1. Determinasi Tanaman
Determinasi dilakukan untuk menentukan atau memastikan nama dari tumbuhan atau
specimen tumbuhan. Determinasi tanaman pohon afrika, bandotan, pohon insulin,
sambung dan sambung nyawa dilakukan di Herbarium Jatinangor Laboratorium
Taksonomi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA UNPAD.
2. Karakterisasi Simplisia
A. Penetapan Kadar Abu Total
1. Krus silikat dipanaskan terlebih dahulu di dalam tanur bersuhu 5000C, selanjutnya
dipindahkan ke desikator.
2. Ditimbang krus silikat tersebut sehingga diperoleh bobot awal (W0).
3. Simplisia daun ditimbang sebanyak 2 gram dan dimasukkan kedalam krus silikat.
4. Krus silikat dimasukkan kedalam tanur bersuhu 5000C hingga arang habis (menjadi
abu putih).
5. Krus silikat dikeluarkan dari tanur dan dipindahkan ke desikator.
6. Krus silikat + abu ditimbang dan prosedur diulang sampai diperoleh bobot konstan
(bobot akhir/W1)
7. Rumus penetapan kadar abu total sebagai berikut
𝑊1 − 𝑊0
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑏𝑢 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑥 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎
Syarat :
Organoleptik
Bentuk Serbuk halus Serbuk halus Serbuk halus Serbuk halus Serbuk halus
Warna Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Bau Khas Khas Khas Khas Khas
Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia Simplisia Daun Insulin, Sambung Nyawa, Bandotan,
Sembung, Afrika
Golongan Hasil
Senyawa Insulin S.nyawa Bandotan Afrika Sembung
Alkaloid + + + + +
Flavonoid + + + + +
Saponin - - - + +
Tanin + + + + +
Steroid + + + + +
Kuinon - - - - -
4. Karakterisasi Ekstrak
A. Rendemen Ekstrak
1. Ditimbang bobot cawan kosong
2. Dimasukkan ke dalam cawan hasil akhir ekstrak kental, timbang.
3. Dihitung rendemen ekstrak dengan rumus :
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑝𝑒𝑘𝑎𝑡
% Rendemen ekstrak = x100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Tabel 3. Hasil Persentase Rendemen Ekstrak Daun Insulin, Sambung Nyawa, Bandotan,
Sembung, Afrika
Bobot cawan Bobot cawan + Bobot ekstrak
Kadar (%)
Tanaman kosong (gram) ekstrak (gram) kental (gram)
Insulin 110,9 125,3 14,3 4,7
Sambung Nyawa 67,9 74,6 6,6 2,2
Bandotan 87,3 121,1 33,7 11,2
Sembung 75,7 97,5 21,8 7,2
Afrika 120,02 160,7 40,7 13,5
Tabel 5. Hasil Uji Aktivitas Zona Hambat Ekstrak Daun Insulin, Sambung Nyawa,
Bandotan, Sembung, Afrika Terhadap Bakteri
DIAMETER RATA-RATA ZONA HAMBAT (mm)
BAKTERI
AF BAN INS S.NYAWA SEM
Bacillus cereus - - - - -
- - - - -
- - - - -
- - 17,1 - -
- - 18,2 - -
Staphylococcus
- - - - -
aureus
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
Streptococcus
20,2 - - - -
pyogenes
21,3 - - - -
21,2 - - - -
24,6 - - - -
28,6 - - - 19,5
Salmonella thypi - - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
