Oleh
Agust Arthur Laya, SKM., M.Kes NIDN.
0005086508
Ns. Bayu Dwisetyo.,S.Kep.,M.Kes NIDN.
0924049104
Kristine Dareda.,SKM.,M.Kes NIDN.
0901019002
Ns. Hj. Silvia Dewi Mayasari Riu, S.Kep., Agus artur Laya.,SKM.,M.Kes
M.Kep
NIDN. 0905098601 NIDN. 0005086508
Tim reviewer
Mengetahui,
Rektor Universitas Muhammadiyah Manado
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................
Halaman Pengesahan........................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................
Daftar Isi...........................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Permasalhan Mitra................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
D. Manfaat ...............................................................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep lansia........................................................................................
B. Konsep ADL.........................................................................................
C. Penelitian Terkait..................................................................................
BAB III. PELAKSANAANKEGIATAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah.............................................................
B. Khalayak Sasaran..................................................................................
C. Metode Pengabdian..............................................................................
D. Waktu dan Tempat Kegiatan ...............................................................
E. Sarana dan Alat yang Digunakan.........................................................
F. Pihak yang Terlibat...............................................................................
G. Rancangan Evaluasi..............................................................................
BAB IV. Hasil Dan Pembahasan
A. Hasil ....................................................................................................
B. Pembahasan..........................................................................................
BAB IV. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan
pembangunan bangsa.Untuk itu perlu diselenggarakan pengembangan kesehatan secara
menyeluruh agar terwujud masyarakat yang sehat.
Populasi lansia diprediksi akan meningkat di masa depan, hal ini akan berdampak
pergeseran dalam pola penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. Konsep penuaan
yang aktif dan sehat perlu digalakkan pada kelompok lansia, agar menjadi lansia yang
produktif meliputi aspek kesehatan preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif (Verma and
Khanna, 2013). Prevalensi kelompok lansia di dunia diperkirakan sekitar 10-20% dari total
populasi dunia (Barua et al., 2011). Di Indonesia, kelompok usia lansia juga semakin
mengalami peningkatan dari 7,56% (±18 juta jiwa) menjadi 9,7% (±25,9 juta jiwa) pada tahun
2019 dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2035 menjadi 15,77% atau sekitar 48,2
juta jiwa (Kemenkes, 2019).
Pada umumnya lansia mengalami beberapa masalah kesehatan seperti kelemahan otot,
vertigo, gangguan gaya berjalan dan keseimbangan, gangguan penglihatan dan pendengaran,
gangguan kognitif dan sensorik, hipotensi ortostatik, diabetes mellitus dan osteoporosis. Selain
itu, penggunaan obat-obatan pada lansia seperti sedatif (hipnotik, sedatif, antipsikotik dan
antidepresan, yang dapat menyebabkan sedasi, gangguan keseimbangan dan koordinasi), obat
kardiovaskular (diuretik dan beta-blocker dapat menyebabkan atau memperburuk hipotensi
ortostatik), Antihistamin dan obat antikolinergik yang akan mempengaruhi keterampilan
kognitif pasien usia lanjut dan menyebabkan penglihatan kabur (Sharif et al., 2018; Suryadinata
et al, 2018). Selain itu, penurunan fisik secara fisiologis akibat dari pertambahan usia juga
semakin menurunkan tingkat aktivitas fisik seperti berdiri, berjalan dan bekerja (Suryadinata
and Sukarno, 2019).
Keterhambatan aktivitas tersebut dapat memicu stress pada lansia, dikarenakan penurunan
kepercayaan diri akibat hilangnya kemandirian dan ketidakmampuan melakukan kegiatan
sehari hari. Penurunan kemandirian pada lansia memiliki akan menyebabkan ketergantungan
pada orang lain dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, menurunkan kualitas hidup, dan
merusak kesehatan, sehingga menjadi sesuatu yang sangat penting untuk menjaga kemampuan
dan kemandirian lansia dalam kehidupan sehari-hari (Motamed-Jahromi M and Hossein, 2020).
