Anda di halaman 1dari 5

2.

Diagnosa dan Rencana Keperawatan

Menurut Doenges( 2001, hlm. 308), “diagnosa keperawatan yang mengarah pada abses,

yaitu :

a. Resiko tinggi infeksi b/d respon inflamasi.

1) Kriteria hasil : Mencapai masa penyembuhan tepat waktu,

tanpa bukti penyebaran infeksi.

2) Intervensi

a) Pertahankan tekhnik aseptik.

b) Pantau secara teratur dan catat tanda - tanda infeksi.

c) Teliti adanya nyeri dan demam.

d) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik.

3) Rasional

a) Menurunkan resiko pasien terkena infeksi dan mengontrol penyebaran infeksi.

b) Timbulnya tanda klinis yang terus menerus merupakan indikasi perkembangan

mikroorganisme.

c) Infeksi dapat berkembang dan memerlukan intervensi lanjut.

d) Bermanfaat untuk pencegahan mikrobakteri.

b. Nyeri b/d infeksi atau inflamasi.

Kriteria hasil : Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol dan mampu istirahat dengan tepat.

2) Intervensi

a) Berikan lingkungan yang tenang.

b) Bantulah keperawatan diri yang penting.

c) Dukung untuk menemukan posisi yang nyaman.


d) Berikan latihan gerak aktif atau pasif secara tepat.

e) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian analgetik.

3) Rasional

a) Meningakatkan istirahat atau relaksasi.

b) Menurunkan gerakan yang dapat meningkatkan nyeri.

c) Menurunkan ketidaknyamanan lebih lanjut.

d) Dapat membantu merelaksasi ketegangan otot yang meningkatkan nyeri.

e) Mungkin diperlukan untuk menghilangkan nyeri.

c. Kerusakan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan dan nyeri.

1) Kriteria hasil : Mempertahankan kembali posisi fungsional optimal

dan mempertahankan integritas kulit.

2) Intervensi

a) Periksa kembali kamampuan pasien.

b) Kaji derajat imobilisasi pasien dengan menggunakan skala ketergantungan.

c) Letakkan pasien pada posisi tertentu untuk menghindari kerusakan karena tekanan.

d) Berikan perawatan kulit dengan cermat.

3) Rasional

a) Menentukan intervensi selanjutnya.

b) Setiap kategori mempunyai resiko.

c) Perubahan sirkulasi secara teratur meningkatkan sirkulasi seluruh bagian tubuh.

d) Meningkatkan sirkulasi, menurunkan resiko terjadinya lesi pada kulit dan elastis kulit .

d. Ansietas b/d kurang terpaparnya informasi dan prognosis penyakit.

1) Kriteria hasil : Mengakui dan mendiskusikan rasa takut,


mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi, tampak rileks.

2) Intervensi

a) Kaji status mental dan ansietas.

b) Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya.

c) Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.

d) Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi mengenai prognosa

penyakit.

e) Libatkan pasien dan keluarga dalam membuat keputusan.

f) Lindungi privasi pasien.

3) Rasional

a) Derajat ansietas akan dipengaruhi bagaimana informasi tersebut diterima oleh individu.

b) Meningkatkan pemahaman, mengurangi rasa takut karena ketidaktahuan dan menurunkan

ansietas.

c) Mengungkapkan rasa takut secara terbuka.

d) Penting untuk meningkatkan kepercayaan.

e) Meningkatkan kemandirian.

f) Melindungi pasien dari rasa malu.

e. Kurang pengetahuan mengenai penyebab infeksi dan kebutuhan pengobatan b/d kurang

terpaparnya informasi.

1) Kriteria hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi penyakit

dan pengobatan.

2) Intervensi

a) Berikan informasi yang singkat.

b) Diskusikan mengenai proses penyembuhan.


c) Berikan informasi tentang kebutuhan tinggi protein atau karbohidrat dalam jumlah kecil tapi

sering.

d) Instruksikan pada pasien untuk terus menerus melakukan latihan rentang gerak secara

bertahap.

e) Kaji ulang pengobatan yang diberikan.

3) Rasional

a) Menurunnya perhatian dapat menurunkan kemampuan untuk menerima informasi.

b) Meningkatkan penerimaan pasien terhadap kondisi penyakitnya.

c) Meningkatkan proses penyembuhan dan meningkatkan pemasukan secara total.

d) Membantu dalam menentukan fungsi atau otot.

e) Pemenuhan dalam program pengobatan terjadwal perlu untuk mengatasi proses penyakit.

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi jaringan.


Tujuan : integritas kulit membaik.
Intervensi :
- kaji kerusakan, ukuran, kedalaman, warna, cairan setiap 4 jam.
Rasionalisasi: untuk mengetahui seberapa besar kerusakan
jaringan kulit.
- Pertahankan istirahat di tempat tidur dengan peninggian ekstrimitas dan imobilisasi.
Rasionalisasi : untuk mengurangi edema dan meningkatkan
sirkulasi.
- Pertahankan teknik aseptik
Rasionalisasi : perawatan kurang resiko infeksi dan kerusakan jaringan semakin meluas.
- Gunakan kompres dan balutan.
Rasionalisasi : sirkulasi darah lancar
- Pantau suhu setiap 4 jam, laporkan kedokter jika ada peningkatan
Rasionalisasi : mengetahui tanda-tanda infeksi
2. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan.
Tujuan : gangguan rasa nyaman nyeri teratasi (hilang)
Intervensi :
- kaji intensitas nyeri menggunakan skala nyeri
Rasionalisasi : untuk mengetahui seberapa besar nyeri.
- Pertahankan ekstrimitas yang dipengaruhi dalam posisi yang ditentukan.
Rasionalisasi : mengurangi nyeri.
- Berikan analgesik jika diperlukan
Rasionalisasi : mengurangi nyeri.
- Bantu dan ajarkan penanganan terhadap nyeri misalnya relaksasi.
Rasionalisasi : mengurangi nyeri.
- Tingkatkan aktivitas distraksi
Rasionalisasi : mengalihkan perhatian terhadap nyeri.
3. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhubungan dengan nyeri
Tujuan : kebutuhan tidur terpenuhi.
Intervensi :
- Kaji tingkat kebutuhan tidur
Rasionalisasi : mengetahui lamanya kebutuhan tidur
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
Rasionalisasi : memudahkan klien untuk tidur.
- Berikan kesempatan pada klien untuk beristirahat
Rasionalisasi : agar klien dapat beristirahat
- Kolaborasi tentang pemberian analgetik
Rasionalisasi : dapat mengurangi nyeri dan memudahkan klien untuk istirahat tidur.
4. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
nutrisi yang kurang.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Intervensi :
- Kaji turgor kulit
Rasionalisasi : ketidakadekuatan volume cairan di dalam tubuh menyebabkan kulit kering.
- Kaji perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh
Rasionalisasi : peningkatan suhu tubuh dapat meningkatkan laju metabolik dan kehilangan
cairan melalui evaporasi.
- Catat jumlah makanan yang dihabiskan
Rasionalisasi : untuk mengetahui seberapa banyak klien makan
- Timbang berat badan setiap hari
Rasionalisasi : untuk mengetahui penurunan dari status nutrisi
- Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering dan banyak mengandung zat
gizi.
Rasionalisasi : untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses penyakit.
Tujuan : agar klien mengetahui proses terjadinya penyakit
Intervensi :
- Kaji tingkat kecemasan
Rasionalisasi : untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan
- Kaji tingkat pengetahuan klien tentang proses terjadinya penyakit
Rasionalisasi : untuk mengetahui pengetahuan klien tentang proses terjadinya penyakit.
- Informasikan secara akurat tentang kondisi klien dan tindakan yang akan diberikan
Rasionalisasi : klien mengerti sehingga dapat mengurangi cemas.
- Informasikan secara akurat tentang proses terjadinya penyakit
Rasionalisasi : agar klien mengetahui tentang proses terjadinya penyakit

Anda mungkin juga menyukai