Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring kemajuan zaman yang semakin berkembang maka berimbas pula

pada perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Dimana untuk menjadi

seorang sarjana keperawatan dituntut untuk kematangan dalam segi materi

maupun skill (ketrampilan) di ilmu keperawatan. Dalam ilmu keperawatan

terdapat banyak sekali ilmu pengetahuan yang dipelajari. Dimana diantaranya

mempelajari tentang epidemiologi dalam keperawatan.

Epidemiologi tidak berkembang dalam ruang hampa. Aneka ilmu dan

peristiwa, seperti kedokteran, kedokteran sosial, revolusi mikrobiologi, demografi,

sosiologi, ekonomi, statistik, fisika, kimia, biologi molekuler, dan teknologi

komputer, telah mempengaruhi perkembangan teori dan metode epidemiologi.

Demikian pula peristiwa besar seperti The Black Death (wabah sampar), pandemi

cacar, revolusi industri (dengan penyakit okupasi), pandemi Influenza Spanyol

(The Great Influenza) merupakan beberapa contoh peristiwa epidemiologis yang

mempengaruhi filosofi manusia dalam memandang penyakit dan cara mengatasi

masalah kesehatan populasi.

Harapan kami, setelah makalah yang bertema pendidikan ini telah tersusun

dapat menambah wawasan mahasiswa. Sehingga, mahasiswa mengetahui

bahwasanya Sejarah epidemiologi perlu dipelajari agar orang mengetahui konteks

sejarah, konteks sosial, kultural, politik, dan ekonomi yang melatar belakangi
2

perkembangan epidemiologi, sehingga konsep, teori, dan metodologi

epidemiologi dapat diterapkan dengan tepat.

1.2. Tujuan Ppenulisan

1.2.1. Tujuan umum

Untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah dan perkembangan

konsep Epidemiologi.

1.2.2. Tujuan khusus

a. Mengetahui definisi epidemiologi.

b. Mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan konsep

epidemiologi.

c. Mengetahui ruang lingkup epidemiologi.

d. Mengetahui bagaimana konsep epidemiologi.


3

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. Definisi Epidemiologi

Kata Epidemiologi berasal dari bahasa yunani yaitu Epi (Pada / di antara),

Demos (Penduduk/Rakyat) dan Logos (Ilmu/Doktrin) sehingga epidemiologi

berarti ilmu pada penduduk. Jika menurut asal katanya epidemiologi berarti ilmu

yang digunakan untuk mencari pemecahan masalah yang terjadi pada

penduduk/masyarakat.

Wade Hampton Frost (1972) Guru besar Epidemiologi di School of

hygiene, University Johns Hopkins mendefisinikan epidemiologi sebagai suatu

pengetahuan tentang fenomena massal penyakit infeksi atau sebagai riwayat

alamiah penyakit menular. Disini tampak bahwa pada waktu itu penekanan

perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang

mengenai massa (masyarakat).

Greenwood (1934) professor di school of hygiene and tropical medicine,

London mengemukakan batasan yang lebih luas dimana dikatakan bahwa

epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian penyakit

yang mengenai kelompok penduduk.

Kemudian Brian MacMahon (1970) pakar epidemiologi di amerika serikat

yang bersama Thomas F. Pugh menulis buku Epidemiologi yang berjudul

Principles and Methods menyatakan bahwa epidemiologi adalah studi tentang

penyebaran dan penyebab kejadian penyakit pada manusia dan mengapa terjadi

distribusi semacam itu. Walaupun definisinya cukup sederhana, disini tampak


4

bahwa macMahon menekankan epidemiologi sebagai suatu pendekatan

metodologik dalam menentukan distribusi penyakit dan mencari penyebab

mengapa terjadi distribusi sedemikian dari suatu penyakit.

Gary D. friedman (1974) dalam bukunya Primer of Epidemiologi

menuliskan bahwa epidemiology is the study of disease occurance in human

populations. Batasan ini lebih sederhana dan tampak senapas dengan apa yang

telah dikemukakan macMahon.

Gary D. friedman (1974) dalam bukunya Primer of Epidemiologi

menuliskan bahwa epidemiology is the study of disease occurance in human

populations. Batasan ini lebih sederhana dan tampak senapas dengan apa yang

telah dikemukakan macMahon.

Setelah membaca berbagai macam definisi epidemiologi diatas senada

dengan kesimpulan dari Last, J.M, Ed (1988) yang mengatakan epidemiologi

adalah Ilmu tentang distribusi dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi

status kesehatan atau menyebabkan terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan

pada kelompok masyarakat tertentu dan penggunaan study tersebut untuk

menanggulangi masalah-masalah kesehatan.

2.2. Konsep Epidemiologi

Dalam perkembangan ilmu epidemiologi sarat dengan hambatan-hambatan

karena belum semua ahli bidang kedokteran setuju metode yang di gunakan pada

epidemioogi. Hal ini disebabkan karena perbedaan paradigma dalam menangani

masalah kesehatan antara ahli pengobatan dengan metode epidemiologi terutama

pada saat berlakunya paradigma bahwa penyakit disebabkan oleh roh jahat.
5

Dari tokoh-tokoh tersebut paling tidak telah meletakkan konsep

epidemiologi yang masih berlaku hingga saat ini. Konsep-konsep tersebut antara

lain.

a. Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit.

b. Penggunaan data kuantitatif dan statistic

c. Penularan penyakit.

d. Eksperimen pada manusia

Secara sederhana sejarah perkembangan epidemiologi dapat dibedakan

atas empat tahap, yakni :

a. Tahap Pengamatan.

Cara awal untuk mengetahui frekuensi dan penyebaran suatu

masalah kesehatan serta faktor-faktor yang mempengaruhi ini dilakukan

dengan pengamatan (observasi ). Hasil pengamatan hipocrates berhasil

menyimpulkan adanya hubungan antara timbul atau tidaknya penyakit

dengan lingkungan tetapi Hipocrates tidak berhasil membuktikan

pendapatnya karena pengetahuan untuk itu belum berkembang.

Dari yang dikemukakan oleh Bapak ilmu kedokteran dipandang

merupakan landasan perkembangan epidemiologi. Tahap perkembangan

epidemiologi ini dikenal dengan nama tahap penyakit dan lingkungan.

b. Tahap Perhitungan.

Tahap perkembangan selanjutnya dari epidemiologi disebut dengan

tahap perhitungan. Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan

penyebaran suatu masalah kesehatan dilakukan dengan bantuan ilmu


6

hitung. Jonh Graunt, menyimpulkan bahwa frekuensi dan penyebaran

angka kematian ternyata lebih tinggi pada bayi serta berbeda antara

penduduk pria dan penduduk wanita.

c. Tahap Pengkajian.

Tekhnik pengkajian pertama kali diperkenalkan oleh William Farr

pada tahun 1839 yang melakukan pengkajian terhadap data yang ada dan

dari pengkajian ini berhasil dibuktikan adanya hubungan statistik antara

peristiwa kehidupan dengan keadaan kesehatan masyarakat, adanya

hubungan antara angka kematian dengan status perkawinan serta adanya

hubungan antara tingkat social ekonomi dengan tingkat kematian

penduduk.

Dengan cara kerja yang sama John Snow pada tahun 1849 berhasil

membuktikan adanya hubungan antara timbulnya penyakit kolera dengan

sumber air minum penduduk. Tehnik yang dilakukan oleh William Farr

dan John Snow ini hanya melakukan pengkajian data yang telah ada dalam

arti yang terjadi secara alamiah bukan dari hasil percobaan sehingga

dikenal dengan tahap eksperimen alamiah.

d. Tahap Uji coba.

Cara kerja ini telah lama dikenal dikalangan kedokteran. Pada tahun

1774 Lind melakukan pengobatan kekurangan vitamin C dengan

pemberian jeruk. Jenner pada tahun 1796 juga melakukan uji coba klinis

terhadap vaksin cacar terhadap manusia. Di dalam perkembangan batasan

epidemiologi selanjutnya mencakup sekurang-kurangnya 3 elemen yaitu:


7

o Mencakup semua penyakit. Epidemiologi mempelajari semua

penyakit, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi,

seperti kanker, penyakit kekurangan gizi (malnutrisi), kecelakaan

lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa dan sebagainya.

Bahkan di negara-negara maju, epidemiologi ini mencakup juga

kegiatan pelayanan kesehatan.

o Populasi, apabila kedokteran klinik berorientasi pada gambaran-

gambaran dari penyakit-penyakit individu maka epidemiologi ini

memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit pada populasi

masyarakat atau kelompok.

o Pendekatan ekologi, Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari

latar belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Hal inilah yang

dimaksud pendekatan ekologis. Terjadinya penyakit pada

seseorang dikaji dari manusia dan total lingkungannya.

2.3. Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi

Epidemiologi sudah cukup lama dikenal atau diperkenalkan dalam dunia

kesehatan dan kedokteran. Dikenal beberapa orang yang telah mematok sejarah

penting dalam perkembangan epidemiologi.

a. Hippocrates (377-260 SM).

Hippocrates adalah seorang filsuf dan dokter Yunani pasca-

Socrates, yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern. Hippocrates

telah membebaskan hambatan filosofis cara berpikir orang-orang pada


8

zaman itu yang bersifat spekulatif dan superstitif (tahayul) dalam

memandang kejadian penyakit.

Hippocrates memberikan kontribusi besar dengan konsep kausasi

penyakit yang dikenal dalam epidemiologi dewasa ini, bahwa penyakit

terjadi karena interaksi antara = host-agent-environment‘ (penjamu - agen-

lingkungan). Dalam bukunya yang "On Airs, Waters and Places" (Tentang

Udara, Air, dan Tempat.) yang diterjemahkan Francis Adam, Hipoccrates

mengatakan, penyakit terjadi karena kontak dengan jazad hidup, dan

berhubungan dengan lingkungan eksternal maupun internal seseorang.

b. John Graunt (1662)

Merupakan orang pertama melakukan kuantifikasi atas kejadian

kesakitan dan kematian dengan menganalisis laporan mingguan kelahiran

dan kematian di kota London.

c. William Farr (1839)

Orang pertama yang menganalisis statistik kematian untuk

mengevaluasi masalah kesehatan. Ia juga yang mengembangkan beberapa

metode penting dalam epidemiologi seperti definisi populasi berisiko,

populasi pembanding,dll.

d. Antonio Van Leeuwenhoek (1632-1732).

