Anda di halaman 1dari 7

Rivandi A.

Harista dan Syazili Mustofa |Striktur Uretra Pars Bulbosa

Striktur Uretra Pars Bulbosa


Rivandi Arief Harista1, Syazili Mustofa2
1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Striktur uretra merupakan suatu penyempitan atau penyumbatan lumen uretra sehingga membatasi aliran urine dan
menyebabkan dilatasi proksimal uretra dan duktus prostatika. Kebanyakan striktur uretra terjadi akibat trauma atau infeksi.
Karakteristik dari striktur adalah perubahan epitel uretra oleh jaringan fibrosa padat karena tromboflebitis lokal di korpus
spongiosum dalam. Seorang laki-laki, usia 72 tahun datang dengan keluhan tidak bisa buang air kecil dan nyeri saat buang
air kecil. Buang air kecil tidak lampias, pancaran melemah, serta kadang-kadang urin masih menetes setelah buang air kecil.
Awalnya pasien mengeluh sulit buang air kecil sejak 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit. Pasien telah berobat dan
dikatakan mengalami penyempitan saluran kemih kemudian telah dilakukan operasi. Setelah operasi, pasien dipasang
kateter selama 2 minggu. Setelah kateter dilepaskan, pasien merasa keluhan sulit buang air kecil timbul kembali. Dari
pemeriksaan fisik, regio suprapubik tampak cembung, palpasi didapat nyeri tekan dan hangat daerah suprapubik. Regio
genitalia eksterna tampak penis edema minimal, hangat, nyeri, bloody discharge tidak ditemukan. Dari pemeriksaan
radiologi uretrografi ditemukan obstruksi uretra pars bulbosa. Diagnosis pasien adalah striktur uretra pars bulbosa dan
direncanakan untuk dilakukan uretroskopi + sachse.

Kata kunci: Retensi urine, sachse, striktur uretra

Pars Bulbosa Urethral Strictures


Abstract
The urethral stricture is a narrowing or blockage of the urethral lumen so that limiting the flow of urine and causing
proximal dilatation of the urethra and prostatic ducts. Most urethral strictures occur due to trauma or infection. The
characteristic of stricture is the change of the urethral epithelium by solid fibrous tissue due to local thrombophlebitis in the
internal spongiosum corpus. A 72-year-old man came with urinary retention and pain during urination. Incomplete voiding,
poor stream, and sometimes terminal dribbling. Initially the patient had difficulty in urinating since 2 months before
entering the Hospital. Patients have been treated and said that he had narrowed urinary tract then he has done a surgery.
After surgery, the patient was using a catheter for 2 weeks. After the catheter is released, the patient feels the difficulty to
urinate. From physical examination, the suprapubic region appears convex, from the palpation of suprapubic regions, it
found tenderness and warm. The external genitalia region appears minimal penile edema, warm, painful, but no bloody
discharge. From the examination of urethrographic radiology found pars bulbosa urethral obstruction. The patient's
diagnosis is the stricture of the urethral pars bulbosa and is planned for urethroscopy + sachse.

Keywords: sachse, urethral strictures, urinary retention

Korespodensi: Rivandi A. Harista, Jalan mataram No.27 Enggal Bandar Lampung, Hp 08117255195,
e-mail rivandiharista@gmail.com

Pendahuluan Inggris 16.000 pria dirawat di rumah sakit


Striktur uretra adalah penyempitan atau karena striktur uretra dan lebih dari 12.000
penyumbatan lumen uretra karena fibrosis. dari mereka memerlukan operasi dengan
Fibrosis merupakan penumpukan kolagen dan biaya 10 juta euro.2 Estimasi prevalensi di
fibroblas, biasanya meluas ke dalam sekitar inggris sendiri adalah 10/100.000 pada masa
korpus spongiosum menyebabkan dewasa awal dan meningkat 20/100.000 pada
spongiofibrosis. Penyempitan ini membatasi umur 55 sedangkan pada umur 65 tahun
aliran urine dan menyebabkan dilatasi menjadi 40/100.000. Angka ini meningkat
proksimal uretra dan duktus prostatika.1 terus untuk pasien tua sampai 100/100.000.
Striktur uretra jarang terjadi pada wanita, Hal yang sama juga dilaporkan di Amerika
kejadian striktur uretra paling banyak Serikat.3 Penyakit striktur uretra pada pria
ditemukan pada pria. 2 menghasilkan lebih dari 5.000 kunjungan
Kejadian striktur uretra telah ditemukan rawat inap setiap tahun. Penyakit striktur
sejak 600 tahun sebelum masehi. Menurut uretra tampaknya lebih sering terjadi pada
pendapat para ahli, pada abad ke-19 sekitar populasi lanjut usia dan pada pasien kulit
15-20% pria dewasa pernah mengalami hitam. Pasien dengan penyakit striktur uretra
striktur. Pada abad ke-21 ini diperkirakan di tampaknya memiliki tingkat infeksi saluran

Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017| 84


Rivandi A. Harista dan Syazili Mustofa |Striktur Uretra Pars Bulbosa

kemih (41%) dan inkontinensia (11%) yang dan pembatasan indikasi sistoskopi pada pria
tinggi. 2 Striktur uretra didapat sering terjadi membuat kejadian striktur uretra lebih sedikit.
pada laki-laki, namun jarang terjadi pada Jejas pada urethra posterior yang berakibat
wanita, hal ini berhubungan dengan uertra terjadinya striktur berhubungan dengan
pada wanita lebih pendek dibandingkan fibrosis periurethral yang luas. Striktur akibat
dengan pria sehingga jarang terkena infeksi.4 radang berhubungan dengan gonorrhea
Ada 3 penyebab paling sering terjadinya adalah penyebab paling sering pada masa lalu
striktur ureta yaitu, akibat adanya trauma, dan sekarang sangat jarang ditemui. Dengan
infeksi dan iatrogenik. Penyebab striktur penanganan antibiotik yang tepat dan efektif,
uretra akibat trauma berdampak terjadinya urethriris gonococcal jarang menjadi striktur
trauma internal maupun eksternal. uretra. Sampai hari ini belum jelas hubungan
Pemakaian kateter dan instrumen yang besar antara uretritis nonspesifik dengan striktur
dapat menyebabkan iskemia dan trauma uretra anterior.7 Karakteristik dari striktur
internal, sedangkan trauma eksternal seperti adalah perubahan epitel uretra oleh jaringan
fraktur pelvis dapat mengganggu uretra fibrosa padat karena tromboflebitis lokal di
membranosa dan menyebabkan striktur korpus spongiosum dalam. Epitel itu sendiri
kompleks. Selain akibat dari adanya trauma, biasanya utuh, meskipun yang abnormal.
striktur uretra juga dapat disebabkan oleh Patogenesis striktur belum dipelajari secara
adanya infeksi. Striktur uretra mendorong luas dan studi yang ada menyebutkan infeksi
kondisi stasis urin, yang mana infeksi saluran sebagai penyebab, meskipun telah ada studi
kemih diketahui merupakan efek sekunder pada model binatang yang mempelajari
akibat volume sisa post-void yang meningkat. trauma elektro-koagulasi pada uretra kelinci
Instrumentasi sering digunakan dalam sebagai model cedera iatrogenik.7 Lokasi dari
diagnosis dan manajemen penyakit striktur kelenjar uretra berhubungan dengan tempat
uretra menjadi potensi lain yang kejadian infeksi yang berhubungan dengan
menyebabkan infeksi, akibat masuknya striktur yang mengimplikasikannya sebagai
