Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN HASIL KEGIATAN IMPLEMENTASI

PENYULUHAN TENTANG PENTINGNYA VITAMIN A PADA BAYI


DAN BALITA DI RW VII PASAR LALANG
KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG
TAHUN 2019

DISUSUN OLEH :

Ka Prodi DIII
Widya Lestari S.Sit.,M.Keb 1007098301
KEBIDANAN
Ety Aprianti Skm,M.Kes 1028047501 Dosen Pembimbing
Eka Putri Primasari Skm,M.Kes Dosen Pembimbing
Nila Eza Fitria,S.St.M.Kes 1026068502 Dosen Pembimbing
Fitri Annisa 17211934 Anggota

Kiki Elkasari 17211938 Anggota

Nora Riasta 17211944 Anggota


Revenia Keressy 17211911 Anggota
Senja Novia 17211960 Anggota
Silvia Novita Sari 17211951 Anggota
Sonya Yolanda 17211926 Anggota
Tesya Sudira 17211955 Anggota
Yolanda Natasia 17211922 Anggota

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG


PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
TA 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A pada Bayi


dan Balita di RW 07 Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Kota Padang
Tahun 2019
Ketua Tim Pelaksana
a. Nama Lengkap : Ety Aprianti,SKM.,M.Kes
b. NIDN : 1028047501
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Fakultas/Jurusan/Prodi : Program Studi DIII Kebidanan
e. Alamat Institusi : Jln.Jamal Jamil Pondok Kopi SitebaPadang
f. Telp/Fax : Telp, (0751)25339 Hp, 085264163609
g. Email : etyaprianti@gmail.com

Jumlah Anggota
a. Nama Anggota I : Senja Novia NIM 17211960
b. Nama Anggota II : Nora Riasta NIM 17211944
c. Nama Anggota III : Yolanda Natasia NIM 17211922
d. Nama Anggota IV : Revenia Keresy NIM 17211911
e. Nama Anggota V : Kiki Elka Sari NIM 17211938
f. Nama Anggota VI : Silvia Novita Sari NIM 17211951
g. Nama Anggota VII : Fitri Annisa NIM 17211924
h. Nama Anggota VIII : Soya Yolanda NIM 17211926
i. Nama Anggota IX : Tesya Sudira NIM 17211955

Lokasi Kegiatan
a. Kelurahan : Kuranji
b. Wilayah : Kuranji
c. Kota : Padang
d. Provinsi : Sumatera Barat

Mengetahui, Padang, 18 Desember 2019


Ketua Prodi D.III Kebidanan Ketua Tim

(Widya Lestari, S.SiT., M.Keb) (Ety Aprianti, SKM., M.Kes)


NIDN. 1007098301 NIDN. 1028047501
Mengetahui
Ketua Unit LPPM STIKes

(Sunesni, SSiT., M.Biomed)


NIDN. 1016037501

i
PRAKATA

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia Nya, karena atas izin dan karunia Nya lah penulis dapat
menyelesaikan Proposal ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Pengetahuan
Ibu Tentang Vitamin A Pada Bayi Dan Bakita Di Rw 07 Kelurahan Kuranji
Kecamatan Kuranji Tahun 2019”.
Dalam penulisan Proposal ini penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menyelesaikannya, dan penulis juga mendapatkan masukan,
bantuan, dukungan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu
dengan segala kerendahan hati dan penuh penghargaan penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Jasmarizal S.SKp MARS sebagai ketua Yayasan STIKes
MERCUBAKTIJAYA Padang
2. Ibu Hj.Elmiyasna K.,SKp.,MM Ketua STIKes MERCUBAKTIJAYA.
3. Ibu Widya Lestari.,S.SiT.,M.Keb Ketua Program Studi D.III Kebidanan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang.
4. Ibu Ety Aprianti, SKM,.M.Kes sebagai koordinator PKL, Ibu Nella Eza Fitria
S.ST.,M.Kes dan Ibu Eka Putri Primasari SKM.,M.Kes sebagai pembimbing
yang telah bersedia memberi izin untuk melakukan mengabdian masyarakat
kepada ibu bayi dan balita.
5. Ibu bayi dan balita yang telah iku berpartisipasi aktif dan anggota tim
pelaksana dan semua pihak yang telah membantu pelaksanaan pengabdian
masyarakat ini.
Akhir kata pengabdian masyarakat berharap semoga proposal ini dapat
berjalan lancar Aamiin.

Padang, 18 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i


PRAKATA ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Analisis situasi ...................................................................................... 1
1.2 Permasalahan mitra ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Solusi .................................................................................................... 3
2.2 Target luaran ........................................................................................ 3
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode pelaksanaan ...................................................................... 4
a. Perencanaan ............................................................................ 5
b. Tindakan ................................................................................. 5
c. Observasi dan evaluasi ............................................................ 5
d. Refleksi ................................................................................... 5
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran biaya ............................................................................. 6
4.2 Jadwal kegiatan ............................................................................. 8
BAB V HASIL DAN LUARAN YANG DI CAPAI................................ 9
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 11
5.2 Saran ............................................................................................. 11
REFERENSI .............................................................................................. 12
Dokumentasi .............................................................................................. 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Vitamin A merupakan salah satu gizi penting yang larut dalam lemak dan
disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi
dariluar(essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit . Hasil kajian berbagai studi
menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi yang essensial bagi
manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan kita
cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari
luar (Kemenkes RI, 2011).
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka
kesakitan, karena itu vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA. Akibat lain yang
berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain dari
xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan kebutaan (Depkes RI, 2009).
Gejala defisiensi Vitamin A akan nampak bila cadangan Vitamin A dalam
hati telah berkurang. Defesiensi protein dan Zn akan menghambat pelepasan
Vitamin A dari hati, sehingga dapat menimbulkan gejala-gejala seperti
defisiensi Vitamin A. Defisiensi Vitamin A dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, misalnya konsumsi Vitamin A yangrendah, gangguan dalam proses
penyerapan didalam usus halus, gangguan dalam proses penyimpananan di
hati, dangangguan dalam proses konversi provitamin A menjadi Vitamin A
(Muchtadi, 2009).
Upaya perbaikan status vitamin A harus dimulai pada balita terutama pada
anak yang menderita kekurangan vitamin A Strategi penanggulangan
kekurangan vitamin A masih bertumpuh dengan cara pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi (6 – 11 bulan) kapsul biru yang mengandung
vitamin A 100.000 SI diberikan sebanyak satu kali pada bulan Februari atau
Agustus, balita (1 – 5 tahun) kapsul merah yang mengandung vitamin A
200.000 SI diberikan setiap bulan Februari dan Agustus bahwa kekurangan
vitamin A dalam makanan sehari-hari menyebabkan setiap tahunnya sekitar

1
satu juta anak balita diseluruh dunia menderita penyakit mata tingkat berat
(Xeropthalmia) seperempat diantaranya menjadi buta dan 60% dari yang buta
ini akan meninggal dalam beberapa bulan.
Berdasarkan hasil survey dan informasi dari kader RW 07 yang dilakukan
oleh tim pengabmas pada tgl 10 s/d 12 dari 147 orang bayi dan balita
ditemukan 42 orang bayi dan balita yang tidak mendapatkan vitamin A.
Oleh karena itu kami menyelenggarakan penyuluhan tentang Pemberian
Vitamin A pada Bayi Balita di RW VII Kelurahan Kuranji Kecamatan
Kuranji. Dari latar belakang diatas, maka dirasa perlu untuk memberikan
penyuluhan kepada ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita agar membawa
anaknya ke posyandu untuk memberikan Vitamin A pada anaknya.

1.2 Permasalahan Mitra


Mengingat tingginya risiko yang terjadi pada bayi dan balita di Propinsi
Sumatera Barat, maka seluruh ibu perlu diberikan pengetahuan dan siap dalam
menghadapi risiko. Dalam hal ini, pemerintah tidak bisa melakukan sendiri
untuk hal ini kita melakuakn pengabdian masyarakat untuk mempersiapkan
seluruh masyarakat untuk menghadapi permasalahan yang terjadi,Perlu
melibatkan semua elemen seperti ketua RW,Kader. Tokoh Masyarakat dan
pihak-pihak terkait termasuk Perguruan Tinggi dalam menyebarkan
pengetahuan bagi masyarakat tentang vitamin A untuk bayi dan balita.
Berdasarkan hasil survey dan informasi dari kader RW 07 yang dilakukan
oleh tim pengabmas pada tgl 10 s/d 12 dari 147 orang bayi dan balita
ditemukan 42 orang bayi dan balita yang tidak mendapatkan vitamin A.

2
BAB II
SOLUSI DAN TARGET

2.1 Solusi dan Target


Hasil identifikasi malasah pada analisis situasi di wilayah kerja RW 07
Kelurahan Kuranji Pasar Lalang yang telah dilakukan sebelumnya, maka
solusi atau bentuk intervensi yang ditawarkan ialah :

1. Pemberian penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya vitamin A pada bayi


dan balita
2. Memperlihatkan kepada ibu dampak yang terjadi jika bayi dan balita tidak
diberikan Vitamin A.
3. Mengingatkan ibu untuk datang keposyandu di bulan Februari dan
Agustus untuk mendapatkan vitamin A.
4. Mahasiswa melibatkan peran serta kader dalam membantu kelancaran
kegiatan implementasi posyandu yang akan dilaksanakan.

2.2 Target Luaran


Target luaran yang diharapkan setelah pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat ini ialah:

Tabel 2.1 Rencana Target Capaian Luaran

No Jenis Luaran Target Capaian

1 Publikasi ilmiah di jurnal published

2 Publikasi pada media massa Draft


(cetak/elektronik)

3 Peningkatan ketentraman / kesehatan bayi Ada


dan balita

5 Laporan kegiatan Berupa bukti fisik


dan Dokumentasi
hasil pelaksanaan
kegiatan penyuluhan
nutrisi ibu hamil.

3
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Rancangan mekanisme pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan


mengadopsi langkah-langkah action research yang terdiri dari 4 (empat)
tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.
Kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas dari masing-masing tahapan adalah
sebagai berikut :

a. Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah :
No Hari/tanggal Kegiatan

1. Selasa/ 1. Pembentukan tim kegiatan implementasi


17Desember penyuluhan Vitamin A
2019 2. Pembentukan struktruk organisasi kegiatan
implementasi Vitamin A
3. Membuat rencana kegiatan implementasi
vitamin A
4. Survey tempat ke Posko atau lokasi
penyuluhan
2. Rabu/18 1. Konsul materi, SAP, PPT, Leaflet, dan
Desember 2019 Proposal
2. Perbaikan Materi yang sudah di
konsultasikan
3. Kamis/19 1. Semua materi sudah selesei 100%dan sudah
Desember 2019 di print dalam 1 map
2. Gladi bersih menampilkan materi yang sudah
diperbaiki

4
b. Tindakan
Tindakan dalam kegiatan ini berupa pemberian informasi dan edukasi
kepada orang tua bayi, balita dan pra sekolah. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam implementasi kegiatan ini adalah :

N Hari/Tanggal Kegiatan
o

1 Minggu/22 1. Melaksanakan kegiatan implementasi Penyuluhan


Desember tentang Upaya Peningkatan Pengetahuan Ibu
2019, Tentang Vitamin A pada Bayi, Balita di Mushalah
Baiturahim yang dimulai dengan melakukan
09.00 WIB pendaftaran dan penyampaian materi penyuluhan
2. Mengajukan pertanyaan kepada orang tua yang
bisa menjawab pertanyaan yang telah diberikan
pemateri
3. Memberikan dooprize kepada orang tua yang
telah menjawab pertanyaan dengan benar dan
aktif.

c. Observasi
Observasi dilakukan terhadap proses penyuluhan yang dilakukan selama
kegiatan penyuluhan. Instrumen yang digunakan berupa catatan lapangan.
Beberapa hal yang diobservasi adalah kendala-kendala, kekurangan-
kekurangan, dan kelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses
penyuluhan.
Adapun kekurangan dan kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan
implementasi penyuluhan :
1. Lokasi sasaran yang jauh dari tempat penyuluhan
2. Akses perjalanan menuju rumah perjalanan

d. Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.Hal
ini dilakukan semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan
atau kelebihan-kelebihan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan dalam rangka untuk menetapkan rekomendasi terhadap
keberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.

5
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya Anggaran Dana Vitamin A

NO JENIS PENGELUARAN BIAYA (Rp)

1 Perlengkapan 500.000

2 Lain-lain 300.00

Jumlah 800.000

Perlengkapan yang Di Perlukan

No Bahan Habis Volume Harga satuan Jumlah


(Rp) biaya(Rp)

1 Spidol biru dan 2 buah 7.000 14.000


merah

2 Kertas karton 5 lembar 3.000 15.000

4 Kertas Kado 5 lembar 1.500 7.500

5 Isi kado 5 buah 10.000 50.000

6 Peniti 2 kotak 2.000 4.000

7 Balon + tangkai 50 buah 2.000 100.000

8 Isolasi/lem 2buah 2.000 4.000

Total 194.500

6
KERTAS HVS

1 Liflet 30 lembar 2.500 75.000

2 Makalah dan 31 lembar 500+4000 19.500


Jilid

3 Proposal dan 38 lembar 500+4000 23.000


Jilid

4 Laporan dan 45 lembar 5000+4000 26.500


Jilid

Total 144.000

TOTAL 338.500

7
4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Jenis Bulan Desember 2019


Kegiatan
Minggu ke-3

17 18 19 20 21 22 23

Tahap Kegiatan

1 Memberi
tugas
kelompok
dan
mengangsur
pembuatan
makalah

2 Konsultasi
dengan dosen
pembimbing

3 Pengumpulan
materi dan
latihan

Tahap Pelaksanaan

1 Penyuluhan
Vitamin A

Tahap Evaluasi

Pembuatan Laporan

8
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN

5.1. Identifikasi Pemecahan Masalah


Tabel.1 Rencana Pemecahan Masalah
No Bidang Masalah Rencana Lokasi Sasaran
Pemecahan
Masalah
1 2 3 4 5
1 Kesehat Kurangnya Penyuluhan Musholla Bayi dan
an Bayi pengetahuan ibu tentang Baiturrahi Balita
dan tentang pentingnya m RT 02
Balita pentingnya Vitamin A
Vitamin A pada pada bayi dan
bayi dan balita balita

1. Realisasi Pemecahan Masalah


Pelaksanaan penyuluhan tentang Vitamin A pada bayi dan balita
sebagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan hasil identifikasi, akan
dilaksanakan pada 22 Desember 2019 pukul 09.00 s.d selesai.

2. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah bayi dan balita yang berada di wilayah
Praktik Kebidanan Komunitas. Di Kelurahan Kuranji RW 07

3. Metode
a. Memberikan penyuluhan mengenai Pentingnya Vitamin A pada Bayi dan
Balita.
b. Mempraktikkan cara memasak cemilan yang sehat dan mudah untuk ibu
hamil.

9
4. Waktu dan Tempat
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2019 bertempat di
Musholla Baiturrahim, dari jam 09.00 s/d selesai.

5. Peserta
Peserta yang hadir adalah bayi dan balita. Pelaksana Kegiatan ini
dilaksanakan oleh mahasiswa tingkat III Prodi Kebidanan STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG berjumlah 9 orang, dengan 1 moderator, 1
orang penyaji, 4 orang fasilitator, 2 orang prlengkapan, dan 1 orang
Dokumentasi.

6. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan, tidak banyak hambatan yang dialami.
Hanya saja, Pengetahuan ibu bayi dan balita tentang Vitamin A ini masih
kurang.

7. Sarana dan Alat yang Digunakan


a. Leaflet
b. Power Point
c. Flipchart

8. Pihak yang Terlibat


Kegiatan Kebidanan komunitas ini dilaksanakan oleh Mahasiswa
Prodi D-III Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang, Puskesmas
Belimbing, Bidan Wilayah Setempat, Dosen-dosen Pembimbing, dan
Kader-kader di wilayah kerja .

10
BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Vitamin A merupakan salah satu gizi penting yang larut dalam lemak dan
disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi
dariluar (essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka
kesakitan, karena itu vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA.
Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan tentang Pentingnya Vitamin A
pada Ibu yang memiliki Bayi dan Balita dari 31 orang ibu yang memiliki
bayi sebanyak 25 orang (80,64%) yang hadir dan dari 121 orang ibu yang
memiliki balita sebanyak 79 orang (65,28%) yang hadir. Dan bagi ibu-ibu
yang tidak hadir dilaksanakan penyuluhan secara door to door.
Ibu –ibu yang mengikuti penyuluhan tampak sangat antusias dengan di
buktikan dari ibu-ibu banyak mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan. Ibu-ibu juga hadir pada penyuluhan hingga acara
dituutup.

6.2. Saran
a. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya
tentang Vitamin A pada bayi dan balita.
b. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik
bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk
kepada ibu bayi dan balita tentang pentingnya Vitamin A.

11
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : DampakKekurangaVitamnA


Hari / Tanggal : Minggu, 22 Desember 2019
Waktu : 09.00 s/d selesai
Sasaran : Ibu yang memilik bayi dan balita
JumlahSasaran : 25 Orang
Penyuluh : Tesya Sudira
Tempat : Musholla Baiturrahim RW VII

1. Latar Belakang
Vitamin A merupakan salah satu gizi penting yang larut dalam lemak
dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus
dipenuhi dariluar(essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit . Hasil kajian berbagai
studi menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi yang essensial bagi
manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan kita
cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari
luar (Kemenkes RI, 2011).
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka
kesakitan, karena itu vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA. Akibat lain yang
berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain
dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan kebutaan (Depkes RI,
2009).
Gejala defisiensi Vitamin A akan nampak bila cadangan Vitamin A
dalam hati telah berkurang. Defesiensi protein dan Zn akan menghambat
pelepasan Vitamin A dari hati, sehingga dapatmenimbulkan gejala-gejala
seperti defisiensi Vitamin A. Defisiensi Vitamin A dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya konsumsi Vitamin A yangrendah, gangguan
dalam proses penyerapan didalam usus halus, gangguan dalam proses

12
penyimpananan di hati, dangangguan dalam proses konversi provitamin A
menjadi Vitamin A (Muchtadi, 2009).

2. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a. Ibu-ibu yang memiliki balita dapat mengetahui apa itu vitamin A
b. Ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui manfaat
dari vitamin A
c. Ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui akibat
kekurangan vitamin A
d. Ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui Tingkat
Kecukupan Konsumsi Vitamin A
e. Ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui sumber-
sumber Vitamin A
f. Ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui cara
penanggulangan kekurangan vitamin A
g. Setelah dilakukan penyuluhan tentang dampak kekurangan vitmin
A ibu akan membrikan vit A pada bayi dan balitanya

2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan tentang DampakKekurangan Vitamin A
diharapkan ibu dapat:
a. Mengetahui pengertian Vitamin A
b. Mengetahui Manfaat Vitamin A
c. MengetahuiAkibatkekuranganVitamin A
d. Mengetahui Tingkat KecukupanKonsumsi Vitamin A
e. MengetahuiSumber-sumber Vitamin A
f. Mengetahui Cara PenanggulanganKekurangan Vitamin A

13
2. Garis-garis Besar Materi
a. Pengertian Vitamin A
b. Manfaat Vitamin A
c. AkibatkekuranganVitamin A
d. Tingkat KecukupanKonsumsi Vitamin A
e. Sumber-sumber Vitamin A
f. Cara PenanggulanganKekurangan Vitamin A

3. Metode
a. Presentasi
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi

4. Media dan Alat Peraga


a. Leaflet
b. Materi
c. SAP

5. Waktu dan Tempat


a. Hari/Tanggal : Minggu, 22 Desember2019
b. Pukul : 09 s/d selesai
c. Tempat : Musholla Baiturrahim PasarLalang RW VII

14
6. Setting tempat

Keterangan :

: Penyuluh : Peserta

: Moderator : Fasilitator

: Observer : Dokumentasi

: Layar

7. Pengorganisasian
Moderator : Revenia Keressy
Penyuluh : Tesya Sudira
Fasilitator : FitriAnnisa, Kiki ElkaSari, Silvia Novita Sari
Observer : Yolanda Natasia, Sonya Yolanda
8. Tugas
a. Moderator
a. Membuka acara penyuluhan
b. Memperkenalkan diri, penyuluh, dan fasilitator
c. Mengatur jalannya penyuluhan
d. Membuka sesi tanya jawab
e. Menutup acara penyuluhan

15
b. Penyuluh
a. Memberikan materi penyuluhan
b. Menjawab pertanyan dari audien Proses Kegiatan Penyuluhan

9. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Musholla
Baiturrahim
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.

2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar

3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan
mampu mengerti danmemahami penyuluhan yang diberikan sesuai
dengan tujuan khusus

16
4. Proses Kegiatan Penyuluhan

N Urutan Kegiatan
Waktu
o Kegiatan Penyuluh Peserta
Memberisalam Membalas 2 menit
Pembukaan pembuka dan salam
1 perkenalan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Memberi
Kontrak waktu respon
2 Penyajian a. PengertianVit A Mendengarkan 10
(inti b. ManfaatVit A dengan penuh menit
penjelasa) c. Akibatke perhatian
kuranganVit A
d. Tingkat
kecukupan
konsumsi
Vitamin A
e. Sumber-sumber
Vitamin A
f. Cara
penanggulangan
kekurangan
Vitamin A

3 Penutup Tanya jawab Menanyakan hal 3 me


Menyimpulkan hasil yang belum jelas nit
penyuluhan Aktif bersama
Memberikan salam menyimpulkan
penutup Membalas
salam

17
MATERI :
Upaya Meningkatkan Pengetahuan Ibu tentang Pentingnya Vitamin A pada
Bayi dan Balita

1. Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang
sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar
dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan
daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan
penyakit infeksi lain) (Kemenkes RI, 2013). Menurut WHO, sebanyak 250
juta anak pra-sekolah mengalami kejadian kekurangan vitamin A, dengan
jumlah angka kejadian anak yang mengalami kebutaan setiap tahun
diperkirakan 250.000 sampai 500.000 (1%-2%), serta dalam jangka waktu
12 bulan separuh anak meninggal akibat dari kekurangan vitamin A
(WHO, 2014)
Cakupan pemberian vitamin A pada anak di Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 4% pada tahun 2012, dengan cakupan pemberian
vitamin A sebelumnya hanya 71,5% pada tahun 2007. Di Indonesia
pemberian vitamin A diberikan dalam rangka mencegah kebutaan pada
anak, dengan pemberian dilakukan pada bulan Februari dan Agustus,
dengan rentang pemberian pada anak usia 6- 59 bulan ( Fajria, 2012).

2. Manfaat Vitamin A
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan
angka kesakitan, karena itu vitamin A dapat meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA. Akibat
lain yang berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan
manifestasi lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan
kebutaan (Depkes RI, 2009).

18
3. Akibat Kekurangan Vitamin A
Kekurangan vitamin A pada balita bisa mengakibatkan gangguan
penglihatan sampai dengan menimbulkan penyakit lain, oleh karena itu
pemberian vitamin A sangat penting bagi balita. Jika dikatakan
kekurangan vitamin A pada balita apabila kandungan serum retinol dalam
darah kurang dari 20 mikrogram/desiliter. Menurut WHO apabila jumlah
populasi balita sebanyak 15% mengalami kekurangan vitamin A maka hal
tersebut dikategorikan suatu masalah. (Agung, 2015)

4. Tingkat Kecukupan Konsumsi Vitamin A


Konsumsi vitamin A yang cukup adalah penting untuk
menyediakan Vitamin A untuk keperluan jaringan-jaringan badan
sehingga menyebabkan kegiatan metabolisme dan fungsi-fungsi jaringan
berjalan dengan normal, serta untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi,
campak, diare, ISPA dan lain-lain. Konsumsi vitamin A yang
prekursornya kurang karena kebiasaan makan yang salah, tidak makan
sayur dan buah, atau karena daya beli yang rendah, tidak mampu membeli
bahan

5. Sumber-sumber Vitamin A
a. Konsumsi Sumber Vitamin A Nabati
Pada tabel 4 menunjukkan, bahwa dari 46 anak balita rata-rata
konsumsi sumber vitamin A nabati yaitu 169,49 ± 143,52 µg atau58,03
% dari total konsumsi vitamin A dengan41,1 % AKG.Konsumsi sumber
vitamin A diperoleh dari buah dan sayuran. Sayuran yang paling
banyak dikonsumsi anak balita di daerah ini, yaitu jenis sayuran daun
kelor, Sedang buah yang umumnya sumber vitamin A nabati yang
sering dikonsumsi adalah buah pisang. Hal ini disebabkan karena jenis
sayuran dan buahini cukup tersedia dalam rumah tangga untuk
dikonsumsi setiap hari. Konsumsi sayuran yang masih kurang
disebabkan karena sedikitnya sayuran yang dikonsumsi oleh anak
karena kebiasaan mereka yang kurang menyukai sayuran. Sedang untuk

19
jenis buah, selain memiliki harga relatif mahal, kemampuan untuk
membeli buah sangat rendah, juga sebagian besar tidak tersedia untuk
dikonsumsi sehari-hari.
Provitamin A yang terkandung dalam sayuran dan buah, terutama
sayuran dan buahyang berwarna kuning, biasanya dalam bentuk
betakaroten. Sayuran berdaun hijau tua merupakan sumber vitamin A
yang lebih baik dari pada sayuran yang berwarna muda (Suhardjo
dalam Arnitha, 2005).
Sumber vitamin A sayuran dan buah dalam keluarga bukanlah
suatu hal yang jarang ditemui dalam susunan makanan sehari-hari
(Sediaoetama (1987) dalam Arnitha (2005). Namun, pada umumnya
anak-anak kurang suka atau bahkan ada beberapa diantaranya yang
tidak suka mengonsumsi sayuran dan buah, padahal kebiasaan yang
kurang baik ini dapat mengakibatkan anak kekurangan vitamin-vitamin
yang terdapat dalam sayuran dan buah.

b. Konsumsi Sumber Vitamin A Hewani


Pada tabel 5 diketahui, bahwa dari 46 anak rata-rata konsumsi
sumber vitamin A hewani, yaitu 135,05 ± 150,55 µg atau 38,66% dari
total konsumsi vitamin A dengan 28,5% AKG. Provitamin A yang
terkandung dalam sumber hewani biasanya terdapat dalam bentuk
retinol seperti susu, mentega, keju, kuning telur, dan hati serta berbagai
jenis ikan yang tinggi kandungan lemaknya. Umumnya konsumsi
sumber vitamin A hewani, yaitu berasal dari ikan jenis ikan kering dan
telur, sedang dari jenis daging sangat jarang, ini disebabkan karena
harga daging relatif mahal sehingga kemampuan untuk membeli bahan
makanan tersebut sangat rendah dan sebagian besar tidak tersedia untuk
dikonsumsi sehari-hari. Dibandingkan konsumsi ikan dan telur,
konsumsi ikan lebih rendah dari pada telur, ini disebabkan karena orang
tua mereka yang sebagian besar hanya bekerja sebagai petani. Selain
itu, adanya anggapan atau adat kebiasaan dalam masyarakat yang
beranggapan, bahwa banyak makan ikan akan menyebabkan anak

20
“cacingan”, padahal ikan merupakan sumber protein, yang baik bagi
kanak-kanak. Konsumsi sumber vitamin A dalam susunan hidangan
rakyat Indonesia pada umumnya sedikit karena lebih mahal harganya
(Sediaoetama (1987) dalam Arnitha (2005). Dalam bahan makanan
hewani, sumber yang kaya akan vitamin A adalah Hati.

6. Cara Penanggulangan Kekurangan Vitamin A


Vitamin adalah zat –zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam
jumlah sangat sedikit. Dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh
tubuh. Oleh karenanya harus didatangkan dari makanan. vitamin termasuk
kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap
vitamin mempunyai tugas spesifik bagi kesehatan didalam tubuh. Dasar
kesehatan seumur hidup dimulai dari masa balita. Komponen penting yang
yang menunjang kesehatan seumur hidup pada balita salah satu vitamin
adalah vitamin A.
Vitamin A mempunyai fungsi fisiologis yang luas didalam tubuh.
Terlepas dari tujuan dan fungsi vitamin A adalah penting dalam
mempertahankan intergitas struktural dan fungsional sel mukosa. Vitamin
A mengontrol proliferasi sel melalui tindakan-tindakannya pada ekspresi
gen dan memiliki efek yang signifikan dengan sistem kekebalan tubuh.
Vitamin A mempunyai fungsi-fungsi yang sangat bermakana secara luas
dan dalam terutama kekurangan vitamin A yang lazim pada ibu dan
anak.
Kekurangan vitamin A pada anak-anak memiliki manifestasi
klinik yang besar, mulai dari xerophtalmia, ganguan pertumbuhan dan data
tahan tubuh yang rentang terhadap infeksi berat. Hasil temuan dalam
konteks ini penting dalam sebuah studi cross-secsional pada anak-anak
diAfrika. Meningkatnya tingkat keparahan akibat defisiensi Vitamnin A
(VAD) dalam meningkatkan volume prediktor tiroid dan konsentasi yang
lebih tinggi dari TSH, thyoglobulin, dan TT lebih besar pada anak-anak
dengan VAD. Pada penelitian ini rasio odds untuk gondok adalah 6,51
sedangkan rasio odds untuk hipotiroidisme pada VAD adalah 0,06 .

21
koonsep yang penting dalam temuan ini adalah VAS (Suplemen Vitamin
A) bila diberikan sendiri dalam bidan ID (iodium Defisiensi)
kemungkinan akan mengurangi sekresi THS pitutary dan dengan demikian
menggangu produksi hormon tiroid dalam status marjinal yodium.
Temuan dari penelitian ini tidak mendukung, bertolak belakang
pada anak-anak yang menerima VAS (vitamin A Suplement) meskipun
terjadi penurunan dalam sirkulasi TSH. Pada studi yang lain khasiat
garam beryodium bermanfaat, dibandingkan dengan garam beryodiun
yang ditambahkan suplemen vitamin A(200.000.IU). namun hal ini
berbeda. dalam penelitian ini dimanan suplemen yodium (IS) memiliki
efek pada tiroid. Pada penelitian ini tingkat penyakit gondok secara
signifikan menurun pada kelompok yang diberikan Suplemen vitamin A.
Hasil ini memberikan kita bahwa vitamin A sangat bermanfaat dalam
menurunkan penyakit gondok dan gejala anak-anak bila digabungkan
dengan garam beryodium.
Di indonesia angka malnutrisi dan morbiditas yang tinggi terjadi
pada anak-anak didesa yang tidak mendapatkan kapsul vitamin A secara
periodek. Disamping tidak mendapatkan capsul vitamin A secara periodek
anak-a nak didesa juga kurang mendapatkan imunisasi sehingga angka
kematian bayi dan balita lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak-anak
yang menerima vitamin A secara periodek. Program kapsul vitamin A
secara periodek dan pemberian imunisasi dapat dilakukan dengan
partisipasi dari berbagai element masyaraka. Posyandu yang aktif
merupakan pos kesehatan yang meletakan dasar-dasar perawatan. Strategi
lain perlu dicari d an dikembangkan untuk menjangkau anak-anak yang
tidak mendapat periodek vitamin A secara teratur setiap 6 bulan. Angka
malnutrisi dan morbiditas yang tinggi dapat diturunkan atau dicegah
dengan memadukan segala aspek yang ada didesa. Pastisipasi masyarakat
dan kerjasama lintas program dan lintas sektor sangat membantu dalam
menurunkan angka kejadian malnutrisi dan morbiditas didesa. Posyandu
sebagai dasar dalam pelayanan kesehatan perlu diaktifkan kembali.

22
Sehingga pemberian kapsul Vitamin A secara periodek dapat terlaksana
dengan tepat dan benar.
Suplemen vitamin A dapat pula menguurangi diare dan penyakit
infeksi pada anak-anak dimeksiko. Pada pemberian suplemen vitamin A
mampu menurunkan angka kejadian diare,dan penyakit infeksi, karna
dengan pemberian suplemen Vitamin A mampu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Vitamin A merupakan salah satu zat gizi yang
dibutuhkan sedikit, namun memiliki efek terhadap peningkatan sistem
imun.dengan peningkatan sistem imun maka tubuh akan tercipta
ketahanan yang mampu menurunkan kejadian penyakit infeksi dan
masalah pencerrnaa (diare) pada balita.
Adapun di negara mozambik dalam pendekatan penangulangan
kekurangan vitamin A pada anak-anak muda didesa dengan pendekatan
berbasis makanan dimana makanan tersebut adalah Orange-Fleshed Sweet
Potatos (OSFP)/ ubi jalar kuning yang ditambahkan serum retinol.
Pemberian OSFB diberikan sebagai kunci untukmelengkapi distribusi
kapsul vitami A yang kurang dan hasil menunjukkan bahwa usaha tersebut
mampu menaikan serum retinol pada anak-anak dipedesaan Mozambik.
Kandungan zat gizi pada ubi jalar kuning selain tinggi akan energi
dan karbohidrat juga mengandung zat gizi yang lain salah satunya adalah
vitamin A dalam bentuk pro vitamin A. Ubi jalar merupakan makanan
pokok yang dapat mengantikan gandum atau yang lainnya sebagai bahan
pangan pokok suatu daerah. Dengan pemberian OSFB dapat pula
dilakukan oleh negara yang banyak/memproduksi ubi jalar kuning dalam
penangulangan defisiensi vitamin A. Dengan kata lain dalam
penangulangan defisiensi vitamin A dapat dicegah dengan
mengoptimalkan sumber alam yanng ada disuatu daerah..

23
REFERENSI

Suririnah.Buku Pintar Mengasuh Batita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Haryadi, Hendri. 2011 . Makalah Kekurangan Vitamin A “Ilmu Gizi”.

Herman S.2007. Masalah kurang vitamin A (KVA) dan prospek


penanggulangannya.Media Litbang Kesehatan.Vol. XVII No. 4

B Long , et al, Supplementation with vitamin A reduces watery diarrhoea and


respiratory infectionnsin mexicam childer., JN the journal of nutrien, 2006

Berger et at, Malnutrition And Morbidity Are Higher In Children Who Are
Missed By Perodic Vitamin A Capsule Distribusi For Child Survival, In Rural
Indonesia. The Journal Of Nutrition, community and international nutrition2007

Zimmermann, et al, Vitamin A suplementation in iodine-defisiensi afrika children


decrease tyrotropin stimulation of thr thyroid and reduces the goiter rate.
AJCN,2007

Sommer Alfred, Vitamin A Defisiensi and clinikal disease an historical overviem,


The journal of nutrition, history of nutrien (ASN), 2008

24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Leaflet

LEAFLET PENTINGNYA VITAMINA PADA BAYI DAN BALITA

STIKes MERCUBAKTIJAYA
PADANG

ppp •Akibat Kekurangan Vitamin A


• Manfaat Vitamin A

Vitamin A bermanfaat untuk Kekurangan vitamin A pada balita


menurunkan angka kematian bisa mengakibatkan gangguan
dan angka kesakitan, karena itu penglihatan sampai dengan
vitamin A dapat meningkatkan menimbulkan penyakit lain, oleh
daya tahan tubuh terhadap karena itu pemberian vitamin A
•Pengertian Vitamin A penyakit infeksi seperti campak, sangat penting bagi balita. Jika
diare, dan ISPA. Akibat lain yang dikatakan kekurangan vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi berdampak sangat serius dari pada balita apabila kandungan
dari golongan vitamin yang sangat KVA adalah buta senja dan serum retinol dalam darah kurang
diperlukan oleh tubuh yang berguna manifestasi lain dari dari 20 mikrogram/desiliter.
untuk kesehatan mata dan untuk xeropthalmia termasuk
melawan penyakit misalnya campak, kerusakan kornea dan kebutaan
diare dan penyakit infeksi lain) (Depkes RI, 2009).
(Kemenkes RI, 2013).

Vitamin adalah zat –zat organik


•Sumber-sumber Vitamin A
kompleks yang dibutuhkan dalam
jumlah sangat sedikit. Dan pada
Konsumsi Sumber Vitamin A Kekurangan vitamin A pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh
Nabati anak-anak memiliki manifestasi tubuh. Oleh karenanya harus
menunjukkan, bahwa dari 46 klinik yang besar, mulai dari
didatangkan dari makanan. vitamin
anak balita rata-rata konsumsi termasuk kelompok zat pengatur
xerophtalmia, ganguan pertumbuhan dan pemeliharaan
sumber vitamin A nabati yaitu pertumbuhan dan data tahan
.
kehidupan. Tiap vitamin mempunyai
169,49 ± 143,52 µg atau 58,03% tubuh yang rentang terhadap tugas spesifik bagi kesehatan
dari total konsumsi vitamin A infeksi berat. Hasil temuan didalam tubuh. Dasar kesehatan
dengan 41,1% AKG. Konsumsi dalam konteks ini penting dalam seumur hidup dimulai dari masa
sumber vitamin A diperoleh dari sebuah studi cross-secsional
balita.
buah dan sayuran. pada anak-anak diAfrika.
•Konsumsi Sumber Vitamin A Meningkatnya tingkat keparahan
Hewani akibat defisiensi Vitamnin A
diketahui, bahwa dari 46anak (VAD) dalam meningkatkan
rata-rata konsumsi sumber volume prediktor tiroid dan
vitamin Ahewani, yaitu 135,05 ± konsentasi yang lebih tinggi dari
150,55 µg atau 38,66% dari total TSH, thyoglobulin, dan TT lebih
konsumsi vitamin A dengan besar pada anak-anak dengan
28,5% AKG. VAD.

25
Lampiran 2 PPT

APA SIH VITAMIN A ITU ?????


Vitamin A adalah salah
satu zat gizi dari
golongan vitamin yang
sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna
untuk kesehatan mata
OLEH (agar dapat melihat
1. Sonya Yolanda dengan baik) dan untuk
2. Yolanda Natasia
3. Tesya Sudira kesehatan tubuh
4. Senja Novia N. (meningkatkan daya
5. Nora Riasta tahan tubuh untuk
6. Kiki Elka Sari
7. Revenia Keresy melawan penyakit
8. Silvia Novita Sari misalnya campak, diare
9. Fitri Annisa
dan penyakit infeksi lain)
(Kemenkes RI, 2013).

MANFAAT VITAMIN A
Vitamin A bermanfaat PENYAKIT CAMPAK
untuk menurunkan
angka kematian dan
angka kesakitan,
Karena Vit. A dapat
meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap
penyakit seperti
campak, diare dan
ISPA.

CARA PENANGGULANGAN AKIBAT KEKURANGAN


VITAMIN A PADA BAYI DAN BALITA

• Ibu-ibu selalu datang ke posyandu membawa


anaknya yang berusia 6-59 bulan pada bukan
februari dan agustus untuk mendapatkan
vitamin a termasuk juga ibu nifas.
• ibu-ibu harus memperhatikan asupan nutrisi
anaknya agar mengkonsusi makanan yang
mengandung vitamin a

26
Lampiran 3 Daftar Hadir Peserta

27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Lampiran 4 Dokumentasi Kegiatan

1. Ibu Bayi Balita Datang

37
\

38
2. Pembukaan dan Penyuluhan

39
3. Pemberian balon pada bayi dan balita

40

Anda mungkin juga menyukai