Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Standar pelayanan kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau nilai di inginkan yang mampu
di capai, berkaitan dengan parameter yang telah di tetapkan yaitu standar pelayanan kebidanan yang
menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Standar pelayanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu pelayanan
kebidanan ke dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia
pelayanan kebidanan, penunjang layanan kebidanan,ataupun manajemen organisasi layanan
kebidanan, dan akan bertanggung jawab gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing –
masing.

Dengan adanya standar pelayanan, masyarakat akan memiliki rasa kepercayaan yang lebih baik
terhadap pelaksana pelayanan. Suatu standar akan lebih efektif apabila dapat diobservasi dan diukur,
realistis, mudah dilakukan dan dibutuhkan. Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan profesional
yang menjadi bagian integral dari pelayanan kesehatan sehingga standar pelayanan kebidanan dapat
pula digunakan untuk menentukan.

B. Rumusan masalah

a. Berapa standar pelayanan kebidanan ?

b. Apa kode etik bidan ?

c. Apa standar asuhan kebidanan ?

d. Registrasi praktik bidan ?

e. Apa kewenangan bidan di komunitas ?

C. Tujuan

a. Mahasiswa mampu memahami perlindungan hukum bidan.

b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami standar pelayanan kebidanan

c. Mahasiswa mampu mengetahui kode etik bidan


e. Mahasiswa mampu mengetahui standar asuhan kebidanan
f. Mahasiswa mampu memahami Registrasi praktik bidan
g. Mahasiswa mampu melakukan kewenangan bidan di komunitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

Standar pelayanan kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau nilai di inginkan yang mampu
di capai, berkaitan dengan parameter yang telah di tetapkan yaitu standar pelayanan kebidananyang
menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. (depkes
RI,2001 :53)

STANDAR I (falsafah dan tujuan)

Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, filosofi dan tujuan pelayanan serta organisasi
pelayanan sebagai dasar untuk melaksanakan tugas pelayanan yang efektif dan efisien.

Definisi operasional

a. Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi dan filosofi pelayanan kebidanan yang
mengacu pada visi, misi dan filosofi masing – masing.

b. Ada bagian struktur organisasi yang menggambarkan garis komando, fungsi, dan tanggung
jawab serta kewenangan dalam pelayanan kebidanandan hubungan dengan unit lain dan di sahkan
oleh pimpinan.

c. Ada uraian tertulis untuk setiap tenaga yang ada pada organisasi yang disahkan oleh pimpinan.

d. Ada bukti tertulis tentang persyaratan tenaga yang menduduki jabatan pada organisasi yang
disahkan oleh pimpinan.

STANDAR II (administrasi dan pengelolaan )

Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan pelayanan, prosedur tetap, dan
pelaksanaan kegiatan pengelolaan pelayanan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktik
pelayanan kebidanan akurat.

Defenisi operasional
a. Ada pedoman pengelolaan pelayanan yang mencerminkan mekanisme kerja di unit pelayanan
tersebut yang disahkan oleh pimpinan.

b. Ada standar pelayanan yang di buat mengacu pada pedoman standar alat, standar ruangan,
standar ketenangan, yang telah disahkan oleh pimpinan.

c. Adaprosedur tetap untuk setiap jenis kegiatan kebidanan yang disahkan oleh pimpinan.

d. Ada rencana/program kerja di setiap instansi pengelolaan yang mengacu ke institusi induk.

e. Ada bukti tertulis terselenggaranya pertemuan berkala secara teratur di lengkapi dengan daftar
hadir dan notulen rapat.

f. Ada naskah kerja sama, program praktik dari instansi yang menggunakan latihan praktik,
program, pengajaran klinik, dan penilaian klinik. Ada bukti administrasi yang meliputi buku
registrasi.

STANDAR III (staf dan pimpinan)

Pengelolaan pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan sumber daya manusia agar
pelayanan kebidanan berjalan efektif dan efisien.

Definisi operasional

a. Ada program kebutuhan SDM sesuai dengan kebutuhan.

b. Mempunyai jadwal kerja harian.

c. Ada jadwal dinas yang menggambarkan kemanpuan tiap – tiap perunit yang menduduki
tanggung jawab dan kemampuan yang dimiliki oleh bidan.

d. Ada sesorang bidan pengganti dengan peran dan fungsi yang jelas dan kualifikasi minimal
selaku kepala ruangan jika kepala ruangan berhalangan bertugas.

e. Ada data personil yang bertugas di ruangan tersebut.

STANDAR IV (fasilitas dan peralatan)

Tersedia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian tujuan pelayanan kebidanan sesuai
dengan tugasnya dan fungsi institusi pelayanan.

Defenisi operasional

a. Tersedia peralatan yang sesuai dengan standar dan ada mekanisme keterlibatan bidan dalam
perencanaan dan pengembangan sarana dan prasarana
b. Ada buku inventaris peralatan yang mencerminkan jumlah barang dan kualitas barang

c. Ada pelatihan khusu untuk bidan tentang penggunaan alat tertentu

d. Ada prosedur permintaan dan penghapusan alat.

STANDAR V ( kebijaksanaan dan prosedur)

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan dan pembinaan
pegawai menuju pelayanan yang berkualitas.

Definisi operasional

a. Ada kebijaksanaan tertulis tentang prosedur pelayanan dan standar pelayanan yang disahkan
oleh pimpinan.

b. Ada prosedur personalia : penerima pegawai kontrak kerja, hak dan kewajiban personalia.

c. Ada personalia pengajuan cuti pegawai, istirahat, sakit, dan lain- lain.

d. Ada prosedur pembinaan pegawai.

STANDAR VI ( pengembangan staf dan program pemdidikan)

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf dan perencanaan, sesuai
dengan kebutuhan pelayanan.

Definisi operasional

a. Ada program pembinaan staf dan program pendidikan secara berkesinambungan.

b. Ada program pelatihan dan orientasi bagi tenaga bidan / pegawai baru dan lama agar dapat
beradaptasi dengan pekerjaan.

c. Ada data hasil identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi hasil pelatihan

STANDAR VII (standar asuhan)

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan / manajemen kebidanan yang di terapkan
sebagai pedoman dalam memberi pselayanan kepada pasien.

Definisi operasional

a. Ada standar manajemen kebidanan, sebagai pedoman dalam memberi pelayanan kebidanan.

b. Ada format manajemen kebidanan yang terdaftar pada catatan medik.


c. Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien.

d. Ada diagnosis kebidanan.

e. Ada rencana asuhan kebidanan.

f. Ada dokumen tertulis tentang tindakan kebidanan.

g. Ada evaluasi dalam memberi asuhan kebidanan.

h. Ada dokumentasi untuk kegiatan manajemen kebidanan.

STANDAR VII (evaluasi dan pengendalian mutu)

Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksanaan evaluasi dan pengendalian mutu
pelayanan kebidanan yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Definisi operasional.

a. Ada program atau rencana tertulis peningkatan mutu pelayanan kebidanab.

b. Ada program atau rencana tertulis untuk melakukan penilaian terhadap standar asuhan
kebidanan.

c. Ada bukti tertulis dari risalah rapat sebagai hasil dari kegiatan / pengendalian mutu asuhan dan
pelayanan kebidanan.

d. Ada bukti tertulis tentang pelaksanaan evaluasi pelayanan dan tindak lanjut.

e. Ada laporan hasil evaluasi yang di publikasikan secara teratur kepada semua staf pelayanan
kebidanan.

KODE ETIK BIDAN

Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan eksternal
suatu disiplin ilmudan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang member tuntutan bagi
anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Kode etik bidan indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam kongres
nasional ikatan bidan indonesia X tahun. 1988 petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam rapat kerja
nasional IBI tahun 1991,kemudian disempurnakan dan disahkan pada kongres nasional IBI XII tahun
1989.sebagai pedoman dalam perilaku,kode etik bidan indonesia mengandung beberapa kekuatanyang
semuanya tertuang dalam mukadimah ,tujuan dan pasal-pasalnya.
Secara umum,kode etik tersebut berisi 7 buah bab. bab-bab tersebut dapat dibedakan atas 7
bagian ,yaitu sebagai berikut.

1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat.

2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah,bangsa, dan tanah air.

7. Penutup.

Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya adalah sebagai berikut:

1. Kewajiban terhadap klien dan masyarakat

a. Sikap bidan senantiasa menjunjung tinggi menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya
dalam melaksanakan toga pengabdiannya.

b. Setiap bidan dalm menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

c. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,keluarga, dan masyarakat.

d. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,menghormati hak


klien, danmenghormati nilai-nilan yang berlakud masyarakat.

e. Setiap bidan dalam mrnjalan kan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan


klien,keluarga, dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.

f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya,dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk menghasilkan derajat kesehatannya secara
obtimal.

