PENDAHULUAN
1
dan merekayasa arah perkembangan masyarakat dalam pembangunan nasional
adalah Pendidikan
Pembangunan Nasional berarti suatu proses perubahan struktural kehidupan
bernegara kebangsaan, yang tercakup di dalam structural politik dan pertahanan
keamanan, struktur ekonomi, serta struktur tata masyarakat dan budaya yang.
bertujuan mencapai Negara kesatuan yang berkedaulatan rakyat serta adil dan
makmur berdasarkan Pancasila, yang mampu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Dengan melihat pengertian pendidikan dan pembangunan nasional di atas
oleh karena itu dalam makalah yang sederhana ini akan membahas lebih
mendalam lagi tentang pendidikan dan masa depan pembangunan nasional.
2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya
adalah peningkatan kualitas SDM. Oleh sebab itu, pendidikan juga merupakan
alur tengah pembangunan dari seluruh sektor pembangunan. Terdapat suatu kesan
bahwa persepsi masyarakat umum tentang arti pembangunan lazimnya bersifat
menjurus. Pembangunan semata-mata hanya beruang lingkup pembangunan
material atau pembangunan fisik berupa gedung, jembatan, pabrik, dan lain-lain.
Padahal sukses tidaknya pembangunan itu justru sangat ditentukanoleh
keberhasilan di dalam pembangunan rohaniah/spiritual, yang secara bulat di
artikan pembangunan manusia, dan yang terakhir ini menjadi tugas utama
pendidikan.
Persepsi yang keliru tentang arti pembangunan, yang menganggap bahwa
pembangunan itu hanya semata-mata pembangunan material dapat berdampak
menghambat pembangunan sistem pendidikan, karena pembangunan itu
semestinya bersifat komprehensif yaitu mencakup pembangunan manusia dan
lingkungannya. Paparan materi ini bermaksud memberikan gambaran yang
komprehensif tenang pembangunan manusia dan lingkungannya. Di dalam bagian
ini akan dikemukakan lima hal berturut-turut, yaitu:
1. Esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya
2. Sumbangan pendidikan pda pembangunan
3. Pembangunan sistem pendidikan nasional
4. Keberagaman persepsi konsep pembangunan
5. Peran pendidikan dalam pembangunan
3
daya manusia tidak secara langsung terlihat sebagai sasaran pembicaraan. Padahal
banyak bukti yang dialami oleh banyak negara menunjukkan bahwa kemajuan di
bidang ekonomi da industri yang di tandai oleh kenaikan GNP, lalu kenaikan
volume ekspor dan impor sebagai indikator, ternyata tidak otomatis membawa
kesejahteraan masyarakatnya.
Pembangunan dalam arti yang terbatas pada bidang ekonomi dan industri saja
beelumlah menggambarkan esensi yang sebenarnya dari pembangunan, jika
kegiatan-kegiatan tersebut belum dapat mengatasi masalah yang hakiki yaitu
terpenuhinya hajat hidup dari rakyat banyak material dan spiritual.
Pembangunan ekonomi dan industri mungkin dapat memenuhi aspek tertentu
dan kebutuhan, misalnya kebutuhan akan sandangan, pangan, dan papan, tetapi
mungkin tidak untuk kebutuhan spiritual yang lain. Bukankah kenyataan
menunjukkan bahwa banyak orang yang secara material cukup mampu, tetapi
secara spiritual menanggung banyak masalah.
Dinyatakan dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah
pembangunan manusia indonesia. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa yang
menjadi tujuan akhir pembangunan adalah manusia, yaitu dapatnya dipenuhi hajat
hidup, jasmaniah dan rohaniah, sebagai makhluk individua, makhluk sosial, dan
makhluk religius, agar dengan demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku
makhluk.
Sebagai objek pembangunan manusia dipandang sebagai sasaran yang di
bangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi ikhtiar ke dalam diri manusia,
berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan perkembangan rohani yang meliputi
kemampuan penalaran, sikap diri, sikap sosial, dan sikap terhadap lingkungannya,
tekad hidup yang positif serta keterampilan kerja. Ikhtiar ini disebut pendidikan.
