Kayu Rengas
Rengas adalah nama umum bagi pohon-pohon anggota marga Gluta, suku Anacardiaceae.
Rengas juga acap digunakan secara spesifik untuk menyebut pohon rengas tembaga (Gluta
renghas L.) yang tersebar luas. Kebanyakan jenis pohon ini menghasilkan kayu yang
berkualitas baik dan indah berwarna merah.
Pengenalan
Pohon-pohon berukuran sedang hingga besar, kadang-kadang pohon kecil atau jarang berupa
semak besar, tinggi hingga 45(–50) m; batang biasanya bulat torak, sesekali berlekuk di dekat
pangkalnya, dan satu dua berbatang banyak, gemang batangnya hingga 90(–120) cm; sering
dengan banir hingga setinggi 4 m, kadang-kadang dengan akar tunjang. Pepagan jarang yang
halus; memecah, atau mengelupas seperti sisik; jingga- merah, cokelat kemerahan, abu-abu
kemerahan, atau cokelat keabu-abuan, sering dengan noda-noda getah berwarna tar
(kehitaman); pepagan dalam kemerahan atau kemerah jambuan, dengan getah berwarna pucat
atau gelap, yang lama kelamaan menghitam bila kena udara. Getah amat beracun, dapat
melukai kulit atau menimbulkan iritasi hebat. Tajuk padat atau melebar, sering berbentuk
kubah, dengan percabangan yang besar-besar.
Daun-daun tersusun dalam spiral, acapkali mengelompok membentuk karangan semu; daun
tunggal bertepi rata, seperti jangat, bertangkai (jarang hampir duduk), tanpa daun penumpu.
Bunga-bunga tersusun dalam malai di ketiak; masing-masing berkelamin ganda; kelopak
laksana cawan, lekas rontok; mahkota (4–)5(–8), gugur atau menetap dan membesar bersama
buah; benang sari (4–)5(–7), 10, atau banyak. Buah berupa buah batu beruang satu;
bertangkai atau didukung perbesaran mahkota serupa sayap.
Kegunaan
Banyak jenis rengas yang menghasilkan kayu yang indah, kemerahan bergaris-garis, yang
dimanfaatkan secara luas untuk furnitur, panel-panel dekorasi, lantai, kayu lapis, serta
kerajinan. Dalam ukuran yang besar, kayu rengas dimanfaatkan sebagai tiang dan balok
rumah, jembatan, bantalan rel kereta api, lunas perahu, moulding, dan lain-lain. Hanya saja,
kandungan getahnya yang berbahaya membatasi kegunaan praktisnya.
Kayu rengas juga diproses menjadi arang. Resin getahnya dimanfaatkan dalam industri
pernis. Biji dari beberapa jenis rengas bisa dimakan setelah dipanggang. Dan salah satu jenis
rengas diketahui menghasilkan bahan pewarna.
Sifat-sifat kayu
Rengas menghasilkan kayu dengan bobot sedang; kerapatannya berkisar antara (560–)590–
870(–960) kg/m³ pada kadar air 15%. Kayu terasnya berwarna merah atau merah darah, yang
berangsur-angsur berubah menjadi merah gelap atau cokelat kemerahan gelap setelah terkena
matahari; jelas berbeda dari gubalnyayang lebar, keabu-abuan, kekuningan, atau cokelat-
merah jambu.
Serat kayunya berpadu, dengan tekstur halus sedang hingga kasar sedang. Penyusutan
kayunya termasuk rendah hingga sedang: dari keadaan segar hingga kadar air 15% sebesar
1,0% dan 1,8%; dan hingga kering tanur sebesar 2,3% dan 4,3% di arah radial dan tangensial
berturut-turut. Keawetan kayu rengas tergolong kurang hingga sedang; namun kayu ini
termasuk mudah diawetkan.