2. Kewajiban terhadap tugas


a. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan paripurna terhadap klien,keluarga,dan masyarakat
sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien,keluarga,dan
masyarakat.

b. Setiapa bidan berhak member pertilongan dan mempunyai wewenang dalam mengambil
keputusan dalam tugasanya termasuk keputusan mengadakan konsultasi atau rujukan.

c. Setiapa bidan harus menjamin kerahasiaan atas keterangan yang dapat dan/atau dipercayakan
kepadanya, kecuai jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan kepentingan klen.

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya.

a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan sejawatnya untukmenciptakan suasana kerja
yang serasi.

b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawat
maupun tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap profesi.

a. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya dengan
menampilkan kepribadian yang tinggi dan member pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

b. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang
meningkatkan mutu dan citra profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri.

a. Setiap bidan hares memelihara kesejahteraannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik.

b. Setiap bidan harus berusahasecara terusmenerus untuk meningkatkan pengetahuan dan


keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah,nusa,bangsa,dan tanah air.

a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,senantiasa melaksanakan ketentuan pemerintah


dalam bidang kesehatan khususnya dalam pelayanan KIA/KB,kesehatan keluarga dan masyarakat.

b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyunbangkan mutu jangkauan pelayanan
kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatankeluarga.
7. Penutup setiap bidan melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan kode etik bidan indonesia.

STANDAR ASUHAN KEBIDANAN

Standar asuhan kebidanan dapat di lihat dari ruang lingkup standar pelayanan kebidanan yang
meliputi 25 standar dan di kelompokkan sebagai standar pelayanan umum, standar pelayanan
antenatal, standarar pertolongan persalinan, standar pelayanan nifas, dan standar penaganan kegawat
daruratan obsetri neonates.

Standar pelayanan umum

Standar 1(persiapan untuk kehidupan keluarga sehat)

Bidan memberikan penyuluhan dan nasehat kepada perorangan, keluarga dan masyarakat terhadap
segala hal yang berkaitan dengan kehamilan termasuk penyuluhan kesehatan umum, gizi, keluarga
berencana, kesiapan dalam menghadapi kehamilan dan menjadi calon orang tua, menghindar
kebiasaan yang tidak baik dan mendukung kebiasaan yang baik.

Standar 2(pencatatan dan pelaporan)

Bidan melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukan yang registrasi semua ibu hamil di
wilayah kerja, rincian pelayanan yang di berikan kepada setiap ibu hamil bersalin nifas dan bayi baru
lahir, semua kunjungan rumah dan penyuluhan ke pada masyarakat. Di samping itu hendaknya
mengikut sertai kader untuk mencatat ibu hamil dan meninjau upaya masyarakat yang berkaitan
dengan ibu dan bayi baru lahir.

Stndar pelayanan antenatal

Standar 3(identifikasi ibu hamil)

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksidengan masyarakat secara berkala untuk
member penyuluhan dan motivasi ibu suami dan anggota keluarga nya agar mendorong ibu untuk
memeriksa kehamilannya sejak dini dan secara teratur.

Standar 4(pemeriksaan dan pemantauaan antenatal)

Bidan memberi sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal dan pemantauaan ibu dan janin secara
seksama untuk menilai apakah perkembangan janin berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal
kehamilan resiko tinggi atau kelainan. Khusus anemia ,kurang gizi,hipertensi,penyakit menular
seksual(PMS) atau infeksi HIV. Bidan membari pelayanan imunisasi , nasihat, dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang di berikan oleh puskesmas.

Stndar 5(palpasi abdomen)

Bidan melakukan pemeriksaan abdomen secara saksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakanusia kehamilan. Jika usia kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah
janin,dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.

Standar 6(pengelolaan anemia pada kehamilan)

Bidan melakukan tindaka pencegahan, penemuan, penanganan, dan atau rujukan semua kasus
anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuaan yang berlaku.

Standar 7(pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan)

Bidan memberikan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenai tanda dan
gejala preeklamsi lainnya serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

Standar 8 (persiaapan persalinan)

Bidan memberikan saran dan tepat ke pada ibu hamil, suami, serta keluarga nya pada
trimester ke 3 untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana
yang menyenangkan akan di rencanakan dengan baik. Persiapan transportasi dan biaya untuk
merupakan jika terjadi ke adaan gawat darurat.

Standar Pertolongan Persalinan

Standar 9 : Asuhan saat persalinan

Pernyataan standar :

Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah dimulai, kemudian memberikan asuhan dan
pemantauan yang memadai, dengan memperhatikan kebutuhan klien, selama proses persalinan
berlangsung.

Standar 10 : Persalinan yang aman


Pernyataan standar :

Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman, dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap
klien serta memperhatikan tradisi setempat.

Standar 11 : Pengeluaran plasenta dan peregangan tali pusat

Pernyatan standar :

Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar untuk membantu pengeluaran plasenta dan
selaput ketuban secara lengkap.

Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi

Standar pelayanan :

Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin pada kala II yang lama, dan segera
melakukan episiotomi dengan aman untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan
perineum.

Standar Pelayanan Nifas

Standar 13 : Perawatan bayi baru lahir

Pernyataan standar :

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan, mencegah
hipoksia sekunder, menentukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai
dengankebutuhan.Bidan juga harus mencegah atau meangani hipotermia.

Standar 14 : Penanganan pada 2 jam pertama setelah persalinan

Pernyataan standar :

Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam 2 jam setelah
persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan memberikan penjelasan
tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai
pemberian ASI.

Standar 15 : Pelayan bagi ibu dan bayi pada masa nifas


Pernyataan standar :

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah pada hari ke minggu
ke 2 dan minggu ke 6 setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi melalui
penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini, penanganan atau rujukan komplikasi yang mungkin
terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

Standar Penanganan Kegawatan Obstetri dan Neonatal

Standar 16 : Penanganan perdarahan pada kehamilan

Pernyatan standar :

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala perdarahan pada kehamilan, serta melakukan
pertolongan pertama dan merujuknya.

Standar 17 : Penanganan kegawatan pada eklampsi

Pernyataan standar :

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala eklampsi yang mengancam, serta merujuk dan atau
memberikan pertolongan pertama.

Standar 18 : Penanganan kegawatan pada partus lama atau macet

Pernyataan standar :

Bidan mengenali secara tepat tanda dan gejala partus lama / macet serta melakukan penangan
yang memadai dan tepat waktu atau merujuknya.

Standar 19 : Persalinan dengan forcep rendah

Pernyataan standar :

Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi forcep rendah, menggunakan forcep secara benar dan
menolong persalinan secara aman bagi ibu dan bayinya.

Standar 20 : Persalinan dengan penggunaan vakum ekstraktor

Pernyatan standar :

Bidan mengenali kapan diperlukan ekstraksi vakum, melakukannya secara benar dalam
memberikan pertolongan persalinan dengan memastikan keamanannya bagi ibu dan janin / bayinya.
Standar 21 : Penanganan retensio plasenta

Pernyataan standar :

Bidan mampu mengenali retensio plasenta, dan memberikan pertolongan pertama, termasuk
plasenta manual dan penanganan perdarahan, sesuai kebutuhan.

Standar 22 : Penanganan perdarahan post partum primer

Pernyatan standar :

Bidan mampu mengenali perdarahan yang berlebihan dalam 24 jam pertama setelah persalinan
(perdarahan post partum primer) dan segera melakukan pertolongan pertama untuk mengendalikan
perdarahan.

Standar 23 : Penanganan perdarahan post partum sekunder :

Pernyataan standar :

Bidan mampu mengenali secara tepat dan dini tanda serta gejala perdarahan post partum sekunder,
dan melakukan pertolongan pertama untuk menyelematkan jiwa ibu dan atau merujuknya.

Standar 24 : Penangan sepsi puerperalis

Pernyataan standar :

Bidan mampu mengenali secara tepat tanda dan gejala sepsis puerperalis, serta melakukan
pertolongan pertama atau merujuknya.

Standar 25 : Penanganan Asfiksia

Pernyataan standar :

Bidan mampu mengenali dengan tepat bayi baru lahir dengan asfiksia, serta melakukan resusitasi
secepatnya, mengusahakan bantuan medis yang diperlukan dan memberi perawatan lanjutan.

4. REGISTRASI PRAKTIK BIDAN.

PERIZINAN

Pasal 2
(1)Bidan dapat menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

(2)Bidan yang menjalankan praktik mandiri harus berpendidikan minimal Diploma III (D III)
Kebidanan.

Pasal 3

(1)Setiap bidan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan wajib memiliki SIKB.

(2)Setiap bidan yang menjalankan praktik mandiri wajib memiliki SIPB.

(3)SIKB atau SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berlaku untuk 1 (satu) tempat.

Pasal 4

(1)Untuk memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Bidan harus mengajukan
permohonan kepada pemerintah daerah kabupaten/kota dengan melampirkan:

a.fotocopy STR yang masih berlaku dan dilegalisasi;

b.surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;

c.surat pernyataan memiliki tempat kerja di fasilitas pelayanan kesehatan atau tempat praktik;

d.pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;

e.rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk; dan

f.rekomendasi dari organisasi profesi.

(2)Kewajiban memiliki STR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3)Apabila belum terbentuk Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI), Majelis Tenaga Kesehatan
Provinsi (MTKP) dan/atau proses STR belum dapat dilaksanakan, maka Surat Izin Bidan ditetapkan
berlaku sebagai STR.

(4)Contoh surat permohonan memperoleh SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalamFormulir I terlampir.

(5)Contoh SIKB sebagaimana tercantum dalam Formulir II terlampir.

(6)Contoh SIPB sebagaimana tercantum dalam Formulir III terlampir.

Pasal 5
(1)SIKB/SIPB dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota.

(2)Dalam hal SIKB/SIPB dikeluarkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota maka persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf e tidak diperlukan.

(3)Permohonan SIKB/SIPB yang disetujui atau ditolak harus disampaikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota atau dinas kesehatan kabupaten/kota kepada pemohon dalam waktu selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sejak tanggal permohonan diterima.

Pasal 6

Bidan hanya dapat menjalankan praktik dan/atau kerja paling banyak di 1 (satu) tempat kerja dan 1
(satu) tempat praktik.

Pasal 7

(1)SIKB/SIPB berlaku selama STR masih berlaku dan dapat diperbaharui kembali jika habis masa
berlakunya.

(2)Pembaharuan SIKB/SIPB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota setempat dengan melampirkan:

a.fotokopi SIKB/SIPB yang lama;

b.fotokopi STR;

c.surat keterangan sehat fisik dari dokter yang memiliki Surat Izin Praktik;

d.pas foto berwarna terbaru ukuran 4X6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar;

e.rekomendasi dari kepala dinas kesehatan kabupaten/kota atau pejabat yang ditunjuk sesuai
ketentuan Pasal 4 ayat (1) huruf e; dan

f.rekomendasi dari organisasi profesi.

5. KEWENANNGAN BIDAN DI KOMUNITAS

Kewenanngan bidan dalam memberikan pelayanan di dalam komunitas adalah

1. Meliputi pelayan wanita ,pada masa pernikahan termasuk remaja putri.prahamil ,kehamilan
,persalinan nifas dan menyusui .

2. Pelayanan kesehatan pada anak ,yaitu pada masa bayi,balita,prasekolah yg meliputi hala2
berikut :
· Pemberian obat yang bersifat sementara

· Pemeriksaan dan perawatan bayi

· Penyuluhan kepada ibu tentang ASI ekskusif

· Pemantauan tentang balita

3. Beberapa tindakan yang termasuk dalam kewenangan bidan antara lain sebagai berikut :

· Memberi imunisasi pada wanita usia subur

· Memberikan suntikan pada penyult kehamilan

· Melakukan amniotomi pada kala aktif denagan letak kepala dan diyakini bayi dapat lahir
prpagina

· KBI dan KBE untuk menyelamat kan nyawa ibu

· Ekstraksi akum pada kepala bayi di dasar panggul

· Mencegah hipotermi pada bayi .

· Resusiasi pada bayi dengan asfeksia

4. Memberi pelayanan kb

5. Pemberian surat keteranagan kelahiran dan kematian

6. Kewajiban bidan daalm kewenangannya :

· Meminta persetujuan

· Memberikan informasi

· Melakukan rekam medis

7. Pemberian uteroknika saat persalinan

8. Pelayanan dan pengobatan kelainan gikenologi ringan

9. Penyediaan dan penyerahan obat obatan.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Standar pelayanan kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau nilai di inginkan yang mampu
di capai, berkaitan dengan parameter yang telah di tetapkan yaitu standar pelayanan kebidananyang
menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Standar pelayanan kebidanan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan mutu pelayanan
kebidanab ke dalam layanan kebidanan akan terikat dalam suatu sistem, baik pasien, penyedia
pelayanan kebidanan, penunjang layanan kebidanan,ataupun manajemen organisasi layanan
kebidanan, dan akan bertanggung jawab gugat dalam menjalankan tugas dan perannya masing –
masing.

B. Diharapkan kepada pembaca memberikan kritik dan saran yang positif agar penulisan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik.
DAFTAR PUTAKA

Depertemen kesehatan RI (2000),buku 1 standar pelayanan kebidanan ,jakarta

Musbir ,wastidar (2003).etika dan kode etik bidan .jakarta

Sofyan,santika (2003).50 TAHUN IBI :bidan mennyonsong masa depan .jakarta

Anda mungkin juga menyukai