Anda di halaman 1dari 73

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA RESIKO TINGGI

PADA KELUARGA Tn. S DI RT III RW I DESA BLARU,


KECAMATAN PATI, KABUPATEN PATI TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya Kebidanan
pada program studi Diploma Tiga Kebidanan

Disusun Oleh :
Diah Ayu Sulastri (1317006)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI


UTAMA PATI
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat
dan karunianya-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Resiko Tinggi Pada Keluarga Tn.S Di
RT. III Rw. I Desa Blaru, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati Tahun 2019. “.
Laporan Tugas Akhir ini ditulis sebagai salah satu syarat mencapai Gelar
Ahli Madya Kebidanan Pada Program Studi Diploma III Kebidanan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Utama Pati. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Tetapi berkat
usaha dan dukungan dari berbagai pihak, dengan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
1. Suparjo, S.Kp.,M.Kes. selaku ketua Yayasan Pratini Soedarsono Pati.
2. Irfana Wijayanti, S.Si.T., M.Kes., M.Keb. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kebidanan Bakti Utama Pati.
3. Irfana Wijayanti, S.Si.T., M.Kes., M.Keb. selaku dosen pembimbing utama
dalam menyusun asuhan kebidanan keluarga resiko tinggi.
4. Retno Wulan,S.S.T.,Keb.,M.K.M selaku dosen pembimbing pendamping
dalam menyusun asuhan kebidanan keluarga resiko tinggi.
5. Kepala Desa Blaru beserta staf dan jajarannya yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu yang telah banyak membantu kegiatan kami
Semoga dengan disusunnya Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak.

Pati, April 2020

Penulis

DAFTAR ISI

iv
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................ v
DAFTAR TABEL........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................ 3
C. Manfaat.............................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga................................................................................ 5
B. BGM ................................................................................................. 14
C. Merokok ............................................................................................ 22
BAB III ASUHAN KEBIDANAN
A. Pengkajian ......................................................................................... 27
B. Analisis Masalah................................................................................ 33
C. Prioritas Masalah............................................................................... 35
D. Identifikasi Masalah/Diagnosa Potensial........................................... 36
E. Identifikasi Tindakan Segera/Anticipatory........................................ 36
F. Perencanaan....................................................................................... 37
G. Pelaksanaan........................................................................................ 42
H. Catatan Perkembangan....................................................................... 47
BAB IV KENDALA DAN PEMBAHASAN
A. Kendala.............................................................................................. 52
B. Pembahsan......................................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan........................................................................................ 55
B. Saran ................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR TABEL

2.1 Kebutuhan Zat Gizi Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Rata-rata Per Hari ...................................................................................18

2.2 Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Protein (AKP) pada Anak .........18

3.1 Identifikasi kepala keluarga.................................................................... 27

3.2 Data Anggota Keluarga........................................................................... 27

3.4 Data kesehatan keluarga..........................................................................28

3.5 Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari...................................................29

3.6 Analisis masalah.....................................................................................33

3.7 Penentuan Prioritas Masalah..................................................................35

3.8 Perencanaan.............................................................................................37

3.9 Pelaksanaan.............................................................................................42

3.10 Catatan Perkembangan...........................................................................47

vi
DAFTAR GAMBAR

3.3 Genogram...................................................................................................28

DAFTAR LAMPIRAN

vii
Lampiran 1 Dokumentasi

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan
komunitas dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang
dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan di dalam
keluarga dan masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu berada dalam
kondisi kesehatan yang optimal. Dalam sebuah keluarga biasanya dijumpai
satu atau lebih permasalahan kesehatan (Hamidah, 2009).
Menurut Munir (2009) dalam Purwandari (2016) masalah yang
menjadi prioritas di bidang kesehatan di Indonesia adalah tingginya angka
kematian ibu. Di samping menunjukan derajat kesehatan masyarakat, juga
dapat mengambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan
kesehatan.
Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan
beratbadan yang paling pesat dibanding dengan kelompok umur lain, masa ini
tidak terulang sehingga disebut window of opportunity, untuk mengetahui
apakah balita tumbuh dan berkembang secara normal atau tidak, penilaian
tumbuh kembang balita yang mudah diamati adalah pola tumbuh kembang
fisik, salah satunya dalam mengukur berat badan balita (Soetjiningsih, 2002).
Badan kesehatan dunia (WHO, 2011) memperkirakan bahwa 54%
kematian anak disebabkan oleh keadaan gizi yang buruk. Di Indonesia, saat
ini tercatat 4,5% dari 22 juta balita atau 900 ribu balita di Indonesia
mengalami gizi kurang atau gizi buruk dan mengakibatkan lebih dari 80%
kematian anak (Kemenkes,2012). Hasil Riskesdas (2010), menunjukkan
pravelensi gizi kurang menjadi 17,9% dan gizi buruk menjadi 4,9%, artinya
kemungkinan besar sasaran pada tahun 2014 sebesar 15,0% untuk gizi kurang
dan 3,5% untuk gizi buruk dapat tercapai (Depkes RI, 2010).
Prevalensi balita gizi buruk merupakan indikator Millenium
Development Goals (MDGs) yang harus dicapai disuatu daerah

1
2

(Kabupaten/Kota) pada tahun 2015, yaitu terjadinya penurunan prevalensi


balita gizi buruk menjadi 3,6% atau kekurangan gizi pada balita menjadi
15,5% (Bappenas, 2010).
Hasil pemantauan Direktorat Bina Gizi Masyarakat, selama tahun
2005 sampai tahun 2009 berturut-turut provinsi Jawa Tengah masuk dalam
kategori 10 provinsi dengan kasus gizi buruk tertinggi. Hasil pemantauan
status gizi (PSG) Provinsi Jawa Tengah tahun 2009, terdapat 4.647 orang anak
balita gizi buruk dan 43 anak meninggal dunia (Dinkes Provinsi Jateng, 2009).
Upaya Pemerintah, dilakukan dengan pendekatan strategis maupun
pendekatan taktis. Pendekatan strategis yaitu berupaya mengoptimalkan
operasional pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan pelayanan kesehatan
balita. Pendekatan taktis merupakan upaya antisipasi meningkatnya prevalensi
balita gizi buruk serta upaya penurunannya melalui berbagai kajian atau
penelitian yang berkaitan dengan gizi buruk. Kebijakan dan strategi kesehatan
di Indonesia difokuskan pada intervensi-intervensi yang meliputi: imunisasi,
manajemen terpadu balita sakit (MTBS), intervensi gizi pada anak, penguatan
peran keluarga, dan peningkatan akses terhadap fasilitas kesehatan serta
partisipasi masyarakat melalui kegiatan posyandu yang meliputi pemantauan
gizi bayi dan balita setiap bulan melalui penimbangan berat badan, imunisasi
dasar, yang kemudian dicatat dalam KMS untuk balita (Depkes, 2010).
Secara nasional sudah terjadi penurunan prevalensi kurang gizi pada
balita dari 18,4% tahun 2017 menjadi 17,9% tahun 2010. Penurunan terjadi
pada prevalensi gizi buruk yaitu dari 5,4% pada tahun 2007 menjadi 4,9%
tahun 2010. Tidak terjadi penurunan pada prevalensi gizi kurang.
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau
sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan
tambahan
Rokok itu mengandung dari bahan-bahan nikotin, tar, CO. Kandungan
yang ada di nikotin itu sendiri dapat membuat jantung berdebar lebih cepat
dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan kontraksi jantung
3

meningkat sehingga menimbulkan tekanan darah meningkat, kemudian


kandungan dari tar ini bersifat lengket dan menempel pada paru-paru,dan
untuk CO dapat dapat merusak lapisan dalam pembuluh darah dan
meninggikan endapan lemak pada dinding pembuluh darah, menyebabkan
pembuluh darah tersumbat.
Dampak dari merokok itu sendiri dapat menyebabkan kanker paru-
paru, kanker tenggorokan ,kanker mulut, dan juga dapat berpengaruh pada
sistem reproduksi.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diperoleh data
keluarga An Z mempunyai masalah yaitu An Z umur 5 tahun dengan BGM.
Ibu mengatakan anaknya pernah dirawat di rumah sakit karena BBLR,
dari kecil anaknya minum susu formula hingga saat ini anak lebih suka minum
susu dibandingkan makan , imunisasi anak lengkap. Selain itu berat badan
anak tidak naik-naik.
Selain itu juga didapatkan hasil wawancara pada kakek Ny. R yaitu
Tn.S bahwa sedang mengkonsumsi rokok. Tn. S mengatakan bahwa setiap
harinya bisa menghabiskan 5-6 batang rokok.
Berdasarkan data tersebut pada An Z ditemukan masalah kesehatan
yaitu BGM sedangkan pada Tn S ditemukan masalah kesehatan yaitu
mengkonsumsi rokok. Untuk hal tersebut diperlukan suatu pendekatan
keluarga dan perlu dilakukan asuhan kebidanan keluarga Tn.S

