Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini mendeskripsikan dan menganalisa temuan lapangan tentang

perencanaan strategis Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) di Puskesmas

Wonopringgo. Berdasarkan maksud di atas maka bab ini mengkaji fokus riset dengan

mengkolaborasi teori, hasil riset terdahulu, serta temuan-temuan baru penelitian.

5. 1. Pembahasan rencana strategi yang perlu dicapai yaitu :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dengan menarik peserta yang bukan dari

wilayah Wonopringgo dengan sasaran peningkatan pelayanan kesehatan yang

indikator bertambahnya peserta Prolanis melalui kebijakan promosi Prolanis

di kegiatan posyandu lansia.

Ide meningkatkan pelayanan kesehatan melalui kebijakan promosi

Prolanis di kegiatan posyandu lansia didasari dari teori analisis SWOT.

Perencanaan tersebut diambil dari persilangan misi Prolanis Puskesmas

Wonopringgo nomor 1 dengan FKK ( Faktor Kunci Keberhasilan) nomor 1.

Promosi dilakuakan sesuai teori bauran pemasaran milik Siti Uswatun

Khasanah (2013) yang menyatakan promosi berarti mengkomunikasikan

keunggulan dan membujuk konsumen atau kelompok sasaran untuk

menggunakan produk yang ditawarkan.

2. Meningkatkan kepuasan peserta dengan memberikan senam seminggu sekali

dengan sasaran peningkatan kepuasan peserta Prolanis yang indikatornya

75
76

rutinitas berkunjungnya peserta Prolanis melalui kebijakan senam seminggu

sekali di kegiatan senam Prolanis.

Ide meningkatkan kepuasan peserta Prolanis dengan kebijakan senam

seminggu sekali yang tadinya sebulan sekali. Hal tersebut diambil dari teori

analisis SWOT persilangan dari misi Prolanis nomor 2 dengan FKK nomor 2.

Senam seminggu sekali dikuatkan dengan penelitian Angela dkk

(2016) menyatakan bahwa senam seminggu sekali lebih baik dalam

menurunkan kadar kreatin di penderita DM tipe 2.

3. Mendukung sepenuhnya di bidang kesehatan dengan adanya SDM yang

berkompeten dengan sasaran mendukung sepenuhnya dibidang kesehatan

yang indikatornya memiliki SDM yang berkompeten melalui kebijakan

penambahan pengetahuan dan keterampilan tim Prolanis diprogram pelatihan

SDM.

Ide mendukungnya sepenuhnya dibidang kesehatan melalui program

pelatihan SDM diambil dari teori analisis SWOT persilangan dari misi

Prolanis Puskesmas Wonopringgo nomor 3 dengan FKK nomor 3

Riset Sirmaulana sitompul dkk (2016) juga menemui hasil yang sama

yaitu perlunya perencanaan SDM yang berkompeten dalam pengetahuan dan

keterampilan.

Menurut Gary Dessler (2009) pelatihan adalah Proses mengajarkan

karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka

butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”. Pelatihan merupakan salah

satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia

kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti
77

pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat

perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.

4. Mendukung sepenuhnya dibidang kesehatan untuk memperkecil penundaan

Home visit dengan sasaran mendukung sepenuhnya dibidang kesehatan yang

indikatornya melakukan home visit melalui kebijakan pelatihan motivasi

dipemberian motivasi peserta Prolanis.

Ide mendukung sepenuhnya dibidang kesehatan dengan kebijakan

pelatihan motivasi dipemberian motivasi peserta Prolanis didasari teori

analisis SWOT persilangan antara misi Prolanis Puskesmas Wonopringgo

nomor 3 dengan FKK nomor 4.

home visit dilakukan sesuai buku penduan Prolanis (2016) yang

menyatakan home visit dilakukan untuk meningkatkan angka kunjungan dan

status kesehatan peserta

5. 2. Pembahasan karakteristik informan

Informan utama diambil dari penyelenggara Prolanis di Puskesmas

Wonopringgo, yang terdiri dari 3 informan utama yang diteliti menunjukan bahwa

informan yang berjenis kelamin perempuan ada 2 dan yang berjenis kelamin laki-

laki 1. Sedangkan informan triangulasi diambil dari peserta Prolanis di Puskesmas

Wonopringgo. Pengambilan informan ini sesuai dengan penelitian Sarmaulina dkk

(2016) mengenai analisis pelaksanaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis

(PROLANIS) BPJS Kesehatan pada Dokter keluarga di Kabupaten Pekalongan.

Pendidikan terakhir informan utama mayoritas S1, sedangkan pendidikan terakhir


78

informan triangulasi berimbang antara SD (Sekolah Dasar) dengan SMP (Sekolah

Menengah Pertama).

5. 3. Faktor pendukung dan penghambat penelitian

1. Faktor pendukung

a. Objek yang diteliti bersedia menjadi informan

b. Bantuan dari berbagai pihak Puskesmas Wonopringgo sehingga

penelitian berjalan baik

c. Pernah dilakukan evaluasi meskipun tidak tertulis

2. Faktor penghambat

a. Penyesuaian waktu penelitian dengan informan membutuhkan

waktu yang lama

Anda mungkin juga menyukai