ii
2.1.2 Implicit .................................................................................. II-5
2.1.3 Block Construction ............................................................. II-10
2.2 Block Model.............................................................................. II-13
2.2.1 Legend Editor (Litho).......................................................... II-13
2.2.2 Load Dynamic Model ......................................................... II-14
2.2.3 Enable Datatips .................................................................. II-16
2.2.4 Estimation Editor ................................................................ II-17
2.2.5 Legend Editor (Au) ............................................................. II-23
2.2.6 Load Dynamic Model (Au) ................................................. II-24
2.2.7 Grade Shells....................................................................... II-25
2.3 Perhitungan Cadangan ........................................................... II-26
2.3.1 Edit Script ........................................................................... II-26
2.3.2 Execute script ..................................................................... II-27
2.3.3 View block .......................................................................... II-29
2.3.4 Reserves Estimation .......................................................... II-34
MODUL III MINE DESIGN ................................................................. III-1
3.1 Ultimate Pit Slope ..................................................................... III-1
3.1.1 Pembuatan Pit Manual ........................................................ III-1
3.1.2 Design Pit/Dump ................................................................. III-5
3.1.3 Pit Topography .................................................................. III-13
3.1.4 Cadangan .......................................................................... III-17
3.1.5 Volume .............................................................................. III-21
3.2 Layout Tambang ...................................................................... III-22
3.2.1 Disposal Manual ................................................................ III-22
3.2.2 Disposal (Dump Design) ................................................... III-27
3.2.3 Pembuatan Jalan .............................................................. III-30
3.2.4 Layout ................................................................................ III-31
3.3 Pembuatan Kemajuan Tambang............................................ III-33
3.3.1 Pembuatan Triangulation Shell......................................... III-33
3.3.2 Pembuatan Advance Reserves ........................................ III-38
iii
MODUL I
GEOLOGY
Gambar 1.1
Membuat folder untuk menyimpan workspace
2 Bukalah software Vulcan 9.1, click browse -> folder click browse -> folder yang
telah dibuat -> OK -> Envisage
Gambar 1.2
Membuat folder untuk menyimpan workspace
I-1
I-2
Gambar 1.3
Pilihan Project File
4 Isi kolom pertama dengan nama project, prefix sebagai awalan nama project.
Gambar 1.4
Project Detail
I-3
5 Isi koordinat project sesuai dengan data yang dimiliki, baik northing, easting,
elevasi, maupun proyeksinya -> Finish.
Gambar 1.5
Project Setup
Gambar 1.6
Layer Point
Gambar 1.7
Hasil Pembuatan Point
3. Pilih menu Analyze -> Label -> Point Label to Text.
4. Agar titik sebelumnya tidak hilang, buatlah layer baru untuk label tersebut.
Di menu setting, checklist informasi yang ingin diketahui ->
Gambar 1.8
Convert Point Data to Text Objects
5. Pilih Font Setting untuk mengatur font yang diinginkan -> OK.
I-5
Gambar 1.9
Font Setting
6. Pilih Layer untuk merubah seluruh layer -> layers=”nama_layer” -> cancel.
7. Maka titik tersebut akan memunculkan informasi yang ingin diketahui.
Gambar 1.10
Point Label
Gambar 1.11
Line Icon
2. Buatlah garis pada layer tersebut, click di lokasi yang diinginkan.
Gambar 1.12
Line Result
Gambar 1.13
Measurement Result
Gambar 1.14
Joined Line
I-8
Gambar 1.15
Joined Line
1.1.5 Trim
1. Untuk memotong object yang tidak diinginkan, dapat menggunakan fitur
join trim, pilih menu Design -> Object Edit -> Trim.
2. Pilih kedua object yang berpotongan -> pilih segmen yang akan
dihilangkan.
3. Maka segmen tersebut akan hilang.
Gambar 1.16
Trimmed Segment
I-9
1.1.6 Polygon
1. Click icon yang berada di lingkaran merah -> buatlah layer baru -> OK
Gambar 1.17
Polygon Icon
2. Setelah polygon dibuat, kita dapat mengukur luasan dai polygon tersebut
dengan cara pilih menu Analyze -> Details -> Area.
3. Click setiap titik yang membentu polygon tersebut agar terbentuk polygon
yang serupa, gunakan snipping to object untuk memudahkan.
4. hasilnya akan muncul di mode envisage dibawah workspace.
Gambar 1.18
Area Measurement Reslut
I-10
Gambar 1.19
Intersected Polygon
2. Pilih menu Design -> Object Edit -> Clip By Poly -> OK.
3. Pilih Polygon yang akan memotong polygon yang lainnya -> correct.
4. Delete point inside untuk memotong garis didalam polygon -> object -> pilih
object yang akan dipotong.
5. Object yang memotongpun berhasil dipotong.
Gambar 1.20
Clipped By Poly
I-11
Gambar 1.21
New Elevation Value
4. Untuk merubah ketinggian setiap titik, Pilih menu Design -> Object Edit ->
Z Edit.
5. Input nilai dari elevasi yang baru -> OK -> pilih titik yang akan dirubah.
6. Lakukan hal yang sama pada titik lainnya.
Gambar 1.22
Updated Elevation Value
I-12
1.1.9 Grade
1. Untuk menampilkan informasi kemiringan, pilih Analyze -> Label -> Object
Label.
2. Pilih Gradient dan ditampilkan dalam (%) -> OK -> Object.
Gambar 1.23
Label Object
3. Pilih object nya, maka informasi kemiringan akan muncul.
Gambar 1.24
Labeled Grade
4. Untuk merubah kemiringan dari suatu titik ke titik yang lain, Pilih menu
Design -> Object Edit -> Grade -> Specify Grade Manually.
5. Pilih titik awal dan akhir dari grade yang akan diubah -> pilih object
tersebut.
I-13
Gambar 1.25
Gradient Input
7. Lakukan hal yang sama pada titik yang lain.
1.1.10 Expand
1. Untuk mengubah lebar atau menambah polygon dengan lebar yang
berbeda, dapat menggunakan fitur Expand. Pilih menu Design -> Polygon
Edit -> Expand.
2. Input nilailebar tambahan + untuk menambah lebar dan – untuk
memperkecil lebar.
Gambar 1.26
Expansion Leght
Gambar 1.27
Expanded Result
1.1.11 Triangle Surface
1. Suatu Polygon dapat dijadikan sebuah surface dengan cara, pilih menu
Model -> Triangle Surface -> Create.
2. Click OK -> object -> pilih object -> cancel.
Gambar 1.28
Triangulation Surface Interface
3. Beri nama triangluasi tersebut, dan beri warna antar triangulasi satu
dengan yang lainnya agar memudahkan -> OK. Maka akan tampak
triangulasi tersebut.
