PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anti koagulan merupakan obat yang digunakan untuk mencegah
pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat
fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Bahaya utama pemberian antikaogulan
adalah terjadinya pendarahan fatal dan dapat menyebabkan kerusakan permanen
atau terancamnya jiwa pasien (Syarif dkk. 2011).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat
badan, dangan viskositas darah 4,5 kali lebih besar daripada air. Darah merupakan
jaringan yang berbentuk cairan, terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel
darah. Plasma darah meliputi 55% volume darah merupakan substansi nonseluler,
sedangkan 45% dari volume darah meliputi sel darah. Sel darah terdiri dari sel
darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Johan Sitompul, 2001).
Komponen cairan darah dinamakan plasma, 91-92% terdiri dari air sebagai
medium transport dan 7-9% terdiri dari zat padat. Zat-zat padat itu adalah protein
protein seperti albumin, globulin, dan fibrinogen serta unsure anorganik berupa
natrium, calcium, kalium, fosfor, besi, dan yodium. Unsur organik berupa zat-zat
nitrogen, non protein, urea, asam urat, xantin, kreatinin, asam amino, lemak netral,
Darah disusun oleh 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler dengan volume ±5%
dari berat badan. Apabila jumlah volume darah ditambah dengan zat pencegah
anti pembekuan darah secukupnya dalam satu wadah, misalnya tabung, kemudian
akan terdapat bagian cairan yang terpisah dari bagian korpuskuli yang terdapat
pada bagian bawah. Cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma
darah mengandung fibrinogen. Oleh karena itu dalam memperoleh plasma, darah
mengikat Ca. Dalam pemeriksaan PPT antikoagulan yang dipakai adalah sitrat
karena sitrat memiliki pH netral sedangkan EDTA yang memiliki pH basa yang
barium sulfa mengandung fibrinogen, faktor V, VIII, XI, XII, XIII. Plasma ini
tidak dapat membeku karena tidak mengandung protrombin, faktor X dan faktor
VII yang diperlukan untuk aktivasi intrinsik. Faktor XI dan XII stabil dalam
plasma simpan, tidak diabsorsi oleh barium dan tidak habis oleh proses
ini mengkonversi fibrinogen plasma yang larut menjadi fibrin. Fibrin menjaring
agregat trombosit pada tempat luka vaskuler dan mengubah sumbatan trombosit
primer yang tidak stabil menjadi sumbatan hemostatis yang kuat,utuh, dan stabil.
pembekuan yang beredar pada tempat luka. Faktor III dan faktor jaringan bereaksi
menghidrolisa ikatan peptide tergantung pada asam amino serin pada inti aktifnya.
ditempat cedera. Pembekuan disusul oleh resolusi atau lisis bekuan dan regenerasi
adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul 330.000 dalton, tersusun atas 3
dibentuk di hati dan memerlukan vitamin K. Faktor ini merupakan prekusor enzim
proteolitik tromion dan mungkin asselerator konversi protrombin lain. Faktor III :
protombin. Sifat produk jaringan ini dalam kaitannya dengan aktivitas pembekuan
belum banyak diketahui, sehingga sulit dinyatakan sebagai faktor spesifik. Faktor
protein ini dibentuk oleh hati dan kadarnya menurun pada penyakit hati. Faktor ini
trombin. Faktor VI : Istilah ini tidak dipakai. Faktor VII : Merupakan asselerator
dibentuk di hati. Merupakan faktor plasma yang berkaitan dengan faktor III
serum yang berkaitan dengan faktor III trombosit dan VII AHG mengaktifkan
megakariosit. Faktor ini menumbulkan bekuan fibrin yang lebih kuat yang tidak
dan faktor IV (ion Ca), merupakan protein plasma. Mereka bersirkulasi dalam
molekul besar, bersama-sama dengan faktor XI dan faktor XII dinamakan faktor
fragmen. Bentuk prekusor yang tidak aktif karena alas an ini dinamakan
“prokoagulan”. Tiap faktor yang sudah diaktifkan, kecuali V, VIII, dan XIII serta
fibrinogen (faktor I), dalah enzim pemecah protein (protease serin), yang dengan
semua faktor pembekuan kecuali faktor VIII atau mungkin XI dan XIII. Vitamin
oleh hati. Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif
jalur ekstrinsik: faktor VII (prokonvertin) dan jalur bersama, yaitu: faktor I
Stuart). Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama 2 detik atau
10% dari nilai normal. PT adalah uji koagulasi yang paling sering dilakukan.
