanah sesuai dengan kebutuhan kerja. Alat
yang digunakan adalah waterpass, meteran/meter roll, statip dan
alat ukur lainnya.
Bila hasil pengukuran di lapangan berbeda dengan gambar
rencana, toleransi yang diijinkan pemasokan patok bantu harus
disetujui oleh pimpro dan berdasarkan hasil pengukuran tersebut
dibuat gambar kerja/soft drawing yang harus disetujui oleh
pimpro. Gambar kerja yang telah disetujui tersebut selanjutnya
dipasang patok tanda-tanda as bangunan dan bowplank, pasangan
patok dan bowplank harus kuat dan permukaan rata serta diberi
tandah yang jelas.
b. Pekerjaan Galian Tanah Dan Perapihan Hasil Galian
Untuk pekerjaan galian tanah ini menggunakan pekerja
manusia (tenaga manusia).
c. Timbunan Tanah Dipadatkan kembali
Dalam pekerjaan pemadatan kembali tanah ini menggunakan
tenaga manusia atau dengan cara manual.
d. Pekerjaan pasangan batu kali 1 pc : 4 psr
Pekerjaan pasangan batu kali ini dapat dikerjakan mengikuti
profil bowlank yang tertera dalam kontrak.
1) Pealatan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah :
a) Mesin pengaduk campuran (Molen)
b) Cangkul

27
c) Skop, sendok spesi
d) Ember cor
2) Bahan-bahan yang digunakan adalah :
a) Batu kali
b) Pasir
c) Semen (semen Portland type 4)
d) Air
3) Cara melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a) Pembuatan profil pada daerah yang sudah digali sesuai
penampang rencana.
b) Semen, pasir dan air dicampur atau diaduk menjadi
mortar menggunakan mesin molen dan alat bantu
lainnya.
c) Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya
sebelum dipasang.
d) Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
e) Dilakukan penyimaran selama satu minggu untuk
pemeliharaan.
f) Pengukuran hasil pekerjaan.
e. Pekerjaan Plesteran
Pekerjaan plesteran ini spesifikasi campuran yang dipakai 1
Pc : 3 psr. Pada pekerjaan ini peralatan yang digunakan adalah
sekop, sendok spesi, water pass dan ember.
Cara melaksanakan pekerjaan :
1) Pekerjaan plesteran ini dilakukan pada seluruh permukaan
pasangan batu kali, kecuali yang tertimbun tanah.
2) Sebelum pekerjaan plesteran, permukaan yang akan diplester
dibersihkan dari semua kotoran.
3) Dinding yang akan diplester dibersihkan dengan air terlebih
dahulu.
4) Ketebalan plesteran sesuai dengan spesifikasi.

28
5) Dilakukan pemeliharaan selama satu minggu dengan
penyiraman.
6) Pengukuran hasil pekerjaan atau pemeriksaan kembali hasil
pekerjaan.
3.2.3 Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Proyek
1. Pemilik Proyek
Pemilik proyek adalah pihak yang memberi tugas atau pihak yang
menginginkan fasilitas sekaligus menanggung pembiayaan proyek
yang akan dikerjakan. Pemilik proyek dalam proyek ini adalah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Belu.
Tugas dan tanggung jawab pemilik proyek sebagai berikut :
a. Kepala Dinas/Kepala Satuan Pekerjaan
1) Melaksanakan seluruh tugas Satuan Kerja terutama
pelaksanaan rencana kerja yang telah ditetapkan dan
dituangkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
(DIPA).
2) Memimpin pelaksanaan seluruh rencana kerja yang telah
ditetapkan dan dituangkan dalam DIPA.
3) Memberikan pengarahan dan petunjuk-petunjuk kepada
pejabat Inti Satuan Kerja dibawahnya untuk kelancaran
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran/output yang
telah ditetapkan.
4) Mengukuhkan Surat Keputusan dan Penugasan yang
ditetapkan/ dikeluarkan.
5) Melaporkan seluruh kegiatan yang akan/sedang/selesai
dilaksanakan, sesuai aturan yang berlaku.
6) Melaporkan setiap terjadinya kerugian Negara menurut
bentuk dan cara yang ditetapkan, tepat pada waktunya.
b. Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi Pekerjaan
1) Pejabat Pembuat Komitmen harus sudah membayar kepada
penyedia jasa selambat-lambatnya dalam kurun waktu 14

29
(empat belas) hari sejak penyedia jasa telah mengajukan
tagihan yang telah disetujui oleh direksi teknis.
2) Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan direksi teknis
untuk melakukan pengawasan pelaksanaan pekerjaan
mewakili direksi pekerjaan.
3) Pejabat Pembuat Komitmen dapat membentuk panitia
peneliti pelaksanaan kontrak untuk membantu direksi
pekerjaan.
4) Direksi pekerjaan dapat mendelegasikan sebagian tugas dan
tanggungjawabnya kepada direksi teknis dan dapat
membatalkan pendelegasian tersebut setelah
memberitahukan kepada penyedia jasa.
5) Penyedia jasa wajib menyerahkan perkiraan arus uang (cash
flow forecast) sesuai dengan program kerja kepada direksi
pekerjaan.
6) Apabila suatu program kerja telah dimutakhirkan, maka
penyedia jasa wajib memperbaiki perkiraan arus uang dan
diserahkan kepada direksi pekerjaan.
7) Apabila pekerjaan dalam perintah perubahan harga
satuannya terdapat dalam daftar kuantitas dan harga, dan
apabila menurut pendapat direksi pekerjaan bahwa kuantitas
pekerjaan tidak melebihi batas sesuai ketentuan Pasal 22.2.
atau waktu pelaksanaan tidak mengakibatkan perubahan
harga, maka harga satuan yang tercantum dalam daftar
kuantitas dan harga digunakan sebagai dasar untuk
menghitung biaya perubahan.
8) Laporan harian dibuat oleh penyedia jasa, diperiksa oleh
direksi teknis, dan disetujui oleh direksi pekerjaan.
9) Direksi pekerjaan dapat meminta pihak ketiga untuk
memperbaiki cacat mutu bila penyedia jasa tidak
melaksanakannya dalam waktu masa perbaikan cacat mutu

30
sesuai yang tercantum dalam surat pemberitahuan direksi
teknis dengan biaya dibebankan kepada penyedia jasa.
10) Pekerjaan dinyatakan selesai apabila penyedia jasa telah
melaksanakan pekerjaan selesai 100% (seratus persen)
sesuai ketentuan kontrak dan telah dinyatakan dalam berita
acara penyerahan pertama pekerjaan yang diterbitkan oleh
direksi pekerjaan.
11) Apabila direksi pekerjaan menilai bahwa wakil penyedia
jasa tersebut pada Pasal 30.1. tidak memadai, maka direksi
pekerjaan secara tertulis dapat meminta penyedia jasa untuk
mengganti dengan personil lain yang kualifikasi,
kemampuan, dan pengalamannya melebihi wakil penyedia
jasa yang diganti selambat-lambatnya dalam waktu 14
(empat belas) hari dan wakil penyedia jasa yang akan
diganti harus meninggalkan lapangan selambat-lambatnya
dalam waktu 14 (empat belas) hari.
12) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan
menerbitkan surat peringatan kepada penyedia jasa dan
selanjutnya menyelenggarakan SCM (show cause meeting).
13) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan penyedia
jasa membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik
yang harus dicapai oleh penyedia jasa dalam periode waktu
tertentu (uji coba pertama) yang di tuangkan dalam berita
acara SCM Tahap I.
14) Penyedia jasa wajib menyampaikan peringatan dini kepada
direksi pekerjaan melalui direksi teknik selambat lambatnya
14 (empat belas) hari sejak terjadinya peristiwa-peristiwa
tertentu atau keadaan-keadaan yang dapat berakibat buruk
terhadap pekerjaan, kenaikan harga kontrak atau
keterlambatan tanggal penyelesaian pekerjaan. direksi
pekerjaan melalui direksi teknik dapat meminta penyedia
jasa untuk membuat perkiraan akibat yang akan timbul

