Anda di halaman 1dari 32

Perang Kotor, Perusahaan

Keamanan Swasta di Somalia


Di tengah ancaman kelaparan kaum radikal muslim di Somalia al Sabaab
mempersulit masuknya akses bantuan. Oleh sebab itu pemerintah Somalia
yang lemah dbantu oleh perusahaan jasa keamanan swasta melawan milis
Islamis.

Hungersnot in Somalia
Bandar udara Mogadishu diantara bukit pasir dan reruntuhan. Setelah berbulan-bulan
ditutup, Aden Adde International Airport kembali dicat putih dan dibuka kembali.
Pengamanan di bandar udara itu, juga semakin membaik dalam bulan-bulan terakhir.
Itu semua berkat perusahaan keamanan swasta Ska Sky & Logistic, yang berpusat di
Dubai. Ska bukanlah satu-satunya perusahaan swasta yang menawarkan jasa keamanan,
yang beroperasi di Somalia. Berapa jumlah total perusahaan keamanan swasta di negara
itu, Iman Ahmed tak mengetahuinya. Ahmed adalah penasihat untuk kementerian
pertahanan Somalia dan bertanggungjawab atas kerjasama dengan perusahaan-
perusahaan tersebut. Ia menuturkan : „Kementerian pertahanan kurang mengetahui
perusahaan keamanan swasta yang beroperasi di kawasan yang dikontrol oleh
pemerintah. Namun kami menginginkan dokumen tertulis lengkap dengan informasi
mengenainya, apa saja yang sesungguhnya mereka lakukan.“
Milisi Al-Shabaab
Dokumen-dokumen ini lebih banyak kekurangannya, ujar Iman Ahmed. Militer Somalia
kurang terlatih dan tidak dapat mengontrol kawasannya. Pemerintah Somalia, PBB dan
juga Uni Afrika menunjuk perusahaan-perusahaan keamanan swasta untuk mengisi
celah-celah kekurangan ini. Tapi, hingga kini tak seorangpun mengetahui pasti, dimana
perusahaan-perusahaan itu beroperasi dan apa mandatnya. Termasuk kementerian
pertahanan itu sendiri. Seperti dikatakan Ahmed: „Perusahaan-perusahaan yang kita
tahu pasti adalah Saracen dan Ska Logistic. Selebihnya yang diketahui, adalah CIA
Amerika punya fasilitas di dekat bandara.”
Kenyataan bahwa CIA beroperasi di Somalia, sudah diketahui sejak bertahun-tahun.
Diduga, berdasarkan informasi agen-agen di sana, militer AS menerbangkan pesawat
pengintai dan helikopter tempurnya dalam memerangi pemimpin-pemimpin radikal
Muslim.
Saracen International tak kalah kontroversial. Perusahaan yang berkedudukan di Afrika
Selatan itu sudah memiliki kontrak dengan pemerintah untuk melatih pasukan
keamanan Somalia. Sejak hal itu diketahui, lebih banyak anggota parlemen Somalia
yang meminta agar kontrak itu dibatalkan. Kembali Ahmed: „Setiap orang masih ingat,
apa yang dilakukan perusahaan militer di Irak. Terutama Blackwater yang sangat tajam
diingat orang. Dari perusahaan ini yang ada hanya hal buruk.“
Tentara Somalia
Di Somalia, perusahaan Saracen memiliki kontak dengan pendiri Blackwater Eric Prince
dan perusahaan barunya, Reflex Resources. Tentara Blackwater telah membunuh 17
warga sipil di Irak dalam sebuah pembantaian.
Penentangan terhadap perusahaan militer di Somalia memiliki alasan tepat, ujar
seseorang yang jelas lebih tahu ketimbang Iman Ahmed. Atas alasan keamanan ia tak
mau identitasnya diketahui orang. Ia menceritakan terdapat empat perusahaan yang
selalu tampil di arena. Mereka memberikan dukungan logistik dan pelatihan militer bagi
tentara Somalia. Namun disamping itu, mereka memiliki kepentingan. Mereka
melakukan percobaan senjata. Terkadang melakukan percobaan senjata yang dilarang
oleh hukum internasional atas alasan kemanusiaan. Misalnya bom curah. Dikisahkan
oleh orang yang meminta namanya untuk tidak disebutkan itu: “Senjata-senjata itu tak
bersuara. Namun bila jatuh ke tanah menimbulkan ledakan sangat besar. Dan setiap
senjata itu terbagi atas beberapa bagian, yang setiap bagiannya juga menimbulkan
ledakan.”
Bettina Rühl / Ayu Purwaningsih
Editor : Pasuhuk
https://www.dw.com/id/perang-kotor-perusahaan-keamanan-swasta-di-somalia/a-15305239


o Sembilan Perusahaan Penyedia
Tentara Bayaran Terbesar di Dunia

Iwan Kurniawan
 BERITA
 BISNIS

Rabu, 24 April 2013 | 12:40 WIB


Photo :

 Gervasio Sanchez / AP
Tentara Blackwater, sekarang bernama Academi, saat beraksi di Irak

O SHARE




VIVAnews - Di tengah perang modern, kehadiran tentara bayaran ternyata terus
dibutuhkan. Tentara bayaran dibandingkan dengan tentara negara-negara tertentu,
lebih terlatih dan profesional. Tidak heran, tentara bayaran lebih dipercaya
mengamankan aset seperti kedutaan besar dan blok minyak.

Berbagai konflik di belahan dunia, ikut menyuburkan bisnis tentara bayaran. Perang
telah menyuburkan bisnis tentara bayaran. Bahkan, di antaranya menjelma menjadi
perusahaan besar, lengkap dengan berbagai peralatan perang seperti panser, tank,
pesawat, dan helikopter.

Businessinsider, Rabu 24 April 2013, mendata berbagai perusahaan tentara bayaran


yang memiliki kekuatan perang terbesar:

1. Security Giant G4S

Security Giant mempekerjakan sekitar 625 ribu orang dan menjadikan sebagai
perusahaan swasta dengan tenaga kerja terbanyak kedua di dunia, hanya kalah
dengan Wal-Mart.

Selain fokus mengamankan bank, penjara swasta, dan bandara pribadi, G4S juga ikut
terjun langsung ke medan konflik di berbagai penjuru dunia. Pada 2008,
Armorgroup, pasukan elite G4S, mengerahkan 9.000 tentaranya untuk melindungi
konvoi pasokan non militer di Irak.

Security Giant memiliki cabang di 125 negara, termasuk di kawasan berbahaya


seperti Afrika dan Amerika latin. G4S menawarkan jasa keamanan kepada instansi
pemerintah dan swasta untuk mengamankan objek vital, pembersihan ranjau darat,
intelijen hingga pelatihan tentara.

2. Unity Resource Group

Perusahaan ini berbasis di Australia dan memiliki 1.200 staf di penjuru dunia.
Berbagai tentara veteran Australia, Amerika Serikat, dan Inggris bergabung ke
perusahaan ini sebagai tentara bayaran.

Perusahaan ini mulai dikenal setelah mendapat tugas menjaga kedutaan besar
Australia di Baghdad. Pada 2010, pasukan bayaran ini bertanggung jawab atas dua
penembakan mobil kontroversial di Irak, yang menyebabkan seorang profesor asal
Australia dan dua wanita sipil tewas.

3. Erinys

Erinys mendapatkan kontrak dari Departemen Luar Negeri AS ke Irak. Misinya


adalah mengerahkan sekitar 16.000 pasukan untuk menjaga 282 lokasi di Irak,
terutama mengamankan pipa minyak, blok migas, dan aset energi lainnya.

Erinys juga terkenal di Afrika. Baru-baru ini mendapatkan dua kontrak dari Republik
Kongo untuk mengamankan proyek migas dan pertambangan bijih besi.

4. Asia Security Group

Didirikan oleh Mashmat Karzai, sepupu Presiden Afganistan, Hamid Karzai. Asia
Security Group merupakan perusahaan keamanan terbesar di Afganistan dengan 600
tentara.

Berkantor pusat di Kabul, mendapatkan kontrak jutaan dolar dari militer AS untuk
melindungi konvoi pasukan koalisi di selatan Afganistan. Selain itu, perusahaan ini
berafiliasi dengan perusahaan tentara bayaran lainnya, DynCorp.

5. DynCorp

Berbasis di Virginia, AS, merupakan salah satu dari delapan perusahaan militer
swasta yang dipilih oleh Departemen Luar Negeri AS untuk tetap di Irak saat
pasukan AS secara resmi keluar dari Irak.

Perusahaan ini berhasil meraup US$3,4 miliar dan aktif di Afrika, Eropa Timur, dan
Amerika Latin. Memiliki sekitar 10 ribu pasukan. Perusahaan ini memiliki reputasi
yang bagus, karena ikut menumpas kelompok pemberontak di Kolombia dan misi
anti narkoba di Peru.
Selain itu, DynCorp ikut melucuti senjata para pejuang di Somalia, Liberia, dan Sudan
Selatan.

6. Triple Canopy

Salah satu kontraktor tentara swasta yang ikut menggantikan pasukan AS di Irak,
Triple Canopy, mengerahkan 1.800 tentara di negara tersebut. Triple Canopy meraup
kontrak US$1,5 miliar untuk menggantikan tentara AS di Irak.

Berbagai perusahaan Irak pun menggunakan jasa Triple Canopy. Sebuah ulasan dari
perusahaan tersebut adalah terlatih, profesional, dan memiliki jam terbang tinggi.
Saat ini, mempunyai sekitar 3.000 tentara yang kebanyakan berasal dari Uganda dan
Peru.

Triple Canopy juga disewa untuk mengamankan kedutaan besar AS dan Israel di
Haiti.

7. Aegis Defense Services

Aegis fokus untuk menyediakan jasa keamanan untuk perusahaan migas,


pemerintahan AS, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Memiliki kekuatan sekitar
5.000 tentara di seluruh dunia. Saat ini, Aegis aktif beroperasi di Afganistan dan
Bahrain. Banyak perusahaan migas yang menyewa jasa Aegis.

8. Defion Internacional

Berkantor pusat di Peru, dan memiliki cabang di Dubai, Irak, Filipina, dan Sri Langka.
Perusahaan ini mendapatkan kontrak untuk menjadi pengawal spesialis logistik
sejumlah negara berkembang. Defion memiliki sekitar 1.000 tentara bayaran. Pada
masa lalu, Triple Canopy kebanyakan mengambil personel dari Defion yang dikenal
pemberani.

9. Academi

Lebih dikenal dengan nama Blackwater, lalu berganti nama menjadi Xe Services dan
terakhir menjelma sebagai Academi. Memiliki fasilitas pelatihan militer swasta
terbesar di dunia, yakni seluas 7.000 hektare di North California.

Dikutip dari buku tentang Blackwater yang terbit pada 2007, perusahaan ini
mempunyai 20 ribu pasukan, 20 pesawat, dan puluhan kendaraan lapis baja serta
anjing perang terlatih.

Namun, kehadiran Academi di Irak juga penuh kontroversial. Beberapa kali terkena
kasus salah tembak dan membuat marah pemerintah Irak. Di luar Timur Tengah,
Academi disewa pemerintah AS untuk melindungi jalanan kota New Orleans setelah
badai Katrina. (art)
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/407650-sembilan-perusahaan-penyedia-tentara-bayaran-
terbesar-di-dunia
intelijenmiliter
BLOG INI MENGUAK SEMUA CERITA TENTANG DUNIA MILITER, OPERASI INTELIJEN NEGARA,
OPERASI MILITER, KISAH DI MEDAN PERANG, KONFLIK BERSENJATA DENGAN GERAKAN
SEPARATIS, SEPAK TERJANG KELOMPOK TERORIS, PASUKAN ELITE, PASUKAN KHUSUS ANTI-
TERORISME, PERANG GERILYA, UNIT POLISI PARA-MILITER, PASUKAN ELITE KEPOLISIAN,
SEPAK TERJANG TNI, KISAH PERJUANGAN PASUKAN INFANTRI, KONFLIK TIMUR TENGAH,
PERBURUAN JARINGAN TERORIS INTERNASIONAL, SENJATA, EKSPERIMEN DAN PERCOBAAN,
DAN BERBAGAI MACAM INFO-INFO LAINNYA DALAM DUNIA KEMILITERAN.

