Proposal Mpa Otw..
Proposal Mpa Otw..
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (UU No. 36, 2009). Oleh karena itu kesehatan merupakan
dalam hal ini, kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan
nasional pada bidang kesehatan yaitu pada tiap kecamatan dibangun instansi
1
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas. Puskesmas
baik akan berkaitan erat dengan pasien. Dengan pelayanan kesehatan yang baik,
pelayanan tersebut. Jika suatu pelayanan kesehatan dapat dinilai positif oleh
masyarakat, maka akan berdampak baik pula pada puskesmas itu sendiri.
Dengan demikian akan ada rasa nyaman dan percaya pada puskesmas yang
memberikan pelayanan.
2014 tentang Puskesmas, serta Peraturan Menteri Kesehatan No. 44 Tahun 2016
2
perundangan tersebut, maka petugas pelayanan diharap dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan. Sehingga
setiap masyarakat atau pasien yang berhak mendapat fasilitas pelayanan dapat
terbagi dari 13 (tiga belas) puskesmas rawat inap dan 24 puskesmas non rawat
inap.
pelayanan. Namun, jika kepuasan pasien masih belum terpenuhi, maka itu
antara puskesmas maupun rumah sakit di era sekarang sangatlah ketat. Dengan
3
persaingan tersebut, dibutuhkan adanya pelayanan kesehatan secara prima.
Dalam hal ini pelayanan prima yang dimaksud adalah kepedulian kepada pasien
kepada organisasi.
harus ada tiga hal pokok, yaitu adanya pendekatan sikap yang berkaitan dengan
kepedulian kepada pasien, upaya melayani dengan tindakan terbaik, dan ada
mulai mengerti dan menuntut akan adanya kualitas pelayanan yang baik, dan
tidak menutup kemungkinan hal tersebut juga terjadi pada mayoritas pasien
Ketidakpuasan para pasien dapat terlihat melalui masih adanya keluhan dan
4
Di Puskesmas Pegandan, terdapat beberapa dokter dan perawat maupun
dengan baik. Namun masih terdapat kekurangan maupun kendala yang dialami
1. Kualitas sarana pelayanan kesehatan belum memadai dan lokasi yang tidak
strategis
Kondisi ini didasari oleh persepsi awal yang negatif dari masyarakat,
kurang memadainya area parkir, dan kurangnya ketersediaan loket yang mana
hanya terdapat satu loket dan mencakup seluruh loket yaitu, loket pendaftaran,
relatif lama untuk mengantre, serta keadaan gedung yang belum memenuhi
5
2. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan pasien
Hal ini ditandai dengan belum tersedianya mesin loket otomatis dan juga
meningkat pula. Bukan hanya itu, kepuasan pasien juga merupakan tolok ukur dari
Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang. Kepuasan itu sendiri dapat diukur
bukan hanya dalam pelayanan kesehatan atau pemeriksaan saja, melainkan dalam
Dari uraian latar belakang diatas, guna dapat meneliti lebih lanjut
berdasarkan sudut pandang kualitas pelayanan dan kepuasan pasien, maka peneliti
6
memilih judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan terhadap Tingkat
Semarang “.
B. Ruang Lingkup
jalannya dan arah dari penelitian. Dengan ruang lingkup juga dapat mendekatkan
penelitian akan melebihi batas kemampuan dari peneliti. Ruang lingkup dalam
2. Fokus Penelitian:
7
Puskesmas Pegandan. Serta ingin mengetahui pengaruh antara kualitas
kurangnya meliputi :
1. Persyaratan
2. Prosedur
3. Waktu pelayanan
6. Kompetensi pelaksana
7. Perilaku pelaksana
berikut :
1. Waktu Pelayanan
8
2. Biaya atau tarif
3. Perilaku pelaksana
C. Rumusan Masalah
masalah, maka dapat diketahui apa yang sebenarnya ingin diteliti dari
permasalahan dan latar belakang yang telah ada. Selain itu, dengan adanya
rumusan masalah, maka hal-hal yang akan di teliti tidak menyebar dan semakin
meluas tanpa ada batasan-batasan yang harus diteliti, sehingga apa yang
didapat justru tidak rinci. Oleh karena itu adanya rumusan masalah dapat
membuat penelitian semakin rinci dan terarah sesuai dengan apa yang
sebagai berikut:
9
2. Bagaimana tingkat kepuasan pasien di Puskesmas Pegandan, Kecamatan
Semarang?
permasalahan yang telah ada. Selain itu, dengan adanya tujuan dari
data yang dapat digunakan dalam penelitian. Bukan hanya itu, tujuan
penelitian juga dapat memperinci hasil yang akan didapat. Agar penelitian
tidak menyebar atau meluas tanpa batasan. Dan tujuan itu juga dapat
teliti.
10
1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Pegandan
a. Kegunaan Teoritis
b. Kegunaan Praktis
1. Bagi peneliti
2. Bagi puskesmas
11
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
E. Kerangka Teori
dengan hal itu Siswoyo dalam Mardalis (2003:42) mendefinisikan teori sebagai
kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Melalui Pengertian dan teori ini dapat
12
diketahui bahwa suatu barang atau jasa akan dinilai bermutu apabila dapat
konsumen tersebut. Artinya, mutu atau kualitas merupakan salah satu faktor
diantaranya:
3. Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, kualitas adalah standar yang harus
SDM, kualitas cara kerja, serta barang dan jasa yang dihasilkan. Kualitas juga
mempunyai arti yaitu memuaskan kepada yang dilayani, baik secara internal
13
atau masyarakat. Pelayanan yang berkualitas adalah pelayanan yang telah
memenuhi standar dan dilakukan secara maksimal yang harus dicapai oleh suatu
peralatan”.1
bawah ini:
adalah tidak kasat mata (tidak dapat diraba) dan melibatkan upaya manusia
pelayanan.
1
Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan, Pengembangan Model
Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal,Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2016, hal. 2
2
Ibid
14
Kualitas Pelayanan menurut Ibrahim dalam Hardiyansyah (2011:40),
suatu pelayanan.
berdasarkan apa yang dirasakan dari awal proses pelayanan sampai diterimanya
produk pelayanan.
15
Pelayanan dikatakan berkualitas atau memuaskan apabila pelayanan
pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak berkualitas atau tidak efisien. Karena
itu, kualitas pelayanan sangat penting dan selalu fokus pada kepuasan
pelanggan.
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
diberikan oleh aparatur pemerintah, perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah
suatu pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik atau buruk,
16
1. Kenampakan fisik (Tangible);
2. Reliabilitas (Reliability);
3. Responsivitas (Responsiveness);
4. Kompetensi (Competence);
5. Kesopanan (Courtesy);
6. Kredibilitas (Credibility);
7. Keamanan (Security);
8. Akses (Acsess);
9. Komunikasi (Communication);
17
3. Responsivitas (Responsiveness) adalah kerelaan untuk menolong
pengguna layanan.
maupun eksternal, pihak penyedia atau pemberi layanan harus selalu berupaya
Ukuran standar kualitas yang ditentukan oleh produsen barang atau jasa
belum tentu sama dengan ukuran standar kualitas yang ditentukan oleh
pelanggan. Dalam hal ini, sama halnya dengan anggapan penyedia layanan di
puskesmas dan juga pasien yang memiliki ukuran berbeda-beda. Jadi pada
18
hakekatnya, tingkat kepuasan sangat bersifat subjektif, sehingga akan sulit dalam
mengukurnya.
mengacu pada penerapan standar serta kode etik profesi yang baik saja, yang
tentang apa yang akan diterimanya bila dia membeli atau mengkonsumsi suatu
produk (barang atau jasa). Sedangkan kepuasan yang dirasakan adalah persepsi
19
pelanggan terhadap apa yang diterima setelah mengkonsumsi produk yang diberi
masyarakat adalah persepsi terhadap kualitas jasa. Apabila ditinjau lebih jauh,
masyarakat.
masyarakat.
tingkat kepuasan publik, terdapat lima faktor yang harus diperhatikan oleh
20
a. Kualitas produk/jasa
Publik akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa
b. Kualitas pelayanan
Publik akan merasa puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik
c. Emosional
d. Harga
e. Biaya
mengalami salah satu dari tiga tingkat kepuasan yang umum. Jika kinerja di
21
bawah harapan, masyarakat akan tidak puas. Jika kinerja sesuai dengan harapan,
masyarakat, yang dengan demikian akan menentukan sejauh mana negara telah
dan harapan masyarakat pelanggan terhadap pelayanan yang mereka terima, baik
berupa barang maupun jasa akan menciptakan kepuasan dalam diri mereka. Hal
ini selaras dengan tujuan pelayanan publik pada umumnya yaitu mempersiapkan
pelayanan publik tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan
22
cara mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh pemerintah untuk
yang diinginkan mereka, mencari cara penyampaian pelayanan yang paling baik
terhadap apa yang diberikan oleh pelayan dalam hal ini yaitu administrasi publik
adalah pemerintah itu sendiri dengan apa yang mereka inginkan, maksudnya
yaitu sejauh mana publik berharap apa yang akhirnya diterima mereka.
mewujudkan apa yang menjadi tugas dan fungsi utama dari organisasi yang
suatu kegiatan harus selalu berorientasi dan berkonsentrasi terhadap apa yang
menjadi tugasnya.
23
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat dinyatakan bahwa
pelanggan menimbulkan kualitas jasa. Hubungan dari dua variabel tersebut juga
disepakati oleh Cronin & Taylor (dalam Tjiptono; 2007), bahwa kepuasan
Tjiptono (2007) menyebutkan bahwa bila kinerja pada suatu atribut (attribute
yang bersangkutan, maka kepuasan dan kualitas jasa pun akan meningkat.
24
F. Perumusan Hipotesis
kebenaran dari pendapat tersebut, maka suatu hipotesis harus diuji atau
adanya hubungan antara variabel. Dalam notasi, hipotesis ini ditulis dengan
3
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif & Kuantitatif),Gaung
Persada Press, Jakarta, 2008, hal. 56
4
Arikunto dan Suharsimi, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 60
25
Adapun hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk:
berikut:
dan tulisan.
bentuk diagram.
26
2. Hipotesis model geometri yaitu :
Gambar 1
KESEHATAN PASIEN
Variabel X Variabel Y
G. Definisi Konsepsional
5
Iskandar, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kualitatif & Kuantitatif),
Gaung Persada Press. Jakarta. hal. 54
6
Ibid, hal. 55
27
1. Kualitas Pelayanan (X)
28