31
terhadap pekerjaan, harga kontrak dan tanggal penyelesaian
pekerjaan. Perkiraan tersebut wajib diserahkan penyedia
jasa sesegera mungkin.
c. Pengawas Utama/Direksi Teknik
1) Direksi Teknis (Konsultan Pengawas) setiap hari harus
selalu ada dilapangan/dilokasi pekerjaan sesuai dengan
surat mobilisasi yang dikeluarkan Satker
Pengawasan/Perencanaan.
2) Sebelum dimulai pekerjaan Direksi Teknis mempersiapkan
rapat Pre Contruction Meeting yang dihadiri oleh
Kontraktor, PPK, dan Kepala Satker/Staf Satker. Isi rapat
antara lain membahas tentang pemahaman isi kontrak yang
berisisyarat-syarat umum dan khusus, gambar rencana,
organisasi proyek, program mobilisasi, program
pengendalian mutu dan beberapa hal yang perlu
dipersiapkan Kontraktor sebelum menjalankan proyek.
3) Jika Kontraktor melakukan kelalaian dilapangan, maka
Direksi Teknis harus melakukan peringatan secara tertulis
kepada Kontraktor. Direksi Teknis harus memerintahkan
kepada Kontraktor untuk menyediakan Direksi Keet beserta
kelengkapannya (sesuai yang tertuang di kontrak).
4) Direksi Teknis harus menjamin bahwa dokumen-dokumen
proyek berupa copy kontrak, gambar rencana, spesifikasi
teknis, buku direksi, shop drawing, struktur organisasi kerja,
schedule pelaksanaan/S-Curve, foto pelaksanaan dan lain-
lain selalau ada dilapangan (di dalam Direksi Teknis).
d. Staf Administrai
1) Melakukan seleksi atau perekrutan diproyek untuk pegawai
bulanan sampai pekerjaan harian spesialisasi keahlian
masing-masing sesuai posisi organisasi yang dibutukan.
2) Pembuatan laporan keuangan atau laporan kas bank proyek,
laporan bobot prestasi proyek, dan daftar hutang.

32
3) Membuat dan melakukan verifikasi bukti-bukti pekerjaan
yang akan dibayar.
4) Melayani tamu-tamu interen perusahaan maupun eksteren
dan melakukan tugas umum.
5) Mengisi data-data kepegawian, pelaksanaan, asuransi
tenaga kerja, menyimpan data-data kepegawaian, karyawan,
dan pembayaran gaji serta tunjangan karyawan.
e. Pengawas Lapangan
1) Melaksanakan pekerjaan pengawasan secara umum,
pengawasan lapangan, koordinasi dan inspeksi kegiatan-
kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis maupun
administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus
menerus sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk kedua
kalinya.
2) Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari
bahan atau komponen bangunan, peralatan dan
perlengkapan selama pekerjaan pelaksanaan di lapangan
atau ditempat kerja lainnya.
3) Mengawasi kemajuan pelaksanaan dan mengambil tindakan
yang tepat dan cepat, agar batas waktu pelaksanaan minimal
sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
4) Memberikan masukkan pendapat teknis tentang
penambahan atau pengurangan biaya dan waktu pekerjaan
serta berpengaruh pada ketentuan kontrak, untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa.
5) Memberikan petunjuk, perintah sejauh tidak mengenai
pengurangan dan penambahan biaya dan waktu pekerjaan
serta tidak menyimpang dari kontrak, dapat langsung
disampaikan kepada pemborong, dengan pemberitahuan
tertulis kepada Pengelola Proyek.

33
6) Memberikan bantuan dan petunjuk kepada Pemborong
dalam mengusahakan perijinan sehubungan dengan
pelaksanaan pembangunan.
2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah suatu instansi yang ditunjuk oleh
pimpinan proyek untuk merencanakan suatu proyek berdasarkan
suatu pemberian tugas, mengerjakan perencanaan dan pengawasan
bangunan, memberikan nasihat atau jasa lain yang berhubungan
dengan perencanaan dan alat pengawasan pembangunan dibidang
teknik bangunan. Dalam proyek ini konsultan perencana adalah Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Belu.
Konsultan perencana memiliki tugas-tugas adalah sebagai berikut :
a. Membuat sketsa gagasan atau pemikiran pertama.
b. Membuat rencana pelaksanaan.
c. Membuat gambar detail lengkap dengan perhitungan-pehitungan
struktur untuk seluruh proyek jika diperlukan.
d. Membuat peraturan dan persyaratan-persyaratan.
e. Membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB).
3. Konsultan Pengawas
Tugas dan tanggung jawab konsultan pengawas sebagai berikut :
a. Kepala Perwakilan
1) Membuat keputusan dan kebijakan atas semua
persoalan/masalah yang dihadapi oleh level yang dibawahnya
pada pekerjaan.
b. Site Engineer/Team Leader
1) Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.
2) Memonitor atau memantau progres pekerjaan yang dilakukan
tenaga ahli.
3) Bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi langsung
dan tidak langsung kepada semua karyawan yang berada di
bawah tanggung jawabnya, antara lain memberikan pelatihan
kepada karyawan agar dapat mencapai tingkat batas

