Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II

Serum dan Plasma Darah dan Obat-obat Imunitas

PERTEMUAN KE 10

DISUSUN OLEH:

1. Yosi Supriyanti PO.71.39.1.20.014

2. Dalilah Sakinah Putri PO.71.39.1.20.026

3. Anissa Rahma Salsabila PO.71.39.1.20.032

KELAS REGULER 2A

Email: sonlimar@poltekkespalembang.ac.id

DOSEN MATA KULIAH:

1. Dr. Sonlimar Mangunsong, Apt., M.Kes

2. Ade Agustianingsih, S.Farm., Apt

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN FARMASI

TAHUN AJARAN 2022/2023


PERCOBAAN 10

Judul: Serum dan Plasma Darah dan Obat-obat Imunitas

I Hari/ Tanggal Jumat/11 maret 2022

II Tujuan 1. Untuk memahami serum dan plasma darah dan


obat-obat imunitas
2. Untuk mengetahui jenis-jenis obat dan
penggolongan obat
3. Untuk memberikan contoh obat

III a. Bahan Praktikum & a. Obat


alat Praktikum b. Bahan materi

b. Alat tulis 1. Laptop


2. Alat tulis
3. Buku bacaan

IV Teori

 Darah

Darah merupakan suatu cairan yang sangat lengkap, karena


penting bagi manusia yang fungsinya mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh, sebagai mediator respons imun terhadap adanya suatu infeksi dan
berperan dalam koagulasi (McPlee dan ganong, 2011).
Darah memiliki beberapa unsure yang terdiri dari sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan trombosit. Sel-sel ini
mempunyai unsure yang terbatas. Sehingga pembentukannya harus
optimal secara konstan untuk mempertahankan jumlah agar tetap normal
dalam memenuhi kebutuhan jaringan tubuh ( Price dan Wilson, 2013).
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk
45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau
volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai
47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk
medium cairan darah yang disebut plasma darah.

 Plasma
Plasma merupakan bagian cairan darah dalam tabung yang berisi
antikoagulan lalu disentrifus dengan waktu dan kecepatan tertentu.
Penambahan antikoagulan akan mencegah terjadinya pembekuan darah
dengan cara mengelasi atau mengikat kalsium. Bagian darah menjadi
encer tanpa sel-sel darah dan mengandung fibrinogen merupakan protein
dalam plasma yang warnanya bening kekuningankuningan. Hampir 90%
dari plasma darah tediri atas air. Zat-zat yang terdapat dalam plasma
darah adalah sebagai berikut.
a) Garam-garam mineral (natrium dan lain-lain) yang berguna dalam
metabolisme dan juga mengadakan osmotik.
b) Zat Makanan (asam amino, glukosa, lemak, mineral dan vitamin).
c) Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan dan banyak
kandungan protein yang terdapat di dalam plasma.
d) Hormon yaitu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
e) Antibodi.
f) Protein plasma (albumin, globulin dan fibrinogen) meningkatkan
viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara
keseimbangan cairan dalam tubuh.
Fungsi plasma yaitu bekerja sebagai medium (perantara) untuk
penyaluran makanan, mineral, glukosa, asam amino, dan lemak ke dalam
jaringan. Juga merupakan untuk mengankut bahan buangan seperti urea,
asam urat, dan sebagian dari carbon dioksida (Pranata, 2016).
Antikoagulan adalah zat kimia yang digunakan untuk mencegah
sampel darah membeku. Fungsi antikoagulan untuk mencegah darah
tidak membeku dengan cara menonaktifkan ion trombin dan protrombin
(Permenkes RI,2013). Aktivitas zat antikoagulan pada dasarnya adalah
dengan mengikat atau mengendapkan ion kalsium (Ca). ion kalsium
adalah salah satu faktor pembekuan (faktor IV), tanpa kalsium
pembekuan tidak terjadi, dan akan menghambat pembentukan trombin.
Trombin adalah enzim yang berperan dalam perubahan fibrinogen
menjadi fibrin.
Antikoagulan yang dipilih untuk penentuan spesifik tidak boleh
mengubah komponen darah atau mempengaruhi tes laboratorium yang
harus dilakukan. Berikut ini adalah beberapa efek buruk menggunakan
antikoagulan yang tidak tepat atau menggunakan jumlah antikoagulan
yang salah:
a) Interferensi dengan pengujian.
b) Menghilangkan zat yang akan diukur
c) Efek pada reaksi enzim
d) Perubahan subtansi seluler
e) Jumlah antikoagulan yang salah

