Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah dan Perkembangan Pabrik


1.1.1 Sejarah PT Pertamina (Persero)
Upaya pencarian (eksplorasi) sumber minyak bumi di Indonesia pertama
kali dilakukan oleh Jhon Reenik (Belanda) pada tahun 1871 di kaki Gunung
Ceremai, sedangkan eksploitasi minyak bumi pertama kali dilakukan di Telaga
Tunggal pada tahun 1885, sumur ini merupakan sumur pertama di kawasan
Hindia-Belanda yang berproduksi secara komersial.
Seiring dengan semakin banyaknya sumber minyak mentah yang sudah
ditemukan, pada akhir abad ke-18 mulai didirikan beberapa perusahaan-
perusahaan minyak asing, seperti Shell, Stanvac, Royal Dutch Company, dan lain-
lain yang melakukan pengeboran di Indonesia, baru setelah Indonesia merdeka
pada tahun 1945, usaha untuk mengambil alih kekuasaan sektor industri minyak
dan gas bumi mulai dilakukan.
Berdasarkan Undang-Undang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi, UU
No.44/1961, dibentuklah tiga perusahaan negara (PN) di sektor minyak dan gas
bumi, yaitu :
PN PERTAMIN berdasarkan PP No.3/1961
PN PERMINA berdasarkan PP No.198/1961
PN PERMIGAN berdasarkan PP No.199/1961
Pada tahun 1965 PN PERMIGAN dibubarkan, semua fasilitas produksinya
diserahkan kepada PN PERMINA dan fasilitas pemasarannya diserahkan kepada
PN PERTAMIN. Pada tahun 1968 didirikan PN PERTAMINA yang merupakan
gabungan dari PN PERMINA dan PERTAMIN dan pada tanggal 17 September
2003 PN PERTAMINA berubah nama menjadi PT PERTAMINA (PERSERO).
Berdasarkan UU No.8 tahun 1971, PT Pertamina memiliki tugas utama
sebagai berikut:
2

1. Melaksanakan pengusahaan migas – dalam arti seluas-luasnya, guna


memperoleh hasil sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat dan Negara.
2. Menyediakan dan melayani kebutuhan bahan-bahan minyak dan gas bumi
dalam negeri yang pelaksanaannya diatur dengan aturan pemerintah
(KEPPRES No. 11 tahun 1990).
Dalam melaksanakan tugas tersebut, PT Pertamina (Persero) memiliki empat
kegiatan utama, yaitu:
a. Eksplorasi dan Produksi
Kegiatan ini meliputi pencarian lokasi yang memiliki potensi ketersediaan
minyak dan gas bumi, kemungkinan penambangannya, serta proses produksi
menjadi bahan baku unit pengolahan
b. Pengolahan
Kegiatan ini meliputi proses distilasi, pemurnian, dan reaksi kimia tertentu
untuk mengolah crude menjadi produk yang diinginkan seperti premium,
solar, kerosin, LPG, dll.
c. Pembekalan dan Pendistribusian
Kegiatan pembekalan meliputi impor crude sebagai bahan baku unit
pengolahan melalui sistem perpipaan sedangkan kegiatan pendistribusian
meliputi pengapalan.
d. Penunjang
Contohnya rumah sakit dan penginapan.

Dahulu PT Pertamina (Persero) memiliki tujuh unit pengolahan akan tetapi


Unit Pengolahan I di Pangkalan Brandan yang berkapasitas 5 MBSD berhenti
beroperasi pada tahun 2007 karena permasalahan pasokan umpan.
Adapun keenam Unit Pengolahan yang beroperasi saat ini antara lain sebagai
berikut:
1. Unit Pengolahan II Dumai-Sei Pakning, Riau dengan kapasitas 170 MBSD
2. Unit Pengolahan III Plaju-Sungai Gerong, Sumatera Selatan dengan kapasitas
126,2 MBSD
3

3. Unit Pengolahan IV Cilacap, Jawa Tengah dengan kapasitas 348 MBSD


4. Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur dengan kapasitas 260
MBSD
5. Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat dengan kapasitas 125 MBSD
6. Unit Pengolahan VII Kasim, Papua Barat dengan kapasitas 9,5 MBSD

Adapun berikut adalah gambar dari penyebaran Refinery Unit PT Pertamina di


Indonesia :

Gambar 1.1 Peta Refinery Unit PT Pertamina di Indonesia

1.1.2 Sejarah PT Pertamina (Persero) RU (III) Plaju – Sungai Gerong


Perusahaan NKPM berganti nama menjadi SVPM dan pada tahun 1959
berganti nama menjadi PT Stanvac Indonesia. Kilang yang didirikan oleh NKPM
beserta kilang BPM Shell yang didirikan di Plaju oleh Belanda merupakan cikal
bakal kilang PERTAMINA RU (III).
PT Pertamina RU (III) Plaju – Sungai Gerong merupakan satu dari tujuh
unit pengolahan yang dimiliki oleh PT Pertamina dengan daerah operasi meliputi
Kilang Musi Plaju yang terletak di Plaju Kotamadya Palembang dan Kilang
Sungai Gerong yang berada di Kabupaten Banyuasin serta Terminal Pulau Sambu
dan Tanjung Uban.
4

Kilang minyak Plaju didirikan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1903,
kilang ini mengolah minyak mentah dari Prabumulih dan Jambi. Pada tahun 1957,
kilang ini diambil oleh PT Shell Indonesia dan pada tahun 1965 pemerintah
Indonesia mengambil alih kilang Plaju dari PT Shell Indonesia. Kilang ini
mempunyai kapasitas produksi 100 MBCD (Million Barrel Calender Day),
sedangkan kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac pada tahun 1920. Kilang
yang berkapasitas produk 70 MBCD ini dibeli oleh PT Pertamina (Persero) pada
tahun 1970. Namun kapasitas kilang ini berkurang menjadi 25 MBCD sesuai
dengan unit yang masih ada.
Tugas pokok PT Pertamina Refinery Unit III Plaju / Sungai Gerong sesuai
dengan UU No.8 tahun 1971 yaitu: “ Menyediakan bahan baku bagi
perkembangan dan pertumbuhan industri dalam negeri, Karena itu kegiatan
PERTAMINA Unit Pengolahan III Plaju / S.Gerong hanya mengolah bahan bakar
minyak (BBM) dan non BBM ”.

PT Pertamina RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu :


1. Kilang minyak plaju, yang berbatasan dengan sungai musi di sebelah selatan
dan sungai komering di sebelah barat yang masih termasuk kedalam
wilayah Kota Palembang.
2. Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering yang tidak termasuk kedalam wilayah kota
palembang dan merupakan bagian dari Kabupaten Banyuasin.

Untuk lebih ringkas dan jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini :
Tabel 1.1 Sejarah PERTAMINA RU-III Plaju – Sungai Gerong
Tahun Sejarah
1903 Pembangunan Kilang Minyak di Plaju oleh Shell (Belanda)
1926 Kilang Sungai Gerong dibangun oleh STANVAC (AS)
1957 Kilang Plaju diambil alih oleh PT. Shell Indonesia
1965 Kilang Plaju/Shell dengan kapasitas 100 MBCD dibeli oleh
negara/PERTAMINA
5

1970 Kilang Sungai Gerong/STANVAC dibeli oleh


negara/PERTAMINA
1971 Pendirian kilang polypropylene untuk memproduksi pellet polytam
dengan kapasitas 20.000 ton/th
1973 Integrasi operasi kilang Plaju – Sungai Gerong
1982 Pendirian Plaju Aromatic Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi
(PKM I) yang berkapasitas 98 MBSD
1982 Pembangunan High Vacuum Unit (HVU) Sungai Gerong dan
revamping CDU (konservasi energi)
1984 Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas produksi
150.000 ton/th
1986 Kilang PTA (Purified Terephtalic Acid) mulai berproduksi dengan
kapasitas 150.000 ton/th
1987 Proyek pengembangan konservasi energi/Energy Conservation
Improvemant (ECI)
1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang (UPEK)
1990 Debottlenecking kapasitas kilang PTA menjadi 225.000 ton/th
1994 PKM II: Pembangunan unit polypropylene baru dengan kapasitas
45.200 ton/th, revamping RFCCU Sungai Gerong dan unit alkilasi,
redesign siklon RFCCU Sungai Gerong, modifikasi unit
Redistilling I/II Plaju, pemasangan Gas Turbine Generator
Complex (GTGC) dan perubahan frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50
Hz, dan pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan
Sulphuric Acid Recovery Unit (SARU)
2002 Pembangunan jembatan integrasi Kilang Musi
2003 Jembatan integrasi Kilang Musi yang menghubungkan Kilang
Plaju dengan Sungai Gerong diresmikan
2007 Kilang TA/PTA berhenti beroperasi
Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit Pertamina, Palembang

1.1.2 Sejarah dan Perkembangan Kilang Polypropylene

Kilang Polypropylene pertama dibangun pada tahun 1972, dimana Unit


Purifikasi Propylene didesain oleh L.H.Manderstam & Partnes (London) dan
dikontruksi oleh Pertamina, sedangkan Polypropylene Plant yang menggunakan
proses patent dari Phillips Petroleum Coy disainnya oleh Bechtel International
Limited (London) dan kontruksinya oleh Pacifik Bechtel Corporation. Kilang
Polypropylene lama didisain dengan kapasitas 20.000 ton per tahun
homopolymer polypropylene.
6

Pada tahun 1982 dilaksanakan pembangunan proyek Plaju Aromatic


Center (PAC) dan Proyek Kilang Musi I (PKM I). Kedua proyek ini dibangun
secara terintegrasi yang berupa proyek pipanisasi di dalam penyediaan sistem
penunjang (utilitas) dan fasilitas lindungan lingkungan. Plaju Aromatic Center
didirikan di area kilang Plaju. Pembangunan kilang Musi berlanjut dengan
pembangunan High Vacuum Distilation Unit II (HVU-II) pada tahun 1983 namun
mulai beroperasi tahun 1986.
PKM I diwujudkan dengan melakukan revamping dan pembangunan unit
baru. Upaya yang telah dilakukan pada PKM tahap I adalah sebagai berikut:

1. Revamping dapur dan beberapa peralatan CD Plaju untuk menurunkan


pemakaian bahan bakar.
2. Revamping FCCU dan unit Light End Sungai Gerong.
3. Pembangunan distilasi bertekanan hampa (New Vacum Distilation Unit)
NVDU di Sungai Gerong dengan kapasitas produksi 48 MBCD long
residue.
4. Mengganti koil pemanas tangki.
5. Melengkapi fasilitas transfer produk antara kilang Plaju dan kilang Sungai
Gerong.
Pada tahun 1994 Pertamina melalui Proyek Kilang Musi II (PKM-II)
memperluas usahanya dengan membangun diantaranya Unit Polypropylene baru
yang menggunakan teknologi dari Mitsui Petrochemical Industries, Ltd dengan
kapasitas produksi 45.200 ton per tahun dan mengadakan revamping Unit
Purifikasi Propylene yang dilaksanakan oleh JGC dengan mengadakan
penambahan Depropanizer Coloumn (C-302C), Depropanizer Reboiler (E-304),
Purified Propylene Storage Sphere (T-104), penggantian seluruh pompa-pompa,
perubahan instrumentasi dan sebagainya.
Pemakaian refinery fuel menurun dari 11,07 % menjadi TSRF/ton crude.
Proyek Kilang Musi I diselesaikan pada bulan September 1986 sementara PKM II
dilaksanakan pada tahun 1991 dengan melakukan pembaruan sebagai berikut:
7

1. Peningkatan kapasitas produksi-produksi kilang Polypropylene menjadi


45.000 ton/tahun.
2. Revamping RFCCU dan unit alkilasi.
3. Redesign siklon FCCU Sungai Gerong.
4. Modifikasi unit Re-distiller I/II Plaju.
5. Pemanasan Gas Turbine Generator Complex (GTGC) dan perubahan
frekuensi listrik dari 60 Hz ke 50 Hz.
6. Pembangunan Water Treatment Unit (WTU) dan Sulphur Acid Recovery
Unit (SAU).
Tujuan utama Kilang Polypropylene dibangun adalah untuk mengolah
Raw Propane Propylene yang dihasilkan dari Fluid Catalytic Cracking Unit
(FCCU) Kilang Sungai Gerong menjadi Pellet Polypropylene (Polytam), sehingga
akan lebih meningkatkan nilai keekonomian khususnya bagi Pertamina dan
bangsa Indonesia pada umumnya untuk membantu memenuhi kebutuhan
Polypropylene di dalam negeri dan menghemat devisa negara.
Pada tahun 1972, didirikan Asphalt Blowing Plant (Demolish) dengan
kapasitas produksi 45.000 ton/tahun. Pada tahun 1973, didirikan pabrik
Polypropylene yang mengolah Propylene menjadi Polypropylene dengan produk
berbentuk pellet. Bersamaan dengan dibangunnya pabrik Polypropylene, dibangun
jembatan pipa integrasi yang menghubungkan kilang Plaju dan kilang Sungai
Gerong (dikenal Kilang Musi).

