Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan

Ilmu Kimia, 1(2), November 2015, 83-90

Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi

Kinerja Biosensor Konduktometri Berbasis


(Screen Printed Carbon Electrode) SPCE––Kitosan untuk Deteksi Diazinon,
Malation, Klorpirifos dan Profenofos

Nuzulul Kurniawan Isvani, Ani Mulyasuryani, Sasangka Prasetyawan

Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya

Email: mulyasuryani@ub.ac.id

Received: October 2015; Revised: November 2015; Accepted: November 2015; Available Online: August 2016

Abstrak

Kinerja biosensor didasarkan pada reaksi hidrolisis senyawa organofosfat yang dikatalisis oleh organofosfat
hidrolase (OPH) menghasilkan ion H+ dan spesi ionik lain yang mampu meningkatkan konduktivitas di
permukaan (Screen Printed Carbon Electrode) SPCE. Pada penelitian ini, OPH diamobilkan secara ikatan silang
pada membran kitosan–glutaraldehid yang telah terlapis di permukaan SPCE. Pengukuran dilakukan pada
rentang konsentrasi organofosfat (0–3.0) ppm, masing–masing pada kisaran pH 7.0–9.0, dan dengan jumlah
enzim 5–25 L. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja biosensor optimum diperoleh pada 25 L OPH, pH
8.5, dengan sensitivitas terhadap diazinon, malation, klorpirifos dan profenofos berturut–turut 1.353 S/ppm,
1.270 S/ppm, 1.230 S/ppm dan 1.77 S/ppm dan LOD berturut–turut 0.97; 1.03; 0.98; 0.97 ppm.

Kata kunci: Biosensor konduktometri, pestisida organofosfat, organofosfat hidrolase, SPCE (screen printed
carbon electrode).

Abstract

The performance of biosensor is based on the hydrolysis reaction of organophosphorus compounds catalyzed by
organophosphate hydrolase (OPH), produce H+ and the other ionic species that increase conductance on the
surface of electrode. In this research, OPH was immobilized by crosslinking on chitosan–glutaraldehyde
membrane on the (Screen Printed Carbon Electrode) SPCE surface. Measurements were carried out at the range
concentration 0 to 3.0 ppm of organophosphate, the range of pH 7.0 to 9.0 and 5–25 L of enzyme. The result
showed that optimum performances were obtained at 25 L of OPH, pH 8.5, with the sensitivity for dizinon,
malathion, chlorpirifos and profenofos is 1.353 S/ppm, 1.270 S/ppm, 1.230 S/ppm dan 1.77 S/ppm
respectively and 0.97; 1.03; 0.98; 0.97 of LOD.

Keywords: Conductometric biosensor, organophosphate pesticide, organofosfat hydrolase, SPCE (screen


printed carbon electrode).

DOI :http://dx.doi.org/10.15408/jkv.v0i0.3156.

1. PENDAHULUAN produk pertanian tidak boleh melebihi ambang


batas maksimal, karena berbahaya bagi
Senyawa organofosfat merupakan organisme lain yang bukan target (Mostafa,
senyawa yang digunakan secara luas di 2010). Saat ini diperlukan perangkat analitik
bidang pertanian sebagai pestisida. yang ringkas, cepat dan akurat untuk analisis
Organofosfat yang umum digunakan dalam sisa pestisida. Salah satu alternatif yang sedang
bidang pertanian meliputi diazinon, malation, dikembangkan adalah biosensor. Prinsip
klorpirifos dan profenofos. Penggunaan deteksi biosensor didasarkan pada reaksi
senyawa tersebut terus mengalami peningkatan hidrolisis senyawa organofosfat menghasilkan
(Gahlaut et al., 2012). Sisa pestisida pada ion hidronium dan spesi ionik lain (gambar 1).

Copyright © 2016, Published by Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia,
P-ISSN: 2460-6065, E-ISSN: 2548-3013
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 2, November 2015 [83-90] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013

P
S N N O O + N N + H+
O
OPH
P
O O HO
O
(A) pKa 2,86 (B) pKa 12,7
Diazinon O
O S

P O
+
S O O S + H+
OPH O O
P O HS
O S
O
(C) pKa 1,35 O (D) pKa 9,11
Malation O
S Cl Cl
Cl Cl
S
P
+ + H+
O O
P OPH O HO N Cl
O O N Cl
O
(E) pKa 2,86 (F) pKa 8,92
Klorpirifos
O
Br Cl Br Cl
O P
O S +
+ H+
OPH O
P
O S OH
O
Profenofos (G) pKa 2,3 (H) pKa 7,92

Gambar 1. Reaksi hidrolisis senyawa organofosfat oleh OPH

Reaksi hidrolisis tersebut dikatalisis oleh enzim amobil tidak boleh berlebihan. Jika
enzim organofosfat hidrolase (OPH). terlalu banyak, enzim akan menutupi seluruh
Organofosfat hidrolase (OPH) dapat permukaan elektroda dan menghalangi difusi
menghidrolisis ikatan antara atom P dengan substrat keluar masuk membran. Disisi lain pH
atom O, F, dan S pada senyawa organofosfat berpengaruh terhadap aktivitas enzim dan
(Paliwal, 2008). OPH menghidrolisis gugus disosiasi produk hidrolisis.
pergi yang spesifik pada setiap senyawa
organofosfat melalui mekanisme reaksi SN2 2. METODE PENELITIAN
(Efremenko dan Sergeeva, 2001; Aubert dan
Raushel, 2004; Lewis et al., 1988). Produk Alat dan Bahan
hidrolisis tersebut akan meningkatkan Alat yang digunakan dalam penelitian
konduktivitas di permukaan elektroda. ini adalah peralatan gelas umum (Duran dan
Peningkatan konduktivitas yang terukur akan Pyrex), timbangan analitik (Mettler Toledo
berhubungan dengan konsentrasi analit. Ion AL204), pipet mikro (Accumax pro dan
hidronium memiliki andil besar dalam Eppendorf), pH meter digital (Trans
perubahan konduktivitas, karena spesi tersebut Instrumens Senz Pai), sentrifuse dingin
memiliki mobilitas dan konduktivitas molar (Sigma–Sartorius 3-18K), konduktometer
yang paling tinggi (Jaffrezic dan Dzyadevych, (rakitan, Laboratorium Elektronika Teknik
2008). Elektro Universitas Brawijaya), oven
Parameter yang dipelajari pada (Memmert dan Yenaco YNC–OV–30L),
penelitian ini meliputi pH, jumlah enzim dan magnetik stirer (Cimarec), spektrofotometer
luas permukaan SPCE. Jumlah enzim amobil UV–VIS (Shimadzu 1601) dan SPCE
mempengaruhi kecepatan hidrolisis (Quasense inc., Thailand).
organofosfat di permukaan elektroda. Namun Bahan yang digunakan dalam penelitian
karena luas permukaan SPCE terbatas, jumlah ini adalah Pseudomonas putida, CuSO4.5H2O

84
Kinerja Biosensor Konduktometri Berbasis SPCE––Kitosan Isvani, et al.

(p.a), FeSO4.7H2O (p.a), MgSO4.4H2O (p.a), konsentrasi organofosfat terhadap konduktansi


KOH (p.a), Na2MoO4.2H2O (p.a), yang terukur untuk mengetahui pH optimum.
ZnSO4.7H2O (p.a), ekstrak yeast, sukrosa (p.a), Optimasi Jumlah Enzim (OPH).
nutrien agar (p.a), (NH4)2SO4 (p.a), Elektroda yang telah dilapisi enzim dengan
organofosfat hidrolase, larutan bovine serum jumlah tertentu (5; 10; 15; 20; 25 L)
albumin 22% dalam 0.85% NaCl (sigma digunakan untuk mengukur larutan uji dengan
A7034), diazinon (600 g/L), malation (500 kisaran konsentrasi (0–3.0) ppm pada pH
g/L), klorpirifos (200 g/L), profenofos (500 optimum. Pengukuran untuk masing–masing
g/L), padatan kitosan, glutaraldehid 25% (v/v), konsentrasi organofosfat dilakukan
padatan tris(hidroksimetil) aminometan, pengulangan sebanyak 3 kali. Untuk setiap
larutan HCl pekat 37% (b/b) 1.18 g/mL, pengulangan dibuat elektroda baru. Setelah itu
akuades steril, asam asetat glasial 99.7% (b/b) dibuat kurva hubungan antara konsentrasi
1.045 g/mL, dan akuades. organofosfat terhadap konduktansi yang
terukur untuk mengetahui jumlah enzim
Isolasi Organofosfat Hidrolase (OPH) optimum.
Organofosfat hydrolase (OPH) diisolasi Optimasi Luas Permukaan SPCE. Pada
dari bakteri Pseudomonas putida. Enzim OPH optimasi pH dan jumlah enzim digunakan
yang telah diekstrak dari Pseudomonas SPCE dengan luas permukaan 51.5 mm2.
putida dimurnikan dengan metode fraksinasi SPCE diperluas menjadi 71.5 mm2,
bertingkat menggunakan amonium sulfat kemudian dilapisi enzim dengan jumlah
dengan tingkat kejenuhan 0–65%. Enzim yang optimum. Pengukuran dilakukan pada larutan
telah dimurnikan ditentukan konsentrasinya uji organofosfat kisaran (0–3.0) ppm, dengan 3
dengan metode biuret dan diuji aktivitasnya kali pengulangan untuk setiap luas SPCE.
terhadap diazinon, malation, klorpirifos dan Karakterisasi elektroda dengan jumlah
profenofos dengan metode spektrofotometri enzim optimum dan luas permukaan elektroda
(Wardani et al., 2014). optimum digunakan untuk mengukur larutan
Pada penelitian ini biosensor uji organofosfat pH optimum dengan
konduktometri dibuat menggunakan SPCE konsentrasi (0–3.0) ppm. Pengukuran
(screen print carbon electrode) sebagai dilakukan hingga diperoleh sinyal yang relativ
elektoda. Luas SPCE yang digunakan adalah konstan, dengan standar deviasi pembacaan
51.5 mm2. Luas SPCE yang akan dilapisi tidak lebih 1 S. Setelah itu dibuat kurva
membran dibatasi dengan selotip. Selanjutnya hubungan antara konsentrasi dengan daya
SPCE yang telah diselotip dilapisi dengan hantar. Kurva yang terbentuk memiliki
kitosan 1% (b/v) kemudian glutaraldehida persamaan regresi linear y= ax +b. kepekaan
0.5% (v/v) masing–masing sebanyak 10 L, biosensor ditunjukkan oleh kemiringan garis
setelah itu didiamkan selama 5 menit, (a). Kisaran konsentrasi ditentukan dari daerah
selanjutnya dikeringkan dalam oven dengan linier sinyal (konduktansi) terhadap perubahan
temperatur 50 OC selama 30 menit. Elektroda konsentrasi organofosfat. Batas deteksi
yang sudah dilapisi membran dibilas dengan ditentukan dengan persamaan:
larutan akuades untuk menetralkan membran
tersebut. Selanjutnya elektroda dibilas dengan Sinyal Limit deteksi = (yB + 3sB) (1)
akuades dan didiamkan dalam desikator
selama 30 menit. Enzim organofosfat hidrolase dimana yB adalah sinyal blanko (intersep) dan
(OPH) kemudian diamobilkan secara ikatan sB adalah standar deviasi blangko. Selanjutnya
silang pada membran kitosan yang telah nilai (yB + 3sB) diinterpolasikan pada
terlapis di permukaan SPCE. Glutaraldehid persamaan regresi untuk memperoleh nilai
digunakan sebagai senyawa pengikat silang. absis (limit deteksi).
Pengaruh pH dipelajari pada 7.0; 7.5;
8.0; 8.5 dan 9.0 menggunakan buffer tris–
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
asetat, dengan jumlah enzim 25 L, dan
larutan uji pada kisaran 0–1.5 ppm. Pengaruh pH terhadap Kinerja
Pengukuran untuk masing–masing pH Biosensor. Aktivitas enzim OPH bergantung
dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. pada pH (Milani et al., 2015). Perubahan pH
Setelah itu dibuat kurva hubungan antara mengakibatkan perubahan muatan pada enzim.

85
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 2, November 2015 [83-90] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013

Perubahan muatan pada asam amino tersebut diazinon pada pH 8.5 dan 9.0 sebesar 0.874
akan mempengaruhi konformasi enzim. Selain dan 0.789. Pada pH 8.5, keseluruhan biosensor
itu reaksi hidrolisis organofosfat juga memiliki koefisien korelasi lebih dari 0.800
bergantung pada pH. Hidrolisis organofosfat dan semuanya mengalami penurunan pada pH
pada suasana asam menghasilkan pemutusan 9.0. Koefisien korelasi biosensor diazinon,
ikatan pada subtituen fosfat yang lebih kecil. malation, klorpirifos dan profenofos pada pH
Sedangkan pada suasana basa reaksi hidrolisis 9.0 berturut–turut 0.789; 0.785; 0.790 dan
akan menghasilkan pemutusan ikatan pada 0.710.
subtituen fosfat yang berukuran yang lebih Penurunan kepekaan dan koefisien
besar (Silva et al., 2013). Oleh karena itu pH korelasi biosensor pada pH 9.0 kemungkinan
merupakan salah satu faktor yang besar disebabkan oleh kerusakan membran
mempengaruhi kinerja biosensor. kitosan–glutaraldehid pada suasa basa,
Pada percobaan ini dipelajari pH larutan sehingga enzim akan mudah terlepas dari
uji organofosfat pada kisaran (7.0–9.0), dan permukaan elektroda. Pada penelitian ini,
rentang konsentrasi organofosfat (0–1.5) ppm. enzim OPH diamobilkan secara ikatan silang
Hasil pengukuran pengaruh pH terhadap pada membran kitosan dengan glutaraldehid
kinerja biosensor disajikan pada gambar 2A. sebagai senyawa pengikat silang. Ikatan imina
Gambar 2A menunjukan bahwa pH ini tidak stabil pada suasana yang sangat asam
mempengaruhi kepekaan biosensor. Kepekaan atau basa. Kemungkinan besar hal inilah yang
biosensor pada kisaran pH (7.0–8,0) lebih kecil menyebabkan enzim mudah terlepas pada pH
apabila dibandingkan dengan pH 8.5 dan 9.0. 9.0 yang mengakibatkan penurunan kepekaan
Harga kepekaan yang kecil pada pH (7.0–8.0) dan linearitas biosensor. Jadi meskipun
ini disebabkan oleh aktivitas enzimatik OPH aktivitas enzim mencapai puncaknya pada pH
yang kecil pada kisaran pH (7.0–8.0). Enzim (9.0–11.0), kinerja biosensor optimum tidak
OPH menunjukan aktivitas yang baik pada akan tercapai pada pH tersebut apabila enzim
kisaran pH 8.5 sampai dengan 11 (Votchitseva, tidak teramobilisasi dengan baik di permukaan
2006). Di literatur lain menyebutkan pada SPCE.
kisaran (8.5–9.5) dan (7–9) (Efremenko dan Pengaruh Jumlah Enzim OPH terhadap
Sergeeva, 2001; Milani et al., 2015). Kinerja Biosensor. Biosensor berbasis enzim
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, mengukur hasil reaksi enzimatis sebagai dasar
kepekaan yang tinggi diperoleh pada pH 8.5 respon. Peningkatan jumlah enzim OPH akan
khususnya untuk malation, klorpirifos dan meningkatkan jumlah kompleks enzim–
profenofos. substrat [ES] yang terbentuk sehingga akan
Pada pH 8.5 biosensor malation, mempercepat laju reaksi hidrolisis yang
klorpirifos dan profenofos mencapai kepekaan terjadi. Produk hidrolisis yang terbentuk di
tertinggi yakni sebesar 0.915; 2.517 dan 1.896 permukaan elektroda semakin banyak sehingga
S/ppm dengan harga koefisien korelasi secara otomatis akan meningkatkan kepekaan
berturut–turut 0.828; 0.808 dan 0.846. Pada pH biosensor. Berdasarkan Gambar 2B,
9.0 biosensor ketiga senyawa organofosfat peningkatan jumlah enzim meningkatkan
tersebut mengalami penurunan kepekaan. kepekaan biosensor. Keseluruhan biosensor
Secara teoritis, harga kepekaan pada pH 9.0 menunjukan kinerja yang optimum pada
seharusnya lebih tinggi dari pada pH 8.5, jumlah enzim 25 µL, dengan harga kepekaan
karena enzim OPH memiliki aktivitas dan untuk diazinon, malation, klorpirifos dan
stabilitas yang baik pada pH (8.5–11.0). profenofos berturut–turut 1.466; 1.269; 1.229
Namun pada penelitian kali ini justru pada pH dan 1.767 µS/ppm dan koefisien korelasi
9.0 ketiga biosensor tersebut mengalami sebesar 0.9439; 0.900; 0.983 dan 0.9848.
penurunan kepekaan dan linearitas. Urutan kepekaan ini berbanding lurus dengan
Hasil pengukuran diazinon berbeda hasil uji aktivitas yang telah dilakukan.
dengan yang lain. Kepekaan biosensor tersebut Berdasarkan uji aktivitas yang telah dilakukan,
mengalami peningkatan kepekaan pada pH 9.0. aktivitas yang tertinggi diperoleh pada substrat
Namun apabila dihitung koefisien korelasinya, profenofos, sebesar 113 µM/mL.menit, disusul
koefisien korelasi pada pH 9.0 lebih kecil dari diazinon, klorpirifos, dan malation sebesar
pada pH 8.5. Koefisien korelasi biosensor 77.64; 53.31 dan 27.67 µM/mL.menit.

86
Kinerja Biosensor Konduktometri Berbasis SPCE––Kitosan Isvani, et al.

A) B)

Gambar 2. Pengaruh pH (A ) dan jumlah enzim (B) terhadap kepekaan biosensor

108 Klorpirifos
110 Diazinon
Konduktansi (µS)
106
Konduktansi (µS)

107
104
104

101 102

98 100
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
[Diazinon] (ppm) [Klorpirifos] (ppm)

1,5mm × 5 mm 1,5mm × 7,5 mm 1,5mm × 5 mm 1,5mm × 7,5 mm

108 Malation
Konduktansi (µS)

110 Profenofos
105
Konduktansi (µS)

108
102 106
104
99
102
96 100
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
[Malation] (ppm) [Profenofos] (ppm)

1,5mm × 5 mm 1,5mm × 7,5 mm 1,5mm × 5 mm 1,5mm × 7,5 mm

Gambar 3. Pengaruh luas SPCE terhadap konduktansi senyawa organofosfat

Aktivitas enzim bukanlah satu–satunya penarik elektron. Pada saat gugus pergi ini
faktor yang paling berpengaruh terhadap terhidrolisis, maka akan terbentuk basa
produk hidrolisis. Kestabilan basa konjugat konjugat yang paling stabil jika dibandingkan
dari gugus pergi juga mempengaruhi produk dengan basa konjugat dari gugus pergi yang
hidrolisis. Contohnya 4–bromo–2–kloro–fenol, lain. Kestabilan basa konjugat ini disebabkan
Gugus pergi profenofos ini memiliki subtituen oleh delokalisasi ion fenolat tersubtitusi.
atom bromida dan klorida yang bersifat Delokalisasi akan meningkatkan densitas

87
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 2, November 2015 [83-90] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013

elektron di cincin benzen, sehingga muatan tidak memberikan peningkatan kepekaan yang
negatif tidak terpusat di satu titik. Jika muatan besar pada semua biosensor (gambar 4). Hal
negatif ini terpusat pada suatu titik maka ini disebabkan jumlah enzim 25 L masih
reaktivitas akan meningkat dan cenderung belum mencapai titik jenuh (gambar 2b).
mengikat ion hidronium kembali. Hal inilah Berdasarkan hasil pengaruh jumlah enzim
yang mengakibatkan pKa dari gugus pergi terhadap kinerja biosensor, peningkatan enzim
profenfos paling kecil dibandingkan yang terus meningkatkan kepekaan biosensor yang
lainnya sehingga biosensor memiliki kinerja terukur.
yang baik pada substrat profenofos.
Pengaruh Luas SPCE terhadap Kinerja
Biosensor. Pada penelitian ini digunakan
SPCE dengan luas 51.5 mm2 dan 71.5 mm2.
SPCE dengan luas 51.5 mm2 digunakan pada
saat penentuan pengaruh pH dan jumlah
enzim. Luas SPCE diperluas menjadi 71.5
mm2 setelah pH dan jumlah enzim optimum
diketahui. Luas 71.5 mm2 merupakan luas
maksimal SPCE yang mampu tercelup di
dalam wadah sampel dengan kapasitas 300 L,
sedangkan pada luas 51.5 mm2, SPCE hanya
tercelup ¾ bagian dari wadah larutan uji.
Gambar 3 menunjukkan konduktansi
pada pH 8.5 dan 25 L OPH, Secara teoritis, Gambar 4. Pengaruh luas permukaan SPCE
konduktivitas berbanding lurus dengan luas terhadap kepekaan biosensor
SPCE. Peningkatan luas SPCE akan
meningkatkan harga konduktivitas yang Karakterisasi biosensor dilakukan pada
terukur. Hasil ini juga diperoleh pada kondisi yang memberikan kinerja optimum,
penelitian yang telah dilakukan. Berdasarkan yakni dengan menggunakan larutan buffer tris–
Gambar 3A peningkatan luas SPCE asetat pH 8.5, jumlah enzim 25 µL dan luas
meningkatkan konduktansi yang terukur,
permukaan elektroda 51.5 mm2. Hasil
namun tidak berpengaruh pada kepekaan
karakterisasi dari keempat jenis biosensor
biosensor.
dirangkum pada tabel 1. Berdasarkan Tabel 1,
Peningkatan luas permukaan SPCE akan
biosensor memiliki kepekaan yang tertinggi
meningkatkan area amobilisasi enzim
terhadap profenofos, diikuti diazinon, malation
sekaligus mengurangi ketebalan membran
dan klorpirifos. Kepekaan biosensor terhadap
yang terbentuk, sehingga sebaran enzim OPH
klorpirifos dan malation tidak terlalu berbeda
di permukaan elektroda menjadi lebih teratur.
jauh. Kepekaan biosensor terhadap profenofos
Area amobilisasi yang lebih besar diharapkan
paling tinggi dari pada yang lain. Hal ini
mampu meningkatkan kepekaan biosensor.
disebabkan oleh aktivitas yang tinggi dari
Namun berdasarkan hasil penelitian yang telah
enzim OPH terhadap substrat ini.
dilakukan peningkatan luas permukaan SPCE
Selain itu gugus pergi profenofos
Tabel 1. Hasil karakterisasi biosensor

Biosensor
Parameter
Diazinon Malation Klorpirifos Profenofos
Kisaran
(0–3.0) ppm (0–3.0) ppm (0–3.0) ppm (0–3.0) ppm
konsentrasi
Persamaan
y =1.353x +100.30 y =1.270x + 97.64 y = 1.230x + 102.10 y = 1.77x + 102.30
regresi
Kepekaan
1.35 1.27 1.23 1.77
(µS/ppm)
Linearitas 0.861 0.953 0.983 0.985
Batas deteksi 0.97 ppm 1.03 ppm 0.98 ppm 0.97

88
Kinerja Biosensor Konduktometri Berbasis SPCE––Kitosan Isvani, et al.

memiliki harga pKa yang paling kecil daripada klorpirifos dan profenofos berturut–turut 1.353
gugus pergi yang lain. Hal ini mengakibatkan S/ppm; 1.270 S/ppm; 1.230 S/ppm dan
hidronium dari hidrolisis profenofos jauh lebih 1.77 S/ppm. Karakteristik biosensor ini cocok
banyak apabila dibandingkan dengan yang untuk digunakan analisis sisa pestisida pada
lain. Oleh karena itu biosensor memiliki produk pertanian.
kepekaan yang tertinggi untuk substrat ini.
Kepekaan biosensor terhadap diazinon DAFTAR PUSTAKA
terbesar kedua. Meskipun gugus pergi diazinon
tidak mengalami protonasi karena harga pKa– Aubert SD, Li Y, Raushel FM. 2004. Mechanism
nya yang tinggi, enzim OPH memiliki aktivitas for the hydrolysis of organophosphates by
yang tinggi terhadap substrat diazinon. Hal ini the bacterial phosphotriesterase†.
disebabkan oleh gugus pergi diazinon, 2– Biochemistry. 43(19): 5707.
Isopropyl–6–metil–pirimidin–4–ol, merupakan
gugus pergi yang baik. Efremenko EN, VS Sergeeva. 2001.
Kepekaan biosensor terhadap malation Organophosphate hydrolase –an enzyme
catalyzing degradation of phosphorus-
dan klorpirifos tidak terlalu berbeda jauh, containing toxin and pesticides. Russian
karena gugus pergi dari kedua senyawa Chemical Bulletin International Edition. 50
tersebut memiliki pKa yang tidak berbeda jauh (10): 1863.
pula, yaitu 9.11 untuk dietil 2–sulfanilsuksinat
(gugus pergi malation) dan 8.92 untuk 3,5,6– Gahlaut A, Gothwal A, Chhillar AK, Hooda V.
Trikloro–piridin–2–ol (gugus pergi 2012. Electrochemical biosensors for
klorpirifos). Sehingga pada pH yang sama determination of organophosphorus
jumlah hidronium yang dihasilkan dari gugus compounds: Review. Journal of Applied
pergi kedua senyawa ini tidak terlalu berbeda Biosensor. 1(1): 1.
jauh. Namun LOD malation sangat besar
Jaffrezic-Renault N, Dzyadevych SV. 2008.
apabila dibandingkan dengan LOD klorpirifos, Review: Conductometric microbiosensors
karena aktivitas OPH terhadap substrat ini for environmental monitoring. Sensors.8:
paling kecil diantara yang lain. Sehingga untuk 2569.
menghasilkan produk hidrolisis dengan jumlah
yang sama dibutuhkan konsentrasi malation Lewis VE, Donarski WJ, Wild KR, Raushel FM.
yang lebih besar. Aktivitas OPH yang kecil 1998. Mechanism and stereochemical course
terhadap malation kemungkinan besar at phosphorus of the reaction catalyzed by a
disebabkan oleh gugus pergi malation bacterial phosphotriesterase. Biochemistry.
merupakan gugus pergi yang kurang baik 27(5): 1591.
apabila dibandingkan dengan senyawa
Milani MM, Lotfi AS, Mohsenifar A, Mikaili P,
organofosfat yang lain. Kamelipour N, Dehghan J. 2015. Enhancing
organophosphorus hydrolase stability by
4. SIMPULAN immobilization on chitosan beads containing
glutaraldehyde. Research Journal of
Biosensor konduktometri untuk senyawa Environmental Toxicology. 9(34): 34.
organofosfat diazinon, malation, klorpirifos
dan profenofos dapat dibuat dengan Mostafa GAE. 2010. Electrochemical biosensors
for the detection of pesticides.
mengamobilkan enzim organofosfat hidrolase
Electrochemistry Journal. 2: 22..
(OPH) di permukaan elektroda SPCE–kitosan
secara ikatan silang dengan glutaraldehid. Paliwal S, Dessertation. 2008. Development of
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan enzyme based biosensor for the detection of
dapat disimpulkan bahwa kinerja biosensor organophosphate neurotoxins. [Dissertation].
dipengaruhi oleh pH, jumlah enzim OPH, dan Auburn (1): Faculty of Sciences Auburn
aktivitas enzim OPH. University.
Biosensor konduktometri menunjukan
kinerja optimum pada buffer tris–asetat pH Silva NAD, Birolli WG, Seleghim MHR, Porto
8.5, dengan jumlah enzim OPH sebanyak 25 ALM. 2013. Applied bioremediation-active
and passive approaches. Rijeka. (385):
L dan luas permukaan SPCE 1.55.0 mm2.
InTech.
Biosensor memiliki kisaran konsentrasi (0–3.0)
ppm, kepekaan untuk diazinon, malation,

89
Jurnal Kimia VALENSI, Vol 1, No. 2, November 2015 [83-90] P-ISSN : 2460-6065, E-ISSN : 2548-3013

Votchitseva YA, Efremenko EN, Aliev TK, Wardani KK, Wijaya SW, Prasetyawan S, Mahdi C,
Varfolomeyev SD. 2006. Properties of Roosdiana A. 2014. Karakterisasi enzim
hexahistidine-tagged organophosphate organofosfat hidrolase (OPH) dari
hydrolase. Biochemistry Mosc. 71(7):167. pseudomonas putida pada substrat diazinon,
malation, klorpirifos dan profenofos. Jurnal
Ilmu Kimia Universitas Brawijaya. 2(1): 365.

90

Anda mungkin juga menyukai