34
minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan
dapat menerapkan sikap disiplin kepada karyawan sesuai
dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.
4) Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam
membina kerja sama team yang solid.
5) Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan
yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aturan.
6) Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola
seluruh kegiatan baik dilapangan maupun dikantor.
7) Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang
berkaitan terhadap kegiatan tim pelaksana pekerjaan.
8) Membimbing dan Mengarahkan anggota team dalam
mempersiapkan semua laporan yang diperlukan.
9) Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
10) Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan
instansi terkait.
c. Pengawas/Inpector
1) Membantu Chief Inspector Dan mengawasi pelaksanaan
pekerjaan dari aspek prosedur dan kuantitas pekerjaan
berdasarkan dokumen kontrak.
2) Bertanggung jawab Penuh Terhadap Chief Inspector untuk
mengawasi kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan
kontraktor.
3) Melakukan Pemeriksaan gambar kerja kontraktor
berdasarkan gambar rencana serta memeriksa dan memberi
ijin pelaksanaan pekerjaan kontraktor.
4) Mengawasi dan memberi pengarahan dalam pelaksanaan
pekerjaan agar sesuai dengan prosedur berdasarkan
spesifikasi teknis.
5) Berhak Menerima dan menolak hasil pekerjaan kontraktor
berdasarkan spesifikasi teknis.

35
6) Membuat laporan harian mengenai aktivitas kontraktor untuk
kemajuan pekerjaan, terdiri dari cuaca, material yang dating
(masuk), perubahan bentuk dan ukuran pekerjaan, peralatan
di lapangan, kuantitas dari pekerjaan yang telah diselesaikan,
pengukuran di lapangan dan kejadian-kejadian khusus.
7) Memeriksa gambar terlaksana (As Built Drawing).
8) Membuat catatan lengkap tentang peralatan, tenaga kerja dan
material yang digunakan dalam setiap pekerjaan yang
merupakan atau mungkin akan menjadi pekerjaan tambah
(extra).
d. Chief Inspector/Quality/Quality Engineer
1) Pengendalian terhadap mutu bahan dan pekerjaan yang
dilaksanakan oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditentukan dalam Dokumen
KontrakQuality Engineer harus memahami benar metode test
laboratorium dan lapangan yangdisyaratkan dalam Dokumen
Kontrak.
2) Mengikuti petunjuk teknis dan instruksi dari Site Engineer,
agar Site Engineer dan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
selalu mendapat informasi yang diperlukan sehubungan
dengan pengendalian mutu.
3) Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas
pengaturan personil dan peralatan laboratorium kontraktor
agar pelaksanaan pekerjaan selalu didukung tersedianya
tenaga dan peralatan pengendalian mutu sesuai dalam
Dokumen Kontrak.
4) Melakukan pengawasan dan pemantauan atas pengaturan dan
pengadaan Stone Crusher dan Aspalt Mixing Plant atau
peralatan lain yang diperlukan.
5) Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan
pemeriksaan mutu bahan dan pekerjaan, serta segera
memberikan laporan kepada Site Engineer setiap

36
permasalahan yang timbul sehubungan dengan pengendalian
mutu bahan dan pekerjaan.
6) Melakukan analisa semua hasil test, termasuk usulan
komposisi campuran (JobMix Formula), baik untuk
pekerjaan aspal, soil cement, agregat dan beton,
sertamemberikan rekomendasi dan justifikasi teknis atas
persetujuan dan penolakan usulan tersebut.
7) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan coringperkerasan
jalan yang dilakukanoleh kontraktor sehingga baik jumlah
serta lokasi coring dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan
persyaratan.
8) Menyerahkan kepada Site Engineer himpunan data bulanan
pengendalian mutu paling lambat tanggal 14 bulan
berikutnya.
9) Himpunan data harus mencakup semua datatest laboratorium
dan lapangan secara jelas dan terperinci.
10) Memberi petunjuk kepada staf kontraktor, agar semua teknisi
laboratorium danstaf pengendali mutu mengenal dan
memahami semua prosedur dan tata cara pelaksanaan test
sesuai dengan yang tercantum dalam spesifikasi.
4. Kontraktor
Kontraktor adalah pelaksana proyek yang harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam kontrak. Dalam proyek ini
Kontraktor adalah CV. Mitra Karya Pratama