Ada beberapa jenis antikoagulan yaitu sebagai berikut:


a) Kalium Etilen Diamin Tetraasetat (K3EDTA)
b) Natrium sitrat (sodium citrate)
c) Oksalat
d) Heparin
e) Asam Sitrat Dekstrosa (ACD)
f) Natrium polianetol sulfonate (SPS)

 Serum

Serum merupakan bagian cairan tubuh yang bercampur dengan


darah. Susunannya hampir sama dengan plasma namun tidak
mengandung fibrinogen yang merupakan faktor-faktor pembekuan
darah. Terdiri dari 3 jenis berdasarkan komponen yang terkandung
serum albumin, globulin dan fibrinogen. Cara memperoleh serum yaitu
darah dibiarkan 15 menit agar mengendap sehingga fibrinogen tidak
terdapat didalam cairan (Pranata, 2016).
Serum yaitu yang berupa komponen sel darah, juga bukan faktor
koagulasi, serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen. Serum terdiri
dari semua protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah)
termasuk cairan elektrolit, antibody, dan hormone (Khasanah, 2015).
Cara mendapatkan serum yaitu yang pertama memasukkan darah
yang sudah beku ke dalam centrifuge untuk dilakukan pemusingan.
Mengatur posisi tabung dalam centrifuge dengan posisi yang seimbang.
Melakukan pemusingan dengan kecepatan 3.000 rpm dalam waktu 10
menit. Mengambil serum yang keluar untuk dilakukan pemeriksaan
( Pertiwi, 2016).
Cara mendapatkan serum adalah sejumlah volume darah
dimasukkan ke dalam sebuah wadah (tabung) lalu biarkan atau
disentrifuge, maka selang waktu beberapa menit kemudian darah
tersebut membeku dan selanjutnya mengalami retraksi akibat
terperasnya cairan dari dalam bekuan. Darah biasanya sudah membeku
dalam jangka waktu 10 menit dan retraksi terjadi setengah jam sampi 2
jam, retraksi sempurna terjadi dalam waktu 24 jam. Cairan yang terperas
dari bekuan berwarna kuning muda. Oleh karena itu proses bekuan
darah, fibrinogen diubah menjadi fibrin, maka serum tidak mengandung
fibrinogen lagi tetapi zat lain masih tetap terdapat didalamnya (Rahayu,
2015 dalam Khasanah )
Penyimpanan suatu spesimen terutama sampel serum haruslah
dismpan dengan baik agar tidak merusak kandungan yang ada didalam
serum. Berikut ini cara penyimpanan spesimen serum :
1. Sampel darah yang menghasilkan serum harus dipisahkan antara
serum dan darah
2. Serum dimasukkan dalam tabung yang sudah diberi identitas pasien
3. Tabung yang sudah terisi sisa serum ditutup dengan parafilm untuk
kemudian disimpan dalam freezer.
4. Masa simpan serum adalah 1 bulan setelah serum selesai analisa
5. Serum yang sudah lebih dari 1 bulan dan tidak ada complain atau
pengulangan akan dibuang ditempat infeksius (Diliana, 2016).