1.1.3 Visi dan Misi PT PERTAMINA (PERSERO) RU-III


Visi PT Pertamina RU (III) Plaju-Sungai Gerong:
“Menjadi Kilang Minyak dan Petrokimia Nasional Terkemuka di Asia
Tenggara.
Misi Pertamina RU-III Plaju-Sungai Gerong:
“Menghasilkan Produk Minyak dan Petrokimia dengan Kualitas
Internasional”
Tata nilai yang berlaku di Pertamina RU (III) Plaju :
8

1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas, dan
berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar
biaya dan menghargai kinerja.
3. Confident (Percaya Diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
4. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.

5. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial dan mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun riset dan
pengembangan.

1.1.5 Arti Logo


9

Arti dari logo :


1. Elemen logo membentuk hurup P yang secara keseluruhan merupakan
representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak
maju dan progresif
2. Warna-warna yang berani menunjukan langkah beasar yang diambil
PERTAMINA dan spirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan
dinamis dimana:
a. Biru : mencerminkan andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
b. Hijau : mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
c. Merah : mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapai berbagai macam kesulitan.

1.2 Lokasi Dan Tata Letak PT PERTAMINA RU-III


Dasar pemilihan lokasi kilang minyaka adalah :
1. Dekat dengan sumber minyak mentah sebagai bahan baku.
2. Dekat dengan pasar yang dituju.
3. Tersedianya cadangan air yang cukup karena kilang minyak bumi
memerlukan air dalam jumlah yang cukup besar.
4. Dekat dengan prasarana umum yang ada seperti jaringan transportasi,
jaringan listrik, dan jaringan telekomunikasi.
10

5. Tersedianya areal tanah yang luas dan cukup tersedia untuk kemungkinan
perluasan.

Pertamina RU III Plaju dan Sungai Gerong berlokasi di Palembang,


Sumsel. Pertamina RU III Sungai Gerong menempati lokasi seluas 912 Ha.
Daerah RU III Plaju-Sungai Gerong yang dipisahkan oleh Sungai Komering.
Kilang Plaju terletak di sebelah barat Sungai Komering. Disebelah Utara
berbatasan dengan Sungai Musi. Sedangkan Kilang Sungai Gerong terletak di
sebelah timur Sungai Komering. Pertamina RU III memiliki dermaga Plaju dan
dermaga Sungai Gerong sebagai transportasi bahan baku dan produk. Untuk lebih
jelasnya, lokasi PTPertamina (Persero) RU (III) dapat dilihat pada Gambar nomor
2 dibawah ini.

Gambar 1.2 Lokasi dan Tata Letak PT Pertamina (Persero) RU II


11

Luas wilayah kerja PT Pertamina RU (III) sebesar 1812,6 ha, sedangkan


wilayah efektif yang digunakan oleh PT PERTAMINA RU (III) dapat dilihat pada
Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 1.2 Luas Wilayah Pertamina
No Tempat Luas (Ha)
1 Area perkantoran dan kilang Plaju 229,6
2 Area kilang Sungai Gerong 153,9
3 Pusdiklat fire dan safety 34.95
4 RDP an Lapangan Golf Bagus Kuning 51,4
5 RDP Kenten 21,1
6 Lapangan Golf Kenten 80,6
7 RDP Plaju, Sungai Gerong dan 3 Ilir 349,37
Total 921,02
Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV. Penerbit Pertamina. Palembang, 2012

1.2.1 Kilang Unit Operasi Plaju


Kilang Unit Operasi Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan
disebelah barat Sungai Komering. Berdasarkan tata letak, kilang unit operasiPlaju
terdiri dari unit – unit :
a. Pengilangan utara
Unit – unit yang terdapat di Pengilangan utara adalah: CD – II, CD – III, dan
CD – IV.
b. Pengilangan tengah
Unit – unit yang terdapat di Pengilangan tengah: CD – V, Redistiller I/II,
Stabilizer C/A/B, Straight Main Gas Compressor (SMGC).
c. Pengilangan selatan
Unit – unit yang terdapat dalam Pengilangan Selatan adalah: Butane Butylen
Motor Gas Compressor (BBMGC), Butane Butylen Distiller, Butane Butylen
Treating, Polymerisasi, Alkilasi, Storage, dan Blending Musicool.
d. Kilang petrokimia
Kilang Petrokimia yang terdapat di PT Pertamina RU (III) ini terdiri atas 2
unit kilang yaitu: kilang Polypropylene dan unit Silo dan Bagging.
12

1.2.2 Kilang Unit Operasi Sungai Gerong


Kilang unit operasi Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering. Kilang minyak Sungai Gerong terdiri dari unit – unit CD –
VI, Redistiller III/IV, High Vacum Unit II, Residue Fluid Catalytic Cracking Unit,
Stablizer III, Caustic Treater Unit, danMerichame Unit.

1.3 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan


1.3.1 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU-III
Dalam melaksanakan kegiatan administrasi dan mengatur jadwal sehari-
hari General Manager (GM) PT Pertamina (Persero) RU-III dibantu oleh
sekretaris. Sedangkan dalam menjalankan tugas yang terkait dengan manajemen
perusahaan dan produksi, GM dibantu oleh beberapa staf manager. Adapun
bidang-bidang yang dibawahi GM RU III antara lain:
1. Engineering and Development
Tanggung jawab yang dimiliki oleh Engineering and Development adalah:
 Mengupayakan kemajuan dan pengembangan kilang.
 Mengupayakan kondisi operasi kilang yang optimum agar diperoleh
produk yang bernilai jual tinggi.
2. Reliability
Reliability bertugas dalam hal-hal berikut ini:
 Menganalisa kehandalan atau kinerja instrumen pada kilang.
 Melakukan perawatan terhadap instrumen yang sudah tidak optimal.
 Menguji kehandalan instrumen setelah dilakukan perawatan.

3. Refinery Planning and Optimization


Tugas yang dimiliki oleh Refinery Planning and Optimization antara lain:

 Merencanakan pengolahan untuk mencari groos margin sebesar-besarnya.


 Menyiapkan dan menyajikan secara perspektif perekonomian kilang.
 Mengembangkan perencanaan yang dapat memaksimumkan pendapatan
berdasarkan pasar dan kondisi kilang.
13

4. Production
Bagian ini memiliki fungsi-fungsi dalam hal berikut:

 Melaksanakan (operator) pengolahan minyak mentah menjadi produk


BBM.
 Mengupayakan proses pengolahan minyak mentah yang memiliki biaya
operasi yang murah dan efisien.
5. Maintenance Planning and Support
Tanggung jawab yang dimiliki oleh Maintenance Planning and Support
antara lain:

 Memelihara peralatan kilang yang tersedia agar proses pengolahan


berjalan lancar.
 Mengupayakan operasi pengolahan yang maksimal agar target pengolahan
dapat tercapai.
 Memperbaiki peralatan kilang yang rusak.
 Merencanakan pelaksanaan TA (Turn Arround) dan Non-TA.
6. General Affairs and Legal
General Affairs and Legal bertanggung jawab dalam hal:
 Pengamanan aset-aset yang dimiliki kilang, perijinan, pengkajian undang-
undang, dan menganalisa peraturan.
 Sebagai media penghubung publik (public relations) yang mencakup
relations, CSR, internal relations and protokoler, dan media relations.
7. HSE (Health Safety and Environment)
Tugas dan fungsi HSE antara lain:

 Melindungi keselamatan, kesehatan, dan lingkungan kerja karyawan


melalui unit HSE.
 Sebagai pengelola lingkungan hidup.
8. Procurement
Kegiatan utama Procurement bergerak dalam bidang-bidang antara lain:

 Pengendalian persediaan (inventory controlling).


14

 Pengadaan material (purchasing).


 Kontrak jasa (officers) dan Service and warehousing.
9. Turn Around
Turn Around memiliki kegiatan dalam hal:

 Pemeliharaan peralatan kilang dalam skala besar (extraordinary


maintenance activites) yang dilakukan secara berkala (3-4 tahun) pada saat
unit dalam keadaan berhenti operasi.
10. OPI (Operational Performance Improvement)
Tugas dan fungsi OPI adalah memberikan pelatihan yang berguna dalam hal:
 Meningkatkan performance pekerja.
 Mengubah budaya kerja yang tidak baik.
 Menjaga sustainability dari improvement yang sudah terlaksana.
11. Maintenance Execution
Maintenance execution berperan dalam hal:
 Melaksanakan program pemeliharaan yang telah direncanakan oleh MPS,
reliability, dan turn around.
General Manager,
 Mengeksekusi maintenance harian. General Manager,
Refinery Unit III Plaju

Secretary

Berikut ini adalah susunan struktur organisasi PT Pertamina (Persero) di Refinery


Senior Manager,
Senior Gerong
Manager, Manager, Manager,
Unit III Plaju-Sungai
Operation & Manufacturing Engineering & Reliability
Operation & Manufacturing
SENIOR VICE PRESIDENT Development
REFINING OPERATION

Manager, Manager, Coordinator, Manager,


Production Maintenance OPI HSE
Planning &
Support

Manager, Refinery Manager, Manager, Manager, Legal &


Planning Maintenance Procurement General Affairs
Optimization Execution

Manager,
Turn Around
15

Gambar 1.3 Struktur Organisasi PT Pertamina (Persero) RU III Plaju-


Sungai Gerong (Sumber: PT Pertamina (Persero) RU III

1.3.2 Struktur Organisasi dan Manajemen Kilang Polypropylene


Struktur organisasi kilang Polypropylene, dipimpin oleh seorang Kepala
Bagian yang dibantu oleh :

a. Kepala Produksi Polypropylene yang dibantu oleh asisten Kepala


Produksi.

1. Kepala Produksi Polypropylene membawahi pengawas jaga

2. Pengawas jaga membawahi Asisten jaga Consule Polypropylene,


Pemuka jaga Finishing dan Asisten jaga Consule Propylene (dibantu
oleh operator di seksinya masing-masing)
16

3. Operator di tiap-tiap seksi, bekerja dengan system 3 hari dan 1 hari


libur serta terbagi menjadi 3 shift. Adapun pembagian shift operator
kilang Polypropylene sebagai berikut :

a. Shift pagi, pukul 07.00-16.00

b. Shift sore, pukul 16.00-24.00

c. Shift malam, pukul 24.00-08.00

b. Operator Engineer

c. Pengawas Produk Lifting dan Material Operasi

Pengawas Produk Lifting dan Material Operasi membawahi Asisten


Produk Lifting dan kontrak

d. Penata Admnistrasi dan Chemical

Penata administrasi dan chemical ini bekerja mengurusi perkantorannya


kilang Polypropylene. Mereka menggunakan system 5 hari kerja (Senin-
Jum’at), dimana jam kerjanya dapat dilihat sebagai berikut :

a. Senin-Kamis, pukul 07.00-.15.30, istirahat pukul 12.00-13.00

b. Jum’at, pukul 07.00-15.30, istirahat pukul 11.30-13.00

Berikut adalah susunan organisasi Kilang Polypropylene PT Pertamina


Refinery Unit III Plaju yang dapat dilihat pada Gambar no 1.4.
17

STRUKTUR ORGANISASI

KILANG POLYPROPYLENE / UNIT PRODUKSI II

PT PERTAMINA (PERSERO) RU-III PLAJU

Kepala Bagian

Kepala Produksi Pws. Prod L.ifting dan


Operating Engineer
Polypropylene Material Operasi

Asisten Kepala
Pws. Jaga Asisten Prod. Lifting
Produksi
Polypropylene dan Kontrak
Polypropylene

Asisten Jaga
Operator
Pemula Jaga Operator
Pemula Silo
Jaga Operator Seksi
Pemula Jaga
Console Operator Panel 500
Polypropylene
Polypropylene Bagging
Finishing 000-200
100-900
Polimerisasi
Polypropylene
18

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Kilang Polypropylene


19

1.4 Distribusi dan Pemasaran Produk


PT Pertamina (Persero) RU (III) bergerak di sector hilir yang
mengoperasikan Kilang BBM dan Petrokimia. Bahan baku crude oil yang berasal
dari daerah Prabumulih, Pendopo, dan Jambi disalurkan melalui :
1. Pipa-pipa
2. Kapal-kapal tanker
3. Mobil-mobil pendistribusian
Produk BBM, non – BBM, bahan bakar khusus dan Petrokimia
didistribusikan dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan
produksi minyak di Indonesia, khususnya Sumatera Bagian Selatan yang
mencakup empat provinsi antara lain Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, dan
Lampung, kemudian Pangkal Pinang, Medan, Pontianak, Jakarta, dan sebagian
ada yang diekspor. Pemasaran produk PT Pertamina RU III dilakukan oleh Unit
Pemasaran dan Pembekalan Dalam Negeri (UPPDN).

Anda mungkin juga menyukai