Category Archives: PMC (Tentara Swasta)


SEPAK TERJANG TENTARA SWASTA
Posted by kopassus18 in PMC (Tentara Swasta)November 6, 2011

1. PMC (Private Military Companies)*


*sebutan lain; tentara pembunuh / tentara pengawal / agen sewaan , dsb.
.
Kebanyakan orang mungkin menganggap film Mission Impossible fiktif belaka. Namun,
sesungguhnya, sejumlah Negara besar memiliki banyak catatan dan agenda tentang misi-misi
penting yang mustahil dilakukan, tetapi toh harus dan bisa dilakukan.
Sebagai contoh, mari simak kembali skandal penjualan senjata Iran-Contra yang dikendalikan
petinggi militer AS pada 1986. Alih-alih untuk membebaskan 52 karyawan kedubes AS di Teheran,
Iran; dinas Intelijen CIA menawarkan senjata Anti-Tank kepada Iran. Pemerintah AS sendiri
sebelumnya telah melancarkan embargo senjata kepada Iran. Tawaran atau praktik belakang layar
ini disebut skandal.

Tawaran itu diterima karena Iran memerlukannya untuk memerangi Irak. Uang hasil penjualan
kemudian digunakan untuk mendanai perjuangan gerilyawan Contra untuk menjatuhkan
pemerintahan resmi Nikaragua.

Orang dengan kemampuan Marketing biasa tak mungkin bisa mengendalikan operasi penjualan
senjata semacam itu. Tetapi tidak untuk Letkol Oliver North, staf Dewan Keamanan Nasional AS.
Pengalaman bertugas diberbagai Negara membuatnya sangat lihai menangani misi-misi yang tak
biasa. Ia bahkan berhasil mencairkan dana itu dalam bentuk senjata dan terkirim hingga ke
belantara Nikaragua, dimana gerilyawan Contra bercokol. Sayangnya, salah seorang Operator
Lapangan sewaan CIA, yakni Eugene Hesenfus tertangkap polisi Nikaragua. Dari Hesenfus inilah
skandal ini mulai tercium pers.
Skandal hebat ini kian terbuka setelah majalah Ash Shiraa terbitan Lebanon, November 1986,
mengungkap pertemuan rahasia pejabat AS dan Iran membicarakan soal penjualan senjata itu.
Semula, pemerintah AS membantah habis-habisan seraya memojokkan Oliver North. Namun,
skandal tingkat tinggi ini akhirnya “diselesaikan” sendiri oleh presiden Ronald Reagan dengan
pengakuan bahwa dirinya mengetahui dan juga menyetujui transaksi tersebut.
Plausible deniability
Skandal Iran-Contra merupakan pelajaran mahal dan aib yang sangat memalukan bagi Gedung Putih.
Itu sebabnya tak sedikit pengamat Militer mengatakan; penempatan PMC (Private Military
Companies) atau Tentara Bayaran di berbagai Negara dapat menjadi salah satu cara untuk meredam
potensi aib serupa yang mungkin dilakukan para perwira militer di luar negeri. Kalau pun kesalahan
itu terjadi, pemerintah dapat dengan mudah menyangkalnya.

Pihak-pihak PMC yang kini banyak bertugas di berbagai wilayah konflik seperti; Balkan, Irak,
Afghanistan, dan Afrika tak terlalu peduli dengan segala resiko dan konsekuensi yang harus mereka
tanggung. Mereka bahkan tak takut kehilangan nyawa, karena sejak awal, mereka telah menyepakati
akan menanggung seluruh konsekuensi dari profesi tersebut. Ini juga mereka terima karena mereka
sadar dengan kondisi pekerjaan yang menjadi spesialisasi mereka.

Di antara spesialisasi pekerjaan PMC adalah; penyelenggaraan pelatihan tentara/polisi, pengawalan


VVIP, pengamanan konvoi kendaraan, analisis Intelijen, perawatan pemeliharaan alat utama sistem
senjata, penyiapan markas militer, dan menjadi operator pengiriman logistik militer.

Koran Inggris Guardian menulis; “Kehadiran mereka (PMC) tak lain adalah untuk menggantikan
tentara yang telah menciut nyalinya pasca perang Dingin. Tanpa mereka (PMC), kehadiran tentara AS
dan Inggris di Irak akan mendapat tekanan begitu besar dari dunia.”
Lahan Dollar
Jika di Irak, AS mengincar minyak, lain lagi yang di incar sejumlah Negara di Afrika, Timur Tengah,
dan Eropa Timur. Apapun itu, yang pasti, sejak Perang Dingin meluruh pada dasawarsa 1990-an,
PMC secara cepat berhasil menjadi perusahaan raksasa multinasional yang sangat disegani dan
meraksasa.
Dipulangkannya ribuan tentara AS dan Inggris dari pos-pos luar negeri, bubarnya AB Uni Soviet, dan
menggunungnya senjata-senjata yang mereka tinggalkan telah membuat sejumlah Negara di liputi
kegentingan. Potensi alam dari negara-negara yang di liputi kegentingan inilah yang selanjutnya
diincar banyak Negara berpengaruh dan menjadi lahan dollar bagi PMC-PMC kelas dunia.

Di Kroasia dan Bosnia misalnya, Kellog Brown & Root Services dan MPRI dari AS, antara tahun 1994
hingga 2002, berhasil membawa pulang 300 miliar dollar dari 3.000 kontrak kerja yang mereka
dapatkan dari Departemen Pertahanan AS. Bahkan untuk urusan sepele mengawal pejabat-pejabat
AS yang diberi tugas mengendalikan bisnis tingkat tinggi di berbagai Negara yang selalu diliputi
kegentingan. ialah Blackwater (kini menjadi; Xe Services), berhasil meraup pendapatan hinggan 320
juta sampai satu miliar dollar, juga dari Departemen Pertahanan AS.
Demikianlah, diam-diam PMC memang telah menjadi salah satu perusahaan kelas dunia yang paling
sukses dan memikat. Uang tidak saja membanjiri pundi-pundi di perusahaan, tetapi juga pundi-
pundi karyawannya. Seorang mantan prajurit kesatuan elite yang bekerja di salah satu PMC
misalnya, mengaku terperangah dibayar 14.000 poundsterling tiap bulan. Bagi dia, ini berarti tujuh
kali lipat dari gaji bulanan yang ia terima saat masih bekerja di kesatuan militer.

Menurunnya tendensi menyerahkan tugas-tugas seperti itu ke pihak pasukan regular untuk
kemudian mengalihkannya ke tangan PMC, juga disebabkan oleh adanya penolakan angkatan
bersenjata berbagai Negara untuk mengerahkan pasukannya ke tempat-tempat yang rusuh, yang
kerap diwarnai pembunuhan brutal. Perancis dan Inggris misalnya, belakangan selalu menolak
permintaan PBB untuk memperkuat UNAMSIL; pasukan penjaga perdamaian untuk Somalia. Mereka
enggan menerima kenyataan pasukannya kelak pulang dalam peti mati.
Akhir kata, banyak peran yang dipikul PMC, di satu sisi mereka adalah sebuah perusahaan yang
menyediakan jasa pengawalan dan operator instalasi megaproyek. Namun, disisi lain, mereka
sesungguhnya tak lebih dari kepanjangan tangan sejumlah Negara besar yang memiliki banyak
kepentingan di sejumlah Negara. Di tangan mereka, berbagai kepentingan itu tetap dapat
dikendalikan dari jarak jauh.

Mereka seolah tak sadar bahwa jika eksploitasi Negara-negara yang selalu dirundung konflik terus
dilakukan, kelak dunia akan menanggung petaka hebat dari sebuah bahaya global yang disebut
sebagai; Dangerously Asymmetrical (Bahaya Asimetrik).
Istilah;
– PMC; Private Military Companies / Perusahaan Militer Swasta. Sebutan lain; Mercenary. Dog of War
(Tentara Bayaran). Shadow Company (Perusahaan gelap/terselubung), Freedom Fighter (Petarung bebas),
Freelance Soldiers.
– SUMBER; Majalah berjudul; Private Military Companies – Sepak Terjang Tentara Swasta.
Terbitan Angkasa Edisi Koleksi No. 66 Tahun 2010 – Private Military Contractor. Info lengkap
kunjungi; www.angkasa-online.com

https://intelijenmiliter.wordpress.com/category/pmc-tentara-swasta/

https://thecybercrezy.wordpress.com/2010/11/19/4-perusahaan-militer-swasta-terkenal/
BLACKWATER (XE SERVICE ) USA.MENGUNGKAP TENTARA BAYARAN
PEMERINTAH AS.
Blackwater USA adalah korporasi militer swasta yang
terdiri dari lima perusahaan: Blackwater Training Center,
Blackwater Target System, Blackwater Security
Consulting, Blackwater Canine (K-9), dan Blackwater Air
(AWS). Blackwater memiliki fasilitas pelatihan lengkap
di North Carolina dipimpin Gary Jackson yang
merupakan mantanNAVY SEAL. Blackwater di kalangan
pengguna Amerika Serikat sudah dikenal sangat luas.
Blackwater banyak membantu Departemen Pertahanan
AS, Departemen Luar Negeri AS dan Departemen
Transportasi AS. Termasuk perusahaan-perusahaan
raksasa di Amerika Serikat dan negara-negara sahabat
Amerika Serikat di seluruh dunia.
Dalam kontrak sesuai keahliannya, Blackwater
bertanggungjawab untuk menjadikan pemesan memiliki
kecakapan dalam tugasnya. Untuk mempertinggi
kepercayaan pelanggan terhadap Blackwater, di North
Carolina dibangun fasilitas lengkap pelatihan yang
disebut Blackwater Academy. Terdiri dari sejumlah
lapangan tembakindoor maupun outdoor seluas 24 km
persegi.
Pada Maret 2004, Blackwater menerima kontrak
mengawal pengapalan makanan ke Fallujah, Irak, di
mana kemudian empat orang dari mereka diserang dan
terbunuh di Fallujah.
Merupakan perusahaan yang merangkap sebagai mitra
CIA dalam peperangan. Termasuk di Timur Tengah.

Berita terkait Blackwater.


Blackwater, Bagian Tak Terpisahkan Dari Rahasia CIA
NEW YORK (Berita SuaraMedia) - Penjaga keamanan
swasta yang bekerja untuk Blackwater USA
berpartisipasi dalam serangan rahasia CIA terhadap
gerilyawan di Irak dan Afghanistan, New York Times
melaporkan.
Peran Blackwater menunjuk kepada hubungan yang
jauh lebih dalam antara perusahaan dan agen mata-
mata daripada yang sebelumnya telah diungkapkan dan
menimbulkan keprihatinan atas berkenaan dengan
keabsahan dalam melibatkan kontraktor dalam operasi
yang paling sensitif yang dilakukan oleh pemerintah AS.
Serangan "Merebut dan mengambil" terjadi secara
teratur antara 2004 dan 2006, surat kabar melaporkan,
ketika pemberontakan di Irak meningkat dan keamanan
di seluruh negara itu memburuk.
"Daripada hanya memberikan keamanan bagi petugas
CIA, kata mereka, personil Blackwater kadang-kadang
menjadi mitra dalam misi untuk menangkap atau
membunuh militan di Irak dan Afghanistan, suatu praktik
yang menimbulkan pertanyaan mengenai penggunaan
senjata untuk penyewaan di medan perang," surat kabar
melaporkan.
Diminta untuk mengomentari laporan tersebut, seorang
jurubicara CIA, George Little, tidak mengkonfirmasi
peran yang Blackwater telah mainkan kepada The New
York Times, tapi membela penggunaan kontraktor pada
misi-misi intelijen.
"Badan ini, seperti banyak yang lainnya, menggunakan
kontraktor dalam peran yang melengkapi dan
meningkatkan keterampilan tenaga kerja kita sendiri,
seperti yang diizinkan hukum Amerika," kata Little.
"Perwira staf agensi memiliki wewenang dalam
pengambilan keputusan dan memikul tanggung jawab
untuk hasilnya."
Blackwater, yang berpusat di North Carolina, mengubah
nama perusahaannya menjadi Xe Service setelah
serangkaian penggunaan kekerasan kontroversi,
termasukpenembakan September 2007 di
Baghdad oleh lima penjaga keamanan yang
menewaskan 17 warga sipil.
The New York Times melaporkan bahwa mantan
pegawai Blackwater mengatakan mereka membantu
menyediakan keamanan untuk penerbangan yang
mengangkut tahanan CIA ke penjara-penjara di
berbagai negara.
Seorang mantan pejabat CIA dikutip oleh koran tersebut
berkata: "Ada perasaan bahwa Blackwater akhirnya
menjadi perpanjangan dari badan CIA."
Laporan datang sementara komite intelijen DPR
menyelidiki CIA yang mempekerjakan Blackwater untuk
menjadi bagian dari sebuah program untuk membunuh
atau menangkap pemimpin al-Qaida. Program regu
kematian telah memakan korban selama delapan tahun
periode sebelum itu dibatalkan pada bulan Juni oleh
direktur CIA, Leon Panetta. CIA mengatakan upaya itu
tidak menghasilkan keberhasilan.
CIA telah mengurangi ketergantungan pada
penggunaan kontraktor selama beberapa tahun.
Blackwater kehilangan kontrak untuk memberikan
keamanan bagi diplomat Departemen Luar Negeri AS
di Irak setelah beberapa dari penjaganya dituduh
membunuh hingga 17 warga sipil Irak yang tidak
bersenjata pada tahun 2007.
Serangan 9/11 terjadi setelah kontraksi CIA pada masa
periode pasca-perang dingin yang memaksanya untuk
menyewa kontraktor untuk perang di Afghanistan dan
Irak.
Kantor berita BBC melaporkan tanggapan atas artikel
New York Times oleh juru bicara Blackwater :
"Blackwater USA tidak pernah di bawah kontrak untuk
berpartisipasi dalam penggerebekan rahasia CIA atau
personel Operasi Khusus di Irak, Afghanistan atau di
tempat lain.
"Dugaan apapun yang bertentangan dengan hal ini yang
dibuat organisasi berita apapun adalah salah."
Empat pegawai Blackwater ditangkap dan akan
menghadapi persidangan tahun depan.
Pada bulan Agustus, New York Times melaporkan
tuduhan bahwa CIA menyewa Blackwater untuk
perencanaan, pelatihan dan pengawasan sebagai
bagian dari program rahasia untuk melacak dan
membunuh atas tokoh-tokoh al-Qaida.
Keterkaitan antara Blackwater dan CIA memang tidak
terlepas dari sosok Erik Prince, pendiri Blackwater yang
juga diketahui sebagai agen mata-mata CIA.
"Saya menempatkan diri saya dan perusahaan saya
sebagai alas kaki CIA untuk melakukan misi-misi yang
sangat beresiko," kata Prince kepada Vanity Fair untuk
edisi Januari mendatang. "Namun, ketika sudah dirasa
tidak berguna secara politik, ada seseorang yang
membuang saya begitu saja."
Prince menyamakan kasusnya dengan kebocoran
identitas mantan agen CIA, Valerie Plame. Kebocoran
tersebut membuat jaksa penuntut khusus membuka
penyelidikan dalam kasus tersebut.
"Yang terjadi pada diri saya jauh lebih buruk," kata
Prince. "Orang-orang mengambil tindakan karena
alasan politis, mereka buka hanya mengungkapkan
keberadaan sebuah program yang sangat sensitif, tetapi
juga turut menyeret nama saya."
(iw/bbc/gd) www.suaramedia.com
Xe Worldwide (Blackwater) Mulai Menjadi
Ancaman Bagi Karachi
ISLAMABAD (Arrahmah.com) - Perusahaan militer
swasta AS, Blackwater, mulai menyebarkan
keberadaannya di Karachi, dilatarbelakangi oleh
kegagalan mereka di Peshawar bulan yang lalu ketika
Craig Davis, seorang mata-mata perusahaan AS yang
ditangkap karena dicurigai terlibat dalam aktivitas tidak
mendapatkan persetujuan pemerintah Islamabad.
Salah satu sumber yang terpercaya mengatakan
kepada The Nation pada Senin (14/9)
bahwa Blackwater, yang sudah beroperasi di berbagai
wilayah termasuk di Afganistan dan Pakistan dengan
nama yang berbeda, diyakini sudah menyewa sedikitnya
tujuh rumah di wilayah Karachi.

Namun, sumber tersebut tidak bisa memastikan apakah


langkah untuk menyewa rumah itu merupakan sebagian
strategi jangka panjang ataukah hanya perjanjian
tempat tinggal sementara pensiunan agen bantuan
hukum Pakistan di wilayah perlintasan laut yang sering
digunakan oleh pelayaran internasional, termasuk untuk
mengirimkan bantuan logistik perusahaan militer swasta
itu.

Informasi lainnya yang diberikan oleh sumber tersebut


adalah bahwa Blackwater telah memperoleh ratusan
hektar tanah dekat Pataro di Sindh yang diduga akan
digunakan untuk membangun Agriculture Research
Institute.

Craig Davis bersama dengan warganegara AS lainnya


datang di Peshawar sesudah salah seorang tetangga
mereka di Pakistan mereka menulis surat kepada
Kementrian Dalam Negeri dan meminta dilakukan
penyelidikan atas aktivitas mereka.

Baru kemudian tidak lama setelah itu, Craig Davis


diketahui merupakan salah seorang yang beroperasi
untuk Creative Associates International Inc; salah satu
perusahaan AS yang merupakan cabang
perusahaan Blackwater, sekarang dinamakan
Xe Worldwide.

Davis, yang saat itu harus meninggalkan Pakistan,


diperbolehkan untuk kembali lagi dan melanjutkan
aktivitas 'resmi'-nya di Pakistan.

Namun, sejauh ini, meskipun sudah dihubungi dengan


berbagai cara, kedutaan besar AS tidak memberikan
konfirmasi apapun mengenai status Craig Davis.
(althaf/thenation/arrahmah.com)
Raih amal shalih, sebarkan informasi ini...

Jelas Sudah, Blackwater Tak Kantongi Kontrak Formal dalam


Operasi Menghabisi Pemimpin Al Qaeda
Pejabat Central Intelligence Agency (CIA) mengakui
bahwa tidak ada perjanjian formal yang mengikat dinas
rahasia Amerika itu dengan perusahaan penyedia jasa
keamanan partikelir Blackwater USA dalam operasi
mencari dan membunuh gembong Al Qaeda.
Hal inilah yang mendorong Leon E. Panetta, direktur
CIA yang ditunjuk Barack Obama menggantikan direktur
sebelumnya menggelar rapat mendadak dengan
Kongres bulan Juni lalu. Dalam rapat itu, dia
membeberkan semua keterlibatan Blackwater USA yang
bermarkas di Karolina Utara dan belakangan ini
mengubah nama menjadi Xe Service. Menurut laporan
Panetta, Blackwaters setidaknya telah “membantu” CIA
tanpa kontrak yang jelas selama tujuh tahun terakhir.
Selama masa itu pula kerap terjadi berbagai
penyimpangan dalam penanganan operasi intelijen.
Eksekutif Blackwaters dikenal agresif dalam
menerapkan taktik mereka di Irak. Sementara itu,
walaupun CIA telah menghabiskan beberapa juta dolar
AS, namun operasi membongkar jaringan teroris di
sejumlah negara tak dapat dikatakan sukses.
The New York Times melaporkan masih belum jelas
benar peranan apa yang dimainkan Blackwater. Ada
yang mengatakan Blackwater dilibatkan untuk ikut
menangkap pentolan Al Qaeda di garis depan, ada juga
yang mengatakan Blackwater hanya digunakan untuk
melatih dan mempersiapkan agen-agen CIA dan tentara
AS.
Namun yang jelas, tidak ada kontrak formal antara CIA
dan Blackwater. Kerjasama kedua lembaga itu sejauh
ini hanya merupakan bagian dari kesepakatan individual
petinggi CIA dan Blackwater.

Blackwater: Pasukan Bayangan


Amerika Serikat

Großansicht des Bildes mit der Bildunterschrift: Ibu dan anak tewas di Bagdad akibat tembakan
salah satu perusahaan keamanan swasta

Perusahaan Blackwater Worldwide didirikan jutawan


ultra konservatif Erik Prince sepuluh tahun lalu. Sejak itu
perusahaan keamanan tersebut menjadi aktor
terpenting di bidangnya.

Delapan orang jaksa dan penyidik Biro Investigasi


Federal (FBI)Amerika Serikat kini berada di Irak
sehubungan dengan penyelidikan terhadap perusahaan
AS, Blackwater Worldwide.
Perusahaan keamanan ini terlibat dalam kasus
penembakan di tahun 2007 yang menyebabkan 17
warga sipil Irak tewas. Sebuah buku oleh penulis
America Serikat, Jeremy Scahill membeberkan
ceritanya. Judul buku itu "Blackwater – Naiknya
pasukan militer swasta terkuat di dunia“. Kepada media
Scahill menceritakan hasil risetnya.

"Selain 150.000 tentara Amerika Serikat yang ada di


Irak, pemerintah Bush memiliki pasukan bayangan
berkekuatan 100.000 serdadu atau yang disebut
sebagai 'kontraktor', diantara mereka ada puluhan ribu
yang menyandang senjata berat tanpa harus
bertanggung jawab kepada siapa-siapa. Salah satu
yang paling berpengaruh adalah Blackwater USA yang
beroperasi di Irak.“ September 2007 di Bagdad, 17
warga sipil Irak tewas dan 24 lainnya cedera di
lapangan Nissur ketika sejumlah warga Amerika Serikat
bersenjata mulai menembaki orang-orang, yang mereka
duga sebagai teroris. Para penyandang senjata itu
ternyata termasuk anggota pengawal keamanan dari
perusahaan Blackwater Worldwide. Kini setahun
setelah peristiwa itu, tim penyidik dari Departemen
Hukum AS untuk kedua kalinya berada di lokasi
peristiwa untuk mewawancarai saksi-saksi dan
mengumpulkan bukti. Kehadiran tim ini di Irak
merupakan bagian dari penyidikan Kongres Amerika
Serikat, yang berkutat dengan pertanyaan, apakah
sebuah perusahaan yang bertindak sebagai kontraktor
bisa beroperasi di Irak atau negara lainnya tanpa
konsekunsi hukum. Blackwater didirikan
oleh jutawan Erik Prince yang merupakan seorang
pendukung Bush. Selain bertugas menjaga keamanan
diplomat Amerika Serikat atau orang-orang lainnya, para
pengawal Blackwater juga bertugas menjaga obyek,
seperti pipa-pipa saluran minyak bumi. Untuk
pekerjaannya mereka bisa menghasilkan 600 Dollar AS
sehari. Tapi, untuk itu mereka harus menjamin
suksesnya tugas, tanpa mempedulikan jumlah korban
yang disebabkan oleh tindakannya. Peristiwa yang
serupa dengan penembakan di Lapangan Nissur sudah
berulang kali terjadi, seiring dengan fenomena
menjamurnya perusahaan keamanan yang menawarkan
jasanya secara internasional. Perusahaan-perusahaan
ini secara hukum bergerak di zona abu-abu. Di Irak
mereka tidak berada di bawah hukum Irak. Sementara
di Amerika Serikat, mereka tidak berada dalam hirarki
Departemen Dalam Negeri maupun Pentagon. Kongres
Amerika Serikat sudah lama mengetahui hal ini, dan
menuntut agar ada rangkaian tanggung jawab yang
jelas. Juga karena kegiatan perusahaan seperti
Blackwater tak dapat dikontrol dan pendanaannya tidak
transparan. Namun sampai kini belum
terpenuhi. Menurut penulis buku Blackwater Jeremy
Scahill, sebagian uang yang dihasilkan Blackwater,
akhirnya mengalir kembali ke kantong politisi
pemerintah dan partai-partai yang berkuasa. Ini juga
salah satu alasan mengapa Kongres Amerika Serikat
menyelidiki masalah ini. (ek)
Blackwater Dapatkan $120 juta
Untuk Perang Afganistan
Departemen Luar Negeri AS telah
memberikan kontrak senilai lebih dari
$120 juta kepada perusahaan yang
dulunya bernama Blackwater
Worldwide untuk menyediakan
layanan keamanan di Afghanistan,
demikian dilaporkan kantor berita
CBS News.
Pasukan keamanan Blackwaer yang berbasis di
Moyock, Carolina Utara, dan kini telah berganti nama
menjadi Xe Services tersebut dianugerahi kontrak,
demikian kata seorang juru bicara wanita Departemen
Luar Negeri AS.
Berdasarkan kontrak tersebut, Pusat Pelatihan AS akan
memberikan “layanan perlindungan keamanan” di
konsulat baru AS di Heart dan Mazar-e-Sharif,
Afghanistan, kata juru bicara wanita tersebut.
Perusahaan itu bisa mulai bekerja “segera” dan harus
segera mulai dalam waktu dua bulan. Kontrak itu sendiri
berlaku satu tahun, namun bisa diperpankang dua kali,
masing-masing tiga bulan dan mencapai panjang
kontrak maksimum 18 bulan.
Jika masa tugas tersebut betul-betul mencapai 18 bulan,
maka (Blackwater) akan mendapat bayaran total
$120.123.293, kata juru bicara tersebut.
Pemberian kontrak tersebut terjadi selang empat bulan
lebih sejak pemerintah Irak mengusir ratusan penjaga
keamanan Blackwater dari negara tersebut dalam waktu
tujuh hari jika tidak ingin ditangkap.
Departemen Kehakiman AS juga berusaha memproses
kasus terhadap lima pengawal Blackwater yang
memberondong tembakan ke arah kerumunan massa di
jalanan kota Baghdad pada 2007.
Desember lalu, seorang hakim federal menggugurkan
kasus pemerintah AS melawan para pengawal tersebut
dalam kasus pembantaian warga sipil Irak tak
bersenjata karena para jaksa menggunakan pernyataan
tersumpah yang diberikan para pengawal di bawah janji
kekebalan. Para jaksa federal terus mengupayakan
banding atas putusan tersebut.
Kasus Departemen Kehakiman mengenai pengusiran
Blackwater dari Irak tidak menghentikan Pusat Pelatihan
AS menawarkan kontak jutaan dolar tersebut, kata juru
bicara wanita Departemen Luar Negeri AS.
Berdasarkan regulasi akuisisi federal, pemrosesan
individu-individu tertentu dalam Blackwater tidak
menghalangi perusahaan itu atau penerusnya
mengajukan diri dalam kontrak,” katanya.
“Berdasarkan asas persaingan penuh dan terbuka,
departemen melakukan evaluasi teknis menyeluruh
terhadap semua proposal yang masuk dan menentukan
bahwa Pusat Pelatihan AS memiliki kemampuan dan
kualifikasi terbaik untuk memenuhi persyaratan dalam
kontrak.
Dua perusahaan lain mengajukan diri untuk kontrak
tersebut, tambahnya. Namun, ia tidak bisa menyebutkan
nama kompetitor yang mengajukan penawaran pada
Jumat malam.
Perusahaan kontraktor keamanan bayaran Blackwater
dan pemiliknya, Erik Prince, kembali menjadi bahan
pemberitaan.
Jajaran atas perusahaan Blackwater saat ini
menghadapi tuntutan federal. Namun, sang pemilik
berencana pindah ke tempat yang tidak memiliki
perjanjian ekstradisi dengan Amerika Serikat.
Prince agaknya berusaha menghindari hukum dengan
beralih ke negara Islam, Uni Emirat Arab.
April tahun ini, pengadilan mendakwa lima personel top
Prince. Mereka didakwa dengan tuduhan kepemilikan
senjata, konspirasi, dan menghalangi keadilan.
Pemilik Blackwater tersebut mengejutkan orang-orang
dengan mengumumkan penjualan perusahaannya
minggu lalu.
Meski Prince sendiri tidak terkena tuntutan, merebak
kabar bahwa dia akan pindah ke negara yang jauh.
Mark Corallo, juru bicara sekaligus penasihat Prince dan
Blackwater menolak membenarkan rumor tersebut. Ia
mengatakan bahwa kliennya adalah individu dan ia tidak
bisa memublikasikan rencana milik kliennya.
Kabar mengenai kepindahan Erik Prince setelah
menjual perusahaannya dimunculkan oleh The Nation
yang telah memeriksa ulang validitas informasi dengan
tiga sumber berbeda. The Nation juga melaporkan
bahwa tidak ada petinggi Blackwater yang
membocorkan informasi mengenai Prince sejauh ini.
Pakar hukum Scott Horton menekankan kembali fakta
mengenai sulitnya memproses sebuah kasus melawan
Prince jika ia tinggal di luar negeri, khususnya di negara
yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS.
(suaramedia)

http://analisaterbaik.blogspot.com/2010/12/blackwater-xe-service-usamengungkap.html
Perusahaan militer swasta
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Jump to navigationJump to search


Perusahaan militer swasta (bahasa Inggris: private military company, PMC)
adalah perusahaan atau korporasi yang menyediakan jasa dan keahlian yang berhubungan
dengan bidang militer atau bidang sejenisnya.[1] Perusahaan seperti ini juga dikenal
sebagai korporasi militer swasta, firma militer swasta, penyedia jasa militer, dan secara luas
sebagai industri militer swasta. Jasa-jasa yang ditawarkan perusahaan militer swasta antara lain
adalah jasa logistik, pelatihan militer, pertahanan, serta jasa keamanan. Jasa PMC umumnya
digunakan sebagai pendukung bagi operasi resmi suatu angkatan bersenjata, namun sering juga
digunakan untuk pribadi, misalnya sebagai bodyguard. PMC merupakan lembaga sipil yang
diberi wewenang kerjasama dengan unit-unit militer di dalam negerinya atau bahkan negara lain
yang disetujui oleh departemen pertahanan. PMC biasanya dipakai pada area dengan konflik
intensitas rendah, ketika pemakaian angkatan bersenjata penuh dapat merugikan
secara ekonomi, diplomatik, atau politik. Namun, perusahaan-perusahaan ini juga bekerjasama
dengan negara-negara untuk menyediakan pelatihan militer dan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pertahanan.
Perusahaan militer swasta misalnya menyediakan perlindungan untuk presiden Afganistan,
membangun penjara di Guantanamo Bay, serta penerbangkan helikopter dan pesawat
terbang untuk menghancurkan tanaman coca di Kolombia. Mereka juga mengoperasikan
sistem intelegen dan komunikasi di United States Northern Command di Colorado, yang
bertanggung jawab untuk merespon kepada serangan terhadap Amerika Serikat. Perusahaan-
perusahaan ini juga melatih tentara dan militer di negara-negara seperti Nigeria, Bulgaria,
dan Taiwan. Industri militer swasta sudah menjadi industri yang menghasilkan lebih dari $100
juta per tahun.[2]

Daftar isi

 1Istilah umum
 2Rekrutmen
 3Referensi
 4Lihat pula

Istilah umum[sunting | sunting sumber]


Perusahaan militer swasta juga dikenal dengan kontraktor militer swasta, namun istilah ini lebih
ditujukan untuk seorang individual yang dipekerjakan atau dikontrak oleh perusahaan militer
swasta.
Perusahaan militer swasta sering masuk dalam kategori yang sama dengan kontraktor
pertahanan, namun kontraktor pertahanan lebih terfokus kepada penyediaan perangkat
keras dan peralatan militer, serta tenaga manusia yang mendukung perawatan peralatan
tersebut. Sedangkan perusahaan militer swasta menyediakan tenaga manusia yang terlatih
secara operasional dan taktis, termasuk pengalaman bertempur.
Konvensi Jenewa Ketiga (GCIII) tahun 1949 tidak menyatakan perbedaan antara kontraktor
pertahanan dan perusahaan militer swasta, konvensi tersebut hanya mendefinisikan
kategori kontraktor persediaan. Bila seorang kontraktor persediaan dilengkapi kartu identitas
lengkap dari angkatan bersenjata yang mempekerjakannya, mereka harus diperlakukan
sebagai tahanan perang kalau tertangkap (GCIII Artikel 4.1.4). Namun, apabila seorang
kontraktor melakukan pertempuran, kontraktor tersebut dapat diklasifikasikan sebagai tentara
bayaran, berdasarkan Protocol I Additional to the Geneva Conventions 1997 (Protokol I) Artikel
47.c. Kontraktor yang tertangkap sebagai tentara bayaran akan kehilangan haknya atas status
tahanan perang. Protokol I tidak ditanda tangani oleh Amerika Serikat, salah satu alasannya
adalah bahwa protokol ini tidak akan berlaku untuk "pejuang kemerdekaan".

Rekrutmen[sunting | sunting sumber]


Dengan adanya perusahaan militer swasta, banyak laporan akan adanya eksodus dari pasukan
khusus di seluruh dunia, masuk ke perusahaan militer swasta. Special Air Service Britania
Raya,[3][4] Pasukan Khusus Angkatan Darat Amerika Serikat,[5] serta Joint Task Force 2 Angkatan
Darat Kanada[6]dilaporkan telah kehilangan anggotanya yang keluar untuk bekerja di perusahaan
militer swasta. Perusahaan militer swasta menawarkan gaji sampai $100.000 per tahun, yaitu
dua sampai tiga kali lipat gaji anggota pasukan khusus di negara maju.

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ Peter W. Singer (1 Maret 2005). "Outsourcing War". Foreign Affairs. Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2005-03-04. Periksa nilai tanggal di: |date=(bantuan)
2. ^ Yeoman, Barry (1 Juni 2003). "Soldiers of Good Fortune". Mother Jones. Periksa nilai tanggal
di: |date= (bantuan)
3. ^ Crisis as SAS men quit for lucrative Iraq jobs, The Daily Telegraph. 15 Februari 2005.
4. ^ Soldiers to be allowed a year off to go to Iraq to earn £500 a day as guards The Daily
Telegraph. 23 Mei 2004.
5. ^ $150,000 incentive to stay in US elite forces, The Daily Telegraph. 7 Februari 2005.
6. ^ Special forces get pay raise, National Post. 26 Agustus 2006.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


 Daftar PMC Internasional
 Perlindungan bagi PMC
 Tentara bayaran
 Kontraktor pertahanan
Kategori:
 Perusahaan militer swasta
https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_militer_swasta

Anda mungkin juga menyukai