37
VINSENSIUS LASAKAR
Direktur

Matilda Silsilia Oematan


Kepala Proyek

Fransiskus Nenobais Yontus Imanuel Tefbana Erni Key


Personalia/Logistik Pelaksana Teknik Administrasi Keuangan

Gambar 3.1. Bagan Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

Tugas dan tanggung jawab kontraktor/pelaksana proyek adalah


sebagai berikut :
a. Direktur
1) Memiliki tanggung jawab atas seluruh kegiatan yang
dilakukan sehubungan dengan perusahaan yang dipimpin.
2) Keputusan tertinggi berada di tangan direktur.
3) Bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan baik di lapangan
maupun di kantor pusat.
4) Mengkoordinasi seluruh pelaksanaan proyek.
5) Mengambil kebijakan dan keputusan atas semua persoalan
yang dihadapi oleh level di bawahnya.
b. Kepala Proyek
1) Bertanggung jawab terhadap keseluruhan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan baik menyangkut fisik maupun
keuangan serta alat, bahan dan tenaga kerja yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
2) Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pemilik
proyek tentang tahapan pekerjaan dan permasalahan yang
tumbul dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

38
c. Pelaksana
1) Melakukan pengawasan dan kontrol terhadap kemajuan
pelaksanaan fisik pekerjaan di lapangan.
2) Melakukan pengaturan terhadap bahan/ material yang akan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
3) Mengawasi jenis dan jumlah bahan, peralatan dan tenaga
kerja di lapangan.
4) Bartanggung jawab dan mlakukan kerja sama dengan
kepala proyek.
d. Petugas Administrasi
1) Melakukan pekerjaan administrasi teknik dari tahap
persiapan sampai dengan serah terima pekerjaan.
2) Berkoordinasi dengan kepala proyek dan pelaksana untuk
membuat laporan kemajuan pekerjaan yaitu Laporan
Harian, Mingguan, dan Bulanan.
3.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Saluran Primer dan
Sekunder
3.3.1 Metode kerja saluran primer
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan saluran primer berdasarkan
pengamatan di lapangan meliputi:
1) Pekerjaan galian
Pekerjaan galian menggunakan excavator sesuai dengan gambar rencana
lokasi yang telah disetujui oleh pengawas lapangan.
Metode kerja :
a) Melakukan pematokan pada lokasi yang telah diukur dan tarik benang
pada patok yang ada serta mulai melakukan pekerjaan galian.
b) Galian tanah dilakukan dengan excavator kemudian bersihkan lubang
galian tanah dengan menggunakan sekop, buang hasil galian di tempat
yang cukup aman ± 1 meter dari galian tanah.
c) Rapikan lubang galian agar memudahkan untuk pekerjaan selanjutnya,
setelah pembersihan lokasi bekas galian maka diadakan pengukuran

39
kembali, galian yang tepat ukurannya akan menghemat waktu, tenaga
dan biaya kerja.

2) Pekerjaan pasangan batu 1 PC : 4 Psr


Metode kerja :
a) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Gunakan kayu, benang, paku, dan palu untuk pembuatan bowplank
sebelum pekerjaan pasangan dimulai.
c) Setelah pasangan bowplank selesai dilanjutkan dengan pasangan batu.
d) Ambillah semen, pasir, dan air secukupnya yang ditakar menggunakan
ember kemudian dicampur hingga mortar dengan perbandingan
spesifikasi 1 PC : 4 Psr. Pencampuran dilakukan dengan
menggunakan mollen.
e) Sebelum dipasangan, batu terlebih dahulu dibersihkan dan dibasahi
dengan air.
f) Lapisan terbawah diisi mortar setebal 4 cm lalu dilanjutkan dengan
pemasangan batu, batu kali disusun sedemikian rupa mengikuti
benang acuan dan diberi celah untuk mortar.
g) Masukan campuran dengan menggunakan sendok spesi dan
dipadatkan agar tidak terdapat rongga antara batu.
h) Batu diketok/dipukul agar tepasang dengan baik dan selalu tertanam
dalam mortar.
i) Pemasangan batu dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja
j) Setelah pemasangan, lakukan kembali pengukuran

3) Pekerjaan Plesteran Dengan Perbandingan 1 PC : 3 Psr


Metode Kerja :
a) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Ambilah hamar, paku dan benang kemudian tarik benang disetiap
ujung sesuai dengan ketentuan dengan ketebalan plesteran 0,2 mm

