Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAKTERIOLOGI II
PATOGENESIS DEMAM TIPOID

OLEH :
KELOMPOK 1
1. AGUNG DWI WICAKSONO
2. ALMA DEVIANTI PALIAN
3. ALYA RAHMITHA
4. ANANDA RISKI AMELIA
5. ENGI MAYA RENDA
6. FAIZAL MUSTARI
7. FATRI
8. FILDA NIGSIH
9. FRIZKA AMELYAH ZHARA
10.SISFATRIA
11.SITTI HASMAWATI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama ALLAH SWT tang maha pengasih lagi maha
penyayang, saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PATOGENESIS DEMAM TIPOID “.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga data memperlancar pembuatan makalah ini.Untuk itu
saya menyampaikan banyak terimah kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu denan tangan terbuka saya menerimah segalah saran dan kritik dari pembaca
agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Kendari,21 Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................


KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian .................................................................................................. 3
B. Etiologi ....................................................................................................... 3
C. Patogenesis ................................................................................................ 3
D. Patofisiologi ............................................................................................... 5
E. Manifestasi Klinik ...................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 8
B. SARAN ..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yanhg sehat. Apabila lingkungan


sehat maka bakteri dan virus akan lebih sedikit berkembang biak disana.
Begitupun dengan bakterisalmonella typhi penyebab demam tifod akan lebih
banyak terdapat pada lingkungan yang kotor dan tingkat perilaku hidup bersih
sehat sangat kurang sehingga kuman tersebut akan banyak terdapat disana.
Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan dan rendahnya kesadaran mastarakat
dalam berperilaku hidup bersih sehat akan menjadi bimerang bagi masyarakat itu
sendiri, khususnya lingkungan mereka akan lebih rentan terkena penyakit.

Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella Thypi.Kuman Salmonella Typi masuk tubuh manusia melalui
mulut dengan makanan dan air yang tercemar. Penularan salmonella thypi dapat
ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5F yaitu
food (makanan), fingers (jari tangan/kuku), fomitus (muntah), fly (lalat), dan
melalui feses. Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya
seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella
thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk
kedalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.
Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran
darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial.

Demam tifoid terdapat di seluruh dunia dan penyebarannya tidak tergantung pada
iklim, tetapi lebih banyak dijumpai di Negara-negara sedang berkembang di daerah
tropis. Hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan dan
kebersihan indifidu yang kurang baik. Di Indonesia demam tifoid jarang dijumpai secara
epidemic, tetapi lebih sering bersifat seporadis, terpencar-pencar di suatu daerah, dan
jarang menimbulkan lebih dari satu kasus pada orang-orang serumah. Demam tifoid dapat
di temukan sepanjang tahun. Insiden tertinggi didapatkan pada anak-anak dan tidak ada
perbedaan yang nyata anatra insidensi demam tifoid pada wanita dan pria.

B. Rumusan Masalah

1. Mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami definisi demam tifoid.


2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami etiologi demam tifoid.
3. Mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami pathogenesis demam
tifoid.
4. Mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami fatofisiologi demam
tifoid.
5. Mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami manifestasi klinis
demam tifoid.
6. Mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami komploikasi demam
tifoid.

C.Tujuan Penulisan

1. Agar mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami definisi demam


tifoid.
2. Agar mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami etiologi demam
tifoid.
3. Agar mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami patogenesisi
demam tifoid.
4. Agar mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami fatofisiologi
demam tifoid.
5. Agar mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami manifestasi klinis
demam tifoid.
6. Agar mahasiswa mampu menyebutkan dan memahami komploikasi
demam tifoid.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian

Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella Thypi(Arief Maeyer, 1999 ).

Tifoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala


sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C.
penularan terjadi secara oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Mansoer Orief.M. 1999).

Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai
dengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang bersifat difus,
pembentukan mikroabses dan ulserasi nodus peyer di distal ileum. (Soegeng
Soegijanto, 2002)

B. Etiologi

Penyebab demam tifoid dan demam paratifoid adalah S.typhi, S.paratyphi


A, S.paratyphi B danS.paratyphi C. (Arjatmo Tjokronegoro, 1997). Ada dua
sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam tifoid dan pasien
dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam tifoid dan masih
terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1
tahun.

C. Patogenesis
Setelah tertelan, bakteri harus menembus beberapa mekanisme pertahanan
tubuh pejamu sebelum menimbulkan infeksi. Biasanya Salmonella mati pada
lingkungan yang bersifat asam, oleh karena itu terjadi pengurangan inokulum
yang banyak setelah bersentuhan dengan isi lambung. Pengurangan selanjutnya
terjadi di usus halus melalui efek antibakteri langsung dari pertarungan organisme
dengan flora usus normal. Gangguan mekanisme pertahanan pejamu ini
meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.

Ketika masuk ke dalam usus halus, bakteri melekat pada permukaan epitel,
yang menimbulkan kerusakan sel pada brush border. Invasi mukosa
sesungguhnya oleh salah satu dari dua mekanisme yang berbeda menimbulkan
infeksi klinis. Proses pertama ialah masuknya segera bakteri secara langsung ke
epitel, kedua terjadi proliferasi intraluminal organisme menjadi inokulum yang
cukup menaklukkan pertahanan pejamu setempat. Kemudian salmonella
memasuki sitoplasma epitel melalui invaginasi membran sel dan tinggal di dalam
vakuola ini sampai dihantarkan ke lamina propria, tempat terjadinya reaksi
peradangan yang hebat. Bercak Peyer di ileum distal adalah tempat primer
penetrasi bakteri. Sistem retikuloendotelial slanjutnya akan dikolonisasi melalui
aliran limfe. Limfe yang mengalir melalui duktus torasikus menghantarkan bakteri
masuk ke aliran darah, dari sini terjadi diseminasi ke organ yang jauh. Sel
retikuloendotelial di sumsum tulang, hati dan limpa memakan bakteri yang
menyebar secara hematogen ini, yang kadang – kadang menimbulkan fokus
infeksi. Organisme yang menyebar melalui darah mencapai kandung empedu,
memperbanyak diri, dan masuk empede serta usus halus secara sekunder.

Salmonella dapat hidup di dalam sel untuk waktu lama. S. typhi dietemukan di
dalam fagosit mononuklear di jaringan limfe pejamu, ketidakmampuan monosit
menghancurkan S. typhi secara efektif setelah melakukan fagositosis mungkin
berperan pada penyebaran luas organisme penyebab selama demam tifoid. S.
typhi virulen juga dapat menghalangi metabolisme oksidatif leukosit
polimorfonuklear, yang mencegah penghancuran bakteri yang difagosit pada
stadium dini infeksi. Selanjutnya, kemampuan menolak imunitas selular pejamu
bisa berperan pada patofisiologi yang menyebabkan demam tifoid.

Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks mengikuti ingesti


organisme, yaitu :

1. Penempelan dan invasi sel – sel M Peyer’s patch


2. Bakteri bertahan hidup dan bermultifikasi di makrofag Peyer’s patch, nodus
limfatikus mesenterikus, dan organ – organ ekstra intestinal sistem
retikuloendotelial

3. Bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah

4. Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar cAMP di dalam kripta usus


dan menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal.

D. Patofisiologi
Kuman Salmonella typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan air yang tercemar. Sebagian kuman dimusnakan oleh asam lambung.
Sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid plaque peyeri di
ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Di tempat ini komplikasi perdarahan
dan perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman Salmonella Typi kemudian
menembus ke lamina propia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe
mesenterial, yang juga mengalami hipertrofi. Setelah melewati kelenjar-kelenjar
limfe ini salmonella typi masuk ke aliran darah melalui ductus thoracicus. Kuman
salmonella typi lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus.

Salmonella typi bersarang di plaque peyeri, limpa, hati dan bagian-bagian


lain sistem retikuloendotelial. Semula disangka demam dan gejala-gejala toksemia
pada demam tifoid disebabkan oleh endotoksemia. Tapi kemudian berdasarkan
penelitian ekperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan merupakan
penyebab utama demam dan gejala-gejala toksemia pada demam tifoid.
Endotoksin salmonella typi berperan pada patogenesis demam tifoid, karena
membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan tempat salmonella typi
berkembang biak. Demam pada tifoid disebabkan karena salmonella typi dan
endotoksinnya merangsang sintesis dan penglepasan zat pirogen oleh zat leukosit
pada jaringan yang meradang.
Masa tunas demam tifoid berlangsung 10-14 hari. Gejala-gejala yang
timbul amat bervariasi. Perbedaaan ini tidak saja antara berbagai bagian dunia,
tetapi juga di daerah yang sama dari waktu ke waktu. Selain itu gambaran
penyakit bervariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran
penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian hal ini menyebabkan bahwa
seorang ahli yang sudah sangat berpengalamanpun dapat mengalami kesulitan
membuat diagnosis klinis demam tifoid.

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang


dikenal dengan 5F yaitu food (makanan), fingers (jari tangan/kuku), fomitus
(muntah), fly (lalat), dan melalui feses. Feses dan muntah pada penderita typhoid
dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut
dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan
yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.

Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya seperti


mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk ke
tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam
lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian
lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam
jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan
mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-selretikuloendotelial ini kemudian
melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman
selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.

Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan


oleh endotoksemia.Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan
bahwa endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada typhoid.
Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karenamembantu proses
inflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan
endotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada
jaringan yang meradang.
Masa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 7-14 hari (bervariasi
antara 3-60 hari) bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan. Selama masa
inkubasi penderita tetap dalamkeadaan asimtomatis. (Soegeng soegijanto, 2002).

D. Manifestasi Klinik

1. Masa tunas 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari.
2. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak
bersemangat, nafsu makan kurang.
3. Demam. Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat
febris remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu
tubuh berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari
dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua
pasien terus berada dalam keadaan demam, pada minggu ketiga suhu
berangsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.
4. Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau
tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput
putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya kemerahan.
5. Gangguan kesadaran, umumnya kesadaran pasien menurun walaupun
tidak dalam yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma
(kecuali penyakitnya berat dan terlambat mendapatkan pengobatan).
6. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-
bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat
ditemukan pada minggu pertama demam.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella Thypi(Arief Maeyer, 1999 ).

Tifoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-gejala


sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type A.B.C.
penularan terjadi secara oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi
(Mansoer Orief.M. 1999).

B. Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada
kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan agar memberikan saran
dan kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan
makalah selanjutnya.
Daftar Pustaka

 Anonim, (2007), Defenisi Typhoid Abdominalis, (online)


(http://www.laboratorium klinik prodia.com, diakses 07
Agustus 2011
 Anonim, (2007), Epidemiologi Typhoid Abdominalis, (online)
(http://www.pontianak post.com, diakses 07 Agustus 2011
 Widodo Darmowandoyo. Demam Tifoid. Dalam Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropis. Edisi Pertama. 2002.
Jakarta ;Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI; 367-375
 Alan R.Tumbelaka. Diagnosis dan Tata Laksana Femam Tifoid.
Dalam padiatrics Update. Cetaan Pertama. 2003. Jakarta ; Ikatan
Dokter Anak Indonesia: 37-46
 Soedarmo, Soemarmo, 2012. Buku Ajar Infeksi dan Pediatrik Tropis.
Edisi Kedua. Ikatan Dokter Anak Indonesia

Anda mungkin juga menyukai