Dia seorang ilmuan yang menemukan Mikroskop, penemu bakteri

dan parasit, penemu spermatozoa. Penemuan bakteri telah membuka tabir

suatu penyakit yang berguna untuk analisis epidemiologi selanjutnya.


9

e. Robert Koch

Dia memperkenalkan Tubekulin yang dipakai untuk mendeteksi

adanya riwayat infeksi Tuberkulosis sebagai perangkap diagnosis TBC

pada anak-anak. Dia juga terkenal dengan Postulac Koch yang

mengemukakan tentang konsep untuk menentukan kapan mikroorganisme

dapat dianggap penyebab suatu penyakit.

f. Max Van Patternkofer

Dia mengidentifikasikan penyebab sebuah penyakit, dia ingin

membuktikan bahwa vibrio bukanlah penyebab kolera.

g. Jhon Snow (1854)

Orang pertama yang mengembangkan metode investigas wabah

yang dapat mengantarkan penyelidikan kea rah penyebab.

2.4. Ruang Lingkup Epidemiologi

Pada awalnya epidemiologi hanya mempelajari penyakit yang bersifat

menular/infeksi dan akut. Pada perkembangan lebih lanjut, epidemiologi juga

mempelajari penyakit tidak menular juga kronis, masalah sosial/prilaku, penilaian

terhadap pelayanan kesehatan, serta diluar bidang kesehatan. Jadi ruang lingkup

epidemiologi diantaranya adalah :

a. Epidemiologi Penyakit Menular:

Telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan

penanggulangan penyakit menular tertentu.

b. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular :


10

Memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak

menular seperti kanker, penyakit sistemik serta berbagai penyakit

menahun lainya, termasuk masalah meningkatnya kecelakaan lalulintas

dan penyalah gunaan obat-obatan tertentu.

c. Epidemiologi Klinik:

Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang

dikembangkan oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para

klinisi/dokter tentang cara pendekatan masalah melalui disiplin ilmu

epidemiologi.

d. Epidemiologi kesehatan lingkungan dan Kesehatan Kerja :

Bentuk ini merupakan salah satu bagian epidemiologi yang mempelajari

serta menganalisis keadaan kesehtan tenaga kerja akibat pengaruh

keterpaparan pada lingkungan kerja,serta kebiasaan hidup para pekerja.

e. Epidemiologi Kependudukan:

Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan

system pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai

permasalahan yang berkaitan dengan bidang demografi serta factor-faktor

yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis yang terjadi di dalam

masyarakat.

f. Epidemiologi Kesehatan Jiwa:

Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan

jiwa dalam masyarakat yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa

dalam masyarakat.
11

g. Epidemiologi Gizi:

Dewasa ini banyak digunakan dalam analisis masalah gizi masyarakat

dimana masalah ini erat hubungannya dengan berbagai factor yang

menyangkut pola hidup masyarakat.

h. Epidemiologi Pelayanan Kesehatan :

Bentuk ini merupakan salaah satu system pendekatan manajemen dalam

menganalisis masalah, mencari factor penyebab timbulnya suatu masalah

serta penyusunana rencana pemecahan masalah tersebut secara

menyeluruh dan terpadu.


12

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Ke simpulan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Epidemiologi merupakan

ilmu yang mempelajari tentang hal-hal atau kejadian yang menimpa penduduk.

Ada tiga komponen penting dalam epidemiologi: 1. Frekuensi, 2. Distribusi, 3.

Determinan. Ruang lingkup epidemiologi diantaranya: Epidemiologi dan

pencegahan penyakit menular, Epidemiologi dan pencegahan penyakit tidak

menular, Epidemiologi dalam klinik, Epidemiologi kependudukan, Epidemiologi

gizi, Epidemiologi pelayanan kesehatan, Epidemiologi kesehatan lingkungan, dan

Epidemiologi kesehatan jiwa.

3.2. Saran

Setelah makalah yang bertema pendidikan ini dapat menambah wawasan

mahasiswa. Sehingga mahasiswa tidak hanya tahu tetapi juga dapat

memahami sejarah dan perkembangan konsep epidemiologi keperawatan serta

dapat mengaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari.


13

DAFTAR PUSTAKA

Adania .2010. Prinsip Dasar Epidemiologi. Nuha Medical ; Yogyakarta.

Hikmawati. 2011. Buku Ajaran Epidemiologi. Nuha Medical ; Yogyakarta.

Kasjono. 2008. Intisari Epidemiologi. Mitra Cendikia ; Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai