Anda di halaman 1dari 26

BAB III

TUGAS KHUSUS

3.1 Judul
Perhitungan Pemakaian Katalis Untuk Reaktor 1st pada Unit Polimerisasi
Kilang Polypropylene PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III Plaju.

3.2 Latar Belakang


Pertumbuhan Industri Petrokimia sangat pesat, terutama dalam proses
polimerisasi, antara lain Polyethylene dan Polypropylene. Dalam mengimbangi
pesatnya perkembangan teknologi pada industri petrokimia tersebut, maka
dibutuhkan pula suatu kehandalan dan perhatian khusus dalam mengolahnya,
terutama dalam penanganan katalis yang merupakan salah satu proses agar produk
pellet Polytam dapat terbentuk sesuai dengan standar ketetapan yang telah
ditentukan dan juga dapat meningkatkan kualitas produk Polytam.
Pada proses pembuatan pellet Polytam, katalis berperan penting dalam
menentukan kualitas produksi. Katalis merupakan indikator utama yang digunakan
dalam proses polimerisasi polypropilene dan mempunyai peranan yang besar
sehingga diharapkan produktifitas dari penggunaan katalis dapat lebih efisien dalam
menentukan kualitas serta pembentukan pellet Polytam.
Khususnya Unit Polypropylene, salah satu unsur yang sangat menentukan
adalah katalis yang digunakan dalam proses polymerisasi di Reaktor 1st. Dimana
jenis dan spesifikasinya sudah baku dan sangat diperhitungkan dalam
pemakaiannya mengingat besarnya peranan katalis tersebut.
Unit di kilang Polypropylene ini mempunyai kapasitas untuk butiran pellet
homopolymer sebesar 45.200 metric ton pada basis 7.994 jam operasi dengan satu
train produksi. Kilang Polypropylene dapat menghasilkan beberapa tingkatan
Polypropylene yaitu :
1. Injection Molding Grade : 5.700 kg/hari
2. Film Grade : 5.700 kg/hari

83
84

3. Tape Grade : 5.700 kg/hari


4. Fiber Grade : 5.700 kg/hari
5. Blow Molding Grade : 4.500 kg/hari

3.3 Tujuan
Adapun tujuan dari tugas khusus ini adalah :
1. Dapat mengetahui jumlah optimal katalis yang dibutuhkan di
Reaktor 1.
2. Dapat mengetahui produktifitas dari kegunaan katalis di unit
Polimerisasi.

3.4 Manfaat
Adapun manfaat dari tugas khusus ini adalah :
1. Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama proses pembelajaran di
perkuliahan dalam skala industri.
2. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses
pembuatan biji plastik di Kilang Polypropylene PT Pertamina
(Persero) RU III Plaju.

3.5 Perumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari tugas khusus ini adalah :
1. Bagaimana perbandingan pemakaian katalis secara teoritis dengan
data aktual terhadap standar design yang telah ditentukan ?
2. Apa fungsi dari masing-masing katalis yang digunakan ?
3. Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi dari kinerja katalis ?
85

3.6 Tinjauan Pustaka


3.6.1 Polimerisasi
Proses penggabungan dua atau lebih molekul - molekul kecil untuk
membentuk kelompok suatu kelompok molekul – molekul kecil yang dapat
dikatakan komplek disebut proses Polimerisasi.
Secara umum ke komplekan Polymer dapat dikendalikan oleh kondisi
operasi seperti temperatur, tekanan, dan konsentrasi katalis yang digunakan.
Sebagai contoh Polimerisasi sederhana dari propylene membentuk polimer menjadi
polypropylene yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.
Reaksi polimerisasi dari propylene tersebut dapat dinyatakan dalam reaksi sebagai
berikut :
CH3

n CH2 = CH – CH3 ( - CH2 – CH - ) – n

Menurut Karl Zigler dan Giulio Natta, polymer yang terbentuk terdiri dari tiga
bentuk konfigurasi polymer yaitu :

CH3 CH3 CH3

Isotactic - C – C – C – C – C – C – C -

CH3 CH3

Syndiotactic -C – C – C – C – C – C – C–

CH3
86

CH3 CH3

Atactic - C – C – C – C – C – C – C -

CH3 CH3 CH3

Isotaktic adalah suatu bentuk konfigurasi polymer yang mempunyai letak


cabang methyl yang teratur.
Syndiotactic adalah suatu bentuk konfigurasi polymer yang mempunyai
letak cabang methyl yang berselang – seling, tetapi masih teratur.
Atactic adalah suatu bentuk konfigurasi polymer yang mempunyai letak
cabang methyl yang tidak beraturan atau acak.
Bentuk konfigurasi pertama dan kedua adalah bentuk yang sangat
diinginkan, karena mempunyai sifat kristalin yang kuat. Sedangkan bentuk yang
ketiga tidak di kehendaki, karena lunak dan lengket atau disebut juga Amorf. Oleh
karena itu untuk mendapatkan konfigurasi yang dikehendaki perlu diinjeksikan
katalis agar didapat jumlah konfigurasi Isotaktic yang tinggi.