7
Berbagai inisiatif pada promosi kesehatan menunjukkan bahwa telah dilakukan berbagai
intervensi untuk meningkatkan aktivitas hidup sehari-hari lansia dalam studi yang berbeda.
Beberapa penelitian telah berfokus pada aktivitas fisik, terutama latihan mobilitas dan pelatihan
fungsional, untuk meningkatkan kekuatan otot, keseimbangan, dan aktivitas hidup (Chou et al.,
2012; Suryadinata et al., 2020). Selain itu pemberian intervensi kognitif juga dilakukan untuk
peningkatan kinerja lansia. Perubahan lingkungan hidup juga dapat mempengaruhi aktivitas
dan kehadiran lansia di masyarakat (Mortazavi et al., 2018).
Peningkatan atau perbaikan aktivitas fisik tidak menjadi satusatunya faktor yang
berpengaruh pada perbaikan kualitas hidup lansia. Hal ini dikarenakan berbagai faktor lain
dapat mempengaruhi kondisi lansia seperti pola makan, dukungan keluarga, keuangan, sosial
dan budaya (Rebok et al., 2014; Suryadinata and Lorensia, 2020).
B. Permasalahan Mitra
Dari hasil wawancara dengan kepala kelurahan Bailang diperoleh informasi
bahwa terdapat Lansia yang kurag mampu dalam pemenuhan aktifitas sehari-hari dan
hal tersebut menjadi masalah kesehatan di wilayah tersebut. Menurut kepala kelurahan
Bailang Salah satu faktor yang membuat kasus masih tinggi adalah karena masih
kurangnya pengetahuan masyarakat dalam pemenuhan ADL untuk memenuhi kualitas
hidup pada lansia.
C. Tujuan Kegiatan
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini yaitu agar masyarakat di Kelurahan Bailang
mengetahui dan memahami tentang pentingnya pemenuhan ADL untuk memenuhi
kualitas hidup pada lansia.
D. Manfaat Kegiatan
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lansia
1. Lansia
a. Pengertian Lansia
Lansia merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres
lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis
(Effendi, 2009). Lansia adalah seseorang yang telah berusia >60 tahun dan
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari (Ratnawati, 2017). Kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa lansia adalah seseorang yang telah berusia > 60 tahun, mengalami
penurunan kemampuan beradaptasi, dan tidak berdaya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seorang diri.
b. Kalsifikasi Lansia
Klasifikasi lansia menurut Burnside dalam Nugroho (2012) :
1) Young old (usia 60-69 tahun)
2) Middle age old (usia 70-79 tahun)
3) Old-old (usia 80-89 tahun)
4) Very old-old (usia 90 tahun ke atas)
c. Karakteristik Lansia
Karakteristik lansia menurut Ratnawati (2017); Darmojo & Martono (2006)
yaitu :
1) Usia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia,
lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia diatas 60 tahun
(Ratnawati, 2017).
2) Jenis kelamin
9
Data Kemenkes RI (2015), lansia didominasi oleh jenis kelamin
perempuan. Artinya, ini menunjukkan bahwa harapan hidup yang paling
tinggi adalah perempuan (Ratnawati, 2017).
3) Status pernikahan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk
lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian besar berstatus kawin (60
%) dan cerai mati (37 %). Adapun perinciannya yaitu lansia perempuan
yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari keseluruhan yang cerai mati,
dan lansia laki-laki yang berstatus kawin ada 82,84 %. Hal ini disebabkan
usia harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan usia
harapan hidup laki-laki, sehingga presentase lansia perempuan yang
berstatus cerai mati lebih banyak dan lansia laki-laki yang bercerai
umumnya kawin lagi (Ratnawati, 2017)
4) Pekerjaan
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat
berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan
mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap
berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota
masyarakat. Berdasarkan data Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI 2016
sumber dana lansia sebagian besar pekerjaan/usaha (46,7%), pensiun
(8,5%) dan (3,8%) adalah tabungan, saudara atau jaminan sosial
(Ratnawati, 2017)
5) Pendidikan
terakhir Menurut penelitian yang dilakukan oleh Darmojo
menunjukkan bahwa pekerjaan lansia terbanyak sebagai tenaga terlatih dan
sangat sedikit yang bekerja sebagai tenaga professional. Dengan kemajuan
pendidikan diharapkan akan menjadi lebih baik (Darmojo & Martono,
2006).