40
c) Ambilah pasir, semen dan air secukupnya yang ditakar menggunakan
ember kemudian dicampur sampai rata sesuai dengan perbandingan 1
PC : 3 Psr
d) Sebelum plesteran, terlebih dahulu dinding saluran dibersihkan dan
dibasahi dengan air, agar lebih mudah pada saat plesteran
e) Lakukan pekerjaan plesteran sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan

Alat :
a. Sekop = 7 buah
b. Sendok spesi = 8 buah
c. Ember = 7 buah
d. Mesin molen = 1 unit
e. Excavator = 1 unit
f. Dump truck = 2 unit

41
42
3.3.2 Metode kerja saluran sekunder
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan saluran sekunder berdasarkan
pengamatan di lapangan meliputi:
1) Pekerjaan galian
Pekerjaan galian menggunakan excavator sesuai dengan gambar rencana
lokasi yang telah disetujui oleh pengawas lapangan.
Metode kerja :
a) Melakukan pematokan pada lokasi yang telah diukur dan tarik
benang pada patok yang ada serta mulai melakukan pekerjaan
galian.

b) Galian tanah dilakukan dengan excavator kemudian bersihkan


lubang galian tanah dengan menggunakan sekop, buang hasil
galian di tempat yang cukup aman ± 1 meter dari galian tanah.

c) Rapikan lubang galian agar memudahkan untuk pekerjaan


selanjutnya, setelah pembersihan lokasi bekas galian maka
diadakan pengukuran kembali, galian yang tepat ukurannya akan
menghemat waktu, tenaga dan biaya kerja.

2) Pekerjaan pasangan batu 1 PC : 4 Psr


Metode kerja :
a) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
b) Gunakan kayu, benang, paku, dan palu untuk pembuatan bowplank
sebelum pekerjaan pasangan dimulai.
c) Setelah pasangan bowplank selesai dilanjutkan dengan pasangan
batu.
d) Ambillah semen, pasir, dan air secukupnya yang ditakar
menggunakan ember kemudian dicampur hingga mortar dingan
spesifikasi 1 PC : 4 Psr. Pencampuran dilakukan dengan
menggunakan mollen.
e) Sebelum dipasangan, batu terlebih dahulu dibersihkan dan
dibasahi dengan air.

43
f) Lapisan terbawah diisi mortar setebal 4 cm lalu dilanjutkan dengan
pemasangan batu, batu kali disusun sedemikian rupa mengikuti
benang acuan dan diberi celah untuk mortar.
g) Masukan campuran dengan menggunakan sendok spesi dan
dipadatkan agar tidak terdapat rongga antara batu.
h) Batu diketok/dipukul agar tepasang dengan baik dan selalu
tertanam dalam mortar.
i) Pemasangan batu dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja
j) Setelah pemasangan, lakukan kembali pengukuran

3) Pekerjaan Plesteran Dengan Perbandingan 1 PC : 3 Psr


Metode Kerja :
a) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Ambilah hamar, paku dan benang kemudian tarik benang disetiap
ujung sesuai dengan ketentuan dengan ketebalan plesteran 0,2 mm
c) Ambilah pasir, semen dan air secukupnya yang ditakar
menggunakan ember kemudian dicampur sampai rata sesuai
dengan perbandingan 1 PC : 3 Psr
d) Sebelum plesteran, terlebih dahulu dinding saluran dibersihkan dan
dibasahi dengan air, agar lebih mudah pada saat plesteran
e) Lakukan pekerjaan plesteran sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan

Alat :

a. Sekop = 7 buah
b. Sendok spesi = 8 buah
c. Ember = 7 buah
d. Mesin molen = 1 unit
e. Excavator = 1 unit
f. Dump truck = 2 unit

44
45
46
3.3.3 Gambar Hasil Kerja

Gambar 3.3 Papan nama proyek

Gambar 3.4 Galian tanah saluran primer

47
Gambar 3.5 pasangan batu saluran primer

Gambar 3.6 Pekerjaan Galian tanah saluran sekunder

48
Gambar 3.7 Hasil galian tanah

Gambar 3.8 Pemasangan batu saluran sekunder

49
Gambar 3.18 Pekerjaan Plesteran

Gambar 3.19 hasil pekerjaan plesteran

50

Anda mungkin juga menyukai