Anda di halaman 1dari 54

IMPLEMENTASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN)

UNTUK OPTICAL CHARACTER RECOGNATION


Febriana Santi Wahyuni, Sandy Nataly Mantja

PENERAPAN AGILE MODELING PADA PEMBANGUNAN


SISTEM PERSEWAAN MOBIL
Karina Auliasari

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT


DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR
Ali Mahmudi, Reza Desegi

OPTIMASI SALES FORCE AUTOMATION (SFA) UNTUK MENGANALISA


LOYALITAS PELANGGAN DAN PERAMALAN PENJUALAN
Sandy Nataly Mantja, Febriana Santi Wahyuni

MEDIA PEMBELAJARAN DASAR KOMUNIKASI DATA PADA


JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN PROTOKOL UDP
Michael Ardita, Nurlaily Vendyansyah

PENGGUNAAN PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) BERBASIS


PROGRAMMABLE ARRAY LOGIC (PAL) DAN GENERIC ARRAY LOGIC (GAL)
UNTUK MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER 4 BIT
Sonny Prasetio

APLIKASI KOMUNIKASI DATA “REMOTE COMPUTER CLIENT”


Nurlaily Vendyansyah, Michael Ardita
Bytes Vol 2 No 1, September 2012 ISSN : 2089-9912

JURNAL TEKNIK INFORMATIKA

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab
Ketua Program Studi Teknik Informatika

Ketua
Ali Mahmudi, B.Eng, PhD

Sekretaris
Sonny Prasetio, ST, MT

Redaksi
Febriana Santi Wahyuni, Skom, MKom
Sandy Nataly Mantja, Skom
Michael Ardita, ST, MT

Penyunting Ahli :
Dr. Cahyo Crysdian, ST, MSc (UIN Maliki, Malang)
M. Helmi Widyarto, B.Eng, PhD (Departemen TI, PT Krakatau Steel, Cilegon, Banten)
Dr. Eng. Aryuanto, ST, MT. (Intitut Teknologi Nasional, Malang)
Romy Budhi Widodo ST, MT. (Universitas Ma Chung, Malang)
Yan Watequlis Syaifudin, ST, MMT (Politeknik Negeri, Malang)
M. Ashar ST, MT. (Universitas Negeri, Malang)

Alamat Penyunting dan Tata Usaha :


Program Studi Teknik Informatika S1
Jl. Raya Karanglo KM. 2 Malang
Telepon (0341) 417636
Fax. (0341) 417634
Email : informatika@itn.ac.id

Terbit dua kali dalam setahun pada bulan Maret dan September. Berisi gagasan, konseptual,
kajian teori, aplikasi teori Teknik Informatika. Redaksi menerima sumbangan tulisan yang
belum pernah diterbitkan dalam media cetak.

Penulis artikel tidak dibenarkan melakukan plagiat, dan mengirimkan naskah milik pihak lain.
Jika melakukan pelanggaran, sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis artikel.
Bytes Vol 2 No 1, September 2013 ISSN : 2089-9912

JURNAL TEKNIK INFORMATIKA

1 IMPLEMENTASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) 1


UNTUK OPTICAL CHARACTER RECOGNATION
Febriana Santi Wahyuni, Sandy Nataly Mantja

2 PENERAPAN AGILE MODELING PADA PEMBANGUNAN 9


SISTEM PERSEWAAN MOBIL
Karina Auliasari

3 SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT 14


DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR
Ali Mahmudi, Reza Desegi

4 OPTIMASI SALES FORCE AUTOMATION (SFA) UNTUK MENGANALISA 19


LOYALITAS PELANGGAN DAN PERAMALAN PENJUALAN
Sandy Nataly Mantja, Febriana Santi Wahyuni

5 MEDIA PEMBELAJARAN DASAR KOMUNIKASI DATA PADA 23


JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN PROTOKOL UDP
Michael Ardita, Nurlaily Vendyansyah

6 PENGGUNAAN PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD) BERBASIS 28


PROGRAMMABLE ARRAY LOGIC (PAL) DAN GENERIC ARRAY LOGIC (GAL)
UNTUK MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER 4 BIT
Sonny Prasetio

7 APLIKASI KOMUNIKASI DATA “REMOTE COMPUTER CLIENT” 43


Nurlaily Vendyansyah, Michael Ardita
Implementasi Artificial Neural Networ, Febiana | Sandy

IMPLEMENTASI ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK OPTICAL


CHARACTER RECOGNATION

Febriana Santi Wahyuni1 , Sandy Nataly Mantja2


1,2
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
vbryana@yahoo.com, sandymantja@yahoo.com

Abstrak

Artificial Neural Network merupakan paradigma pemrosesan informasi yang mengadopsi


dari cara sistem syaraf biologis bekerja (Principe,2000). Artificial Neural Network digunakan
sebagai alat bantu untuk memodelkan hubungan masukan/inputan yang kompleks untuk di tangkap
dan direpresentasikan. Terdapat dua hal yang utama dalam Artificial Neural Network, yaitu learning
(pembelajaran) dan arsitektur. Dalam penelitian ini Artificial Neural Network diimplementasikan
untuk meningkatkan tingkat keakuratan pengenalan karakter pada kartu nama, metode pembelajaran
yang digunakan adalah Backpropagation dengan arsitektur jaringan multi layer network. Adapun
tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengumpulan pustaka, analisa dan
perancangan arsitektur, yang meliputi perancangan block diagram sistem, perancangan arsitektur
Artificial Neural Network, perancangan block diagram Optical Character Recognation, dilanjutkan
tahapan berikutnya implementasi dan tahapan terakhir adalah pengujian. Dari pengujian yang telah
dilakukan didapatkan hasil bahwa sistem dapat mengenali karakter pada kartu nama dengan tingkat
keakuratan rata-rata pada gambar kartu nama dengan format JPG sebesar 95,59%, untuk format
BMP sebesar 95,14% dan format .PNG sebesar 93,64%

Kata kunci : Artificial Neural Network, Optical Character Recognation

Pendahuluan dimana memperoleh pengetahuan melalui


Sebuah Artificial Neural Network pembelajaran, dan pengetahuan yang disimpan
(ANN) adalah paradigma pengolahan dalam koneksi antar-neuron yang kuat dan
informasi yang terinspirasi oleh sistem syaraf dikenal sebagai bobot sinaptik (Alyda,2006).
secara biologis, seperti otak. Elemen kunci dari Salah satu penerapan Artificial Neural
paradigma Artificial Neural Network adalah Network adalah digunakan untuk pengenalan
struktur novel dari sistem pengolahan karakter optik yang dikenal dengan Optical
informasi. Terdiri dari sejumlah elemen Character Recognation. Optical Character
pemrosesan yang saling berhubungan (neuron) Recognition merupakan suatu teknologi yang
yang sangat besar, bekerja serentak untuk memungkinkan mesin (komputer) secara
menyelesaikan masalah tertentu otomatis dapat mengenali karakter lewat suatu
(Pricipe,2000). mekanisme optik. Proses yang dilakukan
Seperti manusia yang belajar dari adalah mengubah citra yang mengandung
contoh, demikian juga dengan Artificial Neural karakter-karakter di dalamnya ke dalam
Network. Sebuah Artificial Neural Network informasi yang dapat dimanipulasi oleh mesin
dikonfigurasi untuk aplikasi tertentu, seperti
klasifikasi pengenalan pola atau data, melalui Artificial Neural Network (ANN)
proses pembelajaran. Belajar dalam sistem Neuron adalah satuan unit pemroses
biologis melibatkan penyesuaian terhadap terkecil dari otak, bentuk sederhana dari
koneksi sinaptik yang ada antara neuron. Hal sebuah neuron digambarkan seperti Gambar 1.
ini berlaku juga pada Artificial Neural Network

1
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 1 – 8

Gambar 1. Struktur dasar Artificial Neural Network dan Struktur sederhana sebuah neuron.

Tiruan neuron dalam struktur Artificial masing-masing penimbang yang bersesuaian


Neural Network adalah sebagai elemen w. Selanjutnya dijumlahkan dari seluruh hasil
pemroses seperti ditunjukkan pada Gambar 2. perkalian tersebut. Keluaran yang dihasilkan
Dimana berfungsi sebagai sebuah neuron dilewatkan kedalam fungsi pengaktif untuk
dalam sistem syaraf dalam sel biologi. mendapatkan tingkatan derajad sinyal output
Sejumlah sinyal input a dikalikan dengan F(a,w).

Gambar 2. Model tiruan sebuah Neuron

Dimana :
aj : Nilai aktivasi dari unit j
wj,i : Bobot dari unit j
ini : Penjumlahan bobot dan masukan ke unit i
g : Fungsi aktivasi
ai : Nilai aktivasi dari unit i

2
Implementasi Artificial Neural Networ, Febiana | Sandy

Metode Pelatihan pada Artificial Neural pada pelatihan tak terbimbing ini meliputi
Network metode Kohonen (Self Organizing Map-SOM)
Metode pelatihan dibedakan menjadi 2 , metode Hopfield dan metode Hibrida.
yaitu Pelatihan Terbimbing (Supervised
Training) dan Pelatihan Tidak Terbimbing Arsitektur Artificial Neural NEtwork
(Unsupervised Training). Metode pelatihan 1. Jaringan layar tunggal (single layer
terbimbing dilakukan dengan memasukkan network)
target output dalam data untuk proses training. Jaringan dengan lapisan tunggal
Beberapa metode pelatihan terbimbing yang umumnya terdiri dari 1 layar input dan 1
sering digunakan yaitu Single Perceptron, layar output. Setiap neuron atau unit yang
Multi Perceptron dan Back Propagation. terdapat pada layar input selalu terhubung
Sedangkan metode pelatihan tak terbimbing dengan setiap neuron yang terdapat pada
dilakukan tanpa memerlukan target pada layar output. Pada gambar 2.7 ini
output-nya. Dilakukan berdasarkan proses menggambarkan arsitektur jaringan layar
transformasi dari bentuk variabel kontinyu tunggal dengan 3 layar input dan 1 layar
menjadi variabel diskrit, atau dikenal dengan output.
kuantisasi vektor. Adapun beberapa metode

> W11

W31
21

Nilai Input Layer Output ( Y1 ) WXY : Matriks Bobot

Keterangan :
Layer Input ( X1, X2, X3 ) Nilai Output

Gambar 3 Arsitektur Jaringan Layar Tunggal

2. Jaringan layar jamak (multi layer dengan layar jamak mampu menyelesaikan
network) permasalahan yang lebih kompleks
Jaringan dengan layar jamak dibandingkan dengan jaringan layar
memiliki layar input, layar tersembunyi tunggal, namun proses pelatihan
(hidden layer), dan layar output. Jaringan membutuhkan waktu lama.

V11 W11
V12
V21
V22 W21
V31 V32

Keterangan : Nilai Input


Layer Output ( Y1 ) WZY : Matriks Bobot Kedua

Layer Input ( X1, X2, X3 ) Nilai Output VXZ : Matriks Bobot Pertama

Layer Tersembunyi ( Z1, Z2 )

Gambar 4 Arsitektur Jaringan Layar Jamak

3
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 1 – 8

3. Reccurent Optical Character Recognation


Model jaringan reccurent mirip dengan Terdapat beberapa tahapan didalam proses
jaringan layar tunggal maupun majemuk. pengenalan karakter optik (Optical Character
Hanya saja, ada neuron output yang Recognation) meliputi akuisisi citra, pra
memberikan sinyal pada layar atau unit input. pemrosesan, analisa citra, ekstraksi ciri,
Hal ini juga sering disebut dengan feedback pelatihan dan pengenalan (Saefurrahman,
loop (Siang, 2005) 2004). Adapun penjelasan detail mengenai
masing-masing tahapan tersebut adalah
Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan sebagai berikut.
Berdasarkan dari cara memodifikasi Image Acquisition (Akuisisi Citra).
bobotnya, ada terdapat tiga macam Akuisisi citra merupakan tahapan
pelatihan yang dikenal secara umum dimana citra atau dokumen yang akan
didalam metode jaringan syaraf tiruan diproses harus didigitalisasi terlebih dahulu.
yaitu: Proses ini melibatkan dua teknik yang
1. Supervisi (supervised) umum dikenal di lingkungan pengolahan
Dalam pelatihan dengan supervisi, citra, yaitu sampling dan kuantisasi.
terdapat sejumlah pasangan data (masukan Sampling merupakan proses mengambil
– target keluaran) yang dipakai untuk koordinat citra kontinu ke dalam koordinat
melatih jaringan hingga didapatkan bobot citra digital. Hal ini melibatkan sumbu
jaringan yang diinginkan. Untuk setiap kali diagonal (x) dan vertikal (y) pada dimensi
pelatihan, suatu input diberikan ke jaringan dua.
akan memproses dan mengeluarkan Sedangkan pada proses kuantisasi,
keluaran. Selisih antara keluaran jaringan apabila citra memiliki warna, sensor warna
dengan target merupakan kesalahan yang harus dilibatkan dalam proses ini. Sensor
terjadi. Jaringan akan memodifikasi bobot yang umum dipakai adalah RGB (Red
sesuai dengan kesalahan tersebut (Siang, Green Blue), dimana setiap sensor akan
2005). Contoh model yang di gunakan : memfilter nilai intensitas pada tiap-tiap
Perceptron, Backpropagation, ADALINE piksel, kemudian memetakkannya ke dalam
dan Hopfield. suatu dimensi yang dikenal dengan triplet
2. Tanpa Supervisi (unsepervised) RGB. Proses akuisisi ini melibatkan alat-
Dalam jaringan kompetitif, jaringan alat optik seperti scanner.
terdiri dari dua layar atau lapisan, yaitu
layar input dan layar kompetensi. Layar Preprocessing (Pra Pemrosesan)
input menerima data eksternal. Layar Pra pemrosesan adalah suatu
kompetitif berisi neuron-neuron yang saling tahapan dimana citra yang telah
berkompetisi agar memperoleh kesempatan didigitalisasi akan diberikan perbaikan-
untuk merespon atau menanggapi sifat-sifat perbaikan seperti noise removal,
yang ada didalam data masukan. Neuron sharpening, skew correction, dan lain
yang memenangkan kompetisi akan sebagainya. Pada proses ini pula citra RGB
memperoleh sinyal yang berikutnya ia yang telah digitalisasi akan diubah menjadi
teruskan. Bobot dari neuron pemenang akan citra biner, dimana pada tahap pemrosesan
dimodifikasi sehingga menyerupai dengan lebih lanjut akan dibutuhkan citra dengan
data masukkan (Siang, 2005). Contoh nilai-nilai pixel yang pasti (0 atau 1). Secara
model yang digunakan : Competitive dan umum, nilai nol untuk mewakili intensitas
Neocognitron. yang paling gelap dan nilai satu untuk
3. Hibrida (hybrid) mewakili nilai intensitas yang paling
Merupakan kombinasi dari terang. Skew correction merupakan proses
pembelajaran supervisi dan tanpa supervisi. mengoreksi arah proyeksi dari obyek-obyek
Sebagian dari bobot-bobotnya ditntukan yang terdapat didalam suatu citra,
melalui pembelajaran yang supervisi dan kemudian memperbaikinya dengan arah
sebagiannya melalui pembelajaran tanpa proyeksi yang baru.
supervisi. Contoh model yang digunakan :
algoritma RBF.