6) Kondisi kesehatan Angka kesakitan, menurut Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI (2016) merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
mengukur derajat kesehatan penduduk. Semakin rendah angka kesakitan
menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik. Angka
10
kesehatan penduduk lansia tahun 2014 sebesar 25,05%, artinya bahwa dari
setiap 100 orang lansia terdapat 25 orang di antaranya mengalami sakit.
Penyakit terbanyak adalah penyakit tidak menular (PTM) antar lain
hipertensi, artritis, strok, diabetes mellitus (Ratnawati, 2017)
2. Perubahan Pada Lanjut Usia
a. Perubahan Fisiologis
harian atau rutin biasanya menganggap dirinya sehat, sedangkan lansia yang
memiliki gangguan fisik, emosi, atau sosial yang menghambat kegiatan akan
lansia lebih rentan terhadap beberapa penyakit. Perubahan tubuh terus menerus
b. Perubahan Fungsional
Fungsi pada lansia meliputi bidang fisik, psikososial, kognitif, dan sosial.
pada kemampuan dan perilaku aman dalam aktivitas harian (ADL). ADL
11
sangat penting untuk menentukan kemandirian lansia. Perubahan yang
masalah Kesehatan.
c. Perubahan Kognitif
dan Kartinah (2008) usia lanjut rentan terhadap berbagai masalah kehidupan.
1) Masalah ekonomi
pensiun atau berhentinya pekerjaan utama. Disisi lain, usia lanjut dihadapkan
Lansia yang tidak memiliki pensiun, 17 akan membawa kelompok lansia pada
2011).
12
2) Masalah sosial
bertemu dengan orang lain sehingga perilakunya kembali seperti anak kecil
(Kuntjoro, 2007).
3) Masalah kesehatan
kesehatan. Usia lanjut ditandai dengan penurunan fungsi fisik dan rentan
4) Masalah psikososial
panik, depresif, dan apatis. Hal itu biasanya bersumber dari munculnya stressor
B. Penelitian Terkait
Hubungan Tingkat Activity Daily Living (ADL) dan Kualitas Hidup Lansia di
Magetan Rinandha Yusfahreza Wildhan1 , Rivan Virlando Suryadinata1*, Ida Bagus
Made Artadana2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara tingkat
Activity Daily Living (ADL) dan kualitas hidup pada kelompok lansia di Magetan.
Metode penelitian ini adalah observational dengan menggunakan sampel berjumlah 80
13
lansia . Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi pada penelitian. Proses penilaian aktivitas harian menggunakan
kuisioner Activity Daily Living (ADL), sedangkan penilaian kualitas hidup juga
menggunakan kuisioner yang terbagi dalam empat domain (fisik, psikologis, sosial
dan lingkungan). Data penelitian yang diperoleh akan dilakukan uji korelasi dengan
menggunakan uji Spearman. Hasil analisis uji spearman menunjukkan bahwa terdapat
korelasi positif antara Activity Daily Living (ADL) terhadap keempat domain (fisik,
psikologis, sosial dan lingkungan) pada kualitas hidup pada kualitas hidup (p<0,05).
Pada keempat domain didapatkan hubungan (nilai korelasi) dengan ADL yaitu domain
fisik (r=0,560), domain psikologis (r=0,463), domain sosial (r=0,415), domain
lingkungan (r=0,340). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan Activity
Daily Living (ADL) terhadap keempat domain yaitu fisik, psikologi, sosial dan
lingkungan. Namun, domain fisik memiliki pengaruh yang paling besar terhadap
aktivitas lansia sehari-hari.