Spesies
Marga Gluta menyebar luas mulai dari Madagaskar, India, Burma, Andaman, Indocina, Cina
selatan, Thailand, Semenanjung Malaya, dan Nusantara kecuali Nusa Tenggara. Marga ini
memiliki sekitar 34 anggota:
Catatan :
Kayu dari jenis-jenis Melanochyla (rengas padi) dan Semecarpus (rengas putih), suku
Anacardiaceae, juga diperdagangkan sebagai kayu rengas.
Pohon rengas biasa tumbuh di dekat sungai, rawa dan daerah yang dekat dengan sumber air,
buahnya yang berwarna cokelat bulat tak beraturan, dan getah nya berwarna hitam jika sudah
kering. kayunya biasa di jadikan sebagai papan untuk mendirikan bangunan.
Getah pohon ini dapat menyebabkan gatal yang membuat gatal yang teramat sangat, melebihi
gatal akibat penyakit kulit atau alergi lain nya, naun gatal akibat getah pohon ini tidak akan
mempan untuk orang yang sudah tawar, untuk orang yang belum tawar jangan kan terkena
getah nya biasanya berteduh di bawah pohon nya yang rindang pun dapat mengalami
kegatalan yang membuat minta ampun , dan parahnya lagi gatal akibat getah rengas ini bisa
menimbulkanbentol-bentol , dan bernanah.
Cara mengobatinya, saya kutip dari cara orang komering menghadapi gatal karena getah
rengas ini.
banyak yang tidak tahu kalau daun pohon rengas yang masih muda bisa untuk penyembuh
atau bahkan membuat kita menjadi kebal dari serangan gatal getah rengas, ya... daun rengas
yang masih muda dapat menjadi obat dari dalam, cukup jadikan daun rengas yang masih
muda sebagai lalapan.
Itu untuk obat dari dalam, untuk obat dari luar cukup oleskan bagian yang gatal dengan
Minyak kelapa dan dekatkan dengan bara api sampai terasa hangat, lakukan secara berkala
maka gatal akibat rengas Insya ALLAH hilang.
berbagai sumber
Wit
Dasar tambah
Rengas
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rengas
Gluta renghas L.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae
Ordo: Sapindales
Famili: Anacardiaceae
Gluta
Genus:
L.
Sinonim
Melanorrhoea Wallich
Rengas adalah nama umum bagi pohon-pohon anggota marga Gluta, suku Anacardiaceae.
Rengas juga acap digunakan secara spesifik untuk menyebut pohon rengas tembaga (Gluta
renghas L.) yang tersebar luas. Kebanyakan jenis pohon ini menghasilkan kayu yang
berkualitas baik dan indah berwarna merah.
Daftar isi
1 Pengenalan
2 Kegunaan
o 2.1 Sifat-sifat kayu
3 Spesies
4 Catatan
5 Lihat pula
6 Referensi
Pengenalan
Pohon-pohon berukuran sedang hingga besar, kadang-kadang pohon kecil atau jarang berupa
semak besar, tinggi hingga 45(–50) m; batang biasanya bulat torak, sesekali berlekuk di dekat
pangkalnya, dan satu dua berbatang banyak, gemang batangnya hingga 90(–120) cm; sering
dengan banir hingga setinggi 4 m, kadang-kadang dengan akar tunjang. Pepagan jarang yang
halus; memecah, atau mengelupas seperti sisik; jingga- merah, cokelat kemerahan, abu-abu
kemerahan, atau cokelat keabu-abuan, sering dengan noda-noda getah berwarna tar
(kehitaman); pepagan dalam kemerahan atau kemerah jambuan, dengan getah berwarna pucat
atau gelap, yang lama kelamaan menghitam bila kena udara. Getah amat beracun, dapat
melukai kulit atau menimbulkan iritasi hebat. Tajuk padat atau melebar, sering berbentuk
kubah, dengan percabangan yang besar-besar.[1]
Daun-daun tersusun dalam spiral, acapkali mengelompok membentuk karangan semu; daun
tunggal bertepi rata, seperti jangat, bertangkai (jarang hampir duduk), tanpa daun penumpu.
