Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

SEORANG LAKI-LAKI DENGAN TB PARU KAMBUH

BAB I
N

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat


dalam menempuh Kepaniteraan Klinik
Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun oleh :
Lina Sriwaningsi 030.13.113
Nadya Carolina 030.13.136
Nur Alim 030.13.241

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KELURAHAN PETUKANGAN SELATAN
PERIODE 05 NOPEMBER 2018 – 12 JANUARI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA

0
PENDAHULUAN

Carcinoma mammae atau kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal
dari kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan
penunjangnya yang tumbuh infiltratif, destruktif, serta dapat bermetastase. Kanker
payudara merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia.1
Berdasarkan laporan dari WHO, tahun 2004 diperkirakan 519.000 wanita
meninggal karena kanker payudara dan dari angka itu, 69% kematian terjadi di
negara berkembang. Pada tahun 2009, diperkirakan 192.370 kasus baru dari
invasive carcinoma mammae didiagnosis di Amerika Serikat dan 62.280 kasus
baru carcinoma mammae insitu.1 Data di Indonesia, kanker payudara menduduki
tempat kedua (11,5%) setelah kanker leher rahim. Di Indonesia diperkirakan
terdapat 20.000 kasus baru kanker payudara pertahun dan lebih dari 50% kasus
berada dalam stadium lanjut.2,3,4
Etiologi yang belum diketahui dengan pasti, perjalanan penyakit yang tidak
dapat diperkirakan serta usaha pencegahan yang sulit dilakukan serta adalah
masalah yang sampai saat ini belum teratasi. Namun demikian usaha-usaha untuk
mendeteksi dini dapat dilakukan dengan baik dengan mengikutsertakan
masyarakat melalui penyuluhan. Selain itu, kemajuan dalam deteksi dini yang
dilengkapi dengan kemajuan terapi, baik teknik operasi, radiasi, terapi hormonal
serta khemoterapi, yang didasarkan pada ketepatan penentuan stadium dan
pengenalan sifat-sifat biologis kanker, semakin membawa harapan baru untuk
penderita kanker payudara ini.

1
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA


A. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 39 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jalan Damai IV RT 02 RW 02 Petukangan Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh pabrik
B. Sumber Pembiayaan Kesehatan
Jaminan : BPJS PBI
C. Perilaku Kesehatan Keluarga
1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan adalah
periksa ke dokter di puskesmas terdekat.
2. Keikutsertaan pada program kesehatan di lingkungan rumah:
- Posyandu balita : tidak
- Posyandu lainnya : tidak
- Perkumpulan Kesehatan Lainnya : tidak
3. Pemanfaatan waktu luang:
- Olahraga : tidak
- Rekreasi : tidak
- Melakukan hobi : tidak
- Aktivitas sosial di lingkungan pemukiman : tidak
- Arisan : tidak
- Pertemuan RT : tidak
- Organisasi : tidak

2
II. PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga
No Nama Kedudukan L/ Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tempat
dalam P tinggal
Keluarga
1 Tn. A Kepala L 39 th SMP Buruh pabrik Sakit 1 rumah

2 Ny. P Istri P 28 th SMP Buruh pabrik Hidup 1 rumah

3 An. R Anak L 14 th SMP Pelajar Hidup 1 rumah

4 An. M Anak P 11 th SD Pelajar Hidup 1 rumah


5 An. N Anak L 10 th SD Pelajar Hidup 1 rumah

Diagram 1. Genogram Keluarga kandung Pasien


Keterangan :
1. : pasien (sakit)
2. : anggota keluarga wanita (sehat)
3. : anggota keluarga laki-laki (sehat)

III. RESUME PENYAKIT DAN TATALAKSANA YANG DILAKUKAN


I. Anamnesis : Dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 18
Desember 2018
A. Keluhan Utama
Batuk 1 bulan tidak sembuh-sembuh.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan mengalami batuk-batuk berdahak 2 minggu 18
2
sebelumnya, dahak kental berwarna kuning kehijauan. Keluhan disertai
penurunan nafsu makan dan berat badannya turun dari 40 kg sampai 35,8

3
kg dalam waktu 1 bulan. Pasien hanya minum obat warung untuk
mengobati batuknya. Selain ini, pasien juga mengatakan sering berkeringat
saat malam hari sampai bajunya basah seperti orang mandi, sedangkan istri
dan anaknya di rumah tidak merasa kepanasan. Keluhan demam disangkal
oleh pasien.Kemudian pasien dipaksa istrinya berobat ke Puskesmas
Kelurahan Petukangan Selatan dan didiagnosa TB oleh dokter.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sebelumnya pernah sakit TB kurang lebih 5 tahun yang lalu
dan mendapat pengobatan dinyatakan sembuh oleh dokter. Riwayat asma,
kencing manis dan darah tinggi disangkal pasien, sebelumnya pasien
dalam keadaan sehat.

D. Riwayat Kebiasaan Pasien


Pasien memiliki kebiasaan makan tidak teratur. Pasien tidak rutin
berolahraga setiap hari. Pasien rutin memeriksakan kesehatan ke dokter.

E. Riwayat Penyakit Keluarga


Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit TB. Riwayat
sakit kencing manis, darah tinggi, penyakit jantung maupun ginjal dalam
keluarga disangkal.

II. Hasil Pemeriksaan Fisik


Tanggal 27 Nopember 2018 di Rumah Pasien
Keadaan Umum: tampak
sakit sedang Lingkar Perut: 78 cm
Kesadaran: compos mentis BMI: 14,9 kg/m2 
Tinggi Badan : 155 cm Keadaan Gizi: gizi kurang
Berat Badan : 35,8 kg
Tanda Vital
Tensi : 110/70 mmHg Pernafasan: 18x / menit

4
Nadi : 87x / menit Suhu: 36.5oC
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi -
Tenggorok: T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-), detritus -/-, kripta -/-
Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)
Dada
Cor I : Iktus kordis tak tampak
Pa : Iktus kordis teraba di SIC V 2cm medial LMCS
Pe : Konfigurasi jantung dalam batas normal
Au: BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo I : Simetris saat statis dan dinamis
Pa : Vocal fremitus simetris kanan dan kiri
Pe : Ka : Sonor
Ki : Sonor
Au: Ka: Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
Ki: Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
Abdomen
I : Datar
Pa : Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (-)
Pe : Timpani, Balotemen -/-, Nyeri ketuk cva -/-
Au : Bising usus (+) di 4 kuadran

Ekstremitas Superior Inferior


Oedema -/- -/-
Akral hangat +/+ +/+

5
III. Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang
Hasil BTA sputum : (+)
GDS :97 mg/dL
HIV : Non reaktif
Kesan foto rontgent : TB Paru aktif

a. Rencana Penatalaksanaan
Pengobatan yang telah diberikan:
Terapi medikamentosa:
 Pengobatan OAT kombinasi dosis tetap (KDT) kategori II + Injeksi
streptomisin 500mg.
Terapi edukasi:
1. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga mengenai obat harus
diminum secara teratur, tidak boleh terputus dan efek dari bila
putus obat dan bahaya putus obat.
2. Memberitahu penderita mengenai asupan gizi seimbang yang baik
untuk dimakan oleh penderita agar dapat mempercepat proses
penyembuhan dan mempertahankan berat badan ideal.
3. Mengajak penderita untuk berolahraga di luar rumah selama 30
menit setiap harinya.
4. Memberitahu penderita untuk selalu memakai masker saat di dalam
dan di luar rumah untuk memutus rantai penularan.

b. Hasil Penatalaksanaan Medis


Faktor pendukung:
1. penderita selalu memakai masker di luar rumah sehingga tidak
menularkan ke tetangga yang sehat.
2. Pasien rajin minum obat setiap hari pada jam yang sama yaitu jam
07.00 dan rajin ke puskesmas untuk disuntik antibiotik streptomisin
3. Keluarga penderita mendukung pengobatan penderita dan ikut
mengawasi pemberian obat dan makanan penderita.

6
Faktor penghambat :
1. Lingkungan rumah penderita padat penduduk dan sedikit cahaya
matahari yang dapat masuk ke dalam rumah.
2. Lingkungan kerja penderita lembab dan sedikit cahaya matahari
yang masuk ke dalam ruangan.
3. Penderita jarang memakai masker di dalam rumah sehingga mudah
menularkan ke anggota keluarga yang sehat.