4
Implementasi Artificial Neural Networ, Febiana | Sandy

Document Page Analysis (Analisa Citra). sebesar R × C frame, dimana setiap frame
Analisa citra merupakan proses tersebut mewakili karakter tunggal yang
dimana bertujuan untuk mendapatkan sedang diproses. Pada tahapan selanjutnya,
obyek-obyek tertentu di dalam citra. Pada akan dicari suatu nilai probabilitas atau
Optical Character Recognition (OCR), kemungkinan antara bit-bit pada frame
yang dimaksudkan objek adalah karakter- karakter dengan pola bit yang tersimpan pada
karakter yang terkandung di dalam citra. template sistem.
Proses yang mungkin dilakukan antara lain
adalah edge detection (deteksi sisi) atau Training and Recognition (Pembelajaran
segmentasi. Proses segmentasi yang dan Pengenalan).
dilakukan adalah memilah sekumpulan Proses pembelajaran dan pelatihan
karakter di dalam region (area) tertentu ke melibatkan metode jaringan syaraf tiruan
dalam karakter tunggal maupun karakter dengan template (data pembanding) untuk
majemuk (teks). Secara umum, tipe-tipe menentukan hasilnya
segmentasi yang akan dilakukan antara lain
adalah line segmentation (garis), word Metode Penelitian
segmentation (kata), dan character Adapun tahapan penelitian yang
segmentation (karakter tunggal). dilakukan meliputi studi pustaka yaitu
mengumpulkan hasil penelitian terdahulu
Feature Extraction (Ekstraksi Ciri) mengenai Artificial Neural Network dan
Pada tahapan ekstraksi ciri, setiap Optical Character Recognation. Dilanjutkan
karakter akan direpresentasikan ke dalam dengan melakukan perancangan block diagram
vektor ciri. Tujuannya adalah mendapatkan sistem, arsitektur Artificial Neural Network
himpunan ciri-ciri yang dimiliki oleh karakter. dan block diagram Optical Character
Karena terdapat beragam tipe variabel atau ciri Recognation
yang akan didapatkan, maka proses ini
bukanlah proses yang mudah. Pada tahapan Rancangan block diagram sistem
ini, sering dikenal suatu metode yang Adapun perancangan dari block diagram dari
dinamakan zoning. Proses zoning dilakukan sistem seperti ditunjukkan pada Gambar 5.
dengan cara membuat matrik dengan ukuran

Gambar 5. Block Diagram Sistem

5
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 1 – 8

Citra masukan berupa citra digital hasil scan vektor ciri) dan Training and Recognition.
dari dokumen fisik, lalu akan diproses melalui Setelah dilakukan keseluruhan proses tersebut
tahapan-tahapan yakni Preprocesing (tahap hasilnya informasinya akan di simpan dalam
awal perbaikan citra), Segmentation bentuk dokumen digital sehingga, dapat
(pengelompokan tunggal atau majemuk), digunakan.
Feature Extration (representasi ke dalam

Rancangan arsitektur Artificial Neural Network (Artificial Neural NEtwork)

Layar Input Layar Output


Layar Tersembunyi
X1 Y1

Z1 K1

X2 Y2

Zj Kp

Xn Y3

1 1

1 Yi

35 neuron 144 neuron 144 neuron 36 neuron

Gambar 6. Arsitektur Artificial Neural Network

Rancangan arsitektur Artificial pada Gambar 7, dimana tahapan diawali


Neural Network ditunjukkan pada Gambar dengan acquisition image atau penangkapan
6. Dimana input dari JST adalah 35 neuron, citra, dilakukan dengan melakukan pemindaian
yang merupakan vektor dari ekstraksi fitur (scaning) kartu nama, dilanjutkan dengan pre-
yang berdimensi 7 x 5, sehingga diperoleh processing, tahapan ini dilakukan bertujuan
35 x 1. Arsitektur Artificial Neural Network untuk memperbaiki kualitas citra. Pre-
ini memiliki dua hidden layer yang masing- processing dilakukan dengan cara mengubah
masing hidden layer terdiri dari 144 dari citra berwarna menjadi citra greylevel,
neuron. Adapun jumlah neuron pada layar dilanjutkan dengan proses binerisasi yaitu
tersembunyi bukan merupakan ketetapan , proses mengubah citra greylevel ke citra hitam
tetapi konstanta yang di inisialisasi di awal putih. Dilanjutkan dengan proses thinning
untuk mendapatkan hasil pelatihan yang yaitu suatu proses menjadikan citra satu pixel
baik. Layar output terdiri dari 36 neuron untuk mempermudah proses ekstraksi ciri.
yang merupakan jumlah pola target yang Tahap selanjutnya adalah melakukan
berjumlah 36 macam dengan penjabaran analisa halaman dokumen (document analysis
karakter tunggal huruf A-Z = 26 macam page), pada tahap ini dilakukan dengan
dan karakter angka 0-9 = 10 macam. Angka melakukan segmentasi, yaitu proses
1 menandakan nilai bias yang dimasukan mengelompokkan citra kedalam baris dan
didalam jaringan sedangkan iterasi dilanjutkan dengan mengelompokkan kolom.
pelatihan Artificial Neural NEtwork ini Segmentasi yang akan dilakukan antara lain
dibatasi hingga mencapai 20.000 epoch. adalah line segmentation (garis), word
segmentation (kata), dan character
Rancangan Optical Character Recognation segmentation (karakter tunggal). Dilanjutkan
Rancangan untuk block diagram dengan melakukan ekstraksi ciri dimana citra
Optical Character Recognation ditunjukkan yang sudah menjadi karakter tunggal akan

6
Implementasi Artificial Neural Networ, Febiana | Sandy

dibentuk kedalam matrik berukuran 7 x 5. Tahapan terakhir adalah pengenalan


Hasil dari ekstraksi ciri dari seluruh karakter (recognation).
dataset akan di lakukan pelatihan (training).

Document Page
Acquisition Pre-processing
Analysis

Recoqnation Training Feature Extraction

Gambar 7. Block Diagram Optical Character Recognation

Pengujian nama yang di uji sebanyak 12 kartu nama..


Skenario pengujian dirancang sebagai Parameter pengujian berdasarkan pada tingkat
berikut, digunakan empat sampel kartu nama. keakuratan sistem mengenali karakter pada
Dimana setiap kartu nama dalam format file masing-masing kartu nama. Hasil pengujian
.PNG, .JPG dan .BMP, sehingga total kartu seperti ditunjukkan pada Tabel. 1.

Tabel 1. Hasil Pengujian Pengenalan Karakter Pada 12 Kartu Nama


Nama Format Jumlah
No Terbaca Gagal Prosentase
File File Karakter
Jpg 55 55 2 96,36
1 A1 Bmp 55 55 2 96,36
Png 55 55 2 96,36
jpg 68 68 2 97,06
2 A2 bmp 68 68 2 97,06
png 68 68 3 95,59
jpg 54 54 4 92,59
3 A3 bmp 54 54 4 92,59
png 54 54 6 88,89
jpg 55 53 2 96,36
4 A4 bmp 55 53 3 94,55
png 55 52 4 92,73

7
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 1 – 8

Simpulan Mamedov , Fakhraddin,. Jamal Fathi Abu


Simpulan yang dapat diperoleh dari penelitian Hasna, ,. 2003, Character Recognation
ini adalah tingkat akurasi pengenalan karakter Using Neural Networks. Near East
pada 12 kartu nama sebesar 94,71%. Format University, North Cyprus, Turkey via
file yang terbesar tingkat akurasinya adalah Mersin-10, KKTC
95,59%. Kesalahan pengenalan karakter Ni,Dong Xiao, 2007, Application of Neural
disebabkan oleh kondisi fisik kartu nama, hasil Networks to Character Recognition,
scan dan format file citra inputan yang Proceedings of Students/Faculty
digunakan. Research Day, CSIS, Pace University,
May 4th
Daftar Pustaka Rinaldi Munir, 2004, Pengolahan Citra digital
Alyuda, 2006, Neural Network Software. dengan Pendekatan Algoritmik, Penerbit
http://www.alyuda.com/neural-network- Informatika Bandung.
software.htm Shrivastava, Madhup, Monika Sahu, & M.A
David A. Forsyth, Jean Ponce, 2003. Computer Rizvi,2012, Artificial Neural Network
Vision : A Modern Approach. Pearson Based Character Recognation Using
Education International. Backpropagat, International Journal of
Fadlisyah, 2007. Computer Vision Dan Computers & Technology, ISSN:2277-
Pengolahan Citra. Andi. Yogyakarta. 3061 Volume 3, No. 1.
Gonzales, Rafael C., 1992 ., Digital Image Siang, JJ. 2005. Artificial Neural NEtwork &
Processing, Second Edition, Addison- Pemogramannya Menggunakan
Wesley Publishing, MATLAB. .Yogyakarta: Andi Offset.
Principe, José C., Neil R. Euliano, Curt W.
Lefebvre, 2000, “Neural and Adaptive
Systems: Fundamentals Through
Simulations”, ISBN 0-471-35167-9

8
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza

PENERAPAN AGILE MODELING PADA PEMBANGUNAN SISTEM PERSEWAAN MOBIL

Karina Auliasari
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
karina.auliasari86@gmail.com

Abstrak

Metode dalam software engineering berkembang seiring dengan bergesernya aspek yang
mempengaruhi dalam pembuatan soft-ware itu sendiri. Jika pada tahun 80an aspek teknis sangat
penting, saat ini aspek non teknis justru yang berpengaruh pada pembuatan software. Agile modeling
hadir sebagai sebuah pen-dekatan software engineering informal yang memiliki langkah kerja namun
tidak terikat oleh aturan tertentu. Proses pada agile modeling sangat tepat diaplikasikan untuk
perusahaan yang akan mengembangkan sistem perangkat lunak yang komplek, sehingga bisa dilihat
dari berbagai sudut pandang. Paper ini secara detail memaparkan definisi, langkah kerja, kelebihan,
keku-rangan pada Agile Modeling dan studi kasus penerapannya pada pembangunan sistem pencatat
transaksi persewaan mobil.

Kata kunci : Software engineering, Agile modeling

Pendahuluan
Metode software engineering berkembang 1. Memahami perangkat lunak seperti apa
dari tahun 80an hingga saat ini. Aspek yang yang akan dibangun.
mempengaruhi perkembangan berbagai 2. Media komunikasi baik antar angota tim
metode berbeda-beda. Pada tahun 80an pembangun perangakat lunak maupun
pengembang software memperhatikan aspek antara tim dengan klien.
teknis, sedangkan pada saat ini lebih ke aspek Berbagai metode software engineering
non teknis. Aspek teknis berkaitan erat dengan konvensional mendeskripsikan kebutuhan-
software dan hardware sebagai suatu benda, kebutuhan sistem yang akan dibangun secara
seperti penerapan software pada suatu ketat, sehingga implementasi dari sistem yang
hardware, penerapan fungsi-fungsi tertentu akan dibangun terhambat pada satu proses jika
pada suatu software, pengunaan software dan proses sebelumnya belum sepenuhnya selesai.
lain-lain. Sedangkan aspek non teknis lebih Pendefinisian secara tepat dalam setiap proses
mengacu pada pengguna dalam hal ini manusia juga mempengaruhi jangka waktu yang
dan hal-hal yang mempengaruhi dalam diperlukan oleh suatu proses. Keefektifan dari
penggunaan software oleh manusia, seperti metode software engineering konvensional
proses bisnis, lingkungan kerja, dan lain-lain. patut dipertanyakan melihat dari beberapa hal
Berbagai metode software engineering tadi. Dalam hal ini agile modeling menjadi
telah banyak dibuat dan dikembangkan oleh solusi yang dapat diambil dalam
para ahli, seperti Waterfall, Xtreme pengembangan perangkat lunak secara efektif
Programming, DSDM, SCRUM, UP dan lain- dari sisi pemanfaatan waktu dan efisien dari
lain. Metode-metode tersebut tidak dipungkiri sisi memodelkan kebutuhan sistem.
ingin menampilkan berbagai kebutuhan yang
diperlukan atau yang perlu diketahui untuk Agile Modeling
mengembangkan sebuah sistem perangkat Agile modeling (AM) adalah sebuah
lunak. Pemodelan merupakan langkah pendekatan untuk menggambarkan kebutuhan
terpenting dalam menggambarkan kebutuhan dari sebuah sistem perangkat lunak yang akan
tiap proses dalam suatu metode software dibangun secara komprehensif. AM is chaordic
engineering. Sebuah model dibuat dalam [1], in that it blends the “chaos” of simple
metode software engineering untuk tujuan : modeling practices and blends it with the order
inherent in software modeling artifacts.[1]

9
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 9 – 13

1. Understanding business environment


2. Identify initial scope
3. Work closely with stakeholder
Dalam fase modeling pada agile modeling,
pemodelan yang dibuat untuk menggambarkan
Gambar 1. AM meningkatkan kualitas kebutuhan sistem, meliputi beberapa hal :
software proses [1] 1. Pemodelan kebutuhan calon pengguna
2. Pemodelan analisa sistem
Metode dalam agile software engineering 3. Pemodelan arsitektur sistem
banyak dikembangkan. Masing-masing metode 4. Pemodelan desain sistem
memiliki karakteristik dalam tiap proses
software engineering. Berbagai penelitian telah Kelebihan dan Kekurangan Agile Modeling
dilakukan untuk mengoptimalkan Kelebihan dari pengaplikasian agile
pengaplikasian metode-metode tersebut dalam modeling dalam mengembangkan perangkat
membangun perangkat lunak. Penelitian untuk lunak adalah AM mampu mengoptimalkan dan
mengidentifikasi tiap proses dalam beberapa mengintegrasikan model-model dalam metode
metode agile software engineering yang software engineering yang digunakan agar
digunakan, sehinggga mencapai kesuksesan sesuai dengan tujuan pembangunan perangkat
dalam pengembangan perangkat lunak [3]. lunak.
Metode lain dalam agile software engineering Kekurangan dari agile modeling adalah
yaitu XP lebih meminimalkan pembuatan AM sangat tergantung terhadap eksistensi
artifact dalam proses software engineering, model pada software engineering yang lain
namun metode ini berusaha mendekatkan dan tidak ada standar yang baku dalam AM
proses pengembangan software dengan calon sehingga menimbulkan beda persepsi dalam
pengguna melalui diskusi secara langsung[4]. menggunakan pendekatan ini, sehingga tidak
Dari penelitian-penelitian sebelumnya, adanya komunikasi yang seragam antara
tiap metode memiliki prosedur yang baku software developer yang satu dengan software
tanpa meninggalkan prinsip agile software developer yang lain yang sama-sama
engineering. Agile modeling (AM) hadir menggunakan pendekatan AM.
sebagai suatu pendekatan software engineering
yang fleksibel disesuaikan dengan metode Penerapan Agile Modeling pada
software engineering apapun yang ingin Pembangunan Sistem Pencatat Transaksi
dipakai pada saat pengerjaan pengembangan Sewa Mobil
perangkat lunak. AM bukanlah sebuah metode Studi kasus yang diimplementasikan
yang baku namun memiliki langkah kerja yang dalam penerapan AM adalah pembangunan
jelas.[1] sistem pencatatan transaksi persewaan mobil.
Dalam hal ini AM merupakan sebuah Proses-proses dalam sistem pencatatan
solusi untuk memecahkan masalah pada transaksi persewaan mobil diantaranya
metode konvensional, yaitu bagaimana pencatatan traksaksi persewaan dan
memodelkan kebutuhan perangkat lunak yang pengembalian mobil, pencetakan laporan,
akan dibangun secara efektif, sehingga pengelolaan data mobil. Sistem dibangun
kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat diketahui dengan tujuan membantu pengguna dalam
tanpa mengganggu implementasi proses proses pencatatan transaksi persewaan secara
pengembangan software yang telah terkomputerisasi, sehingga proses pencatatan
dijadwalkan. akan jauh lebih mudah dan cepat serta
Langkah kerja pada agile modeling [1] : menghasilkan laporan yang akurat.
1. Collecting artifact Pada studi kasus ini proses dalam
2. Apply right artifact membangun software menggunakan metode
3. Create several models in paralel eXtremme Programming (XP) yang mengikuti
4. Iterate to another artifact langkah kerja pada AM. Pada bagian ini akan
5. Model in small increments dipaparkan tahapan dan aktifitas proses pada
Pada langkah kerja collecting artifact dan metode eXtremme Programming (XP)yang
apply right artifact ada beberapa hal yang diperlihatkan dalam Gambar 2.
diperhatikan [1] :

10
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza

Proses Exploration
Pada proses exploration dikumpulkan
deskripsi dan kebutuhan-kebutuhan pengguna
pada sistem secara lengkap. Proses ini
dilakukan secara langsung (oral
communication). Proses exploration
merupakan tahap inisialisasi untuk
memperjelas ruang lingkup sistem, yang
dimanfaatkan untuk membuat dokumentasi
berupa use case, user story dan high level
architecture.
Hasil observasi sistem pencatatan transaksi
sewa mobil yang belum terkomputerisasi Gambar 4 Sistem pencatatan transaksi
ditunjukkan pada Gambar 3. Arsitektur sistem sewa yang akan dibangun
yang dibangun diperlihatkan pada Gambar 4.

Gambar 5 Use-case diagram sistem


transaksi sewa mobil

Gambar 2. Proses penerapan XP pada Sistem pencatatan transaksi sewa yang


pembangunan sistem dikembangkan memiliki oleh dua akses
pengguna yaitu administrator dan petugas
administrasi. Administrator memiliki hak akses
penuh dalam melakukan pengelolaan data
mobil dan pengguna, sedangkan untuk petugas
memiliki hak akses dalam pengelolaan data
transaksaksi sewa mobil. Detail user access
pada sistem ini ditunjukkan pada Gambar 5.
Penjabaran untuk masing-masing proses yang
ada pada use-case diagram dibuat dalam
bentuk user stories seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 6. Gambar 6 merupakan salah
satu contoh user stories pada sistem yang
menjabarkan proses interaksi antara petugas
administrasi sebagai actor dengan sistem untuk
Gambar 3 Sistem pencatatan transaksi sewa proses pengelolaan data transaksi sewa.
yang belum terkomputerisasi

11
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 9 – 13

Gambar 8 Component model sistem


pencatatan transaksi sewa mobil

Proses Iteration
Proses iteration merupakan tahap
pembuatan sistem, pada proses ini
Gambar 6 User stories proses
programmer melakukan pair programming
manajemen data sewa
yaitu aktivitas coding secara berpasangan.
Aktifitas pair programming dilakukan
Proses Planning
berdasarkan artifak sequence diagram yang
Pada proses planning dilakukan
merupakan bagian dari proses iteration. Salah
pemodelan data-data yang digunakan dalam
satu contoh dari sequence diagram sistem
sistem. Pemodelan data yang dihasilkan dalam
ditunjukkan pada Gambar 9.
bentuk relasi tabel seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 7. Tabel yang digunakan dalam
sistem berjumlah sembilan (9) tabel. Delapan
tabel pada sistem saling terhubung yaitu tabel
job, tabel petugas, tabel sewa, tabel konsumen,
tabel sewa, tabel mobil, tabel merk mobil,
tabel tipe mobil dan tabel model mobil. Untuk
tabel admin tidak terhubung karena tabel ini
digunakan untuk menyimpan data user access
administrator.

Gambar 9 Sequence diagram manajemen data


sewa

Proses Productionizing
Proses productionizing merupakan tahap
Gambar 7 Relasi tabel sistem pencatatan akhir dari metode software engineering
transaksi sewa mobil eXtreme Programming (XP). Pada proses ini
dihasilkan modul-modul yang merupakan hasil
Pada proses planning juga dirancang implementasi dari sequence diagram pada
arsitektur fitur yang ada pada sistem, proses iteration. Seperti yang ditunjukkan
rancangan ini berupa component model seperti Gambar 10 dan Gambar 11 hasil implementasi
yang ditunjukkan pada Gambar 8. Pada untuk modul manajemen dan isian data
component model dijabarkan modul-modul transaksi sewa mobil.
yang ada pada sistem pencatatan transaksi
sewa mobil.

