Anda di halaman 1dari 4

Resume konsep resiprositas

Dalam antropologi ekonomi

Berdasarkan pendapat Karl Polanyi, resiprositas dan redistribusi merupakan pola pertukaran
yang terjadi dalam sistem ekonomi yang sederhana, sedangkan sistem pertukaran pasar
merupakan pola dalam sistem ekonomi pasar. Atau dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa
resiprositas menjadi ciri sistem ekonomi masyarakat sederhana dan petani tradisional
sedangkan redistribusi menjadi ciri sistem ekonomi masyarakat feodal.

Resiprositas

Secara sederhana resiprositas berarti pertukaran timbal balik antar individu atau antar
kelompok yang selalu ada dalam setiap lapisan masyarakat baik antar individu maupun antar
kelompok. Namun, Polanyi menambahkan landasan dengan menunjukkan karakteristik dari
pelaku pertukaran. Ia menyimpulkan bahwa tanpa adanya hubungan simetris antar kelompok
atau antar individu, maka resiprositas cenderung tidak akan berlangsung. Hubungan simetris
yang dimaksud ini merupakan hubungan sosial, masing-masing pihak menempatkan diri
dalam kedudukan dan peranan yang sama saat proses pertukaran berlangsung. Sebagai contoh
saat seorang petani mengadakan selamatan dan mengundang tetangga-tetangganya. Kepala
desa juga melakukan hal seperti itu di waktu yang lain. Pada aktivitas tersebut keduanya tidak
menempatkan diri pada kedudukan sosial yang berbeda. Mereka sejajar sebagai warga
kelompok keagamaan, meskipun sebagai warga desa mereka mempunyai derajat kekayaan
dan prestise sosial yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan adanya posisi sosial yang sama,
pada suatu saat menjadi pengundang dan saat lain menjadi yang diundang.

Karakteristik lain yang merupakan syarat sekelompok individu atau beberapa kelompok dapat
melakukan resiprositas adalah adanya hubungan personel diantara mereka. Terutama terjadi
di dalam komunitas kecil dimana anggota-anggotanya menempati lapangan hidup yang sama.
Dalam komunitas kecil itu kontrol sosial sangat kuat dan hubungan sosial yang intensif
mendorong orang untuk berbuat untuk mematuhi adat kebiasaan. Sebaliknya, hubungan
impersonal tidak bisa menjamin berlakunya resiprositas karena interaksi antar pelaku
kerjasama resiprositas sangat rendah sehingga pengingkaran pun semakin mudah muncul.

Pentingnya syarat adanya hubungan personal bagi aktivitas resiprositas adalah berkaitan
dengan motif-motif dari orang melakukan resiprositas. Motif tersebut adalah harapan untuk
mendapatkan prestise sosial seperti, misalnya: penghargaan, kemuliaan, kewibawaan,
popularitas ,sanjungan, dan berkah. Motif tersebut tidak hanya ditujukan kepada pihak-pihak
yang melakukan kerjasama resiprositas, tetapi juga lingkungan dimana mereka berada.
Berlangsungnya resiprositas juga bergantung pada masyarakatnya yang berstruktur egaliter,
dengan tingkat stratifikasi sosial yang rendah sehingga menjadi kemudahan bagi warganya
untuk menempatkan diri dalam kategori sosial yang sama saat mengadakan kontak
resiprositas.

3 macam resiprositas
1. Resiprositas Umum (generalized reciprocity)

Resiprositas umum ini berarti individu atau kelompok memberikan barang dan jasa
kepada individu atau kelompok lain tanpa menentukan batas waktu pengembalian.
Resiprositas umum ini tidak mengenal hukum-hukum yang dengan ketat mengontrol
seseorang untuk memberikan atau mengembalikan. Masing-masing pihak percaya
bahwa barang yang diberikan akan dibalas nantinya, entah kapan waktunya. Moral
saja yang mengontrol dan mendorong pribadi-pribadi untuk menerima resiprositas
umum sebagai kebenaran dan tidak boleh dilanggar. Orang yang melanggarnya bisa
mendapat tekanan moral dari masyarakat

Sistem ini biasanya berlaku di lapangan orang-orang yang mempunyai hubungan


kerabat yang dekat. Resiprositas simbolik merupakan salah satu bentuk resiprositas
umum yang merupakan suatu adat kebiasaan memberi dan menerima sebagai sarana
untuk menjalin hubungan persahabatan semata, tanpa mempunyai makna yang dekat
dengan usaha memenuhi kebutuhan ekonomi.

Golongan masyarakat yang nafkahnya dekat dengan batas substansi atau memperoleh
nafkah tidak tetap dan bisa dikatakan miskin, seringkali melembagakan resiprositas
umum sebagai mekanisme untuk mengatasi kondisi kekurangan. Dalam masyarakat
ini ,orang memberi nilai tinggi terhadap teman dan kerabat. Saling memberi hasil
buruan merupakan kebiasaan yang lazim dalam masyarakat pemburu. Kebiasaan
tersebut dapat berfungsi sebagai alat untuk distribusi pangan yang merata. Namun
demikian, kebiasaan tersebut dapat memacu aktivitas kegiatan berburu dan meramu di
kalangan kelompok pemburu.

2. Resiprositas Sebanding (balanced reciprocity)

Resiprositas sebanding menghendaki barang atau jasa yang dipertukarkan mempunyai


nilai yang sebanding.kecuali itu dalam pertukaran tersebut disertai pula dengan kapan
pertukaran itu berlangsung. Dalam pertukaran ini, masing-masing pihak
membutuhkan barang atau jasa dari pertnernya, namun masing-masing tidak
menghendaki untuk memberi dengan nilai lebih dibandingkan dengan yang akan
diterima. Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa individu- individu atau kelompok-
kelompok yang melakukan transaksi bukan sebagai satu unit-unit sosial, melainkan
sebagai unit-unit sosial yang otonom. Sedangkan pada resiprositas umum kelompok-
kelompok terikat oleh solidaritas yang kuat sehingga merupakan satu unit sosial yang
utuh.

Ciri resiprositas sebanding yaitu adanya norma-norma, aturan-aturan, atau sanksi-


sanksi sosial untuk mengontrol individu-individu dalam melakukan transaksi. Ciri
lainnya adalah keputusan untuk melakukan kerja sama resiprositas berada di tangan
masing-masing individu dan individu-individu yang melakukan kerja sama
resiprositas tidak mau rugi.

3. Resiprositas Negatif (negative reciprocity)


Resiprositas negatif merupakan resiprositas yang dikatakan sudah terpengaruh oleh
sistem ekonomi uang atau pasar. Transformasi ekonomi di bidang system pertukaran
yang terjadi dinegara berkembang merupakan suatu proses yang terus berjalan. Proses
ini sementara menggambarkan dua pola besar. Pertama, hilangnya bentuk-bentuk
pertukaran tradisional diganti oleh bentuk pertukaran modern. Kedua, adalah
munculnya dualisme pertukaran. Dengan berkembangnya uang sebagai alat tukar,
maka barang dan jasa akan kehilangan nilai simbolik yang luas dan beragam
maknanya karena uang dapat berfungsi memberikan nilai standar obyektif terhadap
barang dan jasa yang dipertukarkan. Hal inilah yang disebut negatif, karena dapat
menghilangkan suatu tatanan pertukaran yang telah ada. Tingkat gotong royongpun
sekarang semakin berkurang karena kegiatan masyarakat yang semakin money
oriented membuat nilai nilai keikhlasan untuk saling membantupun berkurang.

Redistribusi

Redistribusi merupakan suatu bentuk kerjasama individu-individu anggota suatu masyarakat


atau suatu kelompok dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Redistribusi berarti
suatu proses perpindahan hak dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu kelompok ke
kelompok yang lain, biasanya yang berpindah adalah barang dan jasa (Sairin,2001;68). Hal
yang membedakan redistribusi dan resiprositas adalah pada hal pelaksanaannya, dimana
redistribusi memang murni penyaluran suatu barang atau jasa tanpa ada maksud apa-apa di
balik penyaluran barang dan jasa tersebut sedangkan resiprositas masih ada unsur balas jasa
dalam hal pelaksanaannya. Perpindahan ini dibedakan Polanyi atas 2 yaitu perpindahan yang
bersifat transaksional (transactional movements)yang umumnya terjadi dalam kelompok dan
perpindahan yang bersifat disposional (disposional movement) yang merupakan antar
kelompok dengan kelompok yang lain. Pada perpindahan disposional salah satu pihak
memperoleh keuntungan yang lebih dibanding pihak lain.

Perbedaan Resiprositas dan Redistribusi

Konsep resiprositas berbeda dengan konsep redistribusi karena adanya hubungan simetris
tersebut sebagai syarat timbulnya aktivitas resiprositas. Sebaliknya,aktivitas redistribusi
memerlukan adanya individu-individu tertentu yang tampil sebagai pengorganisir
pengumpulan barang atau jasa dari anggota-anggota kelompok. Setelah dikumpulkan
kemudian barang atau jasa tersebut didistribusikan kembali kedalam kelompok tersebut
dalam bentuk barang atau jasa yang sama atau berbeda. Contoh redistribusi ,misalnya,
kewajiban warga masyarakat untuk membiayai pesta desa dan melakukan kerja bakti.
Masyarakat menyediakan dana dan tenaga untuk aktivitas tersebut, kemudian mereka
menikmati hasil partisipasi mereka bersama. Dalam aktivitas tersebut kelompok sebagai
suatu organisasi mendelegasikan wewenang kepada individu tertentu untuk mengontrol
pelaksanaan dari aktivitas tersebut.

EKONOMI DAN KOMUNITAS

Resiprositas : ekonomi melekat dalam hubungan antar suku yang berpusat pada kewajiban
terhadap komunitas.

Redistribusi : ekonomi melekat dalam komunitas politik yang terpusat

EKONOMI DAN PEMERINTAHAN

Resiprositas : ekonomi melekat dalam pengaturan suku yang termaktub dalam adat.

Redistribusi : ekonomi melekat dalam aparat politik negara yang terpusat dan kerajaan yang
terbentuk melalui kontrol geo-politik.

EKONOMI DAN RUMAH TANGGA

Resprositas : ekonomi maupun rumah tangga melekat dalam komunitas suku.

Redistribusi : ekonomi dan rumah tangga melekat dalam komunitas politik yang terpusat.

Anda mungkin juga menyukai