Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anti koagulan merupakan obat yang digunakan untuk mencegah
pembekuan darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat
fungsi beberapa faktor pembekuan darah. Bahaya utama pemberian antikaogulan
adalah terjadinya pendarahan fatal dan dapat menyebabkan kerusakan permanen
atau terancamnya jiwa pasien (Syarif dkk. 2011).

Anti koagulan adalah sebuah zat/bahan yang digunakan untuk mencegah


pembekuan atau penggumpalan darah. Anti koagulan bertujuan agar darah tidak
membeku sehingga darah dapat dipertahankan dalam waktu tertentu. Anti
koagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan menghambat
pembentukan faktor pembekuan darah (katzung. 2010).

Toksikologi adalah pengetahuan tentang efek racun dari obat terhadap


tubuh dan sebetulnya termasuk pula dalam kelompok farmakodinamika, karena
efek teraupetis obat berhubungan erat dengan efek dosisnya. Pada hakikatnya
setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun dan
merusak organisme “sola dosis facit venenum” yang artinya hanya dosis membuat
racun (Muhammad Judha, 2012).
Dalam dunia farmasi, Anti koagulan ini sangat erat hubungannya dengan
farmakologi dan toksikologi karena kita dapat mengetahui mekanisme kerja obat
yang akan mempengaruhi sistem pembekuan darah itu sendiri. Sehingga,
pembekuan darah yang tidak diinginkan oleh tubuh dapat dicegah agar tidak
terjadi gangguan pada otak dan jantung misalnya penyakit stroke oleh karena itu
dilakukan percobaan Anti koagulan.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukanlah praktikum “Anti koagulan”
agar kita sebagai seorang farmasis bisa menentukan obat yang sesuai untuk proses
pencegahan pembekuan darah dan serta dapat memahami gejalanya.
B. Maksud dan Tujuan percobaan
1. Maksud percobaan
Adapun maksud percobaan ini adalah untuk mengetahui golongan-
golongan yang bekerja sebagai anti koagulan, mekanisme kerja yang mendasari
manifestasi efek toksisitas dan bahaya penggunaan obat yang berefek pada
pembekuan darah.
2. Tujuan percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adalah memahami golongan-golongan
yang bekerja sebagai antikoagulan, memahami mekanisme kerjanya serta bahaya
penggunaan obat-obatan yang berefek pada pembekuan darah.
C. Prinsip Percobaan
Adapun prinsip percobaan ini adalah penentuan waktu lamanya
pendarahan akibat penggunaan vitamin K dan penghentian pendarahan akibat
penggunaan aspirin pada hewan coba mencit.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Darah merupakan bagian dari tubuh yang jumlahnya 60-80% dari berat

badan, dangan viskositas darah 4,5 kali lebih besar daripada air. Darah merupakan

jaringan yang berbentuk cairan, terdiri dari dua bagian yaitu plasma darah dan sel

darah. Plasma darah meliputi 55% volume darah merupakan substansi nonseluler,

sedangkan 45% dari volume darah meliputi sel darah. Sel darah terdiri dari sel

darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Johan Sitompul, 2001).

Komponen cairan darah dinamakan plasma, 91-92% terdiri dari air sebagai

medium transport dan 7-9% terdiri dari zat padat. Zat-zat padat itu adalah protein

protein seperti albumin, globulin, dan fibrinogen serta unsure anorganik berupa

natrium, calcium, kalium, fosfor, besi, dan yodium. Unsur organik berupa zat-zat

nitrogen, non protein, urea, asam urat, xantin, kreatinin, asam amino, lemak netral,

fosfolipid, kolesterol, glukosa, dan berbagai enzim. Fibrinogen yang hanya

berjumlah 4% penting untuk pembentukan darah (Sylvia A. Price, dkk, 2005).

Darah disusun oleh 2 komponen, yaitu plasma darah dan sel-sel darah.

Plasma darah termasuk dalam kesatuan cairan ekstraseluler dengan volume ±5%

dari berat badan. Apabila jumlah volume darah ditambah dengan zat pencegah
anti pembekuan darah secukupnya dalam satu wadah, misalnya tabung, kemudian

diputar(setrifuge) dengan kecepatan 3000rpm selama 20 menit maka setelah itu

akan terdapat bagian cairan yang terpisah dari bagian korpuskuli yang terdapat

pada bagian bawah. Cairan yang terdapat pada bagian atas disebut plasma. Plasma

darah mengandung fibrinogen. Oleh karena itu dalam memperoleh plasma, darah

dicampur dengan antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah

(Sylvia A. Price, dkk, 2005).


Sitrat, oksalat, dan EDTA merupakan antikoagulan yang langsung

mengikat Ca. Dalam pemeriksaan PPT antikoagulan yang dipakai adalah sitrat

karena sitrat memiliki pH netral sedangkan EDTA yang memiliki pH basa yang

akan mengakibatkan pemanjangan PPT negatif. Plasma yang diabsorbsi dengan

barium sulfa mengandung fibrinogen, faktor V, VIII, XI, XII, XIII. Plasma ini

tidak dapat membeku karena tidak mengandung protrombin, faktor X dan faktor

VII yang diperlukan untuk aktivasi intrinsik. Faktor XI dan XII stabil dalam

plasma simpan, tidak diabsorsi oleh barium dan tidak habis oleh proses

pembekuan (Sylvia A. Price, dkk, 2005).

Pembekuan darah memerlukan sistem penguatan biologis dimana relatif

sedikit zat pemula secara beruntun mengaktifkan, dengan proteolisis, reaksi

protein prekursor yang beredar memuncak pada pembentukan trombin selanjutnya

ini mengkonversi fibrinogen plasma yang larut menjadi fibrin. Fibrin menjaring

agregat trombosit pada tempat luka vaskuler dan mengubah sumbatan trombosit

primer yang tidak stabil menjadi sumbatan hemostatis yang kuat,utuh, dan stabil.

Kerja reaksi enzim ini membutuhkan pemekatan setempat faktor-faktor

pembekuan yang beredar pada tempat luka. Faktor III dan faktor jaringan bereaksi

melalui permukaan yang terjadi pada kolagen yang terpapar. Dengan

pengecualian fibrinogen, yang merupakan sub unit bekuan fibrin, faktor-faktor

pembekuan adalah prekusor enzim maupun kofaktor, yaitu kemampuan

menghidrolisa ikatan peptide tergantung pada asam amino serin pada inti aktifnya.

Pembekuan menyatakan serangkaian kompleks reaksi yang mengakibatkan

pengawasan pendarahan melalui pembentukan bekuan trombosit dan fibrin

ditempat cedera. Pembekuan disusul oleh resolusi atau lisis bekuan dan regenerasi

endotel (Fitria dan Sarto, 2014).


Pembagian faktor-faktor pembekuan yaitu faktor I disebut fibrinogen,

adalah suatu glikoprotein dengan berat molekul 330.000 dalton, tersusun atas 3

pasang rantai polipeptida. Kadar fibrinogen meningkat pada keadaan yang

memerlukan hemostasis dan pada keadaan nonspesifik, misalnya inflamasi,

kehamilan, dan penyakit autoimun. Faktor II : Disebut dengan protrombin,

dibentuk di hati dan memerlukan vitamin K. Faktor ini merupakan prekusor enzim

proteolitik tromion dan mungkin asselerator konversi protrombin lain. Faktor III :

Merupakan tromboplastin Jaringan yang berupa lipoprotein jaringan activator

protombin. Sifat produk jaringan ini dalam kaitannya dengan aktivitas pembekuan

belum banyak diketahui, sehingga sulit dinyatakan sebagai faktor spesifik. Faktor

IV : Merupakan Ion kalsium yang diperlukan untuk mengaktifkan protrombin dan

pembentukan fibrin. Faktor V : Dikenal sebagai proasselerin atau faktor labil,

protein ini dibentuk oleh hati dan kadarnya menurun pada penyakit hati. Faktor ini

merupakan faktor plasma yang mempercepat perubahan protrombin menjadi

trombin. Faktor VI : Istilah ini tidak dipakai. Faktor VII : Merupakan asselerator

koversi protrombin serum, dibuat di hati dan memerlukan vitamin K dalam

pembentukannya. Faktor ini merupakan faktor serum yang mempercepat

perubahan protrombin. Faktor VIII : Dikenal sebagai faktor antihemofili, tidak

dibentuk di hati. Merupakan faktor plasma yang berkaitan dengan faktor III

trombosit dan faktor chrismas (IX), mengaktifkan protrombin. Faktor IX : Disebut

dengan faktor chrismas, dibuat di hati memerlukan vitamin K. Merupakan faktor

serum yang berkaitan dengan faktor III trombosit dan VII AHG mengaktifkan

protrombin. Faktor X : Disebut dengan faktor stuart-power, dibuat di hati dan

memerlukan vitamin K. Merupakan kunci dari semua jalur aktivasi faktor-faktor

pembekuan. Faktor XI : Sebagai antisenden tromboplastin plasma, dibentuk dihati

tetapi tidak memerlukan vitamin K. Faktor XII : Disebut faktor Hageman.


Merupakan faktor plasma mengaktifkan PTA (faktor XII). Faktor XIII :
Merupakan faktor untuk menstabilkan fibrin, diproduksi di hati maupun

megakariosit. Faktor ini menumbulkan bekuan fibrin yang lebih kuat yang tidak

larut dalam urea (Pearce, 2011).

Faktor-faktor pembekuan dengan pengecualian faktor III (tromboplastin)

dan faktor IV (ion Ca), merupakan protein plasma. Mereka bersirkulasi dalam

darah sebagai molekul-molekul nonaktif. Prekalikrein dan koninogen berat

molekul besar, bersama-sama dengan faktor XI dan faktor XII dinamakan faktor

kontak. Pengaktifan faktor pembekuan diduga terjadi karena enzim memecahkan

fragmen. Bentuk prekusor yang tidak aktif karena alas an ini dinamakan

“prokoagulan”. Tiap faktor yang sudah diaktifkan, kecuali V, VIII, dan XIII serta

fibrinogen (faktor I), dalah enzim pemecah protein (protease serin), yang dengan

demikian mengaktifkan prokoagulan berikutnya. Hati adalah tempat sintesis

semua faktor pembekuan kecuali faktor VIII atau mungkin XI dan XIII. Vitamin

K mempertahankan kadar normal atau sintesis faktor-faktor protrombin (faktor II,

VII, IX, dan X) (Sylvia A.Price,dkk ,2015).

Protrombin atau faktor II adalah sebuah protein plasma yang dihasilkan

oleh hati. Protrombin disintesis oleh hati dan merupakan prekursor tidak aktif

dalam proses pembekuan. Protrombin dikonversi menjadi thrombin oleh

tromboplastin yang diperlukan untuk membentuk bekuan darah. Uji masa

protrombin (prothrombin time, PT) untuk menilai kemampuan faktor koagulasi

jalur ekstrinsik: faktor VII (prokonvertin) dan jalur bersama, yaitu: faktor I

(fibrinogen), faktor II (prothrombin), faktor V (proakselerin), faktor X (faktor

Stuart). Perubahan faktor V dan VII akan memperpanjang PT selama 2 detik atau

10% dari nilai normal. PT adalah uji koagulasi yang paling sering dilakukan.

Reagen untuk PT adalah tromboplastin jaringan dan kalsium klorida. Apabila

ditambahkan ke plasma yang mengandung sitrat, reagen-reagen ini akan


menggantikan faktor jaringan untuk mengaktifkan faktor X dengan keberadaan
faktor VII tanpa melibatkan trombosit atau prokoagulan jalur intrinsik. (Sylvia

A.Price,dkk ,2015).

Antikoagulan digunakan untuk mencegah pembekuan darah dengan jalan

menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor pembekuan

darah. Atas dasar ini antikoagulan diperlukan untuk mencegah terbentuk dan

meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah in vitro.

Pada trombus yang sudah terbentuk, antikoagulan hanya mencegah membesarnya

trombus dan mengurangi kemungkinan terjadinya emboli, tetapi tidak

memperkecil trombus (Fitria dan Sarto, 2014).

Warfarin merupakan anti koagulan oral yang mempengaruhi sintesa

vitamin K yang berperan dalam pembekuan darah sehingga terjadi deplesi faktor

II, VII, IX dan X. Warfarin bekerja di hati dengan menghambat karboksilasi

vitamin K dari protein prekursornya. Karena waktu paruh dari masing-masing

faktor pembekuan darah tersebut, maka bila terjadi deplesi faktor Vll waktu

protrombin sudah memanjang. Tetapi efek anti trombotik baru mencapai puncak

setelah terjadi deplesi keempat faktor tersebut. Jadi efek anti koagulan dari

warfarin membutuhkan waktu beberapa hari karena efeknya terhadap faktor

pembekuan darah yang baru dibentuk bukan terhadap faktor yang sudah ada

disirkulasi. Warfarin tidak mempunyai efek langsung terhadap trombus yang

sudah terbentuk, tetapi dapat mencegah perluasan trombus. Warfarin telah terbukti

efektif untuk pencegahan stroke kardioembolik. Karena meningkatnya resiko

pendarahan, penderita yang diberi warfarin harus dimonitor waktu protrombinnya

secara berkala. Beberapa jenis tromboplastin yang dapat dipergunakan misalnya

tromboplastin jaringan berasal dari emulsi ekstrak organ otak, paru atau otak dan

paru dari kelinci dalam larutan CaCl2 dengan pengawet sodium azida (mis.

Neoplastine CI plus), Tromboplastin jaringan dari plasenta manusia dalam larutan


CaCl2 dan pengawet (mis. Thromborel S) (Fitria dan Sarto, 2014).
B. Klasifikasi Hewan Coba
1. Klasifikasi Mencit (Mus Musculus) (Gutama. 2008: 15)

Kingdom Animalia
:
Filum Chordata
:
Sub filum Vertebrata
:
Class Mamalia
:
Ordo Rodentia
:
Sub ordo Myoimorphia
:
Famili Muridae
:
Genus Mus
:
Spesies Mus
: muskulus
2. Karakteristik Mencit (Mus musculus)
a. Berat badan dewasa
Jantan : 28 – 40 gram
Betina : 25 – 40 gram
b. Berat lahir : 0,5 -1,5 gram
c. Luas permukaan tubuh : 36 cm2
d. Temperatur tubuh : 36,50 - 380C
e. Jumlah diploid : 40
f. Harapan hidup : 1,5 – 3,0 tahun
g. Konsumsi makanan : 15 gram/100 gram perhari
h. Konsumsi air minum : 15 gram/100 gram perhari
i. Mulai dikawinkan
Jantan : 50 hari
Betina : 50 – 60 hari
j. Lama kebuntingan : 19 – 21 hari
k. Siklus birahi : 4 – 5 hari
l. Jumlah anak perkelahiran : 10 – 12 ekor
m. Produksi anak : 8 perbulan
n. Jumlah pernapasan : 94 – 163 perhari
o. Komposisi air susu
Lemak : 12,1%
Protein : 9,0%
Laktos : 3,2%
Volume tidal : 0,09 – 0,23
Detak jantung : 325 – 780 permenit
Volume darah : 76 – 80 mg/kg(Gutama. 2008: 16).

3. Morfologi Mencit (Mus musculus)

Mencit (Mus musculus) adalah hewan pengerat (Rodentia) yang

cepat berbiak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak, variasi genetiknya

cukup besar, serta anatomi dan fisiologinya, karakteristik dengan

baik.Mencit (Mus musculus) hidup dalam daerah cukup luas, penyebarannya

mulai dari iklim dingin, maupun panas dapat hidup terus menerus.Kadang

secara bebas sebagai hewan liar.Mencit (Mus musculus) paling banyak

digunakan adalah mencit albino swiss (Gutama. 2008: 18-19).

C. Uraian Bahan

1. Aquadest (Dirjen POM, 1979: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air murni, air suling, air batering.

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 18,02

Rumus Struktur : O

H H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna tidak berbau, tidak

berasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik


Kegunaan : Sebagai zat tambahan
2. Aqua Pro Injeksi (Dirjen,POM. 1979: 112)

Nama Resmi : AQUA STERILE PRO INJECTION

Nama Lain : Air steril untuk injeksi, Aqua pro injeksi

Berat molekul : 18,02

Rumus Molekul : H2O

Rumus Struktur : O

H H

Pemerian : Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak

Berasa

Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal dari kaca atau plastik

Kegunaan : Sebagai pelarut

3. Na-CMC (Dirjen POM, 1979: 401)

Nama Resmi : NATRII CARBOXYMETHYLCELLULOSUM

Nama Lain : Natrium karboksilmetilselulosa, Na CMC,

Berat Molekul : 187,17

Rumus Molekul : C20H6C4Na2O5. H2O

Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau kuning gading,tidak

berbau dan hampir tidak berbau, higroskopik

Kelarutan : Mudah mendispersi dalam air, membentuk suspen

si koloidal, tidak larut dalam etanol (95%) P, dalam

eter P,dalam pelarut organik lain


BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini ialah:
a. Beaker glass
b. Spoit injeksi
c. Spoit oral
d. Kapas
e. Waterbath
f. Timbangan hewan
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini ialah:
a. Aquadest
b. Aqua pro injeksi
c. Alkohol
d. Na CMC 1 %
e. Aspilet
f. Vitamin K
g. warfarin
B. Metode Kerja
1. Disiapkan alat, bahan dan hewan coba
2. Ditimbang hewan coba
3. Dihitung dosis masing-masing hewan coba
4. Diambil empat (4) ekor hewan coba
5. Diberikan api pada hewan coba 1 secara oral, diberikan warfarin
pada hewan coba 2, dibeikan aspelet pada hewan coba 3, diberikan
vitamin K pada hewan coba 4.
6. Ditunggu hingga 30 menit
7. Dipotong ekor mencit masing-masing 1 cm
8. Dicelupkan ekor mencit kedalam air hangat 37°C
9. Dicatat waktu (mulai dipotong-berhenti mengalir)
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan
NO KELOMPOK OBAT SELANG
WAKTU
1 I Api 9, 19 menit
2 II Warfarin 5, 37 menit
3 IV Aspelet 8, 43 menit
4 V Vitamin K 1, 48 menit

B. Pembahasan
Ada dua jenis anti koagulan yaitu antikoagulan jenis coumadil yang biasa
digunakan untuk mencegah pembentukan bekuan darah (profilaksis) dan anti
koagulan trombolitik yang digunakan dalam keadaan darurat untuk melarutkan
bekuan darah (pengobatan) bekuan darah adalah suatu keadaan dimana darah
seperti berbentuk jelly yang terbentuk dari faktor-faktor pembekuan darah.
Berdasarkan tabel pengamatan, pada hewan coba I oleh kelompok I
diberikan Aqua pro injeksi dengan selang waktu 9.19 menit. Pada hewan coba II
diberikan obat warfarin dengan selang waktu pembekuan darahnya yaitu 5.37
menit pada hewan coba IV oleh kelompok III diberikan obat Aspilet dengan
selang waktu pembekuan darahnya yaitu 8.43 menit dan pada hewan coba IV oleh
kelompok V diberikan vitamin K dengan selang waktu pembekuan darahnya yaitu
1.48 menit.
Mekanisme kerja obat warfarin adalah obat antikoagulan yang bekerja
menghambat kerja vitamin K yang berperan dalam proses pembekuan darah. Jika
vitamin K dihambat oleh warfarin maka darah akan membutuhkan waktu yang
lama untuk membeku. Mekanisme kerja Aspelet adalah Aspelet mengandung
asam asetil salisilat yang bekerja untuk menghambat aktivitas enzim siklo-
oksigenase didalam tubuh yang bersifat irreversibel, dengan penghambatan itu
asam asetil salisilat akan bereaksi dalam mencegah proses pembentukan
tromboksan A2 untuk mencegah penimbunan platelet dan mencegah terjadi proses
pembekuan darah. Mekanisme dalam aktivasi faktor pembekuan darah II, VII, IX
an X. mekanisme kerja Aqua pro injeksi ialah air steril yang dapat digunakan
untuk melarutkan dan cairan pembawa untuk mencairkan darah yang mengalami
bekuan darah (Agung. 2012: 150).
Berdasarkan perbandingan literature (Agung. 2012: 43) API adalah
larutan yang dapat menguraikan gumpalan natrium dalam tubuh, seperti bersifat
melarutkan tetapi pemberian API kepada hewan coba sebagai kontrol terhadap
hewan coba bila ditinjau dari hasil praktikum, sudah sesuai karna API bersifat
melarutkan dan menguraikan dalam darah terkandung natrium. Menurut team
medical. 2017: 83 bahwa aspilet merupakan obat Antikoagulan langsung asal
proses pembekuan darah sedangkan warfarin merupakan obat antikoagulan yang
menghambat zat/vitamin K mempercepat proses pembekuan darah karna
berfungsi sebagai aktivator dari bekuan darah. Hal ini telah sesuai dengan hasil
praktikum dimana hewan coba mengalami pembekuan cepat.
Faktor kesalahan dalam praktikum ialah hewan coba yang menghindar saat
ekornya dicoba dicelupkan kedalam air hangat serta cara praktikan yang masih
kurang dalam penghandlingan hewan coba.
Adapun hubungan percobaan dengan dunia farmasi dengan Anti koagulan
yaitu kita sebagai seorang farmasis dapat mengetahui golongan-golongan obat
serta mekanisme kerja dari setiap obat yang dapat mencegah stroke akibat
pembekuan darah.
B. Perhitungan dosis
1. API
B hewan coba: 1,8 g
Spoit injeksi : 1 ml
Dosis : B hewan coba × 10
1,8 g × 10
: 1,8 ml

2. Warfarin
Dik: B hewan coba : 1,9 g
Dk : 0, 0026
Dl : 100 mg
B standar : 20 g
Dit: D ?
Penye: Dl × Dk × Bhc:Bs
: 100 mg × 0, 0026 × 1,9 g : 20 g
: 0, 247 mg
3. Aspilet
Dit: Bhc: 2,2 g
Dk: 0, 0026
Dl: 80 mg
B standar: 20 g
Dit: D ?
Penye: D: Dl.Dk: Bhc : Bs
:80 mg × 0, 0026 × 2,2 : 20
: 0, 299 mg
4. Vitamin K
Dik: Bhc : 20 g
Dk: 0, 0026
Dl: 10 mg
B standar: 20 g
Dit: D ?
Penye: D : Dl . Dk
: 10 mg . 0, 0026 × 20 g : 20 g
: 0, 26 mg
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini yaitu Antikoagulan adalah zat
yang mencegah penggumpalan darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan
menghambat pembentukan thrombin yang diperlukan untuk mengkonversi
fibrinogen menjadi fibrin dalam proses pembekuan. Jika tes membutuhkan darah
atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam tabung yang berisi antikoagulan.
B. Kritik dan Saran
1. Laboratorium
Diharapkan laboratorium bisa segera mengadakan alat dan bahan untuk
kebutuhan praktikum agar selama lab dilakukan tidak terjadi kendala dan tidak
menguras waktu dan tenaga.
2. Asisten
Diharapakan agar sekiranya seluruh asisten tetap menyempatkan waktunya
untuk mendampingi praktikan saat praktikum agar tidak terjadi kekeliruan atau
kesalahan saat di lab.

Anda mungkin juga menyukai