12
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza

f. Tim developer harus memiliki komitmen


terhadap project karena kunci
keberhasilan metode XP terletak pada
oral communication jika tim kurang
komunikasi maka performa kerja dan
hasil akan buruk atau bahkan gagal.
g. Pair programming mengkonsumsi
banyak waktu apabila dalam tim terdapat
Gambar 10 Tampilan modul patner kerja baru yang membutuhkan
manajemen data sewa waktu untuk memahami kode program.
h. Dua programmer mengerjakan hal yang
sama dalam pair programming akan
mengurangi setengah waktu yang tersedia
untuk melakukan satu pekerjaan.

Daftar Pustaka
Ambler, Scot., (2002): Agile Modeling:
Effective Practices for eXtreme
Programming and the Unified Process.
John Wiley&Sons,Inc.,New York.
Ambler, Scot., (2002): Agile Modeling: A Brief
Gambar 11 Tampilan isian data pada modul Overview.,New York.
manajemen data sewa Baird, Stewart., (2003) : SAMS Teach Yourself
Extreme Programming in 24 Hours,
Kesimpulan Sams Publishing, United States of
Berdasarkan hasil dari penerapan metode America.
eXteremme programming (XP) dalam Beecham, Sarah., Sharp, Helen., Baddoo,
mengembangkan sistem didapatkan beberapa Nathan., Hall, Tracy., Robinson, Hugh.,
kesimpulan sebagai berikut : (2007) : Does the XP Environment Meet
a. Metode XP sesuai diterapkan untuk The Motivational Needs Of The
pengembangan project ini dengan scope Software Development ? An Empirical
business process pada sistem yang tidak Study, IEEE Computer Society.
kompleks (skala usaha kecil hingga Keenan, Frank., (2004) : Agile Process
menengah), dengan jumlah tim developer Tailoring and Problem Analysis
yang kecil dan klien yang kooperatif. (APTLY), International Conference on
b. Metode XP Tidak banyak menghabiskan Software Engineering (ICSE).
waktu untuk membuat beberapa Laboratorium SIRKEL, (2005) : Modul
requirement document karena entry point Praktikum Rekayasa Perangkat Lunak :
dari keseluruhan proses didaptkan dari Pengenalan UML, Universitas Islam
user stories. Indonesia Yogyakarta.
c. User stories dibuat bersama dengan calon Pressman, Roger S., (2005) : Software
user jadi requirement bisa dipahami Engineering : A Practitioners Approach,
bersama (klien&tim developer) dari awal. McGraw-Hall, New York.
d. Adanya pembagian kerja secara jelas, Schardt, James., Chonoles, Michael., (2003) :
sehingga masing-masing individu dalam UML 2 for Dummies, Wiley Publishing,
tim memiliki tanggung jawab dan Inc, New York.
komitmen untuk menyelesaikan project. Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia,
e. Kode program aplikasi dibagi dan (2007): Pengembangan Project dengan
dibangun secara bersama, artinya tiap Pendekatan Agile Modeling Unified
programmer memiliki tanggung jawab Process, Universitas Indonesia, Jakarta.
yang besar terhadap kode yang dibuat.

13
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 14 – 18

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT


DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Ali Mahmudi1, Reza Desegi2


1,2
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
amahmudi@hotmail.com, Rezadesegi@yahoo.com

Abstrak

Perkembangan teknologi komputer terus berkembang dan sangat berpengaruh pada


kehidupan manusia, termasuk dunia kesehatan, yang salah satunya adalah penyakit kulit.
Pengetahuan tentang penyakit kulit sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah penyakit kulit
tersebut secara cepat dan tepat. Meski kadang orang menganggapnya sepele, gangguan kulit ternyata
bisa sangat berbahaya bila salah dalam perawatannya. Untuk itu pengobatannya tidak boleh
dilakukan secara sembarangan. Dengan demikian, akhirnya timbul pemikiran bagaimana cara
mengatasi penyakit dan merawat kulit dengan menggunakan sistem pakar dengan tujuan lebih praktis
yaitu tanpa harus berkonsultasi kepada seorang pakar penyakit kulit. Sistem pakar adalah suatu
sistem yang berbasis komputer yang digunakan untuk membantu memberikan alternatif dan solusi
dari seorang pakar yang nantinya dapat menyelesaikan masalah dari sebuah permasalahan yang
lebih spesifik. Pada penerapannya, sistem pakar ini bertindak sebagai konsultan yang dapat
menjelaskan langkah-langkah dan tujuan yang nantinya menghasilkan keputusan dan kesimpulan.
Pada penulisan ini akan membahas pembuatan aplikasi sistem pakar penyakit kulit berbasis
web menggunakan konsep forward chaining dengan menggunakan metode certanty factor (CF) atau
faktor kepastian. Aplikasi ini di kembangkan untuk melakukan jenis penyakit kulit dan hanya
mendiagnosa gejala-gejala yang di alami oleh pasien selanjutnya di proses menggunakan metode CF
yang nantinya akan menghasilkan kesimpulan. Dalam aplikasi sistem pakar penyakit kulit ini
menggunakan pemograman PHP dan MySql sebagai penyimpanan databasenya.

Kata kunci : certainty factor, sistem pakar, penyakit kulit, web

Pendahuluan kulit yang diderita oleh pasien. Kemudian dari


Kulit adalah salah satu penunjang hidup identifikasi ini pakar dapat menentukan hasil
manusia yang merupakan indra peraba dan diagnosanya, yaitu penyakit yang diderita oleh
sebagai penunjang penampilan pada manusia. si pasien.
Oleh karena itu sangatlah penting untuk dijaga Meskipun seorang pakar adalah orang
keadaan ataupun keberadaannya. Pada manusia yang ahli dibidangnya, namun dalam
kulit dapat terjangkit berbagai macam kenyataannya seorang pakar mempunyai
penyakit, mulai dari penyakit ringan yang keterbatasan daya ingat dan stamina kerja yang
berakibat gatal-gatal ataupun yang lebih berat salah satu faktornya disebabkan oleh usia dari
yang dapat berakibat kematian. Pengetahuan seorang pakar. Seiring perkembangan
tentang penyakit kulit sangat dibutuhkan untuk teknologi, dikembangkan pula suatu teknologi
mengatasi masalah penyakit kulit tersebut yang mampu mengadopsi proses dan cara
secara cepat dan tepat. Meski kadang orang berpikir manusia yaitu teknologi Artificial
menganggapnya sepele, gangguan kulit Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan [3].
ternyata bisa sangat berbahaya bila salah Salah satu cakupan Artificial Intelligence (AI)
dalam perawatannya. adalah sistem pakar yang diperuntukkan
Untuk itu pengobatannya tidak boleh seorang pakar guna membantu masyarakat
dilakukan secara sembarangan. Dengan awam.
demikian, akhirnya timbul pemikiran tentang Sistem pakar adalah aplikasi berbasis
cara mengatasi penyakit dan merawat kulit komputer yang digunakan untuk
tanpa harus berkonsultasi kepada seorang menyelesaikan masalah sebagaimana yang
pakar penyakit kulit. Pertama-tama seorang dipikirkan oleh pakar. Pakar yang dimaksud
pakar akan mengidentifikasi permasalahan disini adalah orang yang mempunyai keahlian

14
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza

khusus yang dapat menyelesaikan masalah ketidakpercayaan mutlak sedangkan nilai 1


yang tidak dapat diselesaikan oleh orang menunjukkan kerpercayaan mutlak.
awam. - MB (H, E) : ukuran kenaikan kepercayaan
Salah satu implementasi yang diterapkan (measure of increased belief) terhadap
sistem pakar dalam bidang kesehatan yaitu hipotesis H yang dipengaruhi oleh gejala E.
sistem pakar berbasis web untuk mendiagnosis - MD (H, E) : ukuran kenaikan
macam-macam penyakit kulit. Sistem pakar ini ketidakpercayaan (measure of increased
bermanfaat untuk memecahkan masalah disbelief) terhadap hipotesis H yang
tentang penyakit kulit yang diderita dipengaruhi oleh gejala E.
masyarakat. Untuk melakukan diagnosa - E = Evidence (Peristiwa atau fakta).
penyakit kulit dan pencegahannya - H = Hipotesis (Dugaan)
(memberikan solusi pada pasien) dengan
menggunakan metode Certainty Factor (CF). Untuk menghitung nilai CF dari 1 gejala
Certainty factor (CF) merupakan nilai menggunakan rumus:
parameter klinis yang diberikan MYCIN untuk CF = MB – MD
menunjukkan besarnya kepercayaan. Sedangkan untuk menghitung nilai CF yang
lebih dari 1 gejala menggunakan rumus :
Sistem Pakar[4][5] MB[h, e1 ∧ e2]
Sistem pakar adalah sistem berbasis 0
=
komputer yang menggunakan pengetahuan, MB [h, e1] + MB [h, e2] ∗ (1 − MB [h, e1])
fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan MD[h, e1 ∧ e2]
0
masalah yang biasanya hanya dapat =
MD [h, e1] + MD [h, e2] ∗ (1 − MD [h, e1])
dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang
tersebut. Flowchart Sistem
Secara umum, sistem pakar adalah sistem Flowchart adalah representasi grafik dari
yang berusaha mengadopsi pengetahuan langkah-langkah yang harus diikuti dalam
manusia ke komputer yang dirancang untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang
memodelkan kemampuan menyelesaikan terdiri atas sekumpulan simbol, dimana
masalah seperti layaknya seorang pakar. masing-masing symbol mempresentasikan
Dengan sistem pakar ini, orang awam pun suatu kegiatan tertentu. Flowchart diawali
dapat menyelesaikan masalahnya atau sekedar dengan penerimaan input, pemrosesan input
mencari suatu informasi berkualitas yang dan diakhiri dengan penampilan output.
sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan
bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar
ini juga akan dapat membantu aktivitas para
pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan
mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

Metode Certainty Factor (CF)


Faktor kepastian (certainty factor)
diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam
pembuatan MYCIN. Certainty factor (CF)
merupakan nilai parameter klinis yang
diberikan MYCIN untuk menunjukkan
besarnya kepercayaan. Rumus dasar faktor
kepastian :

CF (H, E) = MB (H, E) – MD (H, E)


Keterangan :
- CF (H, E) : certainty factor dari hipotesis
H yang dipengaruhi oleh gejala (evidence)
E. Besarnya CF berkisar antara –1 sampai Gambar 1. Flowchart Sistem
dengan 1. Nilai –1 menunjukkan

15
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 14 – 18

Data Flow Diagram (DFD) Level 0 / Enternity Relationship Diagram (ERD)


Diagram Konteks Enternity Relationship Diagram (ERD)
Diagram konteks adalah alur data yang adalah kumpulan dari relasi-relasi yang
berfungsi untuk menggambarkan keterkaitan mengandung seluruh informasi suatu entitas/
aliran-aliran data antara sistem dengan bagian- objek yang akan disimpan di dalam database.
bagian luar. Adapun diagram konteks untuk ERD ditunjukkan di gambar 4.
sistem yang akan dibangun, ditunjukkan di
gambar 2.
data_penyakit

data_gejala

data_gejala
admin

user sistem pakar


laporan_data_gejala
infomasi_penyakit

Gambar 4. Enternity Relationship Diagram


laporan_data_penyakit (ERD)

Struktur Menu Program


Gambar 2. Diagram Konteks Desain menu program Sistem Pakar
Penyakit Kulit untuk user serta admin yang
DFD Level 1 merupakan seorang pakar penyakit kulit
Gambar 3 merupakan perincian dari dihadapkan pada halaman yang terdeskripsi
proses diagram konteks yaitu terdapat proses dalam struktur menu program seperti
inputan dan outputan data, yang di berikan ditunjukkan pada gambar 5.
sistem kepada entity.
data_admin
1
data_admin
data_admin
log_in
info_admin

admin

data_gejala 2
data_gejala
data_gejala
lap_gejala data_gejala

data_penyakit
data_penyakit data_penyakit data_penyakit

lap_penyakit

data_solusi 7
data_solusi

lap_solusi solusi

daftar 5

daftar
data_user data_user
Gambar 5. Struktur menu program
user
laporan_user

Halaman Utama
konsultasi 6
data_penyakit dan solusi Halaman ini merupakan halaman
info_konsultasi konsultasi data_gejala
utama yang dapat diakses user dari aplikasi
untuk diagnosa penyakit kulit. Pada halaman
report_user
utama ini terdapat beberapa menu antara lain
home, informasi penyakit, info dokter kulit.
Gambar 3. DFD Level 1
Tampilan dari halaman utama dapat
ditunjukkan pada gambar 6.

16
Sistem Pakar Untuk Mendiagnosa Penyakit Kulit, Ali | Reza

melakukan proses diagnosa untuk mengetahui


jenis penyakit yang dialami. Tampilan dari
halaman konsultasi dapat ditunjukkan pada
gambar 9.

Gambar 6. Halaman menu utama

Halaman Daftar Info Penyakit Kulit


Halaman daftar info penyakit kulit ini
merupakan halaman yang menampilkan
informasi penyakit beserta keterangannya yang
tersedia di dalam web sistem pakar penyakit
kulit. Tampilan dari halaman daftar info
penyakit kulit dapat ditunjukkan pada gambar
7.

Gambar 9. Halaman konsultasi.

Pengujian Sistem
a. Pengujian sistem dengan membandingan
perhitungan manual dengan perhitungan
Gambar 7. Halaman daftar info penyakit program, dengan menghitung satu gejala
untuk satu pennyakit, misal penyakit Kadas
Halaman Informasi dengan mengambil gejala Kulit bersisik
Halaman informasi merupakan dengan nilai MB[h, e1] = 0,8 dan nilai
halaman yang disediakan oleh admin untuk MD[h, e1] = 0,2, maka perhitungannya
memberikan informasi-informasi yang terbaru adalah:
kepada user. Tampilan dari halaman informasi
dapat ditunjukkan pada gambar 8. CF [Kadas, Kulit bersisik]
MB[h, e1] – MD[h, e1]
= 0,8 – 0,2
= 0,6
Dan hasil pada program seperti ditunjukkan
pada gambar 10.

Gambar 8. Halaman informasi

Halaman Konsultasi
Halaman konsultasi ini merupakan Gambar 10. Halaman hasil perhitungan satu
halaman yang menampilkan gejala-gejala pada gejala untuk satu penyakit.
suatu sistem. Pada halaman ini pengguna

17
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 14 – 18

b. Pengujian sistem dengan menghitung dua pasien yang akan diproses menggunakan
gejala untuk satu penyakit misal dengan metode CF.
mengambil penyakit Exim, dengan gejala 2. Dengan menggunakan sistem ini dapat
kulit berwarna kemerahan dengan nilai dijadikan solusi alternatif bagi masyarakat
MB[h, e1]= 0,9 dan MD[h, e1] = 0,1, dan untuk melakukan diagnosa dini terdapat
kulit kering MB[h, e2]= 0,5 dan MD[h, gejala-gejala suatu penyakit yang dirasakan
e2]=0,5, maka perhitungannya adalah : sebelum melakukan konsultasi langsung
MB [Exim, kulit berwarna kemerahan, kulit kepada pakar dalam hal ini dokter spesialis
kering] kulit.
MB [h, e1] : Kulit Kemerahan
MB [h, e2] : Kulit Kering Saran
MB [h, e1]+MB [h, e2]*(1–MB[h, e1]) 1. Untuk mendapatkan hasil diagnose yang
=0,9+0,5*(1-0,9) lebih baik, jenis penyakit kulit sebaiknya
=0,9+0,5*(0,1) =0,9+0,05 =0,95 dapat dilengkapi. Semakin lengkap data
representasi pengetahuan yang ada maka
MD [Exim, kulit berwarna kemerahan, kulit semakin akurat pula proses diagnosa yang
kering] didapat tetapi juga pada kasus-kasus
MD [h, e1] : Kulit Kemerahan lainnya.
MD [h, e2] : Kulit Kering 2. Diharapkan aplikasi ini dikembangkan atau
MD [h, e1]+MD [h, e2]*(1–MD[h, e1]) dimodifikasi sesuai dengan penambahan
=0,1+0,5*(1-0,1) pengalaman dan kepakaran dalam bidang
=0,1+0,5*(0,9) =0,1+0,45 =0,55 kedokteran.

CF [Exim, kulit berwarna kemerahan, kulit Daftar Pustaka


kering] Arief, M. Rudyanto. 2011. Pemrograman
CF = MB – MD Web Dinamis Menggunakan PHP
= 0,95-0,55 = 0,40 & MySQL. Yogyakarta: Penerbit
Dan hasil programnya seperti ditunjukkan ANDI.
pada gambar 11 : Arief mansjoer, Suprohaita, Wahyu, Wiwik.
1993. Kapita Selecta Kedokteran. Jilid
2. Jakarta: Media Aesculapius.
Kusumadewi, S. 2003. Artificial Intelligence
(Teori dan Aplikasinya). Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
Kusrini. 2009. Aplikasi Sistem Pakar.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta: Andi Offset.
Nugroho, Bunafit. 2009. Aplikasi Prmograman
Gambar 11. Halaman hasil perhitungan dua Web Dinamis dengan PHP dan MySql.
gejala untuk satu penyakit. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Nugroho, Bunafit. 2008. Membuat Aplikasi
Kesimpulan Sistem Pakar dengan PHP dan Editor
Setelah melakukan analisis, perancangan, dan Dreamweaver. Yogyakarta: Penerbit
pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan Gava Media.
sebagai berikut : Paranginan, Kasiman. 2006. Aplikasi Web
1. Sistem ini dapat mendiagnosa penyakit dengan PHP dan MYSQL. Yogayakarta:
kulit diantaranya Dermatitis Atopik (Exim), Penerbit ANDI.
Kadas (Tinea Corporis), Kudis (Skabies), Sugiri. 2008. Pengelolaan Database Mysql
Kusta (Morbus Hansen), Herpes Zooster, Dengan Php Myadmin. Yogyakarta:
Panu (Pitriasis Versikolor) dan Cacar Air Penerbit Graha Ilmu.
(Varicella) dengan memasukkan
informasi data gejala yang diderita oleh

18
Optimasi Sales Force Automation, Sandy | Febriana

OPTIMASI SALES FORCE AUTOMATION (SFA) UNTUK MENGANALISA LOYALITAS


PELANGGAN DAN PERAMALAN PENJUALAN

Sandy Nataly Mantja1 , Febriana Santi Wahyuni2


1,2
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
sandymantja@yahoo.com, vbryana@yahoo.com

Abstrak

Persaingan dalam usaha saat ini sangat kompetitif. Pelanggan diberi kebebasan dalam
memilih barang ataupun jasa yang dianggap menguntungkan. Berbagai upaya dilakukan pelaku
usaha dalam meningkatkan penjualan dan mempertahankan pelanggan. Sales Force Automation
merupakan program yang dapat membantu pelaku usaha dalam meningkatkan penjualan secara
otomatisasi berdasarkan data yang ada. SFA juga dapat membantu pelaku usaha dalam
mempertahankan loyalitas pelanggan dengan cara mengembangkan usaha berdasarkan data yang
diperoleh dari pelanggan dan dapat meramalkan penjualan.

