Anda di halaman 1dari 12

STUDI KOMPARATIF PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DAN

GLUKOSA 30% TERHADAP RESPON NYERI NEONATUS


YANG DILAKUKAN TINDAKAN INVASIF DI
RUMAH SAKIT ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG

Sri Suharti
Akademi Keperawatan Baitul Hikmah Bandar Lampung
Email: srisuharti1977@gmail.com

Abstrack: Comparation Studies of Giving Breast Feeding and Glucose 30% to Neonatus"s
Pain Response. Neonates that were hospitalized, often got invasive procedure that causes pain.
Invasive procedures in 54 neonates that were in the NICU, there were occur 3283 times acts that
cause pain during treatment. Pain is an unpleasant experience due to tissue damage, that have
subjective nature can be assessed from facial expressions, body movements, crying and break. The
pain scale were using the Neonatal Infant Pain Scale (NIPS). This study was to compare the
combination of breast feeding and NNS to combination glucose 30% and NNS, for neonatal pain
response during applying infusion or taking blood specimen, in A hospital of Lampung Province.
It was a quasi experiment with comparison group design (static group comparism). Sample were
neonates aged 0-28 which was applied infusion or taken blood specimen, consist of 16
respondents as group of NNS combination with breast feeding and 16 respondents as group of
NNS intervention combination with glucose 30%. Differences of pain response during infusion or
taking blood specimen were analyzed by independent sample t-test. The results showed that there
was no significant difference between the combination group of NNS with breast feeding and the
group of NNS combination with glucose 30% (p=0.076). Based on this study, it was recommended
that NNS with breast feeding and NNS with glucose 30%, both can be used as a non-
pharmacological therapy management in neonates while applying infusion or taking blood
specimen.

Keywords: Breast Feeding, Glucose 30%, Non nutritive sucking, Neonates pain, Applying
infusion and taking blood specimen

Abstrak: Studi Komparatif Pemberian Air Susu Ibu(ASI) dan Glukosa 30% terhadap
Respon Nyeri Neonatus yang Dilakukan Tindakan infasiv di Rumah Sakit Abdul Moeloek
Provinsi Lampung. Neonatus yang dirawat di rumah sakit sering mendapatkan tindakan invasif
yang menimbulkan nyeri. Prosedur invasif pada 54 neonatus yang dirawat di NICU terjadi 3283
kali tindakan yang menyebabkan nyeri selama masa perawatan. Nyeri adalah pengalaman tidak
menyenangkan akibat kerusakan jaringan bersifat subjektif dapat dinilai dari ekspresi wajah,
gerakan tubuh, menangis dan istirahat dengan skala nyeri yang dapat digunakan adalah Neonatal
Infant Pain Scale (NIPS). Tujuan penelitian untuk membandingkan pemberian kombinasi NNS
dengan ASI dan kombinasi NNS dengan glukosa 30% terhadap respon nyeri neonatus saat
pemasangan infus atau pengambilan spesimen darah di rumah sakit A Provinsi Lampung. Desain
penelitian adalah quasi experimental dengan rancangan perbandingan kelompok (static group
comparism). Sampel yaitu neonatus usia 0-28 hari yang dilakukan tindakan pemasangan infus atau
pengambilan spesimen darah yang terdiri dari 16 responden kelompok kombinasi NNS dengan
ASI dan16 responden kelompok intervensi kombinasi NNS dengan glukosa 30%. Analisis
perbedaan respon nyeri saat pemasangan infus atau pengambilan spesimen darah menggunakan
independent sampel t-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelompok kombinasi NNS dengan ASI dan kelompok kombinasi NNS dengan
glukosa 30% (p=0,076). Berdasarkan hasil penelitian direkomendasikan bahwa NNS dengan ASI
atau NNS dengan glukosa 30% sama-sama dapat digunakan sebagai manejemen terapi non
farmakologi pada neonatus yang dilakukan pemasangan infus atau pengambilan spesimen darah.

Kata kunci: ASI, Glukosa 30%, NNS dan, Nyeri neonatus, Pemasangan infus dan pengambilan
spesimen darah