3.6.2 Jenis-Jenis Katalis Yang Digunakan


Katalis-katalis yang dipergunakan untuk proses Polymerisasi di Unit
Polypropylene,yaitu:
-MCKatalis(KatalisUtama)
Sifat-sifat fisik MC-Katalis :
1. Komponen : Titanium (Ti), Magnesium (Mg), Chlorine (Cl),
Oksigen (O), Karbon (C), dan Hidrogen (H).
2. Bentuk : Powder padat
3. Warna : Kelabu tua
4. Berat Jenis : 2,2 gr/cm3 atau 2.200 kg / m3
5. Fungsi : Sebagai katalis utama dalam proses polymerisasi
6. Tidak bereaksi dengan Hidrogen
87

- AT-Katalis (Co Katalis / Katalis Pendukung)


Sifat-sifat fisik AT-Katalis
1. Rumus Kimia : Al (C2H5)3
2. Titik Didih : 186,6 oC
3. Titik Leleh : - 45,5 oC
4. Berat Molekul : 114,2
5. Berat Jenis : 0,832 gr/cm3
6. Bentuk : Cairan transparan, tidak bewarna
7. Panas pembakaran : 10,210 Kkal / kg pada 25oC
8. Panas bila kena air : 1.110 Kkal / kg pada 25oC
9. Fungsi : Berfungsi sebagai katalis pendukung

- OF-Katalis
Sifat-Sifat fisik OF-Katalis
1. Rumus Kimia : Cyclohexyl – Methyl – Dimetyl – Silane
2. Bentuk : Cairan Transparan
3. Warna : Kuning muda
4. Berat jenis : 0,947 gr / cm3
5. Flash Point : 82oC
6. Fungsi : Faktor pengatur terbesar yang menentukan
stereoregul dari Isotactic Index (II) dan mencegah terbentuknya atactic polymer
yang menurunkan daya alir tepung.

- Hexane
Hexane digunakan sebagai solven, dengan spesifikasi sebagai berikut ;
1. Warna : Jernih
2. Spesifik : 0,673 +/- 0,010
3. Water : 2 wt ppm max

3. 6. 3 Prepolymerisasi MC-Katalis
Sejumlah tertentu Hexane dimasukkan kedalam MC-Katalis Pretreatment
Drum (D-2101), kemudian diaduk dengan pengaduk atau mixer. Lalu sejumlah
tertentu AT-Katalis juga dimasukkan kedalam drum tersebut. Drum MC-Katalis
berisi 70 kg, digunakan untuk setiap batch MC-Katalis Prepolymerisasi. Setelah
katalis-katalis tersebut dimasukkan dan dicampur dengan pelarut hexane menjadi
slurry, selanjutnya sejumlah tertentu gas propylene dimasukkan kedalam D-2101
sehingga terjadi Prepolymerisasi antara propylene vapour dengan MC-Katalis pada
88

temperatur dibawah 25oC dengan tekanan 0,5 kg/cm2g oleh sealing nitrogen,
selanjutnya Pretreated katalis dimasukkan ke D-2201. Semua proses tersebut
menggunakan program Sequence yang sudah diatur diruang kendali
prepolymerisasi ini dimasukkan untuk meningkatkan kemampuan atau daya guna
katalis. Program Sequence yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan atau
daya guna katalis sebagai berikut :

- Meningkatkan stabilitas mekanis katalis


Dengan peningkatan stabilitas mekanis katalis yang diperoleh melalui preatment
ini, sekaligus akan meningkatkan bulk density polymer selama polymerisasi.
Sebagaimana ditunjukkan pada table 3.1 meningkatnya stabilitas mekanis dapat
mencegah pecahnya partikel - partikel katalis akibat pengadukan mekanik dan
reaksi polymerisasi yang mendadak. Prepolymerisasi pada rasio 1 gr MC / 1gr PP
atau lebih cukup untuk meningkatkan bulk density dan juga untuk mengekang
formasi tepung halus polymer.
- Meningkatkan Streoregulator (II)
Sebagaimana tertera pada table 3.1 Streoregulator polymer dinyatakan dalam II
pada dasarnya ditingkatkan oleh prepolymerisasi, dan hal ini dapat menurunkan
formasi atactic polymer hampir 50%. Semakin banyak propylene yang digunakan
dalam prepolymerisasi ini cenderung akan menaikkan II, namun demikian jika
propylene yang digunakan melebihi 3 gram terhadap 1 gram MC-Katalis, hampir
tidak dapat meningkatkan II.
-Meningkatkan Aktivitas Katalis
Seperti diperlihatkan pada table 3.1 Prepolymerisasi akan meningkatkan jumlah
propylene yang terpolymerisasi (aktifitas katalis) per satuan waktu. Jumlah
propylene yang terpolymerisasi dilakukan pada rasio tertentu antara katalis dan
propylene.
Nilai maksimum aktivitas katalis diperoleh bila polimerisasi dilakukan pada suhu
70oC dengan perbandingan 1 gram katalis terhadap kira-kira 1-3 gram propylene.
89

Prepolymerisasi dilakukan dibawah kondisi berikut ini tetapi dapat berubah


menurut keadaan.
Suhu Prepolymerisasi (oC) : < 25
Kadar Polymerisasi (gr-PP/g-MC-Cat) : 3
Konsentrasi Katalis (gr-MC-Cat/liter-C6) : 37,5
AT-katalis / MC-Katalis (kg/kg) : 0,14
Konsentrasi slurry (gr MC / l – slurry) : 25 - 37,5

Jumlah bahan baku standar untuk pengisian, dengan asumsi bahwa MC-Katalis
dimasukkan dalam jumlah sebagai berikut :
Jumlah pengisian MC-Katalis (kg) : 70
Jumlah pengisian AT-Katalis (kg) : 9,8
Jumlah pengisian hexane (m3) : 1,86
Jumlah pengisian Propylene (kg) : 210

Resep Prepolymerisasi
a. Banyaknya Prepolymerisasi
seperti sudah dijelaskan diatas prepolymerisasi dengan 1 gram MC-Katalis
terhadap 1-3 gram propylene adalah yang paling efektif dalam
pencapaian keseimbangan yang lebih baik antara stabilitas katalis,
Streoregularitas, polymer dan aktifitas katalis.
Dalam manual ini dianjurkan bahwa prepolymerisasi dilakukan pada
rasio 1gram MC-Katalis terhadap 3gram propylene.

b. Suhu dan waktu prepolymerisasi


Selama prepolymerisasi dilakukan dalam suhu ruangan atau lebih rendah,
baik suhu maupun waktu prepolymerisasi tidak dipengaruhuhi
streoregularitas maupun bulk density polymer, Sebagaimana terlihat
pada table 3.2 secara empiritis telah diketahui bahwa aktifitas katalis
akan naik ke tingkat tertentu dengan prepolymerisasi pada suhu rendah
dan selanjutnya bahwa prepolymerisasi untuk waktu yang lama pada
90

tahap awal, efektif dalam menaikkan aktifitas katalis kecuali lebih dari
tujuh jam. Karena pertimbangan kapasitas pemindahan panas dari reactor
prepolymerisasi, biaya peralatan yang dibutuhkan dengan menggunakan
brine, dan juga karena fakta tersebut diatas, disarankan bahwa lamanya
prepolymerisasi dan suhu awal dan suhu akhir prepolymerisasi masing-
masing harus 5-6 jam, 5oC dan 15oC.

