Penanggung Jawab
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Ketua
Ali Mahmudi, B.Eng, PhD
Sekretaris
Sonny Prasetio, ST, MT
Redaksi
Febriana Santi Wahyuni, Skom, MKom
Sandy Nataly Mantja, Skom
Michael Ardita, ST, MT
Penyunting Ahli :
Dr. Cahyo Crysdian, ST, MSc (UIN Maliki, Malang)
M. Helmi Widyarto, B.Eng, PhD (Departemen TI, PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten)
Dr. Eng. Aryuanto, ST, MT. (Intitut Teknologi Nasional, Malang)
Romy Budhi Widodo ST, MT. (Universitas Ma Chung, Malang)
Yan Watequlis Syaifudin, ST, MMT (Politeknik Negeri, Malang)
M. Ashar ST, MT. (Universitas Negeri, Malang)
Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan September. Berisi gagasan, konseptual,
kajian teori, aplikasi teori Teknik Informatika. Redaksi menerima sumbangan tulisan yang
belum pernah diterbitkan dalam media cetak.
Penulis artikel tidak dibenarkan melakukan plagiat, dan mengirimkan naskah milik pihak lain.
Jika melakukan pelanggaran, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis artikel.
Bytes Vol 2 No 1, September 2013 ISSN : 2089-9912
Abstrak
1
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 1 – 8
Gambar 1. Struktur dasar Artificial Neural Network dan Struktur sederhana sebuah neuron.
Dimana :
aj : Nilai aktivasi dari unit j
wj,i : Bobot dari unit j
ini : Penjumlahan bobot dan masukan ke unit i
g : Fungsi aktivasi
ai : Nilai aktivasi dari unit i
2
Implementasi Artificial Neural Networ, Febiana | Sandy
Metode Pelatihan pada Artificial Neural pada pelatihan tak terbimbing ini meliputi
Network metode Kohonen (Self Organizing Map-SOM)
Metode pelatihan dibedakan menjadi 2 , metode Hopfield dan metode Hibrida.
yaitu Pelatihan Terbimbing (Supervised
Training) dan Pelatihan Tidak Terbimbing Arsitektur Artificial Neural NEtwork
(Unsupervised Training). Metode pelatihan 1. Jaringan layar tunggal (single layer
terbimbing dilakukan dengan memasukkan network)
target output dalam data untuk proses training. Jaringan dengan lapisan tunggal
Beberapa metode pelatihan terbimbing yang umumnya terdiri dari 1 layar input dan 1
sering digunakan yaitu Single Perceptron, layar output. Setiap neuron atau unit yang
Multi Perceptron dan Back Propagation. terdapat pada layar input selalu terhubung
Sedangkan metode pelatihan tak terbimbing dengan setiap neuron yang terdapat pada
dilakukan tanpa memerlukan target pada layar output. Pada gambar 2.7 ini
output-nya. Dilakukan berdasarkan proses menggambarkan arsitektur jaringan layar
transformasi dari bentuk variabel kontinyu tunggal dengan 3 layar input dan 1 layar
menjadi variabel diskrit, atau dikenal dengan output.
kuantisasi vektor. Adapun beberapa metode
> W11
W31
21
Keterangan :
Layer Input ( X1, X2, X3 ) Nilai Output
2. Jaringan layar jamak (multi layer dengan layar jamak mampu menyelesaikan
network) permasalahan yang lebih kompleks
Jaringan dengan layar jamak dibandingkan dengan jaringan layar
memiliki layar input, layar tersembunyi tunggal, namun proses pelatihan
(hidden layer), dan layar output. Jaringan membutuhkan waktu lama.
V11 W11
V12
V21
V22 W21
V31 V32
Layer Input ( X1, X2, X3 ) Nilai Output VXZ : Matriks Bobot Pertama
3
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 1 – 8
4
Implementasi Artificial Neural Networ, Febiana | Sandy
Document Page Analysis (Analisa Citra). sebesar R × C frame, dimana setiap frame
Analisa citra merupakan proses tersebut mewakili karakter tunggal yang
dimana bertujuan untuk mendapatkan sedang diproses. Pada tahapan selanjutnya,
obyek-obyek tertentu di dalam citra. Pada akan dicari suatu nilai probabilitas atau
Optical Character Recognition (OCR), kemungkinan antara bit-bit pada frame
yang dimaksudkan objek adalah karakter- karakter dengan pola bit yang tersimpan pada
karakter yang terkandung di dalam citra. template sistem.
Proses yang mungkin dilakukan antara lain
adalah edge detection (deteksi sisi) atau Training and Recognition (Pembelajaran
segmentasi. Proses segmentasi yang dan Pengenalan).
dilakukan adalah memilah sekumpulan Proses pembelajaran dan pelatihan
karakter di dalam region (area) tertentu ke melibatkan metode jaringan syaraf tiruan
dalam karakter tunggal maupun karakter dengan template (data pembanding) untuk
majemuk (teks). Secara umum, tipe-tipe menentukan hasilnya
segmentasi yang akan dilakukan antara lain
adalah line segmentation (garis), word Metode Penelitian
segmentation (kata), dan character Adapun tahapan penelitian yang
segmentation (karakter tunggal). dilakukan meliputi studi pustaka yaitu
mengumpulkan hasil penelitian terdahulu
Feature Extraction (Ekstraksi Ciri) mengenai Artificial Neural Network dan
Pada tahapan ekstraksi ciri, setiap Optical Character Recognation. Dilanjutkan
karakter akan direpresentasikan ke dalam dengan melakukan perancangan block diagram
vektor ciri. Tujuannya adalah mendapatkan sistem, arsitektur Artificial Neural Network
himpunan ciri-ciri yang dimiliki oleh karakter. dan block diagram Optical Character
Karena terdapat beragam tipe variabel atau ciri Recognation
yang akan didapatkan, maka proses ini
bukanlah proses yang mudah. Pada tahapan Rancangan block diagram sistem
ini, sering dikenal suatu metode yang Adapun perancangan dari block diagram dari
dinamakan zoning. Proses zoning dilakukan sistem seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
dengan cara membuat matrik dengan ukuran
5
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 1 – 8
Citra masukan berupa citra digital hasil scan vektor ciri) dan Training and Recognition.
dari dokumen fisik, lalu akan diproses melalui Setelah dilakukan keseluruhan proses tersebut
tahapan-tahapan yakni Preprocesing (tahap hasilnya informasinya akan di simpan dalam
awal perbaikan citra), Segmentation bentuk dokumen digital sehingga, dapat
(pengelompokan tunggal atau majemuk), digunakan.
Feature Extration (representasi ke dalam
Z1 K1
X2 Y2
Zj Kp
Xn Y3
1 1
1 Yi
6
Implementasi Artificial Neural Networ, Febiana | Sandy
Document Page
Acquisition Pre-processing
Analysis
7
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 1 – 8
8
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza
Karina Auliasari
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
karina.auliasari86@gmail.com
Abstrak
Metode dalam software engineering berkembang seiring dengan bergesernya aspek yang
mempengaruhi dalam pembuatan soft-ware itu sendiri. Jika pada tahun 80an aspek teknis sangat
penting, saat ini aspek non teknis justru yang berpengaruh pada pembuatan software. Agile modeling
hadir sebagai sebuah pen-dekatan software engineering informal yang memiliki langkah kerja namun
tidak terikat oleh aturan tertentu. Proses pada agile modeling sangat tepat diaplikasikan untuk
perusahaan yang akan mengembangkan sistem perangkat lunak yang komplek, sehingga bisa dilihat
dari berbagai sudut pandang. Paper ini secara detail memaparkan definisi, langkah kerja, kelebihan,
keku-rangan pada Agile Modeling dan studi kasus penerapannya pada pembangunan sistem pencatat
transaksi persewaan mobil.
Pendahuluan
Metode software engineering berkembang 1. Memahami perangkat lunak seperti apa
dari tahun 80an hingga saat ini. Aspek yang yang akan dibangun.
mempengaruhi perkembangan berbagai 2. Media komunikasi baik antar angota tim
metode berbeda-beda. Pada tahun 80an pembangun perangakat lunak maupun
pengembang software memperhatikan aspek antara tim dengan klien.
teknis, sedangkan pada saat ini lebih ke aspek Berbagai metode software engineering
non teknis. Aspek teknis berkaitan erat dengan konvensional mendeskripsikan kebutuhan-
software dan hardware sebagai suatu benda, kebutuhan sistem yang akan dibangun secara
seperti penerapan software pada suatu ketat, sehingga implementasi dari sistem yang
hardware, penerapan fungsi-fungsi tertentu akan dibangun terhambat pada satu proses jika
pada suatu software, pengunaan software dan proses sebelumnya belum sepenuhnya selesai.
lain-lain. Sedangkan aspek non teknis lebih Pendefinisian secara tepat dalam setiap proses
mengacu pada pengguna dalam hal ini manusia juga mempengaruhi jangka waktu yang
dan hal-hal yang mempengaruhi dalam diperlukan oleh suatu proses. Keefektifan dari
penggunaan software oleh manusia, seperti metode software engineering konvensional
proses bisnis, lingkungan kerja, dan lain-lain. patut dipertanyakan melihat dari beberapa hal
Berbagai metode software engineering tadi. Dalam hal ini agile modeling menjadi
telah banyak dibuat dan dikembangkan oleh solusi yang dapat diambil dalam
para ahli, seperti Waterfall, Xtreme pengembangan perangkat lunak secara efektif
Programming, DSDM, SCRUM, UP dan lain- dari sisi pemanfaatan waktu dan efisien dari
lain. Metode-metode tersebut tidak dipungkiri sisi memodelkan kebutuhan sistem.
ingin menampilkan berbagai kebutuhan yang
diperlukan atau yang perlu diketahui untuk Agile Modeling
mengembangkan sebuah sistem perangkat Agile modeling (AM) adalah sebuah
lunak. Pemodelan merupakan langkah pendekatan untuk menggambarkan kebutuhan
terpenting dalam menggambarkan kebutuhan dari sebuah sistem perangkat lunak yang akan
tiap proses dalam suatu metode software dibangun secara komprehensif. AM is chaordic
engineering. Sebuah model dibuat dalam [1], in that it blends the “chaos” of simple
metode software engineering untuk tujuan : modeling practices and blends it with the order
inherent in software modeling artifacts.[1]
9
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 9 – 13
10
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza
Proses Exploration
Pada proses exploration dikumpulkan
deskripsi dan kebutuhan-kebutuhan pengguna
pada sistem secara lengkap. Proses ini
dilakukan secara langsung (oral
communication). Proses exploration
merupakan tahap inisialisasi untuk
memperjelas ruang lingkup sistem, yang
dimanfaatkan untuk membuat dokumentasi
berupa use case, user story dan high level
architecture.
Hasil observasi sistem pencatatan transaksi
sewa mobil yang belum terkomputerisasi Gambar 4 Sistem pencatatan transaksi
ditunjukkan pada Gambar 3. Arsitektur sistem sewa yang akan dibangun
yang dibangun diperlihatkan pada Gambar 4.
11
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 9 – 13
Proses Iteration
Proses iteration merupakan tahap
pembuatan sistem, pada proses ini
Gambar 6 User stories proses
programmer melakukan pair programming
manajemen data sewa
yaitu aktivitas coding secara berpasangan.
Aktifitas pair programming dilakukan
Proses Planning
berdasarkan artifak sequence diagram yang
Pada proses planning dilakukan
merupakan bagian dari proses iteration. Salah
pemodelan data-data yang digunakan dalam
satu contoh dari sequence diagram sistem
sistem. Pemodelan data yang dihasilkan dalam
ditunjukkan pada Gambar 9.
bentuk relasi tabel seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 7. Tabel yang digunakan dalam
sistem berjumlah sembilan (9) tabel. Delapan
tabel pada sistem saling terhubung yaitu tabel
job, tabel petugas, tabel sewa, tabel konsumen,
tabel sewa, tabel mobil, tabel merk mobil,
tabel tipe mobil dan tabel model mobil. Untuk
tabel admin tidak terhubung karena tabel ini
digunakan untuk menyimpan data user access
administrator.
Proses Productionizing
Proses productionizing merupakan tahap
Gambar 7 Relasi tabel sistem pencatatan akhir dari metode software engineering
transaksi sewa mobil eXtreme Programming (XP). Pada proses ini
dihasilkan modul-modul yang merupakan hasil
Pada proses planning juga dirancang implementasi dari sequence diagram pada
arsitektur fitur yang ada pada sistem, proses iteration. Seperti yang ditunjukkan
rancangan ini berupa component model seperti Gambar 10 dan Gambar 11 hasil implementasi
yang ditunjukkan pada Gambar 8. Pada untuk modul manajemen dan isian data
component model dijabarkan modul-modul transaksi sewa mobil.
yang ada pada sistem pencatatan transaksi
sewa mobil.
12
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza
Daftar Pustaka
Ambler, Scot., (2002): Agile Modeling:
Effective Practices for eXtreme
Programming and the Unified Process.
John Wiley&Sons,Inc.,New York.
Ambler, Scot., (2002): Agile Modeling: A Brief
Gambar 11 Tampilan isian data pada modul Overview.,New York.
manajemen data sewa Baird, Stewart., (2003) : SAMS Teach Yourself
Extreme Programming in 24 Hours,
Kesimpulan Sams Publishing, United States of
Berdasarkan hasil dari penerapan metode America.
eXteremme programming (XP) dalam Beecham, Sarah., Sharp, Helen., Baddoo,
mengembangkan sistem didapatkan beberapa Nathan., Hall, Tracy., Robinson, Hugh.,
kesimpulan sebagai berikut : (2007) : Does the XP Environment Meet
a. Metode XP sesuai diterapkan untuk The Motivational Needs Of The
pengembangan project ini dengan scope Software Development ? An Empirical
business process pada sistem yang tidak Study, IEEE Computer Society.
kompleks (skala usaha kecil hingga Keenan, Frank., (2004) : Agile Process
menengah), dengan jumlah tim developer Tailoring and Problem Analysis
yang kecil dan klien yang kooperatif. (APTLY), International Conference on
b. Metode XP Tidak banyak menghabiskan Software Engineering (ICSE).
waktu untuk membuat beberapa Laboratorium SIRKEL, (2005) : Modul
requirement document karena entry point Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak :
dari keseluruhan proses didaptkan dari Pengenalan UML, Universitas Islam
user stories. Indonesia Yogyakarta.
c. User stories dibuat bersama dengan calon Pressman, Roger S., (2005) : Software
user jadi requirement bisa dipahami Engineering : A Practitioners Approach,
bersama (klien&tim developer) dari awal. McGraw-Hall, New York.
d. Adanya pembagian kerja secara jelas, Schardt, James., Chonoles, Michael., (2003) :
sehingga masing-masing individu dalam UML 2 for Dummies, Wiley Publishing,
tim memiliki tanggung jawab dan Inc, New York.
komitmen untuk menyelesaikan project. Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia,
e. Kode program aplikasi dibagi dan (2007): Pengembangan Project dengan
dibangun secara bersama, artinya tiap Pendekatan Agile Modeling Unified
programmer memiliki tanggung jawab Process, Universitas Indonesia, Jakarta.
yang besar terhadap kode yang dibuat.
13
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 14 – 18
Abstrak
14
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza
15
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 14 – 18
data_gejala
data_gejala
admin
admin
data_gejala 2
data_gejala
data_gejala
lap_gejala data_gejala
data_penyakit
data_penyakit data_penyakit data_penyakit
lap_penyakit
data_solusi 7
data_solusi
lap_solusi solusi
daftar 5
daftar
data_user data_user
Gambar 5. Struktur menu program
user
laporan_user
Halaman Utama
konsultasi 6
data_penyakit dan solusi Halaman ini merupakan halaman
info_konsultasi konsultasi data_gejala
utama yang dapat diakses user dari aplikasi
untuk diagnosa penyakit kulit. Pada halaman
report_user
utama ini terdapat beberapa menu antara lain
home, informasi penyakit, info dokter kulit.
Gambar 3. DFD Level 1
Tampilan dari halaman utama dapat
ditunjukkan pada gambar 6.
16
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza
Pengujian Sistem
a. Pengujian sistem dengan membandingan
perhitungan manual dengan perhitungan
Gambar 7. Halaman daftar info penyakit program, dengan menghitung satu gejala
untuk satu pennyakit, misal penyakit Kadas
Halaman Informasi dengan mengambil gejala Kulit bersisik
Halaman informasi merupakan dengan nilai MB[h, e1] = 0,8 dan nilai
halaman yang disediakan oleh admin untuk MD[h, e1] = 0,2, maka perhitungannya
memberikan informasi-informasi yang terbaru adalah:
kepada user. Tampilan dari halaman informasi
dapat ditunjukkan pada gambar 8. CF [Kadas, Kulit bersisik]
MB[h, e1] – MD[h, e1]
= 0,8 – 0,2
= 0,6
Dan hasil pada program seperti ditunjukkan
pada gambar 10.
Halaman Konsultasi
Halaman konsultasi ini merupakan Gambar 10. Halaman hasil perhitungan satu
halaman yang menampilkan gejala-gejala pada gejala untuk satu penyakit.
suatu sistem. Pada halaman ini pengguna
17
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 14 – 18
b. Pengujian sistem dengan menghitung dua pasien yang akan diproses menggunakan
gejala untuk satu penyakit misal dengan metode CF.
mengambil penyakit Exim, dengan gejala 2. Dengan menggunakan sistem ini dapat
kulit berwarna kemerahan dengan nilai dijadikan solusi alternatif bagi masyarakat
MB[h, e1]= 0,9 dan MD[h, e1] = 0,1, dan untuk melakukan diagnosa dini terdapat
kulit kering MB[h, e2]= 0,5 dan MD[h, gejala-gejala suatu penyakit yang dirasakan
e2]=0,5, maka perhitungannya adalah : sebelum melakukan konsultasi langsung
MB [Exim, kulit berwarna kemerahan, kulit kepada pakar dalam hal ini dokter spesialis
kering] kulit.
MB [h, e1] : Kulit Kemerahan
MB [h, e2] : Kulit Kering Saran
MB [h, e1]+MB [h, e2]*(1–MB[h, e1]) 1. Untuk mendapatkan hasil diagnose yang
=0,9+0,5*(1-0,9) lebih baik, jenis penyakit kulit sebaiknya
=0,9+0,5*(0,1) =0,9+0,05 =0,95 dapat dilengkapi. Semakin lengkap data
representasi pengetahuan yang ada maka
MD [Exim, kulit berwarna kemerahan, kulit semakin akurat pula proses diagnosa yang
kering] didapat tetapi juga pada kasus-kasus
MD [h, e1] : Kulit Kemerahan lainnya.
MD [h, e2] : Kulit Kering 2. Diharapkan aplikasi ini dikembangkan atau
MD [h, e1]+MD [h, e2]*(1–MD[h, e1]) dimodifikasi sesuai dengan penambahan
=0,1+0,5*(1-0,1) pengalaman dan kepakaran dalam bidang
=0,1+0,5*(0,9) =0,1+0,45 =0,55 kedokteran.
18
Optimasi Sales Force Automation, Sandy | Febriana
Abstrak
Persaingan dalam usaha saat ini sangat kompetitif. Pelanggan diberi kebebasan dalam
memilih barang ataupun jasa yang dianggap menguntungkan. Berbagai upaya dilakukan pelaku
usaha dalam meningkatkan penjualan dan mempertahankan pelanggan. Sales Force Automation
merupakan program yang dapat membantu pelaku usaha dalam meningkatkan penjualan secara
otomatisasi berdasarkan data yang ada. SFA juga dapat membantu pelaku usaha dalam
mempertahankan loyalitas pelanggan dengan cara mengembangkan usaha berdasarkan data yang
diperoleh dari pelanggan dan dapat meramalkan penjualan.
19
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 19 – 22
20
Optimasi Sales Force Automation, Sandy | Febriana
21
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 19 – 22
22
Media Pembelajaran Protokol UDP, Michael | Nurlaily
Abstrak
Konsep dasar komunikasi data antar komputer dalam suatu jaringan adalah suatu topik
penting bagi mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan di bidang teknologi informasi. Pada
makalah ini dibahas teknik dasar komunikasi data antar komputer dengan cara membuat sebuah
aplikasi sederhana berbasis bahasa pemrograman Delphi. Aplikasi dibangun dengan
mempergunakan komponen Internet Direct (Indy) untuk menangani protokol UDP dan analisa paket
datanya dilakukan dengan perangkat lunak Wireshark. Aplikasi yang dibangun dapat dipergunakan
untuk media pembelajaran dasar komunikasi data
23
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 23 – 27
24
Media Pembelajaran Protokol UDP, Michael | Nurlaily
25
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 23 – 27
26
Media Pembelajaran Protokol UDP, Michael | Nurlaily
27
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42
Sonny Prasetio
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
sonny@fti.itn.ac.id
Abstrak
Perancangan rangkaian digital dapat dibangun dengan berbagai device digital. Beberapa
rangkaian digital dapat dibangun menggunakan rangkaian terpadu yang bersifat fixed logic. Adanya
Programmable Logic Device (PLD) memberikan ruang lingkup yang luas bagi pengembang
rangkaian digital. Berbagai aplikasi dan fungsi dapat diwujudkan melalui konfigurasi array sebagai
penentu rangkaian digital yang dirancang.
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan metode perancangan sebuah rangkaian terpadu
multiplekser dan demultiplekser 4 bit pada 1 (satu) chip PLD. Perancangan dimulai dengan
menentukan device PLD yang digunakan yaitu GAL20V8 dan PAL20L8. Pemilihan GAL20V8 dan
PAL20L8 ini didasari dengan jumlah pin input dan output yang terdapat pada masing-masing IC.
Metode penyederhanaan rangkaian digital digunakan untuk mendapatkan persamaan logika dari plan
yang dirancang. Untuk dapat melakukan implementasi persamaan logika multiplekser dan
demultiplekser 4 bit proses pada IC PLD, dilakukan proses pengisian IC dengan menggunakan
universal programmer All-100 Hilosystem.
Pengujian dilakukan dengan cara menguji sinyal keluaran terhadap masukkan dan nilai
logika input/output. Hasil pengujian sinyal menunjukkan bahwa IC GAL20V8 dan PAL20L8 dapat
digunakan untuk meloloskan input berupa sinyal kotak. Dari pengujian nilai logika input/ouput pada
multiplekser dan demultiplekser 4 bit yang dibangun pada GAL20V8 dan PAL20L8 memiliki
keberhasilan 100% atau sesuai dengan tabel kebenaran.
28
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny
29
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42
30
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny
Mulai
Penyederhanaan
Fungsi Logika
Menjalankan
development Pengujian PLD
software
Memasukkan
N
persamaan logika Cek persamaan
Berhasil ?
logika
Development Y A
software
menghasilkan fuse
map dan test data Melakukan pengujian
pada rangkaian yang
sebenarnya
Gambar 5.
(a) Output yang dihasilkan oleh GAL, Mengirim fuse
map dan test data
(b) arsitektur OLMC pada programmer N
Berhasil ? Meniliti kesalahan
Sumber : Maini,2007
Y
Pemrograman
Dalam Gambar 5 (a) dan (b) ditunjukkan blok PLD
arsitektur dari GAL yang di dalamnya terdapat Gambar 6. Diagram alir pemrograman PLD
OLMC. Tipe dari OLMC dalam Gambar 5 (b) Sumber : Tocci,1995
dapat di konfigurasi untuk menghasilkan 4
output yang berbeda berdasarkan dari seleksi Multiplekser
input. Multiplekser atau selektor data adalah
suatu rangkaian logika yang menerima
Pemrograman PLD beberapa input data dan untuk suatu saat
Pemrograman dan uji coba data dilakukan tertentu hanya mengijinkan satu dari data input
menggunakan software yang dijalankan pada tersebut untuk diteruskan pada output. Jalur
sebuah komputer. Dengan menggunakan yang akan ditempuh dari input data yang
software tersebut maka perancangan dapat diinginkan ke output dikontrol oleh pemilih
memasukkan data pada komputer yang berisi input input selektor . Dalam Gambar 7
tentang fungsi logika yang dikehendaki. ditunjukkan diagram sebuah multiplekser
Keluaran dari software berupa fuse map dan secara umum. Pada diagram ini input dan
hasil tes data yang dikirimkan pada memory output digambar sebagai panah besar untuk
PLD. Diagram alir pemrograman ditunjukkan menunjukkan bahwa input dan output tersebut
dalam Gambar 6. Tahap awal dimulai dengan merupakan satu kelompok atau lebih.
penyederhanaan persamaan fungsi logika.
Setelah persamaan fungsi logika didapatkan
I0
maka dapat dilanjutkan dengan menjalankan
development software. Hasil dari development
software tesebut merupakan fuse map dan data I1
Multiplekser Output Z
test yang digunakan untuk pemrograman PLD.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian,
apabila berhasil maka dapat dilakukan IN-1
pengujian pada rangkaian yang sesungguhnya,
akan tetapi apabila pengujian tidak berhasil
maka harus dilakukan pengecekan persamaan
Input
logika dalam mengulangi tahapan Selektor
pemrograman dari penyederhanaan persamaan Gambar 7. Diagram multiplekser secara umum
logika. Pada tahap pengujian pada rangkaian
Sumber : Nur, 1981
31
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42
untuk kode pemilih input tertentu yang lain. TTL RTL DTL ECL PAL
GAL
Tidak COMPILE
Demultiplekser BENAR ?
PENELITIAN
diteruskan ke jalur output sesuai dengan UJI COBA IC PAL & GAL
SEBAGAI MULTIPLEXER
Ya
SELESAI
Konsep penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka
dilakukan perancangan dan implementasi
multiplekser dan demultiplekser 4 bit pada
1(satu) chip PLD. Implementasi dilakukan
pada IC GAL20V8 dan PAL20L8 yang
Gambar 8. Representasi demultiplekser 4 bit memiliki jumlah pin input/output yang sama.
Sumber : Maini, 2007 Sebagai media untuk mengetahui fungsi logika
multiplekser dan demultiplekser 4 bit maka
Cara kerja demultiplekser seperti sebuah dibangun minimun sistem yang dilengkapi
switch multi posisi yang dikontrol secara dengan indikator dan selektor untuk mengatur
digital dimana kode digital yang diberikan jalur input serta dapat mengetahui nilai logika
pada pemilih/selektor akan mengontrol output output.
data yang akan dipilih. Misalnya, output z akan
sama dengan data input I0 untuk kode pemilih Tahap Penelitian
output tertentu, z akan sama dengan I1 untuk Penelitian dilakukan dengan tahapan
kode pemilih output tertentu yang lain. Dengan seperti diagram alir dalam Gambar 10.
kata lain, demultiplekser memilih 1 dari N
output dan menyalurkan satu data input ke
suatu channel output tertentu. Proses inilah
yang disebut dengan demultiplexing.
32
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny
PAL20L8
MULAI
Studi Literatur
Persiapan penelitian :
Penentuan IC PAL dan GAL yang digunakan
Indetifikasi masalah
Menyiapkan tools yang dibutuhkan
Mengumpulkan peralatan yang digunakan.
Melakukan proses
Compile
Tidak
Skema Benar ?
Ya
Pengisian PAL
dan GAL
Ya
Analisis
Dokumentasi
penelitian
33
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42
34
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny
Gambar 16 ditunjukkan rangkaian logika array OR yang bersifat tetap (fixed). Untuk
multiplekser yang telah dirancang sesuai membangun sebuah rangkaian multiplekser 4
dengan Persamaan 7 dan memenuhi tabel bit pada PAL20L8 yang juga terdiri atas
kebenaran multiplekser yang ditunjukkan pada gerbang OR, maka diperlukan penerapan teori
Tabel 1. bubble pushing. Dalam penerapan teori bubble
pushing sebuah gerbang OR dapat di bangun
menggunakan gerbang NAND. Gerbang OR
yang dibangun menggunakan rangkaian
gerbang NAND ditunjukkan dalam Gambar
19. Dalam Gambar x.xx ditunjukkan
rangkaian gerbang NAND yang menerapkan
teori bubble pushing dan berfungsi sebagai
gerbang OR 4 input.
35
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42
Multiplekser GAL20V8
36
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny
37
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42
38
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny
39
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42
Tabel 5. Hasil pengujian multiplekser 4 bit Pengujian sinyal keluaran pada GAL dan
pada PAL20L8 PAL
IN0 IN1 IN2 IN3 S0 S1 OUTPUT Pengujian sinyal keluaran pada GAL
PIN PIN PIN PIN PIN PIN dan PAL dilakukan untuk mengetahui sinyal
PIN 21
2 3 4 5 6 7 yang mampu dihantarkan oleh GAL dan PAL.
1 * * * 0 0 IN0 Sinyal masukkan diberikan pada bagian input
* 1 * * 0 1 IN1 GAL dan PAL yang telah terkonfigurasi
* * 1 * 1 0 IN2 sebagai multiplekser dan demultiplekser 4 bit.
* * * 1 1 1 IN3 Bentuk sinyal yang diujikan ialah sinyal kotak,
segitiga dan sinus. Dalam pengujian ini
Fungsi demultiplekser ialah diperlukan osiloskop untuk melihat bentuk
menyalurkan sinyal input menuju output sesuai gelombang dan function generator sebagai
dengan logika selektor. Pada PAL20L8 sumber sinyal.
rangkaian demultiplekser mempunyai Prosedur dari pengujian ialah dengan
konfigurasi yang sama dengan demultiplekser memperhatikan frekuensi dan amplitudo
pada GAL20V8. Nilai logika output akan maksimum dari sinyal yang akan diberikan
bernilai sama dengan logika input apabila pada GAL dan PAL. Frekuensi yang
selektor pada posisi output yang terpilih. digunakan pada pengujian ini adalah 100Hz,
Sebagai contoh Output1 sama dengan Input 1kHz, 10kHz, 100kHz untuk setiap bentuk
bila S0=0 dan S1=1. Dalam Gambar 36 sinyal. Amplitudo yang digunakan ialah 5 volt
ditunjukkan pengujian rangkaian untuk seluruh bentuk sinyal yang akan
demultiplekser pada PAL20L8 dan hasil dari diujikan. Rangkaian pengujian ditunjukkan
pengujian demultiplekser pada PAL20L8 dalam Gambar 37.
ditunjukkan dalam Tabel 6.
40
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny
Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan analisis dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemrograman rangkaian logika pada
GAL20V8 berbeda dengan PAL20L8,
Gambar 38. Pengujian sinyal kotak 1 khz pada perbedaan terjadi pada konfigurasi gerbang
GAL dan PAL logika pada array PAL20L8, sebuah
gerbang OR pada GAL20V8 dibangun
menggunakan 3 buah gerbang NAND pada
PAL20L8 melalui teori bubble pushing.
b. IC PAL20L8 dan GAL 20V8 hanya dapat
meneruskan sinyal kotak/square wave.
c. Nilai logika input dan output memiliki
ketepatan 100% dengan tabel kebenaran
multiplekser dan demultiplekser 4 bit.
Saran
a. Aplikasi yang dapat dirancang
menggunakan PLD sangatlah luas,
sehingga dapat dikembangkan
implementasi lainnya yang membutuhkan
Gambar 39. Pengujian sinyal segitiga 1 khz persamaan logika.
pada GAL dan PAL b. Penggunaan PLD dapat dikembangkan
dengan menggunakan FPGA (Field
Programmable Gate Array), sehingga dapat
menjalankan aplikasi yang lebih kompleks.
41
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42
42
Aplikasi Komunikasi Data, Nurlaily, Michael
Abstrak
43
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 43 – 47
44
Aplikasi Komunikasi Data, Nurlaily, Michael
Procedure end;
Tform1.IdTCPServer1Execute(Athread:
TidPeerThread); Berikut ini adalah kode program untuk
var merekam komunikasi antara computer client
pesan:String; dengan server :
begin
While Athread.Connection.Connected do procedure TForm1.Button2Click(Sender:
begin TObject);
Pesan:=Athread.Connection.ReadLn; var
Athread.Connection.WriteLn(‘OK’); pesan:String;
Memo1.Lines.Insert(0,pesan); begin
Memo1.Lines.Insert(0,’[Data Dari IP IdTCPClient1.WriteLn(Edit2.Text);
‘+Label10.Caption+’] : ‘+pesan); IdTCPClient1.ReadLn(pesan);
end; Memo1.Lines.Insert(0,'Data Client IP
end; '+Edit2.Text+' : '+Edit2.Text);
Edit2.Text:='';
end;
2. Perancangan pada sisi Client
Pada perancangan antar muka pada sisi Pengujian Aplikasi Server Side
client dengan memanfaatkan komponen Pengujian yang dilakukan adalah dengan
IdTCPClient1. Rancangan antarmuka pada sisi komunikasi point-to-point dan broadcast
client ditunjukkan gambar 3 : dengan teknologi wireless. Kemampuan
aplikasi untuk merekam IP Address secara
otomatis pada komputer yang dipasang
aplikasi server akan dibandingkan dengan
pengecekan konfigurasi IP melalui command
prompt dengan mengetikkan perintah ipconfig.
45
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 43 – 47
procedure
TForm1.ComboBox1Change(Sender:
Gambar 6. Hasil Pengujian Fitur Remote TObject);
Computer Client melalui Server begin
if ComboBox1.Text='Kalkulator' Then
Komputer client dapat dikendalikan oleh begin
server melalui fitur yang sudah disediakan WinExec('calc.exe',SW_NORMAL);
aplikasi server pada tombol Remote. Fitur end;
yang dimaksu yaitu Shutdown, Restart, Hide
Icon Desktop, Unfreeze Mouse dan Keyboard if ComboBox1.Text='Paint' Then
dalam interval waktu tertentu, Manajemen begin
Windows, Hide Clock, Open CDRoom, Hide
Taskbar, serta pemanggilan beberapa aplikasi WinExec('mspaint.exe',SW_NORMAL);
Client melalui server. Dalam percobaan ini end;
dilakukan pada jaringan Klas C dengan IP
address Server 192.168.56.1 dan IP address if ComboBox1.Text='Notepad' Then
Client 192.168.56.5 . begin
Berikut ini adalah kode program untuk
merestart computer client : WinExec('notepad.exe',SW_NORMAL);
end;
procedure TForm1.Button1Click(Sender:
TObject); if ComboBox1.Text='Ms.Office' Then
begin begin
WindowsExit(EWX_REBOOT or WinExec('C:\Program Files\Microsoft
EWX_FORCE); Office\Office12\winword.exe',SW_NORMAL)
end; ;
end;
Berikut ini adalah kode program untuk
shutdown computer client : if ComboBox1.Text='Ms.Excel' Then
begin
function TForm1.FuncAvail(dllName, WinExec('C:\Program Files\Microsoft
funcName: String; var p: Pointer): Boolean; Office\Office12\excel.exe',SW_NORMAL);
var end;
lib: THandle; end;
begin
result:=False;
p:=Nil;
46
Aplikasi Komunikasi Data, Nurlaily, Michael
47
PANDUAN PENULISAN JURNAL
Kata kunci : Kata kunci sedapat mungkin menjelaskan isi tulisan, dan ditulis dengan huruf kecil, kecuali
singkatan. Kata kunci tidak lebih dari 6 kata.
Naskah jurnal ditulis di kertas berukuran Nomor urut tabel ditulis di bagian atas tabel
standar A4 (21 cm x 29.7 cm) dalam jumlah 8 yang dijelaskan, contoh: Tabel 1, Tabel 2(a).
sampai 15 halaman. Naskah ditulis dalam Nomor urut gambar ditulis di bawah gambar
format satu spasi. Tambahkan satu spasi untuk yang dijelaskan, contoh: Gambar 1, Gambar
setiap antar-bagian (antara judul dan penulis, 2(a).
antara penulis dan abstrak, antara absrak dan
kata kunci, antara sub-bab dan isi). Semua 4. Cara Pengajuan dan Pengutipan
margin atas, margin bawah, margin kiri, dan
margin kanan 25 mm. Margin untuk header dan Rujukan dalam pembahasan ditandai
footer 15 mm. Naskah tidak perlu diberi nomor nomor pustaka yang dirujuk dalam kurung siku,
halaman, header dan footer. contoh: [1], [2, 5–7].
Isi pendahuluan mengandung latar
belakang, tujuan, identifikasi masalah dan Daftar Pustaka:
metoda penelitian, yang dipaparkan secara
tersirat (implisit). [1] Ludeman, L. C., 1987, Fundamental of
Kecuali bab Pendahuluan dan bab Digital Signal Processing, Singapore,
Kesimpulan dan Saran, penulisan judul-judul John Wiley & Sons, Inc.
bab sebaiknya eksplisit menyesuaikan isinya. [2] …………
Tidak harus implisit dinyatakan sebagai Dasar
Teori, Simulasi Sistem, dan sebagainya. Penyusunan rujukan dalam daftar pustaka
berurut berdasarkan abjad nama pengarang dan
2. Persamaan Matematika diberi nomor angka arab dalam kurung siku.
Penulisan unsur-unsur keterangan pustaka
2.1. Contoh mengikuti kaidah dengan urutan: (1) nama
pengarang ditulis dengan urutan nama akhir,
Persamaan matematika dinomori dengan nama awal dan nama tengah, tanpa gelar
angka Arab di dalam tanda kurung buka-tutup akademik. (2) tahun penerbitan. (3) Judul. (4)
pada posisi rata kanan kolom. Persamaan tempat penerbitan. (5) nama penerbit. Untuk
ditulis menjorok ke dalam sejauh satu 7,5 mm. pemisah antar-unsur keterangan pustaka
Untuk persamaan yang tidak cukup ditulis digunakan tanda koma “,”.
dalam lebar 1 kolom, penulisannya dapat
melintasi 2 kolom, ditulis di bagian bawah
halaman dan diberi nomor urut yang sesuai.
Lampiran
Jika diperlukan, tulisan dapat dilengkapi
y ( n) x(k ) x(n k )
k
(1) dengan lampiran.
2.2. …………………