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada keluarga Tn.S
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah melalui pengumpulan data analisa,
perumusan dan pemecahan masalah
b. Merencanakan tindakan untuk membantu memecahkan masalah
kesehatan yan dialami oleh keluarga Tn.S
4

c. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan tujuan yang


diinginkan pada keluarga Tn.S
d. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian hasil yang dicapai dengan
yang diinginkan.
C. Manfaat
1. Bagi peneliti
Sebagai bahan untuk pembelajaran, pengetahuan, menambah
wawasan pengalaman penelitian kesehatan, dan pemahaman dalam
mengaplikasikan ilmu peneliti (Kebidanan) khususnya anak yang gizi
kurang
2. Bagi Peneliti lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dan bahan acuan untuk pengembangan peneletian kedepannya
3. Bagi institusi
Hasil dari penelitian bisa menjadi bahan sabagai bekal praktik yang
baik dan benar di lahan praktik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga
1. Definisi keluarga
Keluarga merupakan unti terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantunagn
(Andarmoyo, 2012).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang bergabung karena
ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan pendekatan emosional serta
mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman,
2010).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergantung
karena berhubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkat an dan
mereka hidup dalam suatu rumah tangga. Berinteraksi satu sama lain dan
dalam perananya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan (Bailon dan maglaya).
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu
adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri dari dua atau lebih
c. Adanaya ikatan perkawinan atau talian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Berinteraksi satu sama lain
f. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga
g. Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing-msing
h. Menciptakan dan mempertahankan keluarga yang bermacam-macam
dalam sutu kebudayaan
2. Ciri-ciri keluarga
a. Unit terkecil masyarakat

5
6

b. Terdiri dari dua orang atau lebih


c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Dibawah asuahna seseorang kepala rumah tangga
f. Berinteraksi diantara sesama kelurga
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
h. Menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
3. Tipe atau bentuk kelurga
a. Keluarga inti atau nuclear family, adalah keluarga terdiri dari ayah,
ibu, anak.
b. Keluuarga besar atau extended family, adalah keluarga inti ditambah
dengan sanak saudara. Misal nenek, kakek, keponakan, saudara,
sepupu, dsb.
c. Keluarga berantai atau serial family, adalah keluarga terdiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Keluarga janda atau duda (single family ), adalah keluarga yang terjadi
karena penceraian atau keatian.
e. Keluarga komposisi (cohabitation), adalah keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (cohabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tapi membentuk suatu kelurga.
4. Pemegang kekuasaan dan keluarga
a. Patriakal, pemegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah.
b. Matriakal, pemegang kekuasaandalam keluarga adalah ibu.
c. Equalitari, pemegang kekuasaan dalam keuarga adalah ayah dan ibu.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi biologis
1.) Meneruskan keturunan.
2.) Memelihara dan membesarkan anak.
3.) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
7

4.) Memelihara dan merawat anggota keluarga.


b. Fungsi Psikologis
Fungsi psikologis meliputi memberikan kasih sayang dan aman,
memberikan perhatian diantaranya anggota keluarga, dan membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
c. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi meliputi membina sosialisasi pada anak, membentuk
norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1.) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2.) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
keluarga
3.) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dimasa yang
akan datang, misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
1.) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan ketrampilan
dan membentuk anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2.) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa.
3.) Mendidik anak sesuai tingkat perkembangannya.
6. Keluarga Sebagai Unit Perkembangan
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling berkaitan dan saling
mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya, atau masyarakat
secara keseluruhan
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit
8

atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui


perawatan sebagai saran/penyalur.
7. Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan :
a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam
kelompoknya.
c. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan
apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan
akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya.
d. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
(pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan
dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk
berbagai upaya kesehatan masyarakat.
8. Pengambilan keputusan tentang kesehatan didalam keluarga
Dalam pengatasi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga
yang mengambil keputusan pemecahannya adalah tetap kepala keluarga
atau anggota keluarga yang dituakan. Dasar pengambilan keputusan
tersebut adalah:
a. Hak dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga
b. Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing
anggota keluarga
c. Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan terhadap
keluarga atau anggota keluarga yang bermasalah.
1. Tujuan pelayanan kesehatan keluarga
Tujuan umum :
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara
kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status
kesehatan keluarganya
9

2. Tujuan khusus :
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya.
9. Tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
Tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Freedman, 1981,
untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
yaitu:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit,
dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usainya yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada.
10. Implikasi pelayanan masyrakat kesehatan berpusat pada keluarga
a. Pelayanan kesehatan diarahkan untuk membantu seluruh keluarga
dalam meningkatkan cara-cara hidup sehat sehingga dapat
meningkatkan prouktifitas dan derajad kesehatan.
10

b. Cakupan pelayanan kesehatan lebih luas karena banyak anggota


keluarga dapat dicakup dan sumber –sumber keluarga yang ada
dapat diarahkan pada untuk meningkatkan kesehatan kelurga.
c. Pelayanan kesehatan diarahkan pada keluarga sebagai satu
kesatuan utuh.
d. Pelayanan kesehatan ditentukan pada waktu rawan di dalam
kehidupan keluarga dan keluarga dengan resiko tinggi.
11. Tipologi masalah kesehatan dan perawatan keuarga
Dalam tipologi masalah kesehatan kelurga ada 3 kelompok
masalah besar yaitu:
a. Ancaman kesehatan : adalah keadaan keadaan yang memungkinkan
terjadi penyakit, kecelakaan dan kegagalan dalam mencapai potensi
kesehatan yang termasuk dalam ancaman kesehatan. Yang termasuk
dalam ancaman kesehatan adalah:
a. Penyakit keturunan, seperti asma bronkiale, diabetes militus dan
sebagainya.
b. Keluarga atau anggota keluarga yang menderita penyakit
menular, seperti TBC, gonore, hepatitis dan sebagainya.
c. Jumlah anggota kelurga terlalu besar dan tidak sesuai dengan
kemampuan dan sumberdaya keluarga . seperti anak terlalu
banyak sedangkan penghasilan keluarga kecil.
d. Resiko terjadi kecelakaan dalam keluarga, misalnya benda tajam
di letakan sembarang, tangga rumah terlalu curam
e. Kekurangan atau kelebihan gizi dari masing masing-masing
anggota keluarga.
f. Keadaan –keadaan yang dapat menimbulkan stres, antara lain:
a) Hubungan keluarga yang kurang harmonis
b) Hubungan orang tua dan anak tegang
c) Orang tua yang tidak dewasa
g. Sanitasi lingkungan buruk diantaranya
a) Ventilasi dan peneragan rumah kurang baik
11

b) Tempat pembuangan sampah yang tidak memenuhi syarat


c) Tempat pembuangan tinja mencemari sumber air minuman
d) Selokan atau tempat pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat Sumber air minum tidak memenuhi syarat
e) Kebisingan
f) Polusi udara
h. Kebiasaan- kebiasaan meliputi merokok, minuman keras,
tidak memakai alas kaki ,makan obat tanpa resep ,kebiasaan-
kebiasaan makan daging mentah ,hygien ,dan personal kurang.
i. Sifat kepribadian yang melekat, misalnya pemarah
j. Riwayat persalinan sulit
k. Memeinkan peran yang tidak sesuai, misalnya anak wanita
memainkan peranan ibu karena meninggal, anak laki-laki
memainkan perananya ayah
l. Imunisasi anak tidak lenkap
2. Kurang atau tidak sehat : adalah kegagalan dalam memantapkan
kesehatan. Yang termasuk didalamnya adalah :
a. Keadaan sakit, apakah sesudah atau sebelum diagnosa .
b. Kegagalan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yang
tidak sesuai dengn pertumbuhan normal
3. Situasi krisis: adalah saat- saat yang banyak menuntut individu atau
keluarga dalam menyusaikan diri termasuk dalam hal sumber daya
kelurga. Yang termasuk dalam situasi krisis adalah :
a. Perkawinan
b. Kehamilan
c. Persalinan
d. Masa Nifas
e. Menjadi orang tua
f. Penambahan anggota keluarga, misalnya bayi baru lahir, balita
g. Abortus
h. Anak masuk sekolah
12

i. Anak remaja
j. Kehilangan pekerjaan
k. Kematian anggota keluarga
l. Pindah rumah
12. Ketidakmampuan kelurga dalam melakukan tugas-tugas kesehatan
kebidanan
1. Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan kelurga , disebabkan
karena:
a. Kurang pengetahuan atau tidak tahuan fakta
b. Rasa takut akhibat masalah yang diketahui
c. Sikap dan falsafah hidup
2. Ketidaksanggupan keluarga menggambil keputusan dalam melakukan
tindakan yang tepat, disebabkan karena :
a. Tidak memahami mengenai sifat berat dan luasnya masalah
b. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol
c. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang
pengetahuan , dan kurang nya sumber daya keluarga
d. Tidak sanggup memilih tindakan diantaranya beberapa pilihan
e. Ketidak cocokan pendapat anggota –anggota keluarga
f. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang lalu
g.Takut dari akhibat tindakan
h. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
i. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau
j. Kurang percaya terhadap petugas dalam lembaga kesehatan
k. Kesalahan informasi akhibat tindakan yang tidak diharapkan
3. Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan
karena :
a. Tidak mengetahui keadaan penyakit, gejala dan perawatanya serta
pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang di
butuhkan
13

c. Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perwatan


d. Tidak seimbang, sumber-sumber yang ada dalam kelurga
misalnnya, keungan anggota keluarga yang bertanggung jawab
fasilitas fisik dan perawatan
e. Sikap negatif terhadap yang sakit
f. Sikap dan pandangan yang hidup
g. Konflik individu dalam keluarg
h. Perilaku yang mementingkan diri sendiri
4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
disebabkan karena:
a. Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantara keuangan,
tanggung jawab /wewenang . keadaan fisik rumah yang tidak
memenuhi masyarakat.
b. Kurang dapat melihat keuangan dan manfaat pemeliharaan
lingkungan rumah
c. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
d. Konflik personal dalam keluarga
e. Sikap dan pandangan hidup
f. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
g. Ketidak kompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri
sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh, terhadap anggota keluarga
yang mempunyai masalah.
5. Ketidak mampuan menggunakan sumber dimasyarakat guna
memelihara kesehatan disebabakan karena:
a. Tidak tahu bahwa kesehatan itu ada
b. Tidak memhami keuangan yang diperoleh .
c. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan lembaga
kesehatan
d. Pengalaman yang kuarang baik dari petugas kesehatan
e. Rasa takut pada dari akhibat dari tindakan
14

f. Tidak terjankau fasilitas yang diperlukan


g. Tidak adanya fasilitas yang diperlukan
h. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
i. Sikap dan falsafah hidup
13.Kriteria prioritas masalah
Dalam menyusun perioritas masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga harus didasarkan kepada kriteria, sebagai
berikut:
a. Sifat masalah dikelompokan menjadi :
1) Ancaman kesehatan
2) Keadaan sakit atau kurang sehat
3) Situasi krisis
b. Kemungkinan masalah dapat dirubah adalah, kemungkinan
keberhasilan untuk mengurangi masalah atau mencegah melalui
tindakan keperawatan kesehatan
c. Potensi masalah untuk mencegah, adalah sifat dan beratnya
masalah yang akan timbul dan dapat dikurangi atau dicegah
melalui tindakan keperawatan dan kesehatan
d. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga melihat dan menilai
masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya untuk diatasi
melalui intervensi keperwatan dan kesehatan.

B. Bawah Garis Merah pada Anak Balita


1. Pengertian BGM
Gizi di bawah garis merah adalah keadaan kurang gizi tingkat berat
yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari
makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Tanda-
tanda klinis dari gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan marasmus,
kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor (WHO, 2005).
2. Klasifikasi Gizi Buruk
15

Bila dilihat berdasarkan gejala klinisnya gizi buruk dapat dibagi


menjadi 3 yaitu sebagai berikut:
a. Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling
sering ditemukan pada balita. Hal ini merupakan hasil akhir dari
tingkat keparahan gizi buruk. Gejala marasmus antara lain anak
tampak kurus, rambut tipis dan jarang,kulit keriput yang disebabkan
karena lemak di bawah kulit berkurang, muka seperti orang tua
(berkerut), balita cengeng dan rewel meskipun setelah makan, bokong
baggy pant, dan iga gambang.
b. Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah suatu bentuk malnutrisi protein yang berat
disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi dan
asupan protein yang adekuat. Hal ini seperti marasmus, kwashiorkor
juga merupakan hasil akhir dari tingkat keparahan gizi buruk. Tanda
khas kwashiorkor antara lain pertumbuhan terganggu, perubahan
mental,pada sebagian besar penderita ditemukan oedema baik ringan
maupun berat, gejala gastrointestinal,rambut kepala mudah
dicabut,kulit penderita biasanya kering dengan menunjukkan garis-
garis kulit yang lebih mendalam dan lebar,sering ditemukan
hiperpigmentasi dan persikan kulit,pembesaran hati,anemia
ringan,pada biopsi hati ditemukan perlemakan.

c. Marasmiks-Kwashiorkor
Marasmic-kwashiorkor gejala klinisnya merupakan campuran
dari beberapa gejala klinis antara kwashiorkor dan marasmus dengan
Berat Badan (BB) menurut umur (U) < 60% baku median WHO-
NCHS yang disertai oedema yang tidak mencolok. Bentuk kelainan
digolongkan menjadi 4 macam yaitu :
1) Undernutrition, yaitu kekurangan komsumsi pangan secara relatif
dan absolute dalam bentuk tertentu.
16

2) Spesifik depesiensi yaitu kekurangan zat gizi tertentu.


3) Overnutrition yaitu kelebihan konsumsi zat gizi dalam priode
tertentu.
4) Imbalance, ketidak seimbangan karena disporsi zat gizi tertentu
(Supriasa dkk, 2002).
3. Kebutuhan Nutrisi Gizi pada Balita
Bila ditinjau dari segi umur, maka anak balita yang sedang tumbuh
kembang adalah golongan yang awan terhadap kekurangan energi dan
protein, kerawanan pada anak - anak disebabkan oleh hal-hal di sebagai
berikut, (Kardjati, dkk, 1985):
a. Kemampuan saluran pencernaan anak yang tidak sesuai dengan jumlah
volume makanan yang mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan
anak.
b. Kebutuhan gizi anak per satuan berat badan lebih besar dibandingkan
dengan orang dewasa, karena disamping untuk pemeliharaan juga
diperlukan untuk pertumbuhan.
c. Segera anak dapat bergerak sendiri, tanpa bantuan orang lain, dia akan
mengikuti pergerakan disekitarnya sehingga memperbesar
kemungkinan terjadinya penularan penyakit.
d. Meskipun mempunyai nilai tertentu dalam keluarga, akan tetapi dalam
hal penyajian makanan, anggota keluarga yang mempunyai nilai
produktif akan mendapatkan pilihan yang terbaik, baru selebihnya
yang diberikan pada anggota keluarga yang lain. Setelah lahir terutama
pada 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-
sel otak masih berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut - serabut
syaraf dan cabang - cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan
otak yang kompleks
Adapun kebutuhan nutrisi pada anak balita sebagai berikut :
a. Asupan Kalori, Anak-anak usia balita membutuhkan kalori yang cukup
banyak disebabkan bergeraknya cukup aktif pula. Mereka
membutuhkan setidaknya 1500 kalori setiap harinya.
17

b. Pasokan Lemak
Roti, santan, mentega merupakan makanan yang mengandung
lemak dan baik diberikan pada anak balita sebab lemak sendiri mampu
membentuk Selubung Mielin yang terdapat pada saraf otak.
c. Kebutuhan Protein
Asupan gizi yang baik bagi balita juga terdapat pada makanan
yang mengandung protein.
d. Zat besi
Usia balita merupakan usia yang cenderung kekurangan zat
besi sehingga balita harus diberikan asupan makanan yang
mengandung zat besi.
e. Karbohidrat
Dalam kehidupan sehari-hari manusia membutuhkan
karbohidrat sebagai energi utama serta bermanfaat untuk
perkembangan otak saat belajar dikarnakan karbohidrat diotak berupa
Sialic Acid
f. Kalsium
Balita juga membutuhkan asupan kalsium secara teratur
sebagai pertumbuhan tulang dan gigi balita.
g. Vitamin
Vitamin merupakan nutrisi yang juga dibutuhkan, tidak hanya
balita, namun untuk semua umur membutuhkannya. Dapat dilihat pada
tabel berikut :
Kebutuhan Zat Gizi Balita Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) Rata-rata Per Hari
Berat Tinggi Vitamin
Golongan Energi Protein Besi/Fe
Badan Badan A
Umur (Kkal) (g) (Mg)
(Kg) (Cm) (RE)
0-6 bulan 5.5 60 560 12 350 3
7-12 bulan 8.5 71 800 15 350 5
1-3 tahun 12 90 1250 23 350 8
4-6 tahun 18 110 1750 32 460 9
Sumber: Solihin Pudjiadi, 2003 : 30.
18

Angka Kecukupan Energi (AKE) dan Protein (AKP) pada Anak


No. Umur Energi (kkal) Protein (gr)
1 0-6 bulan 550 10
2 7-11 bulan 650 16
3 1-3 tahun 1000 25
4 4-6 tahun 1550 39
Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VII, Jakarta, 2004
4. Faktor Penyebab BGM
BGM dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Namun,
secara langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu : anak tidak cukup mendapat
makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat asuhan gizi yang
memadai dan anak mungkin menderita penyakit infeksi.
5. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi secara langsung menurut Supariasa (2001)
dapat dilakukan dengan empat cara:
a. Secara Klinis
Penilaian Status Gizi secara klinis sangat penting sebagai
langkah pertama untuk mengetahui keadaan gizi penduduk. Karena
hasil penilaian dapat memberikan gambaran masalah gizi yang nyata.
Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut
dan mukosa oral.
b. Secara Biokimia
Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan
specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain :
darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot. Salah satu ukuran yang sangat sederhana dan sering digunakan
adalah pemeriksaan haemoglobin sebagai indeks dari anemia.
c. Secara Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode
penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya
jaringan) dan melihat perubahan struktur dari jaringan. Pemeriksaan
fisik dilakukan untuk melihat tanda dan gejala kurnag gizi.
19

Pemeriksaan dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan


otot dan bagian tubuh lainnya.
d. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi
tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat Gizi, Pengukuran
antropometrik : pada metode ini dilakukan beberapa macam
pengukuran antara lain pengukuran tinggi badan,berat badan, dan
lingkar lengan atas. Beberapa pengukuran tersebut, berat badan, tinggi
badan, lingkar lengan atas sesuai dengan usia yang paling sering
dilakukan dalam survei gizi. Di dalam ilmu gizi, status gizi tidak hanya
diketahui dengan mengukur BB atau TB sesuai dengan umur secara
sendiri-sendiri, tetapi juga dalam bentuk indikator yang dapat
merupakan kombinasi dari ketiganya.
Berdasarkan Berat Badan menurut Umur diperoleh kategori :
Tergolong gizi buruk jika hasil ukur lebih kecil dari -3 SD. Gizi kurang
jika hasil ukur -3 SD sampai dengan < -2 SD. Gizi baik jika hasil ukur -2
SD sampai dengan 2 SD. Gizi lebih jika hasil ukur > 2 SD. Berdasarkan
pengukuran Tinggi Badan (24 bulan-60 bulan) atau Panjang badan (0
bulan-24 bulan) menurut Umur diperoleh kategori : Sangat pendek jika
hasil ukur lebih kecil dari -3 SD. Pendek jika hasil ukur – 3 SD sampai
dengan < -2 SD. Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD.
Tinggi jika hasil ukur > 2 SD. Berdasarkan pengukuran Berat Badan
menurut Tinggi badan atau Panjang Badan: Sangat kurus jika hasil ukur
lebih kecil dari -3 SD. Kurus jika hasil ukur -3 SD sampai dengan < -2 SD.
Normal jika hasil ukur -2 SD sampai dengan 2 SD. Gemuk jika hasil ukur
> 2 SD. Balita dengan gizi buruk akan diperoleh hasil BB/TB sangat
kurus, sedangkan balita dengan gizi baik akan diperoleh hasil normal
6. Dampak Gizi Dibawah Garis Merah pada Balita
20

Dampak yang mungkin muncul dalam pembangunan bangsa di


masa depan karena masalah gizi antara lain :
a. Kekurangan gizi adalah penyebab utama kematian bayi dan anak-anak.
b. Kekurangan gizi berakibat menurunnya tingkat kecerdasan anak -
anak.
c. Kekurangan gizi berakibat menurunnya daya tahan manusia untuk
bekerja,
7. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kejadian Bawah Garis Merah pada
Balita
a. Perilaku Ibu
Dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkuatan
(Notoatmojo,2010).
Menurut Skiner (1938), seorang ahli psikologi yang dikutip
dalam buku Notoatmodjo (2010), merumuskan bahwa perliku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulasi
(rangsangan dari luar). Dengan demikian perilaku manusia terjadi
melalui proses : Stimulus Organisme Respon, sehingga
teori Skinner ini disebut teori ‘SOR”
Berdasarkan pembagian domain oleh Bloom, dan untuk
kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi tingkat ranah
perilaku sebagi berikut (Notoatmodjo,2010)
a) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga dan sebagainya).
b) Sikap (Attitiude)
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
emosi yang bersangkutan.
c) Tindakan atau Praktik (Practice)
21

Seperti telah disebutkan diatas bahwa sikap adalah


kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu
terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan
perlu faktor lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.
b. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba, sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo,2010).
c. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih
tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007).
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yakni (Notoatmodjo, 2007)
1) Menerima (Receiving)
2) Merespon (Responding)
3) Menghargai (Valuing)
4) Bertanggung jawab (Responsible)
d. Pola Asuh
Secara harfiah, Bahasa Indonesia, pola adalah motif,
penggambaran, model, cara.Sementara pengasuhan berasal dari kata
asuh berarti menjaga, memelihara dan mindidik.Jadi dari harfiah
Bahasa Indonesia, praktek pengasuhan anak adalah cara yang
diterapkan oleh ibu untuk mendidik anak-anak agar tidak mudah
mengalami sakit dengan kondisi badan yang sehat. Pengasuhan anak
adalah aktivitas yang berhubungan dengan pemenuhan pangan,
pemeliharan fisik dan perhatian terhadap anak. Pengasuh anak
meliputi aktivitas peraatan terkait gizi/persiapan makanan dan
menyusui, pencegahan dan pengobatan penyakit, memandikan anak,
membersihkan rumah.
22

Berdasarkan pengertian tersebut “ Pengasuhan “ pada dasarnya


adalah suatu praktek yang dijalankan oleh orang yang lebih dewasa
terhadap anak yang dihubungkan dengan penemuan kebutuhan pangan
atau tempat tinggal yang layak, hygiene perorangan, sanitasi
lingkungan, sandang, kesegaran jasmani.

C. Merokok
1. Definisi Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan
dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya
atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa
bahan tambahan (Heryani, 2014).
2. Bahan Baku Rokok
Bahan baku yang digunakan untuk membuat rokok adalah sebagai
berikut:
a. Tembakau
Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di
Indonesia termasuk dalam spesies Nicotiana tabacum (Santika, 2011).
b. Cengkeh
Bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang belum mekar.
Bunga cengkeh dipetik dengan tangan oleh para pekerja, kemudian
dikeringkan di bawah sinar matahari, kemudian cengkeh ditimbang
dan dirajang dengan mesin sebelum ditambahkan ke dalam campuran
tembakau untuk membuat rokok kretek (Anonim, 2013).
c. Saus Rahasia
Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-buahan
untuk menciptakan aroma serta cita rasa tertentu. Saus ini yang
menjadi pembeda antara setiap merek dan varian kretek (Anonim,
2013).
3. Kandungan Rokok
Menurut Muhibah (2011) racun rokok yang paling utama adalah
23

sebagai berikut:
a. Nikotin
Nikotin dapat meningkatkan adrenalin yang membuat jantung
berdebar lebih cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung
meningkat dan kontraksi jantung meningkat sehingga menimbulkan
tekanan darah meningkat (Tawbariah et al., 2014).
b. Tar
Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru, mengandung bahan-bahan karsinogen
(Mardjun, 2012).
c. Karbon monoksida (CO)
Merupakan gas berbahaya yang terkandung dalam asap
pembuangan kendaraan. CO menggantikan 15% oksigen yang
seharusnya dibawa oleh sel-sel darah merah. CO juga dapat merusak
lapisan dalam pembuluh darah dan meninggikan endapan lemak pada
dinding pembuluh darah, menyebabkan pembuluh darah tersumbat.
4. Pembagian Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Rokok berdasarkan bahan baku atau isinya, dibedakan menjadi:
1) Rokok Putih
Isi rokok ini hanya daun tembakau yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu (Mardjun, 2012). Rokok
putih mengandung 14 - 15 mg tar dan 5 mg nikotin (Alamsyah,
2009).
2) Rokok Kretek
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu
(Mardjun, 2012). Rokok kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan
44- 45 mg nikotin (Alamsyah, 2009).
3) Rokok Klembak
Bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh,
24

dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu.
b. Rokok berdasarkan penggunaan filter menurut Mardjun (2012) dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu:
1) Rokok Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
2) Rokok Non Filter: rokok yang pada bagian pangkalnya tidak
terdapat gabus
5. Jenis Rokok
Menurut Mustikaningrum (2010) jenis rokok dibagi menjadi delapan, yaitu:
a. Rokok
Merupakan sediaan tembakau yang banyak digunakan.
b. Rokok Organik
Merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung
bahan adiktif sehingga dinilai lebih aman dibanding rokok modern.
c. Rokok Gulungan atau “Lintingan”
Peningkatan penggunaan rokok dengan cara melinting sendiri
ini sebagian besar disebabkan oleh budaya dan faktor finansial.
d. Bidis
Bidis berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara.
Bidis dihisap lebih intensif dibandingkan rokok biasa, sehingga terjadi
peningkatan pemasukan nikotin yang dapat menyebabkan efek
kardiovaskuler.
e. Kretek
Mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh
menimbulkan aroma yang enak, sehingga kretek dihisap lebih dalam
daripada rokok biasa.
f. Cerutu
Kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan jenis
lainnya, seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.
g. Pipa
Asap yang dihasilkan pipa lebih basa jika dibandingkan asap
25

rokok biasa, sehingga tidak perlu hisapan yang langsung untuk


mendapatkan kadar nikotin yang tinggi dalam tubuh.
h. Pipa Air
Sediaan ini telah digunakan berabad-abad dengan persepsi
bahwa cara ini sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering
digunakan adalah hookah, bhang, narghile, shisha.
6. Filter Rokok
Filter rokok yang terbuat dari asetat selulosa berfungsi untuk
menahan tar dan partikel rokok yang berasal dari rokok yang dihisap,
namun dalam jumlah sangat sedikit. Filter juga berfungsi untuk
mendinginkan rokok sehingga menjadi mudah dihisap (Mustikaningrum,
2010).
7. Dampak Rokok Bagi Kesehatan
Menurut Center of Desease Control (CDC) dalam Octafrida (2011)
merokok membahayakan setiap organ di dalam tubuh. Merokok
menyebabkan penyakit dan memperburuk kesehatan,seperti :
a. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang
merokok mengalami penurunan pada Forced Expiratory Volume in
second (FEV1), dimana kira-kira hampir 90% perokok berisiko
menderita PPOK (Saleh, 2011).
b. Pengaruh Rokok terhadap Gigi
Hubungan antara merokok dengan kejadian karies, berkaitan
dengan penurunan fungsi saliva yang berperan dalam proteksi gigi.
Risiko terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi
dibanding pada bukan perokok (Andina, 2012).
c. Pegaruh Rokok Terhadap Mata
Rokok merupakan penyebab penyakit katarak nuklear, yang
terjadi di bagian tengah lensa. Meskipun mekanisme penyebab tidak
diketahui, banyak logam dan bahan kimia lainnya yang terdapat dalam
asap rokok dapat merusak protein lensa (Muhibah, 2011).
26

d. Pengaruh Terhadap Sistem Reproduksi


Merokok akan mengurangi terjadinya konsepsi, fertilitas pria
maupun wanita. Pada wanita hamil yang merokok, anak yang
dikandung akan mengalami penuruan berat badan, lahir prematur,
bahkan kematian janin (Anggraini, 2013).
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

RT/R : 03/ Tang : 20


01 gal Novem
W
Pulda ber
t 2019
Desa : Bla Nama : Diah
ru Penda Ayu
ta Sulastri
Kec./K : Pati / Pati
ab.

I. Identitas Keluarga
a. Identifikasi kepala keluarga
1. Nama : Tn.S
2. Umur : 96 Tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Tukang Becak
5. Suku : Jawa
6. Agama : Islam
7. Alamat : Ds. Blaru RT RW III/I Kec. Pati, Kab. Pati
8. Nomor telp. :-

b. Data Anggota Keluarga


No N U L/ S Pen Pe A K
a m P t didi ke g e
m u a kan rja a t
a r t an m .
u a
s
1 N 2 P I SM Ka I H
y 9 b A rya s i

27
u

. A l d
wa
T n a u
n
R h . m p

Z
I
b
N 5 I H
u
y 6 Da s i
SM
2 . P ga l d
N A
T ng a u
y
T h m p
.
R
A
y
T 9 a Tu I H
n 6 h ka s i
SM
3 . L ng l d
A
T N Be a u
S h y cak m p
.
T
A
d
i
A 1 Tid I H
k
n 7 ak s i
SM
4 . L Be l d
N K
T ker a u
y
D h ja m p
.

R
5 A 5 P A TK Tid I H
n n ak s i
. t a Be l d
a k ker a u
Z h ja m p
u N
n y

28
.

29
30

c. Genogram

:Ayah Ny.T
: Ibu Ny.R
: Ny.R
: Adik Ny.R
: Anak Ny.R

d. Data kesehatan keluarga dan lingkungan


1. Data kesehatan keluarga
No Nama Status Keadaan Kesehatan
Sekarang
1 Ny.R Ibu Bekerja sebagai
An.Z karyawan
Umur 29 tahun
Saat ini dalam keadaan
sehat
2 Ny. T Ibu Ny. T bekerja sebagai
Ny.R pedagang
Umur Ny. T 56 tahun
Saat ini dalam keadaan
sehat
3 Tn.S Kakek Bekerja sebagai tukang
Ny.R becak
Umur Tn.S 96 tahun
Saat ini dalam keadaan
sehat
4 An. D Adik Bekerja sebagai pelajar
Ny.R SMA
An. D berusia 17 th
Saat ini dalam keadaan
sehat
31

5 An. Z Anak An. M berusia 5 tahun


Ny.R Saat ini dalam keadaan
sehat.

2. Data kesehatan lingkungan


Tempat tinggal masih bersama orang tua, jenis rumah permanen,
terdapat 3 ruangan, Kondisi rumah tampak bersih namun kurang
tertata dengan rapi, ventilasi cukup, lantai keramik, pembuangan
sampah dilakukan secara terbuka, tempat pembuangan sampah
berada di depan rumah, tidak memiliki hewan ternak, air minum
bersumber dari air tanah, tempat penyimpanan air tertutup,
pengurasannya setiap 3-7 hari sekali, dan memiliki WC sendiri.
3. Sarana pelayanan kesehatan
Jarak rumah dengan pelayanan tempat pelayanan kesehatan dekat,
jenis pelayanan yang ada berupa bidan desa, Praktik Mandiri
Bidan. Bila terdapat salah satu anggota keluarga yang sakit,
keluarga akan membawanya ke praktik mandiri bidan terdekat.
Alat transportasi yang digunakan adalah motor.
II. Data Khusus
a. An.Z
1) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan anaknya saat ini dalam keadaan pilek
2) Riwayat kesehatan yang lalu
An. Z dulu waktu bayinya pernah masuk NICU karena BBLR
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ny. R mengatakan dipihak keluarga baik dari pihak ibu ataupun
suami tidak pernah mempunyai riwayat penyakit batuk
berkepanjangan (TBC), tidak sesak nafas (asma), dada tidak
berdebar-debar (jantung), tidak nyeri kepala yang hebat
(hipertensi), tidak sering BAK dan haus (DM).
4) Riwayat Imunisasi
N Jen Tanggal Imunisasi K
32

o is e
Im t
uni I II III
sasi
1 He 18 /
pati 7/20
tis 14
B
(0-
31)
2 BC 18/1
G 2/20
14
3 DP 24/6
T- /201
HB 5
4 Pol 15/1 18/1 24/
io 1/20 2/20 6/2
14 14 015
5 Ca 18/2
mp /201
ak 6

5) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


Keluhan/pantangan
Kebutuhan Sehari-hari
atau kekhawatiran.
Nutrisi :
 Makan  makan 1-2x/ hari porsi
sedang( nasi, Tidak ada
lauk,sayur)

 Minum
 minum air putih & 3-5
gelas susu/hari
Eliminasi :
 BAK  BAK 3-4x/hari (warna Tidak ada
kuning, jernih, bau
khas)

 BAB
33

 BAB 1x (konstensi
lembek, warna kuning,
bau khas)
Istirahat  Siang 1 jam
 Malam 7-8 jam Tidak ada
Personal  Mandi 2x/ hari.
Hygiene  Gosok gigi 2x/ hari.
Tidak ada
 Ganti baju 2x/ hari
 Keramas 2-3x/minggu
Rekreasi Nonton TV dan bermain
Tidak ada
di depan rumah
6) Data sosial budaya
a) Pandangan keluarga terhadap kesehatan
Apabila terdapat salah satu anggota keluarga yang sakit, keluarga
Ny. R selalu membawa ke bidan terdekat.
b) Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan sekitar terlihat bersih dan nyaman
c) Pengasuh anak
Anak diasuh oleh : anak diasuh oleh orang tua kandung sendiri
b. Tn.S
1) Riwayat kesehatan sekarang
Tn S mengatakan saat ini kondisi kesehatannya dalam
keadaan baik dan normal. Tn S mengatakan dalam mengkonsumsi
rokok 5-6 batang setiap harinya.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Tn S mengatakan tidak pernah mempunyai riwayat
penyakit batuk berkepanjangan (TBC), tidak sesak nafas (asma),
dada tidak berdebar-debar (jantung), tidak nyeri kepala yang hebat
(hipertensi), tidak sering BAK dan haus (DM).
3) Riwayat kesehatan keluarga
Tn S mengatakan dipihak keluarga tidak pernah
mempunyai riwayat penyakit batuk berkepanjangan (TBC), tidak
sesak nafas (asma), dada tidak berdebar-debar (jantung), tidak
34

nyeri kepala yang hebat (hipertensi), tidak sering BAK dan haus
(DM).
c. Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Fisik Umum Pada An.Z
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : CM
Tanda Vital
 Tensi :-
 Nadi : 95
 Suhu : 36,5
 BB/PB : saat lahir 1600 gr / 36 cm
Saat ini 11 kg/115 cm
 Kulit : tidak kuning
2. Pemeriksaan Fisik khusus
a. Kepala : rambut hitam, tidak berketombe, tidak ada lesi,
bersih
 Muka : simetris, tidak pucat , tidak odem
 Mata : simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva
tidak anemis
 Telinga : simetris, tidak ada serumen
 Mulut : simetris, tidak ada stomatitis
 Hidung : tidak ada polip, tidak ada sekret
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
bendungan vena jugularis
c. Dada : tidak terdengar suara retraksi dinding dada
d. Abdomen :
 Dinding Abdomen : Bising usus normal
 Kandung kemih : kosong
e. Ekstremitas :
35

 Tangan : tidak ada gangguan pergerakan, tidak


oedem
 Kaki : tidak ada gangguan pergerakan, tidak ada
varises, tidak oedem
f. Tulang Punggung : tidak ada kelainan seperti spina bifida Alat
Genetalia : labiya mayor menutupi labia minor
g. Anus : membuka
3. Pemeriksaan Fisik Umum Pada Tn. S
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : composmentis
c) Tanda Vital
- Tensi : 120/90 mmHg
- Nadi : 110x/menit
- Suhu : 36,60C
d) Kulit : Tidak kuning
4. Pemeriksaan Fisik Khusus
a) Kepala :
 Rambut : Rambut kecoklatan, tidak berketombe,
tidak ada lesi, bersih.
 Muka : Simetris, tidak pucat, tidak odem
 Mata : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
pembesaran vena jugularis
 Telinga : Simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen
 Mulut : Simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada
stomatitis
 Hidung : Tidak ada polip, tidak ada sekret
b) Leher : Simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva
tidak anemis
c) Dada : Tidak terdengar suara ronchi dan wheezing
d) Abdomen :
36

 Dinding Abdomen : Bising usus normal


 Kandung Kemih : kandung kemih kosong
e) Ekstremitas
 Tangan : tidak ada gangguan pergerakan, tidak
odem
 Kaki : tidak ada gangguan pergerakan, tidak ada
varises, tidak odem
f) Tulang Punggung : tidak ada kelainan seperti spina bifida

B. ANALISIS MASALAH
N
DATA MASALAH
O
1 An Z umur 5 tahun dengan gizi - BGM
kurang
DS :
- Ibu mengatakan saat ini
berumur 5 tahun
- Ibu mengatakan anaknya
saat ini flu
- Ibu mengatakan berat
badannya tetap tidak naik-naik
tetapi jika anaknya sedang sakit
berat badannya turun
- Ibu mnengatakan nafsu
makan anaknya tidak baik
- Ibu mengatakan anaknya
suka minum susu
- Ibu mnengatakan anaknya
sudah mendapatkan imunisasi
yang lengkap
- Ibu mengatakan dulunya
anakanya pernah dirawat di Rs
karena BBLR
- Ibu mengatkan
perkembangan anaknya baik /
normal sepertia anak seumuran
dengannya
37

- Ibu mengatkan jika


anaknya sakit langsung di bawa
ke bidan atau dokter
- Ibu mengatkan belum
mengetahui tentang makanan
yang mengandung gizi seimbang
DO :
- KU : baik
- Kesadaran : CM
- Nadi : 95 x/menit
- Suhu : 36,6 C
- BB : 11 kg
- Status present : DBN
2 Tn. S umur 96 tahun dengan Merokok
merokok
DS :
- Tn. S mengatakan saat ini
dalam keadaan sehat
- Tn. S mengatakan bahwa
saat ini tidak sedang menderita
penyakit TBC, DM, asma,
hipertensi, dan jantung
- Tn. S mengatakan bahwa
ia adalah perokok
- Tn. S mengatakan dalam
1 3 hari mampu menghabiskan 2
bungkus rokok
DO :
- KU : Baik
- Kesadaran : CM
- Status emosional : stabil
- Tanda-tanda vital :
 TD : 120/70 mmHg
 N : 85x/menit
 RR : 23x/menit
 S : 36,50C
- Status present : DBN

C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


38

Merokok (masalah kesehatan 1)


No. Krite Perhi S Pembenaran
ria tunga k
n o
r
1 Sifat 2/3 x 2 Ancaman kesehatan
masal 1 /
ah 3
2 Kemu 1/2 x 1 Hanya sebagian dapat di ubah
ngkin 2
an
masal
ah
dapat
diuba
h
3 Potens 3/3 x 1 Kepekaan terhadap penyakit
i 1 tertentu dapat dicegah bila Tn.
pence S bersedia berhenti merokok
gahan dan pola hidup sehat
4 Meno 1/2 x ½ Keluarga menyadari masalah
njolny 1 yang akan timbul bila Tn. S
a merokok tetapi tidak perlu
masal segera ditangani
ah
Jumla 3
h 1
/
6

BGM (masalah kesehatan 2)


N Kriteria Perhitun Sk Pembenara
o gan or n
.
1 Sifat 3/3 x 1 1 Krisis
masalah
2 Kemungki 2/2 x 2 2 Masalah
nan dapat
masalah diubah
dapat dengan
diubah pemberian
makanan
secara benar
sesuai
39

dengan usia
3 Potensi 2/3 x 1 2/ Masalah
pencegaha 3 gizi buruk
n (Kwsiokor
dan
maramus)
dapat
dicegah
dengan
penanganan
an masalah
gizi dengan
makanan
bergizi
4 Menonjoln 2/2 x 1 1 BGM
ya masalah mempengar
uhi
pertumbuha
n dan
perkembang
an balita
yang
seharusnya
optimal
menjadi
tidak
optimal
Jumlah 4
2/
3

Berdasarkan hasil pembobotan masalah tersebut maka urutan prioritas masalah


kesehatan keluarga Tn. S. adalah:
Prioritas 1: BGM
Prioritas 2: Merokok

D. Diagnosa Potensial
1. Pada An.Z umur 5 tahun adalah Gizi Buruk,
2. Pada Tn.S umur 96 tahun dengan perilaku hidup tidak sehat berhubungan
dengan merokok
40

E. Antisipasi Masalah
1. Pada Ny.R beritahu tentang kebutuhan nutrisi dengan memberikan
informasi kepada ibu melalui KIE
2. Pada Tn.S beritahu bahaya merokok terhadap kesehatan dan kandungan
melalui pemberian KIE tentang merokok
41

F. Perencanaan
Kunjungan Pertama
T
a
n
g
g Sa
Diagnosa
No a Tujuan sar Perencanaan Evaluasi
Kebidanan
l an
/
j
a
m
2 An Z umur 5 Setelah dilakukan
0 tahun dengan kunjungan sebanyak
BGM 2 kali diharapkan : 1. Lakukan 1. Ny.R
N sehubungan 1. Terciptan pendekatan dengan mempersilahkan
o dengan ya hubungan Ibu keluarga jika mau melakukan
v ketidakmamp kerja sama dan An kunjugan ulang
e uan keluarga kepercayaan pada .Z
m dalam keluarga 2. Hasil pemeriksaan
b merawat 2. Kondisi 2. Lakukan  Keadaan
e anggota fisik anak normal pemeriksaan fisik Umum : Baik
r keluarga ditandai dengan : umum pada anak  Kesadara
yang sakit - KU : baik meliputi : n : CM
2 disebabkan - Kesadaran : CM - KU  Tanda
0 tidak - Nadi : 95 - TTV : N,S,BB Vital :
1 mengetahui x/menit
42

9 keadaan - Suhu :  Nadi :


/ penyakit. 36,6 C 3. Lakukan 95x/menit
1 DS : - BB : 11 pemeriksaan fisik  S : 36,7 C
6 • Ibu mengatakan kg pada balita
. saat ini berumur 3. Keadaan
0 5 tahun fisik balita 3. Hasil
0 • Ibu mengatakan normal pemeriksaan
anaknya saat ini fisik pada balita
W flu 4. Berikan KIE yaitu dalam batas
I • Ibu mengatakan tentang gizi normal
B berat badannya seimbang pada
tetap tidak naik- balita
naik tetapi jika 4. Ibu 4. Ny.R bersedia
anaknya sedang mengetahui diberikan KIE dan
sakit berat tentang 5. Berikan KIE ibu mengerti tentang
badannya turun pentingnya gizi tentang tumbuh gizi seimbang
• Ibu mnengatakan seimbang kembang balita
nafsu makan
anaknya tidak 5. Ibu mengetahui
baik 5. Ibu 6. Pantau berat badan tentang tumbuh
• Ibu mengatakan mengetahui setiap ada posyandu kembang bayi
anaknya suka tentang tumbuh
minum susu kembang pada
• Ibu mnengatakan balita 6. Ibu bersedia
anaknya sudah 7. Ajarkan ibu untuk memantau berat
mendapatkan 6. BB anak membuat menu badan anak
imunisasi yang naik yang bervariasi
lengkap
43

• Ibu mengatakan 7. Ny.R bersedia


dulunya memberikan menu
anakanya pernah makanan yang
dirawat di Rs 7. Nafsu menarik nafsu makan
karena BBLR makan anak anak
• Ibu mengatkan bertambah
perkembangan
anaknya baik /
normal sepertia
anak seumuran
dengannya
• Ibu mengatkan
jika anaknya
sakit langsung di
bawa ke bidan
atau dokter
• Ibu mengatkan
belum
mengetahui
tentang makanan
yang
mengandung gizi
seimbang
DO :
- KU :
Baik
- Kesad
aran : CM
44

- Status emosional
: stabil
- Tanda
-tanda vital :
 TD : 120/70
mmHg
 N :
85x/menit
 RR :
23x/menit
 S : 36,50C

Kunjungan Kedua
T
a
n
Sa
gg Diagnosa
No Tujuan sar Perencanaan Evaluasi
al Kebidanan
an
/j
a
m
28 Tn S umur Setelah dilakukan
N 96 tahun kunjungan
ov dengan sebanyak 2 kali
45

e perilaku diharapkan : Tn 1. Lakukan pendekatan 1. Ny.S


m hidup tidak 1. Terciptanya S dengan keluarga mempersilahkan jika
be sehat hubungan kerja sama mau melakukan
r karena dan kepercayaan kunjugan ulang
20 berhubunga pada keluarga
19 n dengan 2. Lakukan 2. Hasil
/ rokok 2. Kondisi fisik Tn.S pemeriksaan umum pemeriksaan
17 sehubungan normal ditandai Tn pada Tn.S meliputi : Tn.S:
.0 dengan dengan : S  KU  KU : Baik
0 ketidaksang  KU : baik  TTV :  Kesadaran : CM
W gupan  Kesadaran TD,RR,N,S  TD : 120/70 mmHg
IB mengenal : CM
 N : 85 x/menit
masalah  TD: 110-
120/ 70-80  RR : 23 x/menit
kesehatan
mmHg  S :36,5
keluarga.
 N : 80-90
Ds : x/menit
 Tn S  S : 36,5- 3. Berikan KIE tentang
mengatakan 37,5 C bahaya merokok 3. Tn S bersedia
saat ini  RR : 20- diberikan KIE
dalam 24 x/menit
dan Tn. S
keadaan mengetahui
3. Tn S mengetahui
sehat 4. Berikan informasi tentang bahaya
bahaya merokok
 Tn S zat-zat berbahaya merokok
mengatakan yang terkandung
bahwa dia dalam rokok 4.Tn S
tidak mengetahui
4. Tn S dapat
sedang 5. Berikan informasi tentang zat-zat
mengetahui tentang
menderita cara mengurangi berbahaya
46

penyakit zat-zat berbahaya konsumsi rokok dalam rokok


seperti dalam rokok
hipertensi, 6. Anjurkan Tn.S untuk
DM, 5. Tn S mau menyediakan sarana 5.Tn S
jantung, mengurangi dan tempat khusus mengetahui
asma, TBC. konsumsi rokok untuk merokok tentang cara
 Tn S dirumah mengkonsumsi
mengatakan rokok
bahwa ia
merokok 6.Tn. S
 Tn S mengatakan
mengatakan bersedia untuk
setiap hari menyediakan
merokok sarana dan
DO : tempat khusus
 TD : untuk merokok
120/80
mmHg
 Nadi
: 80x/menit
 RR :
23x/menit
 Suh
u : 36,6 C
47

G. Pelaksanaan

Hari/ Diagnosa Pelaksanaan Evaluasi T

Tanggal/ Kebidanan T

Jam D
20 An.Z umur 5 1. Melakukan pendekatan 1. Ds: ibu bersedia dilakukan pengkajian

November tahun dengan dengan keluarga kepada anaknya

2019 / BGM Do : pengkajian sudah terisi

16.00 2. Melakukan pemeriksaan 2. Ds : anak bersedia dilakukan

WIB fisik pada anak meliputi: pemeriksaan

KU, Kesadaran, TTV Do : KU : baik

 Kesadaran : CM

 Nadi : 95 x/menit

 Suhu : 36,6 C

3. Melakukan pemeriksaan 3. Ds : anak bersedia dilakukan

fisik pada anak pemeriksaan


48

Do : status present dalam batas normal


4. Memberikan KIE tentang 4. Ds : ibu bersedia diberikan KIE tentang

gizi seimbang pada balita gizi seimbang

kepada ibu Do : ibu mengetahui gizi seimbang seperti

nasi,lauk,pauk,buah,sayur
5. Memberikan KIE tentang 5. Ds : ibu bersedia diberikan KIE tentang

tumbuh kembang pada anak tumbuh kembang pada anak

Do : ibu mengetahui tentang tumbuh

kembang anak
6. Memantau berat badan anak 6. Ds :-

setiap ada posyandu Do : 11 kg


7. Mengajarkan ibu untuk 7. Ds : ibu bersedia menyajikan menu

membuat menu yang makanan yang menarik nafsu makan

bervariasi anak

Do : ibu mengerti cara menyajikan

makanan yang menarik bagi anak

Hari/ Diagnosa Pelaksanaan Evaluasi T

Tanggal/ Kebidanan T
49

Jam D
28 Tn. S umur 96 1.Melakukan pendekatan 1. Ds: Tn.S bersedia untuk di

November tahun dengan dengan keluarga anamnesa

2019/17.0 perilaku hidup Do : pengkajian sudah terisi

0 WIB tidak sehat

berhubungan

dengan merokok
2. Melakukan 2. Ds : Tn.S bersedia dilakukan

pemeriksaan fisik pada pemeriksaan

anak meliputi: KU, Do :

Kesadaran, TTV  KU : baik


 Kesadaran : CM
 TD : 120/70 mmHg
 N : 85 x/menit
 RR : 23 x/menit
 S :36,5

3.Melakukan KiE 3. Ds : Tn. S bersedia diberikan KIE

tentang bahaya merokok tentang bahaya merokok


50

Do : Tn. S mengetahui tentang

bahaya merokok seperti dapat

menyebabkan kanker mulut ,

kanker paru-paru
4.Memberikan informasi 4. Ds : Tn.S bersedia dibeikan

tentang zat-zat berbahaya informasi tentang zat-zat yang

yang terkandung dalam berbahaya yang terkandung

rokok dalam rokok

Do : Tn. S mengetahui tentang zat-

zat berbahaya yang terkandung

dalam rokok
5.Memberikan informasi 5. Ds : Tn. S bersedia diberikan

tentang cara mengurangi informasi tentang cara

konsumsi rokok mengurangi konsumsi rokok


Do : Tn.S mengetahui tentang cara

mengurangi konsumsi rokok dan

mau mencoba mengurangi

konsumsi rokok
51

6.Menganjurkan Tn.S 6. Ds : Tn. S bersedia di berikan


untuk menyediakan
sarana dan tempat khusus informasi mengenai sarana dan
untuk merokok dirumah
tempat khusus untuk merokok

dirumah

Do : Tn.S menngatakan bersedia

untuk menyediakan sarana dan

tempat khusus untuk merokok

dirumah

H. Catatan Perkembangan

Hari/tanggal/ja Diagnosa Hasil TT

m kebidana D
52

n S O A P
20 November An.Z 1. Ny.R  Pengkajian An.Z Berikan

2019/ 16.00 umur 5 mengatakan sudah terisi umur 5 dukungan dan

WIB tahun mengetahui  KU : baik tahun motivasi ibu

dengan kondisi  Kesadaran : dengan untu tetap

BGM anaknya saat CM BGM memperhatikan

ini Tanda Vital kebutuhan

 Nadi : 95 nutrisi pada

x/menit anak
2.Ibu
 S : 36,6 C
bersedia
 Status Present
menyajikan
dalam batas
makanan
normal
yang
 Ibu
menarik
mengetahui
untuk anak
tentang
3.keluarga
tumbuh
53

bersedia kembang anak

untuk  BB : 11 kg

memantau  Ibu mengerti

pertumbuhan cara

berat badan menyajikan

anknya makanan yang

menarik bagi

anak tentang

pengertian

gizi seimbang
54

Hari/tanggal/ Diagnosa Hasil TT

jam kebidanan D
S O A P
21 November Tn. S umur 1. Tn.S  Pengkajian Tn. S umur Berikan

2019/17.00 96 tahun mengataka sudah terisi 96 tahun dukungan dan

dengan n  KU : baik dengan motivasi untuk

perilaku mengetah  Kesadaran : perilaku Tn.S agar tetap

hidup tidak ui CM hidup tidak memperhatikan

sehat kondisiny Tanda Vital sehat kesehatannya dan

berhubung a saat ini  TD : 120/70 berhubung mengurangi/berhe

an dengan mmHg an dengan nti merokok

merokok merokok
55

2.Tn.S  Nadi : 85

mengataka x/menit

n bersedia  RR : 23

untuk x/menit

menguran  S : 36,5 C

gi rokok 1.Tn.S

mengetahui

tentang

bahaya

merokok

2.Tn.S

mengetahui

tentang zat-

zat berbahya

yang

terkandung
56

dalam rokok

3.Tn.S

mengetahui

tentang cara

mengurangi

konsumsi

rokok dan

mau

mencoba

mengurangi

konsumsi

rokok

4. Tn.S

bersedia

menyediaka

n sarana dan
57

tempat

khusus

untuk

merokok

dirumah
BAB IV

KENDALA DAN PEMBAHASAN

A. Kendala

Dari awal sampai memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga Petugas tidak

menemukan masalah /hambatan apapun, karena keluarga Tn.S sangat antusias dan

senang dengan asuhan kebidanan yang diberikan. Dari semua rencana, pelaksanaan

sampai evaluasi pada asuahan kebidanan keluarga Tn.S dengan masalah BGM pada

An.Z dan merokok pada Tn.S, akhirnya petugas memberikan tindak lanjut yaitu

menganjurkan ibu untuk memberikan gizi seimbang untuk anak dan makanan yang

bervariasi sehingga membuat anak tertarik dan nafsu makannya meningkat. Untuk

masalah Tn.S petugas memberikan tindak lanjut dengan memberitahu Tn.S tentang

bahaya rokok bagi kesehatan, cara mengurangi konsumsi rokok.

B. Pembahasan

Ny. R umur 29 tahun berat badan anaknya tidak naik tetapi sering turun anaknya

sekarang dalam kondisi pilek dan tidak tidak demam. Ibu mengatakan untuk saat ini

belum mengetahui gizi seimbang untuk anaknya. Selama ini anak hanya di berikan

makanan berupa nasi, lauk dan sayur. Anak Ny.R memiliki nafsu makan tidak baik

karena An.Z hanya lebih suka minum susu dibandingkan makan . Ny.R juga

mengatakan dulu saat bayinya pernah dirawat diNICU karena berat badan bayi rendah.

Ibu mengatakan imunisasi anaknya lengkap. Dari hasil pemeriksaan yang didapatkan

KU : baik , kesadaran : CM, N: 95 x/menit, S :36,6 C , status present : DBN.

Upaya yang dilakukan keluarga sehubungan dengan masalah yang di alami oleh

anaknya yaitu dengan memberikan menu makanan dengan gizi seimbang , disamping

itu memasak makanan yang disukai anak sehingga nafsu makan anak bertambah .

58
59

Ny. R mengatakan kalau di dalam kelurganya tidak ada yang mempunyai penyakit

menurun seperti asma, DM, jantung,TBC dan hipertensi. Setelah dilakukan asuhan

kebidanan kelurga oleh mahasiswa Stikes Bakti Utama Pati dengan memberikan

pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang pada anak, cara penyajian makanan

yang menarik sehingga nafsu makan anak bertambah.

Disamping itu keluarga Ny.R mengerti tentang gizi seimbang untuk anak dan ibu

berusaha menyajikan makanan yang menarikuntuk menambah nafsu makan anak.

Sedangkan pada Tn.S umur 96 tahun dengan mengkonsumsi rokok didapatkan data

bahwa Tn.S saat ini mengkonsumsi rokok, dalam satu hari menghabiskan 5-6 batang

rokok. Dan juga Tn. S mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti hipertensi,

asma, jantung, DM, TBC dan juga dalam keluarga tida memiliki riwayat keturunan

kembar.

Dalam hasil pemeriksaan didaptkan keadaan umum : baik, kesadaran :

composmentis, N : 85 x/menit, RR : 23 x/menit, S :36,5 C. Dari hasil pemeriksaan diatas

kesehatan Tn.S dalam kondisi yang sehat. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Tn.S

dengan memberikan KIE tentang bahaya merokok bagi kesehatan, memberikan informasi

tentang zat-zat yang terkandung didalam rokok dan cara mengurangi konsumsi rokok

didapatkan hasil bahwa Tn.S mengetahui bahaya apa saja yang akan terjadi pada orang

yang mengkonsumsi rokok, Tn.S mengetahui tentang zat-zat yang terkandung didalam

rokok dan cara mengurangi konsumsi rokok ditandai dengan Tn.S mampu menyebutkan

atau menyampaikan kembali bahaya dan cara mengurangi konsumsi rokok.

Upaya yang dilakukan Tn.S sehubungan dengan masalah yang dialaminya adalah

berusaha mengurangi konsumsi rokoknya dengan cara dalam satu hari jumlah yang

konsumsi rokoknya dikurangi, dan jika Tn.S merasa ingin merokok dia berusaha

mengalihkan dengan mencari makanan ringan dan mengobrol dengan temannya.


60

Pada kunjungan kedua didaptkan Tn.S mengatakan bahwa dia sudh mulai terbiasa jika

tidak merokok , meski setiap harinya mengkonsumsi rokok akan tetapi jumlahnya sudah

berkurang yang semula bisa menghabiskan maksimal 5-6 batang sekarang bisa menjadi 3-

4 batang.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. kesimpulan

Dari asuhan kebidanan yang kami lakukan pada keluarga Tn.S dapat kami

simpulkan yaitu :

1. Setelah kami lakukan identifikasi maslah melalui pengumpulan data, wawancara

dan menganalisa, sehingga masalah dapat ditemukan dan dirumuskan masalahnya

dan dirumuskan pemecahannya, secara bertahap keluarga Tn.S mampu

mengetahui masalah-masalah kesehatan keluarga dengan mau menerima dan

mendukung asuhan kebidanan yang diberikan

2. Sebagai tindak lanjut yang diberikan pada keluarga Tn.S adalah keluarga tersebut

mampu mengenali masalah-maslah kesehatan lainnya tidak hanya masalah BGM

pada anak, dan berusaha untuk mengatasi dengan jalan berkonsultasikan dengan

tenaga kesehatan terdekat.

3. Keluarga mampu memberikan asuhan kebidanan atau merawat apabila ada

anggota keluarga yang sakit dalam mengatasinya masalah kesehtan keluarganya

4. Keluarga mampu meningkatkan kualitas hidupnya, antara lain menjaga pola

makan agar kesehatan keluarga terjaga

5. Di sisi mahasiswa, kami dapat menerapkan dan mempraktikkan pengetahuan dan

teori-teori yang pernah kami dapat dari akademi, khususnya tentang asuhan

kebidanan keluarga

B. Saran

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. S diharapkan :

61
1. Keluarga mampu untuk lebih meningkatkan kemampuan mengidentifikasi masalah-

masalah yang terjadi dalam keluarga terutama masalah BGM pada anak

2. Keluarga mampu merencanakan pemecahan masalah kesehatan dalam keluarga

tersebut

3. Keluarga mampu mengevaluasi hasil yang dicapai untuk menentukan rencana tindak

lanjut

62
63
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A.Aziz. 2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Jakarta: Salemba

Medika

Aula ,L Elisabet. 2010. Stop Merokok. Jogjakarta: Garailmu

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi

ke-5. Jakarta: EGC.

Hasdinah. 2013. Autis pada anak pencegahan, perawatan, dan pengobatan. Yogyakarta:

Nuha Medika

Khomsan, A.dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya

Mubarak, W, I. 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jogjakarta : Sagung Seto.

Marimbi, Hanum.2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi pada Balita.

Yogyakarta : Nuha Medika

Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta : EGC
Lampiran 1 dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai