Anda di halaman 1dari 14

Ngaran Tutumbuhan

BUNTIRIS

Cocor bebek; Kalanchoe pinnata (Lmk) Pers.


Termasuk suku Crassulanceae. Terna, tinggi
sampai 75 cm. Batang persegi empat agak sedikit
bulat, bagian pangkal berdaun tunggal dan
selebihnya berdaun majemuk, menyirip ganjil
sebanyak 3-5 helai daun. Helaian anak daun
berwarna hijau, berbentuk bundar telur
menjorong, 9-14 x 1,5-6 cm; pinggirnya bergerigi ganda dengan lekukan-lekukan
yang dapat bertunas. Perbungaan berbentuk malai, bunga kemerahan. Tumbuh
sampai ketinggian 1000 m dapl. Biasa ditemukan tumbuh liar ditempat yang
berbatu atau dibawah pagar hidup. Tak jarang juga ditanam sebagai tanaman hias
atau obat. Perbanyakan dengan stek daun. Remasan daun buntiris digunakan
untuk obat luka, obat keseleo, obat sakit kepala, obat penyakit kulit pada anak-
anak, sebagai pipilis.

HAMBERANG

Hamberang atau Hamerang; Ficus Toxicaria.


Nama pohon yang serat kulitnya kuat untuk
dijadikan tali. Di beberapa tempat dipakai
untuk mengikat buliran padi satu ikatan
yang disebut Geugeus atau Eudan. Getahnya
dapat dijadikan malam untuk membatik,
daunnya untuk makanan kambing.

HANDEULEUM

Gaptophyllum Picturn Griff. Tumbuhan


perdu, tinggi ± 8 m, daun lonjong, letaknya
berhadapan. Daun dan kulitnya berbau tak
sedap, terasa seperti ada lendirnya. Ujung
dan kelopak bunganya besar berbentuk daun
biasa, warnanya putih. Bunga berbentuk
bintang. Bermanfaat untuk mengobati wasir,
bisul, borok, empedu berbatu, susu bengkak
(daunnya), tidak teratur haid (bunganya).
Handeuleum biasa disebut dibagian akhir
cerita pantun sebagai penutup kata: Cag urang tunda di handeuleum sieum, di
hanjuang siang.
HARENDONG

Perdu tegak, berbulu sikat, tinggi sampai 4 m.


Daunnya bertepi rata, berbentuk bundar telur
atau lonjong; bertulang daun lima; diantara
tulang-tulang daun itu permukaan atas berbulu
pendek dan kasar, permukaan bawah berbulu
pendek, atau kadang-kadang tidak berbulu.
Perbungaan diujung batang, terdiri dari 5-18
bunga besar, merah muda dan ungu, dengan dua daun pelindung. Bunganya kecil-
kecil, bila masak berwarna ungu tua dan manis, berisi banyak biji kecil.
Dikampung-kampung di pedesaan buahnya sering dimakan anak-anak, juga
dimakan burung, seperti kutilang. Daun muda dimakan sebagai lalab. Buah dan
kulit batang digunakan untuk pewarna hitam dan merah bata. Di beberapa tempat,
daunnya digunakan sebagai obat untuk penyakit busung air; penawar mabuk
karena minuman keras; obat diare dan disentri; juga untuk obat kumur dan luka
bakar. Akarnya digunakan untuk obat penenang, dan untuk penyakit ayan.

JARINGAO

Tumbuhan berbatang basah. Tumbuhan liar


dihutan-hutan atau tempat-tempat lain yang
tanahnya agak lembab. Ada juga yang ditanam
dipekarangan, biasanya di dekat pagar.
Rimpangnya agak tahan lama, berwarna putih dan
bila sudah kering menjadi merah muda. Rasanya
Pahit. Mengandung zat minyak terbang (eugenol,
asaron, asarilal dehida), akorin, akoretin, kalamin,
kalsium oksalat, pati, glukosa, lendir, protein, dan zat samak. Bermanfaat untuk
mengobati ayan, bengkak, bisul, kejang kaki, gigi goyah (daunnya); encok,
disentri, dan empedu berbatu (rimpangnya). Peribahasa: Budak bau Jaringao
keneh, artinya belum dewasa, belum layak menjadi lawan yang setanding (ucapan
bernada merendahkan lawan). Perbahasa ini seringkali terdapat dalam wawacan,
ketika seorang jagoan ditantang oleh pendekar yang masih muda.

EURIH

Alang-alang; Imperata Spec. div. Jenis rerumputan


yang tumbuh dihutan-hutan, diladang-ladang, dan di
tegalan terutama ditempat-tempat yang dibiarkan
tandus. Tumbuhan liar berumpun ini mudah
berkembang biak, tapi sangat memusingkan petani
karena mengganggu tanaman dan sulit untuk
diberantas. Tingginya ada yang sampai 2 meter.
Daunnya berbentuk pita, dari jauh tampak mirip
tanaman padi. Bunganya berbulir majemuk dan
berwarna putih, mudah terbang terbawa angin.
Binatang ternak seperti kerbau, domba, dan kambing tidak suka makan daunnya.
Pada musim kemarau daunnya menguning lalu mongering, mudah terbakar, tapi
akarnya masih hidup meskipun daun-daunnya telah jadi abu. Dari puing-puing
abunya bermunculan tunas, ujungnya yang lancip-lancip terasa sakit dikaki bila
terinjak, bahkan dapat melukai. Orang-orang dipedusunan dari masa akhir abad
ke-19 dan masih hidup sampai pertengahan abad ke-20, suka bercerita tentang
orang yang di terkam harimau di pakidulan (bagian selatan) Jawa Barat. Konon
harimau yang disebut maung lodaya itu suka bersembunyi dihutan alang-alang
menantikan mangsa. Diceritakan bahwa harimau itu tidak dapat dilihat oleh
manusia sekalipun hanya terhalang selembar daun alang-alang. Tapi disisi
kemubajiran tumbuhan ini, ternyata baik pada zaman dahulu maupun pada zaman
sekarang, masih ada manfaatnya. Dulu sebelum ada genting, orang membuat atap
dari ijuk atau dari alang-alang (welit). Sedangkan pada masa sekarang, zaman
modern, pada tumbuhan ini dapat ditemukan zat-zat yang dijadikan obat.
Rimpangnya mengandung zat-zat damar, asam kersik dan logam alkali. Semua
bagian tumbuhan ini dapat dijadikan obat kurap. Sedangkan rimpangnya dapat
dibuat obat untuk berbagai penyakit seperti beser (sering kencing), kencing nanah,
kencing darah, raja singa, luka-luka, demam, tekanan darah tinggi, dan lemah
syahwat.

CALINGCING

Balingbing wuluh; Averrhoa belimbi L; termasuk


suku belimbing-belimbingan (Oxalidaceae). Pohon
kecil, tinggi 5-15 m, tumbuh sampai ketinggian 750
m dapl. Daun majemuk, berpasangan; anak daun
berbentuk lonjong sampai bundar telur. Bunga
kecil, biasanya muncul dari batang utama atau
cabang-cabang; kelopak bunga berwarna hijau,
mahkota merah keungu-unguan. Buah lonjong
berair, rasanya sangat masam, beruang atau berkotak tiga dan bergantung pada
pada batang atau daun. Buah dimanfaatkan untuk sayur dan untuk membersihkan
noda-noda pada pakaian atau barang loyang atau tembaga. Di Jawa Barat pohon
ini lebih sering dijumpai sebagai tanaman liar di semak belukar, tetapi tak jarang
pula ada yang membudidayakannya sebagai tanaman pekarangan. Perbanyakan
dengan biji atau melalui cangkokan. Buah mengandung banyak vitamin C; biasa
digunakan untuk bumbu sayur asam atau bumbu sayur lainnya, ada juga yang
membuatnya menjadi manisan; dikenal pula sebagai obat batuk tradisional.

CANGKUDU

Mengkudu - Morinda Citrifolia. Nama tumbuhan


perdu, buahnya hampir sebesar kepala orang dewasa,
penuh benjolan seakan-akan kudisan. Biasanya
tumbuh di sisi pagar atau di sudut-sudut pekarangan
rumah di pedusunan. Tumbuh sendiri, bukan ditanam
orang. Buahnya berwarna hijau, tapi kalau sudah
terlalu matang warnanya keputih-putihan. Berbiji
banyak. Pucuk dan pentilnya biasaya dikukus untuk
lalab, buahnya yang belum terlalu matang biasanya dirujak. Rasanya kesat, dan
yang sudah matang betul dijadikan obat hipertensi. Kulit akatnya mengandung zat
warna kuning (soga).

GAYOL

GANYOL atau GANYONG - Canna Edulis


KER, termasuk suku Cannaceae. Tumbuhan
berumbi bentuk rimpang bercabang dengan
selaput tipis. Bermanfaat sebagai sumber
karbo hidrat. Tinggi mencapai 2 m. Daun
lebar dengan warna hijau tepi ungu tua atau
merah tua. Perbanyakan melalui mata tunas
pada umbinya. Dapat hidup pada berbagai
macam tanah tetapi lebih menyukai tanah liat
dan berpasir. Hidup dan tumbuh dengan baik sampai ketinggian 2250
dapl. Umbinya yang sudah tua dapat dimakan, biasa dimakan setelah direbus.
Rasanya agak manis, dimanfaatkan sebagai makanan tambahan atau selingan, juga
merupakan persediaan bahan makan untuk musim paceklik. Dari pati umbinya
dapat dibuat tepung yang dapat diolah menjadi makanan bayi atau kue-kue.

ANTANAN

Daun Kaki Kuda - Hydrocotyle Sibthorpioides.


Tumbuh-tumbuhan terna menjalar berbuku-buku,
pada setiap buku keluar akar dan daun. Daunnya
bundar menyerupai ginjal, bertangkai panjang,
pangkal daun berbentuk hati, pinggirannya
bergerigi. Tumbuh di tegalan, di pematang sawah,
di tepi parit, dan di tempat lain yang agak terbuka
tetapi tanahnya cukup lembab, tumbuh subur
diantara rerumputan. Daunnya dapat dimakan mentah sebagai lalab atau dijadikan
campuran rujak cuka dan asinan. Memamah daun antanan dapat menyembuhkan
sariawan di mulut, perasan airnya diminum sebagai penurun tekanan darah tinggi.

JOTANG

Spilanthes Acnella Murr. Tumbuhan liar yang


dapat dijumpai di ladang, tegalan, pematang
sawah, hutan belukar. Tumbuh baik di tanah
lembab dan agak teduh, sampai ketinggian 2700
m dapl. Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai
0,60 cm, adakalanya bisa lebih. Orang Sunda
biasanya memanfaatkan daunnya sebagai lalab
bersama sambal oncom.
MAMANGKOKAN

Notophanax Scuttellariana. Perdu, tanaman


pagar, dimakan daunnya setelah dimasak terlebih
dahulu, baunya wangi. Manfaatnya bisa
menghilangkan bau badan, menghilangkan
jerawat dan menyembuhkan sakit campak.

PANGLAY

Banglai - Zingiber Ottensii. Tanaman liar tapi


kemudian ditanam dan dipelihara sebagai bahan
obat atau jamu. Umbinya yang baunya tidak
enak dimakan lalu disemburkan ke sekeliling
bayi yang baru lahir. Perbuatan itu disebut
bubura, ngabura, agar bayi tidak diganggu oleh
makhluk halus. Sebagai obat gosok bisa
menghilangkan kejang. Bila diminum dipercaya
bisa menenangkan hati yang gelisah.

PEUTEUY SELONG

Petai Cina - Leucaena Leucocephala. Jenis


tumbuhan pohon, tinggi sampai 6 m, daun
majemuk, menyirip dengan anak daun kecil-kecil
sebanyak 20 - 30, berbentuk lonjong, bunga
berbentuk kepala, berwarna putih, tumbuh di
ketiak daun (pendul). Buah berbentuk polong,
yang masih muda (belum berbiji) dimakan sebagai
lalab. Bijinya kecil sebesar kurang lebih 6 mm
(panjang) dan 4 mm (lebar), berbentuk lonjong,
gepeng. Biji yang masih hijau dimakan sebagai
lalab pula, bau dan rasanya mirip Peuteuy,
dimasak dengan ikan peda atau ikan teri jadi bobotok. Buah yang telah tua
biasanya dibiarkan pecah sendiri di pohon dan mengeluarkan biji berwarna coklat,
kalau jatuh di tanah lembab dapat segera tumbuh. Kulit batang digunakan untuk
bahan pewarna coklat, kulit yang dikeringkan dan dipotong-potong disebut
papangan, gunanya untuk ngareueuy kecrik atau jaring yang disebut sirib agar
tahan air. Kayunya yang sudah tua sangat keras dan kuat, dengan cara dibubut
dapat dijadikan mainan anak-anak yang disebut PANGGAL, yang tahan hantaman
panggal lawan dalam permainan. Selain itu kayunya sangat baik untuk dijadikan
arang. Peuteuy Selong tumbuh dengan baik di dataran rendah dan tinggi, di desa-
desa di daerah pemukiman, dijadikan pagar atau tanaman peneduh. Pohon yang
kerap dipangkas (daunnya dapat digunakan makanan ternak) menumbuhkan
cabang yang banyak dan tidak menjadi terlalu tinggi. Peuteuy selong adakalanya
disebut selong saja, ada juga yang menyebut Peuteuy Cina atau bendara. Pohon
ini kebanyakan tumbuh liar, baik di daerah pemukiman maupun di hutan-hutan.

Kumis ucing nya éta ngaran tutuwuhan anu kembangna


siga kumis ucing

Kawung, ngaran tangkal sabangsa (family) palmaea


saperti kalapa, palem, jambe jsjb. Ieu tutuwuhan
serbaguna, daun ngorana sok dipake udud, daun
kolotna jadi hateup, buahna jadi cangkaleng,
geutahna jadi lahang (mun diolah jadi gula kawung)
jrrd. Dina basa Indonesia disebut aren.

B0NTENG, TIMUN

BUAH-BUAHAN = BUBUAHAN
PISANG = CAU Semangka = Samangka

Jambu air = Jamu samarang MENGKUDU = CANGKUDU

SRIKAYA = SARIKAYA NANAS = GANAS


BELIMBING= BALINGBING MANGGA = BUAH, MANGGAH

ALPUKAT = ALPUKET MANGGIS = MANGGU

Duku = Dukuh BELIMBING WULUH = CALINCING


KELAPA = KALAPA TIMUN = BONTENG

PARE = PARIYA

NGARAN KEKEMBANGAN

1. Kembang Awi : Embruek 3. Kembang Bawang : Ulated

2. Kembang Bako : Bosongot 4. Kembang Bolang : Ancal


5. Kembang Boled : Tela

6. Kembang Cabe : Bolotot 7. Kembang Cau : Jantung

10. Kembang Eurih : Ancul

8. Kembang Cengek :
Pencenges

11. Kembang Gedang : Ingwang

9. Kembang Cikur : Jelengut


16. Kembang Jambe : Mayang
12. Kembang Genjer : Gelenye

17. Kembang Jambu Aer :


13. Kembang Hoe : Bubuay Lenyap

18. Kembang Jambu Batu :


14. Kembang Honje : Comrang Karuk

15. Kembang Jaat : Jalinger 19. Kembang Jarak : Uing


24. Kembang Jotang : Puntung
20. Kembang Terong:Muncorong

21. Kembang Waluh : Alewoh 25. Kembang Kadu : olohok

26. Kembang Kalapa : Suligar

22. Kembang Jengkol :


Merekenyenyen

23. Kembang Jeruk : Angkruk /


angkes 27. Kembang Peuteuy : Pendul
28. Kembang Kaso : Curiwis

33. Kembang Limus : Seleksek

29. Kembang Kawung : Pengis

34. Kembang Lopang : Cacas

30. Kembang Koneng : Badul

35. Kembang Muncang : rinduy

31. Kembang Laja : Jamotrot

32. Kembang Leunca : Pengit


36. Kembang Pare : Ringsang
37. Kembang Salak : Sedek
41. Kembang Tiwu : Badaos

38. Kembang Sampeu : Dingdet


39. Kembang Taleus : Ancal

40. Kembang Tangkil : Uceng

Anda mungkin juga menyukai