Anda di halaman 1dari 7

Efektivitas

Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil

atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah popular

mendefinisikan Eefektivitas sebagai ketetapan penggunaan, hasil guna atau

menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan

atau sasaran yang ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun

program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah

ditentukan.

Eefektivitas ditentukan oleh hubungan antara output yang dihasilkan oleh

suatu pusat tanggung jawab dengan tujuannya. Pusat tanggung jawab merupakan

organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap

aktifitas yang dilakukan, melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dengan tujuan akhir

untuk mengubah input menjadi output. Semakin besar output yang

dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit tersebut. Menurut

Anthony (2005) Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau

sasaran yang telah ditentukan dalam setiap organisasi. Efektivitas disebut juga

efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditemukan sebelumnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat soewarno yang mengatakan bahwa efektivitas

adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan

sebelumnya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Caster I. Bernard,

efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama (Bernard,

1992).
Menurut Cambel J.P, Pengukuran efektivitas secara umum dan yang paling

menonjol adalah :

1. Keberhasilan program

2. Keberhasilan sasaran

3. Kepuasan terhadap program

4. Tingkat input dan output

5. Pencapaian tujuan menyeluruh (Cambel, 1989)

Sehingga efektivitas program dapat dijalankan dengan kemampuan

operasional dalam melaksanakan program-program kerjayang sesuai dengan

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, secara komprehensif, efektivitas dapat

diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat

melaksanakan semua tugas-tugas pokonya atau untuk mencapai sasaran yang telah

ditentukan sebelumnya (Cambel, 1989). Sementara itu, menurut Richard M.

Steers, efektivitas merupakan suatu tingkatan kemampuan organisasi untuk dapat

melaksanakan seluruh tugas-tugas pokoknya atau pencapaian sasarannya.

Efektivitas dalam dunia riset ilmu-ilmu social dijabarkan dengan penemuan atau

produktivitas, dimana bagi sejumlah sarjana social efektivitas seringkali ditinjau

dari sudut kualitas pekerjaan atau program kerja. Dari pendapat beberapa ahli di

atas dapat disimpulkan pengertian efektivitas, yaitu keberhasilan suatu aktivitas

atau kegiatan dalam mencapai tujuan (sasaran) yang telah ditentukan sebelumnya.

Mengingat keanekaragaman pendapat mengenai sifat dan komposisi dari

efektivitas, maka tidaklah mengherankan jika terdapat sekian banyak pertentangan

pendapat sehubungan dengan cara meningkatnya, car mengatur dan bahkan cara
menentukan indicator efektivitas, sehingga, dengan demikian akan lebih sulit lagi

bagaimana cara mengevaluasi tentang efektivitas.

Pengertian yang memadai mengenai tujuan ataupun sasaran organisasi,

merupakan langkah pertama dalam pembahasan efektivitas, dimana seringkali

berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Dalam usaha mengukur

efektivitas yang pertama sekali adalah memberikan konsep tentang efektivitas itu

sendiri. Dari beberapa uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa efektivitas

merupakan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas-aktifitas suatu lembaga

secara fisik dan non fisik untuk mencapai tujuan srta meraih keberhasilan

maksimal.

Pendekatan Terhadap Efektivitas

Pendekatan efektivitas dilakukan dengan acuan berbagai bagian yang

berbeda dari lembaga, dimana lembaga mendapatkan input atau masukan berupa

berbagai macam sumber dari lingkungannya. Kegiatan dan proses internal yang

terjadi dalam lembaga mengubah input menjadi output atau program yang

kemudian dilemparkan kembali pada lingkungannya.

1. Pendekatan sasaran (Goal Approach)

Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga

berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran

dalam pengukuran efektivitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi

dan mengukur tingkatan keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran

tersebut Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas

dengan pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil

maksimal berdasarakan sasaran resmi “Official Goal” dengan


memperhatikan permasalahan yang ditimbulkannya, dengan memusatkan

perhatian terhadap aspek output yaitu dengan mengukur keberhasilan

programdalam mencapai tingkat output yang direncanakan. Dengan

demikian, pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi atau

lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai.

2. Pendekatan Sumber (System Resource Approach)

Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu

lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya.

Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga

memelihara keadaan dan system agar dapat menjadi efektif. Pendekatan ini

didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap

lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang merata dalam

lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang

terdapat pada lingkungan seringkai bersifat langka dan bernilai tinggi.