A.Price,dkk ,2015).
darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan
meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah in vitro.
vitamin K yang berperan dalam pembekuan darah sehingga terjadi deplesi faktor
faktor pembekuan darah tersebut, maka bila terjadi deplesi faktor Vll waktu
protrombin sudah memanjang. Tetapi efek anti trombotik baru mencapai puncak
setelah terjadi deplesi keempat faktor tersebut. Jadi efek anti koagulan dari
pembekuan darah yang baru dibentuk bukan terhadap faktor yang sudah ada
sudah terbentuk, tetapi dapat mencegah perluasan trombus. Warfarin telah terbukti
tromboplastin jaringan berasal dari emulsi ekstrak organ otak, paru atau otak dan
paru dari kelinci dalam larutan CaCl2 dengan pengawet sodium azida (mis.
Kingdom Animalia
:
Filum Chordata
:
Sub filum Vertebrata
:
Class Mamalia
:
Ordo Rodentia
:
Sub ordo Myoimorphia
:
Famili Muridae
:
Genus Mus
:
Spesies Mus
: muskulus
2. Karakteristik Mencit (Mus musculus)
a. Berat badan dewasa
Jantan : 28 – 40 gram
Betina : 25 – 40 gram
b. Berat lahir : 0,5 -1,5 gram
c. Luas permukaan tubuh : 36 cm2
d. Temperatur tubuh : 36,50 - 380C
e. Jumlah diploid : 40
f. Harapan hidup : 1,5 – 3,0 tahun
g. Konsumsi makanan : 15 gram/100 gram perhari
h. Konsumsi air minum : 15 gram/100 gram perhari
i. Mulai dikawinkan
Jantan : 50 hari
Betina : 50 – 60 hari
j. Lama kebuntingan : 19 – 21 hari
k. Siklus birahi : 4 – 5 hari
l. Jumlah anak perkelahiran : 10 – 12 ekor
m. Produksi anak : 8 perbulan
n. Jumlah pernapasan : 94 – 163 perhari
o. Komposisi air susu
Lemak : 12,1%
Protein : 9,0%
Laktos : 3,2%
Volume tidal : 0,09 – 0,23
Detak jantung : 325 – 780 permenit
Volume darah : 76 – 80 mg/kg(Gutama. 2008: 16).
mulai dari iklim dingin, maupun panas dapat hidup terus menerus.Kadang
C. Uraian Bahan
Rumus Struktur : O
H H
berasa
Rumus Struktur : O
H H
Berasa
Rumus Struktur :
B. Pembahasan
Ada dua jenis anti koagulan yaitu antikoagulan jenis coumadil yang biasa
digunakan untuk mencegah pembentukan bekuan darah (profilaksis) dan anti
koagulan trombolitik yang digunakan dalam keadaan darurat untuk melarutkan
bekuan darah (pengobatan) bekuan darah adalah suatu keadaan dimana darah
seperti berbentuk jelly yang terbentuk dari faktor-faktor pembekuan darah.
Berdasarkan tabel pengamatan, pada hewan coba I oleh kelompok I
diberikan Aqua pro injeksi dengan selang waktu 9.19 menit. Pada hewan coba II
diberikan obat warfarin dengan selang waktu pembekuan darahnya yaitu 5.37
menit pada hewan coba IV oleh kelompok III diberikan obat Aspilet dengan
selang waktu pembekuan darahnya yaitu 8.43 menit dan pada hewan coba IV oleh
kelompok V diberikan vitamin K dengan selang waktu pembekuan darahnya yaitu
1.48 menit.
