TINJAUAN PUSTAKA
3
kominitas) berunding bersama dokter, perawat, dan pemberi perawatan
kesehatan lain untuk mencapai tujuan kesehatan mereka. Kolaborasi yang
efektif membutuhkan kerjasama dan koordinasi antara klien- klien dan
berbagai pemberi perawatan kesehatan selama kontinum perawatan.
Kolaborasi adalah suatu inisiasi atau kegiatan yang bertujuan untuk
memperkuat hubungan antar pekerja yang memiliki profesi berbeda yang
saling bekerja sama dalam kemitraan yang ditandai dengan adanya tujuan
yang hendak dicapai bersama; pengakuan dan penghormatan terhadap
kekuatan dan perbedaan masing-masing ;adil dan efektif dalam pengambilan
keputusan; terjalinnya komunikasi yang jelas dan teratur. Berdasarkan
kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama
khususnya dalam usaha penggabungan pemikiran.
Kerjasama Tim (teamwork) adalah interaksi atau hubungan dari dua atau
lebih professional kesehatan yang bekerja saling bergantung untuk
memberikan perawatan untuk pasien (Canadian Health Service Research
Foundation, 2006). Tujuan dari kerjasama ini untuk memberikan perawatan
kepada pasien, berbagi informasi untuk mengambil keputusan bersama, dan
mengetahui waktu yang optimal untuk melakukan kerjasama dalam perwatan
pasien.
Kolaborasi tim kesehatan adalah hubungan kerja yang memiliki
tanggung jawab bersama dengan penyedia layanan kesehatan lain dalam
pemberian (penyediaan) asuhan pasien (ANA,1992 dalam Kozier,
Fundamental Keperawatan). Kolaborasi tim kesehatan terdiri dari berbagai
profesi kesehatan seperti dokter, perawat, psikiater, ahli gizi, farmasi,
pendidik di bidang kesehatan, dan pekerja sosial. Tujuan utama dari
kolaborasi tim kesehatan adalah memberikan pelayanan yang tepat, oleh tim
kesehatan yang tepat , serta di tempat kerja yang tepat.
Elemen penting dalam kolaborasi tim kesehatan yaitu keterampilan
komunikasi yang efektif , saling menghargai ,rasa percaya dan proses
pembuatan keputusan (Kozier, 2010).Konsep kolaborasi tim kesehatan itu
sendiri merupakan konsep hubungan kerjasama yang kompleks dan
membutuhkan pertukaran pengetahuan yang berorientasi pada pelayanan
kesehatan pada pasien.
Kolaborasi Interprofesional adalah hubungan kerja yang bukan hanya
sekedar bersepakat dan berkomunikasi, tetapi lebih merupakan sinergi dan
kreasi. Kolaborasi interprofesional terwujud apabila 2 orang atau lebih
4
profesi yang berbeda dan berinteraksi untuk menghasilkan pemahaman
bersama yang tidak akan mungkin terjadi jika bekerja sendiri-sendiri.Satu-
satunya cara tenaga kesehatan dapat menerapkan kolaborasi interprofesional
adalah melalui Pendidikan Interprofesional. Pendidikan Interprofesional
sebagai pemicu kolaborasi kolaborasi interprofesional di fasilitas pelayanan
kesehatan.
6
2. Dengan Rekan kerja
a. Membagi keahlian personal dengan perawat lain dan mendapatkan
keterampilan orang lain untuk memastikan perawatan klien yang
berkualitas.
b. Membina rasa saling percaya dan menghargai rekan kerja yang
mengakui kontribusi unik untuk mereka.
3. Dengan Profesional Perawatan Kesehatan Lain
a. Mendengarkan pandangan tiap-tiap individu.
b. Membagi tanggung jawab perawatan kesehatan dalam menelaah
pilihan, menetapkan tujuan dan mengambil keputusan dengan klien
dan keluarga.
c. Berpartisipasi dalam penelitian antardisiplin kolaboratif untuk
meningkatkan pengetahuan tentang masalah atau situasi klinis.
4. Dengan Organisasi Keperawatan Profesional
a. Terlibat dalam komite dinegara bagian (atau provinsi) dan organisasi
keperawatan nasional atau kelompok spesialisasi.
b. Mendukung organisasi professional dalam tindakan politis untuk
menciptakan pemecahan terhdap persoalan profesional dan
keperawatan kesehatan.
5. Dengan Legislator
a. Menawarkan pendapat ahli pada inisiatif legislatif yang terkait dengan
perawatan kesehatan.
b. Berkolaborasi dengan pemberi perawatan kesehatan lain dan
konsumen mengenai legislasi perawatan kesehatan untuk
memberikan yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
8
a. Sekolah Penjenang Kesehatan
Jenjang pendidikan kesehatan setelah SMP, masa pendidikan 2 tahun
setelah lulus sebagai Penjenang Kesehatan. Secara bertahap sekolah
ini telah disetarakan dengan SPK sejak tahun 1980.
b. Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)
Jenjang pendidikan setelah SMP: massa pendidikan 3 tahun, setelah
lulus sebagai perawat Vokasional.
2. Jenjang Pendidikan Tinggi (JPT)
a. Bentuk Perguruan Tinggi Akademi dan Politeknik dapat
menyelenggarakan program pendidikan Diploma III dan Diploma IV.
b. Bentuk Perguruan Tinggi, Sekolah Tinggi, Institut atau Universitas
dapat menyelenggarakan program studi Diploma, Sarjana (S1),
Magister (S2), Spesialis dan Dokter.
1) Program Pendidikan Diploma III Keperawatan
a) Jenjang setelah: SMA/ SMK/ MA/ SPK/ Lulusan setelah
tahun 2000.
b) Beban Stusi : 110 sampai 120 SKS
c) Masa Studi : sekurang-kurangnya 6 semester, maksimal 10
semester.
d) Lulusan : Perawat Profesional Pemula / Ahli madya
Keperawatan ( AMd. Kep)
2) Program Pendidikan Diploma IV Keperawatan
a) Jenjang setelah : SMA/ MA/ SMK/ atau setelah DIII
Keperawatan.
b) Beban Studi Diploma
Setelah jenjang menengah : 144 sampaoi 160 SKS
Setelah DIII Keperawatan 24 sampai 50 SKS
c) Masa studi : Setelah Jenjang Menengah dijadwalkan 8
semester, dapat < 8 semester, maksimal 14 semester.
Setelah DIII Keperawatan 2 sampai 4 semester.
d) Lulusan : Alih Keperawatan ( A.Kep./SST)
3) Program Pendidikan Sarjana Keperawatan
a) Setelah Jenjang Menengah: SMA/ MA/ atau setelah DIII
Keperawatan.
9
b) Beban studi:
Setelah jenjang Menengah : 144 sampai 160 SKS
Setelah DIII Keperawatan : 24 sampai 50 SKS
c) Masa studi :
Setelah jenjang menengah dijadwalkan 8 semester,dapat
kurang dari 8 semester maksiml 14 semester.
Setelah DIII Keperwatan 4 sampai 8 semester.
d) Lulusan Sarjana Keperawatan /S. Kep
e) Profesi Sarjana Keperawatan + 4 sampai 8 semester, lulusan
Ners.
4) Program Magister (S2)
a) Setelah Jenjang Sarjana ( S1)
b) Beban studi : 36 sampai 50 SKS
c) Masa studi dijadwalkan 4 semester dapat kurang 4 semester
maksimal 10 semester.
d) Lulusan : M. Kep
5) Program Spesialisasi
a) Setelah Jenjang Magister
b) Masa studi 8 sampai 12 semester
c) Lulusan Ners. Sp
6) Program Doktor ( S3)
a) Setelah jenjang Sarjana (S1) atau Magister (S2)
b) Beban studi
Setelah Sarjana ( S1) : 76 SKS
Setelah Magister (S2) : 40 SKS
c) Masa studi :
Setelah Sarjana S1 : 8 sampai 12 semester
Setelah Magister (S2) : 4 sampai 10 semester.
10
pada klien. Klien menjadi konsumen yang mendapat informasi dan secara
aktif berpartisipasi dengan tim perawatan kesehatan dalam proses
pengambilan keputusan. Saat klien diberdayakan untuk berpartisipasi secara
aktif dan professional saling berbagi penetapan tujuan dengan klien, setiap
orang termasuk organisasi dan sistem perawatan kesehatan pada akhirnya
mendapat manfaat.
Saat Kualitas membaik, kepatuhan terhadap program terapeutik
meningkat, lama rawat menurun dan biaya keseluruhan untuk sistem
menurun. Ketika interdependensi professional terjadi, hubungan kolegial
muncul dan kepuasan keseluruhan meningkat. Lingkungan kerja menjadi
lebih suportif dan mengakui kontribusi tiap anggota tim, hubungan antar
tenaga kesehatan semakin dekat dan terjalin.
11