Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


PADA PASIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN
(RPK)

Dosen Pembimbing :
Ns. Suwarningsih Suharto, S.Kep, M.Kep

Di susun oleh:
Kelompok
Ketut Sartini
Dewi Sunarsih
Miftahul Jannah
Nurkholis Wadud

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMAD HUSNI


THAMRIN PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
A. TOPIK
Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial dan Spiritual

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.
b. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.
c. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.
d. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang
biasa dilakukannya.
e. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum obat.

C. LANDASAN TEORI
a. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain (Yosep, 2007; hal, 146).
Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut,
manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik
emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga
menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan
pada orang lain.
Pasien jiwa yang mengalami perilaku kekerasan umumnya tidak dapat
mengendalikan kemarahannya dengan baik. Sehingga emosinya sangat labil dan
membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya.
Namun pada pasien jiwa dengan perilaku kekerasan yang sudah mampu
bekerja sama dengan perawat hendaknya diajarkan tentang perilaku kekerasan
yang pasien alami, mulai dari stimulasi penyebab kemarahannya, tanda dan
gejala kemarahannya, yang dilakukannya saat marah atau perilaku
kekerasannya, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya dan juga
cara mencegah perilaku kekerasan baik dengan cara kegiatan fisik, interaksi
sosial, kegiatan spiritual maupun dengan cara patuh minum obat agar perilaku
kekerasan yang dilakukannya dapat terkendali dengan baik.
Prilaku kekerasan adalah suatu bentuk prilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis. Prilaku kekerasan dapat di
lakukan secara verbal, di arahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
(modul MPKPT)
Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi
psikoterapi terhadap sejumlah klien pada waktu yang sama yang bertujuan
untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antara anggota
yang memiliki karakteristik yang sama.
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai latihan mempresepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang dialami. Kemampuan persepsi klien dievaluasi
dan ditingkatkan tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap
berbagai stimulasi dalam kehidupan menjadi adaptif Perilaku kekerasan adalah
suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau
marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).
b. Tanda dan gejala prilaku kekerasan
Data prilaku kekerasan dapat di peroleh melalui observasi atau wawancara
tentang prilaku berikut ini:
a) Fisik
1. Mata melotot atau pandangan tajam
2. Tangan mengepal
3. Rahang mengatup
4. Wajah memerah
5. Postur tubuh kaku
b) Verbal
1. Mengancam
2. Mengumpat dengan kata-kata kotor
3. Suara keras
4. Bicara kasar, ketus
c) Perilaku
1. Menyerang orang lain
2. Melukai diri sendiri/orang lain
3. Merusak lingkungan
4. Amuk/agresif
d) Faktor yang Berhubungan
1. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan amarah
2. Stimulus lingkungan
3. Konflik interpersonal
4. Status mental
5. Putus obat
6. Penyalahgunaan narkotik/alkoholik
e) Data Utama
1. Sikap bermusuhan
2. Melukai diri/orang lain
3. Merusak lingkungan
4. Perilaku amuk/agresi

c. TAK ( Terapi aktifitas kelompok )


a) Definisi
TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan adalah terapi yang
menggunakan aktivitas sebagai latihan mempresepsikan stimulus yang
disediakan atau stimulus yang dialami. Kemampuan persepsi klien
dievaluasi dan ditingkatkan tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon
klien terhadap berbagai stimulasi dalam kehidupan menjadi adaptifisi
b) Aktifitas
1. Tak stimulasi persepsi : mengenal prilaku kekerasan yang biasa di
lakukan
2. Tak stimulasi persepsi : Mencegah prilaku kekerasan fisik
3. Tak stimulasi persepsi : mencegah prilaku kekerasan sosial
4. Tak stimulasi persepsi : mencegah prilaku kekerasan spritual
5. Tak stimulasi persepsi : Mencegah prilaku kekerasan dengan patuh
mengkonsumsi obat
c) Prinsip TAK : prinsip yang di gunakan dalan TAK adalah :homogen (pasien
yang sejenis dengan ganguan stimulasi persepsi prilaku kekerasan)
d) Persiapan melakukan TAK
1. Persyaratan Umum kriteria peserta
 Klien yang tidak terlalu gelisah.
 klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya
Terapi Aktifitas Kelompok
 Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu
berinteraksi dalam kelompok kecil
 Klien tenang dan kooperatif
 Kondisi fisik dalam keadaan baik
 Mau mengikuti kegiatan terapi aktivitas
 Klien yang dapat memegang alat tulis
2. Tata Tertib :
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Berpakaian rapi dan bersih
c. Peserta tidak diperkenankan makan, minum dan merokok selama
kegiatan TAK
d. Peserta boleh meninggalkan ruangan sebelum tata tertib dibacakan
selama 5 menit, dan bila peserta tidak kembali ke ruangan maka
peserta tersebut diganti peserta cadangan
e. Peserta tidak diperkenankan meninggalkan ruangan setelah tata tertib
dibacakan. Bila peserta meninggalkan ruangan dan tidak bisa
mengikuti kegiatan lain setelah dibujuk oleh fasilitator, maka peserta
tersebut tidak dapat diganti oleh peserta cadangan.
f. Peserta hadir 5 menit sebelum kegiatan dimulai
g. Peserta yang ingin mengajukan pertanyaan, mengangkat tangan
terlebih dulu dan berbicara setelah dipersilahkan.
h. TAK berlangsung selama 45 menit dari pukul 08.30 sampai 09.15.
D. KLIEN
1. Kriteria klien
a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama denga
perawat.
b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.

2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yng masuk kriteria.
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan
aturan main dalam kelompok.
3. Jumlah klien
4 orang klien resiko prilaku kekerasan
4. Daftar nama klien
 Chika Wahyu S
 Nuraulia
 Tenny Ramayanti
 Siti Afriyani

E. PENGORGANISASIAN
a. Leader, bertugas :
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2. Memimpin jalannya terapi kelompok.
3. Memimpin diskusi.
b. Co-Leader, bertugas :
1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4. Menggantikan leader jika terhalang tugas.
c. Fasilitator, bertugas :
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2. Memotivasi anggota dalm ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3. Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6. Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah.
d. Observer, bertugas :
1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat,
dan jalannya acara.
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok
dengan evaluasi kelompok.
e. Setting tempat
1. Terapis dan klien duduk berhadapan dan berdampingan.
2. Ruangan nyaman dan tenang

KLIEN

CO-L
KLIEN

Fasilitator KLIEN

KLIEN Observer

Keterangan :
: Leader
: Co-leader
: Pasien
: Fasilitator
: Observer
F. PROSES PELAKSANAAN
Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.
2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan
gejala marah).
3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan).
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal :
Waktu :
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa Universitas MH Thamrin
Tim Terapis
Leader : Miftahul Jannah
Co-Leader : -
Fasilitator : Ketut Sartini
Dewi Sunarsih
Observer : Nurkholis Wadud

Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard
2. Kapur/spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien

Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan
1. Persiapan (Pra Interaksi)
a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif.
b. Membuat kontrak dengan klien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).
3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan masalah yang dirasakan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Fase Kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah.
1) Tanyakan pengalaman tiap klien.
2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh
penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan
gejala).
2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,
merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, dan memukul diri
sendiri.
1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.
2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard
d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering
dilakukan untuk diperagakan.
e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak
berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dank lien yang melakukan
perilaku kekerasan).
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.
g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan.
1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.
2) Tuliskan di Papan tulis/flipchart/whiteboard
h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.
i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan klien terlibat.
j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan; dan
akibat perilaku kekerasan.
k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat
menghadapi kemarahan.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab
marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta
akibat perilaku kekerasan.
2) Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala; perilaku
kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan
yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan
gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Memberi tanggapan tentang
Nama
No Penyebab PK Tanda&gejala Perilaku
Klien Akibat PK
PK kekerasan
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri
tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 1, TAK
stimulasipersepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab
perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan
gejala yang dirasakan (“gregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang
dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke
rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua
dirasakan selama di rumah sakit.
Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku
kekerasan.
3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal :
Waktu :
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa

Tim Terapis
Leader : Miftahul Jannah
Co-Leader :-
Fasilitator : Ketut Sartini
Dewi Sunarsih
Observer : Nurkholis wadud

Alat
1. Kasur/kantong tinju/gendang
2. Papan tulis/flipchart/whiteboard
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien

Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan (Pra Interaksi)
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan
nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan; penyebab; tanda dan
gejala; perilaku kekerasan dan akibatnya.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Fase Kerja
a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.
1) Tanyakan kegiatan: rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa
dilakukan klien.
2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard
b. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan
kemarahan secara sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul
kasur/bantal, menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal
pasir tinju, dan memukul gendang.
c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang yang dapat dilakukan.
d. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang dipilih.
1. Terapis mempraktikkan
2. Klien melakukan redemonstrasi.
e. Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara penyaluran
kemarahan.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Upayakan semua klien berperan aktif.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika
stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari.
3) Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan
yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir
evaluasi sebagai berikut.
No. Nama Klien Mempraktikan cara fisik Memperaktikan cara pisik
yang pertama yang kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua cara fisik
untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda
jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan, klien mampumempraktikkan tarik napas dalam, tetapi
belum mampu mempraktikkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu klien
mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial
Tujuan
1. Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa.
2. Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal :
Waktu :
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa

Tim Terapis
Leader : Miftahul Jannah
Co-Leader :-
Fasilitator : Ketut Sartini
Dewi Sunarsih
Observer : Nurkholis Wadud
Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien

Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan
1. Persiapan (Pra Interaksi)
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan.
4) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan.
5) Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah
dilakukan
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Fase Kerja
a. Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari
orang lain.
b. Menuliskan cara-cara yang yang disampaikan klien.
c. Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan, yaitu “saya
perlu/ingin/minta . . ., yang akan saya gunakan untuk. . .”.
d. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara poin c.
e. Ulangi sampai semua klien mencoba.
f. Memberikan pujian pada peran serta klien.
g. Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati
pada orang lain, yaitu “saya tidak dapat melakukan. . .” atau ”saya tidak
menerima dikatakan. . .” atau “saya kesal dikatakan seperti. . .”.
h. Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara poin d.
i. Ulangi h sampai semua klien mencoba.
j. Memberikan pujian pada peran serta klien.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi sosial yang
asertif, jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif
secara teratur.
3) Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan
klien yang diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial.
Formulir evaluasi sebagai berikut.

Memperagakan Memperagakan Memperagakan cara


Nama klien cara meminta cara nolak yang mengungkapkan
No.
tanpa paksa baik kekerasan yang baik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan
perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,
mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda jika klien mampu dan beri
tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada
catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 3,TAK
stimulasi persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara
meminta tanpa paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan.
Anjurkan klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).
Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual
Tujuan
Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal :
Waktu :
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa

Tim Terapis
Leader : Miftahul jannah
Co-Leader :-
Fasilitator : Ketut Sartini
Dewi Sunarsih

Observer : Nurkholis Wadud

Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien

Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran/simulasi
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 3.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk
mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah
perilaku kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Fase Kerja
a. Menanyakan agama dan kepercayaan masing- masing klien.
b. Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing- masing klien.
c. Menuliskan kegiatan ibadah masing- masing klien.
d. Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.
e. Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.
f. Memberikan pujian pada penampilan klien.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah
dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang
asertif, dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan
terjadi.
2) Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif,
dan kegiatan ibadah secara teratur.
3) Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.
c. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.
2) Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 4, kemampuan
klien yang diharapkan adalah kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku
kekerasan. Formulir evaluasi sebagai berikut.
No. Nama klien Mempraktikan kegiatan Mempraktikan kegiatan
ibadah pertama ibadah kedua
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
petunjuk
Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
1. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua
kegiatan ibadah saat TAK. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika
klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4,TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah.
Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal kegiatan).
Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat
Tujuan
1. Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat.
2. Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat.
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Hari/Tanggal : Kamis, 16 Oktober 2018
Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai
Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)
Terapi kelompok (25 menit)
Penutup (10 menit)
Tempat : Rumah Sakit Jiwa

Tim Terapis
Leader : Miftaful Jannah
Co-Leader :-
Fasilitator : Ketut Sartini
Dewi Sunarsih
Observer
: Nurkholis Wadud
Alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis
2. Buku catatan dan pulpen
3. Jadwal kegiatan klien
4. Beberapa contoh obat.

Metode
1. Dinamika kelompok
2.Diskusi dan tanya jawab

Langkah kegiatan
1. Persiapan (Pra Interaksi)
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta
perilaku kekerasan.
3) Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif dan kegiatan
ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.
c. Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mencegah
perilaku kekerasan.
2) Menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
3. Fase Kerja
1) Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna (upayakan
tiap klien menyampaikan).
2) Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.
3) uliskan di whiteboard hasil a dan b.
4) Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum
obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.
5) Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secar bergiliran.
6) Berikan pujian pada klien yang benar.
7) Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard).
8) Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).
9) Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
perilaku kekerasan/kambuh.
10) Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
perilaku kekerasan/kambuh.
11) Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian
tidak patuh minum obat.Memberi pujian setiap kali klien benar.
4. Fase Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.
3) Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.
b. Tindak lanjut
1) Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang
asertif, kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku
kekerasan.
2) Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien
c. Kontrak yang akan datang
Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati jika klien
perlu TAK yang lain.
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan klien yang
diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum
obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.
Nama Klien Menyebutkan 5 Menyebutkan Menyebutkan
benar minum keuntungan akibat tidak patuh
No.
obat minum obat minum obat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar cara
minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Beri
tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5,TAK stimulasi
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan lima benar cara minum
obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh
minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu
klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.
G. ANTISIPASI TERHADAP MASALAH

a. Klien yang pasif (tidak efektif).


b. Klien yang drop out (meninggalkan area TAK).

H. EVALUASI PELAKSANAAN (TAK)


Evalusi struktur
a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

Evalusi proses
a. Leder dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.

Evalusi hasil
Diharapkan 80% dari kelompok mampu:
a. Memperkenalkan diri
b. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami.
c. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami.
d. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi.
e. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan
DAFTAR PUTAKA

Keliat, Budi Anna dan Akemat.2005.Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas


Kelompok.Jakarta:EGC

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Jiwa : aplikasi Praktik Klinik. Graham Ilmu:


Yogyakarta.

Keliat. B. A and Akemat. (2009). “Mode Praktik Keperawatan Profesional Jiwa”. Jakarta:
ECG.

Stuart dan Sundeen. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3. Jakarta: EGC.
Yosep, Ivus. (2010). “Keperawatan Jiwa”. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai