Anda di halaman 1dari 39

Ikterus dan kolesistitis

Marhani

03012155
• Organ intestinal terbesar dan pusat
metabolisme tubuh
• Konsistensi lunak dg berat sekitar
1,2-1,8 kg

Letak :
Dibawah diafragma pada regio
hypocondriaca kanan, bagain atas regio
epigastrium dan mencapai hypocondriaca
kiri
Impressio dan penonjolan
pd facies visceralis hepar

Pd lobus hepatis dextra:


-Impressio colica
-Impressio duodenalis
-Impressio renalis

Pd lobus hepatis sinistra :


-Impressio gastrica
-Impressio essopgaial
VESICA FELEA
Sistem hepatobilier
Fungsi vaskular untuk menyimpan dan
menyaring darah
Fungsi metabolik→ karbohidrat, protein,
lemak, vitamin
Fungsi ekstkretorik→ bilirubin, kolesterol, asam
empedu,dll

Fungsi sintesis
FUNGSI VESICA FELEA

Menyimpan Memekatkan
cairan cairan
empedu empedu
FUNGSI CAIRAN EMPEDU

Ekskresi metabolit
Membantu
hati & produk sisa →
pencernaan &
kolesterol, bilirubin &
absorbsi lemak
logam berat
Metabolisme Bilirubin
Klasifikasi ikterus
 Ikterus obstruksi (kolestasis) adalah ikterus yang disebabkan oleh gangguan aliran

empedu antara hati dan duodenum yang terjadi akibat adanya sumbatan (obstruksi)

pada saluran empedu.


EPIDEMIOLOGI

RSU Dr. Sutomo Surabaya antara tahun 1999-2004 dari 19270


penderita rawat inap, didapat 96 penderita dengan neonatal kolestasis.
Neonatal hepatitis 68 (70,8%), atresia bilier 9 (9,4%), kista duktus koledukus 5
(5,2%),
ikterus obstruktif intrahepatik :
 Hepatitis
 keracunan obat
 penyakit hati karena alkohol
 penyakit hepatitis autoimun.

ikterus obstruktif ekstrahepatik :


 Stenosis duktus biliaris
 Hipoplasia biliaris
 Massa (batu, neoplasma)
 Perforasi spontan duktus biliaris

.
PATOGENESIS

Hiperbilirubinemia adalah tanda nyata dari ikterus

Kadar bilirubin 2 – 2,5 mg/dl → warna kuning pada


sklera & mukosa
Bila sudah mencapai > 5 mg/dl maka kulit akan
tampak berwarna kuning.
PATOGENESIS

•Efek patofisiologis mencerminkan efek backup konsituen


empedu (yang terpenting bilirubin, garam empedu, dan lipid)
ke dalam sirkulasi sistemik dan kegagalannya untuk masuk
usus halus untuk ekskresi.

•Retensi bilirubin menghasilkan campuran hiperbilirubinemia


dengan kelebihan bilirubin konyugasi masuk ke dalam urin.
Tinja sering berwarna pucat karena lebih sedikit yang bisa
mencapai saluran cerna usus halus. Peningkatan dalam
empedu dalam sirkulasi selalu di perkirakan sebagai penyebab
keluhan gatal (pruritus)
PATOGENESIS

Tidak adanya garam empedu menimbulkan


malabsorbsi lemak, sehingga timbul gejala
steatorea dan defisiensi vitamin larut lemak seperti
vitamin A, K, dan D. Defisisensi vitamin K akan
mengurangi kadar protrombin, sehingga
menimbulkan gangguan pembekuan darah. Pada
ikterus obstruktif yang berkepanjangan, yang
disertai malabsorbsi vitamin D dan Ca, dapat
menyebabkan terjadinya osteoporosis atau
osteomalacia.
Retensi kolesterol dan fospolipid mengakibatkan
hiperlipidemia
Manifestasi Klinis :

Kulit berwarna kuning

Air kemih berwarna keruh

Feses pucat , steatorrhea

Gangguan pembekuan darah

Osteomalacia, osteoporosis
Manifestasi Klinis

Gejala Subjektif :

Gatal gatal

Nyeri perut, hilang nafsu


makan, mual

Demam
DIAGNOSIS

Pemeriksaan Fisik :

•Ikterus pada sklera / kulit


•Terdapat bekas garukan di badan
•Febris/afebril
•Bila obstruksi karena batu→ tampak gelisah, nyeri tekan perut kanan
atas, kadang-kadang disertai defans muscular & “Murphy Sign”
positif, hepatomegali disertai/ tanpa disertai terabanya kandung
empedu
•Bila ikterus obstruksi karena tumortidak ada rasa nyeri tekan.
Ditemukan “Courvosier Sign” positif, splenomegali, “Occult Blood”
DIAGNOSIS

Pemeriksaan penunjang :

•Pemeriksaan USG
•Pemeriksaan CT-SCAN
•PTC
•ERCP
•Biopsi hati
•Cholangiography Intraoperatif
•Penanganan kasus ikterus obstruksi bertujuan menjamin kelancaran
aliran empedu ke duodenum dengan menghilangkan sumbatan.

