Berdirinya PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk diawali dengan survey yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pertambangan Umum Departemen Pertambangan pada tahun 1964 mengenai bahan-bahan galian berupa batu kapur dan tanah liat di Desa Pusar Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU). Dari data hasil survey diketahui terdapat cadangan batu kapur ± 38.250.000 ton dan tanah liat ± 22.650.000 ton. Survey juga dilakukan di daerah Bedegung dan Padang Bindu ± 32 km dari kota Baturaja, dan berhasil menemukan cadangan batu kapur ± 96.520.000 ton dan tanah liat ± 16.772.850 ton. Berdasarkan hasil survey diatas, Pada tahun 1973 disusunlah studi kelayakan untuk pendirian pabrik semen di Baturaja (OKU), Sumatera Selatan dengan kapasitas 500.000 ton per tahun. Pada tanggal 14 November 1974, dikeluarkan akte pembangunan PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk. dengan nomor Akte Notaris No. 34 yang dikeluarkan oleh John Frederick Berthod Tumbeleka Sinjal, SH di Jakarta. Akte tersebut disahkan tanggal 22 November 1974 oleh Menteri Kehakiman RI dengan No. Bo.Y.A5/422/81, dengan para pemegang saham PT. Semen Padang (55%) dan PT. Semen Gresik (45%). Pada tanggal 21 November 1974, Notaris Hadi Moentoro, SH di Jakarta melakukan perubahan nomor akta menjadi nomor 49, dan terakhir pada tanggal 19 April 1984 menjadi nomor 28. Pada tanggal 3 Desember 1974 dilakukan penandatanganan berupa Loan Agreement antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Asian Development Bank (ADB) senilai US $37 juta sebagai salah satu sumber dana untuk pembangunan pabrik PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk. Proyek PT. Semen Baturaja (Persero), Tbk selesai dikerjakan selama ± 29,5 bulan. Produksi percobaan dilakukan pada bulan September 1980 sampai April 1981. Kemudian tanggal 9 November 1979, PT. Semen Baturaja sebagai usaha penanaman modal dalam negeri berubah bentuk menjadi Persero berdasarkan akte notaris Hadi Muntoro, SH No.33, dengan pemegang sahamnya adalah: