Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

IMUNOLOGI
PEMERIKSAAN ANTISERA DAN ANTIGEN

Disusun Oleh
Vika Amalia (1001105)
KELOMPOK 5

Dosen : Syilfia Hasti, M.Farm., Apt


Asisten : Tahriani. C
Ulfaturrohmah

Tgl prak : 11 November 2013

PROGRAM STUDI S1
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2013

OBJEK III
PEMISAHAN ANTISERA DAN ANTIGEN

I.

II.

TUJUAN

Untuk mengetahui cara pemisahan antisera.

Untuk mengetahui cara pemisahan antigen.

TINJAUAN PUSTAKA
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang
berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari
bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Dalam transfusi darah, penetapan golongan darah merupakan persyaratan yang
mutlak di samping persyaratan lainnya. Ketidaksesuaian golongan darah donor
dengan golongan darah resipien akan mengakibatkan reaksi-reaksi alergi dan yang
paling fatal adalah syok anafilaktik.
Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk tujuan
klinis adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Menurut sistim
penggolongan darah ABO, darah dibagi 4 golongan, yakni golongan A, B, AB dan O;
untuk penetapan golongan darah tersebut digunakan reagen yang disebut antisera.
Antisera untuk reagen penentuan golongan darah umumnya dibuat dari serum darah
manusia yang memiliki titer tinggi, walaupun dewasa ini telah diketahui bahwa
antisera tersebut juga dapat diisolasi dari jenis tumbuh-tumbuhan tertentu, seperti dari
biji Dolichos biflorus dan dari hewan yang diimunisasi.
Antibodi dalam antiserum mengikat agen menular atau antigen. Sistem
kekebalan tubuh kemudian mengakui agen-agen asing terikat antibodi dan memicu

respon imun yang lebih kuat. Penggunaan antiserum sangat efektif melawan patogen
yang mampu menghindari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan tidak distimulasi,
tetapi yang tidak cukup kuat untuk menghindari sistem kekebalan tubuh
dirangsang.Keberadaan antibodi kepada agen karena itu tergantung pada korban
beruntung awal yang sistem kekebalan tubuh secara kebetulan menemukan
counteragent ke patogen, atau spesies inang yang membawa virus tetapi tidak
menderita dari efek nya. Saham lebih lanjut dari antiserum kemudian dapat dihasilkan
dari donor awal atau dari organisme donor yang diinokulasi dengan patogen dan
disembuhkan oleh beberapa saham yang sudah ada sebelumnya antiserum.
Antisera / Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna
kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari
jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90%
berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral,
hormon dankarbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada
proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang
telah dibubuhi zat anti-koagulanyang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah
merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk
lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan
sekitar 1025 kg/m3, or 1.025 kg/l.Serum darah adalah plasma tanpafibrinogen, sel dan
faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan
merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.
Komponen Penyusun antiserum (Plasma Darah)
Senyawa atau zat-zat kimia yang larut dalam cairan darah antara lain sebagai berikut:

Sari makanan dan mineral yang terlarut dalam darah, misalnya monosakarida,
asam lemak, gliserin, kolesterol, asam amino, dan garam-garam mineral.

Enzim, hormon, dan antibodi, sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel.

Protein yang terlarut dalam darah, molekul-molekul ini berukuran cukup besar
sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Contoh:

1. Albumin, berguna untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik


darah.
2. Globulin, berperan dalam pembentukan g-globulin, merupakan
komponen pembentuk zat antibodi.
3. Fibrinogen, berperan penting dalam pembekuan darah.

Urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa dari hasil metabolisme.

O2, CO2, dan N2 sebagai gas-gas utama yang terlarut dalam plasma.

Fungsi antiserum (Plasma Darah) yaitu bagian plasma darah yang mempunyai
fungsi penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau
dipisahkan fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum
tampak sangat jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk
membinasakan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk
ke dalam tubuh disebut antigen.
III.

ALAT DAN BAHAN


Alat :

Tabung reaksi

Tabung sentrifus

Sentrifus dan pipet tetes

Tabung reaksi 10 ml

Bahan :

Darah golongan A, B ,AB, dan O

Lar. NaCL fisiologis

IV.

Kalsium klorida

Ammonium oksalat

Natrium azida

CARA KERJA
A. Pemisahan Plasma (antisera) dan Eritrosit (antigen)
1. Ambil darah 5ml, masukkan dalam tabung sentrifus
2. Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit
3. Ambil plasma dan masukkan dalam tabung reaksi (antisera golongan darah)
B. Pemurnian Eritrosit (antigen)
1. Eritrosit pada tabung sentrifus di tambah dengan larutan NaCL fisiologis sama
banyak, aduk dengan cara memutar mutarkan tabung sentrifus pada kedua
telapak tangan.
2. Sentrifugasi 2000 rpm selama 10 menit.
3. Buang supernatanya, lalu tambah lagi dengan larutan NaCL sama banyak,
aduk dengan cara memutar-mutarkan tabung sentrifus pada kedua telapak
tangan.
4. Sentrifugasi 200 rpm lagi selama 10 menit.
5. Lakukan

prosedur

ini

sampai

3 kali,

sehingga

diperoleh

eritrosit

bersih( eritrosit ini dianggap 100 %).


C. Pemurnian Plasma (antisera)
1. Cairan plasma ditambahkan kristal kalsium klorida sebanyak 1 mg untuk 1
ml ,aduk, biarkan 10 menit.
2. Saring dengan kapas, lalu ditambahkan lagi kalsium klorida sebanyak 1 mg
untuk 1 ml darah, aduk, biarkan 10 menit.
3. Lakukan sebanyak 3 kali.

4. Kemudian ditambahkan dengan kristal ammonium oksalat sebanyak 1 mg


untuk 1 ml darah, aduk, biarkan 10 menit, kemudian saring.
5. Lakukan sebanyak 3 kali.
6. Ditambahkan natrium azida sebanyak 1 mg untuk 1 ml darah.
7. Antisera siap digunakan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Eritrosit murni (golongan A)

Plasma sblm pemurnian

Plasma - Eritosit murni - Plasma murni

Pembahasan
Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk tujuan klinis
adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Menurut sistim penggolongan darah
ABO, darah dibagi 4 golongan, yakni golongan A, B, AB dan O; untuk penetapan golongan
darah tersebut digunakan reagen yang disebut antisera. Antisera untuk reagen penentuan
golongan darah umumnya dibuat dari serum darah manusia yang memiliki titer tinggi,
walaupun dewasa ini telah diketahui bahwa antisera tersebut juga dapat diisolasi dari jenis
tumbuh-tumbuhan tertentu, seperti dari biji Dolichos biflorus dan dari hewan yang
diimunisasi.
Antisera / Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning
yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari jumlah/volume darah
merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa
larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dankarbon dioksida. Plasma
darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang telah
dibubuhi zat anti-koagulanyang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah merah jatuh ke
dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk lapisan buffy coat, plasma
darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan sekitar 1025 kg/m3, or 1.025
kg/l.Serum darah adalah plasma tanpafibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen

menempati 4% alokasi protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses
pembekuan darah.
Dalam praktikum ini pemisahan antisera dan antigen ini didapatkan cair bening
kekuningan (bagian atas) yaitu antisera. Dan yang merah (bagian bawah) antigen. Pemurnian
antigen dengan dilakukan sentrifugasi 3 kali, dengan cairan pembersih berupa NaCl
fisiologis.
Pemurnian antisera, menggunakan Kristal CaCl2 untuk mengikat senyawa murni
antisera, lalu diberi Kristal ammonium oksalat yang mengendapkan, dan terakhir diberi
natrium azida sebagai pengawet.

VI.

KESIMPULAN
Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk tujuan
klinis adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus.
Antisera / Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna
kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari
jumlah/volume darah merupakan plasma darah.
Volume plasma darah terdiri dari 90% berupa air dan 10% berupa larutan
protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral, hormon dankarbon dioksida.
Plasma darah juga merupakan medium pada proses ekskresi.
Pemurnian antisera, menggunakan Kristal CaCl2 untuk mengikat senyawa
murni antisera, lalu diberi Kristal ammonium oksalat yang mengendapkan, dan
terakhir diberi natrium azida sebagai pengawet.

VII.

DAFTAR PUSTAKA

Nanny, K H. et all.1990. Isolasi imunogamaglobulin anti-T4 dari antisera.


Seminar Pendayagunaan Reaktor Nuklir untuk Kesejahteraan Masyarakat, PPTNBATAN. Bandung.
Suryo. 1996. Genetika. Departemen P dan K Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi. Jakarta.
Yovita Lisawati. 1993. Pembuatan dan Evaluasi Antisera Penentuan Golongan
Darah ABO. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Andalas, Padang.
http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2011/12/11/pemeriksaan-antisera-danantigen/
http://www.scribd.com/doc/114049668/Pemisahan-Antisera-Dan-Antigen

LAPORAN PRAKTIKUM
IMUNOLOGI
PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA

Disusun Oleh
Vika Amalia (1001105)
KELOMPOK 5

Dosen : Syilfia Hasti, M.Farm., Apt


Asisten : Tahriani. C

Ulfaturrohmah

Tgl prak : 11 November 2013

PROGRAM STUDI S1
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2013

OBJEK IV
PEMERIKSAAN SPESIFISITAS ANTISERA

I.

TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui cara pemeriksaan spesifisitas antisera

II.

TINJAUAN PUSTAKA
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut
oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari
berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui
darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen
sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan

oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi


dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup yang berarti darah mengalir
dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh jantung. Darah dipompa oleh jantung
menuju paru-paru untuk melepaskan sisa metabolisme berupa karbon dioksida dan
menyerap oksigen melalui pembuluh arteri pulmonalis, lalu dibawa kembali ke
jantung melalui vena pulmonalis. Setelah itu darah dikirimkan ke seluruh tubuh oleh
saluran pembuluh darah aorta. Darah membawa oksigen ke seluruh tubuh melalui
saluran halus darah yang disebut pembuluh kapiler. Darah kemudian kembali ke
jantung melalui pembuluh darah vena cava superior dan vena cava inferior. Darah
juga mengangkut bahan bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing
ke hati untuk diuraikan dan dibawa ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni.
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian
dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah
yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa
cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:

Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).


Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai
sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel
darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan
eritrosit akan menderita penyakit anemia.

Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)


Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

Sel darah putih atau leukosit (0,2%)


Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap.

Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang
yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium,
fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
4. Garam
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :

albumin

bahan pembeku darah

immunoglobin (antibodi)

hormon

berbagai jenis protein

berbagai jenis garam


Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti

sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan
dengan pewarnaan Giemsa. Pada ikan teleost, jumlah normal eritrosit adalah
1,05106 3,0106 sel/mm3. Seperti halnya pada hematokrit, kadar eritrosit yang
rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa
ikan dalam keadaan stress.
Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak
berwarna, dan jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta
merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan
ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel

yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan
sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit).
Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit merupakan sel
makrofag yang berperan penting dalam memfagosit mikroorganisme patogen.
Sedangkan trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah dan berfungsi
untuk mencegah kehilangan cairan tubuh pada kerusakan-kerusakan di. Berbeda
dengan ketiga sel di atas, netrofil sangat aktif dalam membunuh bakteri dan
jumlahnya besar dalam nanah. Sel-sel tersebut bersirkulasi dalam darah dan cairan
limfa.
Dalam transfusi darah, penetapan golongan persyaratan yang mutlak di
samping persyaratan lainnya. Ketidaksesuaian golongan darah donor dengan
golongan darah resipien akan mengakibatkan reaksi-reaksi alergi dan yang paling
fatal adalah syok anafilaktik.
Ada beberapa sistim penggolongan darah, namun yang terpenting untuk
tujuanklinis adalah sistim penggolongan darah ABO dan Rhesus. Menurut sistim
penggolongan darah ABO, darah dibagi 4 golongan, yakni golongan A, B, AB dan O
untuk penetapan golongan darah tersebut digunakan reagen yang disebut antisera.
Antisera / Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna
kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup. 55% dari
jumlah/volume darah merupakan plasma darah. Volume plasma darah terdiri dari 90%
berupa air dan 10% berupa larutan protein, glukosa, faktor koagulasi, ion mineral,
hormon dankarbon dioksida. Plasma darah juga merupakan medium pada
proses ekskresi.
Plasma darah dapat dipisahkan di dalam sebuah tuba berisi darah segar yang
telah dibubuhi zat anti-koagulanyang kemudian diputar sentrifugal sampai sel darah
merah jatuh ke dasar tuba, sel darah putih akan berada di atasnya dan membentuk
lapisan buffy coat, plasma darah berada di atas lapisan tersebut dengan kepadatan
sekitar

1025

kg/m3,

atau

1.025

kg/l.Serum

darah adalah

plasma

tanpa

fibrinogen, sel dan faktor koagulasi lainnya. Fibrinogen menempati 4% alokasi


protein dalam plasma dan merupakan faktor penting dalam proses pembekuan darah.

Antibodi dalam antiserum mengikat agen menular atau antigen. Sistem


kekebalan tubuh kemudian mengakui agen-agen asing terikat antibodi dan memicu
respon imun yang lebih kuat. Penggunaan antiserum sangat efektif melawan patogen
yang mampu menghindari sistem kekebalan tubuh dalam keadaan tidak distimulasi,
tetapi yang tidak cukup kuat untuk menghindari sistem kekebalan tubuh dirangsang.
Keberadaan antibodi kepada agen karena itu tergantung pada korban beruntung
awal yang sistem kekebalan tubuh secara kebetulan menemukan counteragent ke
patogen, atau spesies inang yang membawa virus tetapi tidak menderita dari efek
nya. Saham lebih lanjut dari antiserum kemudian dapat dihasilkan dari donor awal
atau dari organisme donor yang diinokulasi dengan patogen dan disembuhkan oleh
beberapa saham yang sudah ada sebelumnya antiserum.
Komponen Penyusun antiserum (Plasma Darah)
Senyawa atau zat-zat kimia yang larut dalam cairan darah antara lain sebagai berikut:

Sari makanan dan mineral yang terlarut dalam darah, misalnya monosakarida,
asam lemak, gliserin, kolesterol, asam amino, dan garam-garam mineral.

Enzim, hormon, dan antibodi, sebagai zat-zat hasil produksi sel-sel.

Protein yang terlarut dalam darah, molekul-molekul ini berukuran cukup besar
sehingga tidak dapat menembus dinding kapiler. Contoh:
4. Albumin, berguna untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik
darah.
5. Globulin, berperan dalam pembentukan g-globulin, merupakan
komponen pembentuk zat antibodi.
6. Fibrinogen, berperan penting dalam pembekuan darah.

Urea dan asam urat, sebagai zat-zat sisa dari hasil metabolisme.

O2, CO2, dan N2 sebagai gas-gas utama yang terlarut dalam plasma.

Fungsi antiserum (Plasma Darah) yaitu bagian plasma darah yang mempunyai
fungsi penting adalah serum. Serum merupakan plasma darah yang dikeluarkan atau
dipisahkan fibrinogennya dengan cara memutar darah dalam sentrifuge. Serum
tampak sangat jernih dan mengandung zat antibodi. Antibodi ini berfungsi untuk
membinasakan protein asing yang masuk ke dalam tubuh. Protein asing yang masuk
ke dalam tubuh disebut antigen.
III.

ALAT DAN BAHAN


Alat :

Pipet tetes

Objek glass

Tabung reaksi

Tusuk gigi

Bahan :

IV.

Eritrosit murni gol A, B, AB, O

Larutan NaCL fisiologis

CARA KERJA
A. Pembuatan eritrosit 5%
1. Masukkan kedalam tabung reaksi larutan NaCL sebanyak 19 tetes.
2. Dengan menggunakan pipet tetes yang sama, masukkan kedalam tabung reaksi
diatas 1 tetes eritrosit golongan A.
3. Aduk hingga homogen dengan cara memutar-mutar menggunakan kedua
telapak tangan sehingga diperoleh larutan 5 %.

4. Hal yang sama dilakukan terhadap eritrosit murni golongan B,AB, dan O,
sehingga diperoleh masing-masinglarutan eritrosit 5%.
5. Tandai larutan keempat tersebut.
B. Uji Spesifitas Antisera
1. Teteskan diatas 4 buah objek glass bersih larutan antisera (plasma golongan
A yang telah dimurnikan) masing-masing sebanyak 1 tetes.
2. Pada objek glass pertama ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan A, lalu
amati reaksi yang terjadi.
3. Pada objek glass kedua ditambahkan 1 tetes 5% golongan eritrosit B, lalu
amati reaksi yang terjadi.
4. Pada objek glass ketiga tambahkan 1 tetes eritrosit 5 % golongan AB , lalu
amati reaksi yang terjadi.
5. Dan pada objek glass keempat ditambahkan 1 tetes eritrosit 5% golongan O,
lalu amati reaksi yang terjadi.
6. Pengerjaan yang sama juga dilakukan terhadap plasma golongan A, B, AB.
Dan O
7. Tabelkan hasil reaksi yang terjadi, Bila terjadi aglutinasi ditnnyatakan
dengan tanda (+) dan bila reaksi negatif dinyatakan dengan tanda negatif (-).

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan

Plasma A1

Plasma A5

Plasma AB3

Plasma AB4

Plasma O

Eritrosit 5% A

1,03 det

1 men 10 det

Eritrosit 5% B

5 men 31 det

18 detik

20 detik

Eritrosit 5% AB

10 men 21 det

2 men 42 det

2 men 55 det

Eritrosit 5% O

Eritrosit
gol A

terjadi

Penggumpalan di plasma gol B

Pembahasan
Darah adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk mengangkut oksigen
yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai
bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai
penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
1. Air: 91,0%
2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium,
fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
4. Garam
Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :

albumin

bahan pembeku darah

immunoglobin (antibodi)

hormon

berbagai jenis protein

berbagai jenis garam

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B atau O

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang
dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan
darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O
hanya dapat menerima darah dari sesama O.
Pada percobaan ini plasma A menunjukkan penggumpalan ketika diberikan
eritrosit B. Golongan darah A memiliki aglutinin B, dimana golongan ini hanya
mampu menerima darah yang ditransfusikan dari golongan darah yang sama. plasma
darah, maka aglutinogen yang bersangkutan harus ada di dalam sel darah merah.
Golongan darah A hanya dapat mentransfusikan darah ke sesama golongannya.
Kesalahan ini bisa dikeranakan banyak factor, seperti penggunaan reagen inaktif
yang terkontaminasi, sampel sentrifugasi yang tidak lengkap, inkubasi yang kurang
baik, atau masalah pada darah pasien.

VI.

KESIMPULAN
o Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yang berfungsi untuk
mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
o Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :
1. albumin
2. bahan pembeku darah
3. immunoglobin (antibodi)
4. hormon
5. berbagai jenis protein
6. berbagai jenis garam
o Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O.
o Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah
dari orang dengan dolongan darah B atau O
o Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A
dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga,
orang dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan
golongan darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang
dengan golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada
sesama AB-positif.

o Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan
golongan darah O dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan
darah O hanya dapat menerima darah dari sesama O.

VII.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah
http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2011/12/11/pemeriksaan-spesifisitas-antisera/
http://www.scribd.com/doc/74221480/Ina-pemeriksaan-Spesifisitas-Antisera
Yovita Lisawati. 1993. Pembuatan dan Evaluasi Antisera Penentuan Golongan
Darah ABO. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas,
Padang

LAPORAN PRAKTIKUM
IMUNOLOGI
PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

Disusun Oleh
Vika Amalia (1001105)

KELOMPOK 5

Dosen : Syilfia Hasti, M.Farm., Apt


Asisten : Tahriani. C
Ulfaturrohmah

Tgl prak : 11 November 2013

PROGRAM STUDI S1
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
2013

OBJEK V
PEMERIKSAAN AVIDITAS DAN TITER ANTISERA

I.

II.

TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui cara pemeriksaan aviditas dan titer antisera.

Untuk menghitung waktu terjadinya penggumpalan

TINJAUAN PUSTAKA
Antiserum (jamak: antiserum) adalah serum darah yang mengandung poliklonal
antibodi. Antiserum digunakan untuk menyampaikan pasif kekebalan banyak
penyakit. Transfusi antibodi pasif dari korban manusia sebelumnya adalah pengobatan

yang efektif hanya dikenal untuk Ebola infeksi (tetapi dengan tingkat keberhasilan
kecil).
Reaksi antigen-antibodi yang digunakan pada serologi diagnostic:
1. Uji Presipitasi
Presipitasi terjadi antara molekul Ab dan Ag pada bentuk solubel. Pada pengujian ini
antigen berbentuk koloidal. Laju presipitasi sangat tergantung pada proporsi antigen
dan antibodi pada campuran. Terdapat beberapa cara pengujian pada metode
presipitasi, yakni:
Uji tabung.
Dengan mencampur pada tabung, masukkan dilusi antigen atau antibodi
dengan jumlah tertentu. Dilusi dilakukan dari konsentrasi tinggi (tabung
pertama) sampai konsentrasi terendah (tabung terakhir). Presipitat timbul pada
tabung yang mengandung Ag dan Ab secara proporsional.
Presipitasi Cincin
Antigen dilapiskan pada serum (antibodi), terjadi difusi setelah mencapai
ikatan proporsional dengan antibodi akan menghasilkan presipitasi berbentuk
cincin.
Difusi Gel
Pada pengujian ini memungkinkan antigen dan antubodi berdifusi perlahan
dari arah tertentu melalui gel. Pada cara ini homogenitas dan derajat kemurnian
dari berbagai antigen dapat diuji. Pita presipitasi terbentuk pada setiap antigen
dapat saling bertemu, atau bersilangan menunjukkan:
o bersambungan, antigen identik secara imunologik (terhadap serum uji)
o bercabang, antigen berhubungan sebagian
o bersilangan, menunjukkan antigen tidak berhubungan
Metode difusi tunggal

Di sini anti serum dalam agar semi solid, zona buffer dari agar dan antigen
terpisah secara vertikal dalam tabung. Garis presipitasi terbentuk dalam zona
buffer.
Metode difusi ganda
Agar dituang pada plat. Di bagian tengah diisi antigen atau antiserum
sedangkan sera atau ekstrak di bagian tepi. Pita presipitasi terbentuk dalam gel
pada posisi Ag dan Ab mencapai proporsi optimal setelah berdifusi. Dapat
dimodifikasi dengan uji mikrodilusi menggunakan obyek gelas.
Immunoelektroforesis
Jika terdapat sejumlah Ag dalam larutan seperti serum, sulit memisahkan pita
presipitasi yang timbul pada setiap reaksi Ab-Ag, bila hanya menggunakan cara
difusi di atas. Komponen serum dipisahkan dengan elektroforesis dalam agar gel
dan antiserum dibiarkan berdifusi melalui komponen yang dihasilkan pada pita-pita
yang terbentuk.
Elektroforesis roket
Merupakan metode kuantitatif, dilakukan elektroforesis antigen ke dalam gel
yang telah mengandung antibodi. Presipitasi yang terjadi berbentuk roket, panjang
masing-masing roket menunjukkan konsentrasi antigen.
Immunodifusi radial tunggal
Antiserum monospesifik ditambahkan ke dalam gel, kemudian dituang pada
slide petridisk atau lempeng plastik. Dibuat lubang gel, larutan antigen dimasukkan
pada lubang. Terjadi difusi sehingga terbentuk zona sirkuler yang menunjukkan jarak
proporsional dengan jumlah antigen yang ditambahkan pada setiap lubang. Kuantitasi
antigen yang diperiksa diketahui dari perbandingan cincin presipitasi dibandingkan
dengan cincin presipitasi kontrol.
2.