14
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
15
1. Tempat pelaksanaan di Kantor kelurahan Bailang
2. Waktu: Tanggal 13 Maret 2023
F. Sarana dan Alat yang di gunakan
1. LCD
2. Proyektor
3. Leptop
4. Sonsistem
5. Leaflet
6. Alat pemeriksaan kesehatan
G. Pihak Yang Terlibat
1. Lansia dan Keluarga kelurahan Bailang
2. Anggota pengmas
3. Pihak kelurahan Bailang
H. Kendala dan Upaya Pemecahan
1. Kendala cuaca
2. Kurang berminatnya lansia yang datang
I. Rancangan dan Upaya Pemecahan
Evaluasi akan dilakukan dengan mengukur pengetahuan lansia dan perilaku
lansia yaitu dengan evaluasi sumatif, menanyakan peraasan lansia.
16
BAB IV
dalam memenuhi kualitas hidup dilaksanakan di Kelurahan Bailang pada hari Rabu
tanggal 10 Mei 2022 yang dimulai pada jam 09.00 WITA sampai dengan selesai.
ceramah serta simulasi strategi menggunakan media leaflet. Dalam kegaitan tersbeut
sebagian besar lansia sangat anstusias mengikutinya walaupun ada beberapa lansia
Sebelum dilakukan kegiatan tersebut, para pengabdi melakukan Pre Test dengan
memberikan pertanyaan seputar ADL. Pre Test init untuk mengetahui tingkat
penjelasan materi tentang ADL, maka dilakukan Pos test. Hasil Pos Test menunjukan
bahwa dari 25 Lansia yang mengikuti kegiatan penyuluhan, didapatkan bahwa 60%
Lansia telah mengetahui tentang Pemnuhan ADL dan 50% lansia suda mengetahi cara
menggunakan media leaflet. Pengabdi juga mengajak lansia dan kader untuk
Group Discussion (FGD). Dari hasil FGD tesebut disimpulkan bahwa sebenarnya
mereka itu bukannya tidak mau menerapakan ADL. tetapi mereka sangat terbatas
17
pengetahuannya mengenai pentingnya pemenuhan ADL dalam peningkatan kualitas
hidup.
B. Pembahasan
Pemahaman kemandirian lansia dapat diartikan secara luas, tidak hanya sebatas
mampu melaksanakan tugas individu dan sosial. Kemandirian dalam arti luas diartikan
sebagai penentuan nasib sendiri, emansipasi dari paksaan, dan kebebasan berpikir,
seleksi, dan kinerja (Jahromi and Kaveh 2020). Selain itu, kemandirian lansia juga
diartikan sebagai derajat otonomi individu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
(makan, berpakaian, mandi, dll) dan hak untuk memilih. Selama proses penuaan,
perubahan fisik, fisiologis, psikologis, dan sosial dapat menghasilkan kecacatan dalam
aktivitas hidup sehari-hari dan mengurangi kemandirian (Lopez et al., 2012).
Keterampilan perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan, dan termasuk aktivitas
yang lebih kompleks seperti berpergian keluar rumah.
Penurunan kemandirian pada lansia akan memberikan dampak yang menyebabkan
peningkatan ketergantungan pada orang lain dalam melaksanakan aktivitas kehidupan
seharihari, sehingga dapat menurunkan kualitas hidup dan mengganggu kesehatan
(Motamed-Jahromi and Hossein, 2020). Kualitas hidup pada domain fisik mencakup
rasa nyeri, energi, istirahat, tidur, mobilitas, aktivitas, pengobatan dan pekerjaan.
Kelompok lansia yang memiliki domain fisik yang baik memperlihatkan lansia masih
dapat menjalankan aktivitas sehari-hari, tidak menjalani pengobatan medis, tidak
mengalami gangguan tidur dan tidak terdapat hambatan kemampuan sehari-hari
seperti bekerja dan melakukan hubungan sosial (Sharma et al., 2021).