I-15
Gambar 1.29
Triangulation Model Name
Gambar 1.30
Create 3D Solid
I-16
3. Pilih Polygon luar dan dalam nya sehingga diantara ledua polygon tersebut
terisi warna.
4. Lalu cancel dan akan muncul opsi save, save triangulasi tersebut maka
triangulasi tersebut akan menjadi solid.
Gambar 1.31
Triangle Solid Result
1.1.13 Volume Measurement
1. Right Click object tersebut, pilih opsi Volume -> OK
2. Maka akan muncul informasi Volume.
Gambar 1.32
Triangulation Volume
I-17
1.1.14 Boolean
1. Apabila ada 2 triangulasi yang berpotongan, kita harus memotong salah
satu triangulasi tersebut dengan Boolean, dapat ditemukan di menu
Triangle Utility -> Boolean -> Pilih kedua object yang berpotongan.
Gambar 1.33
Boolean
2. Pilih Exclude -> click garis dari triangulasi yang akan dihilangkan yang
berada didalam segmen yang berpotongan -> save -> beri nama triangle
yang sudah dilakukan Boolean tersebut.
Gambar 1.34
Intersected Triangulation Deletion
I-18
Gambar 1.35
Boolean Result
1.1.15 Close Solid
1. Untuk menjadikan pejal triangulasi tersebut, dapat melakukan right click
pada triangulasi tersebut -> close solid.
2. Namai solid tersebut berbeda dengan solid sebelumnya aar tidak tertukar.-
> OK.
Gambar 1.36
Triangulation Name
1.1.16 Append
1. Apabila ada dua triangulasi yang bersinggungan, dapat diganungkan
menjadi satu dengan fitur Append. Pilih menu Triangle Utility -> Append.
I-19
2. Pilih kedua triangulasi tersebut -> right click -> namai triangulasi tersebut -
> OK
3. Kedua triangulasi Tersebut sudah menjadi satu.
Gambar 1.37
Appended Solid
Gambar 1.38
Vulcan 3D Project Setup
3. Isilah profile project -> Next.
I-20
Gambar 1.39
Profile Project
4. Sebelum melanjutkan ketahap selanjutnya, buka dahulu data lokasi bor
untuk input di tahap selanjutnya.
Gambar 1.40
Data Lokasi Bor
5. Input data Easting & Northing minimal dan maximal (lebih baik nilai tertinggi
ditambah beberapa nilai agar lembar kerja tidak terlalu sempit, dan nilai
terendah dikurangi) seperti pada gambar 1.4, untuk data level masukkan
nilai tertinggi dari elevasi permukaan titik bor dan nilai terendah elevasi
permukaan titik yang sudah dikurangi kedalaman terdalam lubang bor.
I-21
Gambar 1.41
Input Lembar Kerja Software
Gambar 1.42
Import Option
3. Click Browse -> pilih Folder dimana file .dxf yang akan digunakan berada.
I-22
Gambar 1.43
Import .dxf
4. Pilih kedua file yang akan digunakan. Data-data tersebut berupa data
luasan IUP dan data topografi yang berupa titik-titik triangulasi hasil
pemetaan.
Gambar 1.44
Importing File
Gambar 1.45
Loaded .dxf
3. Beri nama triangulasi tersebut -> pilih warna yang berbeda agar terlihat
perbedaan yang mencolok -> OK.
Gambar 1.46
Triangulation Model Name
4. .dxf yang awalnya hanya berupa kumpulan triangulasi, sudah berubah
menjadi surface triangulasi.
I-24
Gambar 1.47
Surface Triangulation Result
Gambar 1.48
Topo and IUP Loaded
2. Pilih Boundary -> Checklist Use boundary polygon to limit triangulation ->
OK.
I-25
Gambar 1.49
Triangulation Boundary
3. Pilih objek (polygon) yang akan digunakan sebagai pembatas -> pilih correct object
-> layers=”layername” -> cancel.
4. Beri nama triangulasi tersebut -> pilih warna yang berbeda agar terlihat
perbedaan yang mencolok -> OK.
Gambar 1.50
Triangulation Model Name
5. .dxf yang awalnya hanya berupa kumpulan triangulasi, sudah berubah
menjadi surface triangulasi dan sudah terpotong oleh IUP.
I-26
Gambar 1.51
Surface Triangulation by IUP Result
1.2.5 Contouring
1. Load triangulasi yang telah dibuat
2. Pilih menu: model -> Contouring -> Create.
3. Rubah minor contour interval menjadi 1 dan major counter interval menjadi
5. Pada pilihan graphic disposition, pilih save as design strings, lalu beri
nama, Next.
Gambar 1.52
Triangulation Contour – Contour Form
4. Centang Annotate contours -> lalu ganti test drafting size in plotter units
menjadi 0.4 cm dan Annotation map distance me 20 cm. Pada opsi
I-27
smoothing, pilih extra smoothing -> bedakan warna untuk kontur minor dan
kontur mayor dang anti ketebalan kontur mayor menjadi lebih tebal
daripada kontur minor -> Next.
Gambar 1.53
Triangulation Contour – Contour Attributes
Gambar 1.54
Hasil Contouring
1.2.6 Contouring IUP
1. Load triangulasi yang telah dibuat dan load batas IUP nya.
2. Pilih menu: design -> object edit -> register.
I-28
Gambar 1.55
Triangulation & IUP Loaded
Gambar 1.56
String Registration.
4. Maka IUP sudah terinterpolasi dengan Triangulasi.
I-29
Gambar 1.57
String Registration Result
5. Pilih menu: model -> Contouring -> Create.
6. Rubah minor contour interval menjadi 1 dan major counter interval menjadi
5. Pada opsi boundary polygons, checklist use boundary polygon(s) to limit
contour. Apabila ingin menampilkan kontur yang berada di dalam, pilih
keep iside. Dan apabila ingin menampilkan kontur diluar polygon, pilih
delete inside. Pada pilihan graphic disposition, pilih save as design strings,
lalu beri nama, Next.
Gambar 1.58
Triangulation Contour – Contour Form
I-30
7. Centang Annotate contours -> lalu ganti test drafting size in plotter units
menjadi 0.4 cm dan Annotation map distance me 20 cm. Pada opsi
smoothing, pilih extra smoothing -> bedakan warna untuk kontur minor dan
kontur mayor dang anti ketebalan kontur mayor menjadi lebih tebal
daripada kontur minor -> Next -> pilih object yang akan dijadikan pemotong
-> cancel.
Gambar 1.59
Triangulation Contour – Contour Attributes
8. Maka hasilnya akan keluar kontur yang sudah terpotong oleh IUP nya.
Gambar 1.60
Hasil Contouring by IUP
I-31
Gambar 1.61
Legend Editor Menu
4. Isi data contour setting dengan nilai minimal dan maksimal yang sudah
ditentukan dan dengan interval yang diinginkan -> click colour ranges ->
right click kolom colour-> colour range -> OK -> save.
Gambar 1.62
Legend Editor Menu Filled.
I-32
Gambar 1.63
Triangulation Model Name – Shading
8. Checklist Colour by Axis -> choose Z -> lalu pada menu colour scheme,
click modify
9. pada menu Select Colour Scheme, pilih By Vulcan colour scheme -> isi
ketiga item tersebut dengan cara memilih pilihan tunggal yang ada di
dalamnya seperti pada gambar dibawah.
Gambar 1.64
Select Colour Scheme
I-33
10. Maka akan terlihat warna yang membedakan di setiap interval ketinggian
sesuai dengan yang sudah diatur sebelumnya.
Gambar 1.65
Legend Editor Result
Gambar 1.66
Export
3. Beri nama file yang akan di export dan lokasi export nya.
I-34
Gambar 1.67
Export to DXF Selection
4. Pada header format pilihlah AutoCAD 2000 header format -> pada DXF
layer pilih: Transfer all data to one layer in DXF -> lalu beri nama later
tersebut -> OK -> Design Data -> Layer -> layers=”layername” -> transfer
LAYER.
Gambar 1.68
Export to DXF Option
5. File telah berhasil diexport.
I-35
Gambar 1.69
Successfully Exported
6. Buka tempat penyimpanan exported file yang baru saja dibuat.
7. Gunakan AUTOCAD untuk membuka file tersebut. Apabila muncul persis
dengan yang sudah dibuat di Vulcan, maka export tersebut berhasil.
8. Setelah dibuka dengan AUTOCAD, terbukti export berhasil.
Gambar 1.70
DXF Successfully Exported
I-36
Gambar 1.71
Vulcan 9.1 Start Option
3. Click File -> New Design -> Beri nama design tersebut.
4. Click Table -> Insert (lakukan sebanyak 4 kali)
5. Isi Design Properties seperti pada gambar dibawah.
Gambar 1.72
Table Properties
I-37
Gambar 1.73
Collar Data
7. Isi Table Properties COLLAR seperti pada gambar 2.3. perlu diingat, pada
saat pengisian kolom “Name” harus disesuaikan dengan header dari data
excel yang dimiliki.
8. Lakukan hal yang sama pada table properties lainnya (Assay, Surver,
Geology) seperti pada gambar-gambar dibawah ini.
Gambar 1.74
Collar Properties
I-38
Gambar 1.75
Assay Data
Gambar 1.76
Assay Properties
Gambar 1.77
Geology Data
I-39
Gambar 1.78
Geology Properties
Gambar 1.79
Survey Data
9. Click File -> Save.
Gambar 1.80
Import CSV – Output Setup
3. Click Input Files -> pilih data Collar, Assay, Geology, Survey.
Gambar 1.81
Import CSV – Input Files
4. Pilih File Name sesuai dengan nama file nya -> apabila masih ada Column
Name yang kosong, pilih telebih dahulu dengan nama yang sesuai.
I-41
Gambar 1.82
Import CSV - Collar
5. Lakukan hal yang sama pada yang lainnya.
Gambar 1.83
Import CSV
I-42
Gambar 1.84
Import CSV - Geology
Gambar 1.85
Import CSV - Survey
1.3.3 Legend Editor
1. Click Analyze -> Legend Edit -> Legend Editor.
2. Pada opsi drill, double click new legend -> rename.
3. Pilih lah opsi-opsi yang ada seperti pada gambar dibawah ini.
I-43
Gambar 1.86
Legend Editor
4. Click Build Colour Range -> right click colour pada table -> colour range ->
OK -> save.
Gambar 1.87
Legend Editor Drill
1.3.4 Load Drill Hole
1. Click geology -> Drilling -> Load Drillhole.
2. Pilih file yang telah dibuat -> OK -> OK.
I-44
Gambar 1.88
Open Geological Database
3. Maka drillhole akan muncul dan dapat dilihat secara 3 dimensi seperti pada
gambar dibawah ini.
Gambar 1.89
Drillhole Loaded
I-45
Gambar 1.90
Drillhole Loaded in 3D
4. Untuk memunculkan label, click geology -> drilling -> label on -> pilih layer
-> click pada salah satu drillbole -> pilih informasi apa yang akan
ditunjukkan -> OK.
Gambar 1.91
Drillhole Loaded in 3D with Label
1.3.5 Legend Editor with Scale
1. Click Analyze -> Legend Edit -> Legend Editor.
2. Pada opsi Scale, double click new legend -> rename.
3. Pilih lah opsi-opsi yang ada seperti pada gambar dibawah ini.
4. Ubahlah disc width yang awalnya 0.0 menjadi 10.0
I-46
Gambar 1.92
Legend Editor Scale
5. Remove Layer sebelumnya.
1.3.6 Load Drill Hole with Scale
1. Click geology -> Drilling -> Load Drillhole.
2. Pilih file yang telah dibuat -> OK
3. Checklist display drillholes as disc -> pilih SCALE -> OK.
Gambar 1.93
Load Drillholes
Gambar 1.94
Drillholes loaded scaled width.
1.3.7 Validasi
1. Load triangulasi dari topografi pada lokasi lubang bor tersebut.
Gambar 1.95
Drillholes overlayed with Topography
2. Click grid clac -> Integrated Stratigraphic Modelling -> Validate Data.
3. Click Select Database -> pilih Isis File -> isi Filename dengan database
yang sudah dibuat.
I-48
Gambar 1.96
Database Validation – Select Database
4. Click Collar on Surface -> isi kolom tersebut seperti pada gambar dibawah
ini.
Gambar 1.97
Database Validation – Collar on Surface
5. Click report -> isi report file dengan nama yang diiginkan -> ubah view
report in menjadi Excel.
I-49
Gambar 1.98
Database Validation - Report
6. Click save and run -> run.
7. Apabila muncul pop-up seperti pada gambar yang ada dibawah,
menunjukkan bahwa masih ada data bor yang belum valid. Click yes untuk
mengetahui kesalahannya.
Gambar 1.99
Run Validation
8. Kesalahan Terjadi perbedaan elevasi titik bor. Lihat nama titik bor yang
bermasalah tersebut,
I-50
Gambar 1.100
Validation Data
9. Copy nilai surface Z dari hasil validasi data ke nilai Z pada Collar yang
digunakan.
Gambar 1.101
Corrected Data
10. Save excel yang sudah diubah.
11. Lakukan input yang sama seperti sebelumnya.
12. Lakukan load drillhole yang sama seperti sebelunya.
13. Validasi ulang dengan database yang berbeda tapi pengerjaannya sama
dengan sebelumnya.
I-51
Gambar 1.102
Reselecting Database
14. Apabila sudah muncul tanda seperi pada gambar dibawah, berarti data
sudah berhasil divalidasi.
Gambar 1.103
Validation Succes
Gambar 1.104
Run Validation
2. Kesalahan Terjadi perbedaan elevasi titik bor. Lihat nama titik bor yang
bermasalah tersebut,
Gambar 1.105
Validation Data
3. Copy nilai surface Z dari hasil validasi data ke nilai Z pada Collar yang
digunakan.
I-53
Gambar 1.106
Corrected Data
4. Save excel yang sudah diubah.
5. Lakukan input yang sama seperti sebelumnya.
6. Lakukan load drillhole yang sama seperti sebelunya.
7. Validasi ulang dengan database yang berbeda tapi pengerjaannya sama
dengan sebelumnya.
Gambar 1.107
Reselecting Database
8. Apabila sudah muncul tanda seperi pada gambar dibawah, berarti data
sudah berhasil divalidasi.
I-54
Gambar 1.108
Validation Succes
9. Load drillhole -> Load topografi permukaan. Maka, elevasi titik bor akan
sesuai dengan elevasi permukaan.
Gambar 1.109
Hasil Validasi
1.4.2 Database Record
1. Pilih menu Geology -> Click Drilling Utilities -> Click Database record
definition
2. Isi semua parameter sesuai dengan gambar dibawah -> OK
I-55
Gambar 1.110
Database Record Definition
Gambar 1.111
Global-Horizon and Splits Lists
1.4.4 Model Horizon
Pembuatan Roof
1. Pilih menu Geologi -> Drilling -> Model
I-56
2. Pada kotak dialog model horizon field to model pilih LITHO -> content of
file RC (sesuai dengan nama lithology yang akan dimodelkan) -> pilih
model roof -> OK
Gambar 1.112
Model Horizon Dialog Box
3. Checklist Use default window -> OK -> Model
Gambar 1.113
Model Create Dialog Box
4. Beri nama triangulasi tersebut -> uncheck draw wireframe mesh over
surface -> OK
I-57
Gambar 1.114
Triangulation Model Name Dialog Box
5. Hasil model roof RC
Gambar 1.115
Hasil Model Roof
6. Pilih menu Model -> triangle surface -> delete triangle
7. Pada kotak dialog deletion mode pilih delete individual triangles -> OK
I-58
Gambar 1.116
Deletion Mode
8. Click delete pada triangle yang tidak sesuai pada letak bor
Gambar 1.117
Deleted Triangle
9. Check Triangulation Validity -> Centang test for closure -> centang save
boundary -> layer -> ganti nama file menjadi B_Roof_RC -> Next -> Finish
I-59
Gambar 1.118
Check Triangulation Validity
10. Pada kotak dialog Chek triangulation -> OK -> Save layer
Gambar 1.119
Check Triangulation Result
11. Hasil boundary roof -> Click kanan -> properties -> close
I-60
Gambar 1.120
Modify graphics attributes
Pembuatan Floor
1. Pilih menu Geologi -> Drilling -> Model
2. Pada kotak dialog model horizon field to model pilih LITHO -> content of
file RC -> pilih model floor -> OK
Gambar 1.121
Model Horizon Field To Model Dialog Box
3. Muncul kotak dialog model create -> Checklist Use default window -> OK ->
Model
I-61
4. Beri nama triangulasi tersebut -> uncheck draw wireframe mesh over surface
-> OK
5. Hasil Model Floor_RC
Gambar 1.122
Hasil Model Floor
6. Aktifkan layer Boundary roof RC dan triangulation floor RC, untuk memotong
floor sesuai dengan roof maka pilih menu model -> Relimit by polygon -> pilih
objek yang akan dipotong -> pilih objek yang akan memotong
Gambar 1.123
Floor overlayed to roof
7. Untuk memotong bagian luar pada floor maka pilih keep inside.
I-62
Gambar 1.124
Floor overlayed to roof 3D
8. Check Triangulation Validity -> Centang test for closure -> centang save
boundary -> layer -> ganti nama file menjadi B_FLOOR_RC -> Next ->
Finish
Gambar 1.125
Check Triangulation Validity
9. Pada kotak dialog Chek triangulation -> OK -> Save layer
I-63
Gambar 1.126
Check Triangulation Result
10. Hasil boundary floor -> Click kanan -> properties -> close
Gambar 1.127
Hasil Boundary floor
Boundary
1. Load boundary dari roof & floor
I-64
Gambar 1.128
Hasil Boundary floor
2. Pilih menu model -> Triangle Solid -> Create
3. Pada kotak dialog create 3D solid Click OK
4. Hasil solid bagian samping boundary roof dan boundary floor.
Gambar 1.129
Hasil Solid Side
Solid
Aktifkan triangulation roof, floor dan solid bagian samping. Berikut hasilnya.
I-65
Gambar 1.130
Hasil Solid Roof, Floor dan Side
Append
1. Pilih menu model -> Triangle utilities -> Append
2. Pilih semua object (roof, floor, bagian samping) -> Right Click cancel.
3. Pada kotak dialog resultant triangulation name -> Pilih solid shade
triangulation -> OK
Gambar 1.131
Kotak Dialog Resultant Triangulation Name
4. Hasil solid lithology RC.
I-66
Gambar 1.132
Hasil Lithology RC
Gambar 1.133
Hasil Solid Keseluruhan.
II-1
MODUL II
BLOCK MODEL
Gambar 2.1
Kotak Dialog Compositing
4. Pada pilihan assay, assay record pilih assay -> Interval definition pilih
To -> checklist use from or thickness field pilih from.
II-1
II-2
Gambar 2.2
Pilihan Assay
Gambar 2.3
Pilihan Geology
Gambar 2.4
Pilihan Geology
Gambar 2.5
Pilihan Boundary Definition
dibuka dengan notepad), pilih create composite mapfile -> tulis nama
report (composite_2m) -> compositing group 2M -> run description
dapat diisi sesuai deskripsi yang diinginkan-> apply and run
Gambar 2.6
Pilihan Run
9. Hasil Report Compositing
Gambar 2.7
Hasil Report Compositing
Gambar 2.8
Report ISIS
Gambar 2.9
Hasil Report
2.1.2 Implicit
1. Pilih menu geology -> click Implicit modeling -> Implicit modeling
editor
II-6
Gambar 2.10
Kotak Dialog Implicit
Gambar 2.11
Pilihan Parameters
1. Pilihan block model, ketik nama block model Implicit -> Block size (X, Y dan
Z) isi 5 -> dan block extents diisi dengan click digitize extents.
Gambar 2.12
Pilihan Block Model
2. Click koordinat paling bawah titik bor -> Click koordinat paling atas dari
titik bor -> Accept
Gambar 2.13
Digitise Extents
Gambar 2.14
Parameter Block Model
4. Pada pilihan domain, scenario identifier isi dengan V_ -> Rocktype isi
dengan kode lithology -> Major axis 500 -> Semi axis 500 -> Minor axis 100
-> output color dapat dilakukan dengan click kanan all colour -> apply and
run.
Gambar 2.15
Pilihan Domain
5. Running Implicit
II-9
Gambar 2.16
Running Implicit
6. Apabila proses running telah selesai maka akan muncul seperti dibawah
ini, lalu tekan enter.
Gambar 2.17
Running Implicit Finish
Gambar 2.18
Hasil Implicit
Gambar 2.19
Pilihan Schemes
3. Pada pilihan Variables, isi kolom Variable dengan lithology, geologi, pit,
class dan density -> Data type Name untuk data berupa alphabet dan float
II-11
untuk angka -> Default value pada lithology isikan waste, pada class isikan
none dan selebihnya tetap -> description isi sesuai dengan Variable.
Gambar 2.20
Pilihan Variable
Gambar 2.21
Pilihan Variable
II-12
5. Pilihan limits, Variable isi pilih lithology -> value sesuai dengan kode
lithology -> Nilai x = 5, Y = 5 dan Z =2.5
Gambar 2.22
Pilihan Limits
6. Model -> Create model
7. Simpan data model.
8. Running block construction
Gambar 2.23
Running Block Construction
9. Pada report envisage ctrl+A -> pilih clear report
II-13
10. Double click pada blockmodels -> pilih block model anda -> click kanan ->
header.
11. Hasil report model construction.
Gambar 2.24
Report Model Construction
2.2 Block Model
2.2.1 Legend Editor (Litho)
1. Pilih menu geology -> Drilling -> Load drillholes
2. Pilih menu analyze -> legend edit -> legend Editor.
3. Pilih Block -> Klik 2 kali pada new legend -> Rename menjadi litho ->
scheme type pilih alpha -> centang use block model -> pilih filename block
construction -> variable pilih lithology. build colour range -> save
Gambar 2.25
Legend Editor Block
II-14
Gambar 2.26
Dialog Box Dynamic Block Model Details
3. Maka akan muncul kotak seperti dibawah ini.
Gambar 2.27
Hasil Dynamic Block Model Details
II-15
Gambar 2.28
Dialog Box Create Points
6. Klik ujung section yang akan dibuat dan tarik hingga titik akhir garis
section.
7. Hasil section seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.29
Hasil Section
II-16
Gambar 2.30
Dialog Box Dynamic Block Model Details
3. Muncul Dialog Box model datatips variable -> pada identifier ketik tips ->
isikan variable litkologi dan volume -> decimal place isi dengan angka 2 ->
OK.
Gambar 2.31
Dialog Box Block Model Datatip Variables
II-17
Gambar 2.32
Hasil Enable Datatips
Gambar 2.33
Dialog Box Estimation Editor
II-18
3. Pada Option estimation result variable pilih block model estimation -> pilih
grade variable gold.
Gambar 2.34
Estimation Result Variable Option
4. Pada Option sample database pilih select database or map file -> pilih data
hasil composit -> location X, Y dan Z pilih mid -> grade field pilih gold.
Gambar 2.35
Option Sample Database
9. Pada Option select using solid triangulation -> browse -> pilih triangulation
solid masing-masing lithology -> klik tanda panah -> OK.
II-19
Gambar 2.36
Input Solid Triangulation Lithologi
10. Hasil input triangulasi.
Gambar 2.37
Hasil Input Triangulasi
11. Pada block option, checklist use specific zone -> pada zone variable pilih
lithologi -> zone value isikan rc -> save and run. Lakukan langkah ini hingga
semua lthologi terdaftar pada ID description.
II-20
Gambar 2.38
Option Block Option
Gambar 2.39
Hasil Grade Estimation Aa
II-21
Gambar 2.40
Hasil Grade Estimation Rc
Gambar 2.41
Hasil Grade Estimation Ch
II-22
Gambar 2.42
Hasil Grade Estimation Ina
Gambar 2.43
Hasil Grade Estimation O
II-23
Gambar 2.44
Hasil Grade Estimation Tq
Gambar 2.45
Hasil Grade Estimation V2
Gambar 2.46
Legend Editor Au
Gambar 2.47
Dialog Box Load Dynamic Model
Gambar 2.48
Datatips
Gambar 2.49
Hasil Section dengan Enable Datatips
Gambar 2.50
Dialog Box Grade Shell Parameter
Gambar 2.51
Hasil Grade Shell
2.3 Perhitungan Cadangan
2.3.1 Edit Script
1. Pilih menu block -> manipulation -> edit script
2. Tulis nama file yang akan di buat script, ore_class -> open
II-27
Gambar 2.52
File Name Script
3. Tulis script sesuai dengan ore classification yang telah ditentukan, dalam
Vulcan telah ditentukan beberapa key seperti: lt = lessthan, ge = greater
equal, gt = greater than -> Save
Gambar 2.53
Classification Script
2. Pada Dialog Box script selection pilih script yang telah dibuat
leleemasscript.bcf -> pilih block model yang anda buat leleemas.bmf-> OK
Gambar 2.54
Dialog Box Script Selection
3. Pada Dialog Box block selection -> OK
Gambar 2.55
Dialog Box Block Selection
Gambar 2.56
Running Execute Script Finish
Gambar 2.57
Dialog Box Legend Editor
II-30
Gambar 2.58
File Name Block
5. Muncul Dialog Box load blocks -> variable pilih class -> OK
Gambar 2.59
Dialog Box Load Blocks
Gambar 2.60
Dialog Box Block Selection
Gambar 2.70
Hasil View Block Non-Condition
Condition
1. Click kanan -> pilih history perintah block, viewing, block
2. Pada Dialog Box load block pilih variable class -> OK
II-32
Gambar 2.71
Dialog Box Load Blocks
3. Pada Dialog Box block section checklist select specific blocks by -> pilih
condition -> kemudian ketik class nes “waste” and class nes “none”
Gambar 2.72
Dialog Box Block Selection
Gambar 2.73
Hasil View Block Dengan Condition
Gambar 2.74
Grade Shell Parameters
7. Maka data akan dirunning dengan grade shell
II-34
Gambar 2.75
Grade Shale Calculation
8. Hasil Proses Grade Shell
Gambar 2.76
Hasil Grade Shell
2.3.4 Reserves Estimation
1. Pilih menu block -> Advance reserves -> advance reserve editor
2. Muncul Dialog Box advanced reserve editor -> pada pilihan design tulis
nama file, cadangan
II-35
Gambar 2.77
Pilihan design
3. Pada pilihan breakdown files pilih variable yang akan ditampilkan yaitu
class dan lithology.
Gambar 2.78
Pilihan Breakdown Fields
4. Pada pilihan grade variable, pilih density -> isikan density bahan galian
anda -> variable pilih gold -> type pilih berdasarkan massa, volume,
ataupun jumlahnya.
II-36
Gambar 2.79
Pilihan Grade Variables
5. PIlihan save and run -> checklist output csv -> Save -> calculate
Gambar 2.80
Pilihan Save And Run
Gambar 2.81
Running reserve estimation
Gambar 2.82
Lokasi Penyimpanan Data Hasil Reserve Estimation
Gambar 2.83
Data Hasil Reserve Estimation
MODUL III
MINE DESIGN
Gambar 3.1
Pembuatan Poligon Pit Manual
3. Pilih menu open pit -> click ramps -> pilih graphics toe/crest/road.
4. Muncul dialog box open pit graphics attributes, pilih warna berbeda untuk
toe, crest dan haul road.
Gambar 3.2
Dialog box Open pit Graphics Attributes
III-1
5. Pilih menu open pit -> click open cut design -> pilih pick toe crest string ->
pilih toe
6. Pilih menu open pit -> pilih project string.
7. Muncul dialog box bench projection, isi geometri lereng sesuai dengan
assignment geoteknik, misalnya seperti dibawah ini
Gambar 3.3
Dialog Box Bench Projection
8. Pilih menu open pit -> click open cut design -> pilih berm string.
9. Muncul dialog box safety berm and benches, pada default berm width
isikan lebar berm sesuai assignment geoteknik -> checklist override berm
direction (as impled by batter) with this default -> pilih horizontal berm ->
checklist check string for cross overs -> OK.
Gambar 3.4
Dialog box Safety Berm and Benches
10. Lakukan project string dan berm string sesuai dengan kebutuhan.
11. Pilih menu open pit -> click open cut design -> pilih condition string.
12. Muncul dialog box string conditioning -> checklist use curves on corners ->
pilih radius of curvature -> radius isikan 10 -> checklist apply curve to points
on a zero width berm -> OK -> pilih layer -> pilih layer ”PIT_MANUAL”
Gambar 3.5
Dialog box String Conditioning
Gambar 3.7
Dialog box Triagulation
16. Save triangulation dengan nama pit_manual -> pilih warna -> OK.
Gambar 3.8
Save Triangulation
17. Hasil surface pit manual.
Gambar 3.9
Hasil Surface Pit Manual
Gambar 3.11
Dialog box Create Section
Gambar 3.12
Pembuatan Poligon
6. Pilih menu open pit -> click ramps -> pilih design pit and dumps.
7. Muncul dialog box road parameter -> click pilihan road -> road type pilih
advanced -> specification name -> default --> road parameter checklist
up the wall -> pada road1 isikan lebar jalan dan grade maksimum ->
checklist slotcut -> grade pilih shortcut -> checklist adjust initial string for
ramp acces.
Gambar 3.13
Dialog box Road Parameters
8. Pada pilihan height isikan tinggi jenjang yang aman, misal 10 m.
Gambar 3.14
Pilihan Bench
9. Pada pilihan berm and batter isikan default berm width dengan lebar berm
, misal 5 m -> default batter angle sesuai dengan slope aman , misal 70.
Gambar 3.15
Pilihan Berm and Batter
10. Pada pilihan miscellaneous -> smoothing click apply string conditioning ->
OK.
Gambar 3.16
Pilihan Miscellaneous
11. Maka akan muncul pilihan-pilihan pada create pit, pilih flag toe/crest string
-> pilih toe -> click poligon yang telah dibuat.
Gambar 3.17
Pilihan Create Pit
12. Kembali pada pilihan create pit -> pilih insert road -> click lokasi poligon ->
click this way.
Gambar 3.18
Insert Road
13. Pada pilihan create pit -> pilih continue road -> tambahkan elevasi dengan
mengclick lambang (-) pada slice
Gambar 3.19
Continue Road
14. Pilih jalan yang akan dilanjutkan dengan click string jalan (berwarna biru).
Gambar 3.20
Continue Road
15. Untuk mengedit garis pit yang telah dibuat agar dapat terambil semua baha
galian dapat dilakukan langkah sebagai berikut. Pilih edit/label string ->
replace string.
16. Click string terluar -> click start string -> click end string -> tarik string dan
bentuk sesuai dengan bahan galian -> interpolate -> retain.
Gambar 3.21
Interpolate String
17. Lakukan kegiatan continue road hingga bahan galian yang ditambang
habis.
19. Load surface dengan desain pit yang telah dibuat.
20. Pilih menu model -> triangle surface -> create -> pilih boundary -> checklist
use boundary poligo to limit triangulation -> OK.
21. Save triangulasi dengan nama topo_triangulasi_auto -> OK
Gambar 3.22
Save Triangulasi Topo
22. Hasil triangulasi topografi auto.
Gambar 3.23
Hasil Triangulasi Topografi Auto
3.1.3 Pit Topography
1. Load topo triangulasi dengan triangulasi surface. Pilih menu open pit ->
pilih pit topography
2. Muncul dialog box pit topography -> checklist construct the pit photo
triangulation -> checklist construct the enclosed volume triangulation ->
create the intersection poligon -> buat layer baru dengan B_PIT_AUTO.
3. Pilih triangulasi desain pit -> pilih triangulasi surface -> generate surface
4. Save pit topography dengan nama file Ultimate_Pit_Limit -> OK
Gambar 3.24
Save Pit Topography
5. Muncul dialog box enclosed volume -> save dengan nama solid_pit -> ubah
warna -> OK.
Gambar 3.25
Save Enclosed Volume
Gambar 3.26
Hasil Pit Topography
Gambar 3.27
Hasil Ultimate Pit Limit
Gambar 3.28
Hasil Solid Pit
6. Load hasil boundary -> right click-> checklist closure -> close.
Gambar 3.29
Boundary Closure
7. Load pit_auto -> pilih menu design -> object edit -> pilih clip by poly -> OK
8. Click poligon boundary -> kemudian click layer pit auto -> correct -> delete
point inside -> select by layer -> confirm “layer_PIT_AUTO”.
9. Hasil potongan poligon berdasarkan pit limit
Gambar 3.30
Hasil Potongan Poligon Berdasarkan Pit Limit
10. Load hasil topografi digital dan poligon boundary
Gambar 3.31
Topografi Digital dan Poligon Boundary
11. Right click-> design/object edit/ clip by poly -> OK-> Pilih delete points
inside
12. Hasil Pemotongan Topografi Digital dan Poligon Boundary
Gambar 3.32
Hasil Pemotongan Topografi Digital dan Poligon Boundary
Gambar 2.33
Hasil Pit dan Topografi Digital
3.1.4 Cadangan
1. Pilih menu block -> advanced reserves -> advance editor.
2. Muncul dialog box advanced reserve editor -> tulis nama file dengan
cadangan_tertambang -> pilih block model yang buat.
Gambar 3.34
Dialog box Advanced Reserve editor
3. Pada pilihan variable -> breakdown file -> variable munculkan class dan
lithology.
Gambar 3.35
Pilihan Variables
4. Pilih grade variable -> density -> pada kolom default isikan density emas -
> variable panggil gold -> type by mass.
Gambar 3.36
Pilihan Grade Variables
5. Pilih triangulation -> screen pick.
Gambar 3.37
Insert Triangulasi
6. Save and run -> checklist output CSV -> rename cadangan_tertambang ->
save -> calculate -> running -> enter -> window explorer -> fiile cadangan
tertambang (Excel).
Gambar 3.38
Insert Triangulasi
Gambar 3.39
Running Calculate Cadangan
Gambar 3.40
Hasil Cadangan
3.1.5 Volume
1. Load triangulasi solid_pit -> right click-> volume
2. Muncul dialog box 3D solid volume -> checklist save volume report to file
-> isikan nama report file -> masukan density -> OK.
Gambar 3.41
Dialog box 3d Solid Volume
3. Hasil volume tertambang.
Gambar 3.42
Hasil Volume Tertambang
Gambar 3.43
Polygon Dasar Disposal
2. Pilih menu open pit -> Open cut design ->flag toe/crest string -> Toe
3. Piih menu open pit -> Open cut design -> Project String
4. Muncul kotak dialog bench projection -> default better angle isi sesuai
rekomendasi geoteknik (50o) -> ceklis override sets batter with default ->
Project to level isikan R+5 -> nominal height bench isikan dengan
rekomendasi geoteknik (5 m).
Gambar 3.44
Kotak Dialog Bench Projection
5. Pilih menu open pit -> open cut design -> berm string
6. Muncul kotak dialog safety berm and benches -> default berm width isikan
sesuai dengan lebar berm anda (5 m)-> ceklis override default width berm
-> OK.
Gambar 3.45
Kotak Dialog Safety Berms and Benches
7. Lakukan project string -> berm string sampai batas maksimal disposal,
maka hasilnya sebagai berikut.
Gambar 3.46
Hasil Disposal String
8. Pilih menu open pit -> open cut design -> Insert road to pit and dump ->
pilih thisway.
9. Muncul kotak dialog haul road -> pilih road goes up the wall -> pada width
of road 10 m dan grade 10⁰ -> OK.
Gambar 3.47
Kotak Dialog Haul Road
10. Pilih save road and push back.
Gambar 3.48
Kotak Dialog Haul Road
11. Hasil jalan pada disposal manual.
Gambar 3.49
Hasil Jalan Pada Disposal Manual
12. Pilih menu model -> triangle surface -> create.
13. Muncul kotak dialog triangulation -> pilih triangulate data in plan view -> OK.
Gambar 3.50
Kotak Dialog Triangulation
14. Muncul kotak dialog triangulation name -> isikan nama file -> ceklis solid
shade triangulation -> OK.
Gambar 3.51
Kotak Dialog Triangulation Model Name
Gambar 3.54
Elevasi Surface
3. Klik poligon -> klik kanan -> pilih poligon -> Z value -> enter sting Z tag
sesuai dengan elevasi (180 m).
4 Pilih open pit -> open cut design -> dump design.
5. Muncul kotak dialog dump design parameters -> pada poligon RL isi
dengan maksimum elevasi -> pilih create level dump -> projection angle isi
sesuai dengan overall slope yang direkomendasikan -> ceklis assign berm,
berm width isi sesuai lebar jalan dan level heigt sesuai dengan tinggi
jenjang.
Gambar 3.55
Kotak Dialog Dump Design Parameters
6. Pilih save polygon -> tulis nama file -> Ok.
7. Pilih save dump -> tulis nama file anda -> Ok.
Gambar 3.56
Save Dump
8. Hasil dump design.
Gambar 3.57
Hasil Dump Design
9. Pilih menu open pit -> pilih ramps -> Insert road to pit/dump -> pilih
poligon terluar -> klik this way -> klik save road only.
10. Hasil insert road pada disposal otomatis.
Gambar 3.58
Hasil Insert Road
11. Klik disposal solid -> klik kanan -> pilih volume, berikut hasil volume
disposal.
Gambar 3.59
Hasil Volume Disposal
3.2.3 Pembuatan Jalan
1. Buat layer baru jalan -> gunakan snap to object -> pilih line, lalu buat jalan
dari pit ke disposal.
Gambar 3.60
Pembuatan Garis Untuk Jalan
2. Pilih menu open pit -> ramps -> build road.
3. Muncul kotak dialog haul-road parameter -> pada width of road isikan lebar
jalan -> Gradient -> OK.
Gambar 3.61
Haul-Road Parameter
4. Hasil haul-road.
Gambar 3.62
Haul-Road
3.2.4 Layout
1. Load kontur topografi -> load triangulasi surface -> load design dump. Buat
layer baru untuk prasarana.
2. Gunakan tool rectangle untuk membuat gedung prasarana. Untuk
memotong kontur bagian dalam dari prasarana dengan cara klik design ->
object edit -> Clip by Poly -> pilih poligon bangunan -> pilih delete by inside
-> retain.
Gambar 3.63
Clip by Poly
3. Hubungkan masing-masing prasarana dengan build road -> lalu clip by
poly. Hasilnya sebagai berikut:
Gambar 3.64
Hasil Layout
3. Untuk memberikan teks pada masing-masing prasarana dapat dilakukan
dengan menggunakan tool 2D text pada kiri tampilan windows.
4. Klik pada lokasi yang akan diberi nama, lalu tulis nama prasarana -> Ok ->
Select font -> Ok -> Pilih ukuran font -> Ok.
Gambar 3.65
Hasil Layout Tambang
5. Dan berikut adalah rekap dari luasan Layout yang telah dibuat
Tabel 3.1
Rekap Luasan Layout
Area
Layout
(hectares)
Nursery 0.635
Disposal 2.021
Lab 0.425
Masjid 0.239
Workshop 0.87
Kantin Dan
0.466
Mess
Office 0.554
Gudang Handak 0.52
Crushing Plant 1.618
3. Alihkan ke tab Naming -> Tentukan nama Shell Base Name menjadi
‘pit_level’ ->
Gambar 3.64
Shell Base Naming
4. Alihkan ke tab parameter -> pilih calculate fixed width shells -> tentukan
shell width ’100 meter’ -> OK
Gambar 3.65
Shell Parameter
5. Maka akan muncul pop-up shell plane -> pilih select by grid coordinate ->
pilih by RL.
Gambar 3.66
Shell Plane
Gambar 3.66
Shell berhasil dibuat
6. Buat new layer -> beri nama ‘GARIS_SCHEDULING’ -> buat garis dengan
panjang melebih panjang pit
Gambar 3.67
Pembuatan Garis Scheduling
7. Pilih model -> triangle solid -> shells -> browse -> pilih triangulasi
“pit_level_xx” yang sudah dibuat sebelumnya -> OK
Gambar 3.68
Memuat triangulasi shell yang ingin dipecah lagi
8. Alihkan ke tab naming -> pilih Use selected solid name as base name ->
pilih shell name identifier menggunakan angka/pilih sequence with starting
number
Gambar 3.69
Shell Naming
9. Alihkan ke tab parameter -> pilih calculate fixed width shells -> tentukan
shell width ’100 meter’ -> OK
10. Maka akan muncul pop-up shell plane -> pilih select by section line yang
sudah dibuat sebelumnya ->OK -> pilih section line yang akan dijadikan
sebagai pembagi shell sebelumnya.
Gambar 3.70
Create Shell by Section Line
Gambar 3.71
Shell berhasil dibuat dengan dua section line
3.3.2 Pembuatan Advance Reserves
1. Pilih Blocks -> Advance reserves -> Advance Reserves Editor
2. Pilih Design -> Tentukan nama Reserves specification file menjadi
‘scheduling’ -> Tentukan file block model yang sudah dibuat.
Gambar 3.72
Design Advance Reserves
3. Pilih breakdown fields -> pilih variable yang digunakan yaitu ‘class’ dan
‘litho’
Gambar 3.74
Breakdown Fields Advance Reserves
4. Pilih grade variables -> pilih density ‘density’ -> tentukan nilai density pada
kolom default -> pilih variable ‘gold’ -> pilih type ‘wt by mass’
Gambar 3.75
Grade Variables Advance Reserves
5. Pilih triangulation -> browse -> pilih triangulasi shell yang sudah dibuat ->
OK
Gambar 3.76
Triangulation Advance Reserves
6. Pilih save and run -> Save -> output csv ->calculate
Gambar 3.77
Save and run Advance reserves
7. Buka file scheduling.csv yang sudah dibuat -> insert -> Pivot Table -> Ok
8. Pada kolom pivot table, centang ‘REGION’, ‘CLASS’, dan
‘TOTAL_VOLUME’ -> Sortir kolom ‘REGION’ dari elevasi atas ke bawah
Gambar 3.78
Sortir Data menggunakan Pivot Table
9. Buat sheet baru -> Buat tabel Target Produksi
Gambar 3.79
Tabel Target Produksi
10. Tentukan target produksi selama 1 tahun -> Pilih triangulasi yang akan
tertambang sesuai dengan waktu 1 tahun umur tambang.
Gambar 3.80
Menentukan Volume Shell sesuai dengan Target Produksi per Tahun
Gambar 3.81
Shell yang akan tertambang selama 1 tahun target produksi
11. Isi tabel target produksi -> Elevasi level yang ditambang ‘240-200’ -> tahun
ke-‘1’ -> isi kolom LG, MG, HG, dan WASTE dengan formula SUM, data
diambil dari sheet pivot table.
Gambar 3.82
Tabel Target Produksi
LAMPIRAN
GEOTEKNIK
1. Pembuatan Section
1. Munculkan solid RC,TQ, O, V2, INA, AA, dan CH, serta triangulasi surface.
Gambar 1
Tampilan Solid + Surface
2. Buat layer baru dengan nama layer LINE
3. Tarik garis sesuai garis penampang yang akan dibuat.
Gambar 2
Penarikan Garis Penampang
4. Pilih menu model -> click triangle utility -> click Section by line
5. Muncul kotak dialog triangulation sectioning by line -> nama file tuliskan
section -> OK.
Gambar 3
Kotak Dialog Triangulation Sectioning By Line
6. PIlih triangulasi dan solid yang akan di buat section sampai semua
berwarna abu-abu -> maka akan muncul kotak section berwarna hijau.
Gambar 4
Pemilihan Triangulation
7. Muncul Kotak section seperti dibawah ini.
Gambar 5
Kotak Section
Gambar 6
Hasil Section
Gambar 7
Penyesuaian Angka dan Derajat
4. Buat bentuk lereng seperti dibawah ini dengan menggunakan tool line.
Gambar 8
Desain Lereng
6. Setelah berbentuk lereng maka lakukan penggabungan antar garis dengan
key Join, lalu blok desain jenjang, lalu enter.
Gambar 9
Penggabungan Antar Garis
7. Buat layer pada layer properties -> tambah layer -> rename layer dengan
external boundary.
Gambar 10
Pembuatan Layer
8. Setelah layer terbuat maka click jenjang -> pilih layer external boundary.
9 PIlih menu file -> save as -> pilih lokasi penyimpanan -> filename tinggi
jenjang_slope -> pilih format dxf 2000 -> save
Gambar 11
Save Desain Jenjang
3. Slide
1. Buka software slide -> pilih menu file -> Import dxf.
2. Ceklis external boundary
Gambar 12
Kotak Dialog DXF Option
Gambar 14
Kotak Dialog Project Setting
6. Pada pilihan Method pilih Janbu Method dan Bishop Method, untuk pilihan
lainnya sudah sesuai dengan st r maka click OK.
Gambar 15
Pilihan Metode Perhitungan Geoteknik
7. Pilih menu boundaries -> add water tabel. Water table sesuai dengan
kondisi MAT.
8. Setelah input MAT sesuai dengan st r diatas maka tekan pilih done.
Gambar 16
MAT telah di Input
Gambar 17
Seismic Load
Gambar 18
Pembuatan Grid
13. Pilih menu properties -> define materials -> isi sesuai dengan data hasil
pengujian laboratorium.
14. Data input material define.
Gambar 19
Input Data Materials
Gambar 20
Nilai FK dan Desain Lereng
4 Phase2
1. Buka software phase2, pilih menu file -> import -> import DXF
2. Pada kotak dialog DXF option pilih external boundary.
Gambar 21
Kotak Dialog DXF Option
Gambar 22
Kotak Dialog Project Setting
5. Pilih menu boundaries -> add piezometric line, digunakan untuk
menunjukan kondisi MAT seperti pada slide -> select all -> OK
Gambar 23
Pembuatan MAT
Gambar 42
Kotak Dialog Mesh Setup
8. Pilih menu displacement -> Selection Mode -> pilih pick by segments
9. Menu displacement-> Free -> Pilih lereng yang akan dibuka
Gambar 24
Pemilihan Displacements
10. Pilih menu mesh -> Increase discretization density -> blok seluruh lereng-
> maka hasil mesh akan lebih halus.
Gambar 25
Smoothing Mesh
11. Pilih menu loading-> seismic loading -> maka muncul kotak dialog seismic
loading -> isikan seismic load coefficient untuk horizontal dan vertikal
sesuai daerah tambang -> OK.
Gambar 26
Seismic Load
Gambar 27
Define Material
15. Pilih menu properties -> define hydraulic -> untu piezo to use sesuai
dengan MAT yang digunakan.
Gambar 28
Define Hidraulic
Gambar 29
Proses Compute
18 Setelah selesai compute maka pilih menu analysis -> pilih interpret.
Gambar 30
Hasil Interpret