organisme secara retrograd melalui uretra penyebab. Namun, satu-satunya studi tentang
yang kemudian berkloni dalam saluran kemih patogenesis penyakit striktur menunjukkan
bagian bawah.3 Studi yang dilakukan oleh bahwa perubahan yang utama adalah
Lumen et al menemukan bahwa sebanyak metaplasia epitel uretra dari normal jenisnya
45,5% striktur uretra disebabkan iatrogenik pseudo-kolumnar bertingkat pada epitel
yang didalamnya termasuk reseksi skuamosa berlapis. Ini adalah epitel yang
transuretral, kateterisasi uretra, cystoscopy, rapuh, dan ini cenderung untuk robek saat
prostatectomy, brachytherapy, dan terjadi distensi selama berkemih. Robekan
pembedahan hypospadia.5 Striktur traumatik tersebut akan membuat lubang di epitel
terjadi pada 54% kasus. Sebagian ditangani menyebabkan ekstravasasi urine saat
dengan tunica albuginea urethroplasty, berkemih yang memicu untuk terbentuknya
sedangkan sisanya menggunakan U shaped fibrosis subepitel.1,8 Pada kasus striktur uretra
prostatobulbar anastomosis. Striktur penanganan segera sangat dibutuhkan, selain
traumatis memiliki hasil yang baik, sedangkan keluhan yang mengganggu pasien, angka
striktur pasca infeksi memiliki hasil yang lebih kejadian komplikasi pada kasus striktur uretra
buruk. Segala proses yang melukai lapisan banyak ditemukan. 9
epitelium uretra atau di bagian korpus Striktur uretra dapat menyebabkan
spongiosum pada proses penyembuhannnya beberapa komplikasi. Striktur uretra
akan menghasilkan jaringan parut atau scar. menyebabkan retensi urin didalam kantung
Hal ini akan menyebabkan striktur uretra kemih yang beresiko tinggi menyebabkan
anterior. Sebagian besar striktur uretra infeksi, yang dapat berdampak ke kantung
disebabkan oleh trauma, biasanya stradle kemih, prostat, dan ginjal. Abses di atas
trauma. Trauma ini biasanya tidak dirasakan striktur juga dapat terjadi., sehingga
sampai pasien mengeluh kesulitan BAK yang menyebabkan kerusakan uretra dan jaringan
merupakan tanda dari obstruksi oleh karena dibawahnya. Komplikasi pada kasus striktur
striktur atau scar.6 Trauma iatrogenik juga uretra sebenarnya dapat dicegah apabila
dapat menyebabkan striktur uretra. Namun diagnosis dini dapat dilakukan dengan tepat
dengan berkembangnya endoskopi yang kecil pada prakter sehari-hari.7
Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017| 85
Rivandi A. Harista dan Syazili Mustofa |Striktur Uretra Pars Bulbosa

Diagnosis striktur uretra dapat kita cystourethrogram (atau keduanya) dapat


tegakkan dengan cara anamnesis, menentukan lokasi dan panjangnya striktura
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan uretra. USG juga dapat digunakan untuk
penunjang. Gejala penyakit ini mirip seperti evaluasi striktura uretra. Untuk melihat
gejala penyebab retensi urine tipe obstruktif langsung striktura uretra dapat menggunakan
lainnya. Pada anamnesis diawali dengan urethroscopy.10
didapatkannya keluhan sulit kencing atau Kita dapat mengetahui jumlah residual
pasien harus mengejan untuk memulai urine dan panjang striktur secara nyata,
kencing namun urine hanya keluar sedikit- sehingga meningkatkan keakuratan saat
sedikit. Gejala tersebut harus dibedakan operasi. Pemeriksaan yang lebih maju adalah
dengan inkontinensia overflow, yaitu dengan memakai uretroskopi dan sistoskopi,
keluarnya urine secara menetes, tanpa yaitu penggunaan kamera fiberoptik masuk ke
disadari, atau tidak mampu ditahan pasien. dalam uretra sampai ke buli-buli. Dengan alat
Gejala-gejala lain yang harus ditanyakan ke ini kita dapat melihat penyebab, letak, dan
pasien adalah adanya disuria, frekuensi karakter striktur secara langsung.6,7 Pencitraan
kencing meningkat, hematuria, dan perasaan menggunakan magneting resonance imaging
sangat ingin kencing yang terasa sakit. Jika bagus dilakukan sebelum operasi karena
curiga penyebabnya adalah infeksi, perlu dapat mengukur secara pasti panjang striktur,
ditanyakan adanya tanda-tanda radang seperti derajat fibrosis, dan pembesaran prostat.
demam atau keluar nanah. Pemeriksaan fisik Namun alat ini belum tersedia secara luas dan
dilakukan lewat inspeksi dan palpasi. Pada biayanya sangat mahal sehingga jarang
inspeksi kita perhatikan meatus uretra digunakan. Pemeriksaan laboratorium seperti
eksterna, adanya pembengkakan atau fistel di urinalisis atau cek darah lengkap rutin
sekitar penis, skrotum, perineum, dan dikerjakan untuk melihat perkembangan
suprapubik. Kemudian kita palpasi apakah pasien dan menyingkirkan diagnosis lain.8
teraba jaringan parut sepanjang uretra
anterior pada ventral penis, jika ada fistel kita Kasus
pijat muaranya untuk mengeluarkan nanah di Telah dilakukan anamnesis kepada
dalamnya. Pemeriksaan colok dubur berguna seorang pasien dengan keluhan utama tidak
untuk menyingkir diagnosis lain seperti dapat buang air kecil. Pasien adalah seorang
pembesaran prostat.5 Pemeriksaan penunjang laki-laki, usia 72 tahun, tidak bekerja, latar
berguna untuk konfirmasi diagnosis dan belakang pendidikan lulusan Sekolah Dasar,
menyingkirkan diagnosis banding. datang ke Rumah Sakit Abdul Moeloek dengan
Uroflowmetri adalah alat untuk mengetahui keluhan tidak dapat buang air kecil disertai
pancaran urine secara obyektif. Derasnya dengan nyeri saat buang air kecil. Buang air
pancaran diukur dengan membagi volume kecil tidak lampias, pancaran melemah, serta
urine saat kencing dibagi dengan lama proses kadang-kadang urin masih menetes setelah
kencing. Kecepatan pancaran normal adalah buang air kecil. Awalnya pasien mengeluh sulit
20 ml/detik. Jika kecepatan pancaran kurang buang air kecil sejak 2 bulan sebelum masuk
dari 10 ml/detik menandakan adanya Rumah Sakit. Untuk buang air kecil, pasien
obstruksi. Namun pemeriksaan foto harus mengedan lama dan nyeri dirasakan
Retrograde Uretrogram dikombinasikan pada saluran kencingnya. Urin yang
dengan Voiding Cystouretrogram tetap dikeluarkan sedikit dan pancarannya lemah.
dijadikan standar pemeriksaan untuk Setelah berkemih, pasien masih merasa buang
menegakan diagnosis. Radiografi ini dapat air kecil tidak lampias dan terasa masih ada
menentukan panjang dan lokasi dari striktur. sisa tetesan setelah buang air kecil. Karena
Penggunaan ultrasonografi (USG) cukup tidak lampias, pasien mengaku semakin sering
berguna dalam mengevaluasi striktur pada berkemih dengan volume yang semakin dikit
pars bulbosa. Dengan alat ini kita juga bisa dari biasanya. Keluhan tidak disertai demam.
mengevaluasi panjang striktur dan derajat luas Pasien sudah mencoba berobat dan dikatakan
jaringan parut, contohnya spongiofibrosis. Ini mengalami penyempitan saluran kemih.
membantu kita memilih jenis tindakan operasi Pasien mengaku penyempitan saluran
yang akan dilakukan kepada pasien. kemihnya dioperasi setelah 1 minggu muncul
Pemeriksaan urethrogram atau bipolar keluhan. Setelah operasi, pasien dipasang
Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017| 86
Rivandi A. Harista dan Syazili Mustofa |Striktur Uretra Pars Bulbosa

kateter selama 2 minggu. Sejak itu, keluhan Pemeriksaan thorax tampak thorax simetris,
tidak dirasakan lagi. Namun setelah kateter ekspansi dinding dada simetris, vocal fremitus
dilepaskan, pasien merasa keluhan sulit buang kiri sama dengan kanan, perkusi sonor/sonor,
air kecil timbul kembali. 10 hari sebelum auskultasi vesikuler, rhonki tidak ada,
masuk Rumah Sakit, pasien merasa tidak bisa wheezing tidak ada. Batas jantung kesan
buang air kecil sama sekali dan nyeri yang dalam batas normal, bunyi jantung I dan II
bertambah hebat pada perut bagian bawah normal, reguler, murmur dan gallop tidak ada.
tengah hingga muara genitalnya. Perut bagian Abdomen tampak datar, bising usus normal,
bawah tengah juga terasa penuh dan tidak ada nyeri tekan. Regio flank tidak
menggembung. Pasien periksa ke Rumah Sakit tampak buldging cva, nyeri ketok ginjal tidak
Abdul Moeloek dan direncanakan untuk ada, ballotement tidak teraba. Regio
dilakukan operasi kembali. Riwayat kencing suprapubik tampak cembung, palpasi didapat
batu, kencing berdarah dan trauma genitalia nyeri tekan dan hangat daerah suprapubik.
disangkal, riwayat pemakaian kateter diakui Regio genitalia eksterna tampak penis edema
selama 2 minggu setelah operasi penyempitan minimal, hangat, nyeri, bloody discharge tidak
saluran kemih. Riwayat operasi penyempitan ditemukan, Pada pemeriksaan Rectal Toucher
uretra 1,5 bulan yang lalu. Pasien mengaku di (RT) didapatkan hasil TSA baik, mukosa recti
keluarga tidak ada yang mengalami keluhan licn, teraba prostat tidak membesar,
yang sama. Riwayat tekanan darah tinggi, konsistensi kenyal. Setelah dilakukan
diabetes melitus, penyakit jantung, dan pemeriksaan fisik, maka selanjutnya dilakukan
keluhan serupa pada keluarga pasien tidak pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
ada. Pasien merupakan petani namun sudah lokasi striktur dan megetahui penyebab
tidak bekerja karena usia. Riwayat merokok terjadinya striktur uretra pada pasien.
diakui namun sudah berhenti semenjak sakit. Dilakukan 2 pemeriksaan penunjang
Riwayat konsumsi alkohol disangkal. Untuk pada pasien yaitu pemeriksaan darah lengkap
menyingkirkan diagnosa banding pada pasien, dan pemeriksaan radiologi dan diapatkan
maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik hasil, pada pemeriksaan darah ditemukan
Telah dilakukan pemeriksaan fisik pada hemoglobin 13,2 g/dl, leukosit 8.900/µL,
pasien dan didapatkan hasil yaitu tinggi badan trombosit 360.000/µL, hematokrit 39%,
165 cm, berat badan 56 kg, kesadaran compos eritrosit 4,6 juta/µL, MCV 85, MCH 29, MCHC
mentis, tekanan darah 160/80mmHg, nadi 34. Hitung jenis basofil 0, eosinofil 2, batang 0,
80x/menit, reguler, isi cukup, suhu badan segmen 76, limfosit 18, monosit 4. SGOT 25,
36,8oC, frekuensi nafas 20x/menit. Kepala SGPT 36, GDS 132, ureum 25, creatinine 0,70.
normosefal, tidak ada deformitas, kulit sawo Dari pemeriksaan radiologi uretrografi
matang, konjungtiva ananemis, sklera tidak ditemukan obstruksi uretra pars bulbosa
ikterik, hidung dan leher dalam batas normal. seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Hasil pemeriksaan uretrografi

Pasien didiagnosis striktur uretra pars pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis


bulbosa. Diagnosa tersebut ditunjang oleh didapatkan pancaran urine berkurang, kencing
anamnesis, pemeriksaan fisik dan menetes, retensi urine, frekuensi urine dan

Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017| 87


Rivandi A. Harista dan Syazili Mustofa |Striktur Uretra Pars Bulbosa

disuria. Dari hasil pemeriksaan fisik diikuti oleh pancaran urine yang lemah.
didapatkan pada regio genitalia ekterna Keluhan ini merupakan gejala obstruktif
tampak edema, dan dari pemeriksaan saluran kemih. Jadi kesimpulan yang diambil
radiologi uretrografi ditemukan obstruksi bahwa penderita mengalami suatu gejala
uretra pars bulbosa. Setelah diagnosa sudah obstruktif saluran kemih. Dan juga ditemukan
ditegakkan, maka dilakukan penatalaksaan adanya keluhan sering berkemih (frequency),
lenih lanjut pada pasien. sehingga pasien ini disimpulkan mengalami
Terdapat 2 penatalaksaan pada pasien gejala iritatif dari saluran kemih. Berdasarkan
yaitu, penatalaksaan dini dan penatalaksaan kondisi faktual diatas pasien ini mengalami
lanjut. Penatalaksanaan dini pada pasien ini gejala obstruktif dan gejala iritatif saluran
dilakukan pemasangan kateter uretra dan kemih yang dikenal dengan LUTS (Lower
pemberian Ciprofloxacin 500 mg/12 jam serta Urinary Tract Symptoms). LUTS merupakan
Asam mefenamat 500mg/8 jam sebagai terapi suatu gejala yang menunjukkan adanya
simtomatik. Sedangkan penatalaksaan lanjut gangguan pada saluran kemih bagian bawah
pada pasien yaitu direncanakan untuk yang meliputi gejala obstruktif dan iritatif
dilakukan uretroskopi + sachse. pada saluran kemih. Gejala obstruktif pada
saluran kemih yaitu mengedan ketika miksi
Pembahasan (straining), menunggu pada awal miksi
Diagnosis pada pasien ditegakkan (hesitancy), pancaran melemah (weakness),
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik serta miksi terputus (intermitten), dan tidak lampias
pemeriksaan penunjang. Tanda dan gejala setelah miksi. Sedangkan gejala iritatif
yang dapat ditemukan pada pasien striktur meliputi rasa ingin miksi yang tidak bisa
uretra antara lain: ditahan (urgency), sering miksi (frequency),
a. Pancaran urine berkurang sering miksi pada malam hari (nocturia), dan
b. Kencing menetes (postvoiding dribbling) nyeri ketika miksi (dysuria).4 Dari keluhan
c. Duh tubuh uretra kronik (chronic urethral utama dan anamnesis pada pasien ini terjadi
discharge) suatu retensio urine yang disebabkan adanya
d. Gejala infeksi atau sistitis akut sumbatan pada saluran kemih bagian bawah
e. Retensi urine akut jarang terjadi kecuali yang bisa disebabkan oleh gangguan pada
terjadi infeksi atau obstruksi prostat vesika urinaria atau infravesika. Gangguan
f. Frekuensi urine pada vesika urinaria bisa berupa batu vesika
g. Disuria ringan atau gangguan neurogenic pada vesika.
h. Indurasi pada area striktur dapat Sedangkan gangguan infravesika berupa
terpalpasi pembesaran prostat dan striktur uretra.
i. Massa yang membesar sepanjang uretra Kemudian pada riwayat penyakit dahulu,
biasanya menandakan abses peri uretra riwayat kencing manis dan riwayat pernah
j. Fistula uretrokutaneus trauma disangkal.
k. Vesica urinaria terpalpasi jika terjadi Berdasarkan pemeriksaan fisik pada
retensi urine kronik.1 status generalis didapatkan vital sign dalam
Pada pasien ini ditemukan beberapa batas normal, konjungtiva tidak pucat dan
gejala yang sesuai dengan teori seperti sklera tidak ikterik. Pada inspeksi regio CVA
pancaran urine berkurang, kencing menetes, dan regio supra pubik didapatkan dalam
retensi urine, frekuensi urine dan disuria yang keadaan distensi dan nyeri tekan, regio
mendukung adanya striktur uretra pada genitalia externa didaptkan adanya edema.
pasien. Pasien mengeluh tidak dapat BAK, Pada pemeriksaan Rectal Toucher didapatkan
keadaan ini disebut sebagai retensio urin yaitu tonus spingter ani dalam keadaan baik
suatu keadaan dimana penderita tidak dapat sehingga hal ini dapat menyingkirkan
kencing padahal kandung kemih penuh. diagnosis bahwa retensio urine yang terjadi
Keadaan ini disebabkan oleh sumbatan diakibatkan oleh neurogenic bladder. Selain
mekanis pada uretra atau gangguan itu juga prostat dalam keadaan normal,
fungsional kandung kemih dan sfingternya. sehingga diagnosis retensio urine akibat
Dari anamnesa didapatkan keluhan hiperplasia prostat dapat disingkirkan.
berupa tidak dapat BAK, BAK mengejan, Pada pemeriksaan darah lengkap dan
setelah BAK penderita merasa tidak puas dan kimia darah didapatkan hasil dalam batas
Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017| 88
Rivandi A. Harista dan Syazili Mustofa |Striktur Uretra Pars Bulbosa