Bunga-bunga tersusun dalam malai di ketiak; masing-masing berkelamin ganda; kelopak
laksana cawan, lekas rontok; mahkota (4–)5(–8), gugur atau menetap dan membesar bersama
buah; benang sari (4–)5(–7), 10, atau banyak. Buah berupa buah batu beruang satu;
bertangkai atau didukung perbesaran mahkota serupa sayap.[1]
Kegunaan
Banyak jenis rengas yang menghasilkan kayu yang indah, kemerahan bergaris-garis, yang
dimanfaatkan secara luas untuk furnitur, panel-panel dekorasi, lantai, kayu lapis, serta
kerajinan. Dalam ukuran yang besar, kayu rengas dimanfaatkan sebagai tiang dan balok
rumah, jembatan, bantalan rel kereta api, lunas perahu, moulding, dan lain-lain. Hanya saja,
kandungan getahnya yang berbahaya membatasi kegunaan praktisnya.[1]
Kayu rengas juga diproses menjadi arang. Resin getahnya dimanfaatkan dalam industri
pernis. Biji dari beberapa jenis rengas bisa dimakan setelah dipanggang. Dan salah satu jenis
rengas diketahui menghasilkan bahan pewarna.[1]
Sifat-sifat kayu
Rengas menghasilkan kayu dengan bobot sedang; kerapatannya berkisar antara (560–)590–
870(–960) kg/m³ pada kadar air 15%. Kayu terasnya berwarna merah atau merah darah, yang
berangsur-angsur berubah menjadi merah gelap atau cokelat kemerahan gelap setelah terkena
matahari; jelas berbeda dari gubalnya yang lebar, keabu-abuan, kekuningan, atau cokelat-
merah jambu.[1]
Serat kayunya berpadu, dengan tekstur halus sedang hingga kasar sedang. Penyusutan
kayunya termasuk rendah hingga sedang: dari keadaan segar hingga kadar air 15% sebesar
1,0% dan 1,8%; dan hingga kering tanur sebesar 2,3% dan 4,3% di arah radial dan tangensial
berturut-turut. Keawetan kayu rengas tergolong kurang hingga sedang; namun kayu ini
termasuk mudah diawetkan.[1]
Spesies
Marga Gluta menyebar luas mulai dari Madagaskar, India, Burma, Andaman, Indocina, Cina
selatan, Thailand, Semenanjung Malaya, dan Nusantara kecuali Nusa Tenggara[1]. Marga ini
memiliki sekitar 34 anggota[2]:
Catatan
Kayu dari jenis-jenis Melanochyla (rengas padi) dan Semecarpus (rengas putih), suku
Anacardiaceae, juga diperdagangkan sebagai kayu rengas.[3]
Lihat pula
Referensi
1. ^ a b c d e f g BOER, E., R.H.M.J. LEMMENS, W.C. WONG, & S. NOSHIRO 1995. Gluta L. in R.H.M.J.
Lemmens, I. Soerianegara and W.C. Wong (Eds.). Timber Trees: Minor commercial timbers.
Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) 5 (2): 245-255. Prosea, Bogor. ISBN 979-8316-
18-5
2. ^ The Plant List: Gluta
3. ^ M.S.M. SOSEF, L.T. HONG, & S. PRAWIROHATMODJO (eds). 1998. Timber Trees: Lesser known
timbers. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA) 5 (3): 362 & 520. PROSEA Foundation,
Bogor. ISBN 979-8316-19-3
3 cara mengobati terkena getah rengas (ingas), perlu anda ketahui tentang pohon rengas yang
berbahaya, pohon ingas ini tingginya 15 m sampai 20 m, hidupnya di pingir sungai atau di
rawa, bahkan pohon ingas atau rengas mempunyai racun atau alergi pada kulit bila terkena
getah ingas tersebut.
pohon rengas (ingas) ini jarang sekali di temui semua orang, karna tumbuhnya di sungai yang
belum di kelola oleh masrakat atau belum di kelola, sering kali pohon tersebut hidupnya di
perdesaan yang sangat plosok, ada pun jaga di perkebunan akan tubuh rengas karna pohon
tersebu mempunyai buah yang akan cepat tumbuh, dan pohon tersebut baik untuk melindungi
sungai.
Jadi sebelum di obati dengan cara di bawah, cuci bersih dengan sabun, getah rengas tersebut
biar meghilang bila mana tidak di bersihin terlebih dahulu percuma saja kalow di obati, karna
getah rengas (ingas) sangat lengket pada kulit.
cara pertama mengobati terkena getah rengas (ingas) degan daun kacang
panjang bisa di sebut kacang sayur.
Dengan daun kacang pajang, sangat mudah, cara membuatnya ambil daun yang paling muda
7 sampai 9 lembar dan daun kacang tersebut lumatkan dulu sampai benar benar mengelumat,
setelah itu oleskan kebagian kulit yang terkena getah rengas (ingas) atau bagian yang terasa
gatal gatal.
Cara kedua sngat mudah bila anda mempunyai kambing domba atau mengeyahuinya di
tentangga anda, ambil atau meminta bulunya secara di gunting, lalu di bakar bulu kambing
tersebut, kemudian ambil abu bulu kambing gimbal, setelah itu di tambah minyak makan
dan di campurkan ke abu tersebut, cara mengobatinya pun secara di oleskan pada bagian
tubuh yang terkena getah rengas.
Yang ketiga yaitu dengan kangkung, dengan cara ini lebih mudah cara yang ada di atas
caraanya ambil kangkung 10 lenjar, lalu lumatkan sampai benar benar bersih, sesudah itu
seperti di atas bersihkan dulu bagian yang terkena getah rengas, lalu oleskan ke seluruh
bagian kulit anda.
obat gatal terkena getah rengas (ingas), mengobatinya pun harus nenar sampai benar sembuh,
jadi bila mana belum sembuh bisa di ulangi kembali dengan 3 cara tersebut yang ada di atas.
Itulah yang saya ketahui tentang 3 cara mengobati terkena getah rengas, Semoga dengan
adanya artikel di atas dapat menjadi sumber manfaat untuk anda. Wassalamu ‘alaikum Wr.
Wb
Dasar teori
Publikasi
Ekstrak Tumbuhan Jingah (Glutha Rengas) Sebagai Biopestisida
Created: Tuesday, 10 December 2013 03:49 Written by yoandestina Hits: 4693
Print
Email
Berdasarkan studi pustaka, tumbuhan ini belum banyak diteliti, penelitian sebelumnya pada
getah rengas dilaporkan senyawa ursiol, rengol, glutarengol, laccol dan thitsiol (Backer,
1941). Penelitian pada kayu rengas dilaporkan senya- wa golongan steroid, lipid, benze- noid
dan flavonoid (Imamura, et.al.,1979), sedangkan penelitian pada bagian tumbuhan lainnya
seperti akar, buah, bunga, kulit batang dan lainya belum banyak dilaporkan.
Meski bersifat iritan, getah rengas punya khasiat untuk membasmi jamur. Beberapa
penelitian menyebutkan rengas mengandung senyawa ursiol, rengol, glutarengol, laccol, dan
thitsiol. Sedangkan kayunya punya senyawa golongan steroid, lipid, benzenoid dan
flavonaloid. Zat toksik tanin, saponin dan flavonoid yang terdapat pada daun jengkol inilah
yang menyebabkan ulat grayak mati. Daun jengkol diduga lebih banyak mengandung tanin
hal ni nampak pada saat pembuatan larutan pasta, dimana larutan pasta tidak adanya busa
yang terbentuk, sedangkan zat aktif saponin mempunyai kemampuan membentuk busa
(Widodo, 2005). (S.Asikin)