PERTEMUAN KE 10
DISUSUN OLEH:
KELAS REGULER 2A
Email: sonlimar@poltekkespalembang.ac.id
JURUSAN FARMASI
IV Teori
Darah
Plasma
Plasma merupakan bagian cairan darah dalam tabung yang berisi
antikoagulan lalu disentrifus dengan waktu dan kecepatan tertentu.
Penambahan antikoagulan akan mencegah terjadinya pembekuan darah
dengan cara mengelasi atau mengikat kalsium. Bagian darah menjadi
encer tanpa sel-sel darah dan mengandung fibrinogen merupakan protein
dalam plasma yang warnanya bening kekuningankuningan. Hampir 90%
dari plasma darah tediri atas air. Zat-zat yang terdapat dalam plasma
darah adalah sebagai berikut.
a) Garam-garam mineral (natrium dan lain-lain) yang berguna dalam
metabolisme dan juga mengadakan osmotik.
b) Zat Makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral dan vitamin).
c) Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan dan banyak
kandungan protein yang terdapat di dalam plasma.
d) Hormon yaitu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
e) Antibodi.
f) Protein plasma (albumin, globulin dan fibrinogen) meningkatkan
viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara
keseimbangan cairan dalam tubuh.
Fungsi plasma yaitu bekerja sebagai medium (perantara) untuk
penyaluran makanan, mineral, glukosa, asam amino, dan lemak ke dalam
jaringan. Juga merupakan untuk mengankut bahan buangan seperti urea,
asam urat, dan sebagian dari carbon dioksida (Pranata, 2016).
Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah
sampel darah membeku. Fungsi antikoagulan untuk mencegah darah
tidak membeku dengan cara menonaktifkan ion trombin dan protrombin
(Permenkes RI,2013). Aktivitas zat antikoagulan pada dasarnya adalah
dengan mengikat atau mengendapkan ion kalsium (Ca). ion kalsium
adalah salah satu faktor pembekuan (faktor IV), tanpa kalsium
pembekuan tidak terjadi, dan akan menghambat pembentukan trombin.
Trombin adalah enzim yang berperan dalam perubahan fibrinogen
menjadi fibrin.
Antikoagulan yang dipilih untuk penentuan spesifik tidak boleh
mengubah komponen darah atau mempengaruhi tes laboratorium yang
harus dilakukan. Berikut ini adalah beberapa efek buruk menggunakan
antikoagulan yang tidak tepat atau menggunakan jumlah antikoagulan
yang salah:
a) Interferensi dengan pengujian.
b) Menghilangkan zat yang akan diukur
c) Efek pada reaksi enzim
d) Perubahan subtansi seluler
e) Jumlah antikoagulan yang salah
Serum
Obat Imunitas
Imunostimulan adalah senyawa yang dapat meningkatkan kerja
komponen-komponen sistem imun. Imunostimulan diberikan untuk
meningkatkan respon imun terhadap penyakit atau infeksi.
Imunostimulan banyak terdapat pada herbal seperti ekstrak ginseng,
saffron, jinten hitam, kunyit, sambiloto, bawang putih, jahe, pegagan,
temulawak, dan sebagainya.
Sedangkan imunosupresif adalah senyawa yang digunakan untuk
menekan respons imun. Biasanya, imunosupresif digunakan untuk
meredakan hiper-inflamasi, mengatasi penyakit autoimun, dan mencegah
penolakan transplantasi. Imunosupresif biasanya sudah dikemas dalam
bentuk obat-obatan.
Obat Imunosupresan atau imunosupresif adalah kelompok obat
yang digunakan untuk menekan kerja sistem kekebalan tubuh. Obat ini
biasaya digunakan dalam pengobatan penyakit autoimun atau
pencegahan reaksi penolakan pascatranplantasi organ.
Pada beberapa kondisi, obat golongan imunosupresan juga bisa
digunakan dalam terapi kanker jenis tertentu atau sebagai bagian dalam
terapi transplantasi sumsum tulang. Kortikosteroid merupakan salah
agen imunosupresif yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan.
C. Jenis Imunitas
Sistem imun dapat ditingkatkan atau
ditekan, salah satunya dengan pemberian
imunomodulator. Imunomodulator adalah
senyawa yang mampu berinteraksi dengan
sistem imun sehingga dapat menaikkan
(imunostimulator) atau menekan
(imunosupresan) respon imun. Contohnya
penerima organ transplantasi dibutuhkan
imunosupresan, misalnya steroid dan
siklosporin, untuk menekan sistem
imunnya agar tidak terjadi reaksi penolakan
pada organ tersebut.
Peringatan Sebelum Menggunakan
Obat Imunosupresan. Obat imunosupresan
tidak boleh digunakan sembarangan.
Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda
perhatikan sebelum menggunakannya:
B. Obat Imuntas
Berikut ini contoh-contoh bahan atau
senyawa yang dapat digunakan untuk
meningkatkan sistem imun:
1. Vitamin C
2. Vitamin D
3. Vitamin E
Vitamin E bersifat sebagai antioksidan
yang mampu menetralkan molekul yang
tidak stabil yang dapat merusak sel.
Vitamin E dapat melindungi vitamin A dan
beberapa lipid dari kerusakan. Vitamin E
dapat meningkatkan pembentukan sel
linfosit T naif dan mengawali sinyal
aktivasi sel T, serta memodulasi
keseimbangan Th1/Th2.
4. Zinc
5. Selenium
Selenium bersifat sebagai antioksidan yang
mampu menteralkan molekul yang tidak
stabil yang dapat merusak sel. Selenium
juga dapat meregulasi aktivitas hormon
tiroid. Asupan selenium yang meningkat
dapat dikaitkan dengan pengurangan risiko
kanker dan dapat meringkankan kondisi
patologis yang lain, termasuk stres
oksidatif dan peradangan.
6. Herbal Echinacea
7. Propolis
Propolis merupakan produk dari lebah
madu yang sering disebut sebagai lem
lebah karena digunakan oleh lebah dalam
pembuatan sarang. Propolis merupakan
kombinasi lilin lebah dan air liur yang
merupakan sistem pertahan yang dibangun
oleh lebah. Hingga saat ini, propolis telah
banyak diteliti manfaatnya untuk
kesehatan, salah satunya untuk
meningkatkan kekebalan tubuh
(immunostimulan).
1. Inhibitor calcineurin
Obat ini mampu menghambat kerja
calcineurin, yaitu enzim yang berperan
penting dalam sistem kekebalan tubuh kita.
Ciclosporin
Merek dagang:
Cipol-N, Imusporin, Sandimmun, dan
Sandimmun Neoral
2. Agen target sitokin
Sitokin merupkan protein yang dihasilkan
berbagai sel dan berfungsi untuk mengatur
kerja respons imun. Beberapa obat yang
termasuk kelompok agen target sitokin
adalah:
Kortikosteroid
Kortikosteroid bekerja dengan menghambat
produksi zat yang bertanggung jawab untuk
menimbulkan peradangan dalam tubuh.
Selain itu, kelompok obat ini juga akan
menurunkan aktivitas dan kerja sistem
imun.
Merk dagang :
betamethasone, dexamethasone,
budesonide, methylprednisolone,
prednisolone, prednisone, triamcinolone,
dan hydrocortisone.
TNF-α targeting
TNF-alfa bekerja dengan cara menghambat
respons alami tubuh terhadap zat tumor
necrosis factor (TNF). Zat tersebut
memengaruhi terjadinya peradangan dalam
tubuh. Obat yang termasuk dalam
kelompok inhibitor TNF-alfa antara lain:
Etanercept
Merek dagang: Etarfion, Enbrel
Certolizumab
Bentuk obat: suntik
Merek dagang: -
Infliximab
Merek dagang: Remicade, Remsima
Adalimumab
Merek dagang: Humira
Golimumab
Merek dagang: Simponi
Penghambat interleukin
Obat ini mampu menghambat kerja protein
interleukin dalam menstimulasi sistem
imun sehingga peradangan bisa dicegah.
Brodalumab
Merek dagang: -
Canakinumab
Merek dagang: -
Anakinra
Merek dagang: -
Tocilizumab
Merek dagang: Actemra
3. Imunosupresif Selektif
Imunosupresif selektif adalah kelompok
obat imunosupresan yang mampu
menghambat kerja sistem imun secara
selektif. Berikut adalah contohnya:
Mycophenolate Mofetil
Merek dagang: Cellcept, Celmunos,
Kamyfet, Mycocell, Myrept
Baricitinib
Merek dagang: Olumiant
Fingolimod
Merek dagang: Gilenya
Leflunomide
Merek dagang: Arava
Sirolimus
Merek dagang: -
4. Imunosupresif Lain
Ini adalah obat Imunosupresan yang tidak
termasuk dalam keempat kelompok
tersebut. Contoh obat Imunosupresan lain
adalah:
Thalidomide
Merek dagang: -
Methotrexate
Merek dagang: Emthexate PF, Ferxate,
Methorexate, Methorexate Ebewe,
Metoject, Sanotrexat, Rheu-Trex
Lenalidomide
Merek dagang: -
Azathioprine
Merek dagang: Imuran