Manusia sebagai sasaran pembangunan wujudnya diubah dari keadaan yang
masih bersifat “potensial” ke keadaan “aktual”. Fuad hasan menyatakan bahwa
“Manusia adalah makhluk yang terentang antara “potensi” dan “aktualisasi”
(manusia dan citrannya, juni 1985). Diantara dua kutub itu terentang upaya
pendidikan. Dalam hubungan ini perlu dicatat bahwa pendidikan berperan
4
mengembangkan yaitu menghidupsuburkan potensi-potensi “kebaikan” dan
sebaliknya mengerdilkan potensi “kejahatan”.
Potensi-potensi kebaikan yang perlu dikembangkan aktualisasinya seperti
kemampuan berusaha, berkreasi, kesediaan menerima kenyataan, berpendirian,
rasa bebas yang bertanggung jawab, kejujuran, toleransi, rendah hati, tenggang
rasa, kemampuan bekerjasama, menerima, melaksanakan kewajiban sebagai
keniscayaan, menghormati hak orang lain dan seterusnya.
Manusia dipandang sebagai “subjek” pembangunan karena ia dengan segenap
kemampuannya menggarap lingkungannya secara dinamis dan kreatif, baik
terhadap sarana lingkungan alam maupun lingkungan sosial/ spiritual.
Uraian di atas menunjukkan “status” pendidikan dan pembangunan masing-
masing dalam esensi pembangunan serta antar keduanya.
1. Pendidikan merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan
pembangunan merupakan usaha ke luar dari diri manusia.
2. Pendidikan menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang
pembangunan dan hasil pembangunan dapat menunjang pendidikan
(pembinaan, penyediaan sarana, dan seterusnya).
Jadi pendidikan mengarah ke dalam diri manusia, sedangkan pembangunan
mengarah ke luar yaitu ke lingkungan sekitar manusia.
Jika pendidikan dan pembangunan dilihat sebagai suatu garis proses, maka
keduanya merupakan suatu garis yang terletak kontinu yang saling mengisi.
Proses pendidikan pada suatu garis menempatkan manusia sebagai titik awal.
Pembangunan yang dapat memenuhi hajat hidup masyarakat luas serta
mengangkat martabat manusia sebagai makhluk.
5
pembangunan. Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat diliat pada
beberapa segi, yaitu:
1. Segi Sasaran Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar yang di tunjukkan kepada peserta didik
agar menjadi manusia yang berkepribadian kuat dan utuh serta bermoral
tinggi. Jadi tujuan citra manusia pendidikan adalah terwujudnya citra
manusia yang dapat menjadi sumber daya pembangunan yang manusiawi.
2. Segi Lingkungan Pendidikan
Klasifikasi ini menunjukkan peran pendidikan dalam berbagai lingkungan
atau sistem. Lingkungan keluarga (pendidikan informal),
lingkungan sekolah (pendidikan formal), lingkungan masyarakat
(pendidikan nonformal), ataupun dalam sistem pendidikan pra-jabatan dan
dalam jabatan.
a. Lingkungan Keluarga
Di dalam lingkungan keluarga anak dilatih berbagai kebiasaan yang
baik (habit formation) tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kecekatan, kesopanan, dan moral.
b. Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah (pendidikan formal), peserta didik dibimbing
untuk memperluas bekal yang telah di peroleh dari lingkungan kerja
keluarganya berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
c. Lingkungan Masyarakat
Di lingkungan masyarakat (pendidikan nonformal) perserta didik
memperoleh bekal praktis untuk berbagai jenis pekerjaan, khususnya
mereka yang tidak sempat melanjutkan proses belajarnya melalui jalur
formal.
3. Segi Jenjang Pendidikan
Jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah (SM), dan pendidikan
tinggi (PT) memberikan bekal kepada para peserta didik secara
bersinambungan.
4. Segi Pembidangan Kerja atau Sektor Kehidupan
Pembidangan kerja menurut sektor kehidupan meliputi antara lain: bidang
ekonomi, hukum, sosial politik, keuangan, perhubungan, dan komunikasi,
pertanian, pertambangan, pertahanan, dan lain-lain. Pembinaan dan
pengenmbangan bidang-bidang tersebut hanya mungkin dikerjakan jika
6
diisi oleh orang-orang yang memiliki kemampuan seperti yang di
butuhkan. Orang orang dimaksud hanya tersedia jika pendidikan berbuat
untuk itu.
7
c. Aspek Yuridis
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan hukum pendidikan
sifatnya relatif tetap. Tetapi kemajuan zaman menimbulkan
kebutuhan-kebutuhan baru, khususnya kebutuhan akan penyempurna
sistem pendidikan yang sesuai dengan tuntunan kebutuhan-kebutuhan
baru tersebut.
d. Aspek struktur
Aspek struktur pembangunan sistem pendidikan berperan pada upaya
pembenahan struktur pendidikan yang
mencakup jenjang dan jenispendidikan, lama waktu belajar dari
jenjang yang satu ke jenjang yang lain, sebagai akibat dari
perkembangan sosial budaya dan politik.
e. Aspek kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pencapaian tujuan. Jika tujuan
kurikulum berubah, maka kurikulum berubah pula. Kurikulum dalam
sistem pendidikan persekolahan di negara kita telah mengalami
penyempurnaan dalam perjalanannya.
8
pengembangan seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Badan-
badan Penelitian dan Pengembangan di setiap departemen, dan
sebagainya, orang-orang terdidik hasil pendidikan bekerja, dan
menghasilkan berbagai teknologi baru.
2. Menjadi Tenaga Produktif dalam Bidang Konstruksi
Orang-orang terdidik hasil pendidikan, juga masuk dan aktif
bekerja di bidang konstruksi yang menghasilkan rancang bangun berbagai
macam pabrik dan perusahaan. Pabrik-pabrik ini yang akan menghasilkan
berbagai barang kebutuhan hidup dan jasa.
3. Menjadi Tenaga Produktif yang Menghasilkan Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil pendidikan menjadi pula masukan
dalam pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan, sebagai tenaga kerja
produktif yang memproses produksi barang-barang kebutuhan hidup dan
jasa. Dengan demikian, adalah penghasil barang dan jasa yang diperlukan
masyarakat.
4. Pelaku Generasi dan Penciptaan Budaya
Orang-orang terdidik hasil pendidikan tidak hanya merevisi
kebudayaan masa lampau, tetapi juga sekaligus individu-individu atau
kelompok individu yang melakukan perbaikan dan penciptaan unsure-
unsur budaya baru berdasarkan budaya lama yang telah dimilikinya.
Mereka inilah yang memelihara dan memperbaiki nilai-nilai budaya
dalam masyarakat.
5. Konsumen Barang dan Jasa
Orang-orang terdidik hasil pendidikan merupakan generasi baru
yang mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh pabrik-
pabrik dan perusahaan-perusahaan. Sebagai konsumen, mereka
merupakan konsumen yang lebih banyak jenis kebutuhannya serta lebih
kritis dalam menggunakan barang-barang keperluan hidup dan jasa,
apabila dibandingkan dengan orang-orang yang tidak/kurang terdidik.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangunan dalam arti yang terbatas pada bidang ekonomi dan industri saja
beelumlah menggambarkan esensi yang sebenarnya dari pembangunan, jika
kegiatan-kegiatan tersebut belum dapat mengatasi masalah yang hakiki yaitu
terpenuhinya hajat hidup dari rakyat banyak material dan spiritual.
Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan dapat diliat pada beberapa
segi, yaitu segi sasaran pendidikan, segi lingkungan pendidikan, segi jenjang
pendidikan dan segi pembidangan kerja atau sektor kehidupan.
Secara makro, sistem pendidikan meliputi banyak aspek yang satu sama
bertali erat, yaitu hubungan antar aspek-aspek, aspek filosofi keilmuan, aspek
yuridis, aspek struktur dan aspek kurikulum.
10
Terdapat pula ahli yang berpendapat seperti yang dinyatakan oleh Fletcher
(1976), pembangunan adalah suatu yang alami bagaimana manusia, masyarakat,
dan Negara untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Hal ini dapat
diibaratkan seperti halnya biji-bijian atau sel tanaman yang akan berkembang
menjadi dewasa.
Peranan Pendidikan Dalam Pembangunan, antar lain adalah sebagai berikut
mengembangkan teknologi baru, menjadi tenaga produktif dalam bidang
konstruksi, menjadi tenaga produktif yang menghasilkan barang dan jasa, pelaku
generasi dan penciptaan budaya dan konsumen barang dan jasa.
3.2 Saran
Bila pembangunan di negara kita ingin maksimal, maka harus meningkatkan
mutu sumber daya manusianya lewat pendidikan yang lebih maju, meningkatkan
dan meratakan pendidikan di seluruh negara dan memberikan sarana dan
prasarana pendidikan yang lengkap, agar menunjang peningkatan mutu
pendidikan.
Daftar Pustaka
11
12