I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Usia : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Asisten Rumah Tangga
Status perkawinan : Belum Menikah
Bangsa/Suku : Betawi
Alamat :
Rujukan/datang sendiri/keluarga : Datang diantar oleh adiknya
A. KELUHAN UTAMA
2
Pada tahun 2016, pasien dibawa ke IGD karena tiba-tiba mengamuk, dan melukai
dirinya dengan membentur-benturkan kepalanya ke tembok, dan juga
memecahkan kaca. Pasien sempat dirawat di RSJ selama 21 hari. Setelah keluar
dan Rumah Sakit, pasien rajin kontrol dan minum obat, namun ayahnya
mengatakan pasien kontrol dan menebus obatnya di RSUD. Dan setelah pulang
dari RS, pasien dapat bekerja seperti biasanya, pasien bekerja dipabrik untuk
membuat speaker, dan 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit, pasien sempat
bekerja sebagai asisten rumah tangga.
3
Pasien merupakan anak ke 1 dari 13 bersaudara. Pasien lahir di bidan secara
spontan, dalam keadaan sehat dan langsung menangis. Riwayat komplikasi
kelahiran, trauma, dan cacat bawaan disangkal.
4. Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah hanya sampai kelas 2 SD. Keluarga pasien mengatakan bahwa
pasien harus putus sekolah karena faktor perekonomian keluarga.
5. Riwayat Pekerjaan
Keluarga pasien mengatakan pasien sempat bekerja dipabrik untuk membuat
speaker, dan juga bekerja sebagai asisten rumah tangga.
4
pasien, dan menjadi Islam. Namun sekarang pasien mengaku tidak tahu agamanya
apakah Kristen atau Islam, pasien tidak pernah kegereja maupun sholat.
7. Kehidupan perkawinan/psikoseksual
Pasien belum pernah menikah.
E. RIWAYAT KELUARGA
F. KEHIDUPAN SOSIAL
5
Pasien tinggal serumah dengan ayah ibunya dan keempat saudaranya. Dirumah
pasien lebih penurut kepada ayahnya. Pasien merasa adik-adiknya dirumah cuek
kepada dia, hanya ayahnya yang peduli kepadanya. Dilingkungan sekitar pasien tidak
begitu dekat dengan orang sekitar, karena menurut pasien, kehidupan mereka
berbeda-beda. Pasien seorang asisten rumah tangga, menurut keluarga pasien, bos
pasien suka dengan kerja pasien, karena pasien rajin dan rapi.
b. ALAM PERASAAN
1. Mood : Hipotim
2. Afek : Menyempit
3. Keserasian : Serasi
6
c. GANGGUAN PERSEPSI
1. Halusinasi : Visual (+), Auditorik (+)
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
d. FUNGSI INTELEKTUAL
1. Taraf pendidikan : SD
2. Pengetahuan umum : Baik (menurut pasien presiden Indonesia saat
ini adalah Jokowi, dan presiden Indonesia yang pertama adalah Soekarno, dan
pasien bisa menyebutkan isi pancasila)
3. Kecerdasan : kecerdasan rata-rata
4. Konsentrasi dan perhatian : Konsentrasi dan perhatian tidak terganggu
5. Orientasi :
a. Waktu : Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam hari
dan mengetahui jam berapa saat dilakukannya pemeriksaan)
b. Tempat: Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RS Jiwa)
c. Orang :Terganggu (pasien tidak mengetahui bahwa sedang
diwawancara oleh dokter muda)
6. Daya ingat:
a. Jangka panjang : Tidak terganggu (pasien dapat mengingat
tanggal dan bulan kelahiran pasien, dan
dimana tempat pasien bersekolah waktu SD)
b. Jangka pendek : Tidak terganggu (pasien mengingat apa yang
pasien kerjakan dan makan saat pagi hari)
c. Segera : Terganggu (pasien tidak dapat mengingat nama
dokter muda)
7. Pikiran abstrak : Tidak terganggu (pasien dapat menyebutkan
persamaan apel dan jeruk)
8. Visuospasial : Tidak terganggu (pasien dapat menggambar
jam dan waktu yang telah ditentukan pemeriksa)
9. Kemampuan menolong diri : Baik (pasien bisa makan, mandi, buang air
kecil dan berpakaian sendiri)
7
e. PROSES PIKIR
1. Arus pikir
a. Produktifitas : Cukup ide
b. Kontinuitas : Koheren
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi pikir
a. Waham : waham kendali (thought of insertion)
b. Preokupasi : Ada (Pasien selalu menyebutkan bahwa pasien
ingin pulang saat pemeriksaan dilakukan)
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Ada (akrofobia)
f. PENGENDALIAN IMPULS
Tidak terganggu.
g. DAYA NILAI
1. Daya nilai sosial : Tidak terganggu. Pasien tidak pernah melakukan
tindak kekerasan yang melukai orang lain.
