DISUSUN OLEH :
Ka Prodi DIII
Widya Lestari S.Sit.,M.Keb 1007098301
KEBIDANAN
Ety Aprianti Skm,M.Kes 1028047501 Dosen Pembimbing
Eka Putri Primasari Skm,M.Kes Dosen Pembimbing
Nila Eza Fitria,S.St.M.Kes 1026068502 Dosen Pembimbing
Fitri Annisa 17211934 Anggota
Jumlah Anggota
a. Nama Anggota I : Senja Novia NIM 17211960
b. Nama Anggota II : Nora Riasta NIM 17211944
c. Nama Anggota III : Yolanda Natasia NIM 17211922
d. Nama Anggota IV : Revenia Keresy NIM 17211911
e. Nama Anggota V : Kiki Elka Sari NIM 17211938
f. Nama Anggota VI : Silvia Novita Sari NIM 17211951
g. Nama Anggota VII : Fitri Annisa NIM 17211924
h. Nama Anggota VIII : Soya Yolanda NIM 17211926
i. Nama Anggota IX : Tesya Sudira NIM 17211955
Lokasi Kegiatan
a. Kelurahan : Kuranji
b. Wilayah : Kuranji
c. Kota : Padang
d. Provinsi : Sumatera Barat
i
PRAKATA
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Vitamin A merupakan salah satu gizi penting yang larut dalam lemak dan
disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi
dariluar(essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit . Hasil kajian berbagai studi
menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi yang essensial bagi
manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan kita
cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari
luar (Kemenkes RI, 2011).
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka
kesakitan, karena itu vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA. Akibat lain yang
berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain dari
xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan kebutaan (Depkes RI, 2009).
Gejala defisiensi Vitamin A akan nampak bila cadangan Vitamin A dalam
hati telah berkurang. Defesiensi protein dan Zn akan menghambat pelepasan
Vitamin A dari hati, sehingga dapat menimbulkan gejala-gejala seperti
defisiensi Vitamin A. Defisiensi Vitamin A dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, misalnya konsumsi Vitamin A yangrendah, gangguan dalam proses
penyerapan didalam usus halus, gangguan dalam proses penyimpananan di
hati, dangangguan dalam proses konversi provitamin A menjadi Vitamin A
(Muchtadi, 2009).
Upaya perbaikan status vitamin A harus dimulai pada balita terutama pada
anak yang menderita kekurangan vitamin A Strategi penanggulangan
kekurangan vitamin A masih bertumpuh dengan cara pemberian kapsul
vitamin A dosis tinggi pada bayi (6 – 11 bulan) kapsul biru yang mengandung
vitamin A 100.000 SI diberikan sebanyak satu kali pada bulan Februari atau
Agustus, balita (1 – 5 tahun) kapsul merah yang mengandung vitamin A
200.000 SI diberikan setiap bulan Februari dan Agustus bahwa kekurangan
vitamin A dalam makanan sehari-hari menyebabkan setiap tahunnya sekitar
1
satu juta anak balita diseluruh dunia menderita penyakit mata tingkat berat
(Xeropthalmia) seperempat diantaranya menjadi buta dan 60% dari yang buta
ini akan meninggal dalam beberapa bulan.
Berdasarkan hasil survey dan informasi dari kader RW 07 yang dilakukan
oleh tim pengabmas pada tgl 10 s/d 12 dari 147 orang bayi dan balita
ditemukan 42 orang bayi dan balita yang tidak mendapatkan vitamin A.
Oleh karena itu kami menyelenggarakan penyuluhan tentang Pemberian
Vitamin A pada Bayi Balita di RW VII Kelurahan Kuranji Kecamatan
Kuranji. Dari latar belakang diatas, maka dirasa perlu untuk memberikan
penyuluhan kepada ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita agar membawa
anaknya ke posyandu untuk memberikan Vitamin A pada anaknya.
2
BAB II
SOLUSI DAN TARGET
3
BAB III
METODE PELAKSANAAN
a. Perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah :
No Hari/tanggal Kegiatan
4
b. Tindakan
Tindakan dalam kegiatan ini berupa pemberian informasi dan edukasi
kepada orang tua bayi, balita dan pra sekolah. Kegiatan-kegiatan yang
dilakukan dalam implementasi kegiatan ini adalah :
N Hari/Tanggal Kegiatan
o
c. Observasi
Observasi dilakukan terhadap proses penyuluhan yang dilakukan selama
kegiatan penyuluhan. Instrumen yang digunakan berupa catatan lapangan.
Beberapa hal yang diobservasi adalah kendala-kendala, kekurangan-
kekurangan, dan kelemahan-kelemahan yang muncul dalam proses
penyuluhan.
Adapun kekurangan dan kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan
implementasi penyuluhan :
1. Lokasi sasaran yang jauh dari tempat penyuluhan
2. Akses perjalanan menuju rumah perjalanan
d. Refleksi
Refleksi dilakukan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan.Hal
ini dilakukan semata-mata untuk mengetahui kekurangan-kekurangan
atau kelebihan-kelebihan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan dalam rangka untuk menetapkan rekomendasi terhadap
keberlangsungan atau pengembangan kegiatan-kegiatan berikutnya.
5
BAB IV
1 Perlengkapan 500.000
2 Lain-lain 300.00
Jumlah 800.000
Total 194.500
6
KERTAS HVS
Total 144.000
TOTAL 338.500
7
4.2 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
17 18 19 20 21 22 23
Tahap Kegiatan
1 Memberi
tugas
kelompok
dan
mengangsur
pembuatan
makalah
2 Konsultasi
dengan dosen
pembimbing
3 Pengumpulan
materi dan
latihan
Tahap Pelaksanaan
1 Penyuluhan
Vitamin A
Tahap Evaluasi
Pembuatan Laporan
8
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
2. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah bayi dan balita yang berada di wilayah
Praktik Kebidanan Komunitas. Di Kelurahan Kuranji RW 07
3. Metode
a. Memberikan penyuluhan mengenai Pentingnya Vitamin A pada Bayi dan
Balita.
b. Mempraktikkan cara memasak cemilan yang sehat dan mudah untuk ibu
hamil.
9
4. Waktu dan Tempat
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2019 bertempat di
Musholla Baiturrahim, dari jam 09.00 s/d selesai.
5. Peserta
Peserta yang hadir adalah bayi dan balita. Pelaksana Kegiatan ini
dilaksanakan oleh mahasiswa tingkat III Prodi Kebidanan STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG berjumlah 9 orang, dengan 1 moderator, 1
orang penyaji, 4 orang fasilitator, 2 orang prlengkapan, dan 1 orang
Dokumentasi.
6. Hambatan
Dalam pelaksanaan kegiatan, tidak banyak hambatan yang dialami.
Hanya saja, Pengetahuan ibu bayi dan balita tentang Vitamin A ini masih
kurang.
10
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Vitamin A merupakan salah satu gizi penting yang larut dalam lemak dan
disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi
dariluar (essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka
kesakitan, karena itu vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA.
Berdasarkan hasil kegiatan penyuluhan tentang Pentingnya Vitamin A
pada Ibu yang memiliki Bayi dan Balita dari 31 orang ibu yang memiliki
bayi sebanyak 25 orang (80,64%) yang hadir dan dari 121 orang ibu yang
memiliki balita sebanyak 79 orang (65,28%) yang hadir. Dan bagi ibu-ibu
yang tidak hadir dilaksanakan penyuluhan secara door to door.
Ibu –ibu yang mengikuti penyuluhan tampak sangat antusias dengan di
buktikan dari ibu-ibu banyak mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab
pertanyaan yang diajukan. Ibu-ibu juga hadir pada penyuluhan hingga acara
dituutup.
6.2. Saran
a. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya
tentang Vitamin A pada bayi dan balita.
b. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik
bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk
kepada ibu bayi dan balita tentang pentingnya Vitamin A.
11
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
1. Latar Belakang
Vitamin A merupakan salah satu gizi penting yang larut dalam lemak
dan disimpan dalam hati, tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus
dipenuhi dariluar(essensial), berfungsi untuk penglihatan, pertumbuhan dan
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit . Hasil kajian berbagai
studi menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi yang essensial bagi
manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan kita
cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari
luar (Kemenkes RI, 2011).
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan angka
kesakitan, karena itu vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA. Akibat lain yang
berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain
dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan kebutaan (Depkes RI,
2009).
Gejala defisiensi Vitamin A akan nampak bila cadangan Vitamin A
dalam hati telah berkurang. Defesiensi protein dan Zn akan menghambat
pelepasan Vitamin A dari hati, sehingga dapatmenimbulkan gejala-gejala
seperti defisiensi Vitamin A. Defisiensi Vitamin A dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya konsumsi Vitamin A yangrendah, gangguan
dalam proses penyerapan didalam usus halus, gangguan dalam proses
12
penyimpananan di hati, dangangguan dalam proses konversi provitamin A
menjadi Vitamin A (Muchtadi, 2009).
2. Tujuan
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
a. Ibu-ibu yang memiliki balita dapat mengetahui apa itu vitamin A
b. Ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui manfaat
dari vitamin A
c. Ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui akibat
kekurangan vitamin A
d. Ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui Tingkat
Kecukupan Konsumsi Vitamin A
e. Ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui sumber-
sumber Vitamin A
f. Ibu yang memiliki bayi dan balita dapat mengetahui cara
penanggulangan kekurangan vitamin A
g. Setelah dilakukan penyuluhan tentang dampak kekurangan vitmin
A ibu akan membrikan vit A pada bayi dan balitanya
13
2. Garis-garis Besar Materi
a. Pengertian Vitamin A
b. Manfaat Vitamin A
c. AkibatkekuranganVitamin A
d. Tingkat KecukupanKonsumsi Vitamin A
e. Sumber-sumber Vitamin A
f. Cara PenanggulanganKekurangan Vitamin A
3. Metode
a. Presentasi
b. Tanya jawab
c. Demonstrasi
14
6. Setting tempat
Keterangan :
: Penyuluh : Peserta
: Moderator : Fasilitator
: Observer : Dokumentasi
: Layar
7. Pengorganisasian
Moderator : Revenia Keressy
Penyuluh : Tesya Sudira
Fasilitator : FitriAnnisa, Kiki ElkaSari, Silvia Novita Sari
Observer : Yolanda Natasia, Sonya Yolanda
8. Tugas
a. Moderator
a. Membuka acara penyuluhan
b. Memperkenalkan diri, penyuluh, dan fasilitator
c. Mengatur jalannya penyuluhan
d. Membuka sesi tanya jawab
e. Menutup acara penyuluhan
15
b. Penyuluh
a. Memberikan materi penyuluhan
b. Menjawab pertanyan dari audien Proses Kegiatan Penyuluhan
9. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Musholla
Baiturrahim
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan
mampu mengerti danmemahami penyuluhan yang diberikan sesuai
dengan tujuan khusus
16
4. Proses Kegiatan Penyuluhan
N Urutan Kegiatan
Waktu
o Kegiatan Penyuluh Peserta
Memberisalam Membalas 2 menit
Pembukaan pembuka dan salam
1 perkenalan diri Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Memberi
Kontrak waktu respon
2 Penyajian a. PengertianVit A Mendengarkan 10
(inti b. ManfaatVit A dengan penuh menit
penjelasa) c. Akibatke perhatian
kuranganVit A
d. Tingkat
kecukupan
konsumsi
Vitamin A
e. Sumber-sumber
Vitamin A
f. Cara
penanggulangan
kekurangan
Vitamin A
17
MATERI :
Upaya Meningkatkan Pengetahuan Ibu tentang Pentingnya Vitamin A pada
Bayi dan Balita
1. Pengertian Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang
sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar
dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan
daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan
penyakit infeksi lain) (Kemenkes RI, 2013). Menurut WHO, sebanyak 250
juta anak pra-sekolah mengalami kejadian kekurangan vitamin A, dengan
jumlah angka kejadian anak yang mengalami kebutaan setiap tahun
diperkirakan 250.000 sampai 500.000 (1%-2%), serta dalam jangka waktu
12 bulan separuh anak meninggal akibat dari kekurangan vitamin A
(WHO, 2014)
Cakupan pemberian vitamin A pada anak di Indonesia mengalami
peningkatan sebesar 4% pada tahun 2012, dengan cakupan pemberian
vitamin A sebelumnya hanya 71,5% pada tahun 2007. Di Indonesia
pemberian vitamin A diberikan dalam rangka mencegah kebutaan pada
anak, dengan pemberian dilakukan pada bulan Februari dan Agustus,
dengan rentang pemberian pada anak usia 6- 59 bulan ( Fajria, 2012).
2. Manfaat Vitamin A
Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan angka kematian dan
angka kesakitan, karena itu vitamin A dapat meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA. Akibat
lain yang berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan
manifestasi lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan
kebutaan (Depkes RI, 2009).
18
3. Akibat Kekurangan Vitamin A
Kekurangan vitamin A pada balita bisa mengakibatkan gangguan
penglihatan sampai dengan menimbulkan penyakit lain, oleh karena itu
pemberian vitamin A sangat penting bagi balita. Jika dikatakan
kekurangan vitamin A pada balita apabila kandungan serum retinol dalam
darah kurang dari 20 mikrogram/desiliter. Menurut WHO apabila jumlah
populasi balita sebanyak 15% mengalami kekurangan vitamin A maka hal
tersebut dikategorikan suatu masalah. (Agung, 2015)
5. Sumber-sumber Vitamin A
a. Konsumsi Sumber Vitamin A Nabati
Pada tabel 4 menunjukkan, bahwa dari 46 anak balita rata-rata
konsumsi sumber vitamin A nabati yaitu 169,49 ± 143,52 µg atau58,03
% dari total konsumsi vitamin A dengan41,1 % AKG.Konsumsi sumber
vitamin A diperoleh dari buah dan sayuran. Sayuran yang paling
banyak dikonsumsi anak balita di daerah ini, yaitu jenis sayuran daun
kelor, Sedang buah yang umumnya sumber vitamin A nabati yang
sering dikonsumsi adalah buah pisang. Hal ini disebabkan karena jenis
sayuran dan buahini cukup tersedia dalam rumah tangga untuk
dikonsumsi setiap hari. Konsumsi sayuran yang masih kurang
disebabkan karena sedikitnya sayuran yang dikonsumsi oleh anak
karena kebiasaan mereka yang kurang menyukai sayuran. Sedang untuk
19
jenis buah, selain memiliki harga relatif mahal, kemampuan untuk
membeli buah sangat rendah, juga sebagian besar tidak tersedia untuk
dikonsumsi sehari-hari.
Provitamin A yang terkandung dalam sayuran dan buah, terutama
sayuran dan buahyang berwarna kuning, biasanya dalam bentuk
betakaroten. Sayuran berdaun hijau tua merupakan sumber vitamin A
yang lebih baik dari pada sayuran yang berwarna muda (Suhardjo
dalam Arnitha, 2005).
Sumber vitamin A sayuran dan buah dalam keluarga bukanlah
suatu hal yang jarang ditemui dalam susunan makanan sehari-hari
(Sediaoetama (1987) dalam Arnitha (2005). Namun, pada umumnya
anak-anak kurang suka atau bahkan ada beberapa diantaranya yang
tidak suka mengonsumsi sayuran dan buah, padahal kebiasaan yang
kurang baik ini dapat mengakibatkan anak kekurangan vitamin-vitamin
yang terdapat dalam sayuran dan buah.
20
“cacingan”, padahal ikan merupakan sumber protein, yang baik bagi
kanak-kanak. Konsumsi sumber vitamin A dalam susunan hidangan
rakyat Indonesia pada umumnya sedikit karena lebih mahal harganya
(Sediaoetama (1987) dalam Arnitha (2005). Dalam bahan makanan
hewani, sumber yang kaya akan vitamin A adalah Hati.
21
koonsep yang penting dalam temuan ini adalah VAS (Suplemen Vitamin
A) bila diberikan sendiri dalam bidan ID (iodium Defisiensi)
kemungkinan akan mengurangi sekresi THS pitutary dan dengan demikian
menggangu produksi hormon tiroid dalam status marjinal yodium.
Temuan dari penelitian ini tidak mendukung, bertolak belakang
pada anak-anak yang menerima VAS (vitamin A Suplement) meskipun
terjadi penurunan dalam sirkulasi TSH. Pada studi yang lain khasiat
garam beryodium bermanfaat, dibandingkan dengan garam beryodiun
yang ditambahkan suplemen vitamin A(200.000.IU). namun hal ini
berbeda. dalam penelitian ini dimanan suplemen yodium (IS) memiliki
efek pada tiroid. Pada penelitian ini tingkat penyakit gondok secara
signifikan menurun pada kelompok yang diberikan Suplemen vitamin A.
Hasil ini memberikan kita bahwa vitamin A sangat bermanfaat dalam
menurunkan penyakit gondok dan gejala anak-anak bila digabungkan
dengan garam beryodium.
Di indonesia angka malnutrisi dan morbiditas yang tinggi terjadi
pada anak-anak didesa yang tidak mendapatkan kapsul vitamin A secara
periodek. Disamping tidak mendapatkan capsul vitamin A secara periodek
anak-a nak didesa juga kurang mendapatkan imunisasi sehingga angka
kematian bayi dan balita lebih tinggi bila dibandingkan dengan anak-anak
yang menerima vitamin A secara periodek. Program kapsul vitamin A
secara periodek dan pemberian imunisasi dapat dilakukan dengan
partisipasi dari berbagai element masyaraka. Posyandu yang aktif
merupakan pos kesehatan yang meletakan dasar-dasar perawatan. Strategi
lain perlu dicari d an dikembangkan untuk menjangkau anak-anak yang
tidak mendapat periodek vitamin A secara teratur setiap 6 bulan. Angka
malnutrisi dan morbiditas yang tinggi dapat diturunkan atau dicegah
dengan memadukan segala aspek yang ada didesa. Pastisipasi masyarakat
dan kerjasama lintas program dan lintas sektor sangat membantu dalam
menurunkan angka kejadian malnutrisi dan morbiditas didesa. Posyandu
sebagai dasar dalam pelayanan kesehatan perlu diaktifkan kembali.
22
Sehingga pemberian kapsul Vitamin A secara periodek dapat terlaksana
dengan tepat dan benar.
Suplemen vitamin A dapat pula menguurangi diare dan penyakit
infeksi pada anak-anak dimeksiko. Pada pemberian suplemen vitamin A
mampu menurunkan angka kejadian diare,dan penyakit infeksi, karna
dengan pemberian suplemen Vitamin A mampu meningkatkan sistem
kekebalan tubuh. Vitamin A merupakan salah satu zat gizi yang
dibutuhkan sedikit, namun memiliki efek terhadap peningkatan sistem
imun.dengan peningkatan sistem imun maka tubuh akan tercipta
ketahanan yang mampu menurunkan kejadian penyakit infeksi dan
masalah pencerrnaa (diare) pada balita.
Adapun di negara mozambik dalam pendekatan penangulangan
kekurangan vitamin A pada anak-anak muda didesa dengan pendekatan
berbasis makanan dimana makanan tersebut adalah Orange-Fleshed Sweet
Potatos (OSFP)/ ubi jalar kuning yang ditambahkan serum retinol.
Pemberian OSFB diberikan sebagai kunci untukmelengkapi distribusi
kapsul vitami A yang kurang dan hasil menunjukkan bahwa usaha tersebut
mampu menaikan serum retinol pada anak-anak dipedesaan Mozambik.
Kandungan zat gizi pada ubi jalar kuning selain tinggi akan energi
dan karbohidrat juga mengandung zat gizi yang lain salah satunya adalah
vitamin A dalam bentuk pro vitamin A. Ubi jalar merupakan makanan
pokok yang dapat mengantikan gandum atau yang lainnya sebagai bahan
pangan pokok suatu daerah. Dengan pemberian OSFB dapat pula
dilakukan oleh negara yang banyak/memproduksi ubi jalar kuning dalam
penangulangan defisiensi vitamin A. Dengan kata lain dalam
penangulangan defisiensi vitamin A dapat dicegah dengan
mengoptimalkan sumber alam yanng ada disuatu daerah..
23
REFERENSI
Berger et at, Malnutrition And Morbidity Are Higher In Children Who Are
Missed By Perodic Vitamin A Capsule Distribusi For Child Survival, In Rural
Indonesia. The Journal Of Nutrition, community and international nutrition2007
24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Leaflet
STIKes MERCUBAKTIJAYA
PADANG
25
Lampiran 2 PPT
MANFAAT VITAMIN A
Vitamin A bermanfaat PENYAKIT CAMPAK
untuk menurunkan
angka kematian dan
angka kesakitan,
Karena Vit. A dapat
meningkatkan daya
tahan tubuh terhadap
penyakit seperti
campak, diare dan
ISPA.
26
Lampiran 3 Daftar Hadir Peserta
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
Lampiran 4 Dokumentasi Kegiatan
37
\
38
2. Pembukaan dan Penyuluhan
39
3. Pemberian balon pada bayi dan balita
40