Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DHF (DENGUE HEMORAGHIC FEVER) PADA

ANAK

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

Oleh
Kelompok 7
Oktzalina Sonnia 152310101254
Crieshna Maulana A 162310101115

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DHF (DENGUE HEMORAGHIC
FEVER) PADA ANAK

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK

disusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan anak dengan dosen
pengampu Ns. ira, S.Kep.M.Kes

Oleh:
Kelompok 7
Oktzalina Sonnia 152310101254
Crieshna Maulana A 162310101115

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018

ii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan anak yang berjudul “Konsep
Asuhan Keperawatan pada berat bayi lahir rendah”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan anak. dalam penulisan tugas ini kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ns. Lantin Sulistyorini, S.Kep.M.Kes selaku dosen mata kuliah keperawatan anak
2. teman-teman mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Jember kelas E yang
telah membantu.
Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca demi
menyempurnakan tugas ini. Semoga tugas ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca.

Jember, 29 September 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................................................i
HALAMAN JUDUL .................................................................................................................ii
PRAKATA .................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iv
BAB 1.TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................1
1.1 Definisi ............................................................................................................................1
1.2 Etiologi ............................................................................................................................1
1.3 Tanda dan Gejala...........................................................................................................2
1.4 Anatomi dan Fisiologi ....................................................................................................2
1.5 Patofisiologi ....................................................................................................................4
1.6 Pathway ..........................................................................................................................5
1.7 Komplikasi......................................................................................................................6
1.8 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................6
1.9 Pencegahan .....................................................................................................................6
1.10 Penatalaksanaan ..........................................................................................................7
BAB 2. ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................9
2.1 Pengkajian ......................................................................................................................9
2.2 Intervensi ........................................................................................................................13
2.3 Evaluasi ...........................................................................................................................16
BAB 3. ANALISIS JURNAL ...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................21

iv
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Dengue Hemoragic Fever (DHF)


1. Definisi
Dengue hemoragic fever (DHF) atau demam berdarah dengue adalah
penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Dengue hemoragic fever (DHF) merupakan
penyakit yang disebabkan oleh karena virus dengue yang termasuk golongan
arbovirus melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal
dengan sebutan Demam Berdarah (DBD) (Aryu C, 2010). Demam berdarah
dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi virus yang menimbulkan demam akut
disertai dengan manifestasi perdarahan yang bertendensi menimbulkan renjatan
yang dapat menyebabkan kematian. Demam dengue / DHF dan demam berdarah
dengue / DBD ( Dengue hemoragic fever / DHF) adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan /
atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia
dan diatesis hemoragic (Aryu C, 2010). Dengue shock syndrome (DSS) adalah
sindroma syok yang terjadi pada penderita dengue haemoragic fever (DHF) atau
Demam Berdarah Dengue (DBD) (Aryu C, 2010). Dari beberapa pendapat
pengertian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa dengue haemoragic fever
adalah suatu penyakit yang disebabkan virus dengue golongan arbovirus yang
ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan dapat mengakibatkan kematian.
2. Etiologi
Penyebab dengue hemorhagic fever (DHF) dinamakan virus dengue tipe 1, tipe 2,
tipe 3,tipe 4. Vektor dari DHF adalah Aedes aegypti, aedes albopictus, aedes
aobae, aedes cooki, aedes hakanssoni, aedes polynesis, aedes pseudoscutellaris,
aedes rotumae (Aryu C, 2010). Virus dengue termasuk Flavivirus secara serologi
terdapat 4 tipe yaitu tipe1, tipe 2, tipe 3, tipe 4. Dikenal 3 macam arbovirus
Chikungunyam Onyong-nyong dari genus Togavirus dan West

1
Nile Fever dari genus Flavivirus, yang mengakibatkan gejala demam dan ruam
yang mirip DB.

3. Tanda dan gejala


Kriteria kliniknya yaitu demam tinggi mendadak dan terus menerus selama
2-7 hari dengan sebab yang tidak jelas dan hamper tidak dapat dipengaruhi oleh
antipiretika, manifestasi perdarahan: manipulasi (uji torniquet positif) dan spontan
(petekie, ekimose, perdaharahan gusi, hemetemesis atau melena), pembesaran
hati, dan syok. Sedangkan kriteria laboratoriknya adalah trombositopenia: jumlah
trombosit ≤ 100.000/mm3 dan hemokonsentrasi: meningginya nilai hematokrit
atau Hb ≥20% dibandingkan dengan nilai pada masa konvalesense (Rampengan,
2007). Tanda-tanda lanjut kelebihan cairan yang berat(WHO,2009) :
1. edema paru
2. sianosis
3. syok ireversibel.

4. Anatomi dan Fisiologi


Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi
sangat penting dalam tubuh yaitu fungsi transportasi (membawa nutrisi ke seluruh
tubuh dan oksigen ke paru-paru kemudian diedarkan ke seluruh tubuh). Darah
mempunyai 2 komponen yaitu padat dan cair. Bagian padat terdiri dari eritrosit,
leukosit dan trombosit. Komponen padat merupakan 45% dari seluruh volume
darah dan 55 % adalah plasma yang termasuk komponen cair.
1. Eritrosit
Eritrosit dibuat di sumsum tulang yang masih berinti, dalam
pembentukannya dibutuhkan zat besi, Vit B12, asam folat, dan rantai globulin
yang merupakan senyawa protein. Pematangan eritrosit diperlukan hormon
eritropoetin yang diproduksi oleh ginjal. Umur peredarannya 105-120 hari.
Eritrosit dihancurkan di limfa. Jumlah normalnya pada laki-laki 5,5 juta sel/mm3
pada perempuan 4,8 juta sel/mm3.
2. Leukosit

2
Leukosit fungsi utamanya adalah sebagai pertahanan tubuh dengan cara
menghancurkan antigen (kuman, virus, toksin) yang masuk. Ada 5 jenis leukosit
yaitu: neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit. Jumlah normal leukosit
5000-9000 /mm3.
3. Trombosit
Trombosit merupakan keping-keping darah yang dibuat di sumsum tulang,
paru – paru, limfa. Umur peredarannya hanya 10 hari. Trombosit mempunyai
kemampuan untuk melakukan:
- Daya aglutinasi (membeku dan menggumpal)
- Daya adesi (saling melekat)
- Daya agregasi berkelompok)
Trombosit berfungsi sebagai pembekuan darah dan penghentian perdarahan,
begitu pula kerusakan dinding pembuluh darah trombosit akan berkumpul di situ,
dan menutup lubang kebocoran dengan saling melekat, berkelompok menggumpal
dan kemudian dilanjutkan dengan proses pembekuan darah, jumlah trombosit
150.000-450.000 keping/mm3.
4. Plasma darah
Plasma merupakan bagian yang encer tanpa sel-sel darah, berwarna
kekuningan hampir 40% terdiri dari air. Struktur dinding kapiler tersusun atas 1
lapisan uniseluler selsel endotelial dan di sebelah luarnya dikelilingi membran
dasar ada 2 jalan penghubung yaitu celah intraseluler yang merupakan celah tipis
diantara sel-sel endotelial. Tiap celah ini diselingi sekelompok protein yang
mengikat sel endotelial agar bersama-sama. Celah tersebut berada di tepi
endotelial, pada sel endotelial terdapat juga banyak gelombang plasmalemal untuk
menghambat paket plasma kecil/cairan ekstraselular.
Proses pemindahan dan cairan melalui difusi, zat-zat yang larut dalam
lemak dapat berdifusi secara langsung melewati dinding endotelial kapiler, zat
yang larut dalam lemak terutama O2 dan CO2. Zat yang larut dalam air hanya
dapat berdifusi melalui pori-pori interseluler pada membran kapiler. Zat tersebut
misalnya natrium, klorida dan ari itu sendiri. Tekanan dalam kapiler cenderung
mendorong cairan dan zat terlarutnya melewati pori-pori kapiler ke dalam ruang

3
interstisial, sebaliknya tekanan osmotik yang ditimbulkan oleh protein
plasma cenderung menimbulkan gerakan cairan osmosis dari ruang interstisial ke
dalam darah. Tekanan osmotik ini mencegah hilangnya volume cairan yang cukup
bermakna dari darah ke dalam ruang interstisial.

5. Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh kemudian akan beraksi dengan antibody
dan terbentukalah kompleks virus antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi
system komplemen, akibat aktivasi C3 dan C5 akan dilepas C3a dan C5a, dua
peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat
sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah. Peningkatan
permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume plasma,
sehingga terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, dan hipoproteinemia serta efusi dan
renjatan(syok).

4
6. Pathway
Beredar dalam Infeksi virus
Arbovirus (melalui
nyamuk aedes aliran darah dengue (viremia)

Membentuk & Mengaktifkan


PGE2 Hipothalamus melepaskan zat system
C3a, C5a komplemen

Peningkatan Permeabilitas membrane


Hipertermi reabsorbsi Na+ dan Meningkat komplemen
H2O

Agregasi trombosit Kerusakan endotel Resiko syok


pembuluh darah hipovolemik

Trombositopen
Merangsang & Renjatan hipovolemik
mengaktivasi factor dan hipocensi
pembekuan

Pembekuan darah Kebocoran plasma

Resiko Pendarahan
Pendarahan

Resiko Perfusi
Jaringan

Asidosis Metabolik Hipoksia Jaringan

Resiko Syok
Kekurangan Volume Ke Extravaskuar
(Hipovolemik)
Cairan

Paru - paru Hepar Abdomen

Efusi Pleura Hepatomegali Assites

Ketidakefektifan pola Penekanan intra Mual muntah


napas abdomen
5
Ketidakseimbangan
Nyeri nutrisi dari
kebutuhantubuh
7. Komplikasi
komplikasi DBD adalah sebagai berikut
a) Gagal ginjal
b) Efusi pleura
c) Hepatommegali
d) Gagal jantung
8. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai sebagai berikut
a. Hb dan PCV meningkat (> 20 %).
b. Trmbisitopenia (< 100.000/ml).
c. Leukopenia (mungkin normal atau lekositosis)
d. Ig.D dengue positif
e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan
f. hipoproteinemia, hipokloremia, hiponatremia.
g. Urin dan pH darah mungkin meningkat.
h. Asidosis metabolik: pCO2 < 35-40 mmHg, HCO3 rendah.
i. SGOT/SGPT mungkin meningkat.
9. Pencegahan
Pencegahan yang dilakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk di
waktu pagi sampe sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam
hari). Hindari pula lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah
yang ada penderita DBD-nya. Berikut beberapa cara paling efektif dalam
mencegah penyakit DBD:
a. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui pengelolaan sampah padat,
modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan
manusia, dan perbaikan desain rumah.
b. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) di tempat air
kolam
c. Pengasapan (fogging) dengan menggunakan malathion dan fenthion.
d. Memberikan bubuk abate (themophos) pada tempat-tempat penampungan
air, seperti gentong air, vas bunga, kolam dan lain-lain

6
10. Penatalaksanaan
Menurut WHO, (2009) Tatalaksana DHF yaitu :
a. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue tanpa syok
Anak dirawat di rumah sakit
1. Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air tajin, air sirup,
susu, untuk mengganti cairan yang hilang akibat kebocoran plasma,
demam, muntah/diare.
2. Berikan parasetamol bila demam. Jangan berikan asetosal atau ibuprofen
karena obat-obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.
Berikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang:
1. Berikan hanya larutan isotonik seperti Ringer laktat/asetat
2. Kebutuhan cairan parenteral Berat badan < 15 kg : 7 ml/kgBB/jam, Berat
badan 15-40 kg : 5 ml/kgBB/jam, Berat badan > 40 kg : 3 ml/kgBB/jam
3. Pantau tanda vital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium
(hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin) tiap 6 jam
4. Apabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan
jumlah cairan secara bertahap sampai keadaan stabil
Cairan intravena biasanya hanya memerlukan waktu 24–48 jam sejak
kebocoran pembuluh kapiler spontan setelah pemberian cairan. Apabila terjadi
perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata laksana syok
terkompensasi (compensated shock).
b. Tatalaksana Demam Berdarah Dengue dengan Syok
Perlakukan hal ini sebagai gawat darurat. Berikan oksigen 2-4 L/menit
secarra nasal. Berikan 20 ml/kg larutan kristaloid seperti Ringer laktat/asetat
secepatnya. Jika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid
20 ml/kgBB secepatnya (maksimal 30 menit) atau pertimbangkan pemberian
koloid 10-20ml/kgBB/jam maksimal 30 ml/kgBB/24 jam. Jika tidak ada
perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun pertimbangkan
terjadinya perdarahan tersembunyi; berikan transfuse darah/komponen. Jika
terdapat perbaikan klinis (pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai membaik,
tekanan nadi melebar), jumlah cairan dikurangi hingga 10 ml/kgBB/jam dalam 2-

7
4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6 jam sesuai kondisi klinis dan
laboratorium. Dalam banyak kasus, cairan intravena dapat dihentikan setelah 36-48 jam.
Ingatlah banyak kematian terjadi karena pemberian cairan yang terlalu banyak daripada
pemberian yang terlalu sedikit.
c. Tatalaksana komplikasi perdarahan
Jika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila mungkin. Bila tidak, beri koloid dan
segera rujuk.

8
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
Studi Kasus Anak dengan DHF
Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD dengan keluhan
demam selama 3 hari, suhu tubuh sekitar 38°C dan keluar darah dari hidung. Hasil
pemeriksaan fisik saat ini mendapatkan suhu tubuh 36°C (aksila), nadi 60 kali per menit,
frekuensi nafas 20 kali per menit, ada bintik kemerahan di permukaan kulit tangan dan kaki
(yang tidak hilang saat ditekan), abdomen bagian RUQ tampak membesar, anak tampak
lemah dan akral teraba dingin. Hasil uji tourniquet positif. Hasil laboratorium Hb 10 gr/dL,
leukosit 11.000 μL, hematocrit 35%, dan trombosit 90.000 μL. Anak mengeluhkan sakit perut
dan diare berwarna kehitaman.

Pengkajian
I. Identitas Klien
Nama : Nn. P
Umur : 5 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jember
Pekerjaan :-
Status perkawinan : Belum menikah
Sumber Informasi : Ibu

II. Identitas Keluarga


Nama Ibu : Ny. A Nama Ayah : Tn. A
Umur : 30 Tahun Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Jember Alamat : Jember
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Status perkawinan : Menikah Status perkawinan : Menikah
Sumber Informasi :- Sumber Informasi :

9
III. Riwayat Kesehatan
1. Diagnosa Medik:
DHF
2. Riwayat penyakit sekarang :
Anak mengeluh sakit perut dan diare bewarna hitam serta tampak lemah

3. Riwayat kesehatan terdahulu


(-)

IV. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum
Kesadaran klien komposmentis dengan nilai GCS= 4 5 6
2. Tanda vital
Tekanan Darah :-
HR : 60x/mnt
RR : 20x/mnt
Suhu : 38 0C, 360C (Aksila)
3. Abdomen
RUQ (+)
4. Integemun
a. ada bintik kemerahan di permukaan kulit tangan dan kaki (yang tidak hilang saat
ditekan)
b. Hasil uji tourniquet positif
c. Akral dingin
5. Hasil laboratorium
a. Hb 10 gr/dL
b. leukosit 11.000 μL
c. hematocrit 35%
d. trombosit 90.000 μL

10
V. Analisa Data
NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH

1 DS : Arbovirus melalui Nyeri akut


 Klien mengeluh sakit perut nyamuk aedes bereplika
DO : dalam hati
 RUQ tampak membesar
Protein berinterkasi
dengan mitokondria

Peningkatan sitokinin
proinflamasi

Permeabilitas dan
produksi (ROS)

Hepatomegali

Nyeri
2 DS : arbovirus dalam darah Resiko perdarahan
 Klien mengatakan diare
bewarna hitam pelepasan C3a dan C5a
oleh antibodi
DO :
 Trombosit 90.000µL trombositopena
 Kemerahan pada permukaan penurunan koagulasi
kulit tangan dan kaki darah
 Toniket (+)
resiko perdarahan

3. DO : - Perdarahan Intoleransi aktivitas


DS :
 Lemah Ketidakseimbangan
 Akral dingin suplai dan kebutuhan O2
 HB 10 gr/dl
 HR 60x/mnt Intoleransi aktivitas

VI. Dignosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan hepatomegali ditandai dengan klien menngeluh sakit
perut, RUQ membesar
2. Risiko perdarahan berhubungan penurunan koagulasi darah ditandai dengan Klien
mengatakan diare bewarna hitam, trombosit 90.000µL, kemerahan pada permukaan kulit
tangan dan kaki, toniket (+)

11
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan sumplai dan kebutuhan O2
ditandai dengan klien lemah, akral dingin, Hb 10gr/dl, HR 60x/mnt

12
VII. Intervensi dan Implementasi Keperawatan
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Implementasi
o Hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Manajemen nyeri (1400) 1. Manajemen nyeri (1400)
berhubungan perawatan 1X24 jam a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif f. Melakukan pengkajian nyeri komprehensif
dengan klien dapat mengontrol b. Kendalikan faktor lingkungan yang g. Mengendalikan faktor lingkungan yang
hepatomegali nyeri (1605) mengganggu kenyamanan klien mengganggu kenyamanan klien
ditandai c. Bantu kelurga dalam mencari dan menyediakan h. Membantu kelurga dalam mencari dan
dengan klien Kriteria hasil : dukungan menyediakan dukungan
menngeluh 1. Menegenali kapan d. Aplikasikan terapi musik dan terapi bermain i. Mengaplikasikan terapi musik dan terapi
sakit perut, nyeri terjadi dengan sesuai kesukaan anak bermain sesuai kesukaan anak
RUQ skala 1 (tidak pernah e. Monitor kepuasan klien terhadap manajemen j. Memonitor kepuasan klien terhadap
membesar menunjukkan) nyeri manajemen nyeri
2. Menggunakan 2. Peningkatan tidur (5100) 2. Peningkatan tidur (5100)
tindakan a. Tentukan pola tidur/aktivitas klien d. Menentukan pola tidur/aktivitas klien
pengurangan nyeri b. Jelaskan pentingnya tidur untuk klien e. Menjelaskan pentingnya tidur untuk klien
tanpa analgesik c. Sesuaikan lingkungan f. Menyesuaikan lingkungan
3. Mengunakan 3. Bermain terapeutik (4430) 3. Bermain terapeutik (4430)
tindakan a. Berikan lingkungan yang tenang dan bebas dari f. Memberikan lingkungan yang tenang dan
pengurangan nyeri gangguan bebas dari gangguan
dengan anakgesik b. Sediakan peralatan bermain yang aman g. Menyediakan peralatan bermain yang aman
4. Dapat melakukan (mewarnai) (mewarnai)
tindakan pencegahan c. Awasi sesi bermain h. Mengawasi sesi bermain
5. Melaporkan nyeri d. Dorong anak berbagi perasaan i. Mendorong anak berbagi perasaan
terkontrol e. Lanjutkan sesi bermain untuk membangun j. Melanjutkan sesi bermain untuk membangun
kepercayaan kepercayaan
4. Monitor tanda-tanda vital 6680 4. Memonitor tanda-tanda vital 6680

13
2 Risiko Setelah perawatan 1. Pengurangan perdarahan (4020) 1. Pengurangan perdarahan (4020)
perdarahan 3X24 jam klien a. Identifikasi penyebab perdarahan e. Mengindentifikasi penyebab perdarahan
berhubungan menglami peningkatan b. Monitor status cairan, termasuk asupan (intake) f. Memonitor status cairan, termasuk asupan
penurunan koagulasi darah (0409) dan output (intake) dan output
koagulasi Kriteria hasil : c. Monitor koagulasi darah, tingkat trombosit g. Memonitor koagulasi darah, tingkat trombosit
darah ditandai 1. Pembekuan darah d. Pertahankan kepatenan akses IV h. Mepertahankan kepatenan akses IV
dengan Klien dalam skala 5 (tidak 2. Pengurangan perdarahan : gastrointestinal (4022) 2. Pengurangan perdarahan : gastrointestinal (4022)
mengatakan ada deviasi dari a. Berikan cairan intravena bila diperlukan e. Memberikan cairan intravena bila diperlukan
diare bewarna kisaran normal) b. Hindari Ph lambung yang terlalu tinggi f. Menghindari Ph lambung yang terlalu tinggi
hitam, 2. Trombosit dalam c. Tes semua sekresi terhadap adanya darah pada g. Melakukan tes semua sekresi terhadap adanya
trombosit kisaran normal feses, urin, sputum darah pada feses, urin, sputum
90.000µL, (150.000-450.000 d. Hindari stres pada klien h. Menghindari stres pada klien
kemerahan µL) 3. Pencegahan syok (4260) 3. Pencegahan syok (4260)
pada 3. Tidak terjadi a. Monitor terhadap adanya respon kompensasi d. Memoonitor terhadap adanya respon
permukaan perarahan lebih awal syok kompensasi awal syok
kulit tangan lanjut b. Monitor kemungkinan penyebab kehilangan e. Memonitor kemungkinan penyebab
dan kaki, 4. Torniket (-) cairan, misal diare, muntah, dll kehilangan cairan, misal diare, muntah, dll
toniket (+) c. Ajarkan klien untuk mengenal tanda-tanda syok f. Mengajarkan klien untuk mengenal tanda-
tanda syok
3 Intoleransi Setelah perawatan 3 1. Manajemen energi (0180) 1. Manajemen energi (0180)
aktivitas X24 jam klien toleransi a. Monitor intake nutrisi f. Memonitor intake nutrisi
berhubungan terhadap aktivitas b. Konsulkan dengan ahli gizi untuk g. Mengkonsulkan dengan ahli gizi untuk
dengan (0005) meningkatkan intake nutrisi meningkatkan intake nutrisi
ketidakseimba Kriteria hasil : c. Kurangi ancaman kenyaman fisik h. Mengurangi ancaman kenyaman fisik
ngan sumplai 1. Akral bewarna d. Anjurkan klien memilih aktivitas yang i. Menganjurkan klien memilih aktivitas yang
dan kebutuhan merah, hangat dan membangun ketahanan membangun ketahanan
O2 ditandai kering e. Anjurkan tidur siang bila diperlukn j. Menganjurkan tidur siang bila diperlukn
dengan klien 2. HR normal 2. Manajemen lingkungan (6480) 2. Manajemen lingkungan (6480)

14
lemah, akral 3. Klien mengalami a. Ciptakan lingkungan yang aman bagi klien f. Menciptakan lingkungan yang aman bagi
dingin, Hb kemudahan dalam b. Lindungi klien dengan pegangan ada klien
10gr/dl, HR melakukan AD’L sisi/bantalan disisi ruangan yang sesuai g. Melindungi klien dengan pegangan ada
60x/mnt c. Sediakan tempat tidur dan lingkungan yang sisi/bantalan disisi ruangan yang sesuai
bersih dan nyaman h. Menyediakan tempat tidur dan lingkungan
d. Hindari dari paparan dan aliran udara yang yang bersih dan nyaman
tidak perlu (terlalu dingin atau panas) i. Menghindari dari paparan dan aliran udara
e. Batasi pengunjung dan beri musik pilihan yang tidak perlu (terlalu dingin atau panas)
j. Membatasi pengunjung dan beri musik pilihan

15
VIII. Evaluasi keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Evaluasi

1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan perawatan 1X24 jam klien dapat mengontrol S : klien mengatakan
dengan hepatomegali ditandai nyeri (1605)
tidak sakit perut
dengan klien mengeluh sakit
perut, RUQ membesar Kriteria hasil : O : pembesaran RUQ
1. Menegenali kapan nyeri terjadi dengan skala 1 (tidak
berkurang
pernah menunjukkan)
2. Menggunakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik A : masalah teratasi
3. Mengunakan tindakan pengurangan nyeri dengan anakgesik
P : hentikan intervensi
4. Dapat melakukan tindakan pencegahan
5. Melaporkan nyeri terkontrol
2 Risiko perdarahan Setelah perawatan 3X24 jam klien menglami peningkatan S : klien mengatakan
berhubungan penurunan koagulasi darah (0409)
kemerahan pada kulit tangan dan
koagulasi darah ditandai Kriteria hasil :
dengan Klien mengatakan 1. Pembekuan darah dalam skala 5 (tidak ada deviasi dari kaki berkurang
diare bewarna hitam, trombosit kisaran normal)
O : peningkatan trombosit
90.000µL, kemerahan pada 2. Trombosit dalam kisaran normal (150.000-450.000 µL)
permukaan kulit tangan dan 3. Tidak terjadi perarahan lebih lanjut A : masalah teratasi
kaki, toniket (+) 4. Torniket (-)
sebagian
P : lanjutkan intervensi

16
3 Intoleransi aktivitas Setelah perawatan 3 X24 jam klien toleransi terhadap aktivitas S : klien mengatakan tidak lemas
berhubungan dengan (0005)
O : akral hangat, merah dan
ketidakseimbangan sumplai Kriteria hasil :
dan kebutuhan O2 ditandai 1. Akral bewarna merah, hangat dan kering kering, HR normal, HB normal
dengan klien lemah, akral 2. HR normal
A : masalah teratasi
dingin, Hb 10gr/dl, HR 60x/mnt 3. Klien mengalami kemudahan dalam melakukan ADL
P : hentikan intervensi

17
BAB III
ANALISIS JURNAL
BAB 3. ANALISIS JURNAL DHF

AUTHOR (YEAR), Sriram Potha Pregada, Vijayalakshmi Sivapurapu, Banu


TITLE Priyakamalakannan, Mahalakshmy Thulasingham
(2018) Validity and Usefulness of Revised WHO
Guidelines in Children with Dengue Fever
CONCEPTUAL Demam berdarah merupakan penyakit dengan
FRAMEWORK penyebaran virus melalui nyamuk yang paling cepat
menyebar dengan peningkatan 30 kali lipat lima
dasawarsa terakhir. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menerbitkan pedoman pengobatan pada tahun 1997 dan
direvisi lebih lanjut pada tahun 2009 untuk memfasilitasi
diagnosis dini dan intervensi dalam kasus yang berat.
DESIGN/ METHOD Studi observasional sederhana dari 1 Agustus 2012
hingga 31 Desember 2015 ditinjau secara retrospektif
SAMPLE/SETTING Dari 434 anak yang dirawat terdapat 294 kasus dengan
demam berdarah di rumah sakit pendidikan perawatan
tersier di Puducherry
MAJOR VARIABLES Pedoman WHO 1997 dan 2009 untuk demam dengue.
STUDIED (AND Pedoman WHO untuk demam berdarah yang direvisi
THEIR yaitu untuk mengatasi kekurangan pedoman 1997.
DEFINITIONS) Beberapa penelitian melaporkan bahwa klasifikasi WHO
yang direvisi lebih sensitif dan spesifik dalam
mengidentifikasi kasus yang parah.

