Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Pokok bahasan : Reumatik


Sub pokok bahasan :
Sasaran : Lansia Panti Wredha Bhakti Pertiwi
Hari/tanggal :
Tempat : Pati wredha bhakti pertiwi
Jam/waktu : 08.00 – 08.10 (10 menit)

A. Tujuan instruksional umum (TIU)


Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 10 menit
diharapkan para peserta penyuluhan mengetahui dan memahami
tentang teknik relaksasi otot progresif.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mendapatkan penjelasan/pendidikan kesehatan tentang
teknik relaksasi progresif, diharapkan peserta mampu:
1. Mengetahui pengertian relaksasi otot progresif
2. Mengetahui tujuan relaksasi otot progresif
3. Mengetahui manfaat relaksasi otot progresif
4. Mengetahui langkah-langkah relaksasi otot progresif
C. Pokok Bahasan
1. Pengertian relaksasi otot progresif
2. Tujuan relaksasi otot progresif
3. Manfaat relaksasi otot progresif
4. Langkah-langkah teknik relaksasi otot progresif
D. Metode Pendidikan Kesehatan
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media dan Alat Peraga
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet
F. Proses Kegiatan Pendidikan Kesehatan
No Kegiatan Respon Waktu Keterangan
1. Pembukaan
a. Mengucapkan a. Menjawab salam 2 menit
salam dengan semangat
b. Menjelaskan b. Menyimak
latar belakang penjelasan latar
belakang
penyuluhan
c. Menjelaskan c. Menyimak
tujuan diberikan penjelasan tujuan
penyuluhan
d. Apersepsi d. Persepsi pemateri
dengan peserta
menjadi sama

2. Inti
a. Menjelaskan a. Memperhatikan 5 menit
tentang materi dengan
pengertian penuh perhatian
relaksasi otot
progresif
menggunakan
LCD dan
Laptop
b. Menjelaskan b. Memperhatikan
tujuan relaksasi materi dengan
otot progresif penuh perhatian
menggunakan
LCD dan
Laptop
c. Menjelaskan
manfaat c. Memperhatikan
relaksasi otot materi dengan
progresif penuh perhatian
menggunakan
LCD dan laptop
d. Menjelaskan d. Memperhatikan
langkah- materi dengan
langkah teknik penuh perhatian
relaksasi otot
progresif
menggunakan
LCD dan laptop
3. Penutup
a. 4.Melakukan a. Peserta dapat 3 menit
evaluasi menjawab
penyuluhan pertanyaan
kesehatan evaluasi dengan
benar
b. Memberikan b. Menyimak
kesimpulan kesimpulan yang
penyuluhan disampaikan
kesehatan penyuluh
c. Mengucapkan c. Menjawab salam
salam penutup penutup dengan
semangat

G. Evaluasi
Metode : Lisan
Pertanyaan :
1. Apa yang dimaksud relaksasi otot progresif?
2. Apa tujuan relaksasi otot progresif?
3. Sebtukan manfaat relaksasi otot progresif!
4. Sebutkan langkah-langkah teknik relaksasi otot progresif!
H. Penutup
Demikian SAP ini kami buat dan kami berharap semoga lansia di
Bhakti Pertiwi dapat memahami tentang relaksasi otot progresif.
I. Materi :
Terlampir

Menyetujui, Cimahi, 2 Januari 2019


Pembimbing

Oop Ropei, M.Kep.,Ns,Sp.Kep.Kom Melani Rachmawati


MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Relaksasi Otot Progresif
Terapi Relaksasi Otot Progresif / Progressive Muscle
Relaxation (PMR) merupakan suatu terapi relaksasi yang
diberikan kepada klien dengan menegangkan otot-otot tertentu
dan kemudian relaksasi. Relaksasi progresif adalah salah satu cara
dari teknik relaksasi yang mengkombinasikan latihan napas dalam
dan serangkaian seri kontraksi dan relaksasi otot tertentu
(Kustanti dan Widodo, 2008).
Berdasarkan keyakinan bahwa tubuh manusia berespons
pada kecemasan dan kejadian yang merangsang pikiran dengan
ketegangan otot (Davis, 1995), maka teknik relaksasi otot
progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak
memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti.Teknik relaksasi
otot progresif memusatkan perhatian pada suatu aktivitas otot
dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian menurunkan
ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk
mendapatkan perasaan relaks (Herodes, 2010).