Kata kunci : Sales Force Automation, Loyalitas Pelanggan

Pendahuluan Customer Relationship Management


Pelanggan merupakan aset yang sangat Merupakan strategi bagaimana
penting dalam suatu organisasi, usaha dapat perusahaan dapat mengoptimalkan
berhasil karena adanya kepuasan pelanggan. profitabilitas melalui kepuasan pelanggan.
Loyalitas pelanggan merupakan salah satu CRM merupakan strategi yang
tujuan akhir dari suatu usaha. Tantangan menitikberatkan semua hal terkait dengan
terbesarnya adalah menjaga dan mengelola pelanggan (Rustono, 2010)
hubungan yang baik dengan pelanggan Menurut Buttle (2009) jenis dari Customer
(Customer Relationship Management) Relationship Management:
sehingga pelanggan tetap loyal dalam jangka • Strategi CRM
waktu yang panjang. Pergeseran loyalitas adalah suatu bagian penting strategi suatu
pelanggan disebabkan oleh banyak faktor. bisnis customer-centric yaitu target penting
Salah satu faktor penting adalah kurangnya dalam memenangkan dan mempertahankan
pemahaman pemilik usaha mengenai trend konsumen
pasar. Dengan pemahaman yang baik • Operasional CRM
mengenai trend atau pergeseran pasar, fokus pada proses otomatisasi costumer-
loyalitas pelanggan akan terjaga dengan baik. facing misalnya penjualan dan pemasaran
Sales Force Automation (SFA) merupaka • Analytical CRM
aplikasi terpenting dalam operasional Analitis CRM fokus pada intelligent
Customer Relationship Management (CRM). mining. Yaitu data yang berhubungan
SFA mengelola berbagai aktifitas penjualan dengan konsumen guna menentukan
pada perusahaan. Tujuan penerapan SFA strategi penjualan.
adalah manajer penjualan dapat mengetahui • Collaborative CRM
performa tiap tenaga penjual, dapat Yaitu kolaborasi CRM dengan teknologi si
mengetahui perbandingan antara kegiatan dan semua aspek organisasi untuk
biaya yang dikeluarkan. Terdapat beberapa mengoptimalkan hubungan perusahaan,
kekurangan pada SFA yang ada saat ini partner perusahaan dan konsumen
sehingga sulit dilakukan analisa loyalitas Fokus CRM pada pengelolaan dan
pelanggan dan peramalan penjualan. Dengan peningkatan hubungan dengan pelanggan
loyalitas pelanggan yang optimal maka dapat dalam jangka waktu yang panjang.
diramalkan trend penjualan pada beberapa
tahun berikutnya.

19
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 19 – 22

Sales Force Automation  Quotation Management


Merupakan program atau usaha yang Proses lanjutan dari potential Management
memanfaatkan teknologi untuk yaitu proses penawaran dalam bentuk
mengotomatisasi penjualan. proposal.
Sales Force Automation berguna bagi
perusahaan untuk merekam data dan dapat Pelanggan
memunculkan peluang pada tiap tahap Pelanggan adalah seseorang yang
penjualan. membeli barang dan jasa. (Lupiadi, 2001).
Komponen utama CRM adalah Sales Jadi pelanggan adalah pelaku yang berulang
Force Automation untuk membantu Sales kali melakukan transaksi penjualan maupun
Representative dalam mengatur account dan pembelian barang atau jasa.
riwayat pelanggan, mengatur daftar contact
pelanggan, mengatur jadwal kerja sales, Loyalitas Pelanggan
memberikan layanan training online untuk Secara harafiah loyalitas pelanggan
jarak jauh, dapat membangun serta mengawasi diartikan kesetiaan. Loyalitas pelanggan adalah
alur penjualan juga mengoptimalkan seseorang yang mempunyai kebiasaan
penyampaian informasi. melakukan transaksi pembelian suatu produk
pada periode tertentu. Kesetiaan pelanggan
Aplikasi SFA dalam CRM merupakan kunci penting dalam suatu usaha.
• Secara otomatis mendata semua proses Pelanggan dikatakan loyal jika :

penjualan mulai dari penawaran. a. Melakukan tansaksi secara teratur.

• Mencatat data dan identitas pelanggan b. Merekomendasikan kepada orang lain.
• Proses melengkapi informasi sesuai c. Tidak terpengaruh untuk pindah melakukan
kebutuhan perusahaan. transaksi dengan pesaing.
Modul Sales Force Automation: PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK.
• Lead Management Proses penjualan secara manual dapat
mengelola informasi setiap ada prospek digambarkan sebagai berikut:
yang baru yang didapatkan oleh perusahaan
maupun tenaga penjual
• Potential Management/ Opportunity
Management
Dari informasi yang sudah didapat
perusahaan dilakukan pengelolaan Gambar 1. Proses penawaran dan
informasi pejualan apa saja yang potensial penjualan produk manual
atau menguntungkan perusahaan.
Kebutuhan dicatat ke dalam suatu sistem, Dari gambar 1 dapat disimpulkan bahwa
contoh: produk yang dibutuhkan, jumlah waktu yang dibutuhkan mulai dari proses
produk, peluang penutupan, kompetitor, penawaran barang hingga rekap penjualan
biaya yang dikeluarkan tidak dapat dipastikan. Perlu dilakukan
• Account & Contact Management penghitungan kembali berapa banyak produksi
Proses perubahan status dari leads menjadi barang yang akan dilakukan pada saat
Account dan Contact. Account adalah kemudian. Marketing juga masih melakukan
modul untuk mengisi informasi yang penawaran barang dengan cara berkeliling.
diperoleh perusahaan, Contact untuk Hasil permintaan barang dicatat kedalam
mengisi informasi personal kertas dan diserahkan ke pihak perusahaan
• Activity Management untuk memenuhi berapa banyak kebutuhan
Bagian mana saja pada leads yang harus customer. Tidak dapat diketahui pula
ditindaklanjuti, melakukan presentasi, bagaimana keinginan dari customer ataupun
perhitungan apa saja yang harus dikerjakan. pelanggan. Apabila keinginan pelanggan tidak
Pada bagian ini terdapat notifikasi atau terpenuhi maka pelanggan dapat beralih ke
reminder guna mengingatkan tugas-tugas produk sejenis yang dirasa lebih baik. Tidaklah
yang harus dikerjakan tenaga penjual. mudah mendapatkan pelanggan terutama yang
mempunyai loyalitas terhadap suatu barang

20
Optimasi Sales Force Automation, Sandy | Febriana

atau jasa. Penawaran dalam bentuk pelayanan  Memahami loyalitas pelanggan


yang lebih baik, harga yang kompetitif Banyak pelanggan yang merasa tidak
merupakan keuntungan bagi pelanggan untuk nyaman apabila penjual meminta informasi
memilih produk atau jasa yang sesuai yang cukup banyak. Disinilah pentingnya
keinginan pelanggan. bagaimana dengan keterbatasan data yang
Oleh karenanya perlu menerapakan ada dapat meningkatkan penjualan dan
solusi yang membantu perusahaan dalam memepertahankan loyalitas pelanggan
mempertahankan loyalitas pelanggan melalui
pelayanan yang baik dengan memanfaatkan Pengujian Dan Analisa
teknologi yang ada. Salah satu pengembangan Guna meningkatkan loyalitas pelanggan
untuk menjembatani hubungan antara dan meningkatkan penjualan maka dibuatlah
pelanggan dengan customer adalah Customer sebuah program Sales Force Automation yang
Relationship Management, dimana salah satu sumber data awalnya adalah dari pelanggan
bagian CRM yaitu Sales Force Automation dan dioalah sehingga mampu meningkatkan
dapat meningkatkan penjualan dan loyalitas penjualan.
pelanggan.
Rancangan aplikasi yang dibuat adalah :
contact management, opportunity management
dan sales management.
Untuk merancang Sales Force
Automation dibutuhkan:
 Data Pelanggan
Mempunyai riwayat transaksi pembelian
yang dilakukan pelanggan. Diperlukan juga
kontak pelanggan atau rekam jejak interaksi
antara pembeli dan penjual. Data
demografis juga diperlukan. Contoh:
penjualan air conditioner di daerah beriklim
panas akan lebih banyak laku dibandingkan
derah bersuhu dingin. Tingkat status
pelanggan juga berpengaruh pada
pembelian suatu barang. Gambar 2. Program Aktifitas
 Menganalisa data pelanggan Penjualan pada SFA
Dari data yang sudah dikumpulkan dapat
dianalisa berdasarkan berbagai hal. Misal Pada gambar 2 dijelaskan tentang salah
faktor usia, barang yang dijual harus sesuai satu aktifitas Sales Force Automation yang
dengan usia konsumen sehingga tidak berkaitan dengan penjualan. Dimana pada
terjadi kesalahan dalam menawarkan program tersebut bias diketahui target secara
barang. Data pribadi nomer telepon ataupun periodik. Perhitungannya dihasilkan dari
alamat email dapat digunakan sebagai perbandingan target dan penjual di periode
sarana promosi sesuai riwayat pembelian sebelumnya.
 Mengembangkan program SFA Selain itu pemasaran dan penjualan
Pelanggan harus dianggap sebagai aset ditampilkan dalam bentuk diagram untuk
penting yang mempunyai nilai tinggi. memudahkan dalam proses pembacaan. Pada
Pendekatan yang digunakan untuk program aktifitas ini dapat diketahui pula
membangun kepercayaan pelanggan adalah kompetitor dan solusi dalam menghadapi
dengan berkomunikasi. competitor. Juga terdapat shortcut untuk
 Menerapkan SFA mengetahui komisi dan target yang dicapai
Perlu adanya koordinasi antar bagian dalam Bagian terpenting pada aktifitas SFA
menerapakan SFA. Karena terdapat adalah adanya reminder atau notifikasi tentang
keterkaitan satu dan lain hal guna apa yang harus dikerjakan oleh tenaga penjual
meningkatkan penjualan dan pada hari ini maupun yang akan datang. Hal ini
mempertahankan pelanggan bertujuan agar tenaga penjual dapat bekerja
mengatur waktu dengan baik dan tidak

21
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 19 – 22

mengecewakan pelanggan. Dari data aktifitas Saran


penjualan dapat diramalakan atau diprediksi Tahapan berikutnya adalah
berapa banyak kuota yang akan dijual pada dikembangkan menjadi Cloud Sales Force
masa yang akan datang. Automation sehingga tenaga penjual dapat
Selain aktifitas tenaga penjual terdapat memanfaatkan aplikasi mobile dan tidak
juga Contact Management dimana data terpaku pada satu tempat penyimpanan data
pelanggan diolah dan dimanfaatkan dengan yang butuhkan
baik. Sebagai contoh, data kelahiran pelanggan
bisa menjembatani komunikasi dengan Daftar Pustaka
penjual. Penjual dapat mengucapkan selamat Buttle, Francis, “Customer relationship
ulang tahun melalui SMS kepada pelanggan. Management Concepts and
Secara psikologis pelanggan akan merasa technologies”, 1st ed, Published by
senang karena diperhatikan. Dari data hobby Elsevier Ltd , 2009
pelanggan juga dapat dijadikan komunikasi Dyche, Jill, “The CRM Handbook”, 4th ed,
yang baik untuk meningkatkan penjualan dan Penerbit Addison-Wesley, 2002
mempertahankan loyalitas pelanggan. Lupiyoadi, Hamdani. “Manajemen Pemasaran
Pelanggan akan merasa senang jika penjual Jasa”, 2nd ed. Jakarta : Penerbit Salemba
menawarkan barang yang sesuai dengan Empat., 2006
kebutuhannya. Rustono, “Faktor-faktor yang mempengaruhi
Implementasi Customer Relationship
Kesimpulan Management (CRM) untuk
Kesimpulan yang dapat diambil adalah: meningkatkan loyalitas pelanggan”,
1. Pemanfaatan teknologi Sales Force Ragam Jurnal Pengembangan
Automation dapat meningkatkan penjualan Humaniora Vol.10 N0.3 Desember
jauh lebin besar daripada proses penjualan 2010, Politeknik Negeri Surabaya
manual dikarenakan tenaga penjual bisa
mengambil langkah cepat dari data-data
program yang telah disajikan
2. Dengan menggunakan Sales Force
Automation dapat meningkatkan loyalitas
pelanggan karena pelanggan merasa
diperhatikan dan penjual tahu kebutuhan
pelanggan

22
Media Pembelajaran Protokol UDP, Michael | Nurlaily

MEDIA PEMBELAJARAN DASAR KOMUNIKASI DATA PADA


JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN PROTOKOL UDP

Michael Ardita1, Nurlaily Vendyansyah2


1,2
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
e2982online@yahoo.co.id, lily_flowers05@yahoo.com

Abstrak

Konsep dasar komunikasi data antar komputer dalam suatu jaringan adalah suatu topik
penting bagi mahasiswa yang sedang menempuh perkuliahan di bidang teknologi informasi. Pada
makalah ini dibahas teknik dasar komunikasi data antar komputer dengan cara membuat sebuah
aplikasi sederhana berbasis bahasa pemrograman Delphi. Aplikasi dibangun dengan
mempergunakan komponen Internet Direct (Indy) untuk menangani protokol UDP dan analisa paket
datanya dilakukan dengan perangkat lunak Wireshark. Aplikasi yang dibangun dapat dipergunakan
untuk media pembelajaran dasar komunikasi data

Kata kunci : Jaringan Komputer, Komunikasi Data, Media Pembelajaran, UDP

Pendahuluan 7 Lapisan OSI


Pada saat ini perkembangan teknologi Tujuh lapisan OSI layer adalah lapisan-
informasi yang pesat tampak pada lapisan dalam komunikasi yang digambarkan
perkembangan penjualan produk smart phone oleh ISO oleh International Organization for
saat ini [1],[2]. Dengan adanya perangkat Standardization (ISO) [3],. Pembagian lapisan
smart phone, kita semakin dimudahkan untuk ini dipergunakan untuk menggambarkan tugas
mengakses infromasi dengan cepat baik dari dari masing-masing lapisan mulai dari lapisan
sumber yang jaraknya dekat samapi dari fisik jaringan telekomunikasi sampai dengan
sumber yang terpisah oleh batas-batas negara . lapisan aplikasi. Pada lapisan bawah, protokol
Salah satu pendukung dari kemudahan akses yang dipergunakan untuk komunikasi data
informasi tersebut adalah perkembangan adalah protokol yang sederhana dan semakin
teknologi jaringan computer dan ke lapisan atas semakin kompleks. Tiap-tiap
telekomunikasi. Oleh sebab itu, dasar- lapisan pada suatu host dapat berkomunikasi
dasar komunikasi data dan standar protokol dengan lapisan yang sama pada host lain dalam
yang sudah ada penting untuk dipahami satu jaringan [4].
mahasiswa yang sedang menempuh
perkuliahaan di bidang teknologi informasi dan Jaringan Komputer
komunikasi. Untuk komunikasai data secara Sebuah jaringan komputer adalah
umum dapat dilihat pada standar yang sudah jaringan telekomunikasi yang memungkinkan
diperkenalkan oleh ISO berupa 7 layer OSI. komputer untuk melakukan pertukaran data
Komunikasi data yang paling sederhana adalah [5]. Jaringan komputer dapat berupa jaringan
komunikasi data antara perangkat komputer komputer lokal (LAN) sampai jaringan yang
dengan perangkat masukan berupa keyboard paling besar sedunia (Internet). Supaya data
dan mouse. yang dikirimkan tidak salah alamat, maka tiap-
Pada perkembangan teknologi informasi tiap komputer dalam jaringan memiliki alamat
yang pesat, maka mahasiswa paling tidak IP (Internet Protocol) yang unik.
dihadapkan pada pentingnya pertukaran
informasi antar komputer yang secara tidak
tampak sebenarnya sudah sering dilakukan
dengan cara browsing di internet dimana
sebenarnya terjadi pertukaran data antara client
dan server.

23
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 23 – 27

Protokol UDP Wireshark


User Datagram Protocol (UDP) adalah Wireshark adalah salah satu analyzer
protokol untuk komunikasi data antar protokol jaringan komputer yang banyak
komputer yang sifatnya connection-less dan dipergunakan dalam dunia industri dan dunia
berada pada lapisan transport pada 7 lapisan pendidikan [10]. Perangkat lunak ini dapat
OSI. Protokol UDP merupakan protokol digunakan untuk melakukan pengamatan pada
sederhana pada jaringan komputer sehingga paket-paket data jaringan yang keluar-masuk
merupakan pilihan yang tepat untuk dijadikan dari komputer. Melalui Wireshark dapat
sebagai media pembelajaran komunikasi data diamati alamat IP asal dan tujuan, protokol
antar komputer [6]. Connection-less adalah yang dipergunakan, dan juga dapat
protokol komunikasi data yang sifatnya tidak dipergunakan untuk mengamati isi dari data
meng-garansi paket daya untuk sampai ke yang dikirimkan antar komputer.
alamat tujuan. Protokol komunikasi data UDP
ini memiliki kelebihan dalam kecepatan Analisa Kebutuhan
komunikasi data karena protokol tersebut tidak Untuk membangun suatu aplikasi, yang
memerlukan balasan ( delivery report ) bahwa pertama kali harus dilakukan adalah analisa
paket data sudah sampai ke alamat tujuan. kebutuhan fungsional dari sistem. Adapun
perangkat lunak untuk media pembelajaran
Pemrograman berbasis Dephi yang akan dibangun ini adalah sebagai berikut:
Pemrograman Delphi adalah salah satu 1. Setiap perangkat harus dapat mengirim
bahasa pemrograman berbasis GUI ( dan menerima paket data.
Graphical User Interface – pemrograman 2. Paket data harus dapat dianalisa secara
visual ) merupakan penerus dari bahasa transparan dengan protocol analyzer.
pemrograman Pascal yang saat ini 3. Aplikasi yang dibuat harus bisa
dikembangkan oleh Embarcadero [7]. Bahasa dipergunakan untuk unicast maunpun
pemrograman ini termasuk dalam golongan broadcast.
Rapid Application Development (RAD) yang
dapat dipergunakan untuk membangun aplikasi Perancangan Sistem
dengan cepat mempergunakan syntax-syntax Karena sistem yang dirancang berbasis
Pascal. Bahasa pemrograman Delphi juga pada komunikasi data yang dibuat harus dapat
merupakan bahasa permograman yang cukup dipergunakan untuk melakukan broadcast,
populer di kalangan pengembang software [8]. maka protokol yang harus diterapkan adalah
bahasa pemrograman ini berbasis pada UDP. Supaya komputer dapat menerima data
pemrograman berbasis obyek (OOP) dan juga dari komputer lain maka harus memesan salah
juga mendukung untuk pemrograman aplikasi satu port UDP pada Sistem Operasi. Untuk
untuk jaringan komputer. penggunaan port komunikasi data untuk
keperluan pribadi, sebaiknya dipergunakan
Komponen Internet Direct (Indy) port yang nilainya diatas 1024 karena port
Komponen Indy adalah kependekan dari dengan nomor di bawah 1024 biasanya sudah
Internet Direct yang merupakan komponen dipergunakan untuk well-known ports.
dari pemrograman Delphi. Komponen Indy Protokol UDP yang dipergunakan pada contoh
sifatnya Open Source yang dikembangkan oleh aplikasi ini port 1115. Untuk menerima data
para sukarelawan dengan dukungan dari UDP pada Delphi dapat dilakukan dengan
perusahaan sponsor [9]. Komponen Indy ini mempergunakan komponen IndyUDPServer
pada umumnya menangangi soket komunikasi dan untuk mengirim data dapat
data pada jaringan komputer. Untuk dasar mempergunakan komponen IndyUDPClient.
komunikasi data, komponen Indy yang dapat Pada IdUDPServer juga terdapat fasilitas untuk
dipergunakan adalah IdUDPServer dan mengirim data UDP sehingga penggunaan
IdUDPClient. IndyUDPClient sifatnya tidak wajib ada.

24
Media Pembelajaran Protokol UDP, Michael | Nurlaily

Perancangan format paket data IP yang tertulis dalam edit_IPTujuan.


Pada jaringan komputer terdapat
banyak titik sumber dan banyak titik tujuan. Perancangan Server UDP
Setiap titik tersebut dapat menjadi sumber Untuk menerima data UDP port 1115,
maupun tujuan paket UDP. Karena aplikasi maka pada Delphi dapat dipergunakan
yang dibuat ini untuk media pembelajaran, komponen IdUDPServer.
maka pada paket data yang dibuat tidak diberi Properti yang perlu diubah pada
kode identitas khusus supaya dapat mengirim komponen ini adalah properti DefaultPort.
dan menerima semua paket data UDP dan Algoritma untuk proses penerimaan data
supaya dapat dianalisa dengan mudah melalui adalah :
aplikasi protocol analyzer. 1. Ambil jumlah data yang diterima.
2. Ambil data dari buffer.
Perancangan user interface 3. Tampilkan pada Memo_DataDiterima
Supaya aplikasi yang dihasilkan
mudah dipergunakan oleh pengguna, maka Implementasi script pada pemrograman
yang tidak boleh dilewatkan adalah Delphi adalah dengan menempatkan kode
perancangan antar-muka untuk pengguna berikut pada EventHandler komponen
aplikasi. Antar muka yang dibuat pada aplikasi IdUDPServer.OnUDPRead yang berisi :
ini bersifat Graphical User Interface (GUI).
Antar muka berbasis grafis ini supaya dapat procedure
mengakomodasi keinginn pengguna untuk TForm1.IdUDPServer1UDPRead(Sender:
menentukan siapa sajakah penerima paket TObject; AData: TStream; Abinding:
datanya, apakah hanya satu titik (point-to- TIdSocketHandle);
point) ataukah ke seluruh anggota jaringan var
(broadcast). Antarmuka dengan pengguna str:ShortString;
yang dibuat saat desain dapat dilihat pada UDPDataSize:Byte;
Gambar 1 . begin
UDPDataSize:=AData.Size;
Memo_DataTerima.Lines.Add('');
Memo_DataTerima.Lines.Add(
'Kiriman dari '+Abinding.PeerIP+
' pada '+TimeToStr(Now)+' : ');
AData.Read(str[1],UDPDataSize);
str[0]:=Char(UDPDataSize);
Memo_DataTerima.Lines.Add('>'+str);
end;

Untuk mengaktifkan sever UDP


supaya dapat menerima data dapat dilakukan
dengan cara merubah properti
IdUDPServer1.Active := TRUE pada saat
program dijalankan.

Perancangan Client UDP


Gambar 1. Rancangan Aplikasi Untuk mengirim data UDP dapat
mempergunakan syntax
Gambar 1 menunjukkan lay-out dari IdUDPServer.SendData(). Untuk mengirim
aplikasi yang dibuat. Pada bagian atas terdapat data pada jaringan perlu juga adanya
GroupBox Client Data ( Pengiriman Data ) pengalamatan paket supaya data yang dikirim
yang berfungsi untuk menerima masukkan dari tidak tersesat ke alamat yang lain. Pada
pengguna berupa data yang akan di kirim dan komunikasi data, ada kalanya data yang
alamat IP tujuan. Tombol kirim berfungsi dikirim bersifat broadcast dimana sekali
untuk mengirimkan masukan teks pada pengiriman dapat diterima oleh seluruah
edit_DataUntukDikirim dan dikirim ke alamat anggota jaringan komputer.

25
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 23 – 27

Implementasi script pada untuk Pada pengujian ini alamat IP yang


pengiriman data adalah dengan menempatkan dipergunakan adalah 192.168.11.7 dan
kode berikut pada EventHandler komponen 192.168.11.15 dengan netmask jaringan kelas
btnKirim.OnClick yang berupa kode berikut C ( 255.255.255.0 ). Karena mempergunakan
ini : alamat jaringan privat standard kelas C, maka
alamat IP broadcast-nya adalah
procedure Tform1.btnKirimClick( 192.168.11.255. Proses pengujian dapat dilihat
Sender: TObject); pada Gambar 3 dimana alamat IP tujuan yang
begin dipergunakan adalah alamat IP broadcast
IDUDPServer1.Send( 192.168.11.255 supaya semua server UDP
edit_IPTujuan.Text,1115, yang ada pada jaringan dapat menerima data
edit_DataUntukDikirim.Text); yang sama. Gambar 3 bagian bawah
end; menunjukkan adanya data yang diterima oleh
server UDP yang berupa 2 data dari IP
Pengujian Aplikasi 192.168.11.7 dan 1 data dari IP 192.168.11.15.
Setelah aplikasi selesai dibuat, pada saat
pertama kali aplikasi dijalankan biasanya
sistem operasi akan memberikan perigatan
apakah port komunikasi data untuk server
dibuka atau ditutup (di-block) karena alasan
keamanan. Contoh peringatan aplikasi berupa
server dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 3 – hasil pengujian aplikasi

Pengujian Menggunakan Protocol Analyzer


Untuk mengetahui bahwa aplikasi yang
dibuat dapat berjalan dengan baik atau tidak
dapat juga dilakukan dengan mempergunakan
network protocol analyzer yang berupa
Gambar 2 – Setting firewall untuk server perangkat lunak Wireshark. Gambar 4
menunjukkan hasil tangkapan paket data UDP
dari alamat IP 192.168.11.7 menuju ke alamat
Pengujian Komunikasi Data IP 192.168.11.15 pada software Wireshark.
Untuk memastikan bahwa aplikasi yang Pada aplikasi tersebut dapat dianalisa lebih
dibuat dapat berjalan dengan baik atau tidak, lanjut lagi seperti alamat port UDP-nya pada
maka perlu dilakukan perngujian secara header paket dan data pada payload-nya. Pada
fungsional untuk system yang telah dibuat. baian atas adalah data-data yang paket yang
Pada proses pengujian ini yang dilakukan ter-capture dan pada baian bawah adalah detail
adalah dengan menghubungkan beberapa buah dari paket data yang siap untuk dianalisa.
komputer dalam suatu jaringan.

26
Media Pembelajaran Protokol UDP, Michael | Nurlaily

InfoTrend, “Smartphone Adoption Growing at


Astonishing Rate”, [Online]. Available:
http://www.capv.com/public/
Content/Press/2011/05.25.2011.html
(21- Juli -2013)
–“Teracom Tutorial: OSI 7-Layer Model ”,
[Online]. Available: http://www.tele
communications-tutorials.com/tutorial-
OSI-7-layer-model.htm (21- Juli -2013)
Douligeris, C.;Serpanos, D., "Network
Security:Current Status and Future
Directions", Wiley-IEEE Press, 2007.
–,“Computer network”, http://en.wikipedia.
org/wiki/Computer_network (23- Juli -
2013)
Gambar 4 – tangkapan data pada Wireshark
J. Postel, "RFC 768 - User Datagram
Protokol", ISI, 1980 -- Available:
Kesimpulan
http://www.ietf.org/rfc/rfc768.txt (23-
1. Aplikasi yang dibuat dapat dipergunakan
Juli -2013)
untuk menunjukkan prinsip kerja dari
--, "Embarcadero Corporate Overview",
jaringan komunikasi data dasar berbasis
http://www.embarcadero.com/company/
UDP dan IP.
corporate-overview (23- Juli -2013)
2. Dengan aplikasi ini diharapkan mahasiswa
--,"Re: How many Delphi users in the
mampu memahami dasar komunikasi
World?", http://coding.derkeiler.com/
secara point-to-point dan broadcast dan
Archive/Delphi/borland.public.delphi.no
mengetahui proses analisa paket datanya
n-technical/2007-08/msg01759.html
melalui perangkat lunak Wireshark.
(23- Juli -2013)
--, "Indy - About", http://www.indyproject
Daftar Pustaka
.org/About.EN.aspx (23- Juli -2013)
–,“China Smartphone Market Report, 2006”
--, "About Wireshark", http://www.wireshark
[Online]. Available: http://www.resear
.org/about.html (23- Juli -2013)
chinchina.com/report/ Telecommu
nications/667.html (21-Juli-2013)

27
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42

PENGGUNAAN PROGRAMMABLE LOGIC DEVICE (PLD)


BERBASIS PROGRAMMABLE ARRAY LOGIC (PAL)
DAN GENERIC ARRAY LOGIC (GAL) UNTUK
MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER 4 BIT

Sonny Prasetio
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
sonny@fti.itn.ac.id

Abstrak

Perancangan rangkaian digital dapat dibangun dengan berbagai device digital. Beberapa
rangkaian digital dapat dibangun menggunakan rangkaian terpadu yang bersifat fixed logic. Adanya
Programmable Logic Device (PLD) memberikan ruang lingkup yang luas bagi pengembang
rangkaian digital. Berbagai aplikasi dan fungsi dapat diwujudkan melalui konfigurasi array sebagai
penentu rangkaian digital yang dirancang.
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan metode perancangan sebuah rangkaian terpadu
multiplekser dan demultiplekser 4 bit pada 1 (satu) chip PLD. Perancangan dimulai dengan
menentukan device PLD yang digunakan yaitu GAL20V8 dan PAL20L8. Pemilihan GAL20V8 dan
PAL20L8 ini didasari dengan jumlah pin input dan output yang terdapat pada masing-masing IC.
Metode penyederhanaan rangkaian digital digunakan untuk mendapatkan persamaan logika dari plan
yang dirancang. Untuk dapat melakukan implementasi persamaan logika multiplekser dan
demultiplekser 4 bit proses pada IC PLD, dilakukan proses pengisian IC dengan menggunakan
universal programmer All-100 Hilosystem.
Pengujian dilakukan dengan cara menguji sinyal keluaran terhadap masukkan dan nilai
logika input/output. Hasil pengujian sinyal menunjukkan bahwa IC GAL20V8 dan PAL20L8 dapat
digunakan untuk meloloskan input berupa sinyal kotak. Dari pengujian nilai logika input/ouput pada
multiplekser dan demultiplekser 4 bit yang dibangun pada GAL20V8 dan PAL20L8 memiliki
keberhasilan 100% atau sesuai dengan tabel kebenaran.

Kata kunci : multiplekser, demultiplekser, GAL20V8, PAL20L8, PLD

Pendahuluan referensi agar rangkaian terpadu PLD tersebut


Programmable Logic Device (PLD) dapat digunakan sesuai dengan fungsi yang
adalah rangkaian terpadu (IC) digital yang dirancang. Dalam hal ini dapat digaris bawahi
dapat diprogram untuk dapat menghasilkan bahwa IC PLD yang berbeda mempunyai cara
fungsi logika tertentu. Beberapa IC PLD ada pemrograman yang berbeda pula.
yang mempunyai kemampuan untuk Perancangan menggunakan IC PLD
mengaplikasikan fungsi logika kombinasional memerlukan presentasi dari fungsi logika dan
dan ada juga yang dapat mengaplikasikan penyederhanaan persamaan logika. Metode
fungsi kombinasional serta sequential. yang dapat digunakan untuk penyederhanaan
Terdapat beberapa jenis PLD yang telah persamaan logika adalah Sum of Product
banyak digunakan diantaranya Programmable (SOP), Product of Sum (POS) dan peta
Random Memory Access (PROM), Karnaugh. Sum of Product (SOP) merupakan
Programmable Array Logic (PAL), Generic jumlah dari hasil kali yang ditunjukkan dengan
Array Logic (GAL), Programmble Logic ekspresi yang terdiri atas 2 term atau lebih.
Array (PLA), dan lain-lain. Berbagai jenis dan Sedangkan Product of Sum (POS) merupakan
merek produksi IC PLD dapat menjadi pilihan perkalian dari hasil jumlah 2 term atau lebih.
bagi pengguna. Maka diperlukan adanya Penyederhanaan persamaan logika perlu
metode penyederhanaan persamaan logika dilakukan untuk memperkecil area desain[13].
dalam proses perancangan menggunakan IC Penyerdehanaan fungsi logika dapat juga
PLD. Kemampuan dan peforma yang dilakukan dengan menggunakan peta
didapatkan dari metode perancangan menjadi Karnaugh[8].

28
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny

Rangkaian logika terpadu yang


mempunyai beberapa fungsi dalam satu device
tentunya menjadi keinginan bagi para designer
elektronika. Adanya IC (Integrated Circuit)
yang mempunyai fungsi logika sebagai
multiplekser dan demultiplekser akan
memberikan kontribusi bagi dunia elektronika
digital. Penggunaan PLD yang di rancang
dengan fungsi kombinasional akan
menghasilkan beberapa fungsi logika di dalam
1 (satu) device IC[13]. Ranngkaian
multiplekser dan demultipleser terdiri atas
rangkaian kombinasional gerbang AND, OR,
dan NOT[8]. Multiplekser dapat difungsikan Gambar 1. Gambar rangkaian digital terpadu
sebagai penyeleksi data, konverter paralel to yang bersifat programmable
serial, dan implementasi pada arbitary fungsi Sumber : Maini, 2007
logika. Sedangkan demultiplekser dapat
digunakan sebagai distributor data dan pemilih Konsep dasar dari PLD adalah membuat
jalur data. sebuah rangkaian logika terpadu
Penggunaan IC PLD dapat dilihat dari kombinasional yang bersifat programmable
implementasi yang akan di rancang. Apabila (dapat diprogram). Umumnya rangkaian sirkuit
jumlah gerbang yang dipergunakan tidak kombinasional merupakan rangkaian yang
terlalu banyak maka perancangan dapat tidak memiliki elemen memori. Hal ini
menggunakan IC PAL atau GAL. berbeda dengan mikroprosesor yang mampu
menjalankan sebuah program yang tersimpan
Programmable Logic Device (PLD) dalam memori dan mempengaruhi perangkat
Pada rangkaian elektronika digital keras yang telah terkoneksi. Pemrograman
dikenal dengan 2 jenis rangkaian terpadu yaitu PLD diterapkan pada perancangan sebuah
rangkaian logika permanen (fixed logic) dan perangkat keras agar memiliki fungsi logika
rangkaian logika yang dapat di program tertentu dan sesuai dengan hasil
(Programmable Logic Device). Rangkaian penyederhanaan fungsi logika. Arsitektur
logika permanen mempunyai konfigurasi programmable logic device (PLD) ditunjukkan
fungsi tertentu dan bersifat tetap, sebagai dalam Gambar 2.
contoh rangkaian terpadu flip-flop,
multiplekser, demultiplekser, dan lain-lain.
Sedangkan untuk rangkaian logika yang
bersifat dapat diprogram (programmable)
mempunyai struktur array logic yang
memerlukan pemrograman untuk mengatur
pemutusan secara elektrik pada array tersebut.
Pemutusan elektrik (electric fuse) dilakukan
untuk memilih jalur yang akan digunakan
dalam penerapan fungsi logika. Gambar
rangkaian digital terpadu sederhana yang
bersifat dapat diprogram (programmable)
ditunjukkan dalam Gambar 1 .

