b. Uraian materi 1
Pada lensa di teropong akan terlihat garis hitam setipis benang.
Biasa dalam istilah survey dinamakan Benang Atas (BA), Benang
Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB)
c. Rangkuman 1
Untuk pengukuran nilai benang atas, benang tengah dan benang
bawah menggunakan alat penyipat datar digunakan rambu ukur.
Rambu ukur merupakan alat bantu ukur untuk mempermudah
membantu mengukur beda tinggi antara garis bidik dengan
permukaan tanah dan mengukur jarak secara optis.
d. Tugas 1
1. Amatilah rambu ukur di laboratorium anda !
2. Gambarkan rambu ukur yang ada di laboratorium anda
3. Berapa pembagian pada tiap – tiap bagian E ?
e. Tes Formatif 1
1. Sebutkan fungsi dari rambu ukur ?
2. Berapa bacaan benang atas, benang tengah dan benang bawah
dari gambar di bawah ini ?
b. Uraian Materi 2
Sebelum menggunakan pesawat penyipat datar, pesawat penyipat
datar harus di setting terlebih dahulu. Cara setting pesawat penyipat
datar adalah sebagai berikut :
a. Tempatkan tripod atau statip di atas titik yang telah ditentukan.
b. Injak sepatu statip agar melesak dalam tanah (jika di atas tanah),
tinggi statip disesuaikan dengan orang yang akan membidik dan
permukaan kepala statip diusahakan relatif datar.
c. Ambil pesawat dan letakkan pada landasan pesawat kemudian
dikunci.
d. Mengatur unting-unting agar posisi sumbu I tepat di atas patok.
e. Mengatur ketiga buah sekrup A, B, C, kira-kira setengah panjang
as.
f. Sejajarkan teropong dengan dua buah sekrup A dan B (kadudukan
I), kemudian sekrup diputar searah (jika masuk, masuk semua; jika
keluar, keluar semua) sambil dilihat kedudukan gelembung nivo
tabung agar tepat di tengah-tengah skala nivo.
g. Putar teropong searah jarum jam hingga kedudukannya tegak lurus
terhadap dua sekrup A, B (kedudukan II), kemudian putar sekrup C
(tanpa memutar sekrup A, B) masuk atau keluar sambil dilihat
kedudukan gelembung nivo kotak agar tepat di tengah - tengah
skala nivo.
Keterangan :
t : Tinggi di atas titik B
bt : Bacaan benang tengah ke rambu di titik A
Δhab : Beda tinggi antara A dan B
Cara pengukuran :
alat ditempatkan pada titik yang telah diketahui tingginya, lalu tinggi
alat diukur
rambu diletakkan pada titik yang akan diukur tingginya
baca benang tengah diafragma alat yang dibidikkan ke rambu
jika Δhab bernilai positif maka titik yang diukur lebih tinggi dari titik
tempat berdiri alat dan kalau bernilai negatif titik yang diukur lebih
rendah dari titik tempat berdiri alat
Cara ini , seperti yang terlihat pada gambar 1 baik sekali untuk diterapkan
jika harus menentukan tinggi dari banyak titik yang letaknya tersebar
mengelilingi suatu titik atau tempat. Tinggi titik-titik yang diukur dapat
dengan mudah dihitung karena akan selalu sama dengan tinggi garis bidik
dikurangi pembacan pada rambu.
2. alat ditempatkan di luar kedua titik yang diukur, seperti yang terlihat
pada gambar 6 di bawah ini
Gambar 6. Alat ditempatkan di luar titik
Keterangan :
M : Bacaan benang tengah ke rambu di titik B
b : Bacaan benang tengah ke rambu di titik A
Δhab : Beda tinggi antara A dan B
Cara pengukuran :
rambu ditegakkan di masing-masing titik yang akan diukur
alat ditempatkan di luar kedua titik
baca benang tengah diafragma alat, yang dibidikkan ke masing-
masing rambu
3. alat sipat datar diletakkan di antara dua titik yang akan diukur beda
tingginya, seperti yang terlihat pada gambar 6
Cara pengukuran :
rambu ditegakkan di masing-masing titik yang akan diukur
alat ditempatkan di antara kedua rambu dengan jarak yang kira-kira
sama.