Uji aglutinasi

Digunakan untuk antigen berukuran besar, pada reaksi ini antibodi dikontakkan
dengan antigen yang merupakan bagian permukaan suatu material misalnya eritrosit,
mikroorganisme atau partikel anorganik (polystyrenelatex) yang telah dicoated dengan
Ag. Reaksi Ab-Ag membentuk agregat yang dapat diamati atau aglutinasi.
3.

Uji Litik
Uji ini tergantung pada proses lisis dari darah atau bakteri dari suatu sistem yang
mengandung antigen, direaksikan dengan antibodi dan komplemen. Antigen yang
digunakan berupa :
1. Sel (uji litik langsung)
2. Bahan yang diadsorbsikan pada eritrosit atau lekosit (uji litik tidak langsung)

4.

Serological Inhibition Test


Untuk mendeteksi netralisasi antigen dan antibodi dengan mendemonstrasikan
hambatan pada reaksi tertentu yang secara normal terjadi pada antigen atau organisme.

5.

Immunoflourescence
Cat flourescence atau rhodamin diikatkan pada antibodi tanpa merusak
spesifitasnya. Suatu konjugat dikombinasi dengan antigen (misalnya potongan jaringan)
dan diikat oleh antibodi akan tampak dengan mikroskop UV, distribusi Ag pada jaringan
atau sel.

6.

Skin Test
Memanfaatkan reaksi kulit sebagai indikator sistem. Ada dua cara:

Pasif, bila antigen dan serum diinokulasikan, misalnya menguji toksin-antitoksin

Aktif, bila status immunologik diuji

Skin test digunakan untuk mengetahui adanya:


-

Antibodi terhadap bakteri

7.

Reaksi alergi

Antigen Binding Techniques


Metode ini digunakan untuk mengethui level antibodi dengan menentukan kapasitas
antiserum dalam kompleks dengan antigen radioaktif, atau dengan mengukur jumlah
immunoglobulin yang mengikat larutan antigen yang diberikan. Ada dua macam cara
pada metode ini:

III.

Radioimmunoassay

Teknik sandwich

ALAT DAN BAHAN


Alat :

Pipet tetes

Objek glass

Tabung reaksi 5 ml

Tusuk gigi

Stopwatch

Bahan :

IV.

Larutan eritrosit 5% Gol A, B, AB, O

Larutan NaCL

CARA KERJA
A. Uji Aviditas Antisera

1. Pengujian aviditas dilakukan terhadap antisera yang memberikan reaksi


aglutinasi terhadap antigen erotrosit reaksi (+) pada uji spesifitas.
2. Pengerjaan pengujian sama dengan uji spesifitas, tapi disini yang dihitung
berapa lama waktu yang diperlukan mulai di tetesi larutan eritrosit 5 %
sampai terbentuk aglutinasi.
3. Tabelkan waktu yang diperoleh untuk terjadi aglutinasi tersebut.
B. Uji Titer Antisera
1. Pada rak, letakkan secara berurutan 10 buah tabung reaksi kecil yang
masing-masingnya telah ditandai dengan , sampai dengan 1/512 dan K
(Kontrol).
2. Pada tabung reaksi ke 1 () sampai dengan tabung ke 9 ( 1/512 )
dimasukkan larutan NaCL sebanyak 0,2 ml (4 tetes) dan pada tabung K 8
ml.
3. Pada tabung reaksi ke 1 di tambahkan antisera (golongan A) sebanyak 0,2
ml ( 4 tetes), lalu aduk.
4. Ambil 0,2 ml ( 4 tetes ) larutan pada tabung ke 1 dan masukkan ke tabung
reaksi ke 2, aduk dan begitu seterusnya sampai tabung reaksi ke 9 dan
tabung reaksi ke 9 ini dibuang 0,2 ml (4 tetes).
5. Pada masing2 tabung reaksi di tambahkan suspensi eritrosit 5 % golongan
B sebanyak 0,005 ml (1 tetes).
6. Biarkan 10 ml , lalu disentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 5
menit.
7. Amati pengenceran yang tertinggi yang masih mengalami aglutinasi.

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Pengamatan

A. Uji Aviditas Antisera

Plasma A1

Plasma A5

Plasma AB3

Plasma AB4

Plasma O

Eritrosit 5% A

1,03 det

1 men 10 det

Eritrosit 5% B

5 men 31 det

18 detik

20 detik

Eritrosit 5% AB

10 men 21 det

2 men 42 det

2 men 55 det

Eritrosit 5% O

B. Uji Titer Antisera


KELP

1/8

1/16

1/32

1/64

AB

AB

AB

1/128 1/256 1/512

Pembahasan
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang
terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:

Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam
serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A atau O.

Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
Sehingga, orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari
orang dengan dolongan darah B atau O

Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan
B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang
dengan golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan
darah ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan
darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi
memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan
darah O-negatif dapat mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah
ABO apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan golongan darah O
hanya dapat menerima darah dari sesama O.
Berdasarkan hasil praktikum ini, eritrosit golongan A akan terjadi aglutinasi dengan

plasma AB dengan waktu terjadinya aglitinasi selama 1,03 detik dan 1 menit 10 detik.
Eritrosit golongan B akan terjadi aglutinasi dengan plasma A dan plasma AB dengan waktu 5
menit 31 detik dan 18 detik. Eritrosit golongan AB terjadi aglutinasi dengan plasma A dan AB
dengan waktu masing-masing 10 menit 21 detik dan 2 menit 44 detik. Sedangkan untuk
eritrosit golongan O tidak satupun plasma yang menimbulkan aglutinasi.

Untuk titer antisera pada semua kelompok aglutinasi masih terjadi padapengenceran
tertinggi yaitu 1/512.
VI.

KESIMPULAN

Eritrosit golongan A akan terjadi aglutinasi dengan plasma AB dengan waktu


terjadinya aglitinasi selama 1,03 detik dan 1 menit 10 detik.

Eritrosit golongan B akan terjadi aglutinasi dengan plasma A dan plasma AB


dengan waktu 5 menit 31 detik dan 18 detik.
Eritrosit golongan AB terjadi aglutinasi dengan plasma A dan AB dengan
waktu masing-masing 10 menit 21 detik dan 2 menit 44 detik.
Sedangkan untuk eritrosit golongan O tidak satupun plasma yang
menimbulkan aglutinasi.
Untuk titer antisera pada semua kelompok aglutinasi masih terjadi
padapengenceran tertinggi yaitu 1/512.

VII.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Golongan_darah
http://mitsukoraynzz.wordpress.com/2011/12/11/pemeriksaan-spesifisitas-antisera/
http://www.scribd.com/doc/74221480/Ina-pemeriksaan-Spesifisitas-Antisera
Yovita Lisawati. 1993. Pembuatan dan Evaluasi Antisera Penentuan Golongan
Darah ABO. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas,
Padang

Anda mungkin juga menyukai