Data masukan pada resep Prepolymerisasi :


Jumlah pengisian katalis = 70 (kg)
AT-Katalis / MC-Katalis = 0,14 (kg/kg)
Polypropylen / MC-Katalis = 3 (g-PP / g-MC-Katalis)
Konsentrasi MC-Katalis = 37,5 (g-MC-Katalis / l-C6)
Konsentrasi AT-Katalis = 1 (mol / l-C6)
Waktu Reslury = 60 (menit)
Waktu Prepolymerisasi awal = 60 (menit)
Suhu Resulurry = 0 (oC)
Suhu Prepolymerisasi awal = 5 (oC)
Suhu Prepolymerisasi akhir = 15 (oC)
Laju feed propylene awal = 15 (kg/jam)
Laju feed propylene akhir = 50 (kg/jam)

Persiapan – persiapan untuk Prepolymerisasi :


2
a. Menaikkan tekanan D-2101 sampai 0,5 kg / cm g dengan memasukkan
Nitrogen, ini diperlukan untuk memudahkan konfirmasi penyelesaian
depressuarisasi dalam operasi pengontrolan sequence prepolymerisasi.
b. Menyiapkan drum MC-Katalis, hubungkan dengan selang nitrogen 1N ke
kerangan vent dru, guna menyelimuti MC-Katalis pada waktu pemasangan
kerangan yang dipergunakan untuk menghubungkan drum MC-Katalis
dengan D-2101, lalu line-up masing-masing rangkaian yang diperlukan
untuk Prepolymerisasi.
91

c. Menjalankan Operasi Sequence Control Prepolymerisasi diruang Operator,


yang berfungsi sebagai berikut :
- Depressurize
- Pengisian Hexane pertama
- Pengisian AT-Katalis
- Pengisian Hexane kedua
- Menjaga temperatur dan menjalankan pengaduk pada putaran rendah.
Dengan selesainya operasi tersebut diatas, operasi sequence control akan
stop dengan sendirinya, menunggu pengisian MC-Katalis.
d. Pengisian MC katalis, membuka kerangan yang menghubungkan drum MC-
Katalis dengan D-2101. Masukkan MC-Katalis sambil diaduk oleh
agitator yang dijalankan pada putaran rendah, setelah selesai putuskan
hubuungan antara drum MC-Katalis D-2101 dengan menutup kerangan
diatas D-2101 dan yang berada pada drum MC-Katalis.
e. Melepaskan drum MC-Katalis dan bersihkan keterangan (Nozel) MC-
Katalis agar dapat dipergunakan kembali nanti.
f. Melakukan pengisian Propylene dan Nitrogen Purge
Setelah pengisian MC-Katalis, menjalankan kembali operasi sequence
control Prepolymerisasi.
Disini operasi sequence control berfungsi sebagai berikut :
- Menaikkan tekanan D-2101 hingga 0,5 kg/cm2g.
- Reslurry MC-Katalis selama 1 jam.
- Mengubah putaran agitator dari putaran rendah ke putaran tinggi
- Menjaga suhu prepolymerisasi tahap awal pada 50C
- Menjalankan pengisian Propylene
- Menjaga suhu prepolymerisasi tahap kedua pada 150C
- Melakukan post polymerisasi selama 1 jam
- Melakukan press / depress dari 0,8 kg/cm2 ke 0,2 kg/cm2g
- Menstopkan putaran agitator, menaikkan tekanan menjadi 0,5kg/cm2g
92

Untuk dapat mengetahui data pengaruh prepolymerisasi dapat dilihat pada Tabel
nomor 3.1.
Tabel 3.1 Pengaruh Prepolymerisasi
Prepolymerisasi Suhu Mileage Hasil Polymerisasi
Polymerisasi T-II BD MFR
g/g - PP Celcius g/mmol-Ti % g/cc G/10min
1 70 27,90 87,6 0,43 2,4
3 70 24,00 97,8 0,44 4,8
6 70 25,50 98,0 0,44 3,5
Sumber: Mitsui Petrochemical Industries,Ltd.,1991. IMMP Project. Polypropylene Plant Volume 1
Design Basis. Palembang : PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III

Untuk dapat mengetahui data suhu pada proses polymerisasi dapat dilihat Tabel
nomor 3.2 berikut ini :
Tabel 3.2 Pengaruh Suhu Polymerisasi
Prepolymerisasi Mileage T-II
o
C x jam Gr – PP / g – cat %
30 x 7 6,90 98,5
5x4 10,10 98,5
Sumber: Mitsui Petrochemical Industries,Ltd.,1991. IMMP Project. Polypropylene Plant Volume 1
Design Basis. Palembang : PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III

Kondisi Polymerisasi :
7 Kg / Cm2 G ; 70oC ; 2 jam ; solven ; hexane
Perhitungan jumlah MC-Katalis yang ditransfer dan pengisian hexane.
a. Dasar perhitungan untuk menentukan konsentrasi
Pakai jumlah aktual (jumlah yang diukur) sebagai jumlah pengisian
MC- Katalis.
b. Pakai jumlah pengisian yang ditunjukkan pada FQ-2171, sebagai jumlah
pengisian hexane ke D-2102.
93