Penurunan domain fisik disebabkan adanya penyakit degeratif atau terdapat rasa
sakit secara fisik, sehingga lebih sulit untuk menjalankan aktivitas. Dampak negatif
yang dapat ditimbulkan pada gangguan domain fisik adalah gangguan tidur, pola
makan, sosialisasi dan vitalitas dalam kegiatan sehari-hari. Ketidaksiapan lansian
dalam menghadapi keadan tersebut akan semakin menambah beban psikologi
(Suryadinata et al., 2019; Lionthina et al., 2020; Mondong et al., 2021). Pada domain
psikologis meliputi perasaan positif dan negatif, cara berfikir, harga diri, body image
dan spiritual. Lansia yang memiliki domain psikologis yang baik merupakan lansia
yang dapat menerima dirinya dan kondisi lingkungan disekitarnya. Kegiatan seperti
memasak, keterampilan, beribadah merupakan faktor yang berpebgaruh pada domain
18
ini. Lansia yang tidak memiliki keluarga atau lingkungan sekitar akan merasakan
kesedihan dan kesepian sehingga berpengaruh terhadap pikiran positif dan negatif.
Domain psikologis lebih menggambarkan beban pikiran dan perasaan, apabila
seseorang lansia mampu mencapai kesejahteraan psikologis maka akan berpengaruh
terhadap peningkatan kualitas hidupnya.
Domain sosial mencakup sosial individu, dukungan sosial, dan aktivitas seksual.
Pada domain ini menunjukkan bahwa lansia dengan domain sosial yang baik adalah
lansia yang masih saling bertemu dan menyapa, saling berkunjung dan tidak terdapat
perselisihan antar orang-orang di sekitarnya. Gangguan pada domain sosial disebabkan
kurangnya komunikasi antar keluarga dan sesame, tidak melakukan aktivitas seksual
dikarenakan sudah cerai mati (janda/duda) atau memang lansia tidak menikah. Selain
itu, ketergantungan sedang dan berat juga dapat memberikan penurunan kondisi fisik
yang menyebabkan keterbatasan dalam mobilitasnya dan kehidupan sosialnya
(Miranda et al., 2016) Domain lingkungan mencakup sumber keuangan, informasi dan
keterampilan, rekreasi, bersantai, lingkungan rumah, akses perawatan kesehatan dan
sosial, keamanan, lingkungan, dan transportasi. Lansia memiliki domain lingkungan
yang baik bila lingkungan yang ditinggalinya terasa tentram dan damai. Hal tersebut
akan berpengaruh pada aktivitas sosial seperti kegiatan rohani, kegiatan sosial, senam
bersama, dan bimbingan keterampilan. Pada lansia yang memiliki domain lingkungan
yang rendah biasanya dikarenakan mayoritas lansia yang berada dalam perawatan.
Penyebab dari penurunan domain lingkungan seperti adanya perubahan sosial
ekonomi dan sosial masyarakat dalam lingkungan baru sehingga harus beradaptasi
secara positif maupun negatif (Hidayati et al., 2018)
Dalam hal lansia yang memiliki tingkat aktivitas yang buruk maka dapat
mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Kualitas hidup lansia dapat dikatakan baik
jika fisik, psikologis, sosial dan lingkungan mencapai nilai maksimal. Lansia yang
memiliki tingkat aktivitas yang mandiri maka akan mempengaruhi kualitas hidup
lansia dengan kualitas hidup yang baik. Sedangkan lansia yang memiliki aktivitas
yang menurun atau tergantung kepada orang lain memungkinkan lansia memiliki
kualitas hidup yang kurang (Silva et al., 2014).
19
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengabdian yang dilakukan pengabdi dapat disimpulkan bahwa kegiatan
ini dengan menggunakan metode ceramah dan focus group diskusi dapat
meningkatkan pengetahuan Lansia di Kelurahan Bailang
B. Saran
Program kesehatan seperti ini hendaknya berkesinambungan baik untuk lansia dan
keluarganya karena semakin bertambah umur atau sifat acuh dari para lansia akan
dapat membahayakan kesehatan mereka. Selain itu, anak, saudara dari lansia juga ikut
bertanggungjawab untuk tetap menjaga kesehatan ayah, ibu, saudaranya dengan
pengetahuan yang memadai.
20
DAFTAR PUSTAKA
Barua A, Ghosh MK, Kar N, Basilio MA, 2011. Prevalence of depressive disorders in
Between Home Safety and Prevalence of Falls and Fear of Falling Among Elderly
People: a Cross-sectional Study. Mater Sociomed. 30(2): 103-107.
Miranda L, Soares SM, Silva P, 2016. Quality of life and associated factors in elderly
Suryadinata RV, Sukarno DA, 2019. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Risiko
Obesitas Pada Usia Dewasa. The Indonesian Journal of Public Health. 14 (1):
104-114
Suryadinata RV, Lorensia A, Tangkilisan EC, 2019. Effect of Physical Activity and
21
Sharma S, Yadav DK, Karmacharya I, Pandey R, 2021. Quality of Life and
Silva PA, Soares SM, Santos J, Silva L, 2014. Cut-off point for WHOQOL-bref as a
Verma R, Khanna P, 2013. National Program of Health-Care for the Elderly in India:
22
Lampiran 1
Identitas Diri
Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan
S1 Profesi S2
Tinggi
Bidang Ilmu Ilmu Keperawatan Ilmu Keperawatan Ilmu Keperawatan
Tahun Masuk – Lulus 2008 - 2012 2013 – 2015 2017 - 2019
STIKES Universitas Universitas
Nama Perguruan Tinggi Muhammadiyah Muhammadiyah Muhammadiyah
Manado Jakarta Jakarta
Sumber Jlh
23
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Vol./Nomor/Tahun
Pengaruh Peran Kader dan Dukungan
Keluarga dengan Pemanfaatan Pos Jurnal Ilmiah Volume 9 Nomor 1
1 Kesehatan Bulan Juli Tahun
Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Pencerah (JIKP) 2020
Menular
24
Identitas Diri
Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan
S1 Profesi S2
Tinggi
Bidang Ilmu Ilmu Keperawatan Ilmu Keperawatan Ilmu Keperawatan
Tahun Masuk – Lulus 2008 - 2012 2013 – 2015 2017 - 2019
STIKES Universitas Universitas
Nama Perguruan
Muhammadiyah Muhammadiyah Muhammadiyah
Tinggi
Manado Jakarta Jakarta
Pendanaan
No Tahun Judul
Sumber Jlh
Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemanfaatan Pos
1 2019 Pembinaan Terpadu (POSBINDU) Pribadi -
Penyakit Tidak Menular di Wilatayah
Kerja Puskesmas Wawonasa Kota Manado
Pengaruh Penerapan Telenursing Terhadap
Perilaku Remaja Dalam Mencegah Internet Rp.
2 2021 Institusi
Gaming Disorder Di STIKES 5.000.000
Muhammadiyah Manado
25
Publikasi Artikel ilmiah dalam 5 tahun terakhir
26
KECEMATAN BUNAKEN KOTA
MANADO
LASKAR HEBAT : LANSIA Jurnal Pengabdian
Volume 2 Nomor 1
9 KARAME HIDUP SEHAT Ilmu Kesehatan
Bulan Tahun 2022
BAHAGIA DI HARI TUA (JPIKes)
PENYULUHAN
VAKSINASI COVID-19
PADA MASYARAKAT DI
KELURAHAN Jurnal Pengabdian
Volume 5 Nomor 2
10 Masyarakat Bumi
AERTEMBAGA SATU Tahun 2022
Raflesia
KECAMATAN
AERTEMBAGA KOTA
BITUNG
PENGARUH SENAM
ERGONOMIS TERHADAP
PERUBAHAN TEKANAN
Jurnal Kesehatan Volume 6 Nomor 2
11 DARAH PADA LANSIA Amanah Tahun 2022
HIPERTENSI DI
KELURAHAN
AERTEMBAGA SATU
THE EFFECT OF GIVING
YOUNG COCONUT
WATER ON CHANGES IN
BLOOD PRESSURE IN
Volume 14 Nomor 1
12 ELDERLY PEOPLE WITH Jurnal eduhealth
Tahun 2023
HYPERTENSION IN THE
WORI HEALTH CENTER
WORK AREA, NORTH
MINAHASA REGENCY
13 THE EFFECT OF Jurnal eduhealth Volume 14 Nomor 2
Tahun 2023
SPIRITUAL EMOTIONAL
FREEDOM TECHNIQUE
(SEFT) ON
PSYCHOLOGICAL WELL-
BEING IN PATIENTS
27
TYPE 2 DIABETES
MELLITUS
28
Identitas Diri
Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan S1 Profesi S2
Tinggi
Bidang Ilmu Kesehatan - Kesehatan
Masyarakat Masyarakat
Tahun Masuk- 2007-2011 - 2012-2014
Lulus
Nama Perguruan Fkm Unsrat - Pasca Ikm Unsrat
Tinggi
29
2 2019 Efektivitas Metode Stikes Rp.
Edukasi Pada Remaja Muhammadiyah 5000.000,-
Tentang Upaya Manado
Preventive Infeksi
Menular Seksual Di Smk
V Kota Manado
30
Dengan Perilaku Seks Bebas Tahun 2021
Pada Remaja Di Smk
Muhammadiyah Bitung:
Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Perilaku Seks Bebas
Pada Remaja Di Smk
Muhammadiyah Bitung
31
14 Hubungan Fungsi Pemeliharaan Jurnal Kesehatan Vol 6. No. 1
Kesehatan Keluarga Dengan Amanah Tahun 2022
Kesehatan Keluarga Dengan
Kelengkapan Vaksinasi Pada
Lansia
32
1 Epidemiologi Penyakit 2023 248 Media Sains
Menular
Lampiran 2
Submint artikel ke
jurnal pengabdian Pembuatan Laporan
masyarakat
Penyerahan laporan
kegiatan
33
Lampiran 3
Kegiatan pengabdian masyarakat dengan judul “Penyuluhan tentang kemandirian lansia dalam
pemenuhan ADL di kelurahan di Kelurahan Bailang ” akan dilaksanakan di Kelurahan Bailang.
Kelurahan Bailang di pilih karna merupakan tempat yang terdekat dengan kelurahan Bailang
sehingga dekat dengan masyarakat dan dapat di jangkau serta memiliki tempat yang luas. Jarak
pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini sekitar 4.6 km dari Universitas
Muhammadiyah Manado yang bertempat di Jalan Raya Pandu II Desa Pangian Kota Manado
dengan waktu tempuh 10 menit bila menggunakan kendaraan beroda empat.
34
Lampiran 4
Pengumpulan data
No Nama Kegiatan juni
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Pengumpulan data
2 Penyiapan proposal
dan surat tugas
3 Penyiapan materi
4 Penyiapan alat
5 Mengundang
pelaksana kegiatan
6 Penyiapan berita
acara dan daftar
hadir
7 Pelaksanaan
kegiatan
8 Analisis hasil
kegiatan
9 Penyusunan
laporan kegiatan
10 Penyerahan
laporan kegiatan
35
Lampiran 5
RENCANA ANGGARAN BELANJA PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN
PENGAPLIKASIAN SI-KERAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
T.2020/2021
36
Lampiran 6.
SURAT TUGAS
No. /BPPM-PKM/III/2021
Di
Tempat
Dengan hormat,
Demikian surat ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab, terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Ketua LP3M
37
Lampiran 7
Mengetahui,
38
LAMPIRAN 8
DAFTAR HADIR PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN
DI KELURAHAN SINGKIL KOTA MANADO
10
11
12
13
14
15
39
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
40
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
Pemateri
Kristine Dareda.,SKM.,M.Kes
41
42
Lampiran 9.
DOKUMENTASI KEGIATAN
43