Gambar 2. Arsitektur programmable logic


device Sumber : Maini,2007

29
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42

Programmable Array Logic (PAL)


Arsitektur PROM sangat sesuai jika
aplikasi yang dibuat mengharuskan setiap
kemungkinan kombinasi input menghasilkan
suatu fungsi output. Sebagi contoh konverter
kode tertentu dan penyimpanan data. Ada
banyak aplikasi yang tidak semuanya
memerlukan kombinasi secara terprogram
pada bagian input. Seperti pada fungsi logika
dalam Gambar 3 bahwa tidak semuanya
merupakan hasil dari operasi AND.

Gambar 4. Arsitektur PAL


Sumber : Tocci,1995

Generic Array Logic (GAL)


Generic array logic (GAL) mempunyai
karakteristik array gerbang AND yang dapat
diprogram, array gerbang OR dan logika
output yang dapat di program ulang. GAL
seperti sebuah IC PAL, akan tetapi array
gerbang AND dapat di program ulang.
Gambar 3. Pemrograman pada array Tentunya dengan ketentuan yang tertera pada
Sumber : Tocci,1995 datasheet tentang siklus hapus dan tulis. Maka
saat ini sangat memungkinkan untuk
Hal inilah yang menjadi latar belakang menggunakan EEPROM (Electrical Eraseable
dikembangkannya jenis dari Programmable Programmable Read Only Memory) untuk
Logic Device (PLD) yang disebut dengan menyimpan pola program. Pada IC GAL ini
Programmable Logic Array (PAL). Arsitektur terdapat output logic macrocells (OLMCs)
PAL agak berbeda sedikit dengan PROM, yang terdapat pada sisi output, yang mana
seperti ditunjukkan dalam Gambar 4. dapat digunakan untuk melakukan konfigurasi
output sebagai kombinasional atau register.

30
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny

apabila tidak berhasil maka harus dilakukan


pengecekan hardware.

Mulai

Penyederhanaan
Fungsi Logika

Menjalankan
development Pengujian PLD
software

Memasukkan
N
persamaan logika Cek persamaan
Berhasil ?
logika

Development Y A
software
menghasilkan fuse
map dan test data Melakukan pengujian
pada rangkaian yang
sebenarnya
Gambar 5.
(a) Output yang dihasilkan oleh GAL, Mengirim fuse
map dan test data
(b) arsitektur OLMC pada programmer N
Berhasil ? Meniliti kesalahan
Sumber : Maini,2007
Y
Pemrograman
Dalam Gambar 5 (a) dan (b) ditunjukkan blok PLD

skematik Generic Array Logic (GAL) dan Selesai

arsitektur dari GAL yang di dalamnya terdapat Gambar 6. Diagram alir pemrograman PLD
OLMC. Tipe dari OLMC dalam Gambar 5 (b) Sumber : Tocci,1995
dapat di konfigurasi untuk menghasilkan 4
output yang berbeda berdasarkan dari seleksi Multiplekser
input. Multiplekser atau selektor data adalah
suatu rangkaian logika yang menerima
Pemrograman PLD beberapa input data dan untuk suatu saat
Pemrograman dan uji coba data dilakukan tertentu hanya mengijinkan satu dari data input
menggunakan software yang dijalankan pada tersebut untuk diteruskan pada output. Jalur
sebuah komputer. Dengan menggunakan yang akan ditempuh dari input data yang
software tersebut maka perancangan dapat diinginkan ke output dikontrol oleh pemilih
memasukkan data pada komputer yang berisi input input selektor . Dalam Gambar 7
tentang fungsi logika yang dikehendaki. ditunjukkan diagram sebuah multiplekser
Keluaran dari software berupa fuse map dan secara umum. Pada diagram ini input dan
hasil tes data yang dikirimkan pada memory output digambar sebagai panah besar untuk
PLD. Diagram alir pemrograman ditunjukkan menunjukkan bahwa input dan output tersebut
dalam Gambar 6. Tahap awal dimulai dengan merupakan satu kelompok atau lebih.
penyederhanaan persamaan fungsi logika.
Setelah persamaan fungsi logika didapatkan
I0
maka dapat dilanjutkan dengan menjalankan
development software. Hasil dari development
software tesebut merupakan fuse map dan data I1
Multiplekser Output Z
test yang digunakan untuk pemrograman PLD.
Kemudian dilanjutkan dengan tahap pengujian,
apabila berhasil maka dapat dilakukan IN-1
pengujian pada rangkaian yang sesungguhnya,
akan tetapi apabila pengujian tidak berhasil
maka harus dilakukan pengecekan persamaan
Input
logika dalam mengulangi tahapan Selektor
pemrograman dari penyederhanaan persamaan Gambar 7. Diagram multiplekser secara umum
logika. Pada tahap pengujian pada rangkaian
Sumber : Nur, 1981

31
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42

Cara kerja multiplekser seperti sebuah Kerangka Teori


switch multi posisi yang dikontrol secara Kerangka teori penelitian ditunjukkan
digital dimana kode digital yang diberikan dalam Gambar 9.
pada pemilih input akan mengontrol input- TEKNOLOGI MONOLITIK

input data yang akan dipilih. Misalnya, output


BIPOLAR CMOS
z akan sama dengan data input I0 untuk kode
pemilih input tertentu, z akan sama dengan I1 HCMOS BICMOS

untuk kode pemilih input tertentu yang lain. TTL RTL DTL ECL PAL
GAL

Dengan kata lain, multiplekser memilih 1 dari


N data input dan menyalurkan data yang PERANCANGAN

terpilih ke suatu channel output tunggal. MULTIPLEKSER


DEMULTIPLEKSER 4 BIT

Proses inilah yang disebut dengan SIMULASI

multiplexing. MULTIPLEKSER DAN


DEMULTIPLEKSER 4 BIT

Tidak COMPILE

Demultiplekser BENAR ?

Demultiplekser adalah rangkaian logika TUJUAN


Ya

PENELITIAN

kombinasional yang memiliki 1(satu) jalur


input dan 2n jalur output (n adalah jumlah PENGGUNAAN
IC PAL DAN GAL

selector). Sinyal pada jalur input akan PEMROGRAMAN


IC PAL DAN GAL

diteruskan ke jalur output sesuai dengan UJI COBA IC PAL & GAL
SEBAGAI MULTIPLEXER

kondisi logika selector. Dalam Gambar 8


ditunjukkan representasi demultiplekser 4 bit. Tidak
SESUAI ?

Ya

SELESAI

Gambar 9. Kerangka teori penelitian

Konsep penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka
dilakukan perancangan dan implementasi
multiplekser dan demultiplekser 4 bit pada
1(satu) chip PLD. Implementasi dilakukan
pada IC GAL20V8 dan PAL20L8 yang
Gambar 8. Representasi demultiplekser 4 bit memiliki jumlah pin input/output yang sama.
Sumber : Maini, 2007 Sebagai media untuk mengetahui fungsi logika
multiplekser dan demultiplekser 4 bit maka
Cara kerja demultiplekser seperti sebuah dibangun minimun sistem yang dilengkapi
switch multi posisi yang dikontrol secara dengan indikator dan selektor untuk mengatur
digital dimana kode digital yang diberikan jalur input serta dapat mengetahui nilai logika
pada pemilih/selektor akan mengontrol output output.
data yang akan dipilih. Misalnya, output z akan
sama dengan data input I0 untuk kode pemilih Tahap Penelitian
output tertentu, z akan sama dengan I1 untuk Penelitian dilakukan dengan tahapan
kode pemilih output tertentu yang lain. Dengan seperti diagram alir dalam Gambar 10.
kata lain, demultiplekser memilih 1 dari N
output dan menyalurkan satu data input ke
suatu channel output tertentu. Proses inilah
yang disebut dengan demultiplexing.

32
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny

PAL20L8
MULAI

Studi Literatur

Persiapan penelitian :
 Penentuan IC PAL dan GAL yang digunakan
 Indetifikasi masalah
 Menyiapkan tools yang dibutuhkan
 Mengumpulkan peralatan yang digunakan.

Gambar 11. Konfigurasi pin PAL20L8 dan


Membuat Hardware Minimum
Sistem PAL dan GAL
GAL20V8

Rangkaian minimum sistem PAL20L8


Hardware OK ?
Tidak dan GAL20V8 ditunjukkan dalam Gambar 12.
Hardware terdiri atas regulator tegangan 5 volt,
Ya
IC PLD, dip switch serta led pada port input
Membuat Persamaan
Rangkaian Logika
dan output. IC PLD adalah PAL20L8 dan
GAL20V8. Dip switch diletakkan pada blok
Rangkaian logika PAL Rangkaian logika GAL
input minimum sistem dan berfungsi sebagai
pemilih input rendah atau tinggi. Indikator
Merancang Skema Multiplekser
logika berupa led yang terpasang pada port
dan Demultipleser 4 bit pada
Protel 99 SE input dan output rangkaian minimum sistem.

Melakukan proses
Compile

Tidak
Skema Benar ?

Ya

File jedec (.jed)

Pengisian PAL
dan GAL

Uji coba Tidak


benar ?

Ya

Analisis

Dokumentasi
penelitian

Gambar 12. Rangkaian minimum sistem


Selesai
GAL20V8 dan PAL20L8

Gambar 10. Tahapan penelitian Dalam Gambar 13 ditunjukkan gambar PCB


rangkaian minimum sistem GAL20V8 dan
Perancangan Hardware PAL20L8.
Pemilihan IC PLD yang digunakan
didasari dengan jumlah pin input dan output
serta kapasitas gerbang logika. Aplikasi
multiplekser dan demultiplekser 4 bit
memerlukan 9 pin input dan 5 pin output. IC
PAL20L8 dan GAL20V8 memiliki 14 pin
yang dapat digunakan sebagai input dan 8 pin
yang dapat digunakan sebagai output. Dalam
Gambar 13. PCB rangkaian minimum sistem
Gambar 11 ditunjukkan konfigurasi pin dari
GAL20V8 dan PAL20L8
PAL20L8 dan GAL20V8.

33
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42

Penyederhanaan persamaan logika demultiplekser berfungsi sebagai pemilih


Perancangan persamaan logika output. Tabel kebenaran demultiplekser 4 bit
multiplekser dan demultiplekser diawali ditunjukkan dalam Tabel 2.
dengan penyederhanaan rangkaian logika.
Acuan dari penyederhanaan persamaan logika Tabel 2. Tabel kebenaran demultiplekser 4 bit
tersebut ialah tabel kebenaran dari rangkaian Inpu S S Out Out Out Out
logika multiplekser dan demultiplekser. Nilai t 0 1 0 1 2 3
input dan output akan didapatkan dari tabel 1 0 0 1 * * *
kebenaran. Berdasarkan keadaan logika 1 0 1 * 1 * *
tersebut maka dapat dirumuskan dalam sebuah 1 1 0 * * 1 *
persamaan logika. 1 1 1 * * * 1
Rangkaian multiplekser 4 bit dapat
disusun mengunakan gerbang AND, OR dan Peta Karnaugh Dalam Gambar 15
NOT. Di dalam multiplekser 4 bit terdapat 4 ditunjukkan persamaan logika demultiplekser
input, 2 selektor, dan 1 output. Tabel 4 bit dapat dibentuk dari peta Karnaugh. Pada
kebenaran dari rangkaian logika multiplekser 4 hal ini digunakan metode Sum of Product
bit ditunjukkan dalam Tabel 1. (SOP) untuk mendapatkan bentuk persamaan
logika.
Tabel 1. Tabel kebenaran multiplekser 4 bit
In0 In1 In2 In3 S0 S1 Output
1 * * * 0 0 In1
* 1 * * 0 1 In2
* * 1 * 1 0 In3
* * * 1 1 1 In4

Penyederhanaan rangkaian logika dapat


dilakukan dengan metode Sum of Product Gambar 15. Peta Karnaugh demultiplekser 4
(SOP) dan Product of Sum (POS). Pada bit
perancangan multiplekser dan demultiplekser
ini digunakan metode Sum of Product (SOP). Bentuk persamaan logika demultiplekser 4 bit
Persamaan logika didapatkan dari peta adalah sebagai berikut :
Karnaugh yang diisi berdasarkan tabel Misal : Out0=A, Out1=B, Out2=C, Out3=D
kebenaran multiplekser 4. = , = , = , =
…...(8)

Setelah persamaan logika multiplekser


dan demultiplekser 4 bit diketahui maka dapat
dilanjutkan dengan pemrograman IC PAL dan
GAL. Pemrograman dilakukan dengan
mengimplentasikan bentuk persamaan logika
Gambar 14. Peta Karnaugh Multiplekser 4 bit menjadi rangkaian kombinasi gerbang logika.

Berdasarkan peta Karnaugh dalam Gambar 14 Perancangan gerbang logika


maka persamaan logika yang dapat ditulis Persamaan logika multiplekser dan
adalah : demultiplekser 4 bit dapat diimplementasikan
Misal : In0=A, In1=B, In2=C, In3=D ke dalam rangkaian kombinasi gerbang logika.
Kombinasi dilakukan dengan menggunakan 3
= + + + jenis gerbang logika yaitu AND, OR dan NOT.
……(7) Hasil dari susunan gerbang-gerbang logika
tersebut harus sesuai dengan tabel kebenaran
Rangkaian logika demultiplekser terdiri multiplekser dan demultiplekser 4 bit.
dari 1 input, 2 selektor dan 4 output. Prinsip Perancangan gerbang logika pada IC
kerja demultiplekser merupakan lawan atau GAL20V8 dilakukan mengacu pada
kebalikan dari multiplekser. Selektor pada persamaan logika yang telah diketahui. Dalam

34
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny

Gambar 16 ditunjukkan rangkaian logika array OR yang bersifat tetap (fixed). Untuk
multiplekser yang telah dirancang sesuai membangun sebuah rangkaian multiplekser 4
dengan Persamaan 7 dan memenuhi tabel bit pada PAL20L8 yang juga terdiri atas
kebenaran multiplekser yang ditunjukkan pada gerbang OR, maka diperlukan penerapan teori
Tabel 1. bubble pushing. Dalam penerapan teori bubble
pushing sebuah gerbang OR dapat di bangun
menggunakan gerbang NAND. Gerbang OR
yang dibangun menggunakan rangkaian
gerbang NAND ditunjukkan dalam Gambar
19. Dalam Gambar x.xx ditunjukkan
rangkaian gerbang NAND yang menerapkan
teori bubble pushing dan berfungsi sebagai
gerbang OR 4 input.

Gambar 16. Rangkaian logika multiplekser


pada GAL20V8
Gambar 19. Kombinasi gerbang NAND yang
Setelah perancangan rangkaian logika berfungsi sebagai OR
multiplekser pada GAL20V8 dilakukan. Proses
perancangan dilanjutkan dengan pembuatan Dalam rangkaian multiplekser 4 bit terdapat
rangkaian demultiplekser pada GAL20V8. gerbang OR 4 input. Dengan menerapkan teori
Metode perancangan ini mengacu pada bubble pushing gerbang OR 4 bit dapat
persamaan logika demultiplekser yang dirancang menggunakan gerbang NAND.
ditunjukkan dalam Persamaan 8. Hasil Rangkaian OR 4 input menggunakan gerbang
perancangan rangkaian logika demultiplekser NAND ini harus memenuhi tabel kebenaran
ditunjukkan dalam Gambar 18. gerbang OR 4 input. Dalam Gambar 20
ditunjukkan gerbang OR 4 input dan rangkaian
gerbang NAND yang berfungsi sebagai
gerbang OR 4 input.

Gambar 18. Rangkaian logika demultiplekser 4


bit

Dalam perancangan rangkaian logika


multiplekser dan demultiplekser 4 bit
menggunakan PAL20L8 terdapat perubahan Gambar 20. Gerbang OR 4 input dan
dalam susunan kombinasi gerbang logika. rangkaian NAND yang berfungsi sebagai
Dalam hal ini perbedaan ditunjukkan pada gerbang OR 4 input menggunakan teori bubble
rangkaian multiplekser 4 bit. pushing
Pada PAL20L8 perancangan rangkaian
logika digital tidak dapat menerapkan plan Teori bubble pushing ini diterapkan
yang memiliki fungsi OR secara langsung. Hal pada perancangan rangkaian multiplekser 4 bit
ini disebabkan karena pada PAL20L8 memiliki pada PAL20L8. Dalam penerapan pada

35
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42

PAL20L8 rangkaian OR 4 input menggunakan pada PAL20L8 tidak diperbolehkan


gerbang NAND dengan teori bubble pushing melakukan implementasi gerbang OR 4 input,
perlu dilakukan perubahan pada saat dan untuk dapat mempertahankan tabel
diaplikasikan pada rangkaian multiplekser 4 bit kebenaran dari multiplekser maka
di IC PAL20L8. Perubahan yang dilakukan ditambahkan gerbang NOT pada INPUT0,
ada dengan mengubah gerbang NAND pada INPUT1, INPUT2 dan INPUT3 pada
bagian output rangkaian OR 4 bit menjadi rangkaian multiplekser PAL20L8.
gerbang AND. Modifikasi yang dilakukan
ditunjukkan dalam Gambar 21. Hal ini Pemrograman GAL20V8 dan PAL20L8
dilakukan agar compiler tidak mendeteksi Penentuan pin yang digunakan pada
adanya plan OR dalam PAL20L8. PAL20L8 dan GAL20V8 berdasarkan dari
AND
fungsi tiap-tiap pin. Untuk pin yang berfungsi
NAND
sebagai input digunakan sebagai pin input
rangkaian multiplekser dan demultiplekser 4
bit, sedangkan pin yang berfungsi sebagai
output digunakan sebagai pin ouput rangkaian.
Pada perancangan rangkaian multiplekser dan
Gambar 21. Pengantian gerbang logika NAND
demultiplekser 4 bit memerlukan 9 pin input
menjadi AND
dan 5 pin output. Maka pin input rangkaian
dapat menggunakan pin no. 2-10 dan untuk pin
Perubahan yang dilakukan
output menggunakan pin no. 17-21. Dalam
menyebabkan rangkaian gerbang NAND
Gambar 23 dan Gambar 24 ditunjukkan
tersebut tidak berfungsi sebagai gerbang OR 4
penentuan pin yang digunakan sebagai input
input. Agar dapat mendukung fungsi rangkaian
dan output.
multiplekser 4 bit maka diperlukan
pengabungan dengan gerbang logika yang
lainnya. Perubahan rangkaian multiplekser 4
bit pada GAL20V8 ke multiplekser 4 bit pada
PAL20L8 ditunjukkan dalam Gambar 22.

Gambar 23. Penentuan pin input dan output


pada PAL20L8

Multiplekser GAL20V8

Gambar 24. Penentuan pin input dan output


pada GAL20V8
Multiplekser PAL20L8
Pemrograman IC Programmable Logic
Gambar 22. Rangkaian multiplekser pada Device khususnya GAL dan PAL dapat
GAL20V8 dan PAL20L8 dilakukan dengan berbagai macam cara.
Dalam penelitian ini pemrograman dilakukan
Rangkaian multiplekser pada menggunakan Compiler Universal for
PAL20L8 mengalami perubahan pada gerbang Programmable Logic (CUPL) yang terdapat
logika yang digunakan. Hal ini terjadi karena dalam Protel 99SE. Dengan menggunakan cara

36
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny

ini maka pemrograman dapat dilakukan di Protell 99SE. Dalam Gambar 27


dengan menggunakan diagram skematik. ditunjukkan pembentukan rangkaian
Perancangan rangkaian logika demultiplekser menggunakan diagram logika
multiplekser dan demultiplekser pada PLD IC 74HC139.
menggunakan CUPL dapat dilakukan
menggunakan persamaan logika atau hanya
dengan menggunakan diagram logika. Dalam
penelitian ini perancangan multiplekser 4
dilakukan dengan menggunakan persamaan
logika dan perancangan demultiplekser 4 bit
mengacu pada diagram logika IC
demultiplekser 74HC139. Untuk dapat mencari
persamaan logika diperlukan bantuan peta
Karnaugh multiplekser 4 bit. Proses
pembentukan persamaan logika multiplekser 4
bit dengan bantuan peta Karnaugh ditunjukkan
dalam Gambar 25. Gambar 27. Perancangan demultiplekser
menggunakan diagram logika pada 74HC139

Dalam perancangan multiplekser dan


demultiplekser pada PAL dan GAL terdapat
perbedaan proses perancangan rangkaian
logika. Rangkaian logika multiplekser dan
Gambar 25. Pembentukan persamaan logika demultiplekser pada PAL memerlukan
multiplekser 4 bit menggunakan peta perubahan struktur gerbang logika dengan
Karnaugh menerapkan teori bubble pushing. Diagram alir
proses perancangan multiplekser dan
Setelah memperoleh persamaan logika demultiplekser 4 bit pada IC GAL20V8
dapat dilanjutkan dengan penyusunan Gambar 28.
rangkaian multiplekser 4 bit menggunakan
gerbang AND, OR dan NOT. Penyusunan
gerbang logika mengacu pada persamaan
logika yang telah didapatkan.

Gambar 26. Pembentukan rangkaian


multiplekser 4 bit menggunakan persamaan
logika
Gambar 28. Diagram alir proses perancangan
Perancangan rangkaian logika multiplekser dan demultiplekser 4 bit pada
demultiplekser 4 bit menggunakan diagram GAL20V8
logika IC 74HC139. Pada perancangan ini
struktur gerbang logika yang dibentuk pada Proses perancangan multiplekser dan
PLD tidak menggunakan persamaan logika. demultiplekser 4 bit pada GAL20V8
Skema rangkaian logika pada datasheet perancangan dimulai dengan pembuatan
74HC139 dapat digunakan secara langsung skema. Kemudian skema tersebut dicocokan
pada saat menggambar skema demultiplekser dengan tabel kebenaran, apabila nilai logika

37
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42

cocok dengan tabel kebenaran maka dapat


dilakukan dengan proses compile. Bila proses
compile berhasil maka akan menghasilkan file
jedec (.jed) dan file jedec inilah yang nantinya
di isikan pada GAL20V8.

Gambar 30. Skema diagram logika


multiplekser dan demultiplekser 4 bit
Gambar 29. Diagram alir proses perancangan Setelah skematik dibuat dilanjutkan
multiplekser dan demultiplekser 4 bit pada dengan melakukan alokasi pin yang digunakan
PAL20L8 pada GAL dan PAL. Alokasi pin ini
disesuaikan dengan fungsi pin GAL dan PAL
Dalam diagram alir proses perancangan yang ada dalam datasheet. Pada Protel 99SE
multiplekser dan demultiplekser 4 bit pada alokasi pin yang digunakan sebagai input
PAL20L8 perancangan dimulai dengan ditandai dengan nama ipad dan yang
pembuatan skema. Kemudian dengan digunakan sebagai output ditandai dengan
menerapkan teori bubble pushing, struktur nama opad. Nomor pin yang digunakan harus
rangkaian logika dapat dirubah sesuai dengan tercantum dalam ipad atau opad yang telah
array pada PAL20L8. Proses berikutnya skema diletakkan pada skematik. Peletakkan ipad dan
tersebut dicocokan dengan tabel kebenaran, opad ditunjukkan dalam Gambar 31.
apabila nilai logika cocok dengan tabel
kebenaran maka dapat dilakukan dengan
proses compile. Bila proses compile berhasil
maka akan menghasilkan file jedec (.jed) dan
file jedec inilah yang nantinya di isikan pada
PAL20L8.
Skema rangkaian dibuat pada lembar Gambar 31. Alokasi pin pada Protel 99SE
kerja Protel 99 SE dengan cara menambahkan
library PLD pada kotak komponen. Dalam Untuk mendapatkan file jedec maka
Gambar 30 ditunjukkan skema diagram logika harus dilakukan proses compile. Pada Protel
multiplekser dan demultiplekser 4 bit yang 99SE proses compile dapat dilakukan dengan
telah digambar pada lembar kerja skematik cara mengatur konfigurasi menu PLD.
Protel 99SE. Pengaturan menu PLD dilakukan untuk
memilih target device. Dalam Gambar 32
ditunjukkan isi dari menu PLD pada Protel
99SE.

38
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny

Gambar 33. Pengujian input dan output


multiplekser GAL20V8 pada saat S0=0, S1=0
Gambar 32. Tampilan menu PLD
Tabel 3. Hasil pengujian multiplekser 4 bit
Bila konfigurasi menu PLD telah dilakukan pada GAL20V8
maka dapat dilanjutkan dengan proses compile. IN0 IN1 IN2 IN3 S0 S1 OUTPUT
Setelah proses compile selesai maka akan PIN PIN PIN PIN PIN PIN
didapatkan file jedec dengan ekstensi .jed. PIN 21
2 3 4 5 6 7
Pengisian IC PLD dilakukan dengan
1 * * * 0 0 IN0
menggunakan universal programmer Hilo All-
* 1 * * 0 1 IN1
100.
* * 1 * 1 0 IN2
Pengujian dan analisis * * * 1 1 1 IN3
Analisa dan pengujian yang dilakukan
dalam penelitian ini bertujuan untuk Kemudian pengujian dilanjutkan dengan
mengetahui karakteristik pemrograman IC rangkaian demultiplekser 4 bit pada
GAL dan PAL, kemampuan IC GAL dan PAL GAL20V8. Rangkaian demultiplekser
sebagai penyederhana rangkaian elektronika mempunyai selektor untuk memilih jalur
digital, dan bentuk sinyal keluaran yang output. Kondisi logika jalur output akan
mampu dihantarkan oleh IC GAL dan PAL. bernilai sama dengan kondisi logika input
apabila data selektor sesuai dengan jalur output
Pengujian hasil pemrograman PAL dan yang dipilih. Sebagai contoh OUT0 akan sama
GAL dengan INPUT bila selektor S0=0 dan S1=0.
Pengujian hasil pemrograman dilakukan Dalam Gambar 34 ditunjukkan pengujian
dengan melihat logika input dan output pada rangkaian logika demultiplekser 4 bit pada
PAL dan GAL yang telah diprogram. Proses GAL20V8. Hasil dari pengujian
ini dapat dilakukan secara langsung pada demultiplekser ditunjukkan dalam Tabel 4.
minimum sistem yang telah dilengkapi led dan
dip switch. Uji coba dilakukan sesuai dengan
tabel kebenaran multiplekser dan
demultiplekser. Logika input pada selektor
diatur oleh dip switch yang dapat terhubung
pada ground dan vcc.
Pertama kali pengujian dilakukan pada
rangkaian multiplekser yang terdapat pada Gambar 34. Pengujian input dan output
GAL20V8. Sesuai dengan tabel kebenaran, demultiplekser GAL 20V8 pada saat S0=0,
multiplekser 4 bit akan meneruskan logika S1=0
yang ada pada jalur input 1 (IN0) apabila
selektor dalam kondisi S0=0 dan S1=0. Tabel 4. Hasil pengujian demultiplekser 4 bit
Keadaan logika output rangkaian multiplekser pada GAL20V8
akan sama dengan kondisi logika input yang OUT OUT OUT OUT
terpilih oleh selektor. Dalam Gambar 33 IN S0 S1
0 1 2 3
ditunjukkan pengujian pada minimum sistem PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN
Generic Array Logic (GAL). Proses pengujian 8 9 10 20 19 18 17
ini dilanjutkan sesuai dengan nilai logika 1 0 0 1 * * *
selektor yang ada dalam tabel kebenaran. Hasil 1 0 1 * 1 * *
pengujian rangkaian multiplekser 4 bit dalam
1 1 0 * * 1 *
GAL20V8 ditunjukkan dalam Tabel 3.
1 1 1 * * * 1

39
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42

Prosedur pengujian multiplekser 4 bit OUT OUT OUT OUT


IN S0 S1
pada PAL20L8 sama dengan pengujian 0 1 2 3
GAL20V8. Untuk rangkaian multiplekser pada PIN PIN PIN PIN PIN PIN PIN
PAL20L8 memiliki spesifikasi yang sama 8 9 10 19 18 17 16
dengan rangkaian multiplekser pada 1 0 0 1 * * *
GAL20V8. Pengujian ditunjukkan dalam 1 0 1 * 1 * *
Gambar 35 dan hasil pengujian multiplekser
pada PAL20L8 ditunjukkan dalam Tabel 5. 1 1 0 * * 1 *
1 1 1 * * * 1
Hasil pengujian nilai logika input dan
output yang diperoleh merupakan hasil dari
penyederahaan persamaan logika rangkaian
logika multiplekser dan demultiplekser. Tabel
kebenaran yang didapat dari hasil pengujian
merupakan nilai logika yang tepat, apabila
Gambar 35. Pengujian input dan output nilai-nilai tersebut dimasukkan dalam
multiplekser PAL20L8 pada saat S0=0, S1=0 persamaan logika yang telah ditemukan.

Tabel 5. Hasil pengujian multiplekser 4 bit Pengujian sinyal keluaran pada GAL dan
pada PAL20L8 PAL
IN0 IN1 IN2 IN3 S0 S1 OUTPUT Pengujian sinyal keluaran pada GAL
PIN PIN PIN PIN PIN PIN dan PAL dilakukan untuk mengetahui sinyal
PIN 21
2 3 4 5 6 7 yang mampu dihantarkan oleh GAL dan PAL.
1 * * * 0 0 IN0 Sinyal masukkan diberikan pada bagian input
* 1 * * 0 1 IN1 GAL dan PAL yang telah terkonfigurasi
* * 1 * 1 0 IN2 sebagai multiplekser dan demultiplekser 4 bit.
* * * 1 1 1 IN3 Bentuk sinyal yang diujikan ialah sinyal kotak,
segitiga dan sinus. Dalam pengujian ini
Fungsi demultiplekser ialah diperlukan osiloskop untuk melihat bentuk
menyalurkan sinyal input menuju output sesuai gelombang dan function generator sebagai
dengan logika selektor. Pada PAL20L8 sumber sinyal.
rangkaian demultiplekser mempunyai Prosedur dari pengujian ialah dengan
konfigurasi yang sama dengan demultiplekser memperhatikan frekuensi dan amplitudo
pada GAL20V8. Nilai logika output akan maksimum dari sinyal yang akan diberikan
bernilai sama dengan logika input apabila pada GAL dan PAL. Frekuensi yang
selektor pada posisi output yang terpilih. digunakan pada pengujian ini adalah 100Hz,
Sebagai contoh Output1 sama dengan Input 1kHz, 10kHz, 100kHz untuk setiap bentuk
bila S0=0 dan S1=1. Dalam Gambar 36 sinyal. Amplitudo yang digunakan ialah 5 volt
ditunjukkan pengujian rangkaian untuk seluruh bentuk sinyal yang akan
demultiplekser pada PAL20L8 dan hasil dari diujikan. Rangkaian pengujian ditunjukkan
pengujian demultiplekser pada PAL20L8 dalam Gambar 37.
ditunjukkan dalam Tabel 6.

Gambar 36. Pengujian input dan output


demultiplekser PAL20L8 pada saat S0=0, S1=0

Tabel 6. Hasil pengujian demultiplekser 4 bit


pada PAL20L8 Gambar 37. Rangkaian pengujian GAL dan
PAL

40
Penggunaan Programmable Logic Device, Sonny

Hasil yang diperoleh dari pengujian IC


GAL dan PAL tidak jauh berbeda. Sinyal yang
dapat diteruskan adalah sinyal kotak/square
wave. Bentuk sinyal keluaran terhadap input
yang diberikan tidak mengalami perubahan
bentuk. Apabila diberikan masukkan berupa
sinyal segitiga dan sinus maka keluaran tidak
sama dengan sinyal masukkannya. Maka dapat
disimpulkan bahwa sinyal segitiga dan sinus
tidak dapat di teruskan oleh PAL20L8 dan
GAL20V8. Dalam Gambar 38, 39 dan 40
ditunjukkan hasil dari pengujian sinyal GAL
dan PAL. Gambar 40. Pengujian sinyal sinus 1 khz pada
GAL dan PAL

Dari hasil pengujian sinyal ini PAL20L8


mempunyai batas frekuensi yang dapat
dilewatkan sebesar 500kHz dan pada
GAL20V8 frekuensi yang dapat dilewatkan
adalah 100kHz.

Kesimpulan
Dari hasil pengujian dan analisis dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
a. Pemrograman rangkaian logika pada
GAL20V8 berbeda dengan PAL20L8,
Gambar 38. Pengujian sinyal kotak 1 khz pada perbedaan terjadi pada konfigurasi gerbang
GAL dan PAL logika pada array PAL20L8, sebuah
gerbang OR pada GAL20V8 dibangun
menggunakan 3 buah gerbang NAND pada
PAL20L8 melalui teori bubble pushing.
b. IC PAL20L8 dan GAL 20V8 hanya dapat
meneruskan sinyal kotak/square wave.
c. Nilai logika input dan output memiliki
ketepatan 100% dengan tabel kebenaran
multiplekser dan demultiplekser 4 bit.

Saran
a. Aplikasi yang dapat dirancang
menggunakan PLD sangatlah luas,
sehingga dapat dikembangkan
implementasi lainnya yang membutuhkan
Gambar 39. Pengujian sinyal segitiga 1 khz persamaan logika.
pada GAL dan PAL b. Penggunaan PLD dapat dikembangkan
dengan menggunakan FPGA (Field
Programmable Gate Array), sehingga dapat
menjalankan aplikasi yang lebih kompleks.