IV. IDENTIFIKASI FUNGSI- FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Biologis
Dari hasil wawancara dengan pasien didapatkan informasi bahwa
penderita menderita TB paru kambuh. Penderita mengeluh batuk-batuk
selama 2 minggu tidak sembuh degan obat warung. Status gizi penderita
termasuk kedalam kategori gizi kurang.
B. Fungsi Psikologis
penderita tinggal bersama 1 orang istrinya dan 3 orang anaknya.
Hubungan penderita dengan keluarga dan dengan tetangga baik.
C. Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga penderita diperoleh dari hasil kerja penderita dan
istrinya. Menurut keluarga penderita penghasilan tersebut dirasa kurang
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
D. Fungsi Pendidikan
Penderita dan istrinya tamatan SMP, anak penderita yang pertama sekolah
duduk di bangku SMP, anak kedua dan ketiga sekolah duduk di bangku
SD.
E. Fungsi Religius
Penderita beragama Islam. Penderita rutin menjalankan ibadah.
F. Fungsi Sosial Budaya
Penderita tinggal di pemukiman yang cukup padat. Sosialisasi dengan
tetangga baik namun penderita tidak aktif dalam kegiatan di sekitar rumah.

7
V. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA
Formulir 24 hours recall
(Catatan: Asupan makanan/ minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga
tidur malam)

Tabel 2. Food recall

Nama makanan atau Jumlah


Waktu Jam Bahan makanan
minuman URT

Nasi 1,5 centong


Makan Bahan makanan pokok
09.00 Tahu goreng, 1 potong
Pagi Lauk Pauk
Telor ceplok 1 butir
Biskuit Biskuit 2-3 keping
Selingan 10.30
Jeruk 1 buah

Nasi 1,5 centong


Makan Bahan pokok makanan Ikan 1/2 potong
12.00
Siang Lauk pauk Sayur bayam 2 sendok sayur
Kerupuk 1 potong

Selingan 15.00 Biskuit biskuit 1/2 potong

Nasi 2 centong
Makan Bahan pokok makanan Oseng kangkung 2 sendok sayur
19.00
Malam Lauk pauk Tempe 1 porsi
Sayur labu 2 sendok sayur

Jumlah
2620 Kkal
Asupan

Penjelasan: frekuensi makan rata-rata setiap harinya 3 kali, saat makan pagi,
siang dan malam dengan variasi makanan yang cukup yaitu sebagai berikut: nasi
putih, tempe goreng, tahu goring, ikan goreng, sayur bayam, oseng kangkung,
sayur labu. Pasien selalu memasak di rumah. Jarang membeli makanan dari luar.

8
Menurut perhitungan kebutuhan gizi dan kalori yang dibutuhkan pasien per hari
sebanyak 1559 kkal. Berdasarkan food recall pasien kelebihan mendapatkan
kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Maka dari itu, perlunya dilakukan edukasi
kepada pasien dan keluarga untuk terus memenuhi kebutuhan gizi dan kalori
sesuai dengan kebutuhan setiap harinya.

IDENTIFIKASI FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN


A. Faktor Perilaku
Penderita memiliki kebiasaan makan yang tidak teratur. Tidak rutin
berolahraga. Rutin memeriksakan kesehatan ke dokter.

B. Faktor Non Perilaku


Sarana pelayanan kesehatan yang paling dekat dengan rumah adalah
puskesmas. Hal ini cukup berpengaruh terhadap kemudahan mendapatkan
pelayanan kesehatan jika ada anggota keluarga yang sakit, jarak rumah ke
puskesmas kurang lebih 2 km.

VI. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA


A. Fungsi Biologis
Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan serupa.
B. Fungsi Psikologis
Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga dan tetangga.
C. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Ada permasalahan perekonomian dalam keluarga, akan tetapi dalam
pemenuhan kesehatan seperti berobat kadang penderita datang sendiri
untuk kontrol ke dokter.
D. Fungsi Sosial
Kurang bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
E. Faktor Perilaku
Makan tidak teratur, tidak rutin berolahraga, rutin memeriksakan kesehatan
ke dokter, pasien bekerja sebagai buruk pabrik konveksi.

9
F. Faktor Non Perilaku
Jika ada anggota keluarga sakit tidak segera dibawa ke dokter walaupun
rumah sakit dekat

SKOR APGAR KELUARGA


NO Items Penilaian Selalu Kadang- Tidak
(2) Kadang Pernah
(1) (0)
1. A: Adaptasi V
Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga ( teman-teman ) saya untuk membantu
pada waktu ketika ada sesuatu yang membuat
saya sulit
2. P: Partnership V
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah saya
3. G: Growth V
Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas
4. A: Afek V
Saya puas dengan cara keluara (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespon
terhadap emosi-emosi saya seperti marah, sedih,
kasih sayang, dll
5. R: Resolve V
Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya menyediakan waktu bersama-sama untuk
dihabiskan bersama anggota keluarga

Berdasarkan nilai APGAR yang dijawab oleh pasien didapatkan nilai 8.


Instrument ini dapat menggambarkan tingkat kepuasan mengenai hubungan
keluarga secara individual, dan juga beratnya disfungsi keluarga. Nilai 8 tersebut
mengartikan bahwa tidak adanya disfungsi keluarga pada keluarga pasien.

VII. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH


 Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah pasien terletak di pemukiman penduduk yang cukup padat dengan
ukuran 5x10 m, bentuk bangunan satu lantai. Secara umum gambaran rumah
terdiri dari satu ruang tamu yang berfungsi juga sebagai ruang tidur, satu ruang

10
tidur, satu dapur dan satu kamar mandi. Lantai dikeramik, dinding terbuat dari
tembok beton, atap rumah dari asbes, jendela ada 1 buah, jendela berada di ruang
tamu bagian depan berukuran 45x50 cm. Penerangan di dalam ruangan kurang
dengan sumber penerangan dengan matahari dan listrik. Kebersihan dalam dan
luar rumah bersih, tata letak barang-barang kurang rapi, listrik 900 watt, sumber
air dari air PAM. Kamar mandi berbentuk kloset jongkok. Air limbah dialirkan ke
selokan. Sampah rumah dikumpulkan di tempat sampah dekat rumahnya, dan
diangkut oleh petugas kebersihan.
A. Denah Rumah

2 4

3
1

Keterangan ruangan:
1. Ruang tamu
2. Ruang tidur
3. Dapur
4. Kamar mandi
Analisis Keadaan Rumah :
1. Letak rumah di daerah : Padat penduduk
2. Bentuk bangunan rumah : 1 lantai
Kepemilikan rumah : Rumah sendiri
3. Luas rumah : 50 m2
Jumlah orang dalam satu rumah : 5 orang
Luas halaman rumah : Tidak terdapat halaman rumah
4. Lantai rumah dari : Keramik
5. Dinding rumah dari : Tembok beton
6. Atap rumah : Asbes

11
7. Pembagian ruangan rumah :
Ruang tamu : ada
Ruang Tidur : ada, ukuran 2 x 3 m2
Dapur : ada, ukuran 2 x 2 m2
Kamar Mandi : ada, ukuran 2 x 1 m2
8. Jendela rumah : ada 1 buah berukuran 45 x 50 cm
Perbandingan luas lantai dan jendela di :
- Ruang tamu : 0,225/4 = 0,056
- Dapur : 0,450/16 = 0,028
Penerangan di dalam rumah (dinilai setelah membandingkan luas jendela
dengan lantai dan kesan subjektif saat membaca tulisan didalam rumah):
kurang
9. Listrik di rumah : ada, 450 watt
10. Lubang ventilasi :
Genetik
Ruang tamu : ada 2 buah
Kelembaban dalam rumah : lembab
Kesan ventilasi di dalam rumah : kurang
11. Kebersihan dalam rumah : bersih
12. Sumber air minum dari : masak air matang
Yan
13. Kes
Kamar mandi Status : ada
kesehata lingkungan
14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : got (saluran limbah)
Pelayanan15. Tempat
kesehatan yangsampah diluar rumah : ada
terjangkau16.
(puskesmas)
Jalan di depan rumah lebarnya : 1 meter, terbuat dari : aspal
Kesan kebersihan lingkungan pemukiman : cukup baik

Perilaku

DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA

Tidak rutin aktivitas fisik


Penderita makan tidak teratur dan tidak sesuai tumpeng gizi
Berat badan penderita dalam kategori gizi kurang

12
Hubungan pasien dengan
keluarga dan tetangga baik

Resiko dan masalah Indikator keberhasilan


No. Rencana pembinaan
kesehatan penilaian
1. Penderita TB Meminta kepada istri dan anak penderita penerita minum obat secara

13
untuk menjadi PMO (Pengawas Minum teratur serta tidak putus obat.
Obat) agar penderita patuh dan tidak
putus obat.
2 Pola makan penderita Menjelaskan kepada penderita bahwa - Berat badan stabil
tidak teratur dan tidak pola makan yang baik dapat membantu - Tumpeng gizi seimbang
memenuhi kriteria proses penyembuhan dan memberitahu
tumpeng gizi penerita untuk mengkonsumsi makanan
yang bergizi yaitu mencakup karbohidrat,
protein, sayur, buah dan susu. Makan 3x
sehari secara teratur.
3. Jarang mengenakan Menjelaskan penggunaan masker untuk - Penderita selalu
masker di dalam mencegah penularan dan menjelaskan mengenakan masker.
rumah bagaimana cara penularan penyakit TB
- Penderita paham mengenai
penularan TB.
VIII. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA

14
IX. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN
Tgl Kegiatan yang dilakukan Keluarga Hasil Kegiatan Indikator
kunjunga yang evaluasi kegiatan
n terlibat
22 - Memperkenalkan diri dan Pasien Tanda Vital Pasien bersedia
Nopember menjelaskan maksud dan TD: 110/70 untuk diperiksa
2018 kedatangan keluarga N: 87 x/m dan dikunjungi
- Anamnesis dan RR: 18 x/m kembali
S: 36,5 C
pemeriksaan fisik pasien
- Identifikasi anggota Terbina hubungan baik
keluarga dan kondisi dengan pasien dan Pasien sudah
kesehatan keluarga mendapatkan
- Memberikan penjelasan hasil
mengenai penyakit Pasien dan keluarga pemeriksaan
kepada pasien dan mengerti mengenai tekanan darah.
keluarga penyakit dan
penjelasannya
26 - Evaluasi keluhan dan Pasien Keluhan sesak sudah Pasien
Nopember kondisi pasien kondisi berkurang, pasien berkomitmen
2018 kesehatan pasien merasa sudah lebih fit. untuk datang ke
- Melakukan pemeriksaan fasilitas
Tanda Vital
fisik pasien dan keluarga kesehatan
TD: 110/70
- Melakukan edukasi N: 86 x/m
mengenai pemakaiann RR: 16 x/m
masker untuk pasien S: 36,7
- Meminta pasien untuk
terus berobat sampai Pasien memahami
sembuh pentingnya pemakaian
masker untuk
mencegah penularan
28 - Evaluasi keluhan dan Keluhan sesak sudah -anggota
oktober kondisi pasien kondisi berkurang keluarga pasien
2018 kesehatan pasien melakukan
- Melakukan pemeriksaan Tanda Vital pemeriksaan
TD: 110/70
fisik pasien dan keluarga dahak
N: 84 x/m
- Melakukan edukasi RR: 18 x/m
mengenai pemeriksaan S: 36,7
dahak kepada semua
anggota keluarga Keluarga pasien
-Meminta pasien untuk memahami pentingnya
kembali berobat sambil pemeriksaan dahak
membawa dahak untuk untuk deteksi dini
diperiksa di puskesmas penyakit TB
03 -Evaluasi keluhan dan Pasien Keluhan yang Memasak
Desember kondisi kesehatan pasien dan dirasakan berkurang, makanan sesuai

15
2018 -Melakukan pemeriksaan kelarga pasien merasa lebih dengan gizi
fisik sehat dari seimbang
-Evaluasi kegiatan sehari- sebelumnya Pasien dan
hari keluarga
-Memberi edukasi tentang Tanda Vital memakan
pentingnya makanan gizi TD: 120/70 makana dengan
seimbang untuk N: 82 x/m gizi seimbang
mempercepat RR: 16 x/m
penyembuhan S: 36,6

X. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA


1. Tingkat pemahaman : Penderita dapat memahami penjelasan yang
diberikan
2. Faktor pendukung : Penderita dan keluarga dapat memahami
penjelasan yang diberikan. Sikap penerita dan keluarga kooperatif sehingga
dapat menerapkan edukasi yang diberikan
3. Faktor penyulit : Lingkungan rumah dan lingkungan kerja penderita
padat, lembab, dan sedikit cahaya matahari masuk ke dalam ruangan.
4. Indikator keberhasilan : Penderita dapat mengetahui tentang penyakitnya
yang meliputi penyebab, faktor risiko, pencegahan, penatalaksanaannya dan
komplikasi yang dapat terjadi serta berusaha untuk menerapkan pola hidup
sehat.

16
LAMPIRAN

17
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Breast cancer : Prevention and Control .2009.
Available from : www.who.int.
2. Ramli, Muchlis. Kanker Payudara. Soelarto Reksoprodjo dkk (editor).
Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Edisi Pertama. Binarupa Aksara. 1995. Hlm:
342-364.
3. Albar, Zafiral Azdi dkk (editor). Protokol PERABOI 2003. PERABOI.
Jakarta. Edisi Pertama. 2004. Hlm: 2-15.
4. Asrul. Hubungan antara Besar Tumor dan Tipe Histologi Kanker Payudara
dengan Adanya Metastase pada Kelenjar Getah Bening Aksila. Bagian Ilmu
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 2003. Available
from: http://www.usu.ac.id.

18

Anda mungkin juga menyukai