normal. Sedangkan dari pemeriksaan radiologi tengah untuk panjang striktur +0,5 cm
uretrografi ditemukan adanya obstruksi uretra tambahan proksimal dan distal ke ujungnya.
pars bulbosa. Cangkok kulit dapat diperoleh dari kulit penis
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan atau mukosa buccal dan semua jaringan
pemeriksaan penunjang, maka pasien ini subkutan dibuang dengan hati-hati
didiagnosa dengan Striktur Uretra. Pada (fasciocutaneous flap). Striktur tidak bisa
pasien ini ditatalaksana dengan pemberian dikatakan sembuh sampai observasi
antibiotik dan analgetik untuk pengobatan setidaknya 1 tahun setelah terapi, karena
secara simtomatik, kemudian rencana untuk dapat berulang kapanpun. Pengukuran laju
dilakukan uretroskopi dan uretrotomi interna pancaran urin dan uretrogram membantu
dengan pisau sachse. Uretroskopi dapat dalam menentukan perluasan obstruksi
menvisualisasikan striktur. Visualisasi langsung residual.4,5
dan sonourethrography membantu dalam
menentukan luas, lokasi dan derajat jaringan Simpulan
parut. Daerah tambahan pembentukan Striktur uretra adalah penyempitan
jaringan parut yang berdekatan dengan lumen uretra karena penumpukan kolagen
penyempitan dapat dideteksi dengan dan fibroblas. Penyempitan ini membatasi
uretroskopi. Sesuai dengan derajat aliran urine. Penyempitan dapat terjadi akibat
penyempitan lumennya, striktur urethra trauma atau infeksi. Gejala dan perjalanan
dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu: penyakit bervariasi berdasarkan penyebab
a. Ringan, jika oklusi yang terjadi kurang utama timbulnya penyempitan uretra.
dari 1/3 diameter lumen urethra. Penatalaksaan definitif yang dilakukan adalah
b. Sedang, jika terdapat oklusi 1/3 sampai prosedur uretrotomi, baik uretrotomi interna
dengan ½ diameter lumen urethra. maupun repair surgikal terbuka.
c. Berat, jika terdapat oklusi lebih besar dari
½ diameter lumen urethra. Daftar Pustaka
d. Pada penyempitan derajat berat, kadang 1. Wessel H, Keith W. Male urethral
kala teraba jaringan keras di korpus stricture: american urinary and erectile
spongiosum yang dikenal dengan functional outcome. American Urological
spongiofibrosis.5 Association Guidline. 2015;175:514-8.
Lisis striktur uretra dapat dilakukan 2. Guido B, Masimo L. Surgical treatment of
menggunakan pisau tajam yang ditambahkan anterior urethral stricture disease: brief
ke endoskop. Endoskop membantu melihat overview. International Braz Urol. 2015p;
langsung striktur selama pemotongan. Striktur 160:461-9.
biasanya diinsisi sirkumferensial dengan insisi 3. Brian S, Rajesh S. Urinary retention in
multipel. Pisau yang digunakan pada internal adults: diagnosis and initial management.
uretrotomi adalah pisau Otis atau pisau American Family Physician. 2016;92:643-
Sachse. Otis dikerjakan jika belum terjadi 8.
striktura total, sedangkan pada striktura yang 4. F Mandrelli, Rotoli B. Urethral stricture:
lebih berat, pemotongan striktura memakai analysis of 10-year follow-up. Urological
pisau sachse. Pada pasien ini, tindakan yang Journal Guidline. 2016;87:660-8.
dipilih menggunakan pisau sachse karena 5. Richard S, Geoffrey J, Matthew W. Male
striktur uretra yang dialami pasien lebih berat urethral stricture disease: urologic
dan pernah dilakukan operasi sebelumnya. disease in America. American Urological
Jika uretrotomi dibawah penglihatan langsung Journal. 2016;180:165-9.
gagal, repair surgikal terbuka harus dilakukan. 6. Kotb A. Fouad B. Post-Traumatic
Striktur pendek (≤2 cm) uretra anterior harus posterior urethral stricture: clinical
di eksisi secara komplit dan anastomosis consideration. Turkish Journal Of Urology.
primer dilakukan. Jika mungkin, segmen yang 2015;78:182-9.
dieksisi lebih luas 1 cm dari ujung striktur 7. Anger JT, Santucci R, Grossberg AL. The
untuk membuang spongiofibrosis dan morbidity of urethral stricture disease
memperbaiki penyembuhan post operatif. among male medicare beneficiaries:
Striktur >2cm dapat diatasi dengan patch graft diagnose and treatment. BMC Urol.
urethroplasty. Uretra diinsisi pada garis 2016;77:510-5.
Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017| 89
Rivandi A. Harista dan Syazili Mustofa |Striktur Uretra Pars Bulbosa

8. Peterson A, Webster G. Management of following urethroplasty. The Journal Of


urethral stricture disease: developing Urology. 2017;195:1107-12.
option for surgical intervention. BJU 10. Blakely S, Caza T, Landas S, Nikolavsky D.
International. 2017;80:971-6. Dorsal onlay urethroplasty for
9. Chapman D, Kinnaird A. Independent membranous urethral strictures: urinary
predictors of stricture recurrence: and erectile functional outcome. J Urol.
2016;195(5):1501-7.

Medula|Volume 7|Nomor 5|Desember 2017| 90

Anda mungkin juga menyukai