•Bila penyebabnya adalah batu→ tindakan pengangkatan batu dg


cara operasi laparatomi/papilotomi dg endoskopi/ laparoskopi.
•Bila penyebabnya adalah tumor & tindakan bedah tidak dapat
menghilangkan penyebab obstruksi karena tumor → drainase untuk
mengalihkan aliran empedu tersebut.
 Prognosis ikterus kolestasis tergantung pada penyebab
obtruksi itu sendiri.

 hepatitis neonatorum tipe giant cell


transformationprognosis umumnya buruk (Mortalitas 30-
40%)

 ikterus obstruksi kausa atresi bilier  prognosis lebih baik


jika mendapat operasi yang tepat dan cepat
Kolesistitis
Definisi
Reaksi inflamasi akut atau kronis pada
dinding kandung empedu yang disertai
dengan keluhan nyeri perut kanan atas,
nyeri tekan dan demam.
Klasifikasi

kronis

Akut
Etiologi

Kalkulus
•90%

Akalkulus
•10%
Faktor risiko

 Perempuan

 Obat-obatan (terutama terapi hormonal pada wanita)

 Obesitas

 Kehamilan

 usia >40 tahun

 Diet rendah serat tinggi kolesterol


fosfolipase mukosa
epitel mukosa
menghidrolisis lesitin
Lapisan glikoprotein terpajan langsung
Batu empedu empedu menjadi
mukosa rusak detergen garam
lisolesitin yang bersifat
empedu
toksik bagi mukosa

Menyebabkan
Trauma epitel Release mediator inflamasi pada Dismotilitas kandung
vesica felea inflamasi mukosa dinding empedu
kandung empedu

Volume di kandung
Stasis bilier Edema Distensi
empedu meningkat

Kontaminasi bakteri
iskemia
Patofisiologi
DIAGNOSIS

 Anamnesis : nilai gejala klinis yang muncul

 Pemeriksaan fisik
 Generalis
 Lokal (Regio Abdomen)

 Pemeriksaan Penunjang
Gejala Klinis

GEJALA GEJALA
AKUT KRONIS
 Kolik perut di regio  Dispepsia
hipokondriak kanan
 Nausea khususnya setelah
 Nyeri tekan makan makanan berlemak
tinggi
 Demam (kenaikan suhu tubuh)
 Sendawa
 rasa sakit menjalar ke
pundak/skapula kanan  Rasa penuh di epigastrium
(berlangsung 60 menit tanpa
reda)  Riwayat penyakit batu
empedu di keluarga, ikterus
dan kolik berulang
Pemeriksaan fisik

 Suhu febris

 Inspeksi sklera: Ikterik

 Abdomen
 Palpasi : Teraba massa kandung empedu, Nyeri tekan di
daerah hipokondrium kanan, Murphy sign +
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Lab darah :

- Leukositosis

- Bilirubin total meningkat (hiperbilirubinemia ringan)

- Alkali fosfatase meningkat

- SGOT/SGPT meningkat
Pemeriksaan penunjang

 USG Abdomen

 Hepatobiliary Skintigrafi (zat radioaktif HIDA)

 kolesistografi oral

 CT Scan

 ERCP
TATALAKSANA
 Terapi konservatif
 istirahat total
 pemberian nutrisi parenteral, diet ringan, koreksi elektrolit
 obat penghilang rasa nyeri spt petidin dan antispasmodik.
 mual dan muntahdiberikan anti–emetik
 stimulasi kontraksi kandung empedu dengan CCK ivmencegah
pembentukan batu kandung empedu pada pasien yang
menerima nutrisi parenteral Total (TPN).
 Pemberian antibiotik pada fase awal sangat penting untuk
mencegah komplikasi seperti peritonitis, kolangitis dan septisemia.
Penatalaksanaan
 Terapi Operatif :

A. Open Kolesistektomi

B. Kolesistektomi Laparoskopi
Komplikasi

Kolesistitis akut

• Pankreatitis
• Gangraen dan Perforasi
Kolesistitis kronis kandung empedu
• Kolesistitis kronis
• keganasan kandung empedu • Abses hati
• Empiema kandung empedu
• pankreatitis
• pembentukan batu kandung
empedu dan fistula
Prognosis

 Prognosis umumnya dubia ad bonam, tergantung


komplikasi dan beratnya penyakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai