Anda di halaman 1dari 4

Nama : Cici andira

Nim : 221201088
Kelas : HUT 2A
Dosen : Prof. Mohammad Basyuni S.Hut.,M.Si.,Ph.D
Matkul : Dendrologi

Tugas Bahan Pengayaan Deskripsi Suku dan Jenis Terpenting Suku


Myrtaceae,Anacardiacea,Sapidaceae,dan Burseraceae

1. SUKU MYRTACEAE
Myrtaceae tergolong famili yang besar, meliputi hampir 3.000 jenis yang terbagi dalam ±
80 marga, sebagian besar merupakan penghuni daerah tropik dan benua Australia. Banyak
anggota-anggotanya yang merupakan penghasil minyak atsiri yang berkhasiat obat, banyak
pula yang merupakan pohon buah-buahan.Sebagian dari famili Myrtaceae tersebar luas di
daerah tropis dan memiliki ciri khas daun kasar dengan kelenjar minyak. Beberapa berguna
sebagai rempah-rempah, dan sejumlah spesies secara ekonomi penting seperti pohon
kayu.Myrtaceae merupakan salah satu famili dari ordo Myrtales yang tersebar di daerah tropis
dan subtropis, famili ini memiliki kurang lebih 2.050 spesies yang tergabung dalam 137 genus.
Genus utamanaya antara lain Eugenia (600 spesies), Eucalyptus (500 spesies), Myrcia (300
spesies), Syzygium (300 spesies), Psidium (100 spesies) , Melaleuca (100 spesies), dan
Callistemon (25 spesies). (Singh 2010).
Ciri morfologi utama dari famili Myrtaceae adalah: Habitus berupa perdu atau pohon, Akar
tunggang, bagian Batang berkayu, kulit batang mudah terkelupas, bertanin. Daun tunggal, tidak
memiliki stipula, letaknya berhadapan, berseling, atau tersebar, tepi rata, mengandung kelenjar
minyak atsiri. Bunga bunga tunggal atau dalam karangan simosa, rasemosa, biseksual,
aktinomorf. Kelopak bunga berjumlah 4-5 bersatu meliputi ovarium membentuk hypanthium.
Sepal membentuk kaliptra dan mudah jatuh atau tereduksi. Mahkota berjumlah 4-5, imbrikatus
dan cepat luruh. Stamen pada umumnya banyak dalam satu atau beberapa lingkaran, filamen
sering berwarna. Ovarium inferus, ruang sebanyak karpel, ovul 2-banyak per ruang. Buah
berbentuk baka, drupa, kapsula. Biji : tanpa endosperma.
Contoh spesies yang termasuk dalam famili Myrtaceae ialah Eugenia aromatica, E.
caryophyllata, E .polycephala, Melaleuca leucadendron, Psidium guajava, Syzigium aqueum,
S. jambos, S. javanicum, S. polyanthum,dan Myrtus cumini. Syzygium aqueum berhabitus
pohon atau perdu. Sistem perakaran tunggang, berwarna kecoklatan. Batang berkayu, keras,
kuat dan kasar, berwarna coklat. Lepasnya kerak tipis berwarna coklat muda. Arah tumbuh
batang tegak lurus (erektus). Percabangannya simpodial. Daun tunggal, letaknya berhadapan
(oposita). Pertulangan daun menyirip (penninervis). Bentuk pangkal daun rotundatus, ujung
daun akuminatus. Termasuk daun tidak lengkap, hanya terdiri atas tangkai daun (petiolus) dan
helaian daun saja (lamina).
2. SUKU ANACARDIACEAE
Suku Anacardiaceae merupakan suku yang cukup penting di Indonesia. Suku mangga-
manggaan atau Anacardiaceae merupakan suku tumbuhan yang kebanyakan berbentuk pohon
dan menjadi salah satu penghasil kayu dan buah-buahan tropika yang cukup penting. Di
Indonesia terdapat 102 jenis dari suku Anacardiaceae yang tergolong dalam 20 marga. Jumlah
jenis tersebut merupakan 16,7 persen dari jumlah jenis yang ada di dunia atau 67,7 persen dari
jumlah jenis yang tersebar di kawasan Malesia. Marga yang kaya jumlah jenis di Indonesia
adalah Mangifera (20 jenis), Semecarpus (16 jenis) dan Gluta (12 jenis). Sebaran jenis
Anacardiaceae yang terbanyak berada di Sumatra (55 jenis) dan Kalimantan (51 jenis),
sedangkan yang terendah di Papua (15 jenis), yang umumnya tersebar di kawasan hutan dataran
rendah (0‒500 mdpl) (91 jenis), hutan pegunungan bawah (1.000‒1.500 mdpl) (31 jenis), dan
hutan pegunungan (> 1.500 mdpl) (8 jenis).
Jenis-jenis yang mampu hidup di pegunungan, antara lain Semecarpus heterophylla, S.
Bracteata, Campnosperma auriculatum, dan Rhus succedanea. Berdasarkan habitatnya,
sebaran terbanyak berada di hutan pedataran lahan kering (91 jenis), rawa air tawar (38 jenis),
tanah berkapur (24 jenis), tepi sungai (21 jenis), dan rawa gambut (13 jenis). Selain itu, juga
diperoleh beberapa jenis yang mampu hidup di lahan marginal seperti hutan kerangas (3 jenis),
antara lain Campnosperma squamatum, Swintonia schwenkii dan Swintonia foxworthyi serta
hutan pantai (11 jenis), yaitu antara lain Rhus caudata, Gluta renghas, Gluta velutina, Gluta
tavoyama, Mangifera altissima, dan Buchanania arborescens.
3. SUKU SAPINDACEAE
Sapindaceae sering disebut sebagai suku soapberry, merupakan salah satu jenis tumbuhan
berbiji tertutup (Angiospermae) yang masuk dalam ordo atau bangsa Sapindales.Suku ini
terdiri dari 1400-2000 spesies yang masuk dalam 140-150 genus. Spesies-spesies anggota
Sapindaceae tersebar di daerah beriklim tropis.
Kebanyakan spesies anggota Sapindaceae berupa semak, perdu, atau pohon, kadang-
kadang berupa liana dengan alat-alat pembelit. Daun tunggal atau majemuk menyirip tunggal
atau berganda, duduk daun tersebar, jarang berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu.
Bunga banci, berkelamin tunggal, atau poligam, seringkali berumah dua, tersusun atas dalam
rangkaian yang bermacam-macam, biasanya berbentuk malai, zigomorf dengan bidang simetri
miring. Daun kelopak lima, bebas atau berlekatan, tersusun seperti genting atau katup. Daun
mahkota 3-5, seringkali tidak terdapat. Cakram biasanya terdapat, seringkali pada satu sisi saja
di luar lingkaran benangsari. Benangsari 8 kadang-kadang 5, 10 atau banyak, tertanam di
sebelah dalam cakram, tangkai sari bebas, sering berambut. Kepala sari beruang 2. Bakal buah
sering menumpang, dekat pangkal berlekuk atau berbagi, biasanya beruang 3 seringkali hanya
beruang 2, tiap ruang kebanyakan hanya berisi 1 bakal biji, ada kalanya 2 atau lebih. Buahnya
berupa buah kendaga, buah keras, buah batu atau buah berbagi sering bersayap. Biji
mempunyai salut tanpa endosperm, lembaga terlipat atau terpilin.
4. SUKU BURSACEAE
Burseraceae adalah suatu kelompok suku tumbuhan pohon dan perdu-perduan, yang
memiliki daun majemuk dalam satu daun (helaian daun beserta rantingnya) terdapat lebih dari
satu helai daun. Bentuk daun majemuk menyirip ganjil tersusun atas anak daunnya yang
menyerupai tulang ikan. Tangkai daun teratas hanya terdapat satu daun yang tidak berhadapan.
Di antara satu daun tersusun berseling, dalam satu buku hanya terdapat satu daun. Apabila
diamati terutama menggunakan alat pembesar (lup) pada permukaan daun tidak didapati bintik-
bintik kelenjar. Batang dan ranting apabila disayat atau dipotong mengeluarkan beragam getah
tetapi getah tidak pernah menghitam, daun dengan atau tanpa stipula. Jika kulit batang di
potong maka akan berbau resin, tangkai daun terkadang membengkak pada kedua ujung. Ini
merupakan penciri yang paling penting dari tumbuhan suku Burseraceae.
Contoh suku bursaceae
Kayu damar
Nama latin: Canarium intermedium H J L
Nama daerah lain:
Nama dagang: Kenari
Penggunaan: Kayunya biasa digunakan untuk pembuatan kapal.
Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit berlapis, tebal dan halus
berwarna agak kehijauan. Getah damar berwarna putih, sering keluar di bagian cabang. Pohon
berukuran sedang hingga berdiameter 1 meter. Memiliki banir kuncup. Rata-rata berat jenis
kayunya berkisar 780 kg/m3 (Rombe et al, 1982).
Ekologi: Biasanya ditemukan di hutan sekunder maupun primer di daerah rawa dan rawa
gambut.
Kayu Tayi
Nama latin: Canarium patentinervium Miq.
Nama daerah lain: Madang merpalam (Sumatra ), kedondong tulang
(Palembang)
Nama dagang:
Penggunaan: Kayunya digunakan untuk konstruksi ringan, pembangunan rumah, interior
finishing, pintu dan jendela. Kayunya tidak tahan untuk konstruksi luar ruangan.
Karakteristik: Bentuk batang silindris dengan permukaan kulit beralur tipis, Kulit berlapis agak
tebal berwarna coklat kemerahan, bergetah merah. Kayu putih. Pohon berukuran sedang hingga
besar dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter mencapai 50 cm. kadang terdapat banir
kuncup. Bagian dalam kulit berserat berwarna coklat kemerahan, mengeluarkan getah. Berat
jenis kayunya berkisar 500-700 kg/m3.
Ekologi: Ditemukan di hutan primer dan sekunder, kadang di hutan rawa hingga ketinggian
450-1200 mdpl

Anda mungkin juga menyukai