58
Suharti, Studi Komparatif Pemberian ASI dan Glukosa 30% terhadap Respon Nyeri Neonatus 59

Nyeri merupakan suatu pengalaman mempunyai ruang perinatologi. Ruang


sensorik dan emosional yang tidak perinatologinya terdiri dari level IIA, IIB, dan
menyenangkan dan merupakan tanda akan level III. Menurut statistik ruang perinatologi
adanya kerusakan jaringan. Nyeri pada neonatus rumah sakit A Provinsi lampung menunjukan
menjadi masalah oleh karena neonatus tidak angka neonatus yang dirawat pada bulan Oktober
dapat memberitahu rasa nyeri, kesulitan sampai Desember 2014 adalah 81 bayi pada
mengenali tangisan dan mimik wajah neonatus bulan Oktober, 74 bayi pada bulan November,
sebagai tanda rasa nyeri dan sulit menentukan dan 61 bayi pada bulan Desember. Bayi tersebut
kapan sebaiknya memberi analgesia pada dilakukan tindakan pemasangan infus untuk
neonatus (Triani & Lubis, 2006). The memenuhi kebutuhan nutrisi atau obat melalui
International Association for the Study of Pain jalur parenteral, mempertahankan keseimbangan
juga menetapkan bahwa nyeri bersifat subjektif cairan dan elektrolit. Berdasarkan observasi dan
dan dipelajari melalui pengalaman yang wawancara diruangan perinatologi didapatkan
berhubungan dengan luka pada awal kehidupan. bahwa bayi yang dirawat di perinatologi baik
Neonatus yang dirawat di ruang intensif level IIA, IIB, dan III belum dilakukan prosedur
sering sekali mengalami prosedur invasif yang Peripherally Inserted Central Catheter (PICC)
dapat menimbulkan nyeri. Tindakan invasif sehingga bayi sering dilakukan pergantian infus.
adalah tindakan medis keperawatan berupa Selain prosedur invasif pemasangan infus
memasukkan atau melukai jaringan yang yang paling banyak dilakukan pada neonatus
dimasukkan melalui organ tubuh tertentu yang dirawat diruang perinatologi, pengambilan
(Menurut American Heart Association (AHA) spesimen darah juga merupakan prosedur invasif
tahun 2003 dalam Bolin 2011). Penelitian yang tersering yang dilakukan. Adapun saat
dilakukan oleh Malarvizhi, Vasta, Roseline, melakukan tindakan invasif pemasangan infus
Nithin dan Paul (2012) menjelaskan bahwa dan pengambilan spesimen darah petugas tidak
sejumlah prosedur invasif terhadap 54 neonatus melakukan intervensi apapun untuk mengurangi
yang dirawat di NICU menunjukkan bahwa respon nyeri pada neonatustersebut, terkadang
terdapat 3283 kali tindakan yang dapat ada faktor penyulit sehingga tidak bisa dilakukan
menyebabkan nyeri selama masa perawatan. satu kali penusukan pemasangan infus maupun
Tindakan yang dapat menyebabkan nyeri tersebut pengambilan spesimen darah. Hal ini tentunya
terdiri dari 55% tindakan heel lance, 26% nyeri akan menambah stres dan bisa berdampak negatif
disebabkan oleh suction endotracheal dan 15% pada masa perkembangan neonatus selanjutnya.
nyeri disebabkan oleh efek pemasangan infus Penusukan pada area kulit atau prosedur invasif
intra vena. Obu dan Chinawa (2014) menyebabkan rasa nyeri sehingga memerlukan
menyebutkan dalam review artikel nya bahwa penatalaksanaan nyeri yang adekuat dan
neonatus prematur yang dirawat dirumah sakit disesuaikan dengan kondisi neonatus untuk
rata-rata mengalami 750 prosedur tindakan. Hal mencegah akibat akut maupun jangka panjang
ini mencatat bahwa bayi prematur yang dirawat guna meningkatkan kualitas anak di masa
di NICU menjadi sasaran rata-rata dua sampai mendatang sebagai investasi bangsa.
delapan prosedur yang menyakitkan perhari. Penelitian ini bertujuan untuk
Terapi non farmakologis direkomendasikan membandingkan efektivitas pemberian kombinasi
untuk mengatasi nyeri ringan karena efeknya Non Nutritive Sucking dengan ASI dan
jangka pendek dengan toleransi yang baik kombinasi NNS dengan glukosa 30% terhadap
(Kashaninia, 2008).Analgesik non farmakologi respon nyeri neonatus yang dilakukan prosedur
dipakai untuk prosedur yang lebih ringan rasa invasif pemasangan infus atau pengambilan
nyerinya (tindakan invasif minor). Penanganan spesimen darah vena di ruang perinatologi
non farmakologis dalam penanganan masalah rumah sakit A Provinsi Lampung.
nyeri pasien merupakan tindakan yang bersifat
aman, non invasif, tidak mahal dan merupakan
tindakan keperawatan yang dapat dilakukan METODE PENELITIAN
secara mandiri (Hockenberry & Wilson, 2009).
Intervensi non-farmakologi yang dapat dilakukan Disain yang digunakan dalam penelitian ini
pada bayi baru lahir untuk mengurangi respon adalah quasi experimental dengan rancangan
sakit selama prosedur invasif diantaranya adalah perbandingan kelompok statis (static group
air susu ibu (ASI) dan Glukosa. comparism) yaitu kelompok intervensi pertama
Studi pendahuluan ini dilakukan di Rumah menerima perlakuan (X1), kemudian dilakukan
Sakit A, merupakan rumah sakit tipe B dan pengukuran. Hasil observasi ini dibandingkan
merupakan rujukan di provinsi lampung yang dengan hasil observasi pada kelompok intervensi
60 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 1, April 2017, hlm 58-68

kedua yang menerima perlakuan (X2) (Setiadi, pemasangan infus atau pengambilan
2007). Pada penelitian ini membandingkan dua spesimen darah dilakukan, respon nyeri
kelompok intervensi. Satu kelompok intervensi klien direkam dengan menggunakan kamera
menerima perlakuan pemberian kombinasi NNS digital sampai 1 menit setelah prosedur atau
dengan ASI dan yang satunya lagi menerima tangisan neonatus berhenti, peneliti disini
perlakuan pemberian kombinasi NNS dengan berperan untuk menghitung pola nafas bayi
glukosa 30%, yang diikuti dengan pengukuran yang merupakan penilaian dari skala NIPS.
skala nyeri neonatus menggunakan skala NIPS. 5. Kelompok intervensi 1
Waktu penelitian Waktu penelitian dilakukan a. Meminta kesediaan orang tua atau
mulai dari 8 April sampai dengan bulan 28 Mei penanggung jawab subjek penelitian
2015. mengizinkan neonatus yang sesuai
Populasi dalam penelitian ini adalah kriteria inklusi untuk menjadi subjek
seluruh neonatus yang dirawat di ruang penelitian.
perinatologi RSUD dr. H. Abdul Moeloek b. Menjelaskan tujuan penelitian yaitu
Provinsi Lampung yang dilakukan tindakan untuk membandingkan efektifitas
pemasangan infus atau pengambilan spesimen pemberian kombinasi NNS dengan ASI
darah. Sampel dalam penelitian ini adalah terhadap respon nyeri neonatus yang
neonatus usia ≤28 hari dirawat di ruang dilakukan tindakan pemasangan infus
perinatologi RSUD dr. H. Abdul Moeloek atau pengambilan spesimen darah vena
Provinsi Lampung yang sesuai dengan kriteria c. Memberikan kesempatan kepada orang
inklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Tehnik tua atau penanggung jawab subjek
pengambilan sampel dalam penelitian ini penelitian untuk menanyakan hal yang
dilakukan dengan cara consecutive sampling berkaitan dengan prosedur penelitian.
yang merupakan non-probability sampling yaitu d. Meminta dengan sukarela orang tua atau
pemilihan sampel yang dilakukan dengan penanggung jawab subjek penelitian
memilih semua individu yang ditemui dan untuk menandatangani informed consent.
memenuhi kriteria penelitian sampai jumlah Pada saat orang tua/ penanggung jawab
sampel yang diinginkan terpenuhi (Dharma, responden tidak berada ditempat peneliti
2011). berusaha mencari supaya orang tua/
Pengumpulan data dilakukan dengan penanggung jawab datang keruangan.
menilai respon nyeri neonatus yang dilakukan e. Menyiapkan ASI 2 mL
pemasangan infus atau pengambilan spesimen f. Menempatkan neonatus di bawah radiant
darah vena pada kedua kelompok intervensi. warmer dengan kondisi hanya
Pengumpulan data penelitian yang dilakukan menggunakan pampes dan alas yang
dibagi beberapa tahapan antara lain: bersih.
Prosedur teknis penelitian yang dilakukan g. Memposisikan bayi berada dalam
peneliti adalah: keadaan tenang dan tidak menangis saat
1. Meminta izin kepada Direktur, Kepala dilakukan pemasangan infus atau
Bidang Pelayanan dan Kepala Seksi pengambilan spesimen darah.
Keperawatan, Ka SMF dan kepala ruangan h. Dot dari silikon dioleskan kedalam 2 ml
perinatologi untuk mensosialisasikan ASI dan sisanya diinjeksikan ke dalam
maksud dan tujuan penelitian kepada tim dot.
keperawatan. i. Memberikan dot dari silikon yang sudah
2. Sebelum pengumpulan data dilakukan, diberi ASI ke mulut neonatus 2 menit
peneliti melakukan sosialisasi tentang sebelum tindakan pemasangan infus atau
penilaian respon nyeri neonatus dengan pengambilan spesimen darah vena
menggunakan instrumen NIPS kepada dilakukan.
perawat perinatologi. j. Dot dari silikon dihisap oleh neonatus
3. Menentukan responden yang memenuhi dan dibantu oleh perawat untuk
kriteria inklusi sesuai dengan teknik mengantisipasi agar dot tidak terlepas
pengambilan sampel. dari mulut neonatus.
4. Pengambilan data dilakukan sendiri oleh k. Perawat ruangan melakukan pemasangan
peneliti dengan menilai respon nyeri infus atau pengambilan spesimen darah
neonatus berdasarkan skala NIPS, peneliti vena sesuai prosedur tetap pemasangan
meminta bantuan 2 asisten peneliti hanya infus atau pengambilan spesimen darah
untuk membantu merekam respon nyeri di rumah sakit A Provinsi Lampung.
neonatus, 30 detik sebelum tindakan
Suharti, Studi Komparatif Pemberian ASI dan Glukosa 30% terhadap Respon Nyeri Neonatus 61

l. Merekam proses pemasangan infus atau menggunakan pampes dan alas yang
pengambilan spesimen darah vena 30 bersih.
detik sebelum penusukan sampai 1 menit g. Memposisikan bayi berada dalam
setelah penusukan dengan menggunakan keadaan tenang dan tidak menangis saat
kamera digital. akan dilakukan pemasangan infus atau
m. Merapikan kembali neonatus dan pengambilan spesimen darah.
mengembalikan ke inkubator atau box h. Dot dari silikon dioleskan kedalam 2 ml
bayi yang sudah ditetapkan. glukosa 30% dan sisanya dimasukkan ke
n. Melakukan penyimpanan data penelitian. dalam dot
o. Melakukan penilaian respon nyeri i. Memberikan dot dari silikon yang sudah
neonatus dengan menggunakan skala diberi glukosa 30% ke mulut neonatus
NIPS. 2 menit sebelum tindakan pemasangan
p. Penilaian respon nyeri neonatus yang infus atau pengambilan spesimen darah
dilakukan pemasangan infus atau vena dilakukan
pengambilan spesimen darah vena pada j. Dot dari silikon dihisap oleh neonatus
kelompok intervensi 1 dilakukan melalui dan dibantu oleh perawat untuk
pemutaran ulang video yang dilakukan 2- mengantisipasi agar dot tidak terlepas
3 kali untuk setiap subjek penelitian dari mulut neonatus.
untuk memastikan respon subjek k. Merekam proses pemasangan infus atau
penelitian. pengambilan spesimen darah vena 30
6. Kelompok intervensi 2 detik sebelum penusukan sampai 1 menit
a. Meminta kesediaan orang tua atau setelah penusukan dengan menggunakan
penanggung jawab subjek penelitian kamera digital.
mengizinkan neonatus yang sesuai l. Perawat ruangan melakukan pemasangan
kriteria inklusi untuk menjadi subjek infus atau pengambilan spesimen darah
penelitian. vena sesuai prosedur tetap pemasangan
b. Menjelaskan tujuan penelitian yaitu infus atau pengambilan spesimen darah
untuk membandingkan efektifitas di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
pemberian kombinasi NNS dan glukosa Lampung.
30% terhadap respon nyeri neonatus yang m. Merapikan kembali neonatus dan
dilakukan tindakan pemasangan infus mengembalikan ke inkubator atau box
atau pengambilan spesimen darah vena bayi yang sudah ditetapkan.
c. Memberikan kesempatan kepada orang n. Melakukan penyimpanan data penelitian.
tua atau penanggung jawab subjek o. Melakukan penilaian respon nyeri
penelitian untuk menanyakan hal yang neonatus dengan menggunakan skala
berkaitan dengan prosedur penelitian. NIPS.
d. Meminta dengan sukarela orang tua atau p. Penilaian respon nyeri neonatus yang
penanggung jawab subjek penelitian dilakukan pemasangan infus atau
untuk menandatangani informed consent. pengambilan spesimen darah vena pada
e. Menyiapkan caira glukosa 30% sebanyak kelompok intervensi 2 dilakukan melalui
2 mL dan dot pemutaran ulang video yang dilakukan 2-
f. Menempatkan neonatus di bawah radiant 3 kali untuk setiap subjek penelitian
warmer dengan kondisi hanya untuk memastikan respon subjek
penelitian.

HASIL

A. ANALISIS UNIVARIAT

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Neonatus


Variabel Intervensi Rata-rata SD Min-Max 95%CI
Usia ASI 9,44 8,058 2-27 5,14-13,73
neonatus Glukosa 30% 8,75 7,312 2-28 4,60-12,40
62 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 1, April 2017, hlm 58-68

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Gestasi, Jenis Kelamin, Jenis Penyakit, dan
Riwayat Pemasangan Infus
Kelompok Kelompok
Karakteristik ASI Glukosa 30%
n % n %
34-36 mgg 4 25,0 7 43,8
Usia Gestasi
≥ 37 mgg 12 75,0 9 56,3
Laki-laki 8 50,0 9 56,3
Jenis kelamin
Perempuan 8 50,0 7 43,8
Riwayat Pemasangan infus Belum pernah 1 6,3 2 12,5
dan pengambilan darah Sudah Pernah 15 93,8 14 87,5
BBLR 2 12,5 4 25,0
Sepsis 0 0,0 4 25,0
Jenis Penyakit
Hiperbilirubin 3 18,8 5 31,3
Kelainan bawaan selain neurologis dan mulut 11 68,8 3 18,8

Tabel 3. Hasil Analisis Respon Nyeri Pemasangan Infus atau Pengambilan Spesimen Darah
pada Neonatus
Variabel Intervensi Rata-rata SD Min-Max 95%CI
NIPS ASI 2,50 2,422 0-6 1, 21-3,79
Glukosa30% 1,19 1,471 0-4 0,40-1,97

Dapat disimpulkan yaitu rata-rata respon neonatus saat pengambilan spesimen darah atau
nyeri neonatus pada saat dilakukan tindakan pemasangan infus yang diukur dengan skala
pemasangan infus atau pengambilan spesimen nyeri NIPS adalah 1,19, dengan standar deviasi
darah yang diukur dengan skala nyeri NIPS pada 1,471. Sementara itu skala nyeri terendah untuk
kelompok perlakuan ASI adalah 2,50, dengan kelompok perlakuan glukosa 30% adalah 0 dan
standar deviasi 2,422. Sementara itu skala nyeri tertinggi adalah 4. Hasil estimasi interval dapat
terendah pada kelompok perlakuan ASI adalah 0 disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata respon
dan skala nyeri tertinggi adalah 6. Hasil estimasi nyeri bayi yang diberikan perlakan glukosa 30%
interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini yang diukur dengan menggunakan skala nyeri
bahwa rata-rata tingkat nyeri yang diukur dengan NIPS berada antara 0,40-1,97. Artinya pada
NIPS pada kelompok perlakuan ASI diantara derajat keyakinan 95% (kesalahan 5%) di
1,21- 3,79. Hasil analisa kelompok perlakuan estimasi rata-rata skala nyeri pada kelompok
glukosa 30% menunjukkan rata-rata skala nyeri glukosa 30% berada dalam rentang 0,40-1,97.

Tabel 4. Hasil Analisis Kesetaraan Karakteristik Responden Kelompok ASI dan Kelompok
Glukosa 30%
Kelompok Kelompok p- value
Karakteristik ASI Glukosa 30%
n n
34-36 mgg 4 7 0,053
Usia Gestasi
≥ 37 mgg 12 9
Laki-laki 8 9 0,629
Jenis kelamin
Perempuan 8 7
Riwayat Pemasangan infus Belum pernah 1 2
0,237
atau pengambilan darah Sudah Pernah 15 14
BBLR
2 4
Sepsis
0 4
Jenis Penyakit Hiperbilirubin 0,433
3 5
Kelainan bawaan selain
11 3
neurologis dan mulut
Usia neonatus 0,479

Berdasarkan pada hasil uji statistik maka (p>0,05), hal ini menunjukan tidak ada perbedaan
dapat disimpulkan uji kesetaraan tentang umur antara neonatus yang diberikan NNS dan ASI
neonatus, usia gestasi, jenis kelamin, riwayat dengan neonatus yang diberikan NNS dan
pemasangan infus dan tindakan invasif glukosa 30% atau antara kedua kelompok setara.
sebelumnya, jenis penyakit menunjukkan nilai
Suharti, Studi Komparatif Pemberian ASI dan Glukosa 30% terhadap Respon Nyeri Neonatus 63

B. HASIL ANALISIS BIVARIAT 75,0% sedangkan kelompok NNS dengan


glukosa 30% adalah 56,3%. Hal tersebut sesuai
Tabel 5. Uji Normalitas Kelompok ASI dan dengan angka perbandingan 1 dari 10 bayi
Kelompok Glukosa 30% dimana 10 antara 10 bayi yang lahir hanya 1 yang
Variabel Skweness/SE prematur (WHO, 2012). Hal ini menunjukkan
Respon nyeri ASI 0,514
bahwa perbandingan bayi yang lahir prematur
Respon nyeri glukosa 30% 1,641
lebih sedikit dari pada yang tidak prematur.
Persentase pada karakteristik jenis kelamin
Tabel 6. Hasil Analisis Perbandingan Rata-Rata
Respon Nyeri Skala Sakit pada kedua kelompok adalah sama yaitu laki-laki
Skala Rata- SD SE p- n 50% dan perempuan 50%. Hal ini terkait dengan
nyeri rata value responden yang ada pada saat pengambilan data
Diberi 2,50 2,422 0,606 16 yang disesuaikan dengan kriteria inklusi.
ASI 0,076 Persentase karakteristik pernah dilakukan
Diberi 1,19 1,471 0,368 16 prosedur invasif yang terbanyak adalah pernah
glukosa dilakukan pada kelompok kombinasi NNS
30% dengan ASI adalah 93,8, kelompok glukosa 30%
adalah 87,5%. Hal ini sesuai dengan penelitian
Hasil penelitan didapatkan bahwa rata-rata Malarvizhi, et al (2012) yang menjelaskan bahwa
respon nyeri neonatus yang diberikan perlakuan 54 neonatus yang dirawat di NICU mendapatkan
ASI adalah 2,50 dengan standar deviasi 2,422, 3283 kali tindakan yang dapat menyebabkan
sedangkan neonatus yang diberikan glukosa 30% nyeri selama dirawat, artinya neonatus yang
rata-rata respon nyerinya adalah 1,19 dengan dirawat memang sering mendapatkan tindakan
standar deviasi 1,471. Hasil uji statistik invasif.
didapatkan nilai p=0,076, berarti pada alpha 5% Persentase karakteristik jenis penyakit
terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata- yang banyak pada keempat kelompok adalah
rata respon nyeri neonatus antara kelompok kelainan bawaan selain mulut dan neurologis
intervensi kombinasi NNS dan ASI dengan sebanyak 68,8%. Hal ini terkait dengan angka
kelompok intervensi NNS dan glukosa 30%. kejadian kelainan kongenital sebanyak 15 per
1000 kelahiran ( Depkes, 2010).
Dalam penelitian ini dilakukan uji
PEMBAHASAN kesetaraan karakteristik responden. Hasil uji
kesetaraan untuk variabel umur neonatus, usia
1. Karakteristik Responden gestasi, jenis kelamin, riwayat/ pengalaman
Karakteristik yang diukur untuk melihat pemasangan infus atau pengambilan spesimen
kontribusinya terhadap respon nyeri neonatus darah, serta jenis penyakit adalah setara. Menurut
yang dilakukan pemasangan infus atau pendapat Polit, Beck dan Hungler (2001), hasil
pengambilan spesimen darah pada penelitian ini penelitian dikatakan valid jika karakteristik
yaitu usia neonatus, usia gestasi, jenis kelamin, responden adalah sama. Menurut Setiadi (2007),
riwayat/ pengalaman pemasangan infus atau kesetaraan karakteristik antara kedua kelompok
pengambilan spesimen darah dan jenis penyakit. intervensi harus diukur, karena jika pada awal
Rata-rata umur dalam hari yang terendah dilakukan penelitian kedua kelompok
adalah pada kelompok kombinasi NNS dengan mempunyai sifat yang sama, maka perbedaan
ASI yaitu 2 hari dan usia tertua adalah kelompok hasil penelitian setelah diberikan intervensi
kombinasi NNS dengan glukosa 30% yaitu 28 adalah pengaruh dari intervensi yang diberikan
hari. Hal ini terkait dengan tempat pengambilan dan bukan merupakan kontribusi dari pengaruh
responden yang diperoleh diruang neonatus. karakteristik kelompok.
Neonatus adalah bayi yang berusia kurang dari
28 hari (Hockenbery & Wilson, 2009). Hasil 2. Perbedaan Respon Nyeri Kelompok
penelitian ini juga terkait dengan pengambilan Intervensi ASI dan Kelompok Intervensi
sampel penelitian yang didasarkan pada kriteria Glukosa 30%
inklusi. Respon nyeri neonatus saat dilakukan
Persentase pada usia gestasi pada prosedur invasif yang diukur dengan skala nyeri
kelompok intervensi NNS dengan ASI usia 34-36 NIPS antara kelompok kombinasi NNS dengan
minggu adalah 25,0% dan persentase usia gestasi ASI dan NNS dengan glukosa 30%. Hasil
34-36 minggu kelompok glukosa 30% adalah penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
43,8%. Sedangkan usia gestasi yang ≥37 minggu perbedaan yang signifikan, dengan nilai p=0,076.
kelompok kombinasi NNS dengan ASI adalah Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
64 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 1, April 2017, hlm 58-68

Simonse, et al. (2012) yang juga membandingkan Berbagai penelitian yang mendukung
ASI dengan sukrosa pada prosedur heel lance bahwa ASI efektif mengurangi nyeri telah
bayi prematur, Simonse menjelaskan bahwa tidak dilakukan antara lain oleh Merisya (2011) yang
ada perbedaan yang signifikan, nilai rata-rata membandingkan efektivitas ASI dengan non
menunjukkan perbedaan, pada kelompok ASI 6,1 nutritive sucking secara terpisah untuk
dan kelompok sukrosa nilai rata-rata adalah 5,5 mengurangi nyeri pada saat prosedur invasif
dengan perbedaan rata-rata 0,6 pada kepercayaan minor pada 98 bayi baru lahir yang hasilnya
95%, p=0,58. Sehingga dapat disimpulkan bahwa adalah dua ml ASI diberikan selama dua menit
ASI tidak memiliki efek analgetik lebih baik sebelum prosedur invasif minor efektif
daripada sukrosa, begitu juga dengan sukrosa mengurangi nyeri pada neonatus p-value 0,001.
juga tidak memiliki efek analgetik lebih baik dari Begitu pula penelitian Rosali, et al (2014),
pada ASI. menjelaskan tentang khasiat ASI yang diberikan
Hasil penelitian ini berbeda dengan pada neonatus untuk mengurangi sakit selama
penelitian yang dilakukan oleh Sabety, et al. Retinopati Of Prematurity (ROP) Screening,
(2013) terhadap 121 neonatus aterm yang hasilnya adalah kelompok yang menerima ASI
dilakukan prosedur venipuncture dengan metode memiliki skor PIPP signifikan lebih rendah
penelitian menggunakan case control study yang selama prosedur dengan p= <0,05 dibandingkan
dibagi menjadi 4 kelompok dan 1 kelompok dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan
sebagai kelompok kontrol, penelitian ini ASI. Sehingga diisimpulkan dari penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan efek dari 2 cc bahwa ASI oral signifikan menurunkkan nyeri
glukosa oral (50%), aplikasi lidokain, 2 cc ASI setelah screening ROP. Sama halnya dengan
melalui syringe yang diberikan 2 menit sebelum penelitian yang dilakukan oleh Upadhyay et al,
prosedur, kemudian dinilai 1 sampai 3 menit (2004) meneliti efek analgesik ASI pada
setelah prosedur. Penilaian respon nyerinya prosedural nyeri pada neonatus cukup bulan,
dengan menggunakan skala nyeri Douleur Aigue dilaksanakan pada 81 neonatus cukup bulan,
Nouveau-ne (DAN). Sabety menunjukkan bahwa sampai 4 minggu usia postnatal, yang
ASI lebih efektif dibanding glukosa dan topikal membutuhkan pungsi vena untuk pemeriksaan
lidokain (p<0,05). Hal ini juga didukung oleh darah. Dua menit sebelum pungsi vena, pada
penelitian Sahoo, et al. (2012) juga menemukan kelompok intervensi 40 bayi menerima 5 ml ASI,
bahwa ASI lebih efektif dibandingkan dengan D sedangkan 41 bayi dalam kelompok kontrol
25% dan air steril. Demikian juga dengan menerima 5 ml air suling sebagai plasebo,
penelitian Yang, et al. (2012) menjelaskan hasilnya adalah durasi menangis secara signifikan
meskipun susu tidak secara signifikan lebih pendek pada bayi yang diberi ASI,
mengurangi waktu menangis, tetapi ditemukan perubahan denyut jantung dan saturasi oksigen
rasa sakit secara signifikan lebih rendah pada secara signifikan lebih rendah pada kelompok
kelompok ASI (p=< 0,05), hal ini menunjukkan ASI, sehingga disimpulkan ASI 5 ml sebelum
bahwa ASI dapat mengurangi rasa sakit terkait pungsi vena efektif dalam mengurangi gejala
dengan heel lancing pada neonatus prematur. akibat nyeri pada neonatus cukup bulan p-
ASI diduga dapat menurunkan nyeri value<0,01.
karena ASI dapat bermanfaat sebagai analgesik Berbagai penelitian yang dilakukan terkait
yang mengandung sweet solution berbentuk dengan efektifitas glukosa untuk mengurangi
karbohidrat dalam jumlah besar dari total kalori nyeri juga sudah dijelaskan dalam beberapa
ASI. Karbohidrat dalam ASI terdiri dari laktosa, penelitian antara lain adalah penelitian Devaera
glukosa, galaktosa, dan glukosamin (Lawrence & (2006), yang tujuannya untuk mengetahui efek
lawrence. 2005, dalam Hockenberry & Wilson, pemberian 0,5 mL larutan glukosa 30% per oral 2
2007). Selain ASI sweet solution yang dapat menit sebelum tindakan terhadap skala PIPP saat
digunakan untuk mengurangi nyeri adalah pengambilan darah tumit bayi baru lahir. Hasil
glukosa dan sukrosa. Pemberian ASI dapat dari penelitian tersebut adalah 73 bayi terbagi
menurunkan nyeri pada bayi karena ASI dalam kelompok intervensi (n=37) dan kontrol
mengandung laktosa 7%, gula dalam susu (n=35). Rerata nilai skala PIPP kelompok
manusia adalah laktosa, yang telah terbukti intervensi lebih rendah dibanding kelompok
menjadi analgetik yang efektif karena ASI kontrol oleh kedua penilai, yaitu berturut-turut
memiliki efek yaitu rasa yang kuat dari gula (4,5±3,1) dan (6,3±4) dibanding (6±3,1) dan
menyebabkan respon yang cepat dan singkat (8,4±4,5) p<0,05. Devaera merekomendasikan
yang dapat menenangkan bayi dan produksi pemberian larutan glukosa 30% 0,5 mL per oral 2
endorphin melalui penerima opioid di lidah. menit sebelum pengambilan darah melalui tumit
bayi baru lahir dapat mengurangi nyeri.
Suharti, Studi Komparatif Pemberian ASI dan Glukosa 30% terhadap Respon Nyeri Neonatus 65

Dilen dan Elseviers (2010) melakukan adalah terjadi penurunan skor nyeri NIPS yang
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui signifikan pada kelompok neonatus yang
apakah glukosa efektif untuk menurunkan nyeri diberikan dextrose 30% (p<0,003) dibandingkan
pada bayi baru lahir yang dilakukan pengambilan dengan neonatus yang diberikan air steril, begitu
darah vena. Dilen dan Elseviers menyimpulkan juga durasi menangis lebih rendah pada
bahwa glukosa 30% oral 2 mL yang diberikan 2 kelompok neonatus yang diberikan dextrose 30%
menit sebelum tindakan venipuncture lebih dbandingkan diberikan air steril (p<0,003).
efektif menurunkan nyeri pada bayi baru lahir Kesimpulan penelitian ini adalah oral dextrose
dibandingkan dengan air steril. 30% yang diberikan 2 menit sebelum
Sajedi, Kashaninia, Rahgozar dan Radrazm venapucture efektif menurunkan nyeri neonatus
(2006) melakukan penelitian tentang efisiensi pada prosedur invasif minor.
oral glukosa untuk mengurangi nyeri Shadkam dan Lotfi (2008), melakukan
intramuskuler neonatus cukup bulan. Enam puluh penelitian yang bertujuan untuk untuk
empat neonatus cukup bulan dibagi menjadi dua membandingkan efek pengurang rasa nyeri dari
kelompok yaitu kelompok oral glukosa 30% krim EMLA dengan glukosa oral selama
diberikan 2 ml, dan kelompok bayi yang venipunctur pada 220 bayi baru lahir. 106 bayi
diberikan 2 ml air steril 2 menit sebelum injeksi, menerima EMLA pada kulit dan oral placebo (air
Penilaian skor nyeri dengan menggunakan NIPS steril) dan 114 menerima oral glukosa 30% dan
3 menit setelah injeksi. Hasilnya adalah skor plasebo (Vit A+D) pada kulit. Hasil
nyeri neonatus yang diberikan glukosa 30% menunjukkan bahwa skor NIPS secara signifikan
menurun signifikan (p=0,000) dibandingkan lebih rendah pada kelompok glukosa
dengan neonatus yang diberikan air steril, begitu dibandingkan dengan kelompok (p=<0,001).
juga dengan heart rate menurun signifikan Untuk durasi menangis 2 menit pertama secara
(p=0,002) dibanding neonatus yang diberikan air signifikan lebih rendah pada kelompok glukosa
steril, sehingga penelitian ini menyimpulkan dibanding kelompok EMLA (p<0.01). Shadkam
bahwa oral glukosa 30% yang diberikan 2 menit dan Lotfi menjelaskan bahwa dibandingkan
sebelum injeksi efektif mengurangi nyeri dengan krim EMLA, oral glukosa dapat lebih
neonatus yang dilakukan injeksi. efektif, ditoleransi dan nyaman dalam
Penelitian Badiee (2006) yang tujuannya mengurangi rasa sakit akibat venipunctur pada
adalah untuk membandingkan efek glukosa oral neonatus. Hasil penelitian ini menyimpulkan
dengan plasebo dalam mengurangi nyeri selama bahwa oral glukosa lebih baik dari EMLA krim,
venipuncture pada bayi prematur, 36 bayi alasan oral glukosa lebih baik dari EMLA krim
prematur usia gestasi 28-34 minggu dibagi adalah karena oral glukosa mendorong pelepasan
menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi endorphin yang mempunyai pengaruh
yang diberikan glukosa 30% 1 ml melalui mulut menginduksi pusat analgesik dibandingkan
dan kelompok kontrol yang diberikan air steril 1 dengan EMLA krim yang hanya bekerja secara
ml 2 menit sebelum venapuncture dilakukan. lokal dikulit.
Hasil nya skor PIPP secara signifikan lebih Larutan glukosa merupakan salah satu
rendah pada kelompok glukosa dibandingkan intervensi non farmakologi yang dapat digunakan
dengan kelompok plasebo (8,94±3,013 VS untuk menurunkan resiko nyeri yang dialami bayi
11,44±3,42 masing-masing, p<0,001). Durasi baru lahir. Larutan glukosa yang diberikan
menangis pada 3 menit pertama secara signifikan melalui oral atau mulut neonatus dimana mulut
lebih rendah di glukosa 30% dibandingkan merupakan indra untuk merasakan berbagai rasa
dengan kelompok plasebo (masing-masing termasuk rasa manis. Rangsangan
24,1±18,48 VS 39,6±26,8, p=0,002). Sehingga menurunkannya rasa nyeri yang dimunculkan
kesimpulan penelitian ini adalah 30% glukosa pada indra perasa manis diperkirakan
dapat berguna sebagai analgesik dan aman untuk berhubungan dengan mekanisme preabsorbsi dari
prosedur minor pada bayi baru lahir prematur. rasa manis (Triani, 2006). Penelitian lain yang
Ling, Mmed, Quah, dan Rostenberghe dilakukan oleh Gradin, et al. (2002) menjelaskan
(2005), melakukan penelitian yang bertujuan rasa manis yang ditimbulkan oleh larutan glukosa
untuk mengtahui efek dextrose 30% dalam mengakibatkan terangsangnya pelepasan
menghilangkan sakit neonatus setelah fungsi endorpin yang dikeluarkan oleh opioid endogen
vena, dibagi menjadi dua kelompok yaitu 26 sebagai morpin alamiah dan atau efek pada area
neonatus diberikan dextrose 30% sebanyak 2 ml, lokal sebagai adanya rasa manis pada lidah. Hal
26 neonatus diberikan air steril 2 ml diberikan 2 inipun sependapat dengan penelitian yang
menit sebelum venapucture kemudian skor nyeri dilakukan Okan, et al. (2007) yang menjelaskan
direkam dengan video rekording, hasil penelitian bahwa larutan glukosa dapat menimbulkan efek
66 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 1, April 2017, hlm 58-68

terhadap tingkat nyeri yang berguna sebagai tidak bisa dihilangkan secara cepat akan tetapi
analgetik adalah teraktifasi opioid endogen dapat dikurangi melalui berbagai tehnik seperti
melalui rasa manis yang berada pada larutan distraksi, relaksasi, dan imaginary. Pemberian
glukosa tersebut. Efek yang dirasakan akan kombinasi NNS dengan ASI dan NNS dengan
mencapai puncaknya pada 2 menit setelah glukosa dapat sebagai distraksi pada saat
pemberian dan akan berkurang setelah 5 menit. dilakukan tindakan invasif. Apabila tindakan
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian pencegahan tidak dilakukan maka cidera dan
diatas dapat disimpulkan bahwa larutan glukosa nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga
dapat merangsang pengeluaran endorphin oleh dapat menggangu pertumbuhan dan
opioid endogen yang akan memodulasi nyeri perkembangan anak (Alimul, 2008).
sehingga implus nyeri dapat dihambat. Potter dan Sesuai dengan konsep teori comfort dari
Perry (2006) menjelaskan bahwa alur saraf Katharina C. Kolkaba yang menjelaskan bahwa
desenden mempunyai aktivitas melepaskan opiat comfort diartikan sebagai status menjadi kuat
endogen, seperti endorfin dan dinorfin yang dengan terpenuhinya kebutuhan manusia
merupakan suatu pembuluh nyeri alami yang terhadap relief, ease, dan transendence pada
berasal dari tubuh yang akan membelokkan pesan konteks pengalaman yang meliputi aspek fisik,
nyeri dari sumber yang sama. Menurut Gibbin psikospiritual, sosial, dan lingkungan. Ketika
dan Steven (2001) dalam penelitiannya keempat konsep comfort disandingkan dengan
menjelaskan efek sukrosa yang menenangkan dan tiga tipe comfort maka terbentuklah struktur
menghilangkan rasa nyeri diperkirakan karena taxonomic yang kompleks yang menghasilkan
jalur opioid endogen diaktifkan oleh rasa manis. rasa nyaman (Alligood & Tomey, 2010).
Efek orogustatory sukrosa telah dibuktikan pada Berdasarkan hal tersebut maka menurut
bayi baru lahir hewan dan pada bayi prematur peneliti pemberian ASI atau glukosa yang dapat
manusia yang mengalami prosedur menyakitkan. menurunkan respon nyeri neonatus adalah
Penelitian lain yang dilakukan oleh Blass (1997) merupakan suatu tindakan keperawatan untuk
menunjukkan bahwa rasa susu, larutan manis, mencapai kenyamanan pada neonatus. Pada saat
ASI, menginduksi antinosisepsi, secara signifikan akan dilakukan pemasangan infus atau
menurunkan rentang tangis pada bayi. Susu dan pengambilan spesimen darah peneliti juga
larutan manis diduga melakukan hal tersebut meletakkan neonatus pada radiant warmer
melalui jalur opioid. dengan tujuan supaya neonatus tidak hipotermi
Baik ASI maupun glukosa adalah sama- dan kenyamanan neonatus tetap terjaga walaupun
sama merupakan larutan manis. Rasa manis pada ruangan yang dingin hanya menggunakan
mempunyai pengaruh terhadap respon nyeri, pempers saja.
mekanisme ini terjadi karena larutan manis yang Meskipun secara statistik hasil penelitian
terdapat dalam ASI maupun glukosa dapat tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan
menginduksi analgetik jalur opioid endogen yang antara kelompok kombinasi NNS dengan ASI
menyebabkan transmisi nyeri tidak sampai ke dan kelompok NNS dengan glukosa 30% akan
otak, sehingga persepsi dan sensasi nyeri tidak tetapi terdapat perbedaan rata-rata antara kedua
dirasakan bayi saat dilakukan pemasangan infus kelompok tersebut, yakni kelompok glukosa 30%
maupun pengambilan spesimen darah atau pada memiliki nilai rata-rata lebih kecil (1,19)
saat prosedur invasif minor lainnya, oleh karena dibandingkan dengan kelompok kombinasi NNS
itu ASI dan glukosa yang diberikan dapat dipakai dengan ASI (2,50), dengan perbedaan rata-rata 1,
untuk mencegah trauma pada bayi yang 31 pada kepercayaan 95%, hal ini dapat
dilakukan tindakan invasif minor. diasumsikan bahwa glukosa 30% lebih baik
Manfaat atraumatic care pada neonatus dalam penurunan nyeri dibandingkan kombinasi
dalam hal ini adalah pemberian kombinasi NNS NNS dengan ASI. Glukosa adalah larutan yang
dengan ASI dan kombinasi NNS dengan glukosa manis karena didalamnya terkandung gula, ASI
30% dapat menurunkan nyeri pada neonatus, juga merupakan sweet solution akan tetapi
sehingga respon nyeri pada neonatus yang apabila dirasakan rasa glukosa lebih manis
dilakukan pemasangan infus atau pengambilan dibandingkan dengan ASI, oleh karena itu dapat
spesimen darah menjadi menurun yang dapat diasumsikan glukosa lebih dapat mengurangi
dilihat dari neonatus tidak menangis pada saat nyeri dibandingkan dengan ASI.
dilakukan. Prinsip atraumatic care yang Walaupun berdasarkan nilai rata-rata
dilakukan perawat dalam hal ini adalah perbandingan respon nyeri kombinasi NNS
mengurangi nyeri yang merupakan tindakan yang dengan ASI dan NNS dengan glukosa 30%
harus dilakukan dalam perawatan anak atau menunjukkan adanya perbedaan tetapi kalau
neonatus. Proses pengurangan rasa nyeri sering dilihat dari nilai p-value bahwa pemberian
Suharti, Studi Komparatif Pemberian ASI dan Glukosa 30% terhadap Respon Nyeri Neonatus 67

kombinasi NNS dengan ASI dan NNS dengan SARAN


glukosa 30% pada saat dilakukan pemasangan
infus atau pengambilan spesimen darah tidak 1. Bagi Pelayanan Kesehatan
memiliki perbedaan bermakna. Hal ini dapat Dalam pemberian layanan kesehatan,
diasumsikan bahwa respon nyeri neonatus dapat khususnya pemberian tindakan keperawatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti yang menimbulkan nyeri atau cidera perlu
umur neonatus, usia gestasi, jenis kelamin adanya manejemen nyeri dan penerapan
neonatus, riwayat dilakukan pemasangan infus atraumatic care untuk memberikan
atau pengambilan darah, serta jenis penyakit. kenyamanan bagi pasien. Pemberian
kombinasi NNS dengan ASI atau kombinasi
NNS dengan glukosa 30% perlu
SIMPULAN disosialisasikan sebagai alternatif
manajemen nyeri non farmakologi pada
1. Usia responden yang paling muda adalah 2 neonatus yang dilakukan tindakan invasif,
tahun dan yang tertua adalah 28 hari, akan tetapi karena ASI adalah makanan
sebagian besar usia gestasi responden ≥37 terbaik bagi neonatus dan bayi, ASI lebih
minggu, dengan jenis kelamin responden efektif dan efisien, ASI lebih murah dan
pada kelompok NNS dan ASI sama antara mudah didapatkan (cost efektif), ASI juga
laki-laki dan perempuan, untuk kelompok menjaga hubungan psikologis ibu dan bayi
glukosa 30% responden terbanyak adalah tetap terjaga dan untuk mensukseskan
laki-laki, mayoritas responden sudah pernah program pemerintah tentang ASI eksklusif
mengalami pemasangan infus atau yang terdapat dalam peraturan pemerintah
pengambilan spesimen darah sebelumnya, no 33 tahun 2012 maka disarankan untuk
jenis penyakit terbanyak responden adalah tetap memprioritaskan pemberian ASI dalam
kelainan bawaan. manejemen nyeri neonatus yang dilakukan
2. Respon nyeri neonatus yang diukur dengan pemasangan infus atau pengambilan
skala nyeri NIPS pada saat pemasangan spesimen darah.
infus atau pengambilan spesimen darah 2. Bagi institusi pendidikan
menunjukkan hasil tidak ada perbedaan yang Penelitian ini dapat memberikan informasi
signifikan antara pemberian kombinasi NNS bagi profesi keperawatan dalam memberikan
dengan ASI dan NNS dengan glukosa 30% kenyamanan dan penerapan atraumatic care.
artinya baik kombinasi NNS dengan ASI 3. Bagi Penelitian
atau kombinasi NNS dengan glukosa 30% Peneliti merekomendasikan untuk dilakukan
sama-sama dapat digunakan untuk penelitian dengan jumlah sampel lebih
manejemen non farmakologi pada neonatus besar, perawat yang sudah berkompetensi
yang dilakukan pemasangan infus atau dalam melakukan pemasangan infus atau
pengambilan spesimen darah. pengambilan spesimen darah, sehingga tidak
mempengaruhi durasi jumlah tusukan yang
dapat mempengaruhi nyeri neonatus.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Dilen, B & Elseviers, M. 2010. Oral Glucose
Anak. Jakarta: Salemba Medika. Solution as Pain Relief in Newborns:
Badiee, Z. 2006. Oral Hypertonic Glucose, for Results of A Clinical Trial. Journal
Analgesia in The Premature Newborns. Compilation, 37 (2) 98-105.
Pak J Psysiol, 2 (2), 12-14. Dharma, K.K. 2011. Metodologi Penelitian
Bolin. 2011. Hubungan Penerapan Atraumatik Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.
Care dalam Pemasangan Infus terhadap Depkes RI. 2010. Situasi Penyandang Disabilitas.
Respon Kecemasan pada Anak yang Buletin Jendela Data dan Informasi
Mengalami Hospitalisasi di Irnan D Anak Kesehatan.
Rumah Sakit dr. M.djamil. Tesis, Padang, Gibbin, S., & Stevens, B. 2001.Mecahniss of
Universitas Andalas Sucrose and Nonnutritive Sucking in
Blass, E.M. 1997. Milk-induced hipoalgesi in Procedural Pain Management in Infants.
human newborn. Pediatrics, 99.825-829 Pain Rest Management 2001, 6(1), 21-28.
68 Jurnal Kesehatan, Volume VIII, Nomor 1, April 2017, hlm 58-68

