Antikoagulan
DOSEN PENGAMPU :
apt. Tri Nova Lovena, S.Farm., M.Si.
Nama Anggota
• 1.Fibrinogen
• 2.Protrombin
• 3.Tromboplastin jaringan .
• 4.Ca
9.Fakor Stuart-Prower .
11.Faktor Hageman
Pada mekanisme ekstrinsik, tromboplastin jaringan (faktor III, berasal dari jaringan yang
rusak) akan bereaksi dengan faktor VIIa yang dengan adanya kalsium (faktor IV) akan
mengaktifkan faktor X. Faktor Xa bersama-sama faktor Va, ion kalsium dan fosfolipid
trombosit akan mengubah protrombin menjadi trombin. Oleh pengaruh trombin, fibrinogen
(faktor I) akan diubah menjadi fibrin monomer (faktor Ia) yang tidak stabil. Fibrin
monomer, atas pengaruh faktor XIIIa akan menjadi stabil dan resisten terhadap enzim
proteolitik misalnya plasmi
Pada mekanisme intrinsik, semua faktor yang diperlukan untuk pembekuan darah berada
didalam darah. Pembekuan dimulai bila faktor Hageman (faktor XII) kontak dengan suatu
permukaan yang bermuatan negatif, misalnya kolagen subendotel pembuluh darah yang rusak.
Reaksi tersebut dipercepat dengan pembenukan kompleks antara faktor
XII, faktor Fitzgerald dan prekalikrein. Faktor XIIa selanjutnya akan mengaktivasi fakor XI, dan
faktor XIa bersama ion kalsium akan mengaktivasi fakor IX. Faktor IX aktif, bersama-sama
faktor VIII , X. Urutan mekanisme pembekuan darah selanjutnya sama seperti yang terjadi pada
mekanisme ekstrinsik. Proses pembekuan darah akan dihentikan oleh sistem antikoagulan dan
fibrinolitik di dalam tubuh
Ada dua jenis antikoagulan yaitu Antikoagulan jenis Coumadin yang biasa digunakan untuk
mencegah pembentukanbekuan darah(profilaksis) dan Antikoagulan trombolitik yang digunakan
dalam keadaan darurat untuk melarutkan bekuan darah (pengobatan). Bekuan darah( profilaksis)
adalah suatu keadaan dimana tisu darah seperti jelly yang terbentuk oleh faktor-faktor pembeku
dalam darah. Bekuan ini menghentikan aliran darah dari cedera. Bekuan juga dapat terbentuk di
dalaM arteri ketika dinding arteri rusak oleh penumpukan aterosklerosis, mungkin menyebabkan
serangan jantung atau stroke.
a. HEPARIN
Heparin merupakan antikoagulan yang normal dalam
tubuh, merupakan suatu mukopolisakarida yang
. mengandung sulfat. Zat ini disintesis di dalam sel mast
dan terutama banyak terdapat di paru. Peranan
fisiologik heparin belum diketahui seluruhnya, akan
teapi pelepasannya ke dalam darah yang tiba-tiba pada
syok anafilaksis menunjukkan bahwa heparin
mungkin berperan dalam reaksi imunologik. Di
laboratorium heparin jarang digunakan dalam
pemeriksaan-pemeriksaan di laboratorium karena
mahal harganya. Jenis heparin yang paling banyak
digunakan adalah Lithium heparin antikoagulan
karena tidak mengganggu analisa beberapa macam ion
dalam darah.
MEKANISME KERJA
Heparin berdaya seperti antitrombin. Heparin mengikat antitrombin III membentuk
kompleks yang berafinitas lebih besar dari antitrombin III sendiri, terhadap beberapa
faktor pembekuan darah aktif, terutama trombin dan faktor Xa. Sediaan heparin dengan
berat molekul rendah (<6000) beraktifitas anti-Xa kuat dan sifat antitrombin sedangkan
sediaan heparin dengan berat molekul yang tinggi (>25000) beraktifitas antitrombin kuat
dan
. aktifitas anti-Xa yang sedang. Dosis kecil heparin dengan AT-III menginaktifasi
faktor Xa dan mencegah pembekuan dengan mencegah perubahan protombin menjadi
trombin. Heparin juga menginaktifasi faktof XIIIa dan mencegah terbentuknya bekuan
fibrin yang stabil. Terhadap lemak darah, heparin bersifat liprotropik yaitu memperlancar
transfer lemak darah kedalam depot lemak. Heparin dilaporkan juga dapat menekan
kecepatan sekresi aldosteron, meningkatkan kadar tiroksin bebas dalam
plasma,menghambat aktifaktor fibrinolitik, menghambat penyembuhan luka, menekan
imunitas selular, menekan reaksi hospes terhadap graft.
FARMAKOKINETIK
Heparin tidak diberikan secara oral, karena diberikan secara SK atau IV.
Pemberian secara SK memberikan masa kerja yang lebih lama tetapi efeknya
tidak dapat diramalkan. Suntikan IM dapat menyebabkan terjadinya hematom
yang besar pada tempat suntikan dan arbsorpsinya tidak teratur serta tidak
dapat diramalkan. Efek antikoagulan timbul pada pemberian suntikan bolus
IV dengan dosis terapi, terjadi kira-kira 20-30 mnt setelah suntikan SK.
Heparin cepat dimetabolisme terutama di hati. Masa paruhnya tergantung dari
dosis yang digunakan. Masa paruh memendek pada pasien emboli paru dan
memanjang pada pasien sirosis hepatis atau penyakit ginjal berat. Metabolit
inaktif diekskresi melalui urine. Heparin diekskresi dalam bentuk utuh melali
urine hanya bila digunakan dosis besar IV. Penderita emboli paru memerlukan
dosis heparin yang lebih tinggi karena bersihan yang lebih cepat. Heparin
melalui plasenta dan tidak terdapat dalam air susu ibu
INDIKASI
•Emboli paru
•Trombosis vena dalam
•Oklusi arteri akut
•Profilaksis trombo emboli vena selama operasi
•Ibu hamil yang memerlukan anti koagulan
KONTRAINDIKASI
•Pasien hemofilia
•Permeabilitas kapiler yang meningkat
•pasien hipersensitivitas heparin
•Endokarditis bakterial subakut
•Perdarahan intra kranial
•Anastesi lumbal dan regional
•Hipertensi berat dan syok
•Peminum alkohol
Pemakaian Heparin dinyatakan dalam UNIT.
1 unit Heparin adalah banyaknya Heparin yang
akan mencegah penggumpalan 1 ml Plasma
Pemberian I.V Heparin : 100 unit/kgBB, 400 unit/kgBB atau
800 unit /kgBB,
pemberian heparin melalui infus : 20.000-40.000 unit
dilarutkan dalam glukosa 5 % atau NaCl 0,9% dan diberikan
dalam 24 jam
Antidotum Heparin yaitu : PROTAMIN SULFAT
• Pemberian secara i.v perlahan dengan dosis
tiap 1 mg menetralkan 80 - 100 unit aktivitas
heparin yang ada dalam tubuh
• Dosis aman maksimal : 200 mg i.v dalam 2 jam
EFEK SAMPING
•Perdarahan
•Ekimosis dan hematoma
•Reaksi hipersensitivitas
•Mialgia, nyeri tulang, dan osteoporosis pada
penggunaan jangka panjang
•Trombositopenia ringan yang bersifat
sementa Ekimosis
Hematoma
ANTIKOAGULAN ORAL
Dalam golongan ini dikenal derivat 4 hidroksikumarin (misalnya: dikumarol,
warfarin) dan derivat indan 1,3 dion (anisindion). Pebedaan utama antara kedua
derivat tersebut terletak pada dosis,mula kerja,masa kerja,dan efek
sampingnya,sedangkan mekanisme kerjannya sama
MEKANISME KERJA
Antikoagulan oral merupakan antagonis vitamin K. Vitamin K ialah kofaktor yang
berperan dalam aktivasi faktor pembekuan darah II, VII, IX, X, yaitu dalam
mengubah residu asam glutamat menjadi residu asam Gama karboksiglutamat. Untuk
berfungsi vitamin K mengalami siklus oksidasi dan reduksi dihati. Antikoagulan oral
mencegah reduksi vitamin K teroksidasi sehingga aktivasi factor-faktor pembekuan
darah terganggu atau tidak terganggu. Faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas.
Respons terhadap antikoagulan oral dapat dipengaruhi oleh banyak factor misalnya
supan vitamin K, banyaknya lemak yang terdapat dalam makanan atau interaksi
dengan obat lainterganggu atau tidak terganggu. Faktor yang dapat mempengaruhi
aktivitas. Respons terhadap antikoagulan oral dapat dipengaruhi oleh banyak factor
misalnya supan vitamin K, banyaknya lemak yang terdapat dalam makanan atau
interaksi dengan obat lain.
Komplikasi dan efek yang tidak diinginkan atau komplikasi berbahaya akibat terapi
dengan antikoagulan adalah pendarahan, biasa penyebabnya adalah dosis tinggi
( perlu kontrol terapi ).
Tingkat Bahaya :
Bahaya ringan : hematoma kulit, pendarahan subkonjuktiva, mikrohemorogi
Bahaya berat : pendarahan di daerah operasi
Membahayakan hidup : intrakranial, intraspinal, gastrointestinal, pendarahan pada
mata, anak ginjal,laring
Janin sangat rentan terhadap antikoagulan warfarin. Cacat bawaan terjadi pada 25%
bayi yang terpapar oleh obat ini selama trimester pertama. Bisa terjadi perdarahan
abnormal pada ibu maupun janin.Ibu hamil memiliki resiko membentuk bekuan darah,
lebih baik diberikan heparin. Tetapi pemakaian jangka panjang selama kehamilan bisa
menyebabkan penurunan jumlah trombosit atau pengeroposan tulang (osteoporosis)
pada ibu.
FARMAKOKINETIK
Semua derifat 4 hidroksikumarin dan derifat idan 1,3 dion dapat diberikan peroral dan juga IM
dan IV. Kecepatan absorbsi berbeda tiap individu,dalam darah dikumarol dan warfarin hamper
seluruhnya terikat pada albumin plasma. Masa paruh kumarol sangat bergantung dosis dan
berdasarkan factor genetic berbeda pada masing-masing individu. Efek terapi baru tercapai 12-
24 jam setelah kadar ouncak obat dalam plasma karea diperlukan mengosongkan pembekuan
darah untuk sirkulasi. Dikumarol dan warfarin mengalami hidroksilasi oleh enzim reticulum
endo plasma hati menjadi bentuk tidak aktif.
INDIKASI
•tromboemboli
•thrombosis vena
•infark miokard
•penyakit jantung
•reumatik
•serangan iskemia selintas(transient ischemic attacts, TIA)
•emboli paru
KONTRAINDIKASI
•pendarahan
•diskrasia darah
•tukak saluran cerna
•divertikulitis
•colitis
•endokarditis bacterial subakut
•keguguran yang mengancam
•operasi otak dan medulla spinalis
FAKTOR – FAKTOR YANG MENINGKATKAN
EFEK ANTIKOAGULAN ORAL
1. Asupan Vit K <<< (kurang makan sayur & buah)
2. Penyakit tertentu :
Penyakit Hati (Gangguan sintesis faktor pembekuan)
Demam & Tirotoxikosis (bertambahnya penghancuran faktor pembekuan
3. Interakasi dengan Obat lain :
a. Aspirin & OAINS; Obat ini dapat mengganggu &
menghambat agregasi Trombosit dan fungsi
Trombosit, sehingga bila diberi bersama Anti
Koagulan Oral menyebabkan Perdarahan Hebat
b. Dapat menggeser Antikoagulan Oral dari ikatannya dengan Albumin Plasma
• Fenilbutazon
• Chloralhydrat
• Asam Etakrinat
c.Menghambat kerja enzim Microsomal Hati memperlambat metabolisme
Anti Koagulan Oral dan memperpanjang waktu paruhnya
• Disulfiram
• Salisilat
• Chloramphenicol
• Imipramin
• Metronidazol
• Cimetidin
OBAT – OBAT ANTI TROMBOTIK
Efek Samping:
Gangguan GIT, ruam kulit, diskrasia darah, nefritis
intertisial akut, kolik ginjal, gagal ginjal akut
Interaksi :
Warfarin efek meningkat bersama Sulfinpirazon
Dosis: 800 mg/hari
DIPIRIDAMOL
Adalah obat vasodilator yang menghambat Agregasi Trombosit.
Mekanisme Kerja:
• Mengaktifasi plasminogen dengan cara tidak
langsung yaitu:
Dengan bergabung terlebih dulu dengan
plasminogen untuk membentuk kompleks aktivator
mengkatalisis perubahan plasminogen bebas
menjadi plasmin.
Dosis : diberikan secara Intravena 1,5 juta IU pada
infark miokard,
pada trombosis vena akut,emboli paru atau emboli
diberikan 250.000 IU loading dose selama 30 menit
diikuti 100.000 IU/jam (diberikan selama 24 jam)
Kinetik: T1/2 = 15 menit
UROKINASE
• Diisolasi dari Urin Manusia
• Langsung mengaktifkan Plasminogen
Indikasi:
- Emboli Paru,
- Tromboemboli Vena
- Tromboemboli Arteri
Kinetik: bersihan cepat oleh hati, t1/2: 20 menit,
Dosis : Loading dose 1000 – 4500 IU/kgBB secara IV
Ekskresi: Empedu dan Urin
Antikoagulan Oral
Koagulansia merupakan zat atau obat yang dapat menghambat atau menghentikan pendarahan. Golongan
obat koagulansia ini dapat diberikan secara oral maupun parenteraI, berguna untuk menekan/menghentikan
perdarahan, Misalnya: Anaroxil, Adona AC, Coagulen, Transamin, vit K. Obat kelompok ini pada
penggunaan lokal menimbulkan hemostasis dengan dua cara, yaitu dengan mempercepat perubahan
protombin menjadi thrombin dan secara langsung mengumpalkan fibrinogen.Aktifaktor protombinEkstrak
yang mengandung aktifaktor protombin dapat dibuat antara lain dari jaringan otak yang diolah secara kering
dengan asetat Salah satu contoh adalah Russell’s viper venom yang sangat efektif sebagaihemostatik lokal
dan dapat digunakan umpamanya untuk alveolus gigi yang berdarah pada pasien hemofilia; untuk tujuan ini
kapas dibasahi dengan larutan segar 0.1%.Trombin Zat ini tersedia dalam bentuk bubuk atau larutan untuk
penggunaan local