Pedoman yang direvisi mengambil lebih banyak jumlah


kasus yang memerlukan intervensi dan juga membantu
tenaga kesehatan dalam penilaian tingkat keparahan
penyakit yang bertentangan dengan beberapa penelitian
sebelumnya. Dalam penelitian ini memiliki lebih banyak

18
jumlah manifestasi demam berdarah dan dengan
kemiripan klinis penyakit demam lainnya seperti demam
tifoid, malaria dan scrub tifus sehingga memudahkan
tenaga kesehatan dalam membuat keputusan klinis.
MEASUREMENT Diagnosis dan manajemen didasarkan pada pedoman
WHO untuk demam berdarah. Setiap kasus
diklasifikasikan menggunakan pedoman WHO 1997 dan
2009 untuk demam dengue.
DATA ANALYSIS Data dievaluasi dengan menggunakan perangkat lunak
statistik SPSS versi 16.0. Setelah mengumpulkan semua
data kemudian semua variabel diringkas oleh statistik
deskriptif.
FINDINGS Dari 434 anak yang dirawat, terdapat 294 kasus (67,7%)
demam berdarah. Rasio M : F adalah 1,1: 1. Sesuai
pedoman WHO tahun 1997, kasus-kasus tersebut
diklasifikasikan sebagai demam berdarah 246 (83,7%),
demam berdarah dengue (22) (7,5%) dan sindrom syok
dengue 26 (8,6%). Sesuai pedoman WHO 2009 mereka
diklasifikasikan sebagai demam berdarah tanpa tanda
peringatan 42 (14,3%), demam berdarah dengan tanda
peringatan 215 (73,1%), dan dengue berat 37 (12,6%).
Demam berdarah yang memerlukan intervensi dini
sesuai pedoman WHO tahun 1997 dan 2009 masing-
masing terlihat 96 kasus (27,2%) dan 153 kasus (52%).
Manifestasi paling umum dari infeksi dengue berat
adalah syok (40,1%), perdarahan (20,4%) dan kegagalan
multiorgan (2,0%).

19
APPRAISAL Berdasarkan analisa pada jurnal, perawat dapat
WORTH TO mengenali tanda dan gejala serta mengerti tingkat
PRACTICE keparahan demam berdarah serta demam berdarah
dengue sehingga dapat memberikan intervensi yang
sesuai sekaligus melakukan surveilens kepada
masyarakat untuk pencegahan timbulnya penyakit DHF

20
DAFTAR PUSTAKA
Candra A. 2010. Dengue Hemorrhagic Fever: Epidemiology, Pathogenesis, and
Its Transmission Risk Factors. Vol 2(2)
Novaliana L. K. 2016. Asuhan Keperawatan pada Anak Penderita DHF (Dengue
Hemorragic Fever). Fakultas Ilmu Kesehatan UMP.
Pregada, Sriram Potha, Vijayalakshmi Sivapurapu, Banu Priyakamalakannan,
Mahalakshmy Thulasingham. 2018. Validity and Usefulness of
Revised WHO Guidelines in Children with Dengue Fever.
Puducherry : Journal of Clinical and Diagnostic Research. Diakses
melalui
http://www.jcdr.net/articles/PDF/11528/32021_CE(RA1)_F(T)_PF1(
AGAK)_PFA(AK)_PN(SS).pdf

21

Anda mungkin juga menyukai