Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah Kimia Medisinal

Antikoagulan
Dosen : Drs. Wahidin, M.Si

KELOMPOK 6 :

Devi Octaviani

(13330073)

Tri Haryanti

(13330083)

Yosephin

(13330093)

Rubmana Sikumbang

(13330097)

Even Bernita Gallis

(13330103)

Rita Ayu Purwaningsih

(13330105)

Program Studi Farmasi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Institut Sains Teknologi Nasional
Kata pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolongan-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan sesuai dengan
harapan kami.
Makalah yang berjudul Antikoagulan ini, kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kimia Medisinal dan memberikan sedikit pengetahuan mengenai definisi
antikoagulan, macam=macam golongannya, mekanisme kerja, spesialit, dan contoh sediaan
di bidang farmasi.
Dalam proses pembuatan makalah ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan,
arahan, koreksi dan saran, untuk itu kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada dosen pembimbing kami : Wahidin , selaku dosen mata kuliah
Kimia Medisinal, rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Jakarta, 14 Oktober 2015

Kelompok 6,

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Antikoagulan digunakan untuk

mencegah

pembekuan darah

dengan jalan

menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan darah.Atas


dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan meluasnya trombus dan
emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah di luar tubuh pada pemeriksaan
laboratorium atau tranfusi.
Antikoagulan oral dan heparin menghambat pembentukan fibrin dan digunakan
sebagai pencegahan untuk mengurangi insiden tromboemboli (masuknya udara pada aliran
darah) terutama pada vena. Kedua macam antikoagulan ini juga bermanfaat untuk
pengobatan trombosis arteri karena mempengaruhi pembentukan fibrin yang diperlukan
untuk mempertahankan gumpalan trombosit.
1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1). Definisi antikoagulan
2).Macam-macam golongannya
3). Mekanisme kerjanya

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1). Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi tentang antikoagulan


2). Agar mahasiswa dapat mengetahui mekanisme kerja dari antikoagulan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Antikoagulansia adalah at-zat yang dapat mencegah pembekuan darah dengan jalan
menghambat pembentukan fibrin. Antagonis- vitamin K ini digunakan pada keadaan
dimana terdapat kecendrungan untuk membeku yang meningkat, misalnya pada
trombosis. Pada trombosis koroner ( infark ), sebagian otot jantung menjadi mati
karena penyaluran darah ke bagian ini terhalang oleh trombus di salah satu
cabangnya. Obat-obat ini sangat penting untuk meningkatkan harapan hidup
penderita.
2.2 Penggolongan Antikoagulansia
1. Heparin
Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang diberikan secara
parenteral dan merupakan obat terpilih bila diperlukan efek yang cepat
misalnya untuk emboli paru-paru dan trombosis vena dalam, oklusi arteri akut
atau infark miokard akut.
Obat ini juga digunakan untuk pencegahan tromboemboli vena selama operasi
dan untuk mempertahankan sirkulasi ekstrakorporal selama operasi jantung
terbuka.
Struktur aktivitas :
Heparin merupakan suatu kelompok asam sulfat glikosaminoglikans (atau
mukopolisakarida) yang terdiri atas sisa monosakarida pengganti dari
asetilglukosamin dan asam glukoronat beserta derivat-derivatnya. Sisa asam
glukoronat hampir semuanya dalam bentuk asam iduronic dan beberapa estersulfat. Sisa N-asetilglukosamin mungkin mengalami deasilasi, N-sulfat dan

ester-sulfat secara acak. Hasilnya berupa rantai 45-50 sisa glukosa dari
komposisi tersebut diatas. Molekul-molekul tersebut diikatkan oleh

komponen-komponen sulfat pada protein skeleton yang berisi glisin dan sisa
asam amino serin. Berat molekul heparin berkisar dari 3000 sampai 40.000
Daltons dengan rata-rata 12000-15000. Heparin endogen berlokasi di dalam
paru-paru, pada dinding arteri dan di dalam sel-sel mast yang lebarnya sama
dengan polimer molekul yang beratnya 750.000. Berada di dalam plasma
dengan konsentrasi 1,5 mg/l.
Heparin memiliki pengisian negatif yang kuat dan molekul yang besar. Oleh
karena itu terdapat penyerapan minimal melalui pemberian oral. Ini disuplai
sebagai sodium heparin dan kalsium heparin.
Mekanisme kerja :
Heparin memiliki beberapa efek :
1. Terhambatnya koagulasi oleh karena meningkatnya kerja anti trombin
serin protease faktor pembekuan (IIa, Xa, XIIa, XIa, dan IXa).
2. Berkurangnya agregasi trombosit.
3. Permeabilitas vaskular yang meningkat.
4. Pelepasan lipase lipoprotein ke dalam plasma.
Pengisian negatif heparin mengikat sisa lisin di dalam anti trombin, ?2globulin, yang mana akan meningkatkan afinitas arginin dari anti trombin
untuk serine site dari trombin (faktor II). Peningkatan tersebut menghambat
aktivitas antitrombin 2300-fold. Ikatan ini dapat kembali menjadi ikatan anti
trombin spesifik yang terdiri atas 5 partikel residu. Partikel pentasakarida
secara acak sekitar 1-3 molekul heparin. Untuk kerja penuh dari heparin pada
trombin (IIa) molekul heparin harus memiliki paling kurang 13 ekstra residu
glukosa untuk penambahan anti trombin pentasakarida. Ikatan secara kovalen
trombin-anti-trombin kompleks adalah inaktif tetap sesekali dibentuk heparin
dilepaskan dan kemudian kompleks tersebut dihancurkan secara cepat oleh