Vibrio cholerae 19,15 - - - 13,97
23,53 - - - 14,57
18,11 - - - 14,03
23,56 - - - 14,9
22,96 - - - 14,9
Escherichia coli - - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
Ket : Seri konsentrasi 0,75 mg/ml; 1 mg/mL; 1,5 mg/mL; 2 mg/mL dan 2,5 mg/mL
(-) : tidak ada zona hambat
AF : Afrika, BAN : Bandotan, INS : Insulin, S.NYAWA : Sambung Nyawa,
SEM : Sembung
Tabel 6. Hasil Uji Aktivitas Zona Hambat Antibiotik Ciprofloxacin Terhadap Bakteri
Tabel 7. Hasil Uji Pendahuluan Aktivitas Zona Hambat Ekstrak Daun Insulin, Sambung
Nyawa, Bandotan, Sembung, Afrika Terhadap Jamur
DIAMETER RATA-RATA ZONA HAMBAT (mm)
JAMUR
AF BAN INS S.NYAWA SEM
Candida albicans - - - - -
- - - - -
- - - - -
- - - - -
- 21,6 - - -
Trichophyton
11,6 - - - 18,4
mentagrophytes
- - - - -
25,9 - - - -
- - - - 23,1
14,2 - - 13,9 14,8
Microsporum
- 16,6 - - -
gypseum
- 18,3 - - -
- 17,8 - - -
- 18,7 - - -
- 29,4 - - -
Ket : Seri konsentrasi 100 ppm; 200 ppm; 300 ppm; 400 ppm; 500 ppm
(-) : tidak ada zona hambat
AF : Afrika, BAN : Bandotan, INS : Insulin, S.NYAWA : Sambung Nyawa,
SEM : Sembung
Tabel 8. Hasil Uji Penentuan Aktivitas Zona Hambat Ekstrak Daun Insulin, Sambung
Nyawa, Bandotan, Sembung, Afrika Terhadap Jamur
Sampel/Waktu 0 1 2 3 5 24
Streptococcus Pypgenes
Kontrol (-) 7,732 8,200 8,238 8,255 8,261 8,414
Kontrol (+) 7,000 7,000 6,301 6,301 0,000 0,000
KHM 1 7,097 6,929 6,778 6,740 6,602 7,968
KHM 2 6,929 6,778 6,813 7,097 6,699 8,006
KHM 4 7,243 6,845 6,875 6,845 6,544 7,736
KHM 8 6,978 6,903 6,903 7,041 6,477 7,703
Vibrio cholerae
Kontrol (-) 6,778 7,190 7,568 7,973 8,228 8,418
Kontrol (+) 7,146 6,978 7,000 6,903 6,845 7,505
KHM 1 6,740 6,929 6,875 6,778 7,114 7,415
KHM 2 6,544 6,544 6,813 7,176 6,978 7,695
KHM 4 7,061 6,903 6,778 6,740 6,929 7,633
KHM 8 6,813 6,544 6,544 6,903 6,477 7,531
Ket : Kontrol (-) suspensi bakteri; Kontrol (+) Ciprofloxacin 0,05 mg/mL ; KHM 1 Ekstrak
0,75 mg/mL; KHM 2 Ekstrak 1,5 mg/mL; KHM 4 Ekstrak 3 mg/mL; KHM 8 Ekstrak
6 mg/mL
Tabel 11. Hasil Data Log CFU/ml Pertumbuhan Koloni Jamur Trichophyton mentagrophytes
Terhadap Ekstrak Etanol Daun Afrika
Sampel/Waktu 0 1 2 3 5 24
Tabel 12. Hasil Data Log CFU/ml Pertumbuhan Koloni Jamur Terhadap Ekstrak Etanol
Daun
Gambar 1. Grafik Time Kill Ekstrak Etanol Daun Afrika Terhadap Bakteri Streptococcus
pyogenes
10.0
8.0
Kontrol (-)
Log CFU/mL
4.0 KHM 1
KHM 2
2.0
KHM 4
0.0 KHM 8
0 1 2 3 5 24
Waktu (Jam)
Gambar 2. Grafik Time Kill Ekstrak Etanol Daun Afrika Terhadap Bakteri Vibrio cholerae
9.0
Kontrol (+)
7.0
1 KHM
6.0 2 KHM
5.0 4 KHM
8 KHM
4.0
0 1 2 3 5 24
Waktu (Jam)
Gambar 3. Grafik Time Kill Ekstrak Etanol Daun Afrika Terhadap Jamur Trichophyton
mentagrophytes
9.0
Kontrol (-)
Log CFU/mL
8.0
Kontrol (+)
7.0
1 KHM
6.0
2 KHM
5.0 4 KHM
4.0 8 KHM
0 1 2 3 5 24
Waktu (Jam)