Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD) DALAM


PENGGUNAAN TANAMAN OBAT UNTUK MENCEGAH DIABETES MELITUS
DAN HIPERTENSI DI RW IV DESA BLARU KECAMATAN PATI KABUPATEN
PATI

TAHUN 2019

Pembimbing :

Siti Ni’amah, S.Si.T., M.Kes


Sifa Altika, S.Si.T., M.Kes
Anggota :

1. Agustina Riftianggi (1317002)


2. Dewi Octavia Saumananda (1317005)
3. Diah Ayu Sulastri (1317006)
4. Dyah Retno Pangabean (1317006)
5. Eva Indrianti (1317008)
6. Febyola Shiskhi Amanda (1317009)
7. Fitri Purwaningsih (1317010)
8. Heni Setyowati (1317011)
9. Iva Mudrika (1317013)
10. Zulfatus Sa’diyah (1317023)
11. Indah (1317023)
12. Ellena Nila Adelia (1317025)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI UTAMA PATI


Jl. Ki Ageng Selo No 15 Pati. / Fax. (0295) 384984
Tahun Akademik 2019/2020
PENGESAHAN PENYULUHAN KESEHATAN PKMD

A. Rencana Kegiatan
Judul Kegiatan : Penggunaan Tanaman Obat Untuk Mencegah Diabetes
dan Hipertensi di Desa Blaru RW 04
Lokasi : Di rumah Pak Bayan Mulyanto Rw 04 Desa Blaru
Kecamatan Pati Kabupaten Pati
Perkiraan Biaya : Rp. 300.0000,00
Sumber Dana : Mahasiswa
Waktu Kegiatan : 28 Desember 2019
B. Pelaksanaan Kegiatan
Ketua Pelaksana Kegiatan : Heni Setyowati
Anggota : Agustina Riftianggi
Dewi Octavia Saumananda
Diah Ayu Sulastri
Dyah Retno Pangabean
Eva Indrianti
Febyola Shiskhi Amanda
Fitri Purwaningsih
Iva Mudrika
Zulfatus Sa’diyah
Indah
Ellena Nila Adelia

Menyetui Pati, 12 Desember 2019


Ketua Panitia Kegiatan Ketua Panitia Kegiatan

Siti Niamah,S.Si.T., M.Kes. Heni Setiyowati


NPP. 12005057 NIM. 11317011
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan PKMD Dalam Upaya Peningkatan Kesehatan, Kemandirian, Dan


Pemberdayaan Masyarakat Kelompok Lansia di RW IV Desa Blaru Tahun 2019.

Telah Diperiksa dan Disetujui Pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Siti Ni’amah, S.Si.T.,M.Kes Sifa Altika, S.Si.T.,M.Kes


KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
Laporan Pkmd Mahasiswa Stikes Bakti Utama Pati Di RW IV Desa Blaru Tahun 2019.

Dalam penyusunan asuhan kebidanan keluarga, kami banyak mendapatkan bimbingan


dan dorongan dari semua pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Suparjo, S.Kp.,M.Kes., selaku Ketua Yayasan Pratini Soedarsono Pati.


2. Irfana Wijayanti, S.Si.T., M.Kes., M.Keb. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kebidanan Bakti Utama Pati.
3. Siti Ni’amah, S.Si.T.,M.Kes., selaku Pembimbing I.
4. Sifa Altika, S.Si.T.,M.Kes., selaku Pembimbing II.
5. Kepala Desa Blaru beserta staf yang telah banyak membantu kami selama praktik.
6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan baik material
maupun spiritual.
7. Serta teman-teman tercinta mahasiswa Stikes Bakti Utama Pati yang telah
memberikan dorongan kepada kami sehingga Laporan PKMD ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan asuhan kebidanan keluarga ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan bimbingan dari
berbagai pihak dalam perbaikan selanjutnya. Semoga dengan disusunnya laporan ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.

Pati, Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA P56ENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................................................................... 1


B. Luaran ................................................................................................................................ 4
C. Manfaat .............................................................................................................................. 5

BAB II PERMASALAHAN MITRA & SOLUSI

A. Permasalahan Mitra............................................................................................................. 9
B. Solusi................................................................................................................................... 11

BAB III RENCANA TINDAKAN

A. Nama Kegiatan .................................................................................................................... 12


B. Tempat ................................................................................................................................ 12
C. Waktu Pelaksanaan ............................................................................................................. 12
D. Susunan Panitia ................................................................................................................... 12
E. Susunan Acara..................................................................................................................... 13

BAB IV

A. Jadwal ................................................................................................................................. 15
B. Anggaran Biaya .................................................................................................................. 16

BAB V PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang
telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan
lansia ini akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

Dari data WHO 2002 menunjukkan 10 negara dengan jumlah penderita diabetes
melitus terbesar di dunia adalah India, China, Amerika Serikat, Indonesia, Jepang,
Pakistan, Rusia, Brazil, Italia, dan Bangladesh. Indonesia menempati urutan ke empat.
Diperkirakan pada tahun 2025 akan terjadi peningkatan jumlah penderita diabetes
mellitus dari 5 juta pada 1995 menjadi 12 juta penderita diabetes mellitus di dunia
(Munadjad, 2010). Jumlah penderita diabetes di Indonesia diperkirakan akan meningkat
dua kali lipat dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi 21,3 juta orang pada tahun 2030.
Pola makan yang tidak sehat diduga menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
(Mahendra dkk, 2008).

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kepulauan oleh karena itu
Indonesia memiliki flora bahkan fauna yang beragam jenisnya, flora di Indonesia banyak
yang bisa dimanfaatkan salah satunya bisa dipakai untuk obat tradisional. Tanaman atau
tumbuhan yang dapat digunakan sebagai pengobatan penyakit sering disebut obat herbal,
obat herbal ini digunakan sebagai pengganti obat yang mengandung bahan kimia dalam
mengobati suatu penyakit dan sejak dulu nenek moyang sudah mengenal yang namanya
obat tradisional atau obat herbal untuk menyembuhkan penyakit (Ferry Anwar, 2015).

Umumnya, diabetes mellitus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil/sebagian besar


sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan
insulin, sehingga terjadi kekurangan insulin. Disamping itu, DM (diabetes melitus) juga
dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin dalam memasukkan glukosa
kedalam sel. Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, dalam jangka panjang diabetes
dapat menimbulkan berbagai komplikasi. Jika tidak waspada, DM bisa mengakibatkan
gangguan pembuluh darah otak (stroke), pembuluh darah mata (gangguan penglihatan),
pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner), pembuluh darah ginjal (gagal
ginjal), pembuuh darah kaki (luka yang sukar sembuh/gangren). Pengobatan diabetes
secara langsung terhadap kerusakan pulau-pulau langerhans di pankreas belum ada
langkah utama pengobatan dapat dilakukan dengan cara melakukan diet, yakni
mengurangi kalori dan meningkatkan konsumsi vitamin, melakukan olah raga secara
teratur, mengonsumsi obat-obatan hipoglekimia oral, melakukan terapi insulin (Wenita,
2015). Oleh karena itu, masyarakat lebih memilih suatu pengobatan alternatif dengan
biaya yang lebih murah dengan khasiat yang tidak berbeda jauh dengan obat sintetis.
Salah satu alternatif pengobatan tersebut adalah penggunaan obat tradisional dari
tanaman alam, selain karena lebih murah dan mudah didapatkan tanaman obat tradisional
ini juga lebih aman karena memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan
obat sintetis. Salah satu obat herbal diabetes mellitus yang banyak digunakan oleh
masyarakat luas adalah tumbuhan Vernonia amygdalina atau biasa dikenal dengan daun
Afrika atau daun pahit, tanaman ini dapat tumbuh dengan mudah dan biasa digunakan
sebagai tanaman pagar (Umi Sarofah, dkk 2016).

Daun Afrika banyak mengandung nutrisi seperti protein 19,2%, serat 19,2%,
karbohidrat, 68,4%, lemak 4,7%, asam askorbat 166,5% mg/100gr, karotenoid 30
mg/100gr, kalsium 0,97gr/100gr, fosfor, kalium, sulfur, natrium, mangan, tembaga, zink,
magnesium dan selenium. Selain nutrisi daun afrika juga mengandung senyawa kimia
antara lain: saponin (vernoniosida dan steroid saponin), seskuiterpen (vernolida,
vernodalol, vernoolepin, vernodalin dan vernomygdin), flavonoid, koumarin, asam
fenolat, lignin, xanton, terpen, peptide dan luteolin (Ijeh, 2010). Daun afrika (Vernonia
amygdalina) juga dikenal dengan nama daun seribu penyakit diyakini berhasiat untuk
pengobatan diabetes, hipertensi, mengurangi kolestrol jahat, asam urat, pengerasan hati
bahkan kangker hati, pembuangan racun dalam tubuh (detoksifikasi), reomatik, susah
tidur, kesemutan, demam, pusing kepala, menghilangkan flek hitam silinder, infeksi
tenggorokan, menghilangkan dahak, melancarkan buang air seni, menguatkan fungsi
lambung, batuk, menguatkan fungsi paru-paru (Dedy Muzaki, 2015). Salah satu tanaman
yang dapat digunakan sebagai obat tradisional adalah daun afrika. Penggunaan daun
afrika secara empiris banyak digunakan oleh masyarakat dengan pengolahan yang
sederhana, yaitu dengan cara meminum rebusan dari daun afrika yang dapat digunakan
untuk berbagai macam penyakit, seperti obat kanker, pencegahan terhadap penyakit
jantung, menurunkan kolesterol, mencegah stoke, mengatur gula darah, gangguan
pencernaan, dan menurunkan berat badan (Ibrahim, dkk 2004).
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Joint Nation
Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure
VII (JNC VII) menyatakan hampir satu miliar orang menderita hipertensi di dunia.
Sedangkan prevalensi hipertensi di Indonesia tahun 2011 adalah 31,7% dari populasi
pada usia 18 tahun keatas. Sekitar 80% penderita hipertensi tersebut tergolong hipertensi
essensial (Azizah, 2011). Hipertensi adalah suatu gejala penyakit yang banyak didapati
pada masyarakat Indonesia, khususnya bagi mereka yang mempunyai faktor risiko
seperti kegemukan, usia lanjut, faktor keturunan, mengonsumsi makanan yang tinggi
kadar garamnya, temperamen tinggi, dan lain-lain. Di Indonesia, jumlah penderita
hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi
terkontrol. Prevalensinya 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari
sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat
karena tidak menghindari dan tidak mengetaui faktor risikonya, serta 90% merupakan
hipertensi esensial (Wordpress, 2008).

Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yang fatal yaitu: stroke, serangan jantung,
edema paru, gagal ginjal, kebutaan karena pecahnya pembuluh darah mata, dan lain-lain
(Persadaindo, 2006). Obat tradisional yang ada di Indonesia yang dapat digunakan
sebagai alternatif pengobatan hipertensi adalah adalah mentimun (Cucumis sativus Linn),
bawang putih, seledri, murbei, rosella, dan lain-lain (Wikipedia, 2010). Mentimun
merupakan sayuran murah dan mudah di dapat sepanjang musim. Manfaatnya sangat
beragam mulai dari sebagai obat alami, untuk kecantikan, bahkan untuk memberantas
hama dan membersihkan rumah. Sebagai herbal antara lain untuk menyembuhkan
hipertensi, detoks, pelangsing badan, atasi selulit, obat diare, sariawan, typhus, dan lain-
lain (Ibujempol, 2010). Mentimun banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia seperti
untuk lalaban, acar, penghias makanan, dan lain-lain. Mentimun bukan merupakan
sesuatu hal yang asing bagi masyarakat Indonesia. Mentimun mengandung banyak zat
dan mineral yang sangat berguna untuk mengobati hipertensi. Hal ini mendorong penulis
untuk meneliti buah Mentimun sebagai alternatif.

Berdasarkan fenomena diatas, maka perlu dilaksanakan sebuah kegiatan untuk


mengatasi masalah kesehatan pada lansia di RW tersebut. Diharapkan dengan adanya
kelompok kerja kesehatan terus giat mengatasi masalah kesehatan diwilayah tersebut,
karena dalam praktik diupayakan adanya desiminasi ilmu ilmu pengetahuan dari
mahasiswa kepada msyarakat. Dalam rangka desiminasi ilmu pengetahuan komunitas ini
selain pendekatan kelompok kerja juga dilakukan penyuluhan kesehatan sebagai strategi
dalam memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan dalam mengatasi masalah kesehatan.

B. Luaran Yang Diharapkan


Adapun luaran yang diharapkan adalah dengan terlaksanakannya kegiatan
penyuluhan tentang “ Penggunaan Tanaman Obat Untuk Mencegah Diabetes Melitus
dan Hipertensi” sebagai salah satu upaya untuk memberikan pengetahuan dalam
pencegahan penyakit DM dan Hipertensi sehingga diharapkan mampu meningkatkan
derajat kesehatan pada lansia di Desa Blaru Rw 04 Kecamatan pati Kabupaten Pati.

C. Manfaat
1. Diharapkan bagi masyarakat dapat mengetahui dan menerapkan dalam pengunaan
tanaman obat untuk mencegah DM dan Hipertensi di Desa Blaru Kecamatan Pati
Kabupaten Pati
2. Diharapkan bagi Desa Blaru sebagai upaya promotif dan preventif untuk mencegah
DM dan Hipertensi di Desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati
3. Diharapkan bagi institusi dapat berpartisipasi dan berperan aktif dalam upaya
pembangunan kesehatan masyarakat yang terkait dengan pengunaan tanaman obat
untuk mencegah memberikan pengetahuan dalam mencegah DM dan Hipertensi di
Desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati
BAB II

PERMASALAHAN MITRA DAN SOLUSI

A. Permasalahan Mitra
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari bidan Desa Blaru, bahwa
permasalahan yang berkaitan dengan kebidanan terutama masalah ibu hamil, ibu
bersalin, dan ibu nifas jarang terjadi. Kebanyakan masyarakat desa blaru sudah
mempunyai informasi dan pengetahuan serta perilaku yang baik terhadap pelayanan
fasilitas kesehatan yang ada di desa, pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan oleh
masyarakat antara lain posyandu. Posyandu di Desa Blaru ada dua yakni posyandu
lansia dan balita yang setiap bulannya rutin diadakan. Peserta posyandu tersebut aktif
dan partisipasi serta antusiasme anggota posyandu juga sangat baik. Selain itu
terdapat pelayanan kesehatan PKD yang terletak di Balai Desa dimana masyarakat
dapat memeriksakan kesehatan mereka terutama yang berhubungan dengan masalah
kebidanan. Dengan kondisi wilayah Desa Blaru yang terletak di pusat Kabupaten Pati
menjadikan masyarakat blaru juga tidak sulit dalam menjangkau fasilitas kesehatan
lain seperti rumah sakit dan puskesmas.
Di Indonesia saat ini terjadi transisi epidemiologi yang menyebabkan
terjadinya pergeseran pola penyakit, yaitu adanya peningkatan penyakit degeneratif.
Penyakit degeneratif adalah penyakit tidak menular yang berlangsung kronis karena
kemunduran fungsi organ tubuh akibat proses penuaan, seperti penyakit jantung,
hipertensi, diabetes, kegemukan dan lainnya (Handajani et al., 2010). Prevalensi
hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebih banyak
menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55- 64 tahun. Diabetes
adalah salah satu penyakit degeneratif dengan angka kejadian di Indonesia yang
cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia
(2003) diperkirakan penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun sebesar 133
juta adalah diabetes. Prevalensi diabetes melitus pada daerah urban sebesar 14,7% dan
daerah rural sebesar 7,2%. Suatu jumlah yang sangat besar dan merupakan beban
yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh dokter spesialis/subspesialis
bahkan oleh semua tenaga kesehatan yang ada. Diabetes melitus memberikan dampak
terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup
besar (Anonim, 2006). Obat-obat paten untuk penderita diabetes semakin beragam.
Biaya untuk pengobatan diabetes pun juga semakin mahal dan hampir tidak
terjangkau. Hal ini dirasakan benar terutama oleh penderita di negara-negara
berkembang seperti Indonesia.

B. Solusi
Untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mitra, maka dilakukan
penyuluhan kesehatan untuk pencegahan hipertensi dan diabetes mellitus pada lansia
sehingga dapat mengaplikasikannya terkait dengan permasalahan yang dihadapi.
Kegiatan yang lainnya adalah untuk memperkenalkan kepada masyarakat Desa Blaru
untuk tanaman yang berkhasiat sebagai obat/ obat tradisional yang merupakan salah
satu alternatif dalam bidang pengobatan. Dengan Tujuan pengobatan yaitu :
pencegahan (preventif), perawatan ( promotif), dan pengobatan.
Penyuluhan ini bertujuan untuk pelaksanakan dalam upaya peningkatan kesejahteraan
keluarga, khususnya untuk pencegahan hipertensi dan DM melalui program
penanaman dan pemanfaatan Tanaman Obat. Penanaman dan pemanfaatan tanaman
ini sekaligus menyikapi menurunnya daya beli masyarakat akibat harga obat yang
semakin mahal, sehingga secara tidak langsung berdampak pada menurunnya derajat
kesehatan masyarakat.
Desa Blaru merupakan salah satu desa di Kabupaten Pati yang berada di
bagian pusat kota. Umumnya masyarakat di wilayah tersebut masih memiliki lahan
pekarangan yang cukup luas, sehingga pemanfaatan dan pengelolaan lingkungan
dapat dioptimalkan dengan penanaman tanaman obat. Berdasarkan observasi di
lapangan diketahui bahwa beberapa rumah telah menanam tanaman obat obat, namun
demikian yang ditanam jumlahnya terbatas. Sebagian dari mereka telah mengetahui
khasiat tanaman obat untuk pencegahan ipertensi dan DM dan secara teknis juga telah
mampu mengolahnya, namun demikian mereka belum memahami khasiatnya secara
ilmiah. Masyarakat yang telah memiliki pengetahuan tentang tanaman obat dan
menguasai cara pengolahannya dapat membudidayakan tanaman obat secara
individual dan memanfaatkannya sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam
pengobatan keluarga untuk pencegahan hipertensi dan Diabetes Melitus.
BAB III

RENCANA TINDAKAN

A. Nama Kegiatan
Penyuluhan Kesehatan tentang penggunaan tanaman obat untuk mencegah DM dan
hipertensi.

B. Tempat
Kegiatan ini dilakukan di rumah Pak Bayan Mulyanto Rw 04 Desa Blaru Kecamatan
Pati Kabupaten Pati

C. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini di laksanakan pada tanggal 28 Desember 2019, pukul 15.00-selesai

D. Media Pembelajaran
a. LCD
b. Laptop
c. Speaker aktif

E. Metode Pelaksanaan
Kegiatan Penyuluhan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) dilakukan
dalam dua tahap yaitu tahap pertama persiapan dan tahap yang kedua yakni
pelaksanaan berupa penyuluhan tentang penggunaan tanaman obat untuk mencegah
DM dan hipertensi.
a. Tahap I : Persiapan
Tahap ini dilakukan dengan pembentukan tim PKMD yang terbentuk
antara dosen dengan mahasiswa STIKES Bakti Utama Pati, yang nantinya akan
membentuk tim yang lebih besar dengan melibatkan perwakilan masyarakat desa,
dosen, dan mahasiswa. Dalam tahapan ini dilakukan berbagai kegiatan untuk
mempersiapkan administrasi, sarana penunjang, serta berbagai keperluan dalam
kegiatan PKMD.
b. Tahap II : Pelaksanaan
Adapun metode dan prosedur teknik terkait dengan pelaksanaan pengabdian
masyarakat diuraikan sebagai berikut:
- Pada tahap pertama dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah, diskusi,
dan tanya jawab. Materi yang akan disampaikan oleh pemateri adalah
penggunaan tanaman obat untuk mencegah DM dan hipertensi. Kemudian
seluruh peserta kegiatan dapat memberikan pertanyaan kepada pemateri.
Sehingga nantinya dapat meningkatkan kesehatan pada lansia.

c. Susunan Panitia
SUSUNAN KEPANITIAAN PENYULUHAN KESEHATAN
“PENGGUNAAN TANAMAN OBAT UNTUK MENCEGAH DM DAN
HIPERTENSI”
1. Ketua : Heni Setyowati
2. Sekertaris : Agustina Riftianggi
3. Bendahara : Diah Ayu Sulastri
4. Sie Acara : Eva indrianti
Dewi Octavia S.
Zulfatus Sa’diyah
5. Humas : Febyola Shiskhi Amanda
Dyah Retno P.
Indah
6. Sarpras : Ellena Nila Adellia
Fitri Purwaningsih
Iva Mudrika
d. Susunan Acara
SUSUNAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN
“PENGGUNAAN TANAMAN OBAT UNTUK MENCEGAH DM DAN
HIPERTENSI “
Hari / tanggal
Waktu Deskripsi Kegiatan Pengisi Acara

Penyuluhan
Sabtu /28 Desember 30 menit
kesehatan Panitia
2019
15 menit Tanya Jawab
BAB IV
JADWAL KEGIATAN DAN ANGGARAN

4.1 Jadwal Kegiatan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)


Desember 2019
NO Uraian Kegiatan
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1. Persiapan
- Survei Lapangan
- Pematangan Konsep Kegaitan
- Izin Pelaksanaan
2. Pelaksanaan Kegiatan
- Pembelian alat dan bahan yang
dibutuhkan dalam kegiatan
PKMD
- Pembuatan Leaflet dan
Penyusunan Jadwal
- Persiapan tempat kegiatan
- Pelaksanaan Penyuluhan dan
Pelatihan
4.2 Anggaran Kegiatan Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)
NO Komponen Satuan Jumlah Nilai
1. LCD - 1 -
2. Soundsystem - 1 -
3. Microfon - 1 -
4. Leaflet 1000 30 30.000
5. Proposal 10.000 2 20.000
6. Dokumentasi 2000 6 12.000
7. Fotocopy+Print 20.000 20.000
8. Jilid 5.000 2 10.000
9. Konsumsi 6000 30 180.000
10. Lain-lain 50.000 50.000
TOTAL NILAI 322.000
BAB V
PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat, kami berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar
tanpa hambatan suatu apapun. Kegiatan ini tidak bisa berjalan tanpa partisipasi dan dukungan
semua pihak khususnya pihak Prodi DIII Kebidan STIKES Bakti Utama Pati, untuk itu kami
berharap demi suksesnya kegiatan tersebut. Proposal ini dapat dijadikan sebagai landasan
untuk jalannya kegiatan tersebut dan atas dukungan dan partisipasi petugas kesehatan,
pemerintah desa dan masyarakat Rw IV Desa Blaru kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Akmadi ; 2008 ; Pengertian Lansia dan Permasalahan Lanjut Usia; Diakses tanggal 20 /4/2015
darihttp://lpkeperawatan.blogspot.com/2013/12/lanjutusia-lansia.html.

Ibu jempol. 2010. Mentimun/ Ketimun : Sayuran Murah Yang Kaya Manfaat.
http://www.ibujempol.com/khasiat-manfaat-mentimun-timun-ketimun, 5 oktober 2010.

Umi Sarofah, Sudrajat dan Nova Hariani. 2016. Pengaruh Ekstrak Daun Vernonia
amygdalina Delile dan Beras Ketan Hitam (Oryza sativa glutinosa) Terhadap
Penurunan Kadar Gula Darah Mencit (Mus musculus) Yang diinduksi Aloksan.
Prosiding Seminar Sains dan Teknologi FMIPA Unmul

Anda mungkin juga menyukai