41
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 28 – 42

Daftar Pustaka: Navabi, Z. 2005. Digital Design and


Implementation with Field
Balch, M. 2003. Complete Digital Design. Programmable Devices. Springer.
McGraw-Hill. Amerika. Boston
Budiharto, W. 2003. Interfacing Komputer dan Nur, M. 1981. Sistem-sistem Digital. Institut
Mikrokontroler. 2004. PT Elex Media Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya
Komputindo. Jakarta Samman, A. F. 2002. Fuzzy Logic Controller
3Dzale. 2009 . Mengenal Programmable Logic Circuit Design and It’s Implementation
Devices (PLD). on CPLD. Institut Teknologi Bandung.
http://ndoware.com/mengenal- Bandung
programmable-logic-devices-pld.htm. 1 Sofyan. 2004. Risc Sederhana dengan FPGA.
Nop 2009. KOMMIT 2004. Jakarta. Hal 699-707
Leach, D. P , Malvino, P. A . 1995. Digital Tocci, R. J. 1995. Digital System Principle &
Principles And Applications. McGraw- Applications. Prentice Hall. Amerika
Hill. Amerika Tinder, R. F. 2000. Engineering Digital
Kleitz, W . 1996. Digital Electronics Fourth Design Second Edition. Academic Press.
Edition. Prentice Hall. New Jersey San Diego
Maini, A. K . 2007. Digital Electronics : Wood, R. A. 1981. An Electrically Alterable
Principle Devices and Applications. PLA for Fast Turnaround-Time VLSI
John Wiley & Sons. England Development Hardware. IEEE Journal
Martanto. 2000. Perancangan dan of Solid-State Circuits. Vol SC-16 No.
Implementasi Generator Fungsi 5. New York. Halaman. 570-577
DenganMetoda DDS(Direct Digital Fong, E. 1984. An Electrically Reconfigurable
Synthesis) pada CPLD(Complex Programmable Logic Array Using A
Programmable Logic Device). Institut CMOS/DMOS Technology. IEEE
Teknologi Bandung. Bandung Journal of Solid-State Circuits. Vol SC-
19 No. 6. New York. Halaman. 1041-
1044

42
Aplikasi Komunikasi Data, Nurlaily, Michael

Aplikasi Komunikasi Data “Remote Computer Client”

Nurlaily Vendyansyah1, Michael Ardita2


1,2
Teknik Informatika ITN Malang, Jalan Karanglo km 2 Malang
lily_flowers05@yahoo.com. e2982online@yahoo.co.id

Abstrak

Bagaimana cara antar computer dapat berkomunikasi adalah merupakan permasalahan


dasar untuk memahami komunikasi data. Dalam paper ini dibuat aplikasi komunikasi data berbasis
client server untuk tujuan remote computer client melalui computer server menggunakan UDP (User
Datagram Protocol) dengan memesan port yang disediakan untuk alokasi service bebas 16 bit, yaitu
nomor port 1024 hingga 65.535. Fitur yang dapat dikendalikan oleh computer server remote
Shutdown, Restart, Hide Icon Desktop, Unfreeze Mouse dan Keyboard dalam interval waktu tertentu,
Manajemen Windows, Hide Clock, Open CDRoom, Hide Taskbar, serta pemanggilan beberapa
aplikasi Client melalui server.

Kata kunci : UDP, Komunikasi Data, Remote, Jaringan Komputer

Pendahuluan Open Systems Interconnection (OSI) Model


Komunikasi data adalah salah satu OSI model menjelaskan bagaimana
pendukung keberhasilan terciptanya bermacam informasi dari sebuah aplikasi pada sebuah
aplikasi social media yang sedang marak. computer dapat berkomunikasi dengan aplikasi
Sebut saja KakaoTalk, Line, WeChat, pada computer lainnya dalam jaringan. OSI
Whatsapp, Facebook, Twitter, mypeople, model memiliki 7 layer seperti ditunjukkan
Instagram dan masih banyak lagi. Bahkan pada gambar 1, dikembangkan oleh
baru-baru ini, pihak RIM (Research In Motion) International Organization for Standardization
secara resmi meluncurkan BBM for Android (ISO) di Eropa pada 1984. Masing-masing
melalui PlayStore. layer memberikan keterangan detail fungsinya
Bagaimana cara antar computer dapat dalam sebuah jaringan[4].
berkomunikasi adalah merupakan
permasalahan dasar untuk memahami Host Layer
Layer 7 Application
komunikasi data. Sehingga penulis bermaksud Layer 6 Presentation
membuat aplikasi remote computer client Layer 5 Session
melalui computer server. Layer 4 Transport
Media Layer Layer 3 Network
Jaringan Komputer Layer 2 Data Link
Jaringan computer adalah sebuah system Layer 1 Physical
yang terdiri atas lebih dari satu computer yang
didesain untuk dapat berbagi sumber daya Gambar 1. 7 Layer OSI [4]
(CPU, printer), berkomunikasi (email, pesan
instan), dan dapat mengakses informasi[1]. Komunikasi Data
Untuk dapat terhubung antar satu computer Dalam suatu jaringan computer baik itu
dengan computer lainnya dapat memanfaatkan menggunankan teknologi kabel (wired)
teknologi wired (dengan kabel) ataupun maupun tanpa kabel (wireless) pada dasarnya
wireless (tanpa kabel) untuk transmisi datanya. tujuan utamanya adalah agar dapat
Pada jaringan computer tedapat istilah server berkomunikasi antar satu host dengan yang
adalah pihak yang memberikan dan client lainnya. Komunikasi itu bisa dapat dalam
adalah pihak yang meminta informasi. bentuk komunikasi point-to-point atau
broadcast ke suluruh jaringan.

43
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 43 – 47

Remote 5. Aplikasi dapat melakukan broadcast ke


Istilah remote dapat diartikan sebagai semua client yang terhubung.
suatu kegiatan yang mengendalikan sesuatu
(perangkat) dari jarak jauh. Dalam Perancangan User Interface
implementasinya untuk mengendalikan 1. Perancangan pada sisi Server
perangkat tersebut dapat melalui media kabel Perancangan antarmuka aplikasi pada
ataupun melalui gelombang radio. sisi server dan sisi client adalah bersifat
userfriendly, karena dibuat berbasis Graphical
UDP (User Datagram Protocol) User Interface (GUI). Rancangan antarmuka
UDP (User Datagram Protocol) pada sisi server ditunjukkan gambar 2 :
merupakan salah satu protocol pada lapisan
Transport TCP/IP pada OSI 7 Layer. Protokol
ini mengasumsikan Internet Protocol (IP) yang
digunakan sebagai underlying protocol. UDP
adalah transaction oriented, dan delivery dan
duplicate protection tidak terjamin. [2].
Karakteristik UDP antara lain [3] :
1. Connectionless (Tanpa Koneksi)
Pesan UDP akan dikirimkan tanpa harus
dilakukan proses negoisasi koneksi antara
dua host yang akan bertukar informasi.
2. Unreliable (Tidak Handal)
Gambar 2. Perancangan Aplikasi Server Side
Pesan UDP akan dikirimkan sebagai
datagram tanpa adanya nomor urut atau
Pada perancangan sisi server, untuk
pesan acknowledgement.
pegaktifan server dibuat secara manual dengan
3. UDP menyediakan mekanisme untuk
memanfaatkan komponen IdTcpServer1
mengirimkan pesan ke sebuah protocol
dengan memesan nomor port yang akan
lapisan aplikasi atau proses tertentu di
digunakan untuk melakukan komunikasi.
dalam sebuah host dalam jaringan yang
Implementasi kode program untuk
menggunakan TCP/IP. Header UDP berisi
mengaktifkan server secara manual adalah
field Source Process Identification dan
sebagai berikut :
Destination Process Identification.
4. UDP menyediakan penghitungan checksum
Procedure Tform1.Button5Click(Sender:
berukuran 16-bit terhadap keseluruhan
Tobject);
pesan UDP.
var
Bindings: TidSocketHandles;
Analisa Kebutuhan Fungsional
port: Integer;
Adapun perangkat lunak yang akan
begin
dibangun adalah sebagai berikut :
Button7.Enabled:=True;
1. Aplikasi dibangun berbasis Client Server
port:=StrToInt(Edit3.Text);
2. Aplikasi server memiliki fitur remote untuk
Bindings:=
mengendalikan komputer client yang
TidSocketHandles.Create(IdTCPServer1);
terhubung dengan server. Fitur yang
Try
dimaksud adalah Shutdown, Restart, Hide
with Bindings.Add do
Icon Desktop, Unfreeze Mouse dan
begin
Keyboard dalam interval waktu tertentu,
IP:=Edit2.Text;
Manajemen Windows, Hide Clock, Open
Port:=port;
CDRoom, Hide Taskbar, serta pemanggilan
end;
beberapa aplikasi Client melalui server.
3. Aplikasi Client dapat melakukan
Komponen IdThreadMgrDefault1
komunikasi dengan Server melalui fitur
digunakan untuk merekam data yang dikirim
Chat.
oleh client. Untuk merekam data yang masuk
4. Server dapat merekam semua IP address
ke server diimplementasikan kode program
Client yang sedang terhubung.
sebagai berikut :

44
Aplikasi Komunikasi Data, Nurlaily, Michael

Procedure end;
Tform1.IdTCPServer1Execute(Athread:
TidPeerThread); Berikut ini adalah kode program untuk
var merekam komunikasi antara computer client
pesan:String; dengan server :
begin
While Athread.Connection.Connected do procedure TForm1.Button2Click(Sender:
begin TObject);
Pesan:=Athread.Connection.ReadLn; var
Athread.Connection.WriteLn(‘OK’); pesan:String;
Memo1.Lines.Insert(0,pesan); begin
Memo1.Lines.Insert(0,’[Data Dari IP IdTCPClient1.WriteLn(Edit2.Text);
‘+Label10.Caption+’] : ‘+pesan); IdTCPClient1.ReadLn(pesan);
end; Memo1.Lines.Insert(0,'Data Client IP
end; '+Edit2.Text+' : '+Edit2.Text);
Edit2.Text:='';
end;
2. Perancangan pada sisi Client
Pada perancangan antar muka pada sisi Pengujian Aplikasi Server Side
client dengan memanfaatkan komponen Pengujian yang dilakukan adalah dengan
IdTCPClient1. Rancangan antarmuka pada sisi komunikasi point-to-point dan broadcast
client ditunjukkan gambar 3 : dengan teknologi wireless. Kemampuan
aplikasi untuk merekam IP Address secara
otomatis pada komputer yang dipasang
aplikasi server akan dibandingkan dengan
pengecekan konfigurasi IP melalui command
prompt dengan mengetikkan perintah ipconfig.

Gambar 4. Windows IP Configuration pada


terminal Server

Gambar 3. Perancangan Aplikasi Client Side

Berikut ini adalah kode program agar


computer client dapat terhubung dengan server
:
procedure Tform1.Button1Click(Sender:
Tobject);
var
pesan:String;
begin
With IdTCPClient1 do
begin Gambar 5. Hasil Pengujian Aplikasi Server
Host:=Edit1.Text;
Side
Port:=1115;
Connect;
end;

45
Jurnal Bytes Vol 2 No 1, September 2013 : 43 – 47

Port yang digunakan untuk pengaktifan if LoadLibrary(PChar(dllName))=0


server pada pengujian ini adalah 1115. Dalam Then Exit;
protocol TCP/IP nomor port memiliki tipe data
integer yaitu 0 sampai 65.535 (16 bit), dengan Lib:=GetModuleHandle(PChar(dllName));
0 sampai 1023 adalah well-known port if lib<>0 Then
numbers. Sedangkan nomor port yang begin
disediakan untuk alokasi service bebas adalah p:=GetProcAddress(Lib,PChar
1024 sampai 65.535. (FuncName));
if p <>Nil Then
Result:= True;
end;
end;

Berikut ini adalah kode program untuk


memanggil aplikasi yang terinstal pada
computer client :

procedure
TForm1.ComboBox1Change(Sender:
Gambar 6. Hasil Pengujian Fitur Remote TObject);
Computer Client melalui Server begin
if ComboBox1.Text='Kalkulator' Then
Komputer client dapat dikendalikan oleh begin
server melalui fitur yang sudah disediakan WinExec('calc.exe',SW_NORMAL);
aplikasi server pada tombol Remote. Fitur end;
yang dimaksu yaitu Shutdown, Restart, Hide
Icon Desktop, Unfreeze Mouse dan Keyboard if ComboBox1.Text='Paint' Then
dalam interval waktu tertentu, Manajemen begin
Windows, Hide Clock, Open CDRoom, Hide
Taskbar, serta pemanggilan beberapa aplikasi WinExec('mspaint.exe',SW_NORMAL);
Client melalui server. Dalam percobaan ini end;
dilakukan pada jaringan Klas C dengan IP
address Server 192.168.56.1 dan IP address if ComboBox1.Text='Notepad' Then
Client 192.168.56.5 . begin
Berikut ini adalah kode program untuk
merestart computer client : WinExec('notepad.exe',SW_NORMAL);
end;
procedure TForm1.Button1Click(Sender:
TObject); if ComboBox1.Text='Ms.Office' Then
begin begin
WindowsExit(EWX_REBOOT or WinExec('C:\Program Files\Microsoft
EWX_FORCE); Office\Office12\winword.exe',SW_NORMAL)
end; ;
end;
Berikut ini adalah kode program untuk
shutdown computer client : if ComboBox1.Text='Ms.Excel' Then
begin
function TForm1.FuncAvail(dllName, WinExec('C:\Program Files\Microsoft
funcName: String; var p: Pointer): Boolean; Office\Office12\excel.exe',SW_NORMAL);
var end;
lib: THandle; end;
begin
result:=False;
p:=Nil;

46
Aplikasi Komunikasi Data, Nurlaily, Michael

Pengujian Aplikasi Client Side kesimpulan


Pengujian yang dilakukan pada aplikasi 1. Aplikasi yang dibuat adalah untuk
sisi client adalah kemampuan aplikasi untuk komunikasi data antara satu computer
merekam IP Address Computer sendiri secara server yang terhubung dengan satu atau
otomatis dan kemampuan untuk dapat lebih computer client melalui nomor port
terhubung dengan Server. Aplikasi akan yang disediakan untuk alokasi service
memberikan informasi status keberhasilan bebas.
terhubung dengan server. Ketika client 2. Alamat Broadcast pada pengujian dengan
terhubung dengan server maka computer client IP server 192.168.56.1 adalah
dapat melakukan komunikasi dengan 192.168.56.255.
mengirimkan pesan. Rekaman komunikasi data 3. Fitur Remote computer client akan
antara server dan client ditampilkan di memo. berfungsi jika computer client terhubung
Ketika client terhubung ke computer dengan aplikasi server, dan server harus
server, maka fitur remote computer client mengaktifkan layanannya.
melalui computer server dapat berfungsi.
Antarmuka aplikasi pada sisi client Daftar Pustaka
ditunjukkan gambar 7. --,”Jaringan Komputer”, http :
//id.m.wikipedia.org/wiki/Jaringan_kom
puter/, (26-07-2013)
H.Schiller,Jochen,”Mobile Communications
2nd Edition”, Great Britain : Pearson
Education Limited, 2003, pp.19.
Masya, Fajar, Fiade, Andrew, “Socket
Programming”, Graha Ilmu.
--,”OSI model”, http :
//id.m.wikipedia.org/wiki/OSI_model/,
(26-07-2013)

Gambar 7 – Hasil Pengujian Client Side

47
PANDUAN PENULISAN JURNAL

Judul (font size 14 bold)


Nama Penulis (NIM) (font size 11 bold)
Teknik Informatika ITN Malang
e-mail (font size 11 reguler)

Abstrak (font size 11 italic bold )


Abstrak berisi aspek-aspek umum dan kesimpulan utama. Panjang abstrak 100 s/d 200 kata dan diketik
dalam ukuran huruf 11 pts.

Kata kunci : Kata kunci sedapat mungkin menjelaskan isi tulisan, dan ditulis dengan huruf kecil, kecuali
singkatan. Kata kunci tidak lebih dari 6 kata.

1. Pendahuluan [11 pts/Bold] 3. Keterangan Tabel dan Gambar

Naskah jurnal ditulis di kertas berukuran Nomor urut tabel ditulis di bagian atas tabel
standar A4 (21 cm x 29.7 cm) dalam jumlah 8 yang dijelaskan, contoh: Tabel 1, Tabel 2(a).
sampai 15 halaman. Naskah ditulis dalam Nomor urut gambar ditulis di bawah gambar
format satu spasi. Tambahkan satu spasi untuk yang dijelaskan, contoh: Gambar 1, Gambar
setiap antar-bagian (antara judul dan penulis, 2(a).
antara penulis dan abstrak, antara absrak dan
kata kunci, antara sub-bab dan isi). Semua 4. Cara Pengajuan dan Pengutipan
margin atas, margin bawah, margin kiri, dan
margin kanan 25 mm. Margin untuk header dan Rujukan dalam pembahasan ditandai
footer 15 mm. Naskah tidak perlu diberi nomor nomor pustaka yang dirujuk dalam kurung siku,
halaman, header dan footer. contoh: [1], [2, 5–7].
Isi pendahuluan mengandung latar
belakang, tujuan, identifikasi masalah dan Daftar Pustaka:
metoda penelitian, yang dipaparkan secara
tersirat (implisit). [1] Ludeman, L. C., 1987, Fundamental of
Kecuali bab Pendahuluan dan bab Digital Signal Processing, Singapore,
Kesimpulan dan Saran, penulisan judul-judul John Wiley & Sons, Inc.
bab sebaiknya eksplisit menyesuaikan isinya. [2] …………
Tidak harus implisit dinyatakan sebagai Dasar
Teori, Simulasi Sistem, dan sebagainya. Penyusunan rujukan dalam daftar pustaka
berurut berdasarkan abjad nama pengarang dan
2. Persamaan Matematika diberi nomor angka arab dalam kurung siku.
Penulisan unsur-unsur keterangan pustaka
2.1. Contoh mengikuti kaidah dengan urutan: (1) nama
pengarang ditulis dengan urutan nama akhir,
Persamaan matematika dinomori dengan nama awal dan nama tengah, tanpa gelar
angka Arab di dalam tanda kurung buka-tutup akademik. (2) tahun penerbitan. (3) Judul. (4)
pada posisi rata kanan kolom. Persamaan tempat penerbitan. (5) nama penerbit. Untuk
ditulis menjorok ke dalam sejauh satu 7,5 mm. pemisah antar-unsur keterangan pustaka
Untuk persamaan yang tidak cukup ditulis digunakan tanda koma “,”.
dalam lebar 1 kolom, penulisannya dapat
melintasi 2 kolom, ditulis di bagian bawah
halaman dan diberi nomor urut yang sesuai.
Lampiran
 Jika diperlukan, tulisan dapat dilengkapi
y ( n)   x(k ) x(n  k )
k  
(1) dengan lampiran.

2.2. …………………

Anda mungkin juga menyukai