Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2007. Konflik Agraria Kontenporer di Sumatera Barat. Membangun Masa


Depan Minangkabau dari Perspektif Hak Asasi Manusia. Cet ke-1. Jakarta,
Padang: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI,
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Fakultas Hukum Universitas Andalas,
Sekretarian Nasional Masyarakat Hukum Adat.

Alkadri, Riyadi DS, Muchdie, Siswanto S, Fathoni M. 2001. Manajemen Teknologi


untuk Pengembangan Wilayah; Konsep Dasar, Contoh Kasus, dan Implikasi
Kebijakan. Ed ke-2. Alkadri, perevisi. Jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan
Teknologi Pengembangan Wilayah (P2KTPW), BPPT.

Arhami M. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta: Andi.

Astawan M. 2004. Dapatkan Protein dari Dendeng. http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/


fullnews.cgi?newsid1083217242,86128, [1-12-2007].

Astawan M. 2004a. Makan Rendang Dapat Protein dan Mineral. http://www.


kompas.com. [26 Juli 2004].

Arryanto S. Darmawan LC, Dody SR, Heri A, Hermawan P, Nunu N. 2004.


Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Industri. Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi. Jakarta: BPPT Press.

Aryogi, Umiyasih U, Tangendjaja B. 1997. Teknik Pemberian Daun Kaliandra


(Calliandra calothryrsus) sebagai Pakan Hijauan Sapi Potong; Suatu Kajian
Terhadap Nilai Kecernaannya. Dalam: Seminar Nasional Peternakan dan
Veteriner. Bogor, 18-19 Nopember. Hal 539-545.

Aryogi, Umiyasih U, Wahyono DE. 1997a. Kajian Pemberian Gula Aren dan Waktu
Istirahat pada Sapi Potong Kondisi Stres, Pengaruhnya terhadap Kualitas
Daging. Dalam: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19
Nopember. Hal 849-853.

Aryogi, Umiyasih U, Tangendjaja B, Wina E. 1999. Kecernaan Bahan Kering dan


Protein Kasar Daun Kaliandra (Calliandra calothryrsus) Secara in Sacco
pada Sapi Potong. Dalam: Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner.
Bogor, 18-19 Oktober. Hal 304-308.

Austin JE. 1981. Agroindustrial Project Analysis. Critical Design Factor. Baltimore,
Maryland, USA: The Johns Hopkins University Press.

Bachtiar N. 1991. Peranan Sub Sektor Peternakan Dalam Perekonomian Indonesia;


Aspek Lingkungan Terhadap Pengembangan Peternakan. Padang: Pusat
Penelitian Universitas Andalas.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Propinsi Sumatera Barat.


2000. Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Koto Hilalang, Kabupaten
Agam Tahun 2000. Padang: Bappeda Propinsi Sumbar.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Propinsi Sumatera Barat.
2001. Sekilas Tentang KSP. Padang: Sekretariat P-KSP Bappeda Propinsi
Sumatera Barat.

Balai Penelitian Pengembangan Pertanian. 2002. Analisis Kebijaksanaan, Paradigma


Pembangunan dan Kebijaksanaan Pembangunan Agroindustri. Monograph
Series No. 21. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi.
Balai Penelitian Pengembangan Pertanian.

Bank Dunia. SME (Small and Medium Enterprise) Definitions. http://www.


wordbank.org. [26 Februari 2005].

Bank Indonesia. Sistem Informasi Pedoman Mendapatkan Kredit. Peraturan Bank


Indonesia (PBI) yang Disempurnakan nomor 3/2/PBI/2001, tanggal 4 Januari
2001. http://www.bi.go.id. [26 Februari 2005].

Barcos LO. 2001. Recent developments in animal identification and the traceability of
animal products in international trade. Revue Scientifique et Technique 20(2):
640-51. ISSN: 0253-1933. http://www.nal.usda.gov/awic/pubs/Beef/general.
htm [21-07-2007].

Batubara LP. 2002. Potensi Biologis Daun Kelapa Sawit sebagai Pakan Basal dalam
Ransum Sapi Potong. Dalam Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner “Inovasi Teknologi Peternakan dan Veteriner dalam Menunjang
Keterpaduan Usaha Peternakan yang Berdaya Saing. Ciawi-Bogor, 30
September 1 Oktober 2002. p.135-138.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Agam. 2004. Agam Dalam Angka 2004. Lubuk
Basung: Kerjasama Bappeda dengan BPS Kabupaten Agam.

[BPS] Badan Pusat Statistik Sumatera Barat. 2006. Sumatera Barat Dalam Angka
2005. Padang: Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dengan Badan Pusat Statistik Sumatera Barat.

Bojadziev G, Bojadziev M. 1999. Fuzzy Logic For Business, Finance, And


Management. Vol. ke-12. Singapore: Word Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.

Brown JG. 1994. Agroindustrial Investment and Operations. EDI Development


Studies. Washington, D.C: The Word Bank.

Bruce LB, Torell RC, Hussein HS. 1999. Profit prediction in cow/calf operations 1.
CowCost software program. Journal of Production Agriculture 12(4): 644-
647. http://www.nal.usda.gov/awic/pubs/Beef/production.htm [21-07-2007].

Bruce LB; Torell RC, Hussein HS. 1999. Profit prediction in cow/calf operations 2.
Influence of major management practices. Journal of Production Agriculture
12(4): 647-649. http://www.nal.usda.gov/awic/pubs/Beef/production.htm [21-
07-2007].

Budisantoso T, Triandaru S, 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2.


Jakarta: Salemba Empat.
Casley DJ, Kumar K. 1991. Pemantauan dan Evaluasi Proyek Pertanian. Ed ke-1.
Bassilius Bengo Teku BB dan Koestoer RH, penerjemah. Jakarta:
Universitas Indonesia Press. Terjemahan dari: Project Monitoring and
Evaluation in Agriculture.

Chavas JP. 1983. Structural Change in the Demand for Meat. American Journal of
Agricultural Economics, 65(1):148-53.

Clifton DS, Fyffe DE. 1977. Project Feasibility Analysis; A Guide To Profitable New
Ventures. Canada: Jhons Wiley & Sons Inc.

Darmansyah A. 2005. Model Pembiayaan UMKM Pola Bagi Hasil. Universitas Winaya
Mukti (Unwim), Jatinangor. http://209.85.175.104/search?q=cache:
abYCZz7M5V4J:www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1105/26/0604.htm+Pola
+bagi+hasil&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id&lr=lang_id [03-02-2008].

Darmawan T. 2001. Kesiapan Swasta dalam Menghadapi Pasar Global. Dialog


Interaktif Meat Day 2001. Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman
Indonesia Swasta. Bandung: Fakultas Peternakan Unpad. Hal. 41-45.

David FR. 2002. Manajemen Strategis; Konsep. Ed ke-7. Sindoro A, penerjemah.


Jakarta: Prenhallindo. Terjemahan dari: Concept of Strategic Management.

[Dekopin] Dewan Koperasi Indonesia. 1999. Materi Pelatihan Lanjutan Pendamping


Teknis Koperasi; Program Penanggulangan Pengangguran Pekerja
Terampil. Jakarta: Dekopin.

[Deperindag RI] Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia.


Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia
tentang Kriteria Industri Kecil di Lingkungan Perindustrian dan Perdagangan.
Http://www.dprid.go.id. [26 Februari 2005].

[Deptan] Departemen Pertanian. 2008. Daftar Kode HS Produk Pertanian untuk


Subsektor Peternakan Pada Komoditi Tulang dan Tanduk. http://agribisnis.
deptan.go.id/eksim/HasilDaftHSKom.php [25-01-2008].

Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat. 2001. TTG
Pengolahan Pangan; Dendeng. Padang: Dewan Ilmu Pengetahuan,
Teknologi Industri Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1994. Statistik Peternakan Sumatera


Barat 1993/1994. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1995. Statistik Peternakan Sumatera


Barat 1994/1995. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1996. Statistik Peternakan Sumatera


Barat 1995/1996. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1997. Statistik Peternakan Sumatera


Barat 1996/1997. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.
Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1998. Statistik Peternakan Sumatera
Barat 1997/1998. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 1999. Statistik Peternakan Sumatera


Barat 1998/1999. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2000. Statistik Peternakan Sumatera


Barat 1999/2000. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2000a. Profil Usaha Kawasan Sentra
Produksi Koto Hilalang, Kabupaten Agam. Pem. Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2001. Data Peternakan Propinsi


Sumatera Barat Tahun 2000. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2002. Statistik Peternakan Propinsi


Sumatera Barat Tahun 2001. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2002a. Petunjuk Teknis Pengembangan


Lumbung Ternak Nagari Melalui Investasi Perantau Minang. Pemerintah
Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2003. Statistik Peternakan Propinsi


Sumatera Barat Tahun 2002. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2004. Statistik Peternakan Propinsi


Sumatera Barat Tahun 2003. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2005. Statistik Peternakan Propinsi


Sumatera Barat Tahun 2004. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2006. Statistik Peternakan Propinsi


Sumatera Barat Tahun 2005. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2006a. Pendampingan Usaha Bagi


Kelompok Usaha Pengolahan Hasil Peternakan. Pemprop. Sumatera Barat.

Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat. 2007. Statistik Peternakan Propinsi


Sumatera Barat Tahun 2006. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat.

[Dirjen] Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. 2002. Pengembangan


Kawasan Agribisnis Berbasis Peternakan. Direktorat Pengembangan
Peternakan, Dirjen Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian.

[Dirjen] Direktorat Jenderal Peternakan. 2006. Statistik Peternakan 2006. Dirjen


Peternakan Departemen Pertanian Republik Indonesia.

[Disnaksumbar] Dinas Peternakan Sumatera Barat. Usaha Kerupuk Kulit Rukai. http://
www.disnaksumbar.org/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=156
[29-08-2007].

Eriyatno. 2003. Ilmu Sistem; Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. Volume
ke-1. Ed ke-3. Bogor: IPB Press.
[FAO] Food and Agricultures Organisations. 1972. Guidline For The Operation of
Feasibility Studies Agricultural Credit Project. Roma: FAO/IBRD Cooperative
Programme.

Figueiredo EAP. 2002. Livestock and agroecology in Brazil. [Pecuaria e agroecologia


no Brasil.] Cadernos de Ciencia and Technologia 19 (2):235-265,ISSN:
0104-1096.http://www.nal.usda.gov/awic/pubs/Beef/general.htm [22-07-007].

Foster KA, Burt OR. 1992. A Dynamic Model of Investment in the U.S. Beef-Cattle
Industry. Journal of Bisnis & Economic Statistics. 10/4:414.

[GPEI Cabang Padang] Gabungan Pengusaha Ekspor Impor Cabang Padang. 2006.
Sumatera Barat Dalam Angka, Rangkuman Data & Harga Rata-rata,
Realisasi Ekspor Daerah Sumatera Barat Periode Ekspor Tahun Takwim
1956-2005. Padang: Gabungan Pengusaha Ekspor Impor Cabang Padang.

Gittinger JP. 1982. Economic Analysis of Agricultural Projects. Edi Series in Economic
Development. Baltimore, Maryland USA: The Johns Hopkinds University
Press.

Gray C, Simanjuntak P, Sabar LK, Maspaitella PFL, Varley R.C.G. 1992. Pengantar
Evaluasi Proyek. Jakarta: Gramedia Utama.

Grzybowski G. 2002. Genetic defects in cattle and their economic significance.


[Mutacje genomu bydla oraz ich znaczenie gospodarcze.] Biuletyn
Informacyjny Instytut Zootechniki 40 (2):59-74, ISSN: 0209-2492.
http://www.nal.usda.gov/ awic/pubs/Beef/ breeding.htm [21-07-2007].

Gumbira-Sa’id E. 2000. Pemberdayaan Agribisnis/Agroindustri di Kawasan Sentra


Produksi, Makalah Diseminasi dan Diskusi Program-Program Pengembangan
Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat di Daerah. Jakarta:
Bappenas.

Gumbira-Sa’id E, Burhanuddin. 1996. Bunga Rampai Agribisnis Seri 01.01 (Strategi


Pengembangan Agribisnis); Kawasan Agribisnis Modern Memacu
Pembangunan Wilayah. Ed ke-1. Tulisan ke-3. Bogor: MMA IPB.

Gumbira-Sa’id E, Intan A.H. 1996a. Bunga Rampai Agribisnis Seri 02.01 (Teknologi
Agribisnis); Teknologi Unggulan untuk Agribisnis. Ed ke-1: Tulisan ke-2.
Bogor: Magister Manajemen Agribisnis IPB.

Hadi SHM. 2000. Riwayat Singkat Formula Penggemukan Sapi (Bossdext) Makalah
Seminar Nasional Upaya Mewujudkan Swasembada Pangan dan Ketahanan
Pangan Nasional. Jakarta, 20-21 Maret 2000.

Hadi SHM, Sediono B. 2000. Petunjuk Teknis Teknologi Bossdext Sapi Pedaging.
Makalah Seminar Nasional Upaya Mewujudkan Swasembada Pangan dan
Ketahanan Pangan Nasional.Jakarta, 20-21Mar 2000.Jakarta: Yayasan Agro.

Halalguide. 2008. Tinjauan Produk Hewani dan Turunannya. http://www.halalguide.


info/ content/view/1063/38/ [12-02-2008]
Haming M, Basalamah S. 2003. Studi Kelayakan Investasi: Proyek dan Bisnis. Seri
Manajemen Keuangan No.9. Jakarta: PPM.

Harris RS, Karmas E. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Pangan. Ahmad S,
penerjemah. Bandung: ITB Press.

Hasbullah. 2001. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat. Padang:
Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat.

Hendratno C, Hendratno. 1991. Suplemen Pakan Ruminansia dari Bahan Hasil


Samping Pertanian dan Agroindustri; Aspek Lingkungan Terhadap
Pengembangan Peternak. Padang: Pusat Penelitian Universitas Andalas.

Hendri D. 2006. Merintis Akses Pembiayaan Bagi Masyarakat Miskin dengan


Memperkuat Capacity Building Lembaga Keuangan Mikro Syari’ah (LKMS).
Sebuah Upaya Menuju demokratisasi ekonomi. Program Pengarusutamaan
Pola Bagi Hasil (Pro Bagi). Padang: gardaera@yahoo.com [04-02-2008].

Hunger JD, Wheelen TL. 2001. Manajemen Strategis. Ed ke-1. Agung J, penerjemah.
Yogyakarta: Andi. Terjemahan dari: Strategic Management.

Husnan S, Suwarsono M. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Ed ke-4. Yogyakarta: Unit


Penerbit dan Percatakan, UPP AMP YKPN.

Ilham N. 2001. Analisis Penawaran dan Permintaan Daging Sapi di Indonesia.


Prosiding Seminar Teknologi Peternakan dan Veteriner. 17-18 September
2001. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. p.385-401.

Indonesian Alternative Dispute Resolition Unit. 2000. Course For Rural Peacemaking
Mediation and Conflict Resolition. Bogor: Bogor Agriculture University-
Arizona State University.

Irawati Z. 2005. BATAN Siapkan Makanan Siap Saji untuk Aceh. Republika: 9 (kolom
3-4) 14 Januari 2005.

IVS. 2007. Gelatin. http://www.i-v-s.org/indveganfaq.html [29-07-2007].

Jamarun N. 1991. Kualitas Daun Padi Sebagai Makanan Ternak Ruminansia; Aspek
Lingkungan Terhadap Pengembangan Peternak. Padang: Puslit. Unand.

Jaswir I. 2007. Memahami Gelatin. Artikel Iptek. Malaysia: Department of Food


Biotechnology, International Islamic University http://www.beritaiptek.
com/zberita-beritaiptek-2007-06-11-Memahami-Gelatin.shtml [29-08-2007].

Judoamidjojo RM. 1980. Teknik Penyamakan Kulit untuk pedesaan. Cet. Ke-10. [FAO]
Food and Agricultures Organisations Agricultural Development Paper No.68.
Bandung: Angkasa.

Kostaman T, Handiwirawan E, Haryanto B, Dwiyanto K. 1999. Respon Bangsa Sapi


Potong Terhadap Pemberian Jerami Padi. Dalam: Seminar Nasional
Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19 Oktober. Hal. 299-303.
Kristanto A. 2004. Kecerdasan Buatan. Edisi ke-1. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kumm KI. (2002). Sustainability of organic meat production under Swedish conditions.
Agriculture, Ecosystems and Environment 88 (1): 95-101, ISSN: 0167-8809.
http://www.nal.usda.gov/awic/pubs/Beef/general.htm [22-07-2007].

Kunarjo. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Program Pembangunan. Ed

ke-1. Jakarta; Universitas Indonesia (UI Press).

Ma’arif MS, Tanjung H. 2003. Manajemen Operasi. Ed ke-1. Jakarta: Grasindo.

Madarisa F. 2000. Menyusun Rencana Umum Kegiatan KSP Koto Hilalang,


Kabupaten Agam. Padang: Yayasan Tuas.

Manetsch RP, Park GL. 1977. System Analysis and Simulations with Application to
Economic and Social System. Michigan State University, USA.

Manurung AH. 2005. Wirausaha: Bisnis UKM.Cet.ke-1.Jakarta:Penerbit Buku Kompas.

Manurung T. 1996. Penggunaan Hijauan Leguminosa Pohon sebagai Sumber Protein


Ransum Sapi Potong. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. Vol.1, No.3.
Hal.143-148.

Margono T, Suryati D, Hartinah S, 2000. Buku Panduan Teknologi Pangan. Jakarta:


Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan (PDII-LIPI).

Marimin. 2002. Teori dan Alikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Ed ke-1.
Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Ed ke-
1. Jakarta: Gramedia Widyasarana Indonesia.

Marimin. 2005. Teori dan Alikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Ed ke-2.
Cetakan ke-1. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.

Marimin. 2007. Teori dan Alikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. Ed ke-2.
Cetakan ke-2. Bogor: Institut Pertanian Bogor Press.

Matheus IW, Azmi, Manurung BP, Sitompul DM, Priyatomo E. 2004. Integrasi Sapi-
Sawit; Imbangan Pemanfaatan Produk Samping sebagai Bahan Dasar
Pakan. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-
Ternak. Denpasar, 20-22 Juli 2004. p.439-446. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan.

Murtidjo BA. 2005. Beternak Sapi Potong. Cet. Ke-15. Yogyakarta: Kanisius.

Nagara P. 2008. Sistem Bagi Hasil Rumah Makan Padang; Kaitannya dengan prinsip
Perbankan syariah. Padang: STIE KBP. http://www.geocities.com/
patriatoekoe/sistembagihasil.htm [04-02-2008].
Naim M. 1979. Merantau; Pola Migrasi Suku Minangkabau. Tinggi R St. R,
penerjemah. Yogyakarta: Gajahmada University Press.

Nasution M. 2002. Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pedesaan untuk


Agroindustri. Bogor: IPB Press.

Ningrum WFW. 1995. Pengaruh Penambahan Kulit Biji Kakao (Thebroma cacao L.) ke
dalam Ransum Terhadap Kadar Urea dalam Darah Sapi. Skripsi. Fakultas
Biologi Universitas Nasional Jakarta.

Nitisemito AS, Burhan MU. 1995. Wawasan Studi Kelayakan dan Evaluasi Proyek. Ed
ke-1. Jakarta: Bumi Aksara.

Noer-TA F. 2002. Strategi Pengembangan Agribisnis Sapi Potong di Kawasan Sentra


Produksi Koto Hilalang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat [Tesis]. Bogor:
Program Pascasarjana Magister Manajemen Agribisnis IPB.

Nurhayu A, Saribuang M, Ella A. 2001. Pemanfaatan Pucuk Tebu sebagai Pakan Sapi
Potong. Dalam: Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Bogor, 17-18 September. Hal 273-278.

Palupi WDE. 1986. Tinjauan Literatur Pengolahan Daging. Jakarta: Pusat


Dokumentasi Ilmiah Nasional-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Pang H, Basarab JA, Makarechian M, Hudson RJ, Price MA, Berg RT. 1997. A
simulation model for beef cattle production systems. Canadian Journal of
Animal Science 77 (3): 572-573, ISSN: 0008-3984. http://www.nal.usda.gov
/awic/ubs/ Beef/production.htm [21-07-2007].

Pang H, Makarechian M, Basarab JA, Berg RT. 1999. Structure of a dynamic


simulation model for beef cattle production systems. Canadian Journal of
Animal Science 79 (4): 409-417. http://www.nal.usda.gov/awic/ubs/
Beef/production.htm [21-07-2007].

[Pemda] Pemerintah Daerah Kabupaten Agam. Kelompok Usaha Peternakan Sapi


dan Itik. http://www.kabupaten-agam.go.id/ekobis/index.php?id=7&pid=15
[10-02-07].

Pemerintah Kabupaten Agam. 2000. Profil Komoditi Unggulan Kabupaten Agam


Tahun 2000. Lubuk Basung: Pemerintah Kabupaten Agam.

Pemerintah Kabupaten Agam. 2002a. Pengembangan Kawasan Agropolitan Di


Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat. Materi Rakernas Badan
Pengembangan SDM Pertanian Tanggal 21-23 Mei 2002 di Pusat
Pengembangan Sumberdaya Manusia (PMPSDMP) Ciawi Bogor:
Pemerintah Kabupaten Agam.

[Pemda] Pemerintah Daerah Kota Bukittinggi. Info Investasi Pertanian. http://kpt-


bukittinggi.go.id/InfoInvestasi Pertanian.php [31-08-2007].

[Pemda Sumbar] Pemerintah Sumatera Barat. 2005. Peraturan Gubernur Sumatera


Barat Nomor 74 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Sumbar Tahun 2006-2010. Padang: Pemda Sumbar.
Priyanti A, Soedjana TD, Matondang R, Sitepu P. 1998. Estimasi Sistem Permintaan
dan Penawaran Daging Sapi di Propinsi Lampung. Jurnal Ilmu Ternak dan
Veteriner. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. V.3:71-77.

Priyanto R, Johnson ER, Taylor DG. 1997. Investigating into the accuracy of prediction
of beef carcass composition using subcutaneous fat thickness and carcass. I.
Identifying Problems. J Meat Science. 17:187-198.

Priyanto R, Johnson ER, Taylor DG. 1999. The importance of genotype in steers fed
pasture or Lucerne hay and prepared for the Australian and Japanese beef
market. New Zealand: J. of Agric. Res. 42:393-404.

Purnomo H. 1997. Studi Tentang Stabilitas Protein Daging Kering dan Dendeng
Selama Penyimpanan. Cetakan ke 1. Malang: FP-UNIBRAW Pres. Jakarta:
Putracipta Karindomas.

Purnomo SH, Zulkieflimansyah, 1999. Manajemen Strategi Sebuah Konsep


Pengantar. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Rangkuti F. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi


Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.

Rino. 2007. Analisis Ekonomi Pemanfaatan Tanah Ulayat Dalam Usaha Perkebunan
Kelapa Sawit (Studi Kasus : Perkebunan Kelapa Sawit di Nagari L).
http://one.indoskripsi.com/content/analisis-ekonomi-pemanfaatan-tanah-
ulayat-dalam-usaha-perkebunan-kelapa-sawit-studi-kasus-pe [04-02-2008].

[Ristek] Riset dan Teknologi. 2000. TTG Teknologi Pangan; Dendeng Giling. Kantor
Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi http://www.ristek.go.id.

Rusman M, Ella A, Ishak ABL. 1998. Gelar Teknologi Pemanfaatan Daun Gamal
sebagai Pakan Sapi Potong. Dalam: Seminar Nasional Peternakan dan
Veteriner. Bogor, 1-2 Desember 1998. Hal. 410-412.

Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan–Bagi Para Pemimpin. Seri Manajemen No.
134. Setiono L, penerjemah. Ed ke-1. Jakarta: Institut Pendidikan dan
Pembinaan Manjemen (IPPM) dan Darma Aksara Pustaka. Terjemahan dari:
Decision Making for Leaders The Analytical Hierarchy Process for Decisions
in The Complex World.

Sailah I, Eriyatno, Syarif AM. 1989. Analisa Numerik pada Proses Pangan. Bogor:
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan dan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.

Santosa U. 2000. Prospek Agribisnis Penggemukkan Pedet. Ed ke-3. Jakarta:


Penebar Swadaya.
Saragih B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan; Kumpulan Pemikiran, Di dalam:
Pambudi R, Sipayung T, Burhanuddin, Dabukke FBM, editor. Ed ke-2, Bogor:
USESE Foundation dan Pusat Studi Pembangunan Institut Pertanian Bogor.

Sarwono B, Arianto HB. 2001. Penggemukkan Sapi Potong Secara Cepat. Ed ke-1.
Depok: Penebar Swadaya.

[Setda Propinsi Sumbar] Sekretaris Daerah Propinsi Sumatera Barat. 2005. Peraturan
Gubernur Sumatera Barat Nomor 74 Tahun 2005 Rencana Pembangunan
Jangka Menegah (RPJM) Propinsi Sumatera Barat Tahun 2006-2010.
Padang: Setda Propinsi Sumatera Barat.

Simarmata DA. 1984. Pendekatan Sistem Dalam Analisa Proyek Investasi dan Pasar
Modal. Jakarta: Gramedia.

Sitepu KR, Sinaga MB. 2006. Aplikasi Model Ekonometrika; Estimasi, Simulasi dan
Pramalan Menggunakan Program SAS. Bogor: Program Studi Ilmu Ekonomi
Pertanian Sekolah Pascasarjana Institur Pertanian Bogor.

Sinurat, Purwadaria T, Mathius IW, Sitompul DM, Manurung BP. 2004. Integrasi Sapi-
Sawit; Upaya Pemenuhan Gizi Sapi dari Produk Samping. Dalam: Prosiding
Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak. Denpasar, 20-22 Juli
2004. p.424-429. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.

Sitompul DM, Manurung BP, Sinurat, Mathius IW, Azmi. 2004. Integrasi Sapi-Sawit;
Potensi Produk Samping dlam Pengembangan Ternak Sapi. Dalam:
Prosiding Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak. Denpasar,
20-22 Juli 2004. p.468-473. Puslitbang. Peternakan.

[SNI] Standarisasi Nasional Indonesia. 1992. Dendeng Sapi. Jakarta: DSN.

Sudarjat S. 2002. Ekspor Ternak dan Hasil Ternak Melonjak. http://www.kompas.com


[09-12-2004].

Sugeng YB. 2001. Sapi Potong. Ed ke-9. Depok: Penebar Swadaya.

Sulistyadi K. 2005. Sistem Perencanaan Pembangunan Unit Industri Pulp. [Disertasi]


Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Surbakti S. 1993. Profil Kependudukan Indonesia. Jakarta: BPS.

Suryadi K, Ramdhani M.A. 2002. Sistem Pendukung Keputusan; Suatu Wacana


Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Ed
ke-3. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sutojo S. 2002. Studi Kelayakan Proyek; Konsep, Teknik & Kasus. Seri Manajemen
Bank No. 66. Jakarta: Damar Mulya Pustaka.

Syahyuti. 2008. Perbaikan Sistem Bagi Hasil Sebagai Salah Satu Bentuk “Possible
Agrarian Reform”. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi Pertanian. http://www.geocities.com/syahyuti/Perbaikan_bagi hasil.
pdf [04-02-2008].
Tampubolon M. 2004. Manajemen Operasional (Operations Management). Ed ke-1.
Jakarta: Ghalia Indonesia.

Tell B. 1976. A Comaration Study of Some Multiple Criteria Methods. Stockholm.


Journal Economics Research Institute. Stockholm School of Economics.

[Tim Fapet IPB] Tim Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. 2002. Penyusunan
Standar Kawasan Agribisnis Peternakan Dalam Rangka Pengembangan
Sistem Informasi. Bogor: Fakultas Peternakan IPB dan Direktorat
Pengembangan Peternakan, Dirjen Bina Produksi Peternakan, Deptan RI.

Turban E. 1988. Decision Support and Expert Systems; Managerial Perspectives. New
York: Macmillan Publising Company.

Turban E. 1990. Decision Support and Expert Systems; Management Support


Systems. Ed ke-2. New York: Macmillan Publising Company.

Turban E, Aronson JE. 2001. Decision Support System And Intelligent Systems. Ed
ke-6. New Jersey: Prentice-Hall.

Turner RK, Pearce D, Bateman I. 1994. Environment Economics. Harvester


Wheatsheaf.

Uje. 1999. Bossdext Gemukkan Sapi 1,5-4 Kg/Hari. Trobos Desember 1999.

[UNIDO] United Nation Industrial Development Organization. 1978. Manual For The
Preparation of Industrial Feasibility Studies. New York: Oxford & IBH
Publishing CO, USA.

Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis; Teknis Menganalisis Kelayakan Rencana


Bisnis Secara Komprehensif. Ed ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Uska I. 2004. Rendang Padang Buatan Malaysia Rambah Pasar Asia.


http://www.kompas.com. [3 Maret 2004].

Wasito R. 2001. Kesiapan Indonesia dalam Menyongsong Era Globalisasi/AFTA 2003


pada Produk Daging dan Hasil Olahannya. Dialog Interaktif Meat Day 2001.
Fakultas Kedokteran Hewan UGM. Bandung: Fakultas Peternakan
Universitas Padjajaran. Hal. 24-29.

Wahyono R, Marzuki. 2004. Pembuatan Aneka Kerupuk. Cet. Ke-7. Jakarta: Penebar
Swadaya.

Wardhani NK, Musofie A. 1992. Campuran Dedak Padi dan Pith Ampas Tebu sebagai
Pengganti Rumput Pakan Sapi Potong dengan Suplementasi Daun Gamal.
Dalam: Agroindustri Peternakan di Pedesaan. Ciawi 10-11 Agustus 1992.
Hal. 220-227.

Wardhani NK, Achmanto YP, Musofie A, Tedjowahyono S. 1985. Komponen ”Tetes


Urea Putih” sebagai Pengganti Dedak dalam Ransum Sapi Potong. Dalam:
Seminar Pemanfaatan Limbah Tebu untuk Pakan Ternak. Grati, 5 Maret
1985. Hal. 124-128.
Winardi. 1994. Manajemen Konflik (Konflik Perubahan dan Pengembangan).
Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Yager RR. 1993. Non Numeric Multy Criteria Multi-Person Decision Making. Group
Decision and Negotiation, Volume ke-2:81-93.

Yusdja Y, Iqbal M. 2002. Analisis Kebijaksanaan, Paradigma Pembangunan dan


Kebijaksanaan Pembangunan Agroindustri. Monograph Series No. 21.
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Zen MT. 1999. Tiga Pilar Pengembangan Wilayah: Sumberdaya Alam, Sumberdaya
Manusia, dan Teknologi - Falsafah Dasar Pengembangan Wilayah;
Memberdayakan Manusia. Ed ke-1. Jakarta: Direktorat Kebijaksanaan
Teknologi untuk Pengembangan Wilayah BPPT dan UI Press.

Zulbahri M, Kuswandi, Martawidjaja M, Thalib C, Wiyono DB. 2000. Daun Gliricidia


sebagai Sumber Protein pada Sapi Potong. Dalam: Seminar Nasional
Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 18-19 September. Hal 233-241.
DAFTAR ISTILAH

Agroekologi – adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik


lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan
dapat diharapkan tidak akan berbeda dengan nyata. Komponen utama
agroekologi adalah iklim, fisiografi atau bentuk wilayah dan tanah.

Agroindustri – perusahaan yang mengolah bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan


atau hewan. Pengolahan meliputi transformasi dan pengawetan malalui
perubahan fisik atau kimia, penyimpanan, pengepakan dan distribusi.

Biaya langsung – semua pengeluaran langsung untuk keperluan pengembangan


pembangunan agroindustri, seperti biaya investasi, biaya operasi, dan biaya
pemeliharaan.

Biaya tidak langsung – biaya yang tidak kentara, seperti terjadinya polusi udara,
bising, dan perubahan nilai-nilai (norma) dalam masyarakat dalam
pembangunan.

Daging curing – merupakan produk bahan pangan semi basah dari Indonesia yang
ditambah gula, garam dan rempah-rempah kemudian dijemur sampai kering.
Curing merupakan proses yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme
melalui penggunaan garam dapur dan pengendalian aw.

Edible-offal – bagian non karkas yang layak dan dapat dijadikan bahan makanan.
Bagian tersebut adalah lidah, otak, jantung, hati, paru-paru dan saluran
pencernaan serta ginjal dan limpa.

Evaluasi – merupakan tahapan akhir dalam manajemen strategis yang berhubungan


dengan proses pengendalian, dimana proses pengendalian membandingkan
kinerja dengan hasil yang diinginkan untuk mengevaluasi hasil-hasil yang
diperoleh dan mengambil tindakan perbaikan bila diperlukan.

Expert atau ahli – Seseorang yang mempunyai pengalaman yang luas dan
pengetahuan yang intuitive tentang suatu domain tertentu.

Fuzzy logic atau logika fuzzy – konsep gugus fuzzy yang dimasukan ke dalam
kerangka pemikiran. Logika fuzzy merupakan basis penalaran yang dimulai
dengan pernyataan yang sifatnya kabur (grey) menggunakan teori himpunan
fuzzy. Logika fuzzy merupakan metode penalaran yang sebagian atau
semua diskripsi aturan bersifat fuzzy.

Handling yard – fasilitas yang diperlukan untuk menangani berbagai fungsi, seperti
penimbangan, pemeriksaan dan pengobatan sapi, pemuatan atau
pembongkaran ternak dari atau ke kendaraan.

Harmonized System (HS) – merupakan sederatan kode yang dimaksudkan untuk


mengklasifikasikan berbagai macam komoditi atau barang impor untuk
kemudian ditentukan tarif bea masuknya. Pengklasifikasian ini didasarkan
pada ketentuan pemerintah mengenai klasifikasi barang impor (tata niaga
komoditi impor), yaitu: a) barang yang bebas di impor, b) barang yang diatur,
c) barang yang diawasi, d) barang yang dibatasi, dan e) barang yang
dilarang.

Investasi – adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan


dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi
suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan
dimasa depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman
modal.

Karkas – bagian tubuh ternak hasil pemotongan setelah dikurangi kepala, keempat
kaki pada bagian bawah (mulai dari carpus dan tarsus), kulit, darah, organ
dalam, seperti hati, jantung, paru-paru, limpa, saluran pencernaan beserta
isinya, dan saluran reproduksi.

Kaum – merupakan sekumpulan keluarga atau beberapa keluarga yang mempunyai


suku yang sama di Minangkabau berdasarkan garis keturunan ibu dalam
suatu nagari/kanagarian atau wilayah di Sumatera Barat.

Kelompok peternak – kumpulan peternak dapat berbadan hukum atau tidak yang
terdiri dari orang-orang yang membudidayakan binatang ternak sejenis.

Kebijakan – mengarahkan pengambilan keputusan. Sebuah ketetapan yang berlaku


yang dicirikan oleh perilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang
membuatnya maupun yang mentaatinya

Konflik – sebuah proses dimana sebuah upaya sengaja dilakukan oleh seseorang
untuk menghalangi usaha yang dilakukan oleh orang lain dalam berbagai
bentuk hambatan (blocking) yang menjadikan orang lain tersebut merasa
frustasi dalam usahanya mancapai tujuan yang diinginkan atau merealisasi
minatnya atau konflik adalah proses pertikaian yang terjadi sedangkan
peristiwa yang berupa gejolak dan sejenisnya adalah salah satu
manifestasinya.

Konsentrat (pakan tambahan) – pakan yang kaya akan sumber protein dan atau
sumber energi, serta dapat mengandung pelengkap pakan dan atau
imbuhan pakan.

Koperasi – badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum


koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Koperasi bertujuan untuk menyejahteraan anggotanya.

Lembaga Swadaya Masyarakat – sebuah organisasi yang didirikan oleh perorangan


ataupun sekelompok orang yang secara sukarela yang memberikan
pelayanan kepada masyarakat umum tanpa bertujuan untuk memperoleh
keuntungan dari kegiatannya.

Lumbung ternak nagari – lumbung mepunyai arti tempat penyimpanan atau gudang.
Lumbung ternak nagari mengandung makna sekumpulan populasi suatu
jenis ternak yang diusahakan/dipelihara oleh anak nagari dalam rangka
pembangunan peternakan pada kawasan sentra produksi peternakan di
dalam suatu nagari/batas-batas kenagarian di Sumatera Barat.
Manfaat langsung – Manfaat yang langsung dapat diperoleh seperti kenaikan nilai
hasil produksi dengan meningkatnya jumlah produksi atau meningkatnya
mutu produk atau terjadinya penurunan biaya.

Manfaat tidak kentara – manfaat yang sukar diukur dengan uang, misalnya manfaat
dalam perbaikan lingkungan hidup, berkurangnya pengangguran,
peningkatan ketahanan nasional.

Manfaat tidak langsung – manfaat yang ditimbulkan secara tidak langsung yang
merupakan multiplier effects dari suatu pembangunan.

Masyarakat setempat – kesatuan sosial yang terdiri dari warga negara Republik
Indonesia yang tinggal di dalam dan atau sekitar kawasan atau lumbung
ternak nagari yang membentuk komunitas didasarkan pada kesamaan mata
pencaharian yang berkaitan dengan peternakan sapi potong, kesejarahan,
keterikatan tempat tinggal, serta pengaturan tata tertib kehidupan bersama.

Nagari/Kenagarian – kesatuan masyarakat hukum adat dalam kabupaten/Kecamatan


yang terdiri dari himpunan beberapa suku di Minangkabau Sumatera Barat
yang mempunyai wilayah dan batas-batas tertentu dan mempunyai harta
kekayaan sendiri, berwenang mengurus rumah tangganya dan memilih
pimpinan pemerintahannya.

Nilai tambah (value added) – sejumlah nilai ekonomis yang ditimbulkan oleh kegiatan
yang diselenggarakan dalam masing-masing satuan produksi, atau selisih
penjualan dan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku dan
pembelian material pendukung.

Pemerintahan daerah kabupaten/kota – penyelenggaraan urusan pemerintahan


oleh Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten/Kota menurut asas otonomi
dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam UUD 1945.

Pengembangan kawasan sentra produksi – merupakan pengembangan suatu


kawasan budidaya yang memiliki keunggulan dan potensi prospektif untuk
dikembangkan yang didasarkan pada potensi sumberdaya yang ada.
Konsep dasar penetapan kawasan menurut Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Propinsi Sumatera Barat adalah suatu kawasan
budidaya yang memiliki potensi dan telah memperoleh investasi
pemerintah/swasta/masyarakat yang prospektif untuk dikembangkan lebih
lanjut serta menjadi sebaran pengembangan kegiatan produksi, jasa, dan
pemukiman, prasarana wilayah pendukung dan prasarana wilayah
pengembangannya.

Pengusaha swasta – adalah: 1) orang, persekutuan atau badan hukum yang


menjalankan sesuatu perusahaan milik sendiri, 2) orang, persekutuan atau
badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan
miliknya, 3) orang, persekutuan atau badan hukum yang berada di Indonesia
mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2,
yang berkedudukan di luar Indonesia.
Perencanaan – suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk dilaksanakan
pada waktu yang akan datang yang diarahkan pada pencapaian sasaran
tertentu.

Perkembangan wilayah – segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi


ekonomi wilayah, penyediaan fasilitas publik, serta potensi fisik dan
lingkungan suatu daerah.

Perusahaan daerah – suatu badan usaha yang modalnya merupakan kekayaan


daerah yang dipisahkan dan pendiriannya diprakarsai oleh Pemerintah
Daerah.

Populasi – wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki
kuantitas dan karakteristik.

Prinsip “Adat diisi limbago dituang” – prinsip dalam penyelesaian konflik yang
mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban menggunakan
perangkat adat (secara adat) Minangkabau untuk mencapai kesepakatan/
penyelesaian dari suatu persoalan (konflik).

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) – didefinisikan sebagai jumlah nilai


tambah bruto yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam wilayah
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung dengan menggunakan harga
pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada satu
tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat
digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi, sedangkan harga
konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke
tahun. Dengan demikian, PDRB merupakan indikator untuk mengatur
sampai sejauh mana keberhasilan pemerintah dalam memanfaatkan sumber
daya yang ada dan dapat digunakan sebagai perencanaan dan pengambilan
keputusan.

Sistem – suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini
sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.

Strategi – rencana jangka panjang dengan diikuti tindakan-tindakan yang ditujukan


untuk mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah "kemenangan".
Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang lingkup yang lebih
sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang sering
kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Contoh berikut
menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan
kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) – nilai investasi yang dimiliki perusahaan
seluruhnya mencapai Rp. 200 juta,- tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha.
Validasi Model – proses pengujian apakah model tersebut dalam lingkup aplikasinya
memiliki kisaran akurasi yang memuaskan dan konsisten dengan tujuan
penerapan model.

Verifikasi Model – proses meyakinkan bahwa program komputer dari model yang
dibuat beserta implementasinya adalah benar.

Anda mungkin juga menyukai