2. Tujuan
Tujuan terapi relaksasi otot progressif adalah untuk:
1) Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan
punggung, tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju
metabolisme.
2) Mengurangi disritmia jantung, kebutuhan oksigen;
3) Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika
klien sadar dan tidak memfokuskan perhatian serta relaks;
4) Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi;
5) Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
6) Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas,
spasme otot, fobia ringan, gagap ringan, dan
7) Membangun emosi positif dari emosi negative.
3. Manfaat
1) Baik untuk kesehatan otot agar tidak menjadi kaku
Teknik relaksasi otot progresif juga memiliki manfaat
yang sangat baik untuk membantu menjaga kesehatan dan
juga ketahanan otot anda. Teknik ini secara langsung
membutuhkan kinerja otot dan juga dapat memberikan
aktivitas tersendiri bagi otot, agar tidak kaku, dan juga
terasa sakit ketika digunakan secara terus menerus.
2) Mencegah kram dan kesemutan
Kram dan juga kesemutan biasanya trjadi pada bagian
tangan dan juga kaki. Salah satu hal yang dapat
menyebabkan munculnya gejala kram dan juga kesemutan
ini adalah kondisi otot yang merasa lelah dan juga tidak
dapat bekerja dengan optimal. Karena itu, dengan manfaat
relaksasi otot progresif ini, maka otot yang merasa lelah
dan juga merasa sakit ini dapat teratasi dengan mudah,
dan anda dapat terhindar dari rasa kram dan juga
kesemutan yang sering mengganggu aktivitas.
3) Melenturkan otot dan persendian
Manfaat relaksasi otot progresif bagi kesehatan adalah
dapat membantu melenturkan otot dan juga bagian
persendian. Otot yang jarang digunakan, dan juga terlalu
sering digunakan akan berdampak rasa sakit, karena
terlalu tegang dan juga kaku. Hal ini tentu saja dapat
menyebabkan rasa sakit pada otot. Karena itu, dengan
menggunakan teknik relaksasi otot progresif ini, bagian
persendian serta otot yang terasa kaku dapat kembali
seperti semula dan merasa lebih rileks.
4. Langkah-langkah teknik relaksasi progresif
Menurut Setyoadi dan Kushariyadi (2011) persiapan untuk
melakukan teknik ini yaitu:
1) Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan
yang tenang dan sunyi.
a. Pahami tujuan, manfaat, prosedur.
b. Posisikan tubuh secara nyaman yaitu berbaring dengan
mata tertutup menggunakan bantal di bawah kepala dan
lutut atau duduk di kursi dengan kepala ditopang, hindari
posisi berdiri.
c. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam,
dan sepatu.
d. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain
sifatnya mengikat.
2) Prosedur
a. Gerakan 1 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan.
a) Genggam tangan kiri sambil membuat suatu kepalan.
b) Buat kepalan semakin kuat sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
c) Pada saat kepalan dilepaskan, rasakan relaksasi
selama 10 detik.
d) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali
sehingga dapat membedakan perbedaan antara
ketegangan otot dan keadaan relaks yang dialami.
e) Lakukan gerakan yang sama pada tangan kanan.

b. Gerakan 2 : Ditunjukan untuk melatih otot tangan bagian


belakang.
a) Tekuk kedua lengan ke belakang pada peregalangan
tangan sehingga otot di tangan bagian belakang dan
lengan bawah menegang.
b) Jari-jari menghadap ke langit-langit.

Gambar gerakan 1 dan 2

c. Gerakan 3 : Ditunjukan untuk melatih otot biseps (otot besar


padabagian atas pangkal lengan).
a) Genggam kedua tangan sehingga menjadi kepalan.
b) Kemudian membawa kedua kapalan ke pundak sehingga
otot biseps akan menjadi tegang.
Gambar gerakan 3
d. Gerakan 4 : Ditunjukan untuk melatih otot bahu supaya
mengendur.
a) Angkat kedua bahu setinggi-tingginya seakan-akan
hingga menyentuh kedua telinga.
b) Fokuskan perhatian gerekan pada kontrak ketegangan
yang terjadi di bahu punggung atas, dan leher.
Gambar 4