Didalam darah, serum adalah komponen yang bukan merupakan


berupa sel darah, juga bukan faktor koagulasi, serum adalah plasma
darah tanpa fibrinogen. Serum terdiri dari semua protein ( yang tidak
digunakan untuk pembekuanm darah) termasuk cairan elektrolit,
antibody, antigen, hormone dan semua substandi exogenous. Rumusan
umum yaitu: serum- finrinogen- protein faktor koagulasi. Normalnya
serum darah manusia akan tampak bening dan seperti air. Namun,
demikian sebenarnya serum tersebut mengandung berbagai substansi
penting yakni :
1. Elektrolis ( Sodium, bicarbonate, kalsium, potassium, dsb)
2. Enzim ( alkali fistase, lipase pancreas, enzim hati, dsb)
3. Bilirubin
4. Kreatinin
5. Nutrient seperti glukosa serta trigleserid (lemak)
6. Asam urat, dsb (Budiono, 2016).

Tabel 1. Perbedaan Serum dan Plasma


Karakteristik Serum Plasma
Komposisi Cairan darah yang Cairan darah yang
tidak mengandung Mengandung faktor
faktor pembekuan pembekuan

Diperoleh dari Diperoleh dari


proses pemusingan proses pemusingan
setelah membeku sebelum membeku
Pemisahan sel Didiamkan Tidak didiamkan
Antikoagulan Tidak perlu Perlu
Fibrinogen Tidak ada Ada
Sumber : Aryal, 2016

 Obat Imunitas
Imunostimulan adalah senyawa yang dapat meningkatkan kerja
komponen-komponen sistem imun. Imunostimulan diberikan untuk
meningkatkan respon imun terhadap penyakit atau infeksi.
Imunostimulan banyak terdapat pada herbal seperti ekstrak ginseng,
saffron, jinten hitam, kunyit, sambiloto, bawang putih, jahe, pegagan,
temulawak, dan sebagainya.
Sedangkan imunosupresif adalah senyawa yang digunakan untuk
menekan respons imun. Biasanya, imunosupresif digunakan untuk
meredakan hiper-inflamasi, mengatasi penyakit autoimun, dan mencegah
penolakan transplantasi. Imunosupresif biasanya sudah dikemas dalam
bentuk obat-obatan.
Obat Imunosupresan atau imunosupresif adalah kelompok obat
yang digunakan untuk menekan kerja sistem kekebalan tubuh. Obat ini
biasaya digunakan dalam pengobatan penyakit autoimun atau
pencegahan reaksi penolakan pascatranplantasi organ.
Pada beberapa kondisi, obat golongan imunosupresan juga bisa
digunakan dalam terapi kanker jenis tertentu atau sebagai bagian dalam
terapi transplantasi sumsum tulang. Kortikosteroid merupakan salah
agen imunosupresif yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan.

V Materi Praktikum A. Jenis Serum


Serum terdiri dari tiga jenis
berdasarkan komponen yang terkandung di
dalamnya yaitu serum albumin, serum
globulin, dan serum lipoprotein.

 Macam-macam serum tidak normal


1) Serum hemolisis
Serum hemolisis adalah serum yang
berwarna kemerahan
yang disebabkan karena lepasnya
hemoglobin dari eritrosit yang
rusak (Ghaedi, dkk, 2016).
2) Serum lipemik
Serum lipemik adalah serum yang
berwarna putih keruh
yang disebabkan oleh adanya partikel
besar lipoprotein seperti
trigliserida (Ghaedi, dkk, 2016).
3) Serum ikterik
Serum ikterik adalah serum yang
berwarna kuning coklat
yang disebabkan karena peningkatan
konsentrasi bilirubin dalam
darah (Ghaedi, dkk, 2016).

B. Jenis Plasma Darah


Didalam plasma darah juga terdapat
beberapa jenis zat antibodi yang
dibutuhkan oleh tubuh untuk melindungi
tubuh dari penyakit, antibodi tersebut dapat
bekerja melalui berbagai jenis yakni
menyerang langsung penyebab penyakit
yang masuk ke tubuh atau merusak
penyabab penyakit yang masuk ke tubuh
dengan mengaktifkan sistem komplemen.

Ada beberapa cara yang dilakukan


oleh antibodi untuk melemahkan penyakit
atau patogen yang masuk ke tubuh yang
diantaranya ialah aglutinasi, presipitasi,
netralisasi dan lisis.
 Aglutinasi
Proses penyatuan atau pengumpulan
sel atau bakteri yang disebabkan oleh
infeksi bakteri dan serum kekebalan
yang bersangkutan.
 Presipitasi
Merupakan proses pengedapan
antigen yang diawali dengan
terbentuknya molekul besar yang
terletak diantara antigen yang
terlarut.
 Precipitin
Zat antibodi yang berfungsi untuk
mengumpulkan antigen.
 Lisin
Zat antibodi yang berfungsi untuk
menguraikan antigen.
 Antitoksin
Zat antibodi yang berfungsi untuk
menawarkan racun yang masuk
kedalam tubuh.

C. Jenis Imunitas
Sistem imun dapat ditingkatkan atau
ditekan, salah satunya dengan pemberian
imunomodulator. Imunomodulator adalah
senyawa yang mampu berinteraksi dengan
sistem imun sehingga dapat menaikkan
(imunostimulator) atau menekan
(imunosupresan) respon imun. Contohnya
penerima organ transplantasi dibutuhkan
imunosupresan, misalnya steroid dan
siklosporin, untuk menekan sistem
imunnya agar tidak terjadi reaksi penolakan
pada organ tersebut.
Peringatan Sebelum Menggunakan
Obat Imunosupresan. Obat imunosupresan
tidak boleh digunakan sembarangan.
Berikut adalah hal-hal yang perlu Anda
perhatikan sebelum menggunakannya:

 Beri tahu dokter tentang riwayat


alergi yang Anda miliki.
Imunosupresan tidak boleh
digunakan oleh seseorang yang
alergi terhadap obat ini.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang
menderita penyakit infeksi, seperti
herpes, hepatitis, atau TBC.
 Beri tahu dokter jika Anda pernah
atau sedang menderita penyakit
ginjal, penyakit liver, penyakit
jantung, atau gangguan pembekuan
darah.
 Konsultasikan dengan dokter jika
Anda berencana melakukan
vaksinasi selama menjalani
pengobatan dengan obat
imunosupresan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang
hamil, menyusui, atau sedang
merencanakan kehamilan.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang
menggunakan obat lain, termasuk
suplemen dan produk herbal.
 Segera temui dokter jika Anda
mengalami reaksi alergi atau efek
samping serius setelah menggunakan
obat Imunosupresan.

Efek samping obat imunosupresan


bisa berbeda-beda, tergantung jenis, durasi,
dan dosis yang digunakan. Namun, secara
umum, karena memiliki efek menekan
sistem kekebalan tubuh, penggunaan obat
golongan ini bisa meningkatkan risiko
terjadinya penyakit infeksi.
Infeksi jamur, infeksi saluran
pernapsan, atau bahkan sepsis merupakan
contoh penyakit infeksi yang bisa terjadi
setelah penggunaan obat imunosupresan
jangka panjang.
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika
Anda mengalami beberapa gejala berikut:

 Demam atau menggigil


 Sakit perut
 Sulit berkemih atau nyeri saat
berkemih
 Lelah atau lemas yang tidak biasa
 Sariawan
 Mual dan muntah

Selain itu, beberapa jenis


imunosupresan juga bisa menyebabkan
efek samping berupa:
 Munculnya jerawat
 Rambut rontok
 Peningkatan tekanan darah
 Osteoporosis
 Peningkatan risiko terjadinya
diabetes
Konsultasikan dengan dokter jika
Anda mengalami efek samping setelah
menggunakan obat imunosupresan. Segera
temui dokter jika terjadi reaksi alergi obat.
VI Hasil & Pembahasan A. Jenis-Jenis Serum Abnormal
Serum terdiri dari tiga jenis
berdasarkan komponen yang terkandung di
dalamnya yaitu serum albumin, serum
globulin, dan serum lipoprotein.

 Macam-macam serum tidak normal


1) Serum hemolisis
2) Serum lipemik
3) Serum ikterik

B. Obat Imuntas
Berikut ini contoh-contoh bahan atau
senyawa yang dapat digunakan untuk
meningkatkan sistem imun:
1. Vitamin C

Studi pada pasien sehat, pemberian vitamin


C memperbaiki beberapa komponen dari
parameter imunitas manusia, seperti
aktivitas antimikroba dan sel NK dan
perbanyakan sel limfosit. Jadi, vitamin C
diperlukan untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan mempertahankan
respon yang memadai terhadap patogen
serta menghindari kerusakan yang
berlebihan pada inang.

2. Vitamin D

Vitamin D berperan dalam mengatur


perbanyakan sel T, mengontrol proses dan
fungsi sel limfosit. Singkatnya, vitamin D
mendukung aktivasi imunitas antibakteri
dan antivirus. Pada kasus kekurangan
vitamin D, kadar sitokin pro peradangan
meningkat dan mengurangi efektivitas
respon imun terhadap infeksi secara
signifikan.

3. Vitamin E
Vitamin E bersifat sebagai antioksidan
yang mampu menetralkan molekul yang
tidak stabil yang dapat merusak sel.
Vitamin E dapat melindungi vitamin A dan
beberapa lipid dari kerusakan. Vitamin E
dapat meningkatkan pembentukan sel
linfosit T naif dan mengawali sinyal
aktivasi sel T, serta memodulasi
keseimbangan Th1/Th2.

4. Zinc

Zinc membantu banyak enzim, protein, dan


membentuk sel baru. Zinc juga melepaskan
vitamin A dari penyimpanan di hati. Bila
diminum dengan antioksidan, zinc dapat
menghambat progresi degenerasi karena
penuaan. Zinc diperlukan sebagai ion
katalitik, strukrural, dan pengatur untuk
enzim, protein, dan faktor transkripsi. Oleh
karena itu, zinc merupakan elemen yang
utama dalam beberapa mekanisme
homeostatis tubuh, termasuk respon imun.

5. Selenium
Selenium bersifat sebagai antioksidan yang
mampu menteralkan molekul yang tidak
stabil yang dapat merusak sel. Selenium
juga dapat meregulasi aktivitas hormon
tiroid. Asupan selenium yang meningkat
dapat dikaitkan dengan pengurangan risiko
kanker dan dapat meringkankan kondisi
patologis yang lain, termasuk stres
oksidatif dan peradangan.

6. Herbal Echinacea

Tumbuhan ini secara tradisional digunakan


untuk pengobatan dan pencegahan terhadap
berbagai penyakit, termasuk infeksi saluran
pernapasan, flu, bronchitis, sakit gigi,
radang tenggorokan, infeksi virus herpes,
dan beberapa gangguan kulit (kulit gatal-
gatal, luka, digigit serangga, alergi dan
infeksi lain). Yang paling banyak
digunakan adalah Echinacea purpurea.
Bahan yang digunakan untuk pengobatan
tradisional maupun studi ilmiah berupa "jus
perasan" berair atau ekstrak etanol dari
bagian diatas tanah tanaman kering atau
akarnya.

7. Propolis
Propolis merupakan produk dari lebah
madu yang sering disebut sebagai lem
lebah karena digunakan oleh lebah dalam
pembuatan sarang. Propolis merupakan
kombinasi lilin lebah dan air liur yang
merupakan sistem pertahan yang dibangun
oleh lebah. Hingga saat ini, propolis telah
banyak diteliti manfaatnya untuk
kesehatan, salah satunya untuk
meningkatkan kekebalan tubuh
(immunostimulan).

 Jenis dan Merek Dagang Obat


Imunosupresan
Berikut adalah jenis-jenis obat yang
termasuk dalam kelompok obat
Imunosupresan berserta merek dagang dan
dosisnya:

1. Inhibitor calcineurin
Obat ini mampu menghambat kerja
calcineurin, yaitu enzim yang berperan
penting dalam sistem kekebalan tubuh kita.

Contoh obat ini antara lain:


 Tacrolimus
Merek dagang:
Prograf, Prograf XL, Protopic

 Ciclosporin
Merek dagang:
Cipol-N, Imusporin, Sandimmun, dan
Sandimmun Neoral
2. Agen target sitokin
Sitokin merupkan protein yang dihasilkan
berbagai sel dan berfungsi untuk mengatur
kerja respons imun. Beberapa obat yang
termasuk kelompok agen target sitokin
adalah:

 Kortikosteroid
Kortikosteroid bekerja dengan menghambat
produksi zat yang bertanggung jawab untuk
menimbulkan peradangan dalam tubuh.
Selain itu, kelompok obat ini juga akan
menurunkan aktivitas dan kerja sistem
imun.

Merk dagang :
betamethasone, dexamethasone,
budesonide, methylprednisolone,
prednisolone, prednisone, triamcinolone,
dan hydrocortisone.

 Janus kinase inhibiton


Obat ini mampu menghambat kinerja Janus
kinase, yaitu salah satu enzim penyebab
inflamasi.

Contoh obat ini adalah:


Tofacitinib
Merek dagang:-
Untuk pengobatan rheumathoid arthritis
atau psoriatic arthritis, dosisnya adalah 5
mg, dua kali sehari. Penambahan,
pengurangan, dan penyesuaian dosis
dilakukan sesuai dengan kondisi pasien dan
respon terapi.

 Interleukin-2 receptor antagonist


Obat ini mampu menghambat aktivitas sel
T dalam memperkuat sistem imun. Obat ini
sering kali dipakai untuk perawatan
pascatransplantasi organ, misalnya ginjal.

Salah satu contoh obat ini adalah:


Basiliximab
Merek dagang: Simulect

 TNF-α targeting
TNF-alfa bekerja dengan cara menghambat
respons alami tubuh terhadap zat tumor
necrosis factor (TNF). Zat tersebut
memengaruhi terjadinya peradangan dalam
tubuh. Obat yang termasuk dalam
kelompok inhibitor TNF-alfa antara lain:

Etanercept
Merek dagang: Etarfion, Enbrel
Certolizumab
Bentuk obat: suntik
Merek dagang: -

Infliximab
Merek dagang: Remicade, Remsima

Adalimumab
Merek dagang: Humira

Golimumab
Merek dagang: Simponi
 Penghambat interleukin
Obat ini mampu menghambat kerja protein
interleukin dalam menstimulasi sistem
imun sehingga peradangan bisa dicegah.

Contoh obat ini adalah:

Brodalumab
Merek dagang: -

Canakinumab
Merek dagang: -

Anakinra
Merek dagang: -

Tocilizumab
Merek dagang: Actemra

3. Imunosupresif Selektif
Imunosupresif selektif adalah kelompok
obat imunosupresan yang mampu
menghambat kerja sistem imun secara
selektif. Berikut adalah contohnya:

Mycophenolate Mofetil
Merek dagang: Cellcept, Celmunos,
Kamyfet, Mycocell, Myrept
Baricitinib
Merek dagang: Olumiant

Fingolimod
Merek dagang: Gilenya

Leflunomide
Merek dagang: Arava

Sirolimus
Merek dagang: -

4. Imunosupresif Lain
Ini adalah obat Imunosupresan yang tidak
termasuk dalam keempat kelompok
tersebut. Contoh obat Imunosupresan lain
adalah:

Thalidomide
Merek dagang: -

Methotrexate
Merek dagang: Emthexate PF, Ferxate,
Methorexate, Methorexate Ebewe,
Metoject, Sanotrexat, Rheu-Trex

Lenalidomide
Merek dagang: -

Azathioprine
Merek dagang: Imuran

VII Kesimpulan Darah adalah cairan yang kental


dan berwarna merah. Darah merupakan
cairan yang penting bagi tubuh manusia
karena berfungsi sebagai alat transportasi
serta memiliki banyak kegunaan lainnya
untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah
yang cukup seseorang dapat mengalami
gangguan kesehatan dan bahkan dapat
mengakibatkan kematian (Yuni, 2015).
Darah terdiri dari dua komponen
utama, yaitu 55% adalah sel plasma, cairan
matriks ekstraselular yang mengandung
zat-zat terlarut, dan 45% adalah unsur yang
diedarkan yang terdiri dari sel dan fragmen-
fragmen sel. Sekitar 99% dari unsur yang
diedarkan merupakan sel darah merah
(eritrosit), kurang dari 1% adalah sel darah
putih (leukosit) dan platelet (Tortora, dkk.,
2009). Plasma merupakan bagian cairan
darah dalam tabung yang berisi
antikoagulan lalu disentrifus dengan waktu
dan kecepatan tertentu. Serum merupakan
bagian cairan tubuh yang bercampur
dengan darah. Susunannya hampir sama
dengan plasma namun tidak mengandung
fibrinogen yang merupakan faktor-faktor
pembekuan darah.
Serum terdiri dari tiga jenis
berdasarkan komponen yang terkandung di
dalamnya yaitu serum albumin, serum
globulin, dan serum lipoprotein.

 Macam-macam serum tidak normal


1) Serum hemolisis
2) Serum lipemik
3) Serum ikterik
Antibodi untuk melemahkan
penyakit atau patogen yang masuk ke tubuh
yang diantaranya ialah aglutinasi,
presipitasi, netralisasi dan lisis.

Imunostimulan adalah senyawa yang


dapat meningkatkan kerja komponen-
komponen sistem imun. Sedangkan
imunosupresif adalah senyawa yang
digunakan untuk menekan respons imun.
Yang termasuk obat imunitas ialah
Vitamin C, Vitamin D, Vitamin E , Zinc,
Herbal Echinacea, Propolis dan Selenium.
Sedangkan obat Imunosupresan ialah
Inhibitor calcineurin, Agen target sitokin,
Imunosupresif Selektif dan Imunosupresif
Lain
VIII Daftar Pustaka  Mayang Puspita T P, and Subrata Tri
Widada, and Narendra Yoga
Hendarta. 2019. PERBEDAAN
AKTIVITAS ENZIM ASPARTATE
AMINOTRANSFERASE (AST)
PADA PLASMA LITHIUM
HEPARIN DENGAN
PENGGUNAAN SEPARATOR
TUBE DAN VACUTAINER PADA
PASIEN POST HEMODIALISA.
skripsi thesis. Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta.
 Safitri, Yuriska, G1C216146. 2017.
PERBEDAAN GLUKOSA DARAH
SEWAKTU SEGERA DAN
DITUNDA ANTARA SERUM
DAN PLASMA EDTA. Sarjana /
Sarjana Terapan (S1/D4) thesis.
Universitas Muhammadiyah
Semarang.
 Auliya Laela Dzakiyah. 2021.
PERBEDAAN HASIL
PEMERIKSAAN KADAR
GLUKOSA DARAH SEWAKTU
MENGGUNAKAN SERUM DAN
PLASMA NAF. Diploma thesis.
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
 Nurrachman, Muhammad Adi,
G0C014056. 2017. PERBEDAAN
KADAR KALSIUM PADA SERUM
DAN PLASMA HEPARIN.
Sarjana / Sarjana Terapan (S1/D4)
thesis. Universitas Muhammadiyah
Semarang.
 Nareza, Meva. 2022. “Obat
Imunosupresan”,
https://www.alodokter.com/obat-
imunosupresif, diakses pada 12
Maret pukul 20.00

Anda mungkin juga menyukai