1 Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa pengisi.
Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa.
Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangan didalam desain
dan membuatnya.
Amlodipin besylate merupakan obat golongan calsium channel blocker aksi panjang
yang digunakan dalam pengobatan angina pektoris dan hipertensi yang biasanya diderita
oleh geriatri (Mohanachandran dkk., 2010). Amlodipin besilat umumnya tersedia dalam
bentuk tablet konvensional. Namun bentuk tablet konvensional memiliki beberapa
kelemahan seperti pelepasan obat yang lama dan ketidaknyamanan atau ketidakmampuan
penggunaan tablet pada pasien tertentu, contohnya geriatri dan pediatri. Selain itu, terdapat
masalah dalam efektivitas pengobatan terkait dengan bioavailabilitas amlodipin besilat yang
rendah yaitu sekitar 60-65 %. Produk obat yang dipasarkan dari tablet Amlodipine Besylate
juga masih konvensional dengan pelepasan lebih dari 80% obat dalam 90 menit. Jadi sistem
pengiriman yang terkontrol diperlukan untuk mengantarkan obat tersebut untuk waktu yang
lama. Berdasarkan masalah yang timbul, salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk
memberikan aksi yang cepat dan meningkatkan kenyamanan penggunaan adalah dengan
memformulasikan amlodipin besilat dalam bentuk sistem penghantaran obat terkontrol.
Istilah Sistem Penghantaran Obat (SPO) atau Drug Delivery System pada dasarnya
adalah istilah yang menggambarkan bagaimana suatu obat dapat sampai ke tempat target
aksinya. Istilah ini juga sering dipertukarkan dengan drug product (produk obat) dan dosage
form
1.2.1 Farmakokinetik
Amlodipin diserap dengan baik pada dosis oral dengan konsentrasi darah puncak 6-12
jam dengan konsentrasi 60-65%. Amlodipin secara ekstensif (sekitar 90%) diubah menjadi
metabolit tidak aktif melalui metabolisme hati dengan 10% senyawa induk dan 60%
metabolit diekskresikan dalam urin. Penelitian ex vivo telah menunjukkan bahwa sekitar
97,5% obat beredar terikat pada protein plasma pada pasien hipertensi. Eliminasi dari
plasma adalah bifasik dengan paruh eliminasi terminal sekitar 30-50 jam. Tingkat amlodipin
plasma steady-state dicapai setelah 7 sampai 8 hari pemberian dosis harian berturut-turut.
Absorpsi
Penyerapan amlodipin dari kapsul setara dengan larutan, yang menunjukkan bahwa
pelepasan lambat amlodipin ke dalam darah adalah obat yang tidak berbentuk sediaan, hal
itu juga menunjukkan bahwa penyerapan tidak terpengaruh oleh makanan.
Metabolisme.
Metabolisme amlodipin bersifat kompleks dan luas, dan sama dengan oksidasi
dihidropiridin lainnya. Sekitar 5% dosis ditemukan dari urin sebagai amlodipin yang tidak
berubah. (Martindel, 2009)
1.2.2 Farmakodinamik
Amiodipine adalah inhibitor influks kalsium (slow channel blocker atau antagonis ion
kalsium), yaitu menghambat influks ion-ion kalsium transmembran ke dalam jantung dan
otot polos Mekanisme kerja antihipertensi amiodipine dikarenakan adanya efek relaksasi
secara langsung pada otot polos vaskular, sedangkan mekanisme yang tepat untuk
menghilangkan angina belum sepenuhnya diketahui Dua cara kerja amlodipine untuk
memperkecil iskemia total adalah sebagai berikut:
Pasien lansia dan pasien dengan insufisiensi hati mengalami penurunan clearance
amlodipine dengan peningkatan AUC yang dihasilkan sekitar 40-60%, dan dosis awal yang
lebih rendah mungkin diperlukan. Peningkatan yang serupa pada AUC diamati pada pasien
dengan gagal jantung sedang sampai berat.