Gradin, M., Ericsson, M., Holmqvist, G., Sucrose for Analgesia During Heel Lance
Holstein, A, & Schollin, J. 2002. Pain in Late Preterm Infants. Journal of
reduction at venipuncture n newborns: oral American Academy of Pediatrics, 129 (4)
glukosa compared with local anasthetic 657-663.
cream. Pediatrics 2002, 110 (1053), 1053- Sahoo, J.J., Rao, S., Nesargi, S., Ranjit, T.,
1057 Ashok, C., & Bhat, S. 2013. Expressed
Hockenberry, M. J., & Wilson, D. 2009. Breast Milk vs 25% Dextrose in Procedural
Essensials of Pediatrics Nursing. (8th ed.). Pain in Neonates: A Double Blind
St Louis: Mosby Elsevier. Randomized Controlled Trial. Journal
Hockenberry, M.J., & Wong, D. 2009. Buku Ajar Department of Neonatology, 50, 203-207.
Keperawatan Pediatrik Wong. Edisi 6, vol Sabety, F., Yaghoobi, M., Torabizadeh, M.,
2. Jakarta: EGC. Javaherizadeh, H., Haghighizadeh, M.H.,
Ling, M.J,. Mmed, Quah, B.S., FRCP & & Muhammadian, F. 2013. Which is
Rostenberghe, V. 2005. The safety and Better for Pain Reduction before
efficacy of oral dextrose for relieving pain Venipuncture:Glucose, Lidocaine or
following venepuncture in neonates. Med J Expressed Breast Milk?. Journal HK J
Malaysia, 60 (2), 140-145 Paediatr (new series); 18:19-23.
Malarvizhi, G., Vasta, M., Roseline, M., Nithin, Shadkam, N.M & Lotfi, M.H. 2008. Pain
S. & Paul, S. 2012. Interrater Reliability of Reducing in Icteric Newborns while
Neonatal Infant Pain Scale as Venipuncturing: Comparison of Local
Multidimentional Behavioral Pain Tool. Anasthetic Cream with Orally Glucose.
Nitte University of Journal of Helath Acta Medica Iranica, 46 (1), 59-64.
Science 2012, 26-30. Shadkam, N.M., Lotfi, M.H & Aarafi, H. 2007.
Okan, P., Coban, A., Ince, Z., Yapici, Z., & Can, Comparison of The Effect of Local
G. 2007. Analgesia in Preterm Newborns: Anesthetic Cream and Orally Administered
The Comparative Effects of Sucrose and Glucose Solution in Reduction of Pain in
Glucose. Journal of Eur J Pediatr, Icteric Newborns During Venipuncture.
166:1017-1024. Journal Iranian Red Crescent Medical. 9
Obu, H.A., & Chinawa, J.M. 2014. Neonatal (2), 93-98.
Analgesia: A Negected Issue in The Tomey, A.M & Alligood, M.R. 2010.Nursing
Tropis. Niger Med J, 55 (3) 183-187. Theorists and Their Work. St Louis,
Polit, d.F. & Beck, C.T. 2012. Nursing Research. Missouri: Elsevier Mosby.
9th edition. Lippincot: Williams & Triani, E., & Lubis, M. 2006. Penggunaan
Walkins. Analgesia Nonfarmakologis Saat Tindakan
Potter, A.G. & Perry, P.A. 2006. Buku Ajar Invasif Minor pada Neonatus. Sari
Fundamental Keperawatan: Konsep, Pediatri, 8, (2), 107-111.
Proses, & Praktik. Edisi 4, Volume 2. Upadhyay,A., Aggarwal, R., Narayan,S., Joshi,
Jakarta: EGC. M., Paul,V..K., & Deorari, A.K. 2004.
Rosali, S.L., Nesargi, S., Mathew, S., Vasu, U., Analgesic Effect of Expressed Breast Milk
Rao, S., & Bhat, S. 2014. Efficacy of in Procedural Pain in Term Neonates: A
Expressed Breast Milk in Reducing Pain Randomized, Placebo-Controlled, Double-
During ROP Screening: A Randomized Blind Trial. Acta pediatr, 93: 518-522.
Controlled Trial. Oxford University Press. World Health Organization. 2012. World Health
Sajedi, F., Kashaninia,Z., Rahgozar, M., & Statistic. France: WHO library
Radrazm, L. 2006. The Efficacy of Oral cataloguing-in-publication-data
Glucose for Relieving Pain Following Yang, M.C.O., Chen, I.L., Chen, C.C., Chung,
Intramuscular Injection in Term Neonates. M.Y., Chen, F.S., & Huang, C. H. 2012.
Acta Medica Iranica, 44 (5) 316-322. Expressed breast milk for procedural pain
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset in preterm neonates: a randomized, double-
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. blind, placebo-controlled trial. Foundation
Simonse, E., Mulder, P.G.H., & Beek, R. 2012. Acta Pædiatrica. 102, 15–21.
Analgesic Effect of Breast Milk Versus

Anda mungkin juga menyukai