Mekanisme kerja obat warfarin adalah obat antikoagulan yang bekerja
menghambat kerja vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan darah. Jika
vitamin K dihambat oleh warfarin maka darah akan membutuhkan waktu yang
lama untuk membeku. Mekanisme kerja Aspelet adalah Aspelet mengandung
asam asetil salisilat yang bekerja untuk menghambat aktivitas enzim siklo-
oksigenase didalam tubuh yang bersifat irreversibel, dengan penghambatan itu
asam asetil salisilat akan bereaksi dalam mencegah proses pembentukan
tromboksan A2 untuk mencegah penimbunan platelet dan mencegah terjadi proses
pembekuan darah. Mekanisme dalam aktivasi faktor pembekuan darah II, VII, IX
an X. mekanisme kerja Aqua pro injeksi ialah air steril yang dapat digunakan
untuk melarutkan dan cairan pembawa untuk mencairkan darah yang mengalami
bekuan darah (Agung. 2012: 150).
Berdasarkan perbandingan literature (Agung. 2012: 43) API adalah
larutan yang dapat menguraikan gumpalan natrium dalam tubuh, seperti bersifat
melarutkan tetapi pemberian API kepada hewan coba sebagai kontrol terhadap
hewan coba bila ditinjau dari hasil praktikum, sudah sesuai karna API bersifat
melarutkan dan menguraikan dalam darah terkandung natrium. Menurut team
medical. 2017: 83 bahwa aspilet merupakan obat Antikoagulan langsung asal
proses pembekuan darah sedangkan warfarin merupakan obat antikoagulan yang
menghambat zat/vitamin K mempercepat proses pembekuan darah karna
berfungsi sebagai aktivator dari bekuan darah. Hal ini telah sesuai dengan hasil
praktikum dimana hewan coba mengalami pembekuan cepat.
Faktor kesalahan dalam praktikum ialah hewan coba yang menghindar saat
ekornya dicoba dicelupkan kedalam air hangat serta cara praktikan yang masih
kurang dalam penghandlingan hewan coba.
Adapun hubungan percobaan dengan dunia farmasi dengan Anti koagulan
yaitu kita sebagai seorang farmasis dapat mengetahui golongan-golongan obat
serta mekanisme kerja dari setiap obat yang dapat mencegah stroke akibat
pembekuan darah.
B. Perhitungan dosis
1. API
B hewan coba: 1,8 g
Spoit injeksi : 1 ml
Dosis : B hewan coba × 10
1,8 g × 10
: 1,8 ml
2. Warfarin
Dik: B hewan coba : 1,9 g
Dk : 0, 0026
Dl : 100 mg
B standar : 20 g
Dit: D ?
Penye: Dl × Dk × Bhc:Bs
: 100 mg × 0, 0026 × 1,9 g : 20 g
: 0, 247 mg
3. Aspilet
Dit: Bhc: 2,2 g
Dk: 0, 0026
Dl: 80 mg
B standar: 20 g
Dit: D ?
Penye: D: Dl.Dk: Bhc : Bs
:80 mg × 0, 0026 × 2,2 : 20
: 0, 299 mg
4. Vitamin K
Dik: Bhc : 20 g
Dk: 0, 0026
Dl: 10 mg
B standar: 20 g
Dit: D ?
Penye: D : Dl . Dk
: 10 mg . 0, 0026 × 20 g : 20 g
: 0, 26 mg
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu Antikoagulan adalah zat
yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan
menghambat pembentukan thrombin yang diperlukan untuk mengkonversi
fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. Jika tes membutuhkan darah
atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam tabung yang berisi antikoagulan.
B. Kritik dan Saran
1. Laboratorium
Diharapkan laboratorium bisa segera mengadakan alat dan bahan untuk
kebutuhan praktikum agar selama lab dilakukan tidak terjadi kendala dan tidak
menguras waktu dan tenaga.
2. Asisten
Diharapakan agar sekiranya seluruh asisten tetap menyempatkan waktunya
untuk mendampingi praktikan saat praktikum agar tidak terjadi kekeliruan atau
kesalahan saat di lab.