Jika jarak antara dua titik tersebut terlalu jauh, maka pengukuran harus
dibagi menjadi beberapa seksi yang jumlahnya genap. Contohnya dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :
2. keadaan alam
a) karena melengkungnya permukaan bumi. Pengaruh ini dapat
dihilangkan dengan menempatkan alat di tengah-tengah antara dua
titik yang diukur
b) karena refraksi atau melengkungnya sinar cahaya
c) karena temperatur, mengakibatkan pemuaian pada bagian alat
sipat datar sehingga dapat mengakibatkan perubahan terhadap
hasil pengaturan alat. Untuk menghilangkan pengaruh temperatur,
setiap kali melakukan pengukuran alat harus dipayungi
d) kondisi tanah yang lembek, menyebabkan rambu ukur danstatip
melesak masuk ke dalam tanah sehingga hasil pembacaan selalu
terlalu besar angkanya. Untuk menghilangkan pengaruh ini,rambu
ukur ditempatkan pada landasan yang stabil dan pengukuran
dilakukan dengan cara dua kali berdiri alat (double stand)
e) karena bergetarnya udara. Kesalahan ini tidak dapat dihilangkan
dan untuk menghindarinya jangan melakukan pengukuran waktu
terik panas matahari.
Posisi pertama :
Pertama kali alat diletakkan dekat dengan rambu A lalu bidik rambu di titik
A kemudian dipindahkan dekat denga rambu B dan membidik rambu di
titik A dan B seperti yang terlihat pada gambar 11 di bawah ini.
Gambar 11. pengecekan garis bidik posisi pertama
Posisi kedua :
Pertama kali berdiri alat diletakkan di antara rambu A dan rambu B lalu
membidik rambu di titik A dan B. kemudian dipindahkan ke muka rambu B
dan membidik rambu di titik A dan B seperti yang terlihat pada gambar 12
di bawah ini
Posisi ketiga :
Pertama kali berdiri alat diletakkan di belakang rambu A lalu membidik
rambu di titik A dan B, kemudian diletakkan di muka rambu B dan
membidik rambu di titik A dan B seperti
yang terlihat pada gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9. Pengecekan garis bidik posisi ketiga
Kesalahan garis bidik ( C ) dapat dihitung menggunakan rumus :
c. Rangkuman 2
Pengukuran pesawat penyipat datar harus melalui beberapa tahapan
yaitu setting pesawat penyipat datar, penetapan metode pengukuran, dan
pembacaan rambu. Setting alat meliputi centering optis di atas statip
dengan indikator menggunakan gelembung nivo. Metode pengukuran bisa
menggunakan metode sipat datar memanjang atau keliling.
d. Tugas 2
1. Bagaimana cara setting pesawat penyipat datar ?
2. Sebutkan syarat – syarat pengukuran sipat datar ?
e. Tes Formatif 2
1. Gambarkan posisi penempatan rambu ukur dan pesawat penyipat datar
pada pengukuran sipat datar ?
2. Tuliskan rumus untuk mengetahui kesalahan garis bidik ?
h. Lembar Kerja 2
i. Alat dan Bahan :
a. Alat Ukur Waterpass Sokkia Level B20/B21
b. Rambu Ukur
c. Statip
d. Payung
e. Patok
f. Clipboard
g. Alat Tulis
h. Lembar Kegiatan
i. Kalkulator
j. Keselamatan Kerja
a. Tancapkan statip ke tanah dengan kuat dan dilakukan
dengan baik serta sekrup ketiga
kaki harus cukup kencang
b. Selama pengukuran alat dipayungi untuk menghindari panas
matahari
k. Langkah Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan
b. Memasang patok pada titik yang telah ditentukan
c. Memasang statip pada titik yang telah ditentukan
d. Setting Waterpas Sokkia Level B20/B21 di atas statip
e. Memasang rambu ukur pada patok
f. Membidik rambu ukur menggunakan Waterpas Sokkia Level
B20/B21
g. Mencatat pengukuran pada lembar kegiatan
h. Melepas Alat Ukur Waterpas dan statip
i. Memindahkan pesawat Waterpas dan statip ke kitik
berikutnya dan ulangi langkah 4 hingga 7
LEMBAR KEGIATAN HASIL PRAKTIKUM
PENGUKURAN MENYIPAT DATAR MEMANJANG
Benang Atas (BA)
No. Benang Tengah (BT) Benang Bawah (BB)
Titi (Meter) BT = BA + BB/2
k (Meter)