3. Pendekatan Proses (Internal Process Approach)

Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi

kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses

internal berjalan dengan lancer dimana kegiatan bagian-bagian yang ada

berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan

lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang

dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki lembaga, yang

menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.


Pengukuran Efektivitas

Pengukuran efektivitas dapat dicapai dari hasil (outcome) seringkali belum

dapat diketahui dalam jangka pendek, akan tetapi dalam jangka panjang setelah

program berhasil, sehingga ukuran efektivitas dapat dinyatakan secara kualitatif

(berdasarkan pada mutu) dalam bentuk pernyataan saja (judgement), artinya

apabila mutu yang dihasilkan baik, maka efektivitasnya baik pula. Menurut

pendapat David Krech, Ricard S. Cruthfied dan Egerton L. Ballachey dalam

bukunya “Individual and Society” yang dikutip Sudarwan Danim dalam bukunya

“Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok” menyebutkan ukuran

efektivitas, sebagai berikut:

1. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan, artinya hasil tersebut berupa

kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi, program atau kegiatan. Hasil

dimaksud dapat dilihat dari perbandingan (ratio) antara masukan (input)

dengan keluaran (output).


2. Tingkat kepuasan yang diperoleh, artinya ukuran dalam efektivitas ini

dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah atau banyaknya) dan dapat

kualitatif (berdasarkan pada mutu).


3. Produk kreatif, artinya penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif

dengan dunia kerja, yang nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan

kemampuan.
4. Intensitas yang akan dicapai, artinya memiliki ketaatan yang tinggi dalam

suatu tingkatan intens sesuatu, dimana adanya rasa saling memiliki dengan

kadar yang tinggi. ( Danim, 2004).


Berdasarkan uraian di atas, bahwa ukuran daripada efektifitas harus

adanya suatu perbandingan antara masukan dan keluaran, ukuran daripada

efektifitas harus adanya tingkat kepuasan dan adanya penciptaan hubungan kerja

yang kondusif serta intensitas yang tinggi, artinya ukuran daripada efektivitas

adanya keaadan rasa saling memiliki dengan tingkatan yang tinggi. Membahas

masalah ukuran efektivitas memang sangat bervariasi tergantung dari sudut

terpenuhinya beberapa kriteria akhir. Menurut pendapat Cambell yang dikutip

oleh Richard M. Steers dalam bukunya “Efektivitas Organisasi” menyebutkan

beberapa ukuran dari pada efektivitas, yaitu:

1. Kualitas artinya kualitas yang dihasilkan oleh organisasi.


2. Produktivitas artinya kuantitas dari jasa yang dihasilkan.
3. Kesiagaan yaitu penilaian menyeluruh sehubungan dengan

kemungkinan dalam hal penyelesaian suatu tugas khusus dengan baik.


4. Efisiensi merupakan perbandingan beberapa aspek prestasi

terhadap biaya untuk menghasilkan prestasi tersebut.


5. Penghasilan yaitu jumlah sumber daya yang masih tersisa setelah

semua biaya dan kewajiban dipenuhi.


6. Pertumbuhan adalah suatu perbandingan mengenai eksistensi

sekarang dan masa lalunya.


7. Stabilitas yaitu pemeliharaan struktur, fungsi dan sumber daya

sepanjang waktu.
8. Kecelakaan yaitu frekuensi dalam hal perbaikan yang berakibat

pada kerugian waktu.


9. Semangat Kerja yaitu adanya perasaan terikat dalam hal

pencapaian tujuan, yang melibatkan usaha tambahan, kebersamaan tujuan

dan perasaan memiliki.


10. Motivasi artinya adanya kekuatan yang mucul dari setiap individu

untuk mencapai tujuan.


11. Kepaduan yaitu fakta bahwa para anggota organisasi saling

menyukai satu sama lain, artinya bekerja sama dengan baik,

berkomunikasi dan mengkoordinasikan.


12. Keluwesan Adaptasi artinya adanya suatu rangsangan baru untuk

mengubah prosedur standar operasinya, yang bertujuan untuk mencegah

keterbekuan terhadap rangsangan lingkungan. (R.M Steers, 1985).

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka ukuran

efektivitas merupakan suatu standar terpenuhinya sasaran dan tujuan yang akan

dicapai. Selain itu, menunjukan pada tingkat sejauh mana organisasi, program/

kegiatan melaksanakan fungsi-fungi secara optimal.

Anda mungkin juga menyukai