hati. Heparin yang aktif kadang bebas untuk melakukan kerja pada
antitrombin yang lebih. Kerja heparin berada dalam jalur yang sama pada
kerja faktor-faktor pembekuan (XIIa, Xa, dan IXa) serin protease yang lain.
Berikatannya heparin pada kedua faktor pembekuan dan antitrombin sangat
penting dalam meningkatkan antitrombin. Kerja heparin pada faktor Xa juga
dimediasi oleh meningkatnya afinitas dari antitrombin untuk faktor
pembekuan tetapi heparin tidak mengikat faktor Xa. Faktor Xa menghambat
peningkatan dengan menurunkan tingkat heparin dibandingkan yang sudah
diukur untuk menghambat trombin. Heparin mengurangi agresasi trombosit
sekunder pada reduksi di dalam trombin (merupakan penyebab agregasi
trombosit yang poten). Peningkatan di dalam lipase plasma menyebabkan
meningkatnya asam lemak bebas.
Cara Pemberian
Heparin dapat diberikan secara intravena dan subkutan. Dosis bagi orang
dewasa untuk profilaksis trombosis adalah 5000 IU secara subkutan diberikan
selama 8-12 jam/hari. Untuk antikoagulasi penuh, selama operasi bypass
jantung, dengan dosis 3 mg/kg (300 IU/kg) digunakan hingga mencapai 3-4 IU
heparin/ml darah. Heparin bekerja dengan cepat di dalam plasma. Heparin
memiliki volume distribusi 40-100 ml/kg dan kemudian menuju antitrombin,
albumin, fibrinogen dan protease. Meningkat pada fase protein akut (selama
penyakit akut berlangsung) yang secara signifikan merubah efek klinis.
Heparin juga mengikat trombosit dan protein endotel, mengurangi bioavailabilitas dan pengaruhnya. Obat ini dimetabolisme di dalam hati, ginjal
dan sistem retikuloendotelial oleh heparinase yang desulphate sisa-sisa
mukopolisakarida dan menghidrolisis daerah disekitarnya. Heparin memiliki
lama kerja 40-90 menit.
LMW heparin juga diberikan secara subkutan dan memiliki keuntungan satu
kali dalam pemberian sehari. LMW heparin digunakan di dalam sirkuit dialisis
ekstrakorporeal, dan telah digunakan pada operasi jantung bypass. LMW
heparin banyak kekurangan protein di dalam plasma, trombosit dan dinding
vaskuler serta bio-availabilitas setelah pemberian subkutan paling kurang
90%. Tingkat dari LMW heparin bebas lebih dapat diprediksi dan
membutuhkan pengontrolan. Puncak aktivitas anti-Xa dicapai dalam waktu 3-

4 jam setelah injeksi subkutan dan aktivitas terbagi 2 setelah 12 jam.


Eliminasinya lebih berpengaruh pada ginjal dan waktu paruhnya dapat
meningkat pada gagal ginjal.

Efek pada koagulasi


Heparin dapat meningkatkan aktivitas waktu sebagian tromboplastin (APTT),
waktu trombin (TT) dan waktu penggumpalan darah (ACT) tetapi tidak
mempengaruhi waktu perdarahan.
Penggunaan terapi heparin kita harus mengontrol secara rutin APTT,
sedangkan penggunaan heparin pada bypass jantung harus dikontrol ACT.
Heparin mengandalkan keberadaan antitrombin untuk membantu aktivitasnya.
Penggunaan heparin jangka panjang dapat menyebabkan osteoporosis dengan
mekanisme yang belum diketahui.

2.

Antikoagulan oral
Seperti halnya heparin, antikoagulan oral berguna untuk pencegahan dan
pengobatan tromboemboli. Untuk pencegahan, umumnya obat ini digunakan
dalam jangka panjang.
Terhadap trombosis vena, efek antikoagulan oral sama dengan heparin, tetapi
terhadap tromboemboli sistem arteri, antikoagulan oral kurang efektif.
Antikoagulan oral diindikasikan untuk penyakit dengan kecenderungan
timbulnya tromboemboli,antara lain infark miokard, penyakit jantung rematik,
serangan iskemia selintas, trombosis vena, emboli paru.
Mekanisme kerja :
Antikoagulan oral merupakan antagonis vitamin K. Vitamin K adalh kofaktor
yang berperan dalam aktivasi factor pembekuan darah II, VII, IX, X yaitu

dalam mengubah residu asm glutamate menjadi residu asam gama


karboksiglutamat. Untuk berfungsi vitamin K mengalami siklus oksidasi dan
reduksi di hati. Antikoagulan oral mencegah reduksi vitamin K teroksidasi
sehingga aktivasi factor-faktor pembekuan darah terganggu/tidak terjadi.
Ada 2 kelompok anti koagulan oral :
Kumarin (warfarin dan nicoumalon)
Warfarin diberikan secara oral sebagai campuran dari warfarin D dan
warfarin L. Ini sangat cepat diserap hingga mencapai puncak konsentrasi
plasma dalam waktu 1 jam dengan bioavailabilitas 100%. Bagaimanapun,
efek klinisnya tidak akan jelas kelihatan hingga faktor-faktor pembekuan
mengalami deplesi setelah 12-16 jam dan mencapai puncaknya pada 36-48
jam. Warfarin 99% merupakan protein (albumin) di dalam plasma pada
volume penyebaran yang kecil. Warfarin di metabolisme dengan cara
oksidasi (bentuk L) dan reduksi (bentuk D), diikuti oleh konjugasi
glukoronidasi, dengan lama kerja sekitar 40 jam.
Inandiones (phenindione)
Warfarin penggunaannya sudah tersebar luas. Phenindione lebih sering
menyebabkan hipersensitivitas, tetapi dapat berguna apabila terdapat
intoleransi pada penggunaan warfarin.

3.

Antikoagulan pengikat ion kalsium


Natrium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium menjadi kompleks kalsium
sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam darah untuk transfusi, karena tidak
tosik. Tetapi dosis yang terlalu tinggi umpamanya pada transfusi darah sampai
1.400 ml dapat menyebabkan depresi jantung.
Asam oksalat dan senyawa oksalat lainnya digunakan untuk antikoagulan di
luar tubuh (in vitro), sebab terlalu toksis untuk penggunaan in vivo (di dalam

tubuh). Natrium edetat mengikat kalsium menjadi kompleks dan bersifat


sebagai antikoagulan.
Untuk pemilihan obat antikoagulan dan antitrombolitik yang tepat ada baiknya
anda harus periksakan diri dan konsultasi ke dokter.

Di apotik online medicastore anda dapat mencari obat antikoagulan dan


antitrombolitik dengan merk yang berbeda dengan isi yang sama secara mudah
dengan mengetikkan di search engine medicastore.
Sehingga anda dapat memilih dan beli obat antikoagulan dan antitrombolitik
sesuai dengan kemampuan anda.
Setiap tablet Aspirin mengandung 0,5 g asam asetilsalisllat.
Indikasi:
Untuk meringankan rasa sakit, terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi,
dan nyeri otot serta menurunkan demam.
Dosis:
Dewasa

:1 tablet bila perlu 3 kali sehari

Anak 5 tahun ke atas

:1/2 1 tablet bila perlu 3 kali sehari

Aturan pakai:
Dianjurkan agar tablet diminum sesudah makan. Sebaiknya tablet dilarutkan
dulu dalam air dan diminum dengan air yang cukup banyak.
Cara kerja obat:

Asam Asetil Salisilat menghambat pengaruh dan biosintesa daripada zat-zat


yang menimbulkan rasa nyeri dan demam (Prostaglandin). Daya kerja
antipiretik dan analgetik daripada Aspirin diperkuat oleh pengaruh langsung
terhadap susunan saraf pusat.

Kontraindikasi:

Penderita tukak lambung dan peka terhadap derivat asam salisilat,


penderita asma, dan alergi.

Penderita yang pernah atau sering mengalami perdarahan di bawah kulit,


penderita yang sedang diterapi dengan antikoagulan, penderita hemofilia
dan trombositopenia, jangan digunakan pada penderita varicella cacar air/
chicken pox dan gejala flu serta penderita yang hipersensitif.

Efek samping:
Iritasi lambung, mual, muntah.
Pemakaian lama dapat terjadi perdarahan lambung, tukak lambung. Dapat
terjadi berkurangnya jumlah trombosit (trombositopenia).
Peringatan dan perhatian:

Bila anda hamil dan menyusui bayi, sebaiknya minta petunjuk dari dokter
sebelum memakai Aspirin. Jangan minum Aspirin dalam 3 minggu terakhir
dari kehamilan, kecuali atas petunjuk dokter.

Minum Aspirin dekat sebelum kelahiran dapat manyebabkan perdarahan


pada ibu dan bayi.

Demikian juga bila anda sedang diobati dengan antikoagulansia,


methotrexat, antidiabetika oral, obat encok, kortikosteroida dan preparat
spironolakton, Jangan minum Aspirin.

Aspirin juga tidak boleh diminum dalam jangka waktu yang lama atau
dengan dosis yang tinggi.

Hati-hati penggunaan pada anak-anak dengan gejala demam terutama flu


varicella (cacar air) atau konsultasikan dengan dokter. Bila setelah dua hari
memakai obat ini suhu badan tidak menurun atau setelah 5 hari nyeri tidak
hilang, agar menghubungi dokter terdekat atau unit pelayanan kesehatan
terdekat. Penggunaan.Aspirin pada penderita yang mengkonsumsi alkohol,
dapat meningkatkan resiko perdarahan lambung.
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita dengan gangguan fungsi hati,
ginjal dan dehidrasi.
Overdosis:
Salisilat dalam lambung dikeluarkan dengan cara induksi muntah atau kuras
lambung.Diikuti dengan pemberian arang aktif untuk mengikat salisilat dan
pencegahan absorpsi.
Pemberian arang aktif setiap 4 atau 6 jam dapat meningkatkan clearance.
Interaksi obat:

Jangan diberikan bersama-sama antikoagulan oral, kortikosteroid atau obat


anti inflamasi nonsteroid.

Asetosal dosis besar dapat meningkatkan efek hipoglikemik oral terutama


klorpropamid.

Tidak boleh digunakan bersama spironolakton, furosemid dan urikosurik,


antipodagrik (obat untuk gout), karena efek obat tersebut akan dikurangi,
kecuali atas anjuran dokter.

2.3 Contoh Sediaan Farmasi


Antikoagulan yang hanya tersedia dengan resep dokter Anda, dalam bentuk sediaan
berikut:

Lisan

Acenocoumarol Tablet (Kanada)

Anisindione Tablet (AS)

Dicumarol Tablet (AS)

Warfarin Tablet (AS dan Kanada)

Parenteral

Warfarin Injeksi (AS dan Kanada)

Sebelum menggunakan obat ini :


Dalam memutuskan untuk menggunakan obat, risiko minum obat harus ditimbang
terhadap baik itu akan dilakukan. Ini adalah keputusan Anda dan dokter Anda akan
membuat. Untuk antikoagulan, berikut harus dipertimbangkan:
Alergi katakan kepada dokter Anda jika Anda pernah memiliki reaksi yang
tidak biasa atau alergi terhadap antikoagulan
Kehamilan antikoagulan dapat menyebabkan cacat lahir.
Menyusui warfarin tidak mungkin menyebabkan masalah pada bayi
menyusui. Antikoagulan lain mungkin masuk ke dalam ASI.
Anak bayi muda mungkin sangat sensitif terhadap efek antikoagulan. Hal
ini dapat meningkatkan kemungkinan pendarahan selama perawatan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Antikoagulan mengurangi kemampuan pembekuan darah dan karena itu membantu
untuk mencegah pembekuan berbahaya dari terbentuk di pembuluh darah. Obatobatan ini kadang-kadang disebut pengencer darah, meskipun mereka tidak benarbenar mengencerkan darah. Mereka juga tidak akan larut bekuan yang sudah
terbentuk, tetapi mereka dapat mencegah pembekuan dari menjadi lebih besar dan
menyebabkan masalah lebih serius. Mereka sering digunakan sebagai pengobatan
untuk pembuluh darah tertentu, jantung, dan kondisi paru-paru.
3.2 Saran
Dalam rangka untuk antikoagulan untuk membantu Anda tanpa menyebabkan
perdarahan serius, itu harus digunakan dengan benar dan semua tindakan pencegahan
tentang penggunaannya harus diikuti dengan tepat. Pastikan bahwa anda telah
membahas penggunaan obat ini dengan dokter. Hal ini sangat penting bahwa anda
memahami semua perintah dokter dan bahwa anda bersedia dan mampu mengikuti
mereka dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Bemt PMLA van den. Het dilemma van de therapieduur van orale anticoagulantia ( na
een tweede episode van veneuze trombo-emboli ). Pharm Wkbl 1997; 132; 1667-8.
http://sarjanakesehatan.blogspot.co.id/2013/05/mekanisme-kerja-antikoagulanoral.html

Anda mungkin juga menyukai