Anda di halaman 1dari 38

KATARAK

Samuel Raymond RW
Yohanes Edwin B
LENSA NORMAL
Posisi Lensa di Bola Mata
Anatomi

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg 93-103
Fisiologi
• Transparansi  untuk keperluan refraksi
• Avaskular, kapsul yang permeabel, dehidrasi relatif, glutation
• Metabolisme  sebagian besar untuk transpor aktif
• Sumber dari aqueous humour

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg
93-103
KATARAK
Definisi
• Kekeruhan lensa yang bersifat progresif
• Berasal dari katarrhakies  air terjun
• Faktor paling banyak : penuaan

PERDAMI. Katarak. Available from http:www.perdami.or.id. Cited on : Monday 18-03-2013 :


20:00
Epidemiologi
• Merupakan 51% kebutaan di dunia (20 juta jiwa)
• Onset di negara berkembang lebih cepat dibandingkan dengan
negara maju
• Perbandingan wanita : pria = 1:8
• Indonesia : 1,02% dari 1,47% kebutaan pada populasi
• Permasalahan : jumlah lansia yang semakin banyak

WHO. Cataract . Available from www.who.int. cited on Monday 18-03-2013 : 21:00


Soehardjo. Kebutaan Katarak : faktor risiko, gejala klinis, pengendalian. Jogja : UGM, 2008
Dampak katarak dalam aspek
kehidupan
• Indra penglihat mempunyai berbagai fungsi seperti binocular
vision, peripheral vision, kemampuan visuospasial, dan
penglihatan dari berbagai jarak.
• Kehilangan daya penglihatan sebelah mata dapat menurunkan
fungsi yang membutuhkan kemampuan dua bola mata seperti
visuospasial dan binocular.
• Fungsi visual mempunyai peran penting untuk kesehatan fisik
dan mental, salah satunya adalah mobilitas.
• Pada pasien usia lanjut, kehilangan daya penglihatan,
Penurunan persepsi jarak dan kontras secara independen
dapat meningkatkan risiko jatuh dan fraktur pinggul.

Collins N, Mizuiri D, Ravetto J, Lum FC. Cataract in the adult eye. San Fransisco : American
Academy of Ophthalmology; 2011. Page 4-6.
Etiologi
• Penyebab paling banyak : usia.
• Usia menyebabkan lensa menjadi lebih tebal dan berat.
• Produksi serat lensa terus menerus menyebabkan pengerasan
dan kompresi nukleus
• Faktor lain :
• Keturunan, kongenital
• Masalah kesehatan misalnya diabetes,
• Penggunaan obat tertentu
• Gangguan pertumbuhan
• Sinar UV
• Asap rokok
• Operasi mata
• trauma
Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg 93-103
Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Patofisiologi
• Katarak sinilis : lensa akan mengalami perubahan menjadi
lebih berat dan tebal & penurunan akomodasi
• Epitel sel lensa akan menurun pada usia lanjut
• Berkurangnya transportasi pada usia lanjut (termasuk
antioksidan)

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg
93-103
Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-
Hill; 2007. p 270-93.
Klasifikasi
• Berdasarkan cara didapat katarak dibagi menjadi
• Kongenital, acquired
• Berdasarkan morfologi, katarak diklasifikasikan menjadi
• Subkapsular, inti, kortikal
• Berdasarkan stadium kematangan yakni
• Insipien, imatur, matur, hipermatur

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg
93-103
Katarak Kongenital
• adalah katarak yang ditemukan pada bayi ketika lahir.
• Terjadi pada 3 dari 10.000 bayi, 2/3 kasus terjadi bilateral
• Dapat disebabkan oleh penyakit keturunan (autosomal dominan)
sebanyak 25% kasus, atau infeksi kongenital, penyakit metabolik,
malnutrisi.
• Penyakit Metabolik:
• Galacatoasemia
• Lowe Syndrome
• Fabry' disease
• Mannosidosis
• Infeksi Intrauterine
• Rubella
• Toksoplasmosis
• CMV
• varicella