2. Uji daya nilai : Tidak terganggu (pasien mengatakan jika ia
menemukan dompet yang terdapat kartu identitasnya di jalan, pasien akan
memberikannya kepada satpam atau polisi untuk dikembalikan)
3. RTA : Terganggu (halusinasi auditorik dan visual)
h. TILIKAN
Derajat 1 (Pasien menyadari dirinya sakit namun bukan sakit jiwa melainkan sakit
tidak bisa tidur)
i. RELIABILITAS
Dapat dipercaya
A. STATUS INTERNUS
Keadaan umum:
8
o Kesan gizi : Cukup, berat badan normal
o Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital:
o Tekanan darah : 120 /70 mmhg
o Nadi : 85 x/menit
o Suhu : 36,6 0C
o Pernapasan : 19 x/menit
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik, kelembaban normal
Kepala : Normosefal, rambut hitam , distribusi merata, tidak mudah rontok
Mata : Pupil bulat, isokor, simetris, refleks cahaya +/+, konjungtiva anemis -
/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret -/-
Telinga : Normal, nyeri tekan -/-, radang -/-
Mulut : Bibir pucat (-), sianosis (-), trismus (-), tonsil T1/T1, tonsil/faring
hiperemis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan tiroid.
Paru:
o Inspeksi: Bentuk dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi: Gerakan dada simetris
o Perkusi: Sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi: Suara napas vesicular +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
o Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi: Ictus cordis teraba
o Perkusi: Batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
o Inspeksi: Bentuk datar. Terdapat sebuah luka bekas jahitan di abdomen.
o Palpasi: Hepar dan lien tidak teraba membesar
o Perkusi: Timpani diseluruh lapang abdomen
o Auskultasi: Normoperistaltik
Ekstremitas: Akral hangat, udem (-), CRT < 2 detik. Terdapat beberapa luka
bekas sayatan di lengan kiri bawah.
9
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial : Dalam batas normal
Refleks fisiologis : Dalam batas normal
Refleks patologis : Tidak ada
Motorik : Tidak terganggu
Sensibilitas : Dalam batas normal
Fungsi luhur : Tidak terganggu
Gejala EPS : Akatinasia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), resting
tremor (-), distonia (-), tardive diskinesia (-)
V. PENEMUAN BERMAKNA
Pasien seorang laki-laki berusia 39 tahun, tampak sesuai umur dan terawat, dirawat
dibangsal Puri Nurani karena sebelumnya diantar oleh adiknya ke IGD RSJ karena pasien
mengamuk sejak 1 hari SMRS. Pasien mengamuk karena merasa ada pikiran yang
merasuki tubuhnya yang membuatnya mengamuk. Pasien mengatakan bahwa pasien bisa
melihat setan-setan, dan mendengar suara-suara aneh yang menyuruhnya atau hanya
sekedar menggodanya, tapi tidak ada orang lain yang bisa seperti dia. Keluarga pasien
mengatakan pasien mulai bisa melihat dan mendengar hal seperti itu, sejak pasien pulang
dari pesantren kurang lebih 15 tahun yang lalu, dan pasien jadi sulit tidur. Karena
keterbatasan biaya, pasien hanya dibawa kepuskesmas dan diberi obat tidur, namun ayah
pasien lupa nama obatnya. Tahun 2016, pasien mengamuk tanpa sebab dan
membenturkan kepalanya, lalu dibawa ke RSJ dan sempat dirawat 21 hari. Selama
dirawat dibangsal Puri Nurani, pasien lebih banyak diam dan tidur. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan arus pikiran pasien didapatkan cukup ide dan koheren, mood
hipotim, afek menyempit, waham kendali, halusinasi visual dan auditorik, daya nilai
sosial tidak terganggu, uji daya nilai tidak terganggu, serta RTA pasien terganggu. Tilikan
pasien derajat 1.
10
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
Adanya gangguan / hendaya dan disabilitas dalam fungsi sosial dan fungsi sehari-
hari.
2. Gangguan merupakan gangguan fungsional karena:
a. Tidak disebabkan oleh gangguan medik umum (penyakit metabolik, infeksi,
neoplasma)
b. Tidak disebabkan oleh penyalahgunaan zat psikoaktif.
3. Gangguan Psikotik karena:
Halusinasi auditorik: pasien sering mendengar suara-suara yang
menyuruhnya melakukan sesuatu atau menggodanya.
Halusinasi visual: pasien sering melihat banyak setan disekitarnya.
Waham kendali : pasien merasa ada yang merasuki pikirannya, dan
membuatnya mengamuk
11
kepuskesmas, namun semenjak adanya BPJS, ayahnya bisa membawa pasien
berobat ke Rumah Sakit.
X. TERAPI
- Rawat inap
o Indikasi: membahayakan diri sendiri dan orang lain, mencegah pasien
melakukan tindakan kekerasan, mencegah munculnya gejala yang lebih berat,
untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan.
- Medikamentosa:
Risperidone 2 x 1mg
12
- Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
o Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
o Memotivasi pasien untuk meminum obat secara teratur dan rajin untuk
kontrol.
o Mengingatkan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai aturan dan
rutin datang kontrol ke poli setelah pulang dari rumah sakit.
o Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu
keadaan pasien.
Sosioterapi:
o Melibatkan pasien dalam kegiatan rohani dan kegiatan sosial di lingkungan
sekitar pasien.
o Menganjurkan pasien untuk mencari pekerjaan setelah pulang dari rawat inap
dan bersosialisasi dengan orang lain.
XI. PROGNOSIS
- Ad vitam : Bonam
- Ad functionam : Dubia ad bonam
- Ad sanationam : Dubia ad bonam
13