e. Gerakan 5 dan 6: ditunjukan untuk melemaskan otot-otot


wajah (seperti dahi, mata, rahang dan mulut).
a) Gerakan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan
alis sampai otot terasa kulitnya keriput.
b) Tutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan
ketegangan di sekitar mata dan otot-otot yang
mengendalikan gerakan mata.
f. Gerakan 7 : Ditujukan untuk mengendurkan ketegangan yang
dialami oleh otot rahang. Katupkan rahang, diikuti dengan
menggigit gigi sehingga terjadi ketegangan di sekitar otot
rahang.
g. Gerakan 8 : Ditujukan untuk mengendurkan otot-otot di
sekitar mulut. Bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga
akan dirasakan ketegangan di sekitar mulut.
Gambar 5, 6, 7 dan 8

h. Gerakan 9 : Ditujukan untuk merilekskan otot leher bagian depan


maupun belakang.
a) Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru
kemudian otot leher bagian depan.
b) Letakkan kepala sehingga dapat beristirahat.
c) Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa
sehingga dapat merasakan ketegangan di bagian belakang leher
dan punggung atas.
i. Gerakan 10 : Ditujukan untuk melatih otot leher bagian depan.
a) Gerakan membawa kepala ke muka.
b) Benamkan dagu ke dada, sehingga dapat merasakan ketegangan
di daerah leher bagian muka.
j. Gerakan 11 : Ditujukan untuk melatih otot punggung
a) Angkat tubuh dari sandaran kursi.
b) Punggung dilengkungkan
c) Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian
relaks.
d) Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan
otot menjadi lurus.

k. Gerakan 12 : Ditujukan untuk melemaskan otot dada.


a) Tarik napas panjang untuk mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya.
b) Ditahan selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di
bagian dada sampai turun ke perut, kemudian dilepas.
c) Saat tegangan dilepas, lakukan napas normal dengan lega.
d) Ulangi sekali lagi sehingga dapat dirasakan perbedaan antara
kondisi tegang dan relaks

Gambar 9, 10, 11, 12

l. Gerakan 13 : Ditujukan untuk melatih otot perut

a) Tarik dengan kuat perut ke dalam.


b) Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu
dilepaskan bebas.
c) Ulangi kembali seperti gerakan awal untuk perut.
m. Gerakan 14-15 : Ditujukan untuk melatih otot-otot kaki (seperti paha
dan betis).
a) Luruskan kedua telapak kaki sehingga otot paha terasa tegang.
b) Lanjutkan dengan mengunci lutut sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
c) Tahan posisi tegang selama 10 detik, lalu dilepas.
d) Ulangi setiap gerakan masing-masing dua kali.
Gambar 13,14
DAFTAR PUSTAKA
Direja, A. H. S. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Gemilang, J. (2013). Buku Pintar Manajemen stres dan Emosi. Yogyakarta
Mantra Books
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : FKUI
Herodes, R. (2010). Anxiety and Depression in Patient.
Isaacs, A. (2005). Panduan belajar: keperawatan kesehatan jiwa dan psikiatrik.
Jakarta: EGC
Kaplan & Sadock. (2007). Sinopsis Psikiatri : Ilmu Pengetahuan Psikiatri Klinis.
(Jilid 1). Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Perry, Patricia A., & Potter, Anne Griffin. (2005). Fundamental Keperawatan
buku I edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
Ramdani, H. (2012). Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif terhadap
Penurunan Tekanan Darah Klien Hipertensi Primer di Kota Malang.
Malang.
Setyoadi, K. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan Jiwa pada Klien
Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba Medika
Stuart, G.W & Laraia, M.T (2005). Principles and practice of psychiatric nursing.
(7th edition). St Louis: Mosby
Stuart, G. W. (2006). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Suliswati., Payopo, Tijie, Anita., Maruhawa, Jeremia., Sianturi, Yenny.,
Sumijatun. (2005). Konsep dasar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC
Sustrani, L., Alam, S., Hadibroto, I. (2004). Hipertensi. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama Anggota IKAPI
Townsend, C.M. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3th
Ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company
Videbeck, S.,L. (2006). Psychiatric mental health nursing. (3rd edition).
Philadhelpia: Lippincott Williams & Wilkins.
Videbeck, S.,L.(2008), Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
Reumatik (Reumathoid Arthritis)

DISUSUN OLEH :
MELANI RACHMAWATI (211116016)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN D-3


STIKes JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2018

Anda mungkin juga menyukai