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg 93-103
Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Katarak Kongenital
I. Congenital capsular cataracts
1. Anterior capsular cataract
2. Posterior capsular cataract
II. Polar cataracts
1. Anterior polar cataract
2. Posterior polar cataract
III. Nuclear cataract
IV. Lamellar cataract
V. Sutural and axial cataracts
1. Floriform cataract
2. Coralliform cataract
3. Spear-shaped cataract
4. Anterior axial embryonic cataract
VI. Generalized cataracts
1. Coronary cataract
2. Blue dot cataract
3. Total congenital cataract
4. Congenital membranous cataract

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg
93-103
Congenital cataracts. (A) Nuclear; (B) lamellar; (C) dense Congenital cataracts. (A) Flat anterior polar; (B)
lamellar with ‘riders’; (D) coronary; (E) dense blue dot; (F) pyramidal anterior polar; (C) anterior polar with
sutural and fine blue dot persistent pupillary membrane; (D) posterior
polar associated with Mittendorf dot; (E) ‘oil
droplet’; (F) membranous

Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Katarak Didapat
• kekeruhan terjadi akibat degenerasi lensa yang sudah
terbentuk sebelumnya. Mekanisme pasti mengapa terjadi
degenerasi tersebut masih belum jelas.
• Faktor-faktor seperti fisikia, kimia, dan biologis yang
mengganggu keseimbangan air dan elektrolit diduga
mempengaruhi kekeruhan lensa.
• Berdasarkan penyebab, dibagi menjadi
• Katarak Senilis
• Katarak Metabolik
• Katarak Trauma
• Katarak Sekunder

Kanski JJ. Clinical ophthalmology: a systematic approach – 7th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. P.
270-93.
Katarak Senilis
• paling sering dijumpai.
• Katarak ini biasanya bilateral, namun onset nya berbeda
antara mata.
• Berdasarkan letaknya, katarak senilis dapat terjadi di kortikal,
nukleus, dan subkapsular.
• Faktor-faktor yang berperan dalam katarak senilis: faktor
keturunan, radiasi UV, diet, riwayat dehidrasi, dan merokok.
• faktor-faktor yang dapat membuat onset menjadi lebih cepat :
faktor keturunan, DM (katarak nuklear), distrofi miotonik
(katarak subkapsular) dan dermatitis atopik.

Kanski JJ. Clinical ophthalmology: a systematic approach – 7th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. P.
270-93.
kortikal (katarak halus :
gambar atas kanan, atas kiri,
dan tengah kiri),

nukleus (katarak kasar :


gambar tengah kanan)

subkapsular (gambar bawah


kiri).

Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Mekanisme Kekeruhan.
1. Katarak senilis kortikal.
• Peningkatan usia/aging  penurunan protein, asam amino,
kalium  peningkatan konsentrasi natrium dan hidrasi lensa
 koagulasi protein yang ada di korteks  opasifikasi lensa
2. Katarak senilis nuklear.
• sklerosis nuklear yang berkaitan dengan dehidrasi dan
penebalan nukleus  terjadi peningkatan protein tidak
terlarut air  opasifikasi lensa

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg 93-103
Stadium Maturasi katarak
1. Katarak insipien
2. Katarak intumesen
3. Katarak imatur
4. Katarak matur
5. Katarak hipermatur
6. Katarak Morgagni

(A) Mature cataract; (B) hypermature cataract with


wrinkling of the anterior capsule; (C) Morgagnian cataract
with liquefaction of the cortex and inferior sinking of the
nucleus; (D) total liquefaction and absorption of the cortex
with inferior sinking of the lens

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg 93-103
Kanski JJ. Clinical ophthalmology: a systematic approach – 7th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007. P. 270-93.
Katarak Metabolik
• DM
• Hiperglikemia  kadar glukosa di humour aqueous ↑  glukosa
difusi ke lensa  Metabolisme glukosa menjadi sorbitol oleh aldose
reductase  Sorbitol terakumulasi di lensa overhidrasi osmotik
sekunder.
• Dermatitis atopi
• Terdapat pada 10% kasus
• Shield-like dense anterior subcapsular plaque, Posterior subcapsular
opacities
• Myotonic Distrophy
• Terdapat pada 90% kasus
• posterior subcapsular opacities
• Neurofibromatosis type 2
• Terdapat pada 60% kasus
• posterior subcapsular or capsular, cortical or mixed.

Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
(A) Diabetic snowflake cataract;
(B) advanced diabetic cataract;
(C) stellate posterior subcapsular
cataract in myotonic dystrophy;
(D) advanced left cataract in a patient
with myotonic dystrophy;
(E) bilateral advanced cataracts in
atopic dermatitis;
(F) shield-like anterior subcapsular
cataract in atopic dermatitis

Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Katarak Sekunder
• terbentuk akibat penyakit mata lainnya.
• Penyebab paling sering adalah uveitis anterior kronik.
(inflamasi di intraokuler  katabolisme pada batas darah-
aqueous atau darah-vitreous.
• Penyakit lain:
• Acute congestive angle-closure
• High (pathological) myopia
• Hereditary fundus dystrophies

Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
(A) Early uveitic
posterior subcapsular
cataract;
(B) uveitic anterior
plaque opacities;
(C) extensive posterior
synechiae and anterior
lens opacity;
(D) glaukomflecken

Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Katarak Trauma
• dapat terjadi akibat trauma
tajam, tumpul, sengatan listrik,
radiasi infra merah, dan radiasi
ion.

(A) Penetrating trauma;


(B) blunt trauma;
(C) electric shock and lightning strike;
(D) infrared radiation (glassblower's cataract);
(E) ionizing radiation

Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Gejala Klinis Katarak
• Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan
nyeri disertai gangguan penglihatan yang muncul secara
bertahap.
• Penglihatan kabur dan berkabut
• Fotofobia
• Penglihatan ganda
• Kesulitan melihat di waktu malam
• Sering berganti kacamata
• Perlu penerangan lebih terang untuk membaca
• Seperti ada titik gelap didepan mata

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg 93-103
Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Gejala Klinis katarak menurut tempat terjadinya sesuai anatomi lensa :
• Katarak Inti/Nuclear
• Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat ,dan untuk
melihat dekat melepas kaca mata nya
• Penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning , lensa akan
lebih coklat
• Menyetir malam silau dan sukar
• Katarak Kortikal
• Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga
mengganggu penglihatan
• Penglihatan jauh dan dekat terganggu
• Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
• Katarak Subscapular
• Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa, tepat jalan sinar masuk
• Dapat terlihat pada kedua mata
• Mengganggu saat membaca
• Memberikan keluhan silau dan ”halo” atau warna sekitar sumber cahaya
• Mengganggu penglihatan

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg 93-103
Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan olftalmologis
1. visual acuity testing.
2. oblique illumination
examination.
3. test for iris shadow.
4. distant direct ophthalmoscopic
examination.
5. Slit-lamp examination.

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology – 4th ed. New Delhi: New Age International Publishers; 2007. p.93-103
Diagnosis Banding
• Katarak kongenital dengan tanda leukokoria retinoblastoma, retinopathy of
prematurity, persistent hyperplastic primary vitreus (PHPV)
• Immature senile cataract (ISC) dapat didiagnosis banding dengan sklerosis nukleus
Katarak imatur Sklerosis nukleus
Penurunan visus progresif tanpa nyeri Penurunan visus progresif tanpa nyeri
Lensa berwarna abu Lensa berwarna abu
Bayangan iris ada Bayangan iris tidak ada
Titik hitam pada cahaya merah yang diamati pada Tidak ada titik hitam pada cahaya merah
olftalmoskopi langsung dari kejauhan
Pemeriksaan slit-lamp menunjukkan area korteks katarak Pemeriksaan slit-lamp bersih
Tajam penglihatan tidak membaik dengan pin-hole Tajam penglihatan membaik dengan pin-hole

• Katarak matur dapat didiagnosis banding dengan penyebab lain refleks pupil putih
(leukokoria)
Katarak matur Leukokoria
Refleks putih pada area pupil Refleks putih pada area pupil
Ukuran pupil normal Ukuran pupil semidilatasi
Gambaran purkinje keempat tidak ada Gambaran purkinje keempat ada
Pemeriksaan slit-lamp menunjukkan lensa katarak Pemeriksaan slit-lamp menunjukkan lensa dengan refleks
putih di belakang lensa
USG normal USG peningkatan opasitas pada kavitas vitreus
Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology – 4th ed. New Delhi: New Age International Publishers; 2007. p.93-103
Tatalaksana

Bedah Non bedah


Causa : kontrol DM,
ICCE obat katarogenik

Menunda progresi

ECCE Meningkatkan
penglihatan

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology – 4th ed. New Delhi: New Age International Publishers; 2007. p.93-103
Ekstraksi katarak intrakapsular
(ICCE)
• Intracapsular cataract extraction
• seluruh lensa katarak dgn kapsul intak diangkat
• sudah jarang dilakukan sejak adanya ECCE
• Indikasi: (saat ini) sublukasi dan dislokasi lensa

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg 93-103
Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
ICCE
A, passing of superior
rectus suture;
B, fornix based
conjunctival flap;
C, partial thickness
groove;
D, completion
of corneo-scleral
section;
E, peripheral iridectomy;
F, cryolens extraction;
G&H, insertion of
Kelman multiflex
intraocular lens in
anterior chamber;
I, corneo-scleral
suturing.

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology – 4th ed. New Delhi: New Age International Publishers; 2007. p.93-103
Ekstraksi katarak ekstrakapsular
(ECCE)
• sebagian besar bagian anterior dengan epitel, nukleus, dan
korteks diangkat, tetapi kapsul posterior dipertahankan intak
• Indikasi : semua (anak & dewasa)
• kontraindikasi: sublukasi atau dislokasi lensa
• Teknik :
• Conventional extracapsular cataract extraction (ECCE),
• Manual small incision cataract surgery (SICS),
• Phacoemulsification

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi : New Age Publishers, 2007. pg 93-103
Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
Conventional
extracapsular cataract
extraction (ECCE),
A, anterior capsulotomy can-
opener's technique;
B, removal of anterior capsule;
C, completion of
corneo-scleral section;
D, removal of nucleus (pressure
and counter-pressure method);
E, aspiration of cortex;
F, insertion of inferior haptic of
posterior chamber IOL;
G, insertion of superior haptic of
PCIOL; H, dialing of the IOL;
I, corneo-scleral suturing.

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology – 4th ed. New Delhi: New Age International Publishers; 2007. p.93-103
phacoemulsification

Manual small incision cataract surgery (SICS)


Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology – 4th ed. New Delhi: New Age International Publishers; 2007. p.93-103
Komplikasi Operasi
• Rupture of the posterior lens capsule
• Posterior loss of lens fragments
• Posterior dislocation of IOL
• Suprachoroidal haemorrhage
• Acute postoperative endophthalmitis
• Delayed-onset postoperative endophthalmitis
• Posterior capsular opacification
• Anterior capsular fibrosis and contraction
• Malposition of IOL
• Cystoid macular oedema
• Retinal detachment

Eva PR, Whitcher JP. Vaughan&Asbury’s General Ophthalmologi 16 th ed. New york : mcGraw-Hill; 2007. p 270-93.
DAFTAR PUSTAKA
• PERDAMI. Katarak. Available from:
http://www.perdami.or.id/?page=news_seminat.detail&id=2. [cited on: Monday,
18/03/2013, 20:00].
• WHO. Cataract. Available from :
http://www.who.int/blindness/causes/priority/en/index1.html (cited on Monday
18 March 2013 : 21:00)
• Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology – 4th ed. New Delhi: New Age
International Publishers; 2007. p.93-103
• Soehardjo. Kebutaan katarak: faktor risiko, gejala klinis, dan pengendalian.
[Disertasi]. Jogjakarta: Universitas Gajah Mada; 2008.
• Eva PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury's General Ophthalmology 16th Edition.
New York: McGraw-Hill; 2007. p.105-20
• Kanski JJ. Clinical ophthalmology: a systematic approach – 7th ed. Philadelphia:
Saunders Elsevier; 2007. P. 270-93.
• Artini W, Hutauruk JA, Yudisianil. Pemeriksaan Dasar Mata. Jakarta : Departemen
Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM; 2011. Halaman 74-76.
• Collins N, Mizuiri D, Ravetto J, Lum FC. Cataract in the adult eye. San Fransisco :
American Academy of Ophthalmology; 2011. Page 4-6.

Anda mungkin juga menyukai