Berikut adalah komponen-komponen didalam reaktor D-2101 yang dapat dilihat


pada tabel nomor 3.3.
Tabel 3.3 Komponen – komponen yang ada di D-2101

Komponen Weight Volume Density ρ avg


(ρ)
Satuan Kg % Wt m3 % Kg / m3 Kg / m3
Volume
MC 70,00 4,66 0,03 1,40 2200 32,86
AT 9,80 0,65 0,01 0,47 832 4,60
Hx in AT 55,53 3,70 0,08 3.76 650 26,07
C3 = 210,00 13,97 0,23 10,80 910 98,59
Req HX 1157,65 77,02 1,78 83,57 650 543,50
Total 1502,98 100,00 2,13 100,00 705,62
Total HX 1213,18 80,72 1,86 87,33
Sumber: Mitsui Petrochemical Industries,Ltd.,1991. IMMP Project. Polypropylene Plant Volume 1
Design Basis. Palembang : PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III

Sedangkan untuk resep - resep Prepolimerisasi tabelnya dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 3.4 Resep Prepolimerisasi
Prepolymerization Recipe
Feed MC 70,00 Kg
AT / MC 0,14 Kg / Kg MC
Konsentrasi MC 37,50 Gr-MC / Ltr-
HX
PP / MC 3,00 Gr-PP / Gr-MC
Konsentrasi AT 1,00 Mol / HX
Sumber: Mitsui Petrochemical Industries,Ltd.,1991. IMMP Project. Polypropylene Plant Volume 1
Design Basis. Palembang : PT Pertamina (Persero) Refinery Unit III

Jumlah Pengisian Katalis yang digunakan di proses polymerisasi di kilang


polypropylene

70000 gr
MC 70kg = gr = 31,82 liter = 0,03 m3
2200
liter
0,14 x 70 kg
AT = = 0.01 m3
832 kg /m3
70000 gr
Total 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒 = 37,5 gr MC/L−hexane = 1866 liter = 1.86 m3
94

3 x 70000 gr
C3 = gr = 230,76 liter = 0,23 m3
910
liter
55,53 kg
Hx didalam AT = 0,14 x 70 x 85/15 = 55,53 kg = 650 kg/m3 = 0,08 m3

Req Hexane = 1,86 m3 – 0,08 m3 = 1,78 m3


Total Volume = 0,03 m3 = 0,01 m3 + 1,86 m3 + 0,23 m3= 2,13 m3
Konsentrasi Slurry Prepolymerisasi = 70 kg / 2,13 m3 = 32,86 kg / m3
Sumber : Pertamina RU III Plaju, 2007

3.7 Pengeceran Katalis


3.7.1 Pengenceran MC-Katalis
Pengenceran atau penyesuaian Konsentrasi MC Katalis, dimaksudkan agar
dalam pengisian MC-Katalis ke Reaktor 1 tidak terjadi pengendapan dipipa.
Dimana ditentukan konsentrasi dari slurry tersebut adalah 7 gram MC / litter slurry,
dan tidak boleh melampaui 10 gram MC / liter slurry, sedangkan batasan minimal
flow rate yang mengalir pada pipa diameter 6 mm adalah 30 liter/jam, sehingga bila
rate produksi rendah atau aktivitas katalis yang tinggi dapan dilakukan dengan
pengenceran – pengenceran lagi katalisnya dengan menggunakan pelarut hexane.
Katalis MC yang telah mengalami Prepolymerisasi, ditransfer ke D-2102 sebanyak
setengah batch dengan penambahan hexane dengan jumlah tertentu yang telah
dihitung sebelumnya. Adapun untuk melakukannya harus menggunakan prosedur-
prosedur yang telah ditetapkan sebagai acuannya.

Prosedur untuk penyesuaian konsentrasi MC-Katalis adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan jumlah MC-Katalis yang ditransfer dan pengisian hexane


2. Pemisahan di D-2102 ke D-2103
3. Pentransferan katalis
4. Pengadukan D-2102
5. Menghubungkan D-2102 dengan D-2103
6. Mengkonfirmasi konsentrasi katalis MC
95

Pengaturan Konsentrasi MC-Katalis


1. Persiapan dan konfirmasi
● Melakukan line-up untuk line-line yang akan dipakai sesuai gambar
No.3.2 dan menjalankan P-2107 dan memastikan hexane siap
digunakan.
● Menjalankan agitator (pengaduk) D-2101 selama 30 menit sebelum
memulai pengaturan konsentrasi.

2. Pengaturan Konsentrasi Katalis


● Memisahkan D-2102 dari D-2103
● Memasukkan hexane ke D-2102 dengan jumlah yang tertentuyang
dikontrol oleh FQ 2171 dikurangi jumlah hexane yang dipergunakan
untuk pencucian line katalis antara D-2101 dan D-2102

3. Transfer Katalis dari D-2101 ke D-2102


● Menjalankan pengaduk D-2101
● Menaikkan tekanan D-2101 kira-kira 1 kg/cm2g dengan nitrogen
● Membuka kerangan yang menghubungkan D-2101 dengan D-2102
untuk mengalirkan katalis dengan pembacaan LIZ 2110 dan LIZ
2120
● Bila pengisian telah selesai tutup kerangan dibawah D-2101 dan
ditutup kerangan untuk memasukkan nitrogen 1N

4. Pencucian Line Transfer dengan Hexane


● Pencucian ini bertujuan agar line selalu siap digunakan
● Pencucian dilakukan dengan menggunakan hexane, jumlah hexane
yang digunakan dikontrol oleh FQ-2171
● Selesai pencucian, aduk kurang lebih 20 menit, kemudian
menghubungkan D-2102 dengan D-2103.
96

3. 7. 2 Pengenceran AT Katalis
AT-Katalis ditransfer ke D-2104 dari sebuah container AT-Katalis dan
ditambahkan sejumlah hexane sedemikian rupa sehingga konsentrasi AT-Katalis
menjadi 15% wt, konsentrasi katalis diperoleh dari perhitungan.
Jumlah AT-Katalis yang dipersiapkan = 550 kg
Jumlah hexane yang diperlukan = 550 x 85 / 15 = 3,117 kg x 1 / 650 = 4,8 m 3.
dalam hal ini konsentrasi AT-Katalis adalah 1 mol / l – C6 (0,88 mol / l- larutan)
Oleh karene handling AT-Katalis mempunyai resiko yang tinggi karena sifat
kimianya, maka frekuensi pengenceran dilakukan dengan jumlah AT yang cukup
besar sebanding denganvolume vessel D-2104.

Prosedur Pengaturan Konsentrasi AT-Katalis :


1. Pemisahan D-2104 dari ZZ-1201
2. Pengisian hexane ke D-2104
3. Pentrasnferan AT-Katalis
4. Nitrogen purge terhadap line transfer AT-Katalis
5. Pencucian dengan hexane line transfer AT-Katalis
6. Pengadukan di D-2104
7. Menghubungkan D-2104 dan ZZ-1201

Pengaturan Konsentrasi AT-Katalis


1. Persiapan
● Melakukan line up
● Memastikan level cairan di D-2104, sehingga memungkinkan
penambahan AT-Katalis yang sudah dipersiapkan.
● Mejalankan pompa P-2107, hexane siap untuk dipakai.
● Menyiapkan AT-Katalis Kontainer.

2. Pengaturan Konsentrasi
● Mnegisolasi D-2104 dari ZZ-1201.
● Memasukkan hexane ke D-2104 dalam jumlah tertentu.
97

3. Pentrasnferan AT-Katalis
● Line up line transfer AT-Katalis sampai D-2104.
● Menaikkan tekanan kontainer sampai dengan 0,8 kg
/cm g, dengan
demikian pentransferan AT-Katalis dapat berlangsung.
● Memastikan penyelesaian transfer dengan memonitor turunnya
pembacaan pada PG-2145 dan pada pembacaan W1-2101.
● Menjalankan purge nitrogen pada line up transfer AT-Katalis selama
kurang lebih 5 menit.
● Line up kembali untuk mengamankan AT-Katalis Kontainer
● Melakukan purge terhadap AT-Katalis.
● Memasukkan hexane ke D-2104 dengan pengontrolan FQ-2171
untuk pencucian line AT-Katalis.

4. Penghubungan D-2104 dan ZZ-1201


● Melakukan pengadukan dengan nitrogen selama 30 menit dengan
kecepatan 2,5 NM3/Jam.
● Menaikkan tekanan D-2104 sampai sama dengan tekanan di ZZ-
1201 kemudian menghubungkan D-2104 dengan ZZ-1201.

3.7.3 Perisapan OF Katalis


OF Katalis dimasukkan ke dalam D-2105 langsung tanpa pengenceran.
Prosedur pengenceran OF Katalis :
1. Pemisahan D2105 dari ZZ-1301
2. Pengisian OF Katalis
3. Penghubung D-2105 dan ZZ-1301

Pengisian OF Katalis
1. Persiapan
● Melakukan Line up dan memastikan level cairan di D-2105 berada
pada ketinggian yang memungkinka dilakukan penambahan OF
Katalis.
98

2. Pengisian
● Memisahkan D-2105 dari ZZ-1301 dan memasukkan nitrogen
untuk penyelimutan drum, lalu memasukkan OF Katalis.
3. Penghubung D-2105 dan ZZ-1301
● Menaikkan tekanan D-2105 hingga sama dengan ZZ-1301,
kemudian menghubungkan dengan ZZ-1301.

3.8 Pemecahan Masalah


3.8.1 Studi Literatur
Mengumpulkan buku-buku yang diperlukan yang berkaitan dengan
masalah yang dibahas, yaitu buku-buku atau literatur pedoman dari PT
Pertamina (Persero) RU III , Khususnya Kilang Polypropylene.

3.9 Metode Perhitungan


3.9.1 Cara perhitungan pemakaian katalis perhari
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐷−2101∶(𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝐶 𝐷𝑟𝑢𝑚∶𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐷−2101) 𝑥 100%
▪Ti Content = 1000

𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑀𝐶 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑀𝐶 𝑥 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢


▪Pemakaian MCcKatalis = 𝑇𝑖 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑒𝑛𝑡

𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝐴𝑇 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑇 𝑥 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑥 𝐵𝑀 𝐴𝑇


▪Pemakaian AT Katalis = 𝐵𝐴 𝐴𝑇

▪Pemakaian AT in MC Katalis = 0,14 x Pemakaian MC Katalis

▪Total Pemakaian AT Katalis = Pemakaian AT Katalis + Pemakaian AT in


MC Katalis

▪Pemakaian OF Katalis = Flow rate x Density x Waktu

▪Pemakaian n-Hexane in MC Katalis =


𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑀𝐶 ( 𝑛−𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒 𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 𝑖𝑛 𝐵𝑃𝐽+𝑛−𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒 𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 𝑖𝑛 𝑎𝑑𝑗)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝐶 𝑖𝑛 𝐵𝑃𝐽

▪Pemakaian n-Hexane in AT Katalis = Flow rate x Waktu x 0,882 L/Lsol


▪Total pemakaian Hexane = Pemakaian n-Hexane in MC + Pemakaian
n-Hexane in AT
Sumber : Fran, Andi,2006. Laporan Kertas Wajib Up III. Palembang : BAPT
99

3.9.2 Data dan Hasil Perhitungan


3.9.2.1 Data secara aktual

Perhitungan yang dilakukan berdasarkan teknik pengenceran dan


produktifitas dari masing-masing katalis serta dilakukan perhitungan berdasarkan
data kondisi aktual dan data design.
Adapun langkah perhitungan yang dilakukan adalah :
1. Mengetahui resep prepolimerisasi pada proses polimerisasi
2. Mengetahui hasil penggunaan katalis secara aktual
3. Mengetahui konsentrasi dari setiap katalis
4. Mengetahui produktifitas dari masing-masing katalis

Dari hasil perhitungan didapatkan produktifitas dari masing-masing katalis


dan hexane terhadap produk yang dibandingkan dengan standar desain dibawah ini:

Tabel 3.6 Data produktifitas katalis dan hexane


Katalis 5 6 7 8 9 Standar
Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Desain
MC 0,050 0,041 0,039 0,036 0,381 0,57
AT 0,180 0,162 0,161 0,161 0,155 0,188
OF 0,041 0,040 0,040 0,373 0,036 0,044
Hexane 6,409 4,894 5,280 4,968 5,086 9,270
Sumber : Fran, Andi,2006. Laporan Kertas Wajib Up III. Palembang : BAPT

Tabel 3.7 Data pemakaian katalis tanggal 5-9 Agustus 2017


Heksan /
No. Tanggal MC Katalis / Kg AT Katalis / Kg OF Katalis / Kg ltr
1 5 Agustus 6,754 24,303 5,621 864,496
2 6 Agustus 5,91 24,06 5,779 700,671
3 7 Agustus 5,683 24,00 5,869 758,131
4 8 Agustus 5,258 24,071 5,397 717,553
5 9 Agustus 5,576 23,595 5,397 744,243
100

Contoh Perhitungan
Perhitungan pemakaian dan produktivitas katalis

Pada tanggal 5 Agustus 2017 :


- Pemakaian MC Katalis = 66,0660 Lsol/jam
- Pemakaian AT Katalis = 9,5408 Lsol/jam
- Pemakaian OF Katalis = 0,247360 liter/jam
- Hexane = 864,496 liter/hari
- Produksi PP = 134,875 ton/hari

𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑀𝐶 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑀𝐶 𝑥 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢


▪Pemakaian MC Katalis = 𝑇𝑖 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑒𝑡
𝐿𝑠𝑜𝑙 𝑔𝑟𝑇𝑖 𝑗𝑎𝑚
66,0660 𝑥 0,105 𝑥 24
𝑗𝑎𝑚 𝐿𝑠𝑜𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖
= 2,465 %
𝑔𝑟
166,487
ℎ𝑎𝑟𝑖
= 2,465 %
= 6754 gr/hari
= 6,754 kg/har

𝐹𝑙𝑜𝑤 𝑅𝑎𝑡𝑒 𝐴𝑇 𝑥 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑇 𝑥 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑥 𝐵𝑀 𝐴𝑇


▪Pemakaian AT Katalis = 𝐵𝐴 𝐴𝑇
𝐿𝑠𝑜𝑙 𝑔𝑟𝑇𝑖 𝑗𝑎𝑚 𝑔𝑟
9,5408 𝑥24,1 𝑥 24 𝑋 114,2
𝑗𝑎𝑚 𝐿𝑠𝑜𝑙 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑚𝑜𝑙
= 𝑔𝑟
26,98
𝑚𝑜𝑙
𝑔𝑟
630201,1338
ℎ𝑎𝑟𝑖
= 𝑔𝑟
26,98
𝑚𝑜𝑙
= 23358,08502 kg/hari
= 23,35808502 kg/hari

▪AT dalam MC = 0,14 x 6,754 kg/hari


= 0,94556 kg/hari

▪Total pemakaian AT Katalis = Pemakaian AT + AT in MC


= 23,35808502 kg/hari + 0,94556 kg/hari
= 24,30364502 kg/hari
= 24,303 kg/hari

▪Pemakaian OF Katali s = Flow Rate x Density x Waktu


𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 𝑔𝑟 𝑗𝑎𝑚
= 0,247360 x 0,947 𝑐𝑚3 x 24 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑗𝑎𝑚
= 5,621 kg/hari
101

▪Pemakaian Hexane dalam MC


𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑀𝐶 ( 𝑛−𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒 𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 𝑖𝑛 𝐵𝑃𝐽+𝑛−𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒 𝑟𝑒𝑞𝑢𝑖𝑟𝑒𝑑 𝑖𝑛 𝑎𝑑𝑗)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝐶 𝑖𝑛 𝐵𝑃𝐽
𝑘𝑔
6,754 ( 1866,666667𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟 +5000 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)
ℎ𝑎𝑟𝑖
= 70 𝑘𝑔
= 662,536 liter/hari

▪Pemakaian Hexane in AT = Flow rate x Waktu x 0,882 L/Lsol


= 9,5408 Lsol/jam x 24 jam/hari x 0,882 L/Lsol
= 201,960 Liter/hari

▪Total pemakaian Hexane = Pemakaian n-Hexane in MC + Pemakaian n-


Hexane in AT
= 662,536 liter/hari + 201,960 Liter/hari
= 864,496 liter/hari

𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑀𝐶
▪Produktivitas MC Katalis = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑃𝑃
𝑘𝑔𝑀𝐶
6,754
ℎ𝑎𝑟𝑖
= 𝑡𝑜𝑛
134,875
ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔𝑀𝐶
= 0,0500760 𝑡𝑜𝑛 𝑃𝑃

𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐴𝑇
▪Produktivitas AT Katalis = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐴𝑇
623,358
ℎ𝑎𝑟𝑖
= 𝑡𝑜𝑛
134,875
ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔 𝐴𝑇
= 0,180190 𝑡𝑜𝑛 𝑃𝑃

𝑝𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝑂𝐹
▪Produktivitas OF Katalis = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝑂𝐹
5.622
ℎ𝑎𝑟𝑖
= 𝑡𝑜𝑛
134,875
ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔 𝑂𝐹
= 0,0416757 𝑡𝑜𝑛 𝑃𝑃

𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒
▪Produktivitas Hexane = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒
864,496
ℎ𝑎𝑟𝑖
= 134,875
𝑘𝑔 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒
= 6,409608898 ℎ𝑎𝑟𝑖
102

3.9.2.2 Pembahasan
Penggunaan jumlah kebutuhan katalis yang digunakan untuk proses
polimerisasi yang sebelumnya harus diproses BPJ (Batch Polymerization Jugo)
selanjutnya dibandingkan dengan desain standar yang berdasarkan data yang
didapat hampir rata-rata penggunaan kebutuhan katalis mendekati standar sebagai
acuan pada proses pembuatan dan pemakaiannya di proses polimerisasi.
MC katalis merupakan katalis utama yang digunakan dalam proses
polimerisasi polypropylene dan mempunyai peranan yang besar dalam proses
polimerisasi karena merupakan katalis utama sebagai acuan yang digunakan. MC
Katalis dengan kandungannya yaitu, Titanium (Ti), Magnesium (Mg), Chlorine
(Cl), Oksigen (O), Karbon (C) dan Hidrogen dengan bentuk dari katalis MC yaitu
berupa powder padat.

30.000

24.303 24.06 24.000 23.595


Pemakaian Katalis (Kg/Hari)

25.000

24.071 AT Katalis / Kg
20.000

15.000 OF Katalis / Kg

10.000 5.683 MC Katalis / Kg


6.754 5.779 5.258 5.576
5.000
5.621 5.91 5.869 5.397 5.397
0.000
134.000 136.000 138.000 140.000 142.000 144.000 146.000 148.000
Produksi Polypropylene (Ton/Hari)

Gambar 3.1 Grafik Perbandingan pemakaian katalis dengan produksi PP


Dari grafik yang didapat berdasarkan perhitungan secara teoritis, untuk
pemakaian katalis MC yang merupakan katalis utama dalam proses polimerisasi
pembentukan pellet berdasarkan data yang diambil dari tanggal 5-9 agustus terjadi
peningkatan produksi dari jumlah katalis MC yang digunakan sebesar 5.576 kg/hari
pada tanggal 9 agustus atau hari terakhir pengambilan data, hal tersebut menyatakan
walaupun penggunaan katalis menurun, akan tetapi produksi tetap meningkat
menandakan produktivitas dari penggunaan MC katalis tersebut efisien dan
103

penggunaan jumlah katalis MC tersebut sudah cukup memenuhi kebutuhan untuk


proses polimerisasi pembentukan pellet.
Untuk penggunaan AT Katalis yang didapat perhitungannya secara teoritis
juga mengalami kenaikan produksi polypropylene walaupun berdasarkan data
waktu pengambilan data mengalami penurunan pemakaian katalis AT akan tetapi
tidak mempengaruhi dari proses produksi Polypropylene. Hal ini dikarenakan AT
Katalis hanya berfungsi sebagai katalis pendukung yang meningkatkan efisiensi
dari penggunaan MC Katalis yang merupakan peran utama proses polimerisasi,
sekaligus membantu menghilangkan beberapa pengotor-pengotor kecil yang masuk
ke dalam reaktor 1st yang terikut melalui saluran pemipaan.
Untuk penggunaan OF Katalis yang juga merupakan katalis pendukung dari
katalis utama yang berfungsi sebagai pengatur terbesar dari katalis pendukung yang
menentukan stereoregulasi dari isotactic index (II) dan juga berfungsi untuk
mencegah bentuk atactic polymer yang dapat menurunkan daya alir tepung selama
proses polimerisasi berlangsung didalam reaktor 1st. Atactic adalah suatu bentuk
konfigurasi polymer yang mempunyai letak cabang methyl yang tidak beraturan
atau acak serta lunak dan lengket atau disebut juga Amorf. Oleh karena itu untuk
mendapatkan konfigurasi yang dikehendaki perlu diinjeksikan katalis agar didapat
jumlah konfigurasi Isotaktic yang tinggi.
Penggunaan Hexane juga sangat tergantung dari jumlah pemakaian MC
Katalis, jika penggunaan MC Katalis meningkat maka penggunaan Hexane yang
berfungsi sebagai pelarut dari katalis yang digunakan juga akan ikut meningkat,
begitupun sebaliknya.
Konsentrasi masing-masing katalis yang masuk ke reaktor 1st juga sangat
berperan penting karena berpengaruh pada jumlah produk polytam yang dihasilkan
sehingga dalam pembuatan dan penyesuaian konsentrasi katalis sangat diperhatikan
baik dalm line up ataupun perhitungan jumlah katalis. Konsentrasi katalis yang
sesuai dapat membuat reaksi berjalan dengan optimal karena merupakan salah satu
syarat yang dibutuhkan agar dapat bereaksi sempurna selain juga karena kondisi
operasi yang lain, seperti temperatur dan tekanan. Adapun jika MC katalis
diperbanyak, jumlah katalis lain juga akan diperbanyak karena MC katalis
104

merupakan katalis utama dan yang lain sebagai pendukung yang dipakai agar dapat
tercapainya suatu kesetimbangan reaksi di dalam reaktor.
Penggunaan katalis pada reaktor 1st banyak dibutuhkan pada saat proses-
proses awal terjadi dan temperatur optimal yang dibutuhkan adalah 70oC.
Temperatur dapat mempengaruhi proses reaksi dari katalis, jika suhu diatas 70oC
maka tepung tidak akan dapat jadi dengan sempurna dan tingkat kelaurtannya
tinggi. Tepung yang dihasilkan dari hasil polimerisasi mengisi sistem di D-2201,
D-2203 dan unit 300 (M-2301 dan M-2302).
Impuritis-impuritis kecil juga berpengaruh pada proses polimerisasi, karena
dapat mengganggu katalis yang berekasi, sehingga ditakutkan katalis yang bereaksi
tidak akan berjalan dengan optimal, untuk itulah bahan Raw Propane Propylene
dilakukan pemurnian dalam beberapa tahap agar dapat menghilangkan impuritis-
impuritis kecil, begitu juga saat proses pembuatan katalis yang dilakukan di tempat
persiapan katalis masing-masing dalam artian tidak digabung menjadi satu, guna
memperkecil terikutnya impuritis-impuritis serta mencegah terjadinya proses rekasi
pada katalis.Serta dengan tekanan 1 atm.
Berdasarkan data yang telah didapat, pemakaian katalis dari tanggal 5
agustus 2017 sampai tanggal 9 agustus 2017 rata-rata mengalami penurunan yang
sangat sedikit, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap produksi pellet Polytam, hal
ini bearti pemakaian katalis dapat ditekan sehingga tidak terlalu boros atau melebihi
target yang dicapai dan dapat dikatakan efisien dan hemat dalam pemakaian dan
tetap dapat meningkatkan produksi Polytam. Dan juga rata-rata katalis yang
digunakan hampir semuanya ikut bereaksi dan tidak ada yang tertinggal atau mati
saat proses berlangsung didalam reaktor 1st.
105

3.10. Kesimpulan dan Saran


3.10.1 Kesimpulan
1. Jumlah pemakaian katalis direaktor 1 dipengaruhi oleh control
temperature yang merupakan prosedur paling penting pada saat start up
disamping variabel yang lain seperti, tekanan dan impuritis.
2. Jumlah penggunaan hexane sangat tergantung dari jumlah pemakaian
MC katalis dan AT katalis juga karena fungsinya sebagai pelarut. Bila
MC dan AT katalis meningkat maka pemakaian hexane juga ikut
meningkat.
3. Jumlah pemakaian katalis per lima hari berdasarkan data yang telah
didapat adalah :
• Pada tanggal 5 Agustus 2017
𝑘𝑔
Pemakaian MC Katalis: 6,754 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian AT Katalis: 23,358 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian OF Katalis: 6,621 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Pemakaian Hexane : 864,496 ℎ𝑎𝑟𝑖

• Pada tanggal 6 Agustus 2017


𝑘𝑔
Pemakaian MC Katalis: 5,910 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian AT Katalis: 23,238 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian OF Katalis: 5,779 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Pemakaian Hexane : 700,671 ℎ𝑎𝑟𝑖

• Pada tanggal 7 Agustus 2017


𝑘𝑔
Pemakaian MC Katalis: 5,683 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian AT Katalis: 23,208 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian OF Katalis: 5,869 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Pemakaian Hexane : 758,131 ℎ𝑎𝑟𝑖
106

• Pada tanggal 8 Agustus 2017


𝑘𝑔
Pemakaian MC Katalis: 5,683 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian AT Katalis: 23,208 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian OF Katalis: 5,869 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Pemakaian Hexane : 717,553 ℎ𝑎𝑟𝑖

• Pada tanggal 9 Agustus 2017


𝑘𝑔
Pemakaian MC Katalis: 5,576 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian AT Katalis: 22,814 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑘𝑔
Pemakaian OF Katalis: 5,397 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Pemakaian Hexane : 744,243 ℎ𝑎𝑟𝑖

4. Untuk produktivitas dari penggunaan katalis per lima hari adalah


sebagai berikut :
Pada tanggal 5 Agustus 2017
𝑘𝑔 𝑀𝐶
• Produktivitas MC Katalis: 0,050 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐴𝑇
• Produktivitas AT Katalis: 0,180 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝑂𝐹
• Produktivitas OF Katalis: 0,041 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒
• Produktivitas Hexane : 6,409 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃

Pada tanggal 6 Agustus 2017


𝑘𝑔 𝑀𝐶
• Produktivitas MC Katalis: 0,041 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐴𝑇
• Produktivitas AT Katalis: 0,162 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝑂𝐹
• Produktivitas OF Katalis: 0,040 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒
• Produktivitas Hexane : 4,893 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
107

Pada tanggal 7 Agustus 2017


𝑘𝑔 𝑀𝐶
• Produktivitas MC Katalis: 0,039 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐴𝑇
• Produktivitas AT Katalis: 0,161 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝑂𝐹
• Produktivitas OF Katalis: 0,040 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒
• Produktivitas Hexane : 5,280 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃

Pada tanggal 8 Agustus 2017


𝑘𝑔 𝑀𝐶
• Produktivitas MC Katalis: 0,036 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐴𝑇
• Produktivitas AT Katalis: 0,161 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝑂𝐹
• Produktivitas OF Katalis: 0,037 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒
• Produktivitas Hexane : 4,968 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃

Pada tanggal 9 Agustus 2017


𝑘𝑔 𝑀𝐶
• Produktivitas MC Katalis: 0,038 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐴𝑇
• Produktivitas AT Katalis: 0,155 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝑂𝐹
• Produktivitas OF Katalis: 0,036 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃
𝑘𝑔 𝐻𝑒𝑥𝑎𝑛𝑒
• Produktivitas Hexane : 5,086 𝑇𝑜𝑛 𝑃𝑃

3.10.2 Saran
1. Dalam pembuatan atau penyesuaian katalis harus benar-benar
memperhatikan line up ataupun jumlah katalis sehingga
konsentrasi katalis dapat sesuai yang diinginkan.
2. Pengontrolan dari beberapa variabel proses seperti temperatur,
laju feed propylene,dan tekanan slurry harus benar-benar
menjadi perhatian agar dicapai hasil yang maksimum.
108

3. Pada saat pengambilan data untuk dibuat di laporan jaga harus


benar-benar sesuai kondisi aktual dan harus diperhitungkan
kembali agar dapat sesuai dengan